PROPOSAL PENELITIAN
1
PENGESAHAN PEMBIMBING
Pembimbing 1
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
ii
10. Kepada saudara-saudara peneliti yang telah membimbing dengan kasih
sayang dan pengorbanannya hingga peneliti dapat menyelesaikan proposal
ini.
Peneliti sadar bahwa masih banyak kekurangan yang disebabkan
keterbatasan ilmu dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti sangat
menghargai masukan, saran, untuk penyempurnaan dalam penyusunan
proposal ini. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi para pengambil keputusan dan
mahasiswa Akuntansi.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................... 6
1.3 Fokus Masalah................................................................................. 6
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................... 6
iv
3.9 Tahapan Penelitian.......................................................................... 25
Daftar Pustaka............................................................................................... 26
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Konsep................................................................................... 19
vii
BAB I
PENDAHULAUAN
1
akan digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingn sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Oleh karna itu, informasi yang terdapat di dalam
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) harus bermanfaat dan sesuai
dengan kebutuhan para pemakai.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan selalu bermanfaat an
sesuai dengan kebutuhan juga harus dapat dipahami oleh pengguna dan
dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas
pemahaman para pengguna. Dalam pengelolalan keuangan, pemerintah
melakukan reformasi dengan mengeluarkan undang-undang Nomor 17 tahun
2003 tentang keuangan Negara disebutkan bahwa gubernur/bupati/wali kota
menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa
laporan keuangan yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung
jawaban pelaksanaan anggaran pendapatan belanja Negara (APBN) atau
anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBD) disusun dan disajikan dengan
standar akuntansi pemerintahan yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah.
Pemerintah juga mengeluarkan undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah.Undang-undang No. 33 tahun 2004 yang merubah
akuntabilitas atau pertanggungjawaban pemerintah daerah dari vertical (kepada
pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horizontal (kepada masyarkat melalui
DPRD).Komite standar akuntansi pemerintahan (2013) mengemukakan bahwa
penerapan berbagai aturan perundang-undangan yang ada terkait dengan
penerapan konsep akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan
diharapkan dapat mewujudkan pengelolaan pemerintahan daerah yang baik dan
berpihak kepada rakyat.Penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas dari
laporan keuangana itu sendiri serta didukung oleh adanya transparansi dari
laporan keuangan tersebut.
Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja instansi pemerintah daerah
adalah pemanfaatan teknologi informasi.Perkembangan teknologi informasi
direspon oleh organisasi dengan mendesain system informasi berbasis teknologi
computer atau website.Kinerja merupakan kondsi yang harus diketahui dan
diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian
hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang dikembangkan suatu
organisasi serta mengetahui dampak positif dan negatif suatu kebijakan
oprasional yang diambil. Mecling dalam (Hasnidar 2016) mengemukakan
2
kualitasprogram berhubungan dengan akuntabilitas publik, karna pemerintah
sebagai pengembang amanat masyarkat bertanggungjawab atas kualitasyang
telah dilakukannya, hal tersebut karna pemerintah berkewajiban untuk mengelola
program pembangunan dalam rangka menjalankan pemerintahannya. Dalam hal
indikator kualitas, sebagai dasar untuk mengukur kualitas, di pakai indikator
input, autput, atcome, benefit dan impact. Dalam kenyataan, indicator yang dapat
didefinisikan hanyalah input dan autput, sedangkan indicator lainnya lebih sulit
diukur dan ditentukan keberhasilannya, (Hasnidar 2016).
