USULAN PENELITIAN
Oleh :
IMAN ROHIMAN
NPM : 6520117014
USULAN PENELITIAN
Oleh :
IMAN ROHIMAN
NPM : 6520117014
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Usulan Penelitian ini masih jauh
dari sempurna.
Usulan Penelitian ini terlaksana berkat bantuan dari berbagai pihak, maka
kepada :
1. Yth. Ibu Tina Cahya Mulyatin, S.IP., M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang
2. Yth. Ibu Mira Andriyani, S.IP., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah
3. Yth. Ibu Ririn Yulianti, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan
STISIP Bina Putera Banjar yang telah bersedia untuk memberikan bimbingan
4. Para Dosen pengajar di lingkungan STISIP Bina Putera Banjar yang telah
i
5. Yang saya cintai dan saya banggakan kedua orang tua saya, istri dan anak –
anak saya tercinta serta teman - teman seperjuangan yang telah banyak
mendukung baik moril maupun materil, selama peneliti kuliah di STISIP Bina
Putera Banjar.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan pada
Peneliti
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 11
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12
1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................ 12
iii
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 78
3.7.1. Uji Validitas dan Reliabilitas / Uji Asumsi .................... 78
3.7.2. Teknik Statistik .............................................................. 81
3.8. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 87
3.8.1. Tempat Penelitian .......................................................... 87
3.8.2. Waktu Penelitian ............................................................ 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
berkualitas bagi masyarakat dan perbaikan mutu pelayanan merupakan suatu upaya
publik adalah isu yang sangat strategis dan penting karena sebagai tempat berinteraksi
antara pemerintah dan warganya, dimana warga rela membayar pajak dan
seperti pelayanan perpajak di daerah yang bermutu, cepat serta berkualitas kepada
pendapatan negara saat ini cukup besar, dilihat dari perkembangan pendapatan negara
dari sektor ini cukup besar. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan
saat itu.
1
2
daerah di Indonesia pada 1 Januari 2001 yang menghendaki daerah untuk berkreasi
dan pembangunan. Dengan adanya hal tersebut setiap daerah memiliki hak dan
otonomi, daerah dipacu untuk lebih berkreasi mencari sumber penerimaan daerah
Pajak daerah menjadi salah satu penerimaan utama bagi pemerintah daerah
pajak dan retribusi daerah menjadi salah satu sumber penerimaan yang berasal dari
daerah dan dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah masing-
masing. Sejalan dengan pajak pusat, pajak daerah memiliki peranan yang dominan
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah tingkat I (Pajak
pajak daerah yang dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri
oleh wajib pajak. Pada pasal 2 point 1 pajak terdiri atas; (a) Pajak Provinsi dan (b)
Pajak Kabupaten/Kota. Jenis pajak yang masuk ke dalam Pajak Provinsi adalah:
Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak
Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan, Bea
Melalui peraturan pemerintah tersebut jelas telah terbagi antara pajak yang
dipungut oleh pemerintah daerah dengan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat.
Pengaturan mengenai pajak daerah ini juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor
28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang isinya mengenai
pembagian pajak yang harus dipungut oleh pemerintah daerah terbagi menjadi Pajak
Salah satu komponen dari pajak daerah ialah pajak kendaraan bermotor, pajak
yang dibayarkan setiap tahun oleh wajib pajak kendaraan bermotor ini merupakan
4
meningkat setiap tahunnya yang otomatis membuat wajib pajak kendaraan bermotor
penduduk di suatu daerah. Masyarakat yang menduduki suatu daerah atau perkotaan
sangat rentan terkena imbas dari peningkatan jumlah kendaraan, hal tersebut
merupakan hal yang krusial dan akan berdampak pada peningkatan volume
memberikan dampak yang signifikan bagi suatu daerah dan memicu ketidakteraturan
Tercatat pada Kantor SAMSAT Kota Banjar terjadi peningkatan jumlah wajib
pajak yang mendaftarkan pajak kendaraanya setiap tahun, namun masih terdapat
yang diperoleh peneliti, jumlah kendaraan yang terdaftar di Samsat Kota Banjar pada
tahun 2020 adalah sebanyak 76.128 unit, yang terdiri dari roda 2 (R2) sebanyak
Dari data kendaraan yang terdaftar dalam kantor SAMSAT Kota Banjar
jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun selama lima tahun belakangan ini. Dari data
5
awal penelitian di peroleh keterangan dari Samsat Kota Banjar bahwa tingkat
kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor di Kota Banjar masih terbilang rendah.
Walaupun jika dlihat setiap tahunnya penerimaan pajaknya meningkat, tetapi jumlah
kewajiban wajib pajak sesuai dengan aturan yang berlaku. Kesadaran dan kepatuhan
diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk
perpajakan.
(Tax Reform) di Indonesia dari sisi kebijakan (tax policy reform) telah dilakukan
sejak tahun 1983 (33 tahun yang lalu), dengan terbitnya lima undang-undang, yaitu
Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
No 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Barang dan Jasa dan Pajak
6
Bumi dan Bangungan (PBB) dan UU No 13 Tahun 1985 Tentang Bea Materai.
