Anda di halaman 1dari 6

PELATIHAN KEPEMINPINAN ADMINISTRATOR ANGGKATAN IV TAHUN 2023

NAMA : MAYSYARAH, S.Pi


NDH :
TUGAS : KEPEMIMPINAN KINERJA
IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KINERJA DALAM PENGELOLAAN PERIKANAN BUDIDAYA
BERKELANJUTAN

PENDAHULUAN
Dalam rangka untuk melakukan peningkatan kinerja pegawai terutama di Bidang Pengelolaan
Perikanan Budidaya diperlukan adanya pejabat administrator yang memiliki peran dan tanggung
jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan public serta administrasi yang mana
diperlukan proses yang memakan waktu relative lama, dimana semua pegawai organisasi Dinas
Perikanan umumnya dan pegawai organisasi pada bidang pengelolaan perikanan budidaya
khususnya harus mencerminkan nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu organisasi. Pelayanan
public yang dikelola dan dikendalikan dengan baik, merupakan bagian integral dari peningkatan
kualitas kinerja unit organisasi menuju terwujudnya word class bureaucracy. Sosok pejabat
administrator tersebut harus telah memenuhi kriteria kepemimpinan manajemen kinerja yang
dilakukan oleh Pejabat administrator.

Undang-Undang No. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas Undang Undang Perikanan No.
31 tahun 2004 tentang Perikanan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017
tentang Pembudidayaan Ikan dan Peraturan Bupati Hulu Sungai Utara Nomor 28 Tahun 2021
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Hulu Sungai Utara (Berita Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2021 Nomor 28).

Masa depan perikanan dunia ada pada subsector perikanan budidaya, semua produksi
perikanan yang ada pada subsector tersebut, diyakini akan bisa menggantikan peran saudara tuanya,
subsector perikanan tangkap yang sudah mengalami kejenuhan sangat tinggi, oleh karenanya perlu
dikembangkan konsep perikanan budidaya berkelanjutan dan bertanggungjawab, tujuannya agar
perikanan budidaya bisa menjadi kegiatan yang ramah lingkungan.
PEMBAHASAN
Sebagai upaya penyelenggaraan perikanan budidaya berkelanjutan dalam pembangunan
perikanan di Kabupaten Hulu Sungai Utara maka diperlukan adanya kearifan local yang menunjang
dalam pengembangan penyelenggaran perikanan budidaya ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa
Kabupaten Hulu Sungai Utara yang memiliki luas 892,7 km 2 atau 2,38% dari keseluruhan luas wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dilintasi sungai Balangan dan Sungai
Tabalong serta didominasi 89% rawa dari luas total Kabupaten Hulu Sungai Utara, kondisi ini
merupakan potensi besar dalam pengembangan usaha perikanan baik perikanan tangkap dan
perikanan budidaya. Dalam pembangunan perikanan dengan terjadinya peningkatan akan
komoditas perikanan untuk memenuhi konsumsi domestic yang ditandai dengan terjadinya
peningkatan angka konsumsi ikan setiap tahunnya, oleh karenanya diperlukan kontribusi perikanan
budidaya dalam total produksi perikanan.

Dalam rangka pengelolaan perikanan budidaya berkelanjutan Dinas Perikanan melalui bidang
pengelolaan perikanan budidaya telah melakukan upaya perbaikan melalui prinsip-prinsip yang
dilakukan dalam proses pelaksanaan pembudidayaan ikan dengan prinsip cara berbudidaya ikan
yang baik (CBIB).

Pelaku usaha budidaya dalam hal ini adalah petani pembudidaya ikan yang memiliki peranan
yang paling besar dalam proses penyelenggaraan perikanan budidaya yang berkelanjutan harus
mendapatkan perhatian, pembinaan, sosialisasi, alih teknologi untuk mewujudkan penyelenggaran
perikanan budidaya berkelanjutan, yang mana dengan adanya penyelenggaraan perikanan budidaya
yang berkelanjutan dengan adanya SOP pembudidayaan yang dalam hal ini dikenal dengan istilah
cara berbudidaya ikan yang baik (CBIB) merupakan managemen penyelenggaran budidaya yang
merupakan kebijakan yang pada praktiknya merupakan kerja sama keterpaduan dan keselarasan
antara pelaku usaha budidaya sebagai factor dominan yang utama dan kepemimpinan Aparatur Sipil
Negara sebagai abdi Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Yang mana selaku
Aparatur Sipil Negara yang dalam hal ini sebagai orang yang harus melayani kebutuhan rakyat bukan
hanya sekedar kinerja pelayanan yang mudah dan memudahkan akan tetapi kinerja organisasi
pelayan public yang dikelola secara berkesinambungan akan memperkuat eksitensi Negara dan
dengan sendirinya merupakan wujud upaya bela Negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 pembudidayaan


ikan memiliki peranan yang penting dalam mendukung upaya pemenuhan pangan yang sehat dan
dapat diterima oleh lapisan masyarakat. Namun demikian disisi lain terdapat beberapa isu dalam
kegiatan pembudidayaan ikan yang perlu untuk mendapatkan perhatian dari semua pihak, baik
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun pihak lainnya yang terkait dengan
kegiatan pembudidayaan ikan. Isu-isu tersebut antara lain terkait dengan pemanfaatan air dan lahan
untuk pembudidayaan ikan, serta kelestarian sumberdaya ikan dan lingkunganya. Oleh karenanya
diperlukan upaya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan agar dapat mencapai manfaat
ekonomi yang optimal dengan tetap menjamin kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya.