Hal terakhir yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan adalah system
pengendalian internal pemerintah itusendiri. Pada tahun 2008 pemeintah
mengeluarkan peraturan pemerintah No 60 tahun 2008 tentag system
pengendalian internal pemerintah (SPIP). Dalam PP tersebut menyebutkan
bahwa tujuan SPIP bertujuan untuk memberikan keyakinan untuk memadai bagi
tercapainya:a.) Efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan
pemerintahan Negara; b.) Keandala laporan keuangan;c.) Pengamanan asset
Negara; dan d.) Ketaatan tehadap peraturan perundang-undangan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Marjoni, Amir dan kahar (2018)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemudahan penggunaan teknologi
informasi berpengaruh terhadap manfaat yang dirasakan. Pemerintah kota Bone
merasakan manfaat penggunaan teknologi informasi dalam memberikan
pelayanan kepada sector public. Diharapkan dengan kemudahan penggunaan
yang diberikan teknologi informasi, dapat berdampak pada pemerintahan
teknologi informasi, karna pada umumnya teknologi informasi sudah terbukti
dapat memberikan kemudahan dalm membantuk kegiatan di sector public dan
manfaatnya dapat dirasakan masyarkat. Sementara dalam penelitian Dedi
Rianto(2013) menyebutkan bahwa kualitas sumberdaya manusia dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap keterandalan
dan ketepatwaktuan, serta pengendalian internal akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap keterandalan. Hal ini didukung oleh penelitian Nyoman (2013)
yang menunjukkan bahwa kapasitas sumberdaya manusia, pemanfaatan
teknologi informasi dan system pengendalian internal pemerintah berpengaruh
positif terhadap kualitas laporan keuangan. Penjelasan ini di perkuat dengan
firman Allah SWT dalam Q.S An-nisa Ayat 58 yang berbunyi
3
ۙ ٓ ا َّن هّٰللا يْأم ُر ُكم اَ ْن تَُؤ ُّدوا ااْل َمٰ ٰن
ِ َّت اِ ٰلى اَ ْهلِهَا َواِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن
اس اَ ْن تَحْ ُك ُموْ ا ِ ْ ُ َ َ ِ
هّٰللا هّٰللا
ص ْيرًا ِ َبِ ْال َع ْد ِل ۗ اِ َّن َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ٖه ۗ اِ َّن َ َكانَ َس ِم ْيع ًۢا ب
Terjemahannya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.
Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS: An-Nisaa
Ayat: 58)
Makna dari ayat di atas sejalan dengan agency theory dalam hubungannya
dengan mekanisme sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang
mendasarkan hubungan kontrak antar anggota-anggota dalam pemerintahan
daerah khususnya bagian keuangan, prinsipal dan agen sebagai pelaku utama.
Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk
bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi
amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Agen berkewajiban untuk
mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanatkan oleh prinsipal.
Adapun yang melatar belakangi penelitian ini berdasarkan hasil
pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah Kabupaten Gorontalo tahun
2020 terdapat beberapa permasalahan yakni Pertama, Sisa Dana Alokasi
Khusus Fisik, Dana Alokasi Khusus Non Fisik BOK, dan Bantuan Keuangan
Provinsi per 31 Desember 2020 Sebesar Rp 8.489.794.050,64 Digunakan Tidak
Sesuai Peruntukannya. Kedua, Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Dana
Bantuan Operasional Sekolah Tidak Sesuai Ketentuan. Ketiga, Realisasi Belanja
Barang dan Jasa Pada 46 Organisasi Perangkat Daerah dan 12 Badan Layanan
Umum Daerah Pemerintah Kabupaten Gorontalo Tidak Sesuai Ketentuan
dengan Total Sebesar Rp3.851.287.859,21. Keempat, Pertanggungjawaban
Belanja Bahan Bakar Minyak pada 11 Organisasi Perangkat Daerah Sebesar
Rp182.635.508,00 Tidak Sesuai Ketentuan (Siaran Pers BPK Perwakilan
Provinsi Gorontalo, Mei 2021)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai beriku
4
Tabel 1: Realisasi Pendapatan dan Pembiayaan Kabupaten Gorontalo
Tahun Anggaran 2019-2020 (000 Rp)
5
pengendalian internal dalam pengelolaan keuangan daerah tersebut berimbas
kepada kepercayaan public terhadap kualitas laoran keuangan secara lengkap
dan mudah di akses oleh publik, maka penelitian ini dilakukan untuk menguji
“Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Gorontalo”
6
pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Universitas Muhamammadiyah Gorontalo
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi universitas
agar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menerapkan system informasi akuntansi sebagai upaya peningkatan
kinerja keuangan daerah.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk lebih mendukung adanya
pelaporan keuangan pemerintah secara trasnparansi, dan dapat membantu
masyarakat dalam mengawasi kinerja pemerintahan.