Indonesia yang dibuat sejak zaman penjajahan Belanda. Tahun 1997 dikeluarkannya
Daerah dan Retribusi Daerah, UU No 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dan
Surat Paksa, UU No 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak dan UU
No 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan atas Tanah dan Bangunan. Dilanjutkan
reformasi ini pada tahun 1994, 1997, 2000, 2007, 2008 dengan menerbitkan UU baru
namun hanya untuk mengganti atau menyempurnakan UU yang sudah ada. Tujuan
dengan penerapan sistem administrasi perpajakan modern yang memiliki ciri khusus
antara lain struktur organisasi berdasarkan fungsi, perbaikan pelayanan bagi setiap
untuk menampung keberatan wajib pajak. Hal lain yang perlu diketahui adalah sistem
sebagai bentuk inovasi teknologi yang di lakukan Direktorat Jenderal Pajak untuk
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Sejalan dengan DJP, Dinas Pendapatan Daerah
sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengelola pajak
diantaranya penerapan online sistem yang dimulai pada awal tahun 2010 yaitu Samsat
pelayanan pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Untuk wilayah Jawa Barat
sistem samsat online diatur oleh Badan Pajak dan Retribusi Daerah. Perluasan dari
sistem Samsat Online ini ialah pada tahun 2016 Gubernur Jawa Barat meluncurkan e-
secara elektronik melalui channel Bank (ATM, Mobile Banking, dan Internet
atas Peraturan Gubernur Jawa Barat nomor 33 Tahun 2013 tentang petunjuk
pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun 2011 tentang
8
pajak daerah untuk jenis pungutan pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama
2. Pembayaran PKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan secara
Menurut salah satu wajib pajak pengguna e-Samsat di SAMSAT Kota Banjar,
administrasi yang dilakukan sebelum e-Samsat ialah pembayaran secara manual yang
sampai sekarang pun masih tetap berlangsung, kelebihan dari e-Samsat ini
pembayaran pajak tidak perlu mendaftar bisa langsung membayar lewat bank atau
ATM dengan syarat nama di Surat Tanda Nomor Kendaraan dan ATM sama. Bukti
counter e-Samsat yang telah disediakan jadi tidak perlu mengantri seperti
pembayaran manual atau sebelum e-Samsat. pembayaran e-Samsat ini hanya berlaku
untuk perorangan tidak untuk badan dan juga tidak berlaku untuk kendaraan yang
Sejauh ini penyampaian informasi melalui website Badan Pajak dan Retribusi Daerah
mengenai pembaharuan sistem e-Samsat dan juga melalui media cetak diharapkan
wilayah Jawa Barat, terkhusus Kota Banjar. Di era globalisasi seperti sekarang ini
9
wajib pajak memiliki waktu response yang cepat terhadap berbagai informasi. Wajib
pajak membutuhkan proses penyampaian informasi yang baik, cepat dan murah.
ketentuannya, dalam hal ini harus adanya kualitas pelayanan yang baik dalam proses
pembayaran melalui dijelaskannya secara rinci mengenai akses dan fasilitas yang
kepatuhan wajib pajak dapat timbul dari wajib pajak. Menurut Rohmawati dan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Soreang. Artinya
diperlukan sosialisasi yang jelas agar para wajib pajak mengetahui dan memahami
Untuk itu juga pelaksanaan administrasi perpajakan modern ini juga harus
di bawah Satu Atap (SAMSAT) sebagai salah satu instansi pemerintah juga harus
mengikuti perubahan orientasi tersebut dan harus memfasilitasi para wajib pajak
proses pembayaran dan besaran persentase kenaikan dan penurunan Pajak Kendaraan
Badan Pajak dan Retribusi Daerah Provinsi Jawa Barat sebagai instansi yang
mengurusi pajak daerah Provinsi Jawa Barat, pada kenyataannya dalam pelaksanaan
ditunjukan dengan ribuan kendaraan belum mendaftar ulang atau belum membayar
pajak tahunan. Diperkirakan 5.000 kendaraan bermotor di wilayah Kota Banjar belum
membayar pajak. Kendaraan yang belum membayar pajak sebagian besar adalah
(https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2016/04/12/5000-pemilik-sepeda-otor-
bermotor tersebut yang masih mengalami tunggakan sampai triliunan rupiah, serta
juga jumlah kendaraan bermotor terdaftar dengan jumlah pajak yang dibayarkan nya
tidak sesuai, meskipun Badan Pajak dan Retribusi Daerah telah melakukan inovasi
pajak yang modern seperti lewat e-Samsat maka penulis tertarik untuk mencari tahu
adalah institusi pemerintah yang berada di bawah naungan Badan Pajak dan Retribusi
Daerah yang menjadi pusat pelayanan untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor
11
khusus bagi wilayah Kota Banjar. Berdasarkan data sebelumnya bahwa di kantor
SAMSAT ini tingkat kepatuhan wajib pajaknya masih rendah dan masih kurangnya
para wajib pajak kendaraan bermotor dan sejauh mana pengetahuan para wajib pajak
mengenai sistem administrasi perpajakan modern ini. Maka dari itu berdasarkan latar
Wajib Pajak Kendaraan Bermotor” (Studi Kasus Pada Kantor Samsat Kota Banjar)
Kota Banjar?
bertujuan untuk;
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait
yaitu:
1. Kegunaan teoritis :
2. Kegunaan praktis :
a. Bagi peneliti
penelitian selanjutnya.
b. Bagi pembaca
Penelitian ini dharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi
bagi Badan Pajak dan Retribusi Daerah Jawa Barat untuk upaya
bagi Dinas Pelayanan Pajak dan gambaran mengenai persepsi wajib pajak
Bermotor
d. Bagi masyarakat
sebelumnya berupa penelitian berbentuk skripsi dan jurnal mengenai pengaruh sistem
Widyatama pada) tahun 2015 dengan judul penelitian “Pengaruh Sistem Administrasi
Perpajakan Modern dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Pada Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Daerah Prov. Wil. Kota Bandung III Soekarno Hatta). Dalam penelitian
Feisal ini, masalah yang dikaji ialah proses pelayanan pembayaran pajak kendaraan
bermotor yang belum optimal dan juga kurangnya kepatuhan wajib pajak karena
sanksi administrasi belum sepenuhnya berjalan. Metode dalam penelitian ini adalah
hubungan yang kuat terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor, dengan
begitu kedua variable tersebut menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kepatuhan
15
16
sebesar 76,2% sedangkan 23,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
penelitian ini masalah yang dikaji adalah masih banyak wajib pajak yang terlambat
dan tidak menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) dan penulis ingin melihat
fasilitas layanan dengan teknologi informasi dan kode etik. Terdapat pengaruh
variabel kualitas layanan dan kode etik dengan taraf signifikansi didapat sebesar
0,000 yang artinya lebih kecil dari 0,05. Maka dikatakan kualitas layanan dan kode
perpajakannya.
