Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN INDIVIDU

STUDI LAPANGAN
PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
KOTA YOGYAKARTA

OLEH;
PENGAJAR/WI :
TUGAS : TUGAS INDIVIDU ASYNCHRONOUS
NAMA : SITI MARHAMAH, S.Sos
JABATAN : SEKRETARIS
UNIT KERJA : DINAS KEPEMUDAAN, OLAHRAGA DAN PARIWISATA
KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA
NDH : 40

PESERTA PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR

ANGKATAN V TAHUN 2023

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TAHUN 2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang Dilaksanakanya Stula ...................................

B. Ruang Lingkup........................................................................

C. Hasil dan Manfaat...................................................................

BAB II HASIL STUDI LAPANGAN (STULA) ...........................................

A. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA LOKUS ....................

B. DESKRIPSI LOKUS................................................................

1. Profil Organisasi Lokus .....................................................

2. Sejarah Berdirinya DPMPTSP Kota Yogyakarta................

3. Visi dan Misi DPMPTSP Kota Yogyakarta ........................

4. Tupoksi, Rincian Tugas dan Struktor Organisasi


DPMPTSP Kota Yogyakarta .............................................
C. DESKRIPSI PROFIL LAYANAN LOKUS ................................

1. Profil Layanan Lokus DPMPTSP Kota Yogyakarta ..........

2. Keunggulan dan Prestasi (Key Succes Factors)...............

3. Strategi Pengawasan .......................................................

D. ISSU-ISSU STRATEGI LOKUS..............................................

BAB III DESKREPSI LESSON LEARNT .................................................

A. STRATEGI LESSON LEARNT ...............................................

B. DESKRIPSI ADOPSI DAN ADAPTASI ...................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................

A. KESIMPULAN ........................................................................

B. SARAN ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG DILAKSANAKAN STULA

Dalam rangka mendukung terwujudnya world class bureaucracy, pada


setiap instansi pemerintah diperlukan sosok pejabat administrator yang memiliki
tanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan bagi keberlangsungan unit
organisasi, yaitu dalam peningkatan kinerja unit organisasi yang dilakukan oleh
pejabat pengawas dan pejabat pelaksana dalam memberikan pelayanan publik.
Pelayanan publik yang dikelola dan dikendalikan dengan baik, merupakan bagian
integral dari peningkatan kualitas kinerja unit organisasi.
Sosok pejabat administrator yang dapat memainkan peran tersebut adalah
pejabat yang telah memenuhi kriteria kepemimpinan manajemen kinerja,
sehingga cepat atau lambatnya peningkatan kinerja organisasi akan ditentukan
oleh kualitas manajemen kinerja yang dilakukan oleh pejabat administrator.
Melalui Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) ini, peserta pelatihan
diharapkan mempunyai Kompetensi Manajerial Jabatan Administrator dan
Kompetensi Pemerintahan sebagai Administrator sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil
Negara dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 108 Tahun 2017 tentang
Kompetensi Pemerintahan. Dengan penguasaan kompetensi tersebut secara
terintegrasi, diharapkan dapat mewujudkan sosok kepemimpinan berkinerja yang
diperoleh melalui PKA yang diindikasikan dengan kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun karakter dan sikap perilaku kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas, menjunjung tinggi etika birokrasi yang berwawasan
kebangsaan, serta bertanggung jawab dalam mempimpin seluruh kegiatan
pelayanan publik di unit instansinya sebagai bentuk kemampuan
kepemimpinan Pancasila dan Nasionalisme;
2. Mengaktualisasikan kepemimpinan kinerja dan manajemen kinerja sesuai
dengan bidang tugasnya dengan melakukan inovasi, kolaborasi, dan
mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal dalam
rangka peningkatan kinerja organisasi serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan di unit instansinya.
Kegiatan ini memfasilitasi Peserta mengaktualisasikan kepemimpinan
manajemen kinerja untuk mendukung pelaksanaan tugas memimpin kegiatan
pelayanan publik. Kegiatan ini dimulai dengan pembekalan tahapan pembelajaran
studi lapangan Kinerja Organisasi, ceramah studi lapangan Kinerja Organisasi,
kunjungan lapangan Kinerja Organisasi, dan perumusan keunggulan manajemen
kinerja pelayanan publik sesuai lokus, dan berbagi pengalaman hasil studi
lapangan Kinerja Organisasi. Keberhasilan Peserta dinilai dari kemampuan
Peserta dalam merumuskan lesson learnt, adopsi dan adaptasi, serta keunggulan
strategi peningkatan kualitas kinerja organisasi.

B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup pada Laporan kegiatan Studi Lapangan ini yaitu
mengobservasi Perijinan Online DINAS PENANAMAN MODAL DAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA YOGYAKARTA yang mencakup
deskripsi lokus, deskripsi lessons learnt dan deskripsi action plan adopsi dan
adaptasi di tempat kerja.

C. HASIL DAN MANFAAT


Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode
wawancara mendalam (deep interview) kepada narasumber terpilih, adapun
pengumpulan data sekunder dilakukan melalui analisis atas dokumen pendukung
seperti misalnya bahan tayang, dokumen perencanaan, dan sebagainya
Studi ini diharapkan dapat menghasilkan lesson learnt yang berisi informasi
atas praktek-praktek kepemimpinan kinerja di Kabupaten Hulu Sungai Utara
khususnya Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Hulu Sungai Utara
dalam menghasilkan inovasi-inovasi. Manfaat studi ini adalah adopsi dan adaptasi
lesson learnt sebagai bahan pengkayaan atas praktek-praktek Kepemimpinan
Kinerja.
BAB II

HASIL STUDI LAPANGAN (STULA)

A. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA LOKUS


1. Jenis-jenis Inovasi Layanan Publik
a. Apa saja jenis inovasi yang ada pada Dinas PMPTSP Kota Yogyakarta?
b. Apakah semua inovasi dalam bentuk aplikasi digital?
c. Apa saja nama inovasi tersebut?
d. Kapan terbentuknya atau berdirinya inovasi tersebut?
e. Dari semua Inovasi tersebut, apa yang paling diunggulkan?
f. Mengapa diunggulkan? Apa saja kelebihannya?
g. Bidang/unit kerja apa yang melaksanakan Inovasi Unggulan tsb?
h. Sudah berapa lama Inovasi Unggulan tersebut dilaksanakan?
i. Penghargaan apa yg sudah didapat?
j. Adakah dibuatkan dasar regulasi atas inovasi tersebut?
k. Selama pelaksanaan adakah kendala/permasalahan yang dihadapi?
l. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tsb?
m. Apakah selama pelaksanaan sudah pernah dilakukan evaluasi?
n. Apakah inovasi tersebut telah dilakukan pengembangan? Dan
o. Mengapa perlu dikembangkan inovasi tersebut?
2. Proses Penemuan Inovasi Unggulan
a. Siapa yang pertama mencetuskan Inovasi tsb?
b. Bagaimana dukungan Pimpinan pada awal perencanaan inovasi?
c. Siapa-siapa saja / Pihak mana aja yang terlibat dalam pembuatan inovasi?
d. Apakah ada kendala dalam mendapatkan dukungan dari SH ekternal?
e. Apa saja bentuk kendala dalam inovasi ini?
f. Bagaimana Bapak akhirnya menyelesaikan kendala tersebut?
g. Berapa anggaran yang diperlukaan pada saat pertama dibuat?
h. Apakah Inovasi ini sudah dibuatkan SOP nya?
i. Apakah Inovasi sudah dibuatkan hak patennya?
j. Apakah diperlukan Pegawai khusus untuk mengelola Inovasi ini?
k. Berapa banyak Pegawai Khusus yang diperlunakan untuk inovasi ini?
l. Apakah perlu membentuk Tim Teknis untuk pengelolaanya?
3. Cakupan Manfaat
a. Apa saja cakupan manfaat dari inovasi tersebut?
b. Siapa saja penerima manfaatnya?
c. Berapa banyak yg sudah menerima manfaat dari inovasi tersebut?
d. Apakah masyarakat awam bisa meng-aplikasikan inovasi ini?
e. Apakah dilakukan Sosialisasi ke masyarakat awam perdesaan tenatng
aplikasi inovasi ini?
f. Bagaimana bentuk sosialisasinya kepada masyarakat luas?
4. Pemanfaatan Informasi Tekhnologi (IT)
a. Fasilitas apa yang disediakan untuk menunjang inovasi tersebut?
b. Bagaimana membangunnya (hardware & software beserta infrastruktur
dan anggaran yang diperlukan) dalam penerapan inovasi ini?
c. Berapa banyak SDM yang mengerjakan/terlibat dalam inovasi tersebut?
d. Terdiri dari siapa saja SDM dalam Inovasi tersebut?
e. Bagaimana system pengamanan informasi dan data pada inovasi ini?
f. Apakah Inovasi tersebut dapat diakses oleh masyarakat jauh di pedesaan?

B. DESKRIPSI LOKUS
1. Profil Organisasi Lokus
Kota Yogyakarta terletak antara 110°24'19"-110°28'53" Bujur Timur dan
antara 07°15'24"-07°49'26" Lintang Selatan, dengan luas sekitar 32,5 Km2 atau
1,02% dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari
Utara ke Selatan kurang lebih 7,5 Km dan dari Barat ke Timur kurang lebih 5,6
Km. Kota Yogyakarta memiliki luas sekitar 32,5 Km2 atau 1,02% dari luas
wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari Utara ke
Selatan kurang lebih 7,5 Km dan dari Barat ke Timur kurang lebih 5,6 Km. Kota
Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng aliran Gunung Merapi
memiliki kemiringan lahan yang relatif datar antara 0 - 2% dan berada pada
ketinggian rata-rata 114 meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah
dengan luas 1.657 hektar terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter dan
sisanya pada ketinggian antara 100–199 meter dpa. Sebagian besar jenis
tanahnya adalah regosol.
Terdapat tiga sungai yang mengalir dari arah Utara ke Selatan yaitu: Sungai
Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Codedi Bagian tengah
dan Sungai Winongo di bagian barat kota. Secara administratif Kota Yogyakarta
terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan. Secara garis besar Kota Yogyakarta
merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara
ke selatan memiliki kemiringan ± 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang
melintas Kota Yogyakarta, yaitu:
Sebelah timur : Sungai Gajah Wong

Bagian tengah : Sungai Code

Sebelah barat : Sungai Winongo

Kota Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan


daerah tingkat II lainnya, yaitu 32,5 Km² yang berarti 1,025% dari luas wilayah
Propinsi DIY.
Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45
Kelurahan, 617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 428.282 jiwa (sumber data
dari SIAK per tanggal 28 Februari 2013) dengan kepadatan rata-rata 13.177
jiwa/Km². Kondisi tanah Kota Yogyakarta cukup subur dan memungkinkan
ditanami berbagai tanaman pertanian maupun perdagangan, disebabkan oleh
letaknya yang berada didataran lereng gunung Merapi (fluvia vulcanic foot plain)
yang garis besarnya mengandung tanah regosol atau tanah vulkanis muda.
Sejalan dengan perkembangan Perkotaan dan Pemukiman yang pesat, lahan
pertanian Kota setiap tahun mengalami penyusutan. Data tahun 1999
menunjukkan penyusutan 7,8% dari luas area Kota Yogyakarta (3.249,75)
karena beralih fungsi menjadi lahan pekarangan.
Tipe iklim "AM dan AW", curah hujan rata-rata 2.012 mm/thn dengan 119
hari hujan, suhu rata-rata 27,2°C dan kelembaban rata-rata 24,7%. Angin pada
umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya
dengan arah 220° bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim
kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± 90° -
140° dengan rata-rata kecepatan 5-16 knot/jam
Pertambahan penduduk Kota dari tahun ke tahun cukup tinggi, pada akhir
tahun 2021 jumlah penduduk Kota sebesar 376.324 jiwa dengan kepadatan rata-
rata 11.579 jiwa/km² dan pada tahun 2022 jumlah penduduk Kota sebesar
449.890 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 13.842,77 jiwa/km². Laju
pertumbuhan penduduk 0,98% pada tahun 2021 dan 1,26% pada tahun 2022.
Peta administrasi Kota Yogyakarta adalah sebagai berikut :
Sumber: Balai Penelitian Pengembangan dan Statistik Daerah DIY 2022
2. Sejarah Berdirinya DPMPTSP Kota Yogyakarta