1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini merupakan bahan kajian mengenai sistem informasi
akuntansi terhadap kinerja keuangan dan diharapkan dapat digunakan untuk
menambah wawasan baru mengenai laporan pengelolaan keuangan daerah
dengan sistem informasi akuntansi.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Landasan Teori
2.1.1 Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,
mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang
berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang
yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan
suatu keputusan serta tujuan lainnya. Pengertian akuntansi menurut
American Insitute of Certified Public Accounting (AICPA) dalam Harahap
(2013: 45) mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran
moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat
keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya. Menurut Arensdan
Loebbecke (20011:3) mendefinisikan akuntansi adalah sebagai berikut:
“Accontingis the process of recording classipying, and summarizing
economic is a logical manner for the purpose of providing financial
information for decision making” Definisi Akuntansi Menurut American
Accounting Association dalam rendy dwi putra (2017) adalah sebagai
berikut : “Akuntansi adalah Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomis, untuk memungkinkan adanya penilaian
dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan
informasi tersebut.
Berdasarkan ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Akuntansi
merupakan proses yang berhubungan dengan informasi ekonomis yang
sesuai logika dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang
jelas dan tegas
2. Fungsi Akuntansi
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu
organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu
organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat
secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai
8
keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer/ manajemen
untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.
3. Laporan Dasar Akuntansi
Pada dasarnya proses akuntansi akanmembuat output laporan
rugi laba, laporan perubahan modal, dan laporan neraca pada suatu
perusahaan atau organisasi lainnya. Pada suatu laporan akuntansi harus
mencantumkan nama perusahaan, nama laporan, dan tanggal
penyusunan atau jangka waktu laporan tersebut untuk memudahkan
orang lain memahaminya. Laporan dapat bersifat periodik dan ada juga
yang bersifat suatu waktu tertentu saja.
4. Sistem Informasi Akuntansi
Definisi sistem menurut James A.Hall dalam rendy dwi putra
(2017) adalah sebagai berikut : “Sistem is a group of two or more
interrelated components or subsistems that server a common purpose”.
Sedangkan definisi Sistem menurut Azhar Susanto dalam rendy dwi putra
(2017) adalah sebagai berikut: “Sistem adalah kumpulan dari subsistem/
bagian/ komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling
berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai tujuan tertentu”. Menurut Suryantara (2014:4) definisi dari
sistem informasi adalah : “Sistem informasi dapat dimaknai sebagai suatu
sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-komponen
dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk menyajikan
informasi”.
Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem
merupakan bagian-bagian dalam apapun baik fisik ataupun nonfisik untuk
memudahkan dalam mencapai tujuan tertetu.
Definisi informasi menurut Marhal lB. Romney & Paul J.Steinbart
(2011:25) adalah sebagai berikut: “Informationis data have been
organized and processed to provide meaning and improve the decision-
making process. As a rule, users make better decisions as the quantity
and qualityof information increase”. Definisi informasi menurut Mardi
(2011:13) adalah sebagai berikut: “Informasi adalah data yang diolah
menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang
menerimanya”. Definisi informasi menurut Kusrini dalam rendy dwi putra
9
(2017) adalah sebagai berikut: “Informasi adalah data yangs udah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berguna bagi pengguna yang bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber
informasi”. Dari ketiga definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Informasi merupakan data yang telah diolah dan nantinya akan menjadi
bentuk yang berguna untuk pengambilan keputusan.
Sistem Informasi menurut James A.Hall dalam rendy dwi putra
(2017) adalah sebagai berikut: “Information system is the set of formal
procedures by which data are collected, processed into information, and
distributed to users” Menurut Laudon dalam rendy dwi putra (2017)
pengertian Sistem Informasia dalah sebagai berikut: “Sistem Informasi
adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama
untuk mengumpulkan, memproses, koordinasi, pengendalian dan untuk
memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem
Informasi adalah suatu system didalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan dalam kegiatan opersional dalam organisasi tersebut.