I Wayan Sugi A. dan Ni Ketut Lely A.M (Skripsi. Program Studi Akuntansi
(PSA) Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Bali) pada tahun 2017 dengan
dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak”. Masalah yang dikaji ialah
ketidakstabilan yang terjadi pada tingkat kepatuhan wajib pajak, sehingga penulis
17
tertarik mengkaji faktor apa yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Metode
dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan analisis data menggunakan regresi
linear berganda. Dalam penelitian ini menunjukan hasil variabel struktur organisasi,
proses bisnis dan teknologi informasi serta komunikasi, manajemen sumber daya
modern berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP
Pratama Gianyar.
Dalam landasan teori ini berisi penjelasan teori, yakni mengenai Sistem
pembuatan penelitian
1 . Perpajakan
a. Definisi Pajak
diartikan sebagai sumber dana pembiayaan dari sebuah negara yang berfungsi
negaranya. Banyak para ahli yang telah mengemukakan mengenai pengertian dari
pajak, satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu merumuskan
18
Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H, Pajak adalah ”iuran rakyat
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 1 pengertian pajak
yaitu :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”
bahwa pajak adalah iuran wajib yang dibebankan oleh seluruh masyarakat yang
menjadi Wajib Pajak yang pungutannya bersifat memaksa dan digunakan untuk
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada beberapa ciri yang
3. Tanpa jasa timbal balik atau kontra-prestasi dari Negara secara langsung
dapat dituntut
b. Fungsi Pajak
dari berbagai definisi, terdapat dua fungsi pajak yang sangat melekat dalam sistem
perpajakan yaitu:
pengeluaran-pengeluaran pemerintah.
Selain dua fungsi pajak yang dikemukakan oleh Waluyo, Menurut Nurdin
Hidayat dan Dedi Purwana dalam bukunya terdapat dua fungsi pajak yang lain
yaitu:
Fungsi ini dilakukan dengan membuat berbagai kegiatan yang dapat membuat
2) Fungsi Stabilitas
Fungsi ini lebih menitikberatkan pada upaya untuk membuat kestabilan negara.
masyarakat. salah satu cara untuk kestabilan negara, dapat dilakukan dengan
Secara umum fungsi pajak yang selama ini diterapkan ialah memang untuk
penerimaan (budgeter) dan pengatur (reguler). Selain kedua fungsi utama tersebut
keadaan perekonomian suatu negara dan pendistribusian, artinya pajak yang telah
rakyat. Dua fungsi pajak ini merupakan perluasan dari dua fungsi utama yang
c. Jenis Pajak
pemungutnya.
1) Menurut Golongan
a) Pajak Langsung
Pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak
dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain.
21
Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
2) Menurut Sifat
a) Pajak Subjektif
b) Pajak Objektif
a) Pajak Pusat
Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai
b) Pajak Daerah
Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak
Hingga saat ini ada tiga sistem yang diaplikasikan dalam pemungutan pajak,
yaitu:
untuk menentukan sendiri pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan
yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib
undangan perpajakan.
a) Asas Domisili
23
Asas bahwa pajak dibebankan pada pihak yang tinggal dan berada di
wilayah suatu negara tanpa memperhatikan sumber atau asal objek pajak
b) Asas Sumber
Asas bahwa pembebanan pajak oleh negara hanya terdapat objek pajak yang
c) Asas Kebangsaan
3) Stelsel Pajak
berikut:
pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yakni setelah
baru dapat dikenakan pada akhir periode (setelah penghasilan riil diketahui)
24
Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh undang-
undang. Kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dibayar selama tahun
c) Stelsel Campuran
Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.
kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang
diminta kembali.
e. Tarif Pajak
perhitungan pajak yang terutang digunakan tariff pajak. Tarif pajak adalah tarif
untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya
tarif pajak dapat dinyatakan dalam presentase. Secara umum, dikenal empat jenis
1) Tarif Proporsional
Tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang dikenai
Contoh : Untuk penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean akan
2) Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai
Contoh : besarnya tarif Bea Materai untuk cek dan bilyet giro dengan nilai
tentang Pajak Penghasilan. Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha
tetap adalah sebesar 28% (dua puluh persen). Artinya besaran pajak
penghasilan untuk badan ialah tetap presentasenya sebesar 28% dalam lapisan
3) Tarif progresif
Tarif ini berupa presentase yang meningkat apabila jumlah yang dikenai pajak
4) Tarif Degresif
Tarif pajak degresif adalah presentase tarif yang digunakan semakin kecil bila
f. Pajak Daerah
Pajak menurut lembaga pemungutnya dibagi menjadi dua, pajak pusat atau
pajak yang pemungutannya ditangani oleh pemerintah pusat dan pajak daerah yang
pajak daerah.
pusat dan pajak daerah. Pajak pusat adalah pajak yang ditetapkan dan diatur
pemerintah pusat. Sedangkan pajak daerah adalah pajak yang menurut Undang-
“Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
“Iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah
tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
27
pajak daerah adalah Iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
dibagi menjadi dua bagian yakni pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota.
