SEMINAR AKUNTANSI
OLEH:
NURHANA
NIM 19.10.42.6657
LEMBAR KONSULTASI
NAMA MAHASISWA : NURHANA
JUDUL PENELITIAN : ANALISIS SISTEM PENGHAPUSAN
BARANG MILIK DAERAH PADA
DINAS PERPUSTAKAAN DAN
KEARSIPAN KABUPATEN KAPUAS
HULU PROVINSI KALIMANTAN
BARAT
TANGGAL SEMINAR : .....................................................................
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
proposal seminar mata kuliah dengan judul “Analisis Sistem Penghapusan Barang
Milik Daerah Pada Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat”.
2. Bapak Zulfahmi, S.E., MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Panca
Bhakti Pontianak.
3. Bapak Risal, S.E., M.Si., Ak., CA. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Panca Bhakti Pontianak.
5. Bapak dan Ibu Dosen, Staf Akademik dan Tata Usaha dilingkungan Fakultas
Ekonomi Universitas Panca Bhakti Pontianak.
6. Staf atau Pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan yang telah membantu dan
menyediakan data yang diperlukan selama melakukan penelitian.
7. Keluarga besar tercinta yang telah memberikan dukungan dan beserta doa.
ii
8. Teman- teman yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan proposal
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan penelitian ini, menyadari masih belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan penelitian ini. Namun demikian adanya, semoga proposal seminar
mata kuliah ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian selanjutnya dan
bermanfaat bagi kita semua kedepannya.
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf atas kekurangan yang terdapat
dalam penyusunan proposal seminar mata kuliah ini, Semoga dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Terima Kasih
Penulis
Nurhana
NIM. 19.10.42.6657
iii
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................
iv
3.2. Jenis dan Sumber Data......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, Barang Milik Daerah harus dikelola dengan baik dan
benar sehingga terwujud Pengelolaan Barang Milik Daerah yang transparan,
efisien, akuntabel, ekonomis serta menjamin adanya kepastian nilai. Paradigma
baru pengelolaan Barang Milik Daerah juga menekankan pada penciptaan nilai
tambah dari Barang Milik Daerah yang dimiliki dan dikelola.
Aset yang berada dalam pengelolaan pemerintah daerah tidak hanya yang
dimiliki oleh pemerintah daerah saja, tetapi juga termasuk aset pihak lain yang
dikuasai pemerintah daerah dalam rangka pelayanan ataupun pelaksanaan tugas
dan fungsi pemerintah daerah. Pengelolaan aset daerah harus ditangani dengan
baik agar aset tersebut dapat menjadi modal awal bagi pemerintah daerah untuk
melakukan pengembangan kemampuan keuangannya. Namun jika tidak dikelola
dengan semestinya, aset tersebut justru menjadi beban biaya karena sebagian
dari aset membutuhkan biaya perawatan atau pemeliharaan dan juga turun
nilainya (terdepresiasi) seiring waktu.
Selain itu, Barang Milik Daerah pada umumnya akan dicantumkan dalam
laporan keuangan khususnya di dalam neraca pemerintah daerah, yang apabila
1
tidak dikelola dengan efektif dan efisien akan menimbulkan penyimpangan dan
penyelewengan akan merugikan daerah tersebut, sehingga tata kelola (good
governance) yang baik dalam unsur pemerintahan tidak terlaksana. Untuk
menunjang tata kelola yang baik, pengelolaan barang milik daerah harus
dilaksanakan dengan baik mulai pada saat perencanaan dan penganggaran barang
milik daerah hingga penatausahaan barang milik daerah itu sendiri. Menurut
Sholeh dan Rohmatsyah (2010), secara sederhana pengelolaan Barang Milik
Daerah meliputi 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: (1) Adanya perencanaan yang tepat,
(2) pelaksanaaan/ pemanfaatan secara efisien dn efektif dan (3) pengawasan
(monitoring). Ketiga fungsi utama ini ditunjukkan dalam siklus pengelolaan
Barang Milik Daerah.
Agar ketiga fungsi tersebut tercapai, maka diperlukan strategi yang tept
dalam pengelolaan BMD. Sasaran-sasaran strategis yang harus dicapai melalui
pengelolaan antara lain, (1) terwujudnya ketertiban administrasi mengenai
kekayaan daerah baik menyangkut inventarisasi tanah dan atau bangunan,
sertifikasi kekayaan daerah, penghapusan dan penjualan aset daerah, sistem
pelaporan kegiatan tukar-menukar, hibah dan ruislag, (2) terciptanya efisiensi
dan keefektifan penggunaan aset daerah dalam menunjang kegiatan
pembangunan, (3) pengamanan aset daerah, dan (4) tersedianya data dan
informasi yang akurat mengenai kekayaan (aset) daerah.