Sistem Informasi Akuntansi menurut Jogiyanto dalam rendy dwi
putra (2017) adalah sebagai berikut: “Sekumpulan kegiatan-kegiatan dari
organisasi yang bertanggungjawab untuk menyediakan informasi
keuangan dan informasi yang didapat dari transaksi data untuk tujuan
pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian
dan perencanaan sekarang dan operasi masa depan serta pelaporan
eksternal kepada pemegang saham, pemerintah dan pihak-pihaklainnya”.
Sedangkan pengertian Sistem Informasi Akuntansimenurut Azhar
Susanto dalam rendy dwi putra (2017) adalah sebagai berikut: “Sistem
Informasi Akuntansi dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari subsistem-
subsistem yang saling berhubungan satu samalain dan bekerjasama
secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi
keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses
pengambilan keputusan dibidang keuangan ”Dalam penelitian ini penulis
menggunakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Azhar
Susanto. Dari Definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber, seperti manusia dan
10
peralatan yang didesain untuk mengubah data dan informasi yang
menjadi dasar bagi para pemakai untuk mengambil keputusan dalam
merencanakan, mengendalikan dan mengoprasikan
11
Kinerja sendiri berbagi menjadi kinerja financial (keuangan) dan kinerja
non-financial. Kinerja keuangan perusahaan diartikan sebagai hasil dari
usaha perusahaan yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan
dalam situasi tertentu. Terdapat beberapa kriteria dalam evaluasi suatu
kinerja keuangan yang disampaikan dalam berbagai literatur. Kriteria
tersebut meliputi kinerja financial maupun non financial. Kriteria-kriteria yang
berbeda dalam mengukur kinerja keuangan tersebut sebenarnya bergantung
pada pengukuran kinerja itu sendiri.
Pengukuran kinerja keuangan dapat dilakukan dengan penilaian analisis
rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan
mengailisis prestasi operasi perusahaan atau kinerja keuangan. Ada dua
variabel kunci yang digunakan sebagai ukuran yang menghubungkan antara
reputasi tanggung jawab sosial perusahaan dengan kinerja ekonominya, yaitu
tingkat kemampuan menciptakan pendapatan melalui penjualan dan tingkat
kemampuan menciptakan laba (Sulastri, dalam pratiwi 2017).
3. Indikator Kinerja Keuangan
Penggunaan indikator kinerja sangat penting untukmengetahui apakah
suatu program kerja telah dilaksanakan secara efisien dan efektif (Mardiasmo,
2012:19). Indikator yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan daerah
adalah sebagai berikut:
12
pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat yang telah membayar
pajak dan retribusi sebagi sumber pendapatan yang diperlukan daerah(Halim,
2004).
4) Upaya Fiskal/Posisi Fiskal
Usaha pajak dapat diartikan sebagai rasio antar penerimaan pajakdengan
kapasitas membayar disuatu daerah. Salah satu indikator yangdapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan membayar pajakmasyarakat adalah
PDRB. Jika PDRB meningkat, maka kemampuandaerah dalam membayar
pajak juga meningkat. Hal berarti bahwa administrasi penerimaan daerah
dapat meningkatkan daya pajak (Halim, 2004).
5) Analisis Efektivitas (CLR)
Analisis ini menggambarkan kemampuan pemerintah daerah dalam
merealisasi PAD yang direncanakan, dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah (Halim, 2004).
6) Indeks Kinerja Pajak dan Retribusi Daerah
Indeks Kinerja Pajak dan Retribusi Daerah digunakan untukmengetahui jenis
pajak/retribusi daerah termasuk dalam kategori prima, potensial, berkembang
dan terbelakang.
7) Rasio Kemandirian Daerah
Rasio ini digunakan untuk mengukur pola hubungan dan tingkatkemampuan
daerah.
8) Kemampuan Pinjaman Daerah (DSCR)
Kemampuan suatu daerah dalam mendapatkan uang atau manfaatdari pihak
lain yang digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi serta
meningkatkan pelayanan publik
13
Semakin tinggi rasio yang dihasilkan maka semakin besar tingkat
ketergantungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat dan atau
pemerintah provinsi.