Sebelum Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(DPMPTSP) Kota Yogyakarta berdiri diawali dengan lahirnya Unit Pelayanan
Terpadu Satu Atap (UPTSA) yang mendasarkan Surat Edaran Mentri Dalam
Negeri Nomor 503/125/PUOD Tahun 1997 perihal Pembentukan Unit
Pelayanan Terpadu Perizinan di Daerah, Pemerintah Kota Yogyakarta
membentuk Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap dengan Keputusan Walikota
Yogyakarta Nomor 01 tahun 2000 tentang Pembentukan Unit Pelayanan
Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota Yogyakarta, yang dipimpin oleh seorang
Koordinator dengan jabatan non esselon dengan tunjangan jabatan disetarakan
dengan esselon IV.
Pembentukan Lembaga UPTSA waktu itu sebagai upaya untuk menjawab
tuntutan dari masyarakat umum dan dunia usaha terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengurusan perizinan agar
dalam memberi pelayanan perizinan tidak berbelit-belit, tidak berbiaya tinggi
dan lebih transparan dalam memproses perizinan. Jenis pelayanan yang
dilayani UPTSA ada 12 ( dua belas ) jenis izin.
Lembaga UPTSA masih terdapat banyak kelemahan, diantaranya : waktu
proses perizinan masih dirasa terlalu lama dan UPTSA hanya sebagai kantor
administrasi, sedangkan untuk proses perizinannya tetap di Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) teknis, untuk proses pengiriman berkas permohonan
izin dari UPTSA ke OPD teknis memakan waktu, dan proses semakin panjang
apabila dalam penelitian berkas di OPD ditemukan kekurangan persyaratan.
Agar pelayanan perizinan di Kota Yogyakarta menjadi lebih efektif, maka
dibentuk lembaga pelayanan perizinan yang definitif berupa Dinas dengan
ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 17 Tahun 2005
tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perizinan yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dengan jabatan struktural esselon II b.
Dalam perkembanganya Bidang Penanaman Modal menjadi urusan Dinas,
kemudian terbit Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kota Yogyakarta, yang secara efektif berlaku
pada 3 Januari 2017, kemudian Dinas Perizinan berubah menjadi Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan (DPMP) Kota Yogyakarta.
Dengan berlakunya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah,
disebutkan bahwa pada Dinas yang mengampu urusan Penanaman Modal
melekat kewenangan penyelenggaraan terpadu satu pintu. Mendasarkan pada
hal tersebut, struktur organisasi pada Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
dianggap belum sesuai dengan kebutuhan Daerah sehingga diubah dengan
dikeluarkannya Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 88 Tahun 2018 tentang
Susunan Organisasi, Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta.
Namun dalam perkembanganya dengan keluarnya PP 24 tahun 2015
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, maka
Pemerintah Kota Yogyakarta menyempurnakan Peraturan Daerah dengan
terbitnya Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Yogyakarta, dan DPMP Kota Yogyakarta berubah
menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Yogyakarta, dan dengan terbitnya Peraturan Walikota
Yogyakarta Nomor 114 tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan, Organisasi,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, maka hal tersebut memperjelas ketugasan DPMPTSP, dan
mulai Januari 2021 DPMP telah berubah menjadi DPMPTSP.
3. Visi dan Misi DPMPTSP Kota Yogyakarta

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)