2
tiba-tiba rusak mau dihapus tapi manfaat dari penggunaan laptop tersebut masih
diperlukan oleh para pegawai.
1.) Masih terdapat perangkat daerah yang mencatat barang inventaris namun tidak
diketahui keberadaannya. Adapun tahun perolehan barang diperoleh dibawah
tahun 2000.
2.) Pemerintah Daerah terkendala dalam melakukan penghapusan barang inventaris
yang tidak memiliki dokumen kepemilikan.
3.) Terkait penyelenggaraan hubungan antara pemerintah pusat/instansi vertical dan
pemerintah daerah beberapa kali terkendala.
Masih ada nilai manfaat dan buku juga masih belum rusak dan juga belum
sampai lima tahun tetapi sudah dihapuskan.
3
1. Bagaimana sistem penerapan Sistem Penghapusan Barang Milik Daerah Pada
Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat?
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam penerapan Sistem Penghapusan Barang
Milik Daerah Pada Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu
Provinsi Kalimantan Barat?
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi dalam penerapan Sistem
Penghapusan Barang Milik Daerah Pada Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan
Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.
4
2. Bagi Universitas Panca Bhakti
3. Bagi Penulis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
pengelolaan Barang Milik Daerah. (Permendagri Nomor 19 Tahun 2016).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014:532) pengelolaan adalah
tahapan yang memberikan pengamatan pada semua hal yang terlibat dalam
penggunaan dan pencapaian tujuan.
7
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa keuangan daerah
mencakup tiga hal, yaitu hak daerah, kewajiban daerah, dan kekayaan yang
bersangkutan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut. Hak merupakan
bentuk penerimaan yang mampu meningkatkan kekayaan daerah. Semua hak
merupakan hak untuk memungut sumber-sumber pemerintah daerah yang
meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan
lain-lain, atau hak untuk menerima sumber-sumber pendapatan lain seperti
Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai peraturan yang telah
ditetapkan (Halim, 2002).
8
kerja pemerintah daerah yang memiliki kewajiban untuk menyusun dan
menyampaikan laporan pertanggungjawaban atas pemakaian dana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) berupa laporan keuangan
2. Bidang-bidang terdiri atas sub bidang sesuai dengan bidang yang ditangani
oleh Badan/Dinas.
9
3. Sub Bagian Keuangan pada Badan/Dinas dan Sub Bagian Tata Usaha
Kantor, selaku pejabat penatausahaan keuangan PD (PPK-PD).
10
jenis pemanfaatan
yang belum dilakukan.
2 Brilliant “Analisis Kualitatif a. Pengelolaan BMD
Yehezkie Pengelolaan yang dilakukan
Sondakh, Barang Milik BPKAD Kabupaten
Harijanto Daerah” Minahasa telah
Sabijono, 2017 sesuai dengan PP
Lidia No 27 Tahun 2014
Mawikere tentang
Pengelolaan BMD.
b. Penggunaan BMD
pada BPKAD Kabupaten
Minahasa sudah
berjalan dengan baik sesuai
dengan peraturan yang
berlaku dibuktikan dengan
alur penggunaan.
c. Pemanfaatan BMD
pada BPKAD belum
berjalan secara optimal.
11
2.3. Kerangka Penelitian
12
13
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Data Primer
Menurut Sanusi (2011:104), data primer adalah data yang pertama kali
dicatat dan dikumpukan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, data primer yang
dimaksud adalah hasil wawancara yang dilakukan secara langsung terkait
dengan penerapan penghapusan barang milik daerah kepada subyek penelitian
yaitu narasumber dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kapuas
Hulu Provinsi Kalimantan Barat dan diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan
kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem penghapusan barang milik daerah
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Barat.
14
2. Data Sekunder
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Menurut Sugiyono (2016: 204) observasi merupakan kegiatan pemuatan
penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan
pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi partisipan dan non partisipan.
Jenis observasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah observasi non-
partisipan. Dalam observasi ini, peneliti memilih hal yang diamati dan mencatat
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2016: 199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada resonden untuk dijawabnya.
15
di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat, yang dibagikan kepada pegawai daerah dinas perpustakaan
dan kearsipan yang berkaitan langsung terhadap sistem tersebut.
3. Wawancara
4. Dokumentasi
16
2. Mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang terjadi.
6. Menganalisis data.
7. Menarik kesimpulan dari permasalahan yang telah dipahami dan data yang
telah terkumpul.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
19