sebanyak 5 (lima) jenis yakni: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama
(sebelas), yaitu: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir,
Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
28
Nomor 34 Tahun 2000 tidak secara tegas dan jelas menentukan apa yang
menjadi objek pada setiap jenis pajak daerah, tetapi menyerahkan pada
peraturan pemerintah. Penentuan yang menjadi objek pajak daerah pada saat ini
dapat dilihat pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah. Hal ini merupakan
peraturan daerah, untuk mengetahui apa yang menjadi objek pajak harus dilihat
subjek pajak dan objek pajak. Subjek pajak identik dengan wajib pajak yaitu
setiap orang atau badan yang memenuhi ketentuan sebagai subjek pajak
pajak
Sedangkan wajib pajak adalah Orang pribadi atau badan yang menurut
tertentu.
pajak sehingga penentuan besarnya tarif pajak yang diberlakukan pada setiap
jenis pajak daerah memegang peranan penting. Tarif pajak daerah yang dapat
Tahun 2000 yang ditetapkan dengan pembatasan tarif paling tinggi, yang
20%
Dalam sistem pemungutan pajak yang dijalankan saat ini yaitu Self
Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000, yang kini
karakteristik setiap jenis pajak daerah tidak sama, sistem ini tidak dapat
diberlakukan untuk semua jenis pajak daerah. Pemungutan pajak daerah saat ini
a) Dibayar sendiri oleh wajib pajak. Sistem ini merupakan perwujudan dari
menggunakan SPTPD
sistem official assesment, yaitu system pengenaan pajak yang dibayar oleh
wajib pajak setelah terlebih dahulu ditetapkan oleh kepala daerah atau
pejabat yang ditunjuk melalui Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau
sistem with holding, yaitu sistem pengenaan pajak yang dipungut oleh
adalah sistem self assesment dan official assesment. Hal ini dapat dilihat pada
bahwa pajak dipungut berdasarkan penetapan kepala daerah atau dibayar sendiri
pajak kendaraan bermotor diatur dalam bagian kedua dimulai dari pasal 3-8
darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT
(a) Kereta Api, (b) Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk
pembebasan pajak dari Pemerintah, (d) objek Pajak lainnya yang ditetapkan dalam
Peraturan Daerah.
kendaraan bermotor.
Bisa dikatakan Pajak Kendaraan Bermotor ini adalah iuran wajib yang
dipungut atas kepemilikan kendaraan beroda baik roda dua sampai lebih yang
subjek pajak dan wajib pajak bagi pajak kendaraan bermotor pada pasal 4. Subjek
Pajak Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki
adalah orang pribadi atau badan yag memiliki Kendaraan Bermotor. Dalam hal ini
Wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa
Badan tersebut.
33
untuk Pajak Kendaraan Bermotor yang karena keadaan kahar (force majuere)
masa pajaknya tidak sampai 12 (dua belas) bulan. Dapat dilakukan restitusi atas
pajak yang sudah dibayar untuk porsi masa pajak yang belum dilalui.
a) Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB), yaitu nilai jual kendaraan bermotor
bermotor. Dalam harga pasaran umum tidak diketahui maka NJKB ditentukan
berdasarkan faktor-faktor :
34
a) Harga kendaraan bermotor dengan isi silinder dan/atau satuan tenaga yang
sama
b) Penggunaan kendaraan bermotor untuk umum atau pribadi
c) Harga kendaraan bermotor dengan merek bermotor yang sama
d) Harga kendaraan bermotor dengan tahun pembuatan kendaraan bermotor
yang sama
e) Harga kendaraan bermotor dengan pembuat kendaraan bermotor yang sama
f) Harga kendaraan bermotor dengan kendaraan bermotor sejenis
g) Harga kendaraan bermotor berdasarkan dokumen Pemberitahuan Impor
Barang.
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
Tarif Baru
No Keterangan Berdasarkan Perda Nomor 13
Tahun 2011
1 Untuk kepemilikan kendaraan
1,75 %
bermotor pertama
2 Untuk kepemilikan kendaraan
2,25 %
bermotor kedua
3 Untuk kepemilikan kendaraan
2,75 %
bermotor ketiga
4 Untuk kepemilikan kendaraan
3,25 %
bermotor keempat
5 Untuk kepemilikan kendaraan
3,75 %
bermotor kelima dan seterusnya
Catatan: untuk perda baru setiap pembelian kendaraan bermotor selanjutnya
tarif selalu bertambah 0,5%, artinya tarif yang diberlakukan adalah tarif
progresif
Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor : 13 Tahun 2011
Tentang Pajak Daerah
35
(satu persen)
d) Tarif Pajak Kendaraan Bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan
Besarnya pokok Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dihitung dengan cara
Berdasarkan rumus tersebut besaran pajak terutang yang dapat dikenakan pada
wajib pajak kendaraan bermotor akan disesuaikan dengan tarif yang terlah
Bermotor tersebut.
36
a. Reformasi Perpajakan
dikeluarkan. Salah satu langkah yang diambil oleh Direktorat Jendral Pajak adalah
yang dilakukan mencakup dua bidang yaitu reformasi di bidang kebijakan dan
Adapun konsep program ini adalah perubahan pola pikir dan perilaku
aparat serta tata nilai organisasi, sehingga dapat menjadikan Direktorat Jendral
Pajak sebagai institusi yang profesional dengan citra yang baik di mata
dari pajak setiap saat bisa diketahui. Ketiga, untuk memberikan suatu pengawasan
pajak.
pelayanan yang akan mempengaruhi tingkat kepatuhan para wajib pajak memang
Wajib Pajak Besar (Large Tax Office). Sebagai sebuah kantor yang menjadi
proyek percontohan (pilot project), Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tersebut dinilai
modern adalah tercapainya tingkat kepatuhan suka rela yang tinggi, tercapainya
paradigma perpajakan, yaitu dari semula berbasis jenis pajak sehingga terkesan
ada dikotomi berbasis fungsi dan lebih mengedepankan aspek pelayanan kepada
dengan masyarakat Wajib Pajak mengelola pajak secara efektif dan efisien.