3) Rasio kemandirian keuangan daerah
Rasio kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukkan
kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintah, pembangunan dan sesuai target yang ditetapkan pelayanan
kepada masyarakat yang telah membayar pajak dan restribusi sebagai
sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Kemandirian keuangan
daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli daerah
dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber lain,
misalnya bantuan pemerintah pusat ataupun dari pinjaman. Semakin
tinggi rasio kemandirian maka tingkat ketergantungan daerah terhadap
bantuan pihak ekstern semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya.
4) Rasio efektivitas pengelolaan keuangan daerah
Rasio efektivitas pendapatan asli daerah menunjukkan pemerintah
daerah dalam memobiisasi penerimaaan pendapatn asli daerah sesuai
dengan yang ditargetkan. Kemampuan memperoleh pendapatan asli
daerah dikategorikan efektif apabila rasio ini mencapai minimal 1 atau
100 %.
14
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai
kinerja manajemen.
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan
membandingkan dengan target kinerja serta melakukan tindak korektif
untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and
punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai
dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka
memperbaiki kinerja organisasi.
6. Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastikan bahwa pengambilan keputisan dilakukan secara objektif.
15
3. Marjoni, Andi Mattulada Amir, Abdul Kahar, 2018. Pengaruhpenerapan
Sistem Informasi Keuangan Daerah, Pengendalian Intern, Dan Kompetensi
Sumber Daya manusia Terhadap Kinerja Keuangan SKPD Kabupaten Sigi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
signifikan penerapan sistem informasi keuangan daerah, pengendalian
intern, dan kompetensi sumber daya manusia secara simultan terhadap
kinerja keuangan satuan kerja pemerintah di Kabupaten Sigi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi keuangan daerah,
pengendalian intern, dan kompetensi sumber daya manusia secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan satuan kerja pemerintah
di Kabupaten Sigi penerapan sistem informasi keuangan daerah
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan aparatur pemerintah unit
pengendalian intern di Kabupaten Sigi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan Satker di Kabupaten Sigi Kompetensi sumber daya
manusia berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan Satker di
Kabupaten Sigi.
4. Silviana dan Erwin Antoni. 2014. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Survey
Pada Pemerintah Kabijpaten Di Seluruh Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan
untuk menganalisis pengaruh penerapan Sistem Informasi Akuntansi
terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Metode yang
digunakan adalah explanatoly. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada Auditor Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia - Dinas Provinsi Jawa Barat. Alat analisis
menggunakan regresi linier sederhana. Penelitian ini menghasilkan temuan
penerapan sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kualitas
laporan keuangan pemerintah daerah. Ditemukan faktor-faktor yang masih
kurang optimal seperti komputerisasi sistem informasi yang belum
terintegrasi dengan divisi lain, kompetensi yang meliputi latar belakang
pendidikan akuntansi sumber daya manusia masih minim di bagian
keuangan. Dengan kata lain sistem akuntansi harus terintegrasi dengan
semua divisi untuk mempercepat proses pembuatan laporan keuangan,
sehingga pengetahuan akuntansi pegawai merupakan faktor yang harus
16
diperhatikan dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.
17
aparatur pemerintah
unit pengendalian
intern di Kabupaten
Sigi berpengaruh
signifikan terhadap
kinerja keuangan
Satker di Kabupaten
Sigi Kompetensi
sumber daya manusia
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
keuangan Satker di
Kabupaten Sigi.
4. Silviana dan Penelitian ini Menguji Lokasi
Erwin Antoni. menghasilkan temuan Pengaruh penlitian
2014. Pengaruh penerapan sistem Penerapan dilakukan di
Penerapan informasi akuntansi Sistem Jawa barat
Sistem Informasi berpengaruh terhadap Informasi dengan
Akuntansi kualitas laporan Akuntansi menggunakan
Terhadap keuangan pemerintah Terhadap metode
Kualitas Laporan daerah. Ditemukan Kualitas survey.