Kota Yogyakarta dalam melaksanakan tugasnya memiliki visi mewujudkan
layanan penanaman modal yang adil, transparan, serta akuntabel. Penjelasan
terkait dengan visi DPMPTSP Kota Yogyakarta yaitu sebagai berikut:
a. Adil
Memberikan perlakuan yang sama kepada para pemohon dalam proses
pelayanan perizinan maupun non perizinan dengan tidak membeda-bedakan
ras, suku, dan agama.
b. Transparan
Bersifat terbuka untuk memenuhi hak masyarakat agar mendapatkan
informasi yang jelas, benar, dan jujur dalam proses pelayanan perizinan
maupun non perizinan.
c. Akuntabel
Bertanggung jawab kepada seluruh masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan perizinan maupun non perizinan sesuai dengan ketentuan Undang-
undang
Guna mewujudkan visi organisasi, maka Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Yogyakarta menerapkan
sebuah misi. Misi merupakan suatu proses yang dijalankan oleh organisasi agar
dapat mencapai visi. Adapun misi DPMPTSP Kota Yogyakarta, diantaranya:
a. Melakukan kegiatan pelayanan penanaman modal atau investasi dengan
mengutamakan prinsip keadilan, transparansi, serta akuntabilitas.
b. Memberikan kontrol, advokasi, serta pengaduan dengan dukungan sumber
daya yang profesional serta sistem informasi manajemen berbasis teknologi.
4. Tupoksi, Rincian Tugas dan Struktor Organisasi DPMPTSP Kota
Yogyakarta
Tugas pokok Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Yogyakarta mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan
pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
penanaman modal dan perizinan, sedangkan kedudukan Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Yogyakarta yakni,
unsur pelaksana pemerintah daerah dibidang penanaman modal dan perizinan
dipimpin kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab
kepada walikota melalui sekretaris daerah
Berikut adalah Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Satu Pintu Kota Yogyakarta sampai dengan unit-unit di
dalamnya yang tertuang dalam Peraturan Walikota Nomor 109 Tahun 2021
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu kota Yogyakarta:
1. Tugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Yogyakarta
a. pengoordinasian perencanaan penyelenggaraan urusan di bidang
penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu;
b. pengoordinasian dan perumusan kebijakan teknis di bidang Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
c. pengoordinasian tugas dan fungsi unsur organisasi Dinas;
d. pengoordinasian penyelenggaraan perencanaan pengembangan dan
promosi penanaman modal;
e. pengoordinasian penyelenggaraan pengendalian penanaman modal;
f. pengoordinasian penyelenggaraan pelayanan terpadu;
g. pengoordinasian penyelenggaraan Mal Pelayanan Publik;
h. pengoordinasian penyelenggaraan pengelolaan data dan teknologi
informasi;
i. pengoordinasian penyelenggaraan perizinan dan/atau nonperizinan
pada pelayanan terpadu satu pintu;
j. penerbitan dokumen perizinan dan/atau nonperizinan sesuai
kewenangan Dinas;
k. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan kesekretariatan Dinas;
l. pembinaan dan pengoordinasian penyelenggaraan tugas dan fungsi
kelompok jabatan fungsional pada Dinas;
m. pengoordinasian pengelolaan data dan informasi Dinas;
n. pengoordinasian penyelenggaraan kearsipan dan perpustakaan Dinas;
o. pengoordinasian pelaksanaan reformasi birokrasi, inovasi, system
p. pengendalian internal pemerintah, zona integritas, ketatalaksanaan dan
q. budaya pemerintahan Dinas;
r. pengoordinasian tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan;
s. pengoordinasian pelaksanaan pemantauan, pengendalian, evaluasi dan
penyusunan laporan pelaksanaan tugas Dinas; dan
t. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
bidang tugas Dinas.
2. Susunan organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, terdiri atas:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat terdiri dari :
1. Subbagian Umum;
2. Kelompok Substansi Keuangan; dan
3. Kelompok Substansi Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan.
c. Kelompok Substansi Penanaman Modal I;
1. Kelompok Substansi Perencanaan Pengembangan Penanaman
Modal;
2. Kelompok Substansi Promosi Penanaman Modal;
d. Kelompok Substansi Penanaman Modal II;
1. Kelompok Substansi Pemantauan Penanaman Modal;
2. Kelompok Substansi Pembinaan dan Pengawasan Penanaman
Modal;
e. Kelompok Substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu I;
1. Kelompok Substansi Perizinan dan Nonperizinan;
2. Kelompok Substansi Konsultasi Informasi dan Pengaduan;
f. Kelompok Substansi Pelayanan Terpadu Satu Pintu II;
1. Kelompok Substansi Pengelolaan Data;
2. Kelompok Substansi Pengelolaan Teknologi Informasi.
g. Kelompok Jabatan Fungsional; dan Unit Pelaksana Teknis.
3. SOTK Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta
Pembentukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP) Kota Yogyakarta diatur dalam Peraturan Daerah Kota
Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2016 mengenai Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Yogyakarta. Struktur organisasi DPMPTSP Kota
Yogyakarta selaku unsur yang melaksanakan pemerintahan daerah
disajikan pada gambar berikut:
C. DESKRIPSI PROFIL LAYANAN LOKUS

1. Profil Layanan Lokus Perizinan Online DPMPTSP Kota Yogyakarta

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota


Yogyakarta mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan Daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan diBidang Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah
pelayanan secara terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap
permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui
satu pintu. Untuk mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang
layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik,
terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, serta terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum
bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan
nonperizinan, maka Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Yogyakarta sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik menetapkan
Standar Pelayanan Publik (SPP) dengan Keputusan Kepala Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu satu Pintu Kota Yogyakarta
Nomor:32.1/KEP/DPMPTSP/2022.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di
bidang penanaman modal serta penyelenggaraan pelayanan administrasi
penanaman modal, perizinan dan non perizinan secara terpadu dengan prinsip
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan, kepastian dan
transparansi. Adapaun jenis layanan yang diberikan oleh Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta diantaranya
adalah:
a. Pelayanan Perizinan OSS (Online Single Subbmision) DPMPTSP Kota
Yogyakarta
Berdasarkan PP No. 24/2018 maka terciptalah sistem yang terintegrasi
secara elektronik yang di beri nama OSS (Online Single Submission) yang
di luncurkan pada 08/07/2018. Pada sistem OSS dapat membuat izin
usaha dan izin komersial atau operasional. Dan pada pemohon perizinan
dapat berupa perseorangan maupun non perseorangan. OSS sendiri dapat
di akses pada alamat https://www.oss.go.id. Pada penerbitan NIB maupun
surat Izin usaha berbentuk Dokumen Elektronik yang berlaku Sah dengan
disertai tanda tangan elektronik dan dapat dicetak secara mandiri
Pada sistem ini pelaku usaha bisa melakukan pembuatan izin usaha
dengan hanya di rumah atau pun di kantor sendiri. Dengan mencantumkan
semua persyaratan yang di butuhkan dengan cara di upload pada OSS dan
akan di verifikasi untuk mendapatkan Ijin usaha yang berlaku Efektif.