Ada beberapa isu yang perlu dilakukan perubahan terhadap pelaku usaha perikanan budidaya
sehingga dapat menciptakan pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan, sehingga tercipta
tata kelola budidaya yang baik, tidak saja pada internal pelaku usaha akan tetapi juga pada aparatur
sipil Negara selalu pengawas dan Pembina dalam jalannya kegiatan pembudidayaan, antara lain
sebagai berikut :

1. Masih rendahnya pemahaman pelaku usaha budidaya terhadap SOP pembudidayaan;


2. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas SDM pada Dinas Perikanan terutama pada Bidang
Pengelolaan Perikanan Budidaya;
3. Masih rendahnya standar sarana prasarana budidaya;
4. Kurang tepatnya penanganan hama penyakit ikan pada proses pembudidayaan ikan;
5. Pelaku Usaha belum maksimal melakukan usaha budidaya ikan;
6. Rendahnya kualitas benih yang digunakan;
7. Harga pakan yang tinggi tidak diimbangi dengan harga jual produksi

Tabel Validasi Kualitas ISU APKL

No Isu A P K L Total
1. Masih rendahnya pemahaman pelaku usaha √ √ √ √ Ya
budidaya terhadap SOP pembudidayaan
2. Masih rendahnya kuantitas dan kualitas SDM √ √ - - Tidak
pada Dinas Perikanan terutama pada Bidang
Pengelolaan Perikanan Budidaya
3. Masih rendahnya standar sarana prasarana √ √ - - Tidak
budidaya
4. Kurang tepatnya penanganan hama penyakit √ √ - √ Tidak
ikan pada proses pembudidayaan ikan
5. Pelaku Usaha belum maksimal melakukan usaha √ √ - √ Tidak
budidaya ikan
6. Rendahnya kualitas benih yang digunakan √ √ √ √ Ya
7. Harga pakan yang tinggi tidak diimbangi dengan √ √ √ √ Ya
harga jual produksi
Keterangan : A : Aktual, P : Problematik, K : Kekhalayakan, L : Layak
Selanjutnya untuk menentukan prioritas isu, isu tersebut kemudian dianalisis lagi dengan
menggunakan metode USG dengan rentang penilaian 1 – 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat
kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar.
Urgency yaitu seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
Seriounsness yaitu seberapa serius suatu isu harus di bahas yang dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan. Growth di definiskan sebagai seberapa besar memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani dengan segera.
Tabel USG

No Isu U S G Total
1. Masih rendahnya pemahaman pelaku usaha budidaya 4 5 4 13
terhadap SOP pembudidayaan
2. Rendahnya kualitas benih yang digunakan 5 5 5 15
3. Harga pakan yang tinggi tidak diimbangi dengan harga 5 4 3 12
jual produksi

KESIMPULAN DAN SARAN


Untuk meningkatkan keberlanjutan usaha budidaya ikan dengan standar cara budidaya ikan
yang baik yang perlu dilakukan percepatan penangannya adalah dari kualitas benih yang harus
diberikan perhatian khusus oleh Pemerintah Daerah terutama Dinas Perikanan yang merupakan
SKPD yang diberikan tugas dan fungsi terkait penanganan pembangunan perikanan. Saat ini, hampir
semua pelaku usaha mendapatkan benih dari penjual benih yang kurang jelas asal usul benih karena
pada dasarkan pelaku usaha memang kurang memahami terkait kualitas benih unggul. Namun dari
hal tersebut maka Dinas Perikanan melalui Bidang Pengelolaan Perikanan Budidaya terus
mengadakan sosialisasi, pembinaan dan alih teknologi untuk memberikan perlakuan kepada benih
yang akan mereka tebar dalam wadah-wadah pembudidayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Pemerintah Indonesia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 Tentang
Pembudidayaan Ikan

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor Kep.02/MEN/2007 tentang Cara Budidaya Ikan
Yang Baik
Setia Budi dan Mochamad Fatmawati (2021) Model Manajemen Perubahan Sektor Publik Pelatihan
Kepemimpinan Administrator. LAN Jakarta
Wahyu Suprapti (2021) Modul Kepemimpinan Transformational Pelatihan Kepemimpinan
Administrator. LAN Jakarta
 

Anda mungkin juga menyukai