Keuangan faktor-faktor yang Laporan
Pemerintah masih kurang optimal Keuangan
Daerah Survey seperti komputerisasi Pemerintah
Pada sistem informasi yang Daerah
Pemerintah belum terintegrasi
Kabupaten Di dengan divisi lain,
Seluruh Jawa kompetensi yang
Barat meliputi latar belakang
pendidikan akuntansi
sumber daya manusia
masih minim di bagian
keuangan. Dengan
kata lain sistem
akuntansi harus
terintegrasi dengan
semua divisi untuk
mempercepat proses
pembuatan laporan
keuangan, sehingga
pengetahuan akuntansi
pegawai merupakan
faktor yang harus
diperhatikan dalam
meningkatkan kualitas
laporan keuangan
pemerintah daerah.
18
2.3. Kerangka Teori
Salah satu faktor pendukung kualitas laporan keuangan adalah sistem
informasi akuntansi, dimana laporan keuangan dihasilkan dariunsur-unsur
sistem informasi akuntansi yang didasarkan pada inputyang baik dan output
yang baik. Keduaaspek tersebut haruslah terpadu dan berkesinambungan
sebagai pondasi sistem pelaporan keuangan yang baik. (Kurniawan, 201l).
Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini, ditandai
dengan ditetapkannya paket Undang-Undang bidang keuangan Negara, yaitu
UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Dari sisi pengelolaan keuangan daerah, paket undang-undang ini
merupakan awal bagi lahirnya peraturan-peraturan pengelolaan keuangan
daerah yang lebih harmonis dengan pengelolaan keuangan negara secara
umum. Hal ini ditandai dengan lahirnya Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor
77 Tahun 2020 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah. Tujuan
dari lahirnya peraturan-peraturan keuangan ini jelas, yaitu terciptanya tata
kelola keuangan negara yang transparan dan akuntabel baik di tingkat
pemerintah pusat maupun pemerintahdaerah.
Peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa
Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan
keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Sistem informasi
Akuntansi merupakan sebuah subsistem dari Sistem Informasi Manajemen,
atau dapat disebutkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi merupakan
pendukung suatu organisasi untuk menjadi kokoh. Setiap hari teknologi akan
berkembang, maka sistem informasi pun, terutama Sistem Informasi Akuntansi
akan turut mengalami pengembangan sistem.
Proses pengembangan sistem dapat diawali dengan melakukan analisis
terhadap sistem, kemudian mendesain konseptual dan fisik sistem tersebut.
Selanjutnya adalah implementasi sistem dan diakhiri dengan pemeliharaannya
(Romney & Steinbart, 2012)
19
Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem informasi yang berbeda
dengan sistem informasi lainnya namun tetap saling berhubungan. Menurut
Azhar Susanto “Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan (integritas) dari
sub-sub sistem atau komponen baik phisik maupun non phisik yang saling
behubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk
mengelola data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi
informasi keuangan”. Sebagai bentuk dari suatu tanggung jawab pemerintah
daerah yang mengeluarkan harus secara eksplisit menyatakan dalam surat
pernyataan bahwa laporan keuangan disusun berdasarkan system
pengendalian intern yang memadai. Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas
yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntasi
(SIA) merupakan bagian yang tidak terpisahkan darisistem akuntansi daerah.
Kualitas laporan keuangan tidak hanya diukur darikesesuaian dengan SAP
saja, tetapi juga dari sistem informasi akuntansi. Untuk itu, pemerintah daerah
harus mendesain, mengoperasikan dan memeliharasistem informasi akuntansi
yang baik dalam rangka menghasilkan informasikeuangan yang andal.
Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah merupakan
penerapan sistem mulai dari pengelompokan, penggolongan, pencatatan dan
pemrosesan aktivitas keuangan pemerintah daerah ke dalam sebuah laporan
keuangan sebagai suatu informasi yang nantinya dapat digunakan oleh pihak
tertentu dalam pengambilan keputusan oleh masing-masing SKPD dalam
proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (Sari dkk, 2014).