b. MPP (Mal Pelayanan Publik) DPMPTSP Kota Yogyakarta

MPP (Mal Pelayanan Publik) dirancang oleh KEMEPAN RB sebagai


bagian dari perbaikan menyeluruh dan transformasi tata kelola pelayanan
publik. Menggabungkan berbagai jenis pelayanan pada satu tempat,
penyederhaan dan prosedur serta integrasi pelayanan pada Mal Pelayanan
Publik akan memudahkan akses masyarakat dalam mendapat berbagai
jenis pelayanan, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada
penyelenggara pelayanan publik, https://mpp.jogjakota.go.id/web.
2. Keunggulan, Penghargaan dan Prestasi (Key Succes Factors)

a. Keunggulan
Melalui program dan kegiatan yang disusun DPMPTSP Kota Yogyakarta
dengan partisipasi berbagai pihak pada tahun yang akan datang diharapkan
dapat memperbaiki kondisi Dinas PM dan PTSP Kota Yogyakarta yang ada.
Kondisi umum DPMPTSP Kota Yogyakarta secara makro yang diinginkan
atau diproyeksikan ke depan pada akhir Pembangunan Jangka Menengah
(PJM) yaitu Tahun 2022 adalah sebagai berikut:
1) Semua jenis perizinan berusaha dan non perizinan berusaha yang
ditangani sudah diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota;
2) Semua jenis perizinan berusaha dan non perizinan berusaha sudah
terintegrasi secara elektronik;
3) Meningkatkan bandwidth untuk kelancaran pelayanan perizinan berusaha
dan non perizinan berusaha secara elektronik;
4) Didukung sarana dan prasarana yang layak dan memadai;
5) Meningkatnya investasi di Kota Yogyakarta mendorong terbukanya
lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat;
6) Adanya sistem informasi investasi yang memudahkan calon investor
merealisasikan investasinya di Kota Yogyakarta;
7) Pelaksanaan MPP dapat berjalan secara optimal dan maksimal sehingga
tercipta pelayanan yang cepat, mudah, terjangkau, aman, dan nyaman.

b. Pengahargaan
Terbaik I ILAP dengan Penyampaian Data Tercepat
dan Sesuai Kamus Data Tahun 2018 dari Kementrian
Keuangan RI Direktorat Jendral Pajak Kantor
Wilayah DJP Daerah Istimewa Yogyakarta
 Role Model Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kategori Sangat Baik dari Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Tahun 2019 :
Indonesia dengan Predikat A-
 Peringkat III Penataan dan Pengelolaan kearsipan
antar SKPD/Unit Kerja se Kota Yogyakarta
 Peringkat I dalam Penilaian Kinerja Penyelenggara
Pelayanan Publik Pemerintah Kota Yogyakarta
Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Bagian
Organisasi Setda Kota Yogyakarta pada Tahun 2019
Perangkat Daerah Eselon II Kategori
Tahun 2020 : Dinas/Badan/Lemabaga Teknis Daerah Yang Telah
Berhasil Melaksanakan Pengelolaan Arsip Dengan Baik
c. Key Succes Factors

Pemerintah Kota Yogyakarta membangun dan menerapkan system


teknologi informasi dibidang pelayanan publik, yang diwujudkan dalam
bentuk aplikasi yang diberi nama Standar Pelayanan Publik (SPP), sejak
tahun 2018.
Adapun Key Succes Factors dalam penerapan system JSS antara
lain, sebagai berikut.
1) Komitmen Pimpinan;
Komitmen pimpinan yaitu Walikota Yogyakarta merupakan faktor yang
sangat mempengaruhi kesuksesan penerapan SPP. Komitmen tersebut
diwujudkan dalam visi dan misi yang jelas serta mengomunikasikan visi
dan misi tersebut.
2) Sumber Daya Manusia (SDM);
Untuk mewujudkan penerapan SPP, Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan kompetensi SDM melalui sosialisasi dan
pelatihan serta penerbitan user manual. Kegiatan tersebut dilakukan
secara berkala yaitu ketika ada pengembangan aplikasi. Adapun
beberapa strategi yang dilakukan pengelola sistem ketika sosialisasi
maupun pelatihan yaitu dengan mengajak pengguna sistem melakukan
praktik langsung; rapat khusus atau rapat perencanaan yang diselipi
dengan sosialisasi.
3) Regulasi;
SPP merupakan produk inovatif dalam pelayanan publik. Oleh sebab itu,
diperlukan regulasi untuk mengatur dan “memaksa” pihak-pihak tertentu.
Pada awal penerapan SPP ada beberapa pihak yang merasa terbebani.
Mereka menganggap bahwa jika ada sistem baru akan diikuti dengan
pekerjaan yang banyak dan lebih sulit. Menanggapi permasalahan itu,
Pemerintah Kota Yogyakarta mengeluarkan kebijakan mengenai reward
dan punishment yang berdampak pada tunjangan pegawai, dan dijadikan
salah satu kriteria dalam menilai kinerja instansi.
4) Kelembagaan;
Kelembagaan berfungsi sebagai organisasi yang berwenang dan
bertanggung jawab atas pengembangan dan pengendali SPP. Jika tidak
ada lembaga definitif yang berwenang dan bertanggung jawab, SPP sulit
diterapkan dengan sukses. Lembaga yang bertanggung jawab atas SPP
ialah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta.
5) Infrastruktur Jaringan dan Server;
Pemerintah Kota Yogyakarta telah melakukan usaha-usaha menyediakan
infrastruktur jaringan dan server untuk menjamin kelancaran akses SPP.
Salah satunya ialah menyambungkan semua SKPD dengan jaringan
internet dan intranet yang menggunakan kabel fiber optic (FO). SKPD
yang tidak terjangkau FO dapat menggunakan jaringan wireless. Selain
itu, untuk memberikan akses lancar ketika membuka aplikasi, Pemerintah
Kota Yogyakarta menaikan bandwith internet setiap tahunnya. Dalam hal
server aplikasi, server SPP ditanam sendiri oleh Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta

3. Strategi Pengawasan
Strategi Pengawasan atau Pengendalian Pelaksanaan Pelayanan Publik
pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta Tahun 2023-2026
Kegiatan hasil evaluasi pelaksanaan Renja Perangkat Daerah tahun lalu
(2020) dan pencapaian kinerja Renstra Perangkat Daerah ditujukan untuk
mengidentifikasi sejauh mana kemampuan Perangkat Daerah dalam
melaksanakan program dan kegiatannya, mengidentifikasi terealisasi
pencapaian target kinerja program dan kegiatan Renstra Perangkat Daerah,
serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi. Pada Tahun 2020
DPMPTSP Kota Yogyakarta sudah melaksanakan program dan kegiatan sesuai
dengan ploting dan tata kala yang sudah dibuat oleh masing-masing Bidang.
Realisasi capaian untuk masing-masing kegiatan sebagian besar sudah
mencapai 100%, namun ada beberapa kegiatan yang belum mencapai 100%
Evaluasi didasarkan atas laporan hasil evaluasi pelaksanaan Renja
Perangkat Daerah tahun-tahun sebelumnya, laporan evaluasi pelaksanaan
Renstra Perangkat Daerah dan perkiraan pelaksanaan DPA Perangkat Daerah
tahun berjalan yang baru disahkan
Analisis kinerja pelayanan Perangkat Daerah Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Yogyakarta dapat dilihat
dari faktor internal dan eksternal sebagai berikut:
a. Faktor Internal
1) Kekuatan:
a) Tersedianya regulasi dari pusat untuk melaksanakan kewenangan di
Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
b) Adanya dukungan/komitmen pimpinan dan pegawai dalam melakukan
pelayanan kepada masyarakat/pemohon izin berusaha dan non izin
berusaha;
c) Tersedianya Sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk mendukung
proses pelayanan perizinan berusaha dan non perizinan berusaha;
d) Tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memadai untuk
mendukung pelayanan perizinan berusaha dan non perizinan
berusaha;
e) Koordinasi internal di DPMPTSP cukup optimal.
2) Kelemahan:
a) Kualitas/kompetensi aparatur dalam bidang penanaman modal,
perizinan berusaha dan non perizinan berusaha belum optimal dan
belum memadai;
b) Belum optimalnya tata laksana antara DPMPTSP dengan OPD teknis
terkait pelayanan perizinan berusaha dan non perizinan berusaha.
b. Faktor Eksternal
1) Peluang:
a) Dukungan goodwill dan political will yang sangat kuat untuk
meningkatkan investasi, pelayanan perizinan berusaha dan non
perizinan berusaha;
b) Adanya dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi;
c) Adanya dukungan dari Pemangku Kepentingan (stakeholder);
d) Tuntutan masyarakat semakin tinggi terhadap dunia usaha atas
kemudahan layanan perizinan berusaha dan non perizinan berusaha
yang berbasis teknologi.
2) Ancaman:
a) Kebutuhan investor akan informasi yang diperlukan untuk melakukan
investasi belum terpenuhi;
b) Pemahaman penanam modal terhadap ketentuan di Bidang
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu masih rendah;
Pencapaian terhadap indikator kinerja DPMPTSP Kota Yogyakarta
yang meliputi indikator sasaran, indikator program dan SPM

D. ISSU-ISSU STRATEGI LOKUS

Eksistensi sebuah institusi bergantung sejauh mana institusi tersebut mampu


menemukan, mengenali dan merespon isu strategis dengan berbagai kebijakan
dan tindakan yang tepat. Secara umum isu strategis dapat bersumber dari
lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Selain hal tersebut, prioritas
DPMPTSP Kota Yogyakarta lebih pada urusan Penanaman Modal, mulai dari
perencanaan, pengendalian, pengawasan, pembinaan dan pengembangan
Penanaman Modal. Sehingga terkait dengan pelayanan terpadu satu pintu,
DPMPTSP Pintu Kota Yogyakarta harus mendukung secara penuh kebijakan
penanaman modal, baik melalui kebijakan fasilitasi pelayanan terpadu satu pintu
maupun pemberian insentif terkait pelayanannya
Sejalan dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi daerah yang
berkembang dengan sangat pesat, maka dalam perencanaan strategis 2017-2022
harus mempertimbangkan dan melihat isu-isu strategis yang ada antara lain:
1. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin tinggi.
Pelayanan Penanaman Modal, perizinan berusaha dan non perizinan berusaha
yang adil, transparan dan akuntabel benar-benar dibutuhkan masyarakat
sehingga perlu diwujudkan dan ditingkatkan secara konsisten;
2. Pada satu sisi tuntutan peningkatan kualitas pelayanan semakin tinggi, pada sisi
yang lain kemampuan anggaran sangat terbatas pada hal dukungan anggaran
sangat penting dalam keberhasilan suatu program dan kegiatan;
3. Tertib administrasi dan adanya kepastian hukum dalam berusaha, mendorong
terciptanya iklim investasi di Kota Yogyakarta yang lebih kondusif.
4. Membentuk Mal Pelayanan Publik (MPP) sebagai tempat berlangsungnya
kegiatan atau aktivitas Penyelenggaraan Publik dalam rangka menyediakan
pelayanan yang cepat mudah, terjangkau, aman, dan nyaman.
BAB III