dengan case management system dalam workflow system dengan berbagai modul
otomasi kantor serta berbagai pelayanan dengan basis e-system seperti e-SPT, e-
hanya Wajib Pajak tertentu saja, yakni sekitar 500 Wajib Pajak.
tingkat kesadaran bagi Wajib Pajak dengan melakukan pembaharuan sistem dan
meningkatkan proses perbaikan administrasi dapat menjadi hal yang efektif dan
efisien.
reformasi pada bidang perpajakan, yang dicanangkan pemerintah pusat, hal ini
juga berimplikasi atau berpengaruh terhadap pajak daerah dan retribusi daerah.
retribusi daerah yang mengarah pada sistem yang sederhana, adil, efektif dan
pembangunan daerah. Untuk itu maka pada tahun 1997 terbitlah Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan dalam
baru yaitu Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Tujuan dari perubahan ini dapat dilihat dari konsideran yang tercantum di
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah yaitu:
kemandirian daerah, perlu dilakukan perluasan objek pajak daerah dan retribusi
hal tersebut juga dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk menjalankan proses
layanan inovasi Pajak Daerah yakni layanan Pajak Online atau e-Pajak. Tujuan e-
Pajak atau Pajak Online adalah untuk mempercepat layanan perpajakan dengan
1) e-Samsat
memalui Channel Bank (ATM, Mobile Banking dan Internet Banking). Untuk
Bermotor.
42
dapat dilaksanakan pada mesin ATM maupun channel bank yang telah
Elektronik
5) Efisien, yaitu Wajib Pajak tidak perlu antri dan hadir di kantor Samsat
1) Wajib Pajak dengan data kepemilikan kendaraan yang sesuai dengan data
yang ada dalam Server Samsat dan Data Nasabah di Bank (NIK di KTP =
NIK di Samsat)
beli)
3) Wajib Pajak memiliki nomor rekening dan fasilitas ATM BANK yang
pajaknya
tahunan
7) Masa pajak yang dapat dibayarkan adalah 60 hari sebelum jatuh tempo.
adalah :
2) Wajib Pajak tidak perlu datang hadir dan mengganti di Kantor Samsat
dalah :
dilakukan oleh nasabah Bank BJB yang Nama dan Datanya sama dengan
Nama Pemilik Rekening Bank BJB), dan Pastikan juga NIK KTP pemilik
44
4) Selanjutnya akan masuk ke menu pengisian Kode Bayar pada layar ATM.
6) Selnjutnya akan tertera pada layar ATM jumlah besaran penetapan Pajak
yang harus dibayarkan, dan pastikan data wajib pajak, nama pemilik
ATM.
bermotor anda.
45
secara operasional.
sederhana, adil, efektif dan efisien yang dapat menggerakkan peran serta
modern dan menurut Diana sari (2013:19), maka dapat di susun dimensi
yang yakni :
1. Strategi Organisasi
dan sumber daya yang ada sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi
tokoh agama dan juga melalui media massa, portal website serta
2. Kualitas Layanan
Nonik Faradila tujuan dari suatu pelayanan publik pada umumnya adalah
(SOP) untuk setiap kegiatan di seluruh unit DJP. Selain itu DJP
layanan agar masyarakat atau wajib pajak dapat merasa terpuaskan serta
counter)
spt (pengisian SPT dengan program yang telah disediakan DJP) dan
di Bank
perpajakan
No. 554/KMK/.04/2000 dalam Devano Sony & Siti Kurnia Rahayu pada Feisal
Menurut Chairil Anwar Pohan (2015:8), Kepatuhan Wajib Pajak atau Tax
Compliance adalah :
49
pajak adalah usaha dari seorang Wajib Pajak untuk memenuhi semua kewajiban
yang patuh merupakan salah satu kepatuhan terhadap hukum. Kepatuhan dalam
1) Kepatuhan Material
Suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara substantif atau hakekat memenuhi
Perpajakan.
50
2) Kepatuhan Formal
sebagai Wajib Pajak Patuh adalah Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
tahun terakhir.
terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November tidak lebih dari 3 (tiga)
Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut dan
2) Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan
pajak.
wajib pajak seperti yang di atas dapat terwujud dengan dibarengi dengan
Aristanti Widyaningsih dalam R.A Vivi Yulian dan Neri Susanti, antara lain :
2) Kualitas Pelayanan
3) Tingkat Pendidikan
perpajakan yang berlaku. Tingkat pendidikan yang semakin rendah juga akan
4) Tingkat Penghasilan
Kondisi ini berarti bahwa jika persepsi/keyakinan wajib pajak terhadap sanksi
Sistem administrasi perpajakan suatu negara akan efektif apabila didukung oleh
instansi pajak yang efektif, sumber daya pegawai pajak yang mumpuni dan
Tarif pajak yang tinggi tentunya memberikan dorongan Wajib Pajak untuk
Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
1) Kepatuhan Formal :
SPT tahunan PPh terhutang tidak melampaui 4 (empat) bulan setelah akhir
tahun pajak.
2) Kepatuhan Material :
a) Kepatuhan dalam megisi SPT dengan benar, lengkap dan jelas. Setiap wajib
pajak mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas dalam
bahasa Indonesia dengan huruf latin, angka dan satuan mata uang rupiah
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Pajak
merupakan iuran wajib yang dibebankan oleh masyarakat yang telah menjadi Wajib
pemerintah pusat dan berimplikasi pada pemerintah daerah yakni lewat pajak daerah.
Inovasi dilakukan dalam pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor ini, tujuannya agar
Kendaraan Bermotor.
sekarang ini telah ada e-Samsat yang merupakan alternative layanan permbayaran
sederhana, adil, efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib
Hutagaol, dkk (2017) bahwa kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu
perpajakan.