Penelitan Sari, dkk (2014) menemukan hasil bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara pemanfaatan sistem informasi akuntansi
keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten
Jembrana. Dengan adanya pemanfaatan sistem informasi akuntansi ini di
dalam proses penyusunan laporan keuangan, pemerintah Kabupaten Jembrana
diharapkan dapat memudahkan proses penyusunan laporan keuangan dan
memberikan manfaat bagi pemerintah demi mewujudkan laporan keuangan
yang berkualitas. setiap dilakukan peningkatan pemanfaatan sistem informasi
akuntansi keuangan daerah, maka akan meningkat kualitas laporankeuangan
yang dihasilkan.
20
2.4. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini kerangka konsep dapat digambarkan sebagai berikut:
2.5. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H0 : Sistem Informasi Akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Keuangan Daerah
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
3.4 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemerintah
Kabupaten Gorontalo. Responden pada penelitian ini adalah seluruh aparat
pemerintah yang ada dibawah Sekretaris Daerah Kabupaten Gorontalo yaitu:
1. Kepala Bagian
2. Kepala Sub Bagian
3. Pegawai
4. Bendahara
5. Kasie Keuangan, dll
Pengambilan Sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik sampling
insidental, yakni teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
23
Kabupaten Gorontalo. Kemudian responden memilih salah satu alternatif
jawaban yang sesuai dengan opininya.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menyederhanakan data agar data lebih
mudah diinterpretasikan yang diolah dengan menggunakan rumus atau aturan-
aturan yang ada sesuai pendekatan penelitian Sugiyono (2011: 332). Tujuan
analisis data adalah mendapatkan informasi relevan yang terkandung di dalam
data tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah
Sugiyono (2011). Analisis data adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memproses dan menganalisis data yang telah terkumpul.Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan suatu
bentuk analisis yang diperuntukkan bagi data yang besar yang dapat
dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang berwujud angka-angka.
Adapun alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert fungsinya
yaitu memberikan skor pada masing-masing jawaban pernyataan alternatif
tersebut. Kemudian dari alternatif tersebut jawaban tersebut diproses dan diolah
untuk dipergunakan sebagai alat pengukur variabel yang diteliti. Kemudian nilai -
nilai alternatif jawaban diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur
variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan
komputer melalui program IBM SPSS 22 for Windows.
24
Sebuah instrument memilikivaliditas yang tinggi apabila butir-butir
yang membentuk instrument tersebut tidak menyimpang dari fungsi
instrumen. Adapun instrument yang memiliki validitas yang tinggi pula jika
factor-faktor yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak
menyimpang dari fungsi instrumen. Jadi, peneliti harus teliti dalam
merumuskan butir-butir pertanyaan yang didasarkan adanya indicator-
indikator instrument yang ada.
Adapun untuk mengukur kesahihan angket adalah dengan
menggunakan validitas kontrak (Validitas internal) dengan rumus product
momen dari pearson Sugiyono (2011).
Ket : r
xy : koefisiean korelasi Product moment
N : Jumlah Subjek
x : Jumlah Skor item/nilai tiap item
y : Jumlah skor total/ nilai total angket
3.7.2 Reliabilitas
Uji reliabilitas menggunakan menggunakan metode konsistensi
internal, yaitu hanya memerlukan satu kali penyajian tes, sehingga masalah
yang timbul akibat penyajian yang berulang dapat dihindaari. Pengujian
reliabilitas instrument menggunakan Teknik alpha Cronbach melalui scale
reliability dan perlakuan terhadap butir gugur menggunakan SPSS. Uji
reliabilitas ini hanya dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk
menguji reliabilitas digunakan teknik croancbach alpha > 0,60, Dimana pada
pengujian ini menggunakan bantuan komputer progam SPSS. Rumus
croanbach alpha adalah sebagai berikut:
Keterangan:
r11 : Reliabilitas
k : banyaknya butir pertanyaan
25
: jumlah varian butir
: varian total
26
5. Hitung scale value (interval rata-rata) untuk setiap kategori melalui
persamaan berikut:
27
Tabel 3. Jadwal Penelitian
Bulan
No. Kegiatan Februari Maret April
I II III IV I II III IV I II III IV
Observasi/Penyusunan
1.