DESKRIPSI LESSON LEARNT

A. STRATEGI LESSON LEARNT

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu


(DPMPTSP) Kota Yogyakarta telah menerapkan tipe atau gaya kepemimpinan
transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional adalah pemimpin yang
menginspirasi para pegawainya untuk menyampingkan kepentingan pribadi demi
kebaikan organisasi. Apabila pemimpin mampu menerapkan gaya kepemimpinan
transformasional maka kinerja pegawai akan semakin membaik. Deskripsi strategi
lesson learnt Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPMPTSP) Kota Yogyakarta yang diadopsi dan yang di adaptasi sebagai berikut;
1. Kepemimpinan Kinerja
a. Manajemen Perubahan Sektor Publik
Kepemimpinan yang berpikir kritis dan inovatif yang memberikan
perubahan sektor publik yakni dijelaskan singkat sebagai berikut:
- Masalah: Pelayanan publik lambat dan bertele-tele serta tidak jelas.
- Solusi perubahan: Membangun pelayanan berupa Standar Pelayanan
Publik (SPP) merupakan Aplikasi untuk memudahkan masyarakat dalam
memperoleh layanan-layanan yang telah disediakan Oleh Pemerintah
Kota Yogyakarta yakni OSS (Online Single Submission) yang di luncurkan
pada 08/07/2018. Pada sistem OSS dapat membuat izin usaha dan izin
komersial atau operasional. Dan pada pemohon perizinan dapat berupa
perseorangan maupun non perseorangan. OSS sendiri dapat di akses
pada alamat https://www.oss.go.id dan Standar Pelayanan Publik SPP
berupa Menggabungkan berbagai jenis pelayanan pada satu tempat,
penyederhaan dan prosedur serta integrasi pelayanan pada Mal
Pelayanan Publik (MPP) akan memudahkan akses masyarakat dalam
mendapat berbagai jenis pelayanan, serta meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada penyelenggara pelayanan publik,
https://mpp.jogjakota.go.id/web.
b. Kepemimpinan Transformasi
Kepemimpinan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Yogyakarta yang mampu menciptakan para
pelaksana pelayanan publik berintegritas di organisasinya sehingga mampu
melakukan perubahan pelayanan public menjadi lebih cepat, efisien, mudah,
transparan, akuntabel dan gratis atau tidak dipungut biaya.
c. Jejaring Kerja dan Strategi Komunikasi Publik
Kemampuan kepimimpinan dengan membangun Kerjasama antara
semua OPD dan instansi lain yang memberikan pelayanan publik untuk sama-
sama memeberikan pelayanan berbabsis elektronik baik itu perizinan dan non
perizinan
2. Manajemen Kinerja
a. Akuntabilitas Kinerja
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta Tahun 2022 ini merupakan
bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Dinas Penanaman Modal
Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta yang memuat rencana,
capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan
indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas Penanaman Modal Dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022. Untuk
mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi,
kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana
strategis.
b. Hubungan Kelembagaan
Sebuah hubungan kelembagaan yang kuat sehingga Jogja Smart Service
dapat terus berjalan dan dimanfaatkan oleh banyak pihak, baik masyarakat
maupun pegawai dan stakeholders lainnya
c. Organisasi digital/pemanfaatan IT
Meningkatkan bandwidth untuk kelancaran pelayanan perizinan berusaha dan
non perizinan berusaha secara elektronik
d. Manajemen Kinerja dan Standar Kinerja Pelayan / SOP
Standard Operasional Prosedur (SOP) pelayanan publik yang efektif yang
diterapkan di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kota Yogyakarta
e. Pemberdayaan Staf
Pemberdayaan staf secara menyeluruh dengan efisien sesuai tugas pokok
dan fungsinya dengan penuh tanggung jawab
f. Keberlangsungan Kinerja Pelayanan
Kinerja pelayanan tetap terjaga dan digunakan serta menjadi kebutuhan
masyarakat dengan menjaga stabilitas layanan dan maintenance sarana
prasarana secara efisien dan berkelanjutan. Untuk menjaganya terus
dilakukan evaluasi kinerja para pelaksana pelayanan agar didapatkan
pelayanan publik yang prima
g. Manajemen Resiko
Dalam rangka melindungi kerahasiaan, keutuhan dan ketersediaan aset
informasi di Pemerintah Kota Yogyakarta dari berbagai ancaman keamanan
informasi baik dari dalam maupun luar, Pemerintah Kota Yogyakarta telah
menetapkan Peraturan Walikota Nomor 113 Tahun 2019 tentang Sistem
Manajemen Keamanan Informasi.
Dalam Pasal 8 Perwali tersebut di atur ketentuan bahwa setiap Perangkat
Daerah penyelenggara Teknologi Informasi wajib melakukan proses
manajemen risiko dengan menerapkan SMKI. Proses manajemen risiko,
meliputi:identifikasi;pengukuran; pemantauan; dan pengendalian atas risiko
terkait penggunaan Teknologi Informasi, sedangkan Manajemen risiko yang
dilaksanakan mencakup: pengembangan sistem; operasional Teknologi
Informasi;jaringan komunikasi; penggunaan perangkat komputer;
pengendalian terhadap informasi; dan penggunaan pihak ketiga sebagai
penyedia jasa Teknologi Informasi.
Penerapan manajemen risiko harus dilakukan secara terintegrasi pada setiap
penggunaan operasional Teknologi Informasi terkait sistem yang digunakan