56
informasi teknologi yang handal dan terkini. Peningkatan penerimaan pajak melalui
dengan memberikan pelayanan yang baik pada wajib pajak tersebut. Perbaikan
pelayanan lewat program perubahan, penegakkan hukum, dan pelaksanaan kode etik
yang lebih baik harus diprioritaskan agar administrasi perpajakan dapat berjalan
secara efektif dan efisien, serta tercipta tingkat kepatuhan wajib pajak yang tinggi.
Dengan demikian dari uraian latar belakang masalah tersebut diduga bila
prosesnya yang lebih efektif dan efisien untuk pembayaran pajak kendaraan bermotor
maka terdapat pengaruh pada kepatuhan wajib pajak kendaraan bermotor untuk
Dimensi Sistem
Administrasi Perpajakan
Modern (e-Samsat) Dimensi Kepatuhan Wajib Pajak
1) Strategi Organisasi
1) Kepatuhan Formal
2) Kualitas Layanan
2) Kepatuhan Material
3) Fasilitas Layanan dan
Teknologi Informasi
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
2.3. Hipotesis
penelitian, oleh karena itu rumusah masalah penelitian ini biasanya disusun dalam
akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antar
Kota Banjar
Kota Banjar
BAB III
METODE PENELITIAN
metode kuantitatif karena data dalam penelitian ini berupa angka-angka dan
pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
sebagainya.
Penelitian ini akan meneliti mengenai data kajian yang bersifat numerik
atau angka yang nantinya akan menghasilkan interpretasi data. Desain penelitian
ini adalah penelitian kausal, yaitu merupakan sebuah penelitian yang digunakan
59
60
komunikasi, (3) perbaikan sistem manajemen sumber daya manusia dan (4)
bermotor.
informasi.
Tabel 3.1
Sistem Administrasi Perpajakan Modern Berbasis e-Samsat
Variabel No. Item
Dimensi Indikator Skala
Terikat Soal
Sosialisasi Program 1,2 Ordinal
Strategi
Kampanye Peduli 3,4,5 Ordinal
Organisasi
Pajak
Janji Waktu 6,7 Ordinal
Pelayanan
Kualitas
Kejelasan 8,9 Ordinal
Layanan
Sistem Persyaratan
Administrasi Kejelasan Prosedur 10,11 Ordinal
Perpajakan Pembayaran Secara 12,13 Ordinal
Moden Berbasis online
e-Samsat Fasiltas Infrastruktur 14,15,16 Ordinal
Layanan Mendukung Proses
dengan Pelayanan
Teknologi Pemanfaatan Sistem 17,18,19 Ordinal
Informasi e-Samsat
Pembayaran Melalui 20,21,22,23 Ordinal
Bank
62
pajak. Dalam penelitian ini kualitas layanan dan fasilitas layanan dengan
terdiri dari butir pernyataan dan responden dapat memilih satu jawaban yang
dalam suatu Negara. Wajib pajak dikatakan telah patuh atau memenuhi
wajib pajak adalah usaha dari seorang wajib pajak untuk memenuhi semua
untuk menjadi wajib pajak yang patuh merupakan salah satu kepatuhan
material.
sanksi administrasi.
tentang kepatuhan wajib kendaraan bermotor ini disajikan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
(Kepatuhan Wajib Pajak Kendaraan Bermotor)
terdiri dari butir pernyataan dan responden dapat memilih satu jawaban yang
atau fenomena sebagai hal yang dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur,
berada dalam fakta-fakta yang dapat dibuktikan atau diuji secara empiris.
yang lebih mendalam. Poin yang pertama adalah menjelaskan fenomena atau
gejala yang terjadi sebagai gambaran akan keingintahuan dan keinginan untuk
mendapat pemahaman mengenai suatu kondisi atau kejadian. Poin kedua adalah
penggunaan jenis data numerik atau data dalam bentuk angka-angka sebagai
bahan utama untuk melakukan analisis. Poin ketiga adalah menggunakan statistik
melalui pengujian hipotesis yang sejak awal sudah ditentukan dengan mengacu
huruf X.
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
Sistem Administrasi
Perpajakan Modern
Kepatuhan Wajib Pajak
Berbasis e- Samsat
Kendaraan Bermotor
(X) Berpengaruh
(Y)
1) Strategi Organisasi
1) Kepatuhan Formal
2) Kualitas Layanan
2) Kepatuhan Material
3) Fasilitas Layanan dan
Teknologi Informasi
Gambar 3.1
Paradigma Penelitian
67
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
3.4.1. Populasi
penelitian ini adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor yang terdaftar di
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan populasi maka sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh wajib pajak kendaraan bermotor yang terdaftar di
Salah satu metode untuk menghitung jumlah sampel yang akan digunakan
N
n=
N . e2 + 1
76.128
n=
(76.128 . 0,102) + 1
= 99,87
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas toleransi kesalahan (10%)
ditentukan dengan taraf kesalahan 10% ialah sebesar 99,87 dibulatkan menjadi
metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
bacaan yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dikerjakan, antara
lain buku, majalah ilmiah, dokumentasi, laporan kerja dan lainnya yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
kronologis dari yang umum mengarah pada khusus untuk diberikan pada
peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Oleh
Tabel 3.3
Pedoman Observasi
Alur Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor secara manual di Kantor SAMSAT
Tabel 3.4
Pedoman Observasi
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Menggunakan e-Samsat
di Kantor Samsat
No Aspek yang diamati Deskripsi
Fasilitas
1 Ketersediaan Ruang Tunggu
2 Ketersediaan Loket Pembayaran
3 Ketersediaan bangku untuk menunggu
4 Ketersediaan papan petunjuk
Kecepatan Pelayanan
1 Wajib Pajak menukarkan struk dengan SKPD
dan melakukan pengesahan STNK
2 Lama proses pelayanan
Sumber Daya Manusia
1 Ketanggapan Petugas
2 Keramahan Petugas
penerapan sistem admininstrasi ini dan mengukur kepatuhan wajib pajak dari
adanya sistem administrasi ini. Wawancara dilakukan pada dua orang yakni
Tabel 3.5
Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Item
Variabel Pertanyaan
Soal
Sistem Administrasi Petugas
Perpajakan Modern Seperti apa sosialisasi terkait program e- 1
Samsat yang dilakukan pihak samsat dan
Berbasis e-Samsat
dinas terkait?
apakah sosialisasi program e-Samsat ini telah 2
sepenuhnya diketahui masyarakat?