Proposal
Penyususnan Draf
2.
proposal
3. Ujian Proposal
Pengumpulan data dan
4.
Analisis Data
Penyusunan Draf
5.
Laporan penelitian
6. Ujian Hasil
7. Ujian Skripsi
Sumber: Hasil olah data, 2021
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran Tajwid dan Terjemahnya
Dilengkapi dengan Ashabul Nuzul dan Hadits Sahih. Bandung: Syaamil
Quran, 2010.
Fahmi, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Mardiasmo. (2012). Akuntansi Keuangan Dasar. Yogyakarta: BPFE.
Puspitawati, Lilis Dewi Anggadini, Sri. 2011. Sistem Informasi Akuntansi.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Rudianto. (2013). Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan
Keputusan Strategis. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta
2. Jurnal
Agus Suryanto dan Refianto. 2019. Analisis Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Bina
Manajemen, September 2019, Vol.8 No.1 Hal 1 – 33
Akbar, Rusdi, Robyn Pilcher, dan Brian Perrin. 2012. “Performance measurement
in Indonesia: the case of local government.” Pacific Accounting Review 24
(3): 262– 91. https://doi.org/10.1108/0114058121128387
Bandi. 2014. Pengaruh respon perusahaan dalam investasi teknologi informasi
terhadap kinerja perusahaan: strategi bisnis, kematangan teknologi
informasi, dan ukuran perusahaan sebagai variabel anteseden. Fakultas
ekonomi universitas sebelas maret, Surakarta
Bertot, John Carlo, Paul T. Jaeger, dan Justin M. Grimes. 2012. “Promoting
transparency and accountability through ICTs, social media, and
29
collaborative e-government.” Transforming Government: People, Process
and Policy 6 (1): 78–91. https://doi.org/10.1108/17506161211214831.
Handoko A Hasthoro dan Sunardi, 2016. Tata Kelola Publik Dan Kinerja
Keuangan Pemerintah Daerah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
Volume 19 No. 1, April 2016
Hasibuan, Hara. 2013. Pengaruh Penerapan Akuntabilitas Keuangan,
Pemanfaatan Teknoligi Informasi dan Ketaatan terhadap Peraturan
Perundang-Undangan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
studi pada SKPD Kota Pekanbaru, Skripsi S1 Fakultas EkonomiUniversitas
Riau
Hasnidar. 2016. pengaruh sistem informasi akuntansi berbasis komputer dan
pengendalian internal terhadap kualitaskeuangan di instansi pemerintahan
Kab. Bone (studi kasus satuan kerja pemerintahan daerah kab. bone).
Skripsi. UIN Alauddin. Makasar
Marjoni, Andi Mattulada Amir, Abdul Kahar, pengaruhpenerapan sistem informasi
keuangan daerah, pengendalian intern, dan kompetensi sumber
dayamanusia terhadap kinerja keuangan SKPD Kabupaten Sigi. e Jurnal
Katalogis, Volume 6 Nomor 1Januari 2018 hlm 63-74
Nur Azlina dan Ira Amelia 2014. Pengaruh Good Governance dan Pengendalian
Intern Terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Pelalawan. Jurnal
Akuntansi Universitas Jember – Vol. 12 No. 2 Des 2014
Nurul Mardiyyah Pratiwi. 2017. Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance terhadap Perusahaan pada PT Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Selatan dan Bangka Belitung Palembang. Skripsi Universitas
Muhamadiyah Palembang.
Rendy dwi putra, 2017. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi (SIA) terhadap
kualitas laporan keuangan pemerintah daerah di kabupaten cianjur (Studi
Kasus Pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Cianjur). Skripsi Unpas Bandung.
Silviana dan Erwin Antoni. 2014. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi
Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Survey Pada Pemerintah Kabijpaten Di Seluruh Jawa Barat. Jurnal Profita,
Volume 6. No, 1 April 2014
30
3. Peraturan-peraturan
Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun2010. Tentang Sistem Informasi keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005. Tentang Sistem Informasi keuangan
Daerah.
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008. Tentang Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010. Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
31