B. RENCANA YANG DI ADOPSI DAN ADAPTASI UNTUK AKSI PERUBAHAN

1. Adopsi

Dalam rangka mengadopsi inovasi unggulan yang dilaksanakan Dinas


Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta, sesuai
dengan Analisa yang dilakukan terhadap lokus yang dikunjungi dalam bentuk
pembangunan layanan Standar Pelayanan Publik (SPP) Dinas Penanaman
Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta jika inovasi
tersebut diadopsikan pada Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata kab.
HSU sebagai berikut:
a. Manajemen komunikasi kepada pimpinan guna mendukung dan
mendapatkan komitmen pimpinan daerah untuk membangunan
layanan E-Government
b. Pemanfaatan teknologi informasi dan pembuatan aplikasi layanan
yang teritegrasi.
c. Kerjasama antar intansi lingkup Pemerintah Daerah dengan
pembentukan TIM
d. Pelayanan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
sebagaimana yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Jogyakarta,
sudah saatnya dikembangkan pada Pemerintah Kabupaten Hulu
Sungai Utara, melalui upaya mewajibkan satu Perangkat Daerah
minimal satu inovasi yang berbasis TIK
2. Adaptasi
Adaptasi inovasi merupakan sebuah upaya untuk melakukan perubahan
sebagaimana yang dilakukan organisasi lain dengan melakukan penyesuaian
dengan situasi dan kondisi organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam
penerapannya.
Berdasarkan uraian dan analisa terdahulu, khususnya terkait berbagai
strategi Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta yang telah membuat inovasi Standar Pelayanan Publik (SPP)
Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta,
maka beberapa Inovasi unggulan yang dapat di adaptasikan adalah:
a. Keberhasilan Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kota Yogyakarta melalui inovasi Standar Pelayanan Publik (SPP)
yakni OSS (Online Single Submission) dan Mal Pelayanan Publik (MPP),
perlu contoh oleh Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara, khususnya
Dinas Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kabupaten Hulu Sungai Utara, dengan beberapa perubahan dan
penyesuaian sesuai dengan kondisi di Kabupaten Hulu Sungai Utara;
b. Dengan adanya aplikasi yang serupa dengan SPP, maka berbagai
pelayanan kepada masyarakat dapat disatukan dalam satu aplikasi (satu
pintu) sehingga akan sangat memudahkan masyarakat dalam
memperoleh informasi dan pelayanan yang mudah, murah, dan cepat;
c. Untuk menghadirkan aplikasi serupa, dibutuhkan peran seorang
pemimpin yang berkomitmen tinggi untuk mewujudkannya, sehingga tidak
hanya dukungan dana yang diberikan tapi juga kebijakan-kebijakan yang
selalu berpihak pada perwujudan aplikasi itu;
d. Dengan adanya aplikasi yang serupa SPP, Dinas Kepemduaan,
Olahraga dan Pariwisata Hulu Sungai Utara, akan ikut bermitrta dan
berpartisipasi guna memberikan fasilitas informasi mengenai kegiatan-
kegiatan dibidang yang terkait dalam program inivasi tersebut yang ada
pada Disporapar HSU. Seperti kegiatan keolahragaan, kegiatan
kepemudaan, maupaun kegiatan dibadang kepariwisataan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Optimalisasi penggunaan Anggaran Tahun 2022 dengan penyerapan

anggaran mencapai 92,39% dengan predikat Kinerja Sangat Tinggi. Adanya

komitmen dari semua pejabat struktural di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta dalam Mengoptimalkan Sumber Daya

Manusia (SDM) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Yogyakarta, adanya Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 26 Tahun 2021

tentang Penyelenggaraan Perizinan dan Non Perizinan di Pemerintah Kota

Yogyakarta yang membuat terbentuknya Mall Pelayanan Publik sebagai pusat

pelayanan administrasi publik di Kota Yogyakarta, selain itu terbentuknya aplikasi

SIMPPONI (Sistem Informasi MPP Online Terintegrasi), SIPADI (Sistem Panggilan

Digital), aplikasi SIADI (Sistem Arsip Digital) dan disediakannya ruang arsip khusus

di Mall Pelayanan Publik.

Tersedianya data dan informasi perizinan dan non perizinan dalam cek point

jogja terkait cek point investasi dan sudah ada di JSS, adanya pendampingan para

pelaku usaha sebagai upaya sosialisasi OSS, penambahan jumlah pembinaan dan

pengawasan bagi para pelaku usaha agar dapat menjangkau seluruh pelaku usaha

di Kota Yogyakarta serta penambahan jam layanan loket PTSP untuk optimalisasi

pelayanan konsultasi, informasi dan pengaduan perizinan dan non perizinan bagi

seluruh masyarakat Kota Yogyakarta yang membutuhkan dengan ditambah adanya

penambahan sarana prasarana yang tersedia sebagai upaya optimalisasi

pelayanan perizinan dan non perizinan akan menoptimalisasi penggunaan aplikasi

Print From Home (PFH) untuk kemudahan dalam mengurus perizinan dan non

perizinan.
B. SARAN

Saran untuk Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota
Yogyakarta adalah sebagai berikut;
1. Melakukan koordinasi secara intens dengan Perangkat Daerah teknis terkait
perizinan dan non perizinan, Untuk kelancaran pemberian pelayanan perizinan
dan non perizinan;
2. Melakukan sosialisasi, konsultasi publik, pendampingan, dan konsinyering
dengan mengundang calon investor/pelaku usaha terkait kemudahan perizinan
berusaha;
3. Melakukan sosialisasi dan pendampingan dengan para calon investor/pelaku
usaha terkait dengan kewajiban pelaporan LKPM;
4. Membuka loket khusus layanan konsultasi dan pendampingan OSS (Online
Single Submission) di Mall Pelayanan Publik
5. Meningkatkan kualitas SDM dengan workshop, bimtek, dan diikutkan diklat
teknis terkait pelayanan penanaman modal danperizinan;
6. Mengusulkan penambahan sarana dan prasarana penunjang fasilitas inklusi;
7. Mengusulkan penambahan SDM sesuai kualifikasi yang dibutuhkan;
DAFTAR PUSTAKA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta Tahun 2022

Peraturan Walikota Nomor 109 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Satu Pintu Kota Yogyakarta

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN


TERPADU SATU PINTU KOTA YOGYAKARTA NOMOR : 32. 1 IKEP
IDPMPT SP 12022 TENTANG STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP)
PENYELENGGARAAN LAYANAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL
DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KOTA YOGYAKARTA
KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KOTA YOGYAKARTA

Peraturan Walikota KOTA Yogyakarta Nomor 113 Tahun 2019 tentang Sistem
Manajemen Keamanan Informasi

Anda mungkin juga menyukai