Adanya sistem administrasi perpajakan 3
modern apakah telah memudahkan petugas
dalam menjalankan pekerjaan? (adanya
kejelasan pembagian tugas dan wewenang)
Bagaimana penerapan program e-Samsat yang 4
selama ini telah dilakukan?
apakah infarstruktur yang ada telah mampu 5
mendukung program e-Samsat ini?
Apakah e-Samsat telah mempercepat proses 6
pembayaran pajak kendaraan bermotor oleh
wajib pajak?
Apakah program e-Samsat ini telah benar- 7
benar dimanfaatkan oleh wajib pajak?
Apakah pembayaran secara online 8
memudahkan petugas dalam memproses
pemenuhan kewajiban perpajakan wajib
pajak?
Apakah kecepatan pelayanan kepada wajib 9
pajak oleh petugas meningkat setelah ada
penerapan e-Samsat ini?
Apa kelebihan dan kekurangan dari program 10
ini?
adanya sistem administrasi perpajakan 11
modern apakah telah mempercepat proses
pelayanan bagi wajib pajak?
Upaya seperti apa yang dilakukan petugas 12
untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak?
Apa kendala yang dihadapi selama melakukan 13
pelayanan bagi wajib pajak?
bagaimana saran untuk kedepan agar program 14
ini dapat semakin efektif dilakukan?
73
Item
Variabel Pertanyaan
Soal
Wajib Pajak
Apakah saudara membayarkannya langsung 1
melalui ATM, Teller atau Mobile Banking?
Seperti apa proses yang dilakukan ketika 2
pembayaran bila melalui ATM dan Mobile
Banking?
Apakah step-step pembayaran melalui ATM 3
sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan?
Apakah sosialisasi yang diberikan terkait 4
program eSamsat ini sudah efektif dilakukan?
Apakah prosedur yang ada dari program e- 5
Samsat memudahkan untuk pembayaran pajak
kendaraan bermotor?
Seperti apa peningkatan pelayanan dari 6
program e-Samsat ini?
Apakah kecepatan pelayanan oleh petugas 7
meningkat setelah diterapkanna program e-
Samsat?
Apakah infrastruktur yang ada sudah layak 8
dan mendukung untuk penerapan program
ini? (adanya website dan pembayaran lewat
bank)
Apa saudara merasa terdapat kemudahan dari 9
pembayaran melalui e-Samsat ini dibanding
dengan pembayaran secara manual?
Apakah ada kesulitan yang dihadapi dari 10
pembayaran melalui e-Samsat ini?
Apakah sistem pembayaran melalui e-Samsat 11
sudah sepenuhnya dimanfaatkan oleh para
wajib pajak kendaraan bermotor?
apakah proses pembayaran melalui e-Samsat 12
ini sudah dapat memangkas waktu pelayanan
dan pembayaran pajak kendaraan bermotor?
Menurut saudara, apakah pembayaran melalui 13
bank atau ATM sudah dapat dikatakan efektif
dan efisien?
74
Pengetahuan tentang sumber data merupakan hal yang sangat penting untuk
diketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber data yang
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari
1. Data Primer
yang berasal dari sumber asli atau pertama. Dalam penelitian ini, data
kuantitatif, teknik ini efisien digunakan apabila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden,
serta apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang
luas.
75
Sumber data yang diperlukan dalam peneltian ini adalah data primer
dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari hasil penelitian secara
wajib pajak terdaftar di Kantor SAMSAT Kota Banjar sebagai sampel dari
penelitian.
2. Data Sekunder
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.
Menurut Iskandar (2009, p. 83), skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau skelompok orang mengenai suatu fenomena
atau gejala sosial yang terjadi. Fenomena ini telah spesifik dijelaskan oleh
Dari sub variabel yang ada, muncul indikator-indikator yang dijadikan tolak ukur
penelitian.
dengan memberikan tanda, misalnya seperti checklist atau tanda silang pada
Tabel 3.6
Bobot Penilaian Skala Likert
Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal.
dari syarat analisis parametrik yang mana data setidaknya berskala interval
5) Menentukan nilai Scala Value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan
Keterangan :
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen
variabel yang diteliti secara tepat. Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah
yang dikemukakan oleh Pearson yang dikenal dengan rumus korelasi product
Keterangan :
Menggunakan ∝ = 0,05 (5%) diketahui r hitung > r tabel. Apabila r hitung < r
Tabel 3.7
Kategori Hasil Validitas Instrumen
Kategori Keterangan
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
0,20 – 0,40 Rendah
0,40 – 0,60 Cukup
0,60 – 0,80 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
2) One Shot atau pengukuran sekali saja : pengukuran hanya sekali dan
Suatu variabel dikatakan handal jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70
dan dikatakan tidak reliabel atau tidak handal bila nilai Cronbach Alpha < 0,7026
Tabel 3.8
Kategori Reliabilitas Instrumen
Nilai r Keterangan
0,00 sampai 0,20 Sangat Rendah
0,20 sampai 0,40 Rendah
0,40 sampai 0,60 Cukup
0,60 sampai 0,80 Tinggi
0,80 sampai 1,00 Sangat Tinggi
1) Uji Normalitas
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara
a. Jika nilai sig. (Asymp.Sig) > 0,05 maka data residual berdistribusi normal
81
b. Jika nilai sig. (Asymp.Sig) < 0,05 maka data residual tidak berdistribusi
normal.
homogenitas ialah uji yang dilakukan untuk melihat data yang dibandingan
bersifat sama atau homogen. Uji yang dilakukan untuk melihat adanya
Langkah pengujian :
Varians Terbesar
Fhitung =
Varians Terkecil
3) Kriteria Pengujian
Distribusi frekuensi adalah salah satu cara untuk meringkas data kualitatif
(kelas) kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap kelas.
Tujuan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi adalah untuk mengatur data
mentah (data yang belum dikelompokkan) ke dalam bentuk yang rapi tanpa
data mentah ke dalam urutan yang sistematis (dari nilai terkecil ke nilai yang
lebih besar atau sebaliknya) atau lebih sering disebut data terurut.
Keuntungan dari pengurutan data mentah ke dalam urutan data yang sistematis,
diantaranya
1) Dapat melihat jarak antara nilai terkecil dan terbesar dari kumpulan data
tersebut.
kemiripan ciri.
1) Tentukan nilai dari data terkecil, data terbesar, dan banyak data.
terkecil.
rentang
ρ=
banyak kelas
Biasanya diambil data terkecil atau data yang lebih kecil dari data terkecil,
akan tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas interval yang telah
didapat.
Menurut Arikunto (2001: 246), klasifikasi penilaian untuk setiap variable yaitu :
Tabel 3.9
Kategori Persentase
Baik 76 % - 100 %
Cukup 56 % - 75 %
Kurang Baik 40 % - 55 %
Tidak Baik Kurang dari 40 %
Sumber : Arikunto (2001 : 246)
84
1) Uji Regresi
didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal antar satu variable independen
Y = α + bX
Keterangan :
Y : Variabel Terikat
α : harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkat
atau variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b
(+), terjadi kenaikan; bila b (-), terjadi penurunan
X : Variabel Bebas
Sy
Harga b = r Harga α = Y - bX
Sx
Keterangan:
r : koefisien korelasi momen produk antara variabel dengan variabel
Sy : simpangan baku variable Y
Sx : simpangan baku variable X
koefisien korelasi rendah, harga juga rendah. Selain itu, bila koefisien korelatif
negatif, harga juga negatif. Sebaliknya, bila koefisien korelasi positif, harga juga
Keterangan :
Y = Regresi Y atas X
X = Variabel X
α = Konstanta regresi
b = Koefisien regresi
n = Jumlah data
∑XY = Jumlah hasil perkalian X dan Y
∑ X2 = Jumlah hasil perkalian skor X
∑ Y2 = Jumlah hasil perkalian skor Y
2) Uji Hipotesis
lebih populasi yang perlu diuji kebenarannya. Benar atau tidaknya suatu hipotesis
statistik belum dapat diketahui dengan pasti kecuali melakukan pengujian dengan
menggunakan populasi.
dependen. Hipotesis nol (H0) yang akan di uji adalah apakah suatu parameter
H0 : bi = 0
Ha : bi ≠ 0
variabel independen.
86
1) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan
ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain
b. Hipotesis Statistik
perpajakan modern apabila diperoleh probabilitas (p value) < 0,05 maka dapat
probabilitas (p value) > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel sistem
pajak.
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
(2003) dalam Ghozali, jika uji empiris didapat nilai R2 negatif, maka nilai
Secara matematis :
Dalam metode statistik ini untuk lebih mempermudah dalam perhitungan maka
Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan yakni dari bulan November
2020 sampai April 2021. Pengambilan waktu pelaksanaan ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa interval waktu tersebut penulis sudah dapat mengatur waktu
kerja sehingga bisa membagi waktu untuk memfokuskan penelitian dan penulisan
skripsi.
88
Tabel 3.10
Jadwal Penelitian
BUKU
Darwin. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Mitra Wacana Media. 2010
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
Semarang: Badan Penerbit-Undip. 2013
Hidayat, Nurdin dan Dedi Purwana. Perpajakan Teori & Praktik. Jakarta :
Rajawali Pers. 2017
Kurnia Rahayu, Siti. Perpajakan Konsep dan Aspek Formal. Bandung: Rekayasa
Sains. 2017
Resmi, Siti. Perpajakan Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat. 2011
Siahaan, Marihot. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta: Raja Grafindo.
2010
Subagyo, P. Joko . Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta. 2015
Arif T.N, Feisal. Pengaruh Sistem Administrasi Perpajakan Modern dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Membayar Pajak
Kendaraan Bermotor (Studi Kasus Pada Cabang Pelayanan Dinas
Pendapatan Daerah Prov.Wil Kota Bandung III Soekarno-Hatta).Skripsi.
FE Universitas Widyatama. 2015
Purnama Sari, Novi, dkk. Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Badan Dalam Melaporkan SPT (Studi Kasus pada KPP Madya
Malang). Jurnal FIA .Universitas Brawijaya. Malang. 2013
R.A Vivi Yulian dan Neri Susanti, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Di Unit
Pelayanan Pendapatan Provinsi (UPPP), Jurnal, FE Universitas Dehasen
Bengkulu, 2013, h. 68
Salsalina Lingga, Ita. Pengaruh Penerapan e-SPT Terhadap Efisiensi Pemrosesan
Data Perpajakan: Survey Terhadap Pengusaha Kena Pajak pada KPP
Pratama X Bandung. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.2 November 2012
Kuisioner ini saya susun sebagai bahan melakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh sistem administrasi perpajakan modern berbasis e-Samsat terhadap kepatuhan
wajib pajak kendaraan bermotor di kantor SAMSAT Kota Banjar
A. Karakteristik Responden
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai
Isilah titik-titik dengan jawaban yang sesuai