Anda di halaman 1dari 112

SKRIPSI

PERAN FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA ISLAM


DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI
KALANGAN MAHASISWA ISLAM
(Studi Kasus Di Mushalla Nuruddin Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura)

Program Studi Sosiologi

Oleh:

Syafaruddin Bachrisyah
NIM. E.1041161049

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa: Syafaruddin Bachrisyah


Nomor Induk Mahasiswa: E1041161049
Program Studi: Sosiologi

Dengan ini saya menyatakan skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Pontianak, 26 Oktober 2020

Yang membuat pernyataan

Syafaruddin Bachrisyah
iii

Abstrak
iv

RINGKASAN SKRIPSI
v

MOTTO
vi

PERSEMBAHAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia adalah negara dengan populasi

umat muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa yang

mana 87% dari keseluruhan penduduk Indonesia adalah beragama Islam.

Tabel 1.1.
Data Jumlah Pemeluk Agama di Indonesia

Agama Jumlah Pemeluk Presentase

Islam 207.176.162 87,18

Kristen 16.528.513 6,96

Katolik 6.907.873 2,91

Hindu 4.012.116 1,69

Budha 1.703.254 0,72

Khong Hu Cu 117.091 0,05

Lainnya 299.617 0,13

Tidak Terjawab 139.582 0,06

Tidak Ditanyakan 757.118 0,32

Jumlah 237.641.326 100

Sumber Data: Badan Pusat Statistik 2010.

Besarnya populasi muslim di Indonesia ini tentu banyak orang yang

memerlukan kebutuhan spiritual, salah satunya adalah mahasiswa apalagi dengan

kajian-kajian keagamaan yang mulai marak diadakan di Indonesia, semakin

1
2

menambah antusias mahasiswa khususnya generasi milenial yang sebagian

besar sedang menempuh masa kuliah.

Oleh karena itu universitas-universitas di Indonesia memfasilitasinya

dengan organisasi-organisasi keagamaan terutama organisasi Islam.

Organisasi Islam sendiri sebagai tempat aktualisasi memiliki arti penting

dalam pengembangan diri para anggotanya. Kebutuhan untuk berinteraksi

sosial menjadi alasan mengapa diperlukan berdirinya suatu organisasi. Dalam

konteks agama, organisasi menyumbangkan banyak hal dalam rangka turut

serta mewujudkan tujuan dari organisasi keagamaan tersebut. Termasuk

dalam hal ini adalah menjaga dan memproduksi mahasiswa yang akademis

dan Ukhuwah Islamiyah yang biasanya diemban oleh agama Islam.

Pentingnya organisasi keagamaan akan semakin terlihat jika perubahan

zaman mengarah kepada individualisme. Pesatnya perkembangan teknologi

informasi secara alami menjauhkan manusia dari kehidupannya sendiri.

FKMI (Forum Komunikasi Mahasiswa Islam) FISIP UNTAN

merupakan nama titipan (amanah) dari Pak H Pandil Sastro Wardoyo (Alm).

Beliau adalah dosen dan salah satu penyumbang ilmu di FISIP UNTAN

khususnya FKMI pada tahun 1993. Menurut FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

(2016) FKMI merupakan organisasi Islam yang ingin mewujudkan visi dan

misinya adapun isinya adalah sebagai berikut:


3

Visi

Meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam yang bernuansa akademis

dan akhlakul karimah serta membentuk cendekia muda muslim yang

beriman, berilmu dan beramal shaleh.

Misi

1. Membina dan mengembangkan kepribadian mahasiswa Islam untuk

mencapai akhlakul karimah.

2. Mengembangkan kreatifitas, kualitas akademis dalam menjalankan syiar

Islam yang sejalan dengan tridarma perguruan tinggi.

3. Melakukan kaderisasi baik dalam bentuk keilmuan maupun

keorganisasian.

4. Berpartisipasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bernuansakan Islam

Dari visi dan misi diatas maka diketahui bahwa FKMI merupakan

organisasi Islam yang ingin membentuk mahasiswa Islam yang cendekia dan

berpartisipasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sejalan dengan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran,

penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu latar belakang FKMI FISIP UNTAN adalah sebagai

pemenuhan kebutuhan di dalam kegiatan mahasiswa dan ikatan yang

diharapkan berfungsi sebagai mempererat silaturahmi terhadap mahasiswa

Islam yang ada di FISIP maupun di luar FISIP. FKMI juga sebagai sarana

untuk meningkatkan prestasi mahasiswa serta mahasiswa dibiasakan untuk


4

berhadapan dengan masyarakat. Dengan adanya FKMI diharapkan akan

membawa kebaikan untuk semuanya. Sebagai organisasi kerohanian kampus,

FKMI mempunyai empat peran sebagai sebagai mentoring pendidikan

karakter, lembaga dakwah kampus, pengurus mushola kampus, fasilitator

organisasi kerohanian kampus.

Adapun tabel jumlah anggota FKMI FISIP UNTAN sebagai berikut:

Tabel 1.2.
Data Jumlah Anggota Pengurus FKMI FISIP UNTAN

Jumlah Anggota Pengurus FKMI FISIP UNTAN

Laki-Laki Perempuan

39 50

Sumber: Data Olahan Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Tahun 2020.

Namun seperti organisasi pada umumnya terdapat hambatan-hambatan

yang terjadi di FKMI, ada beberapa pengurus yang merasa eksklusif dan

tidak memperdulikan visi dan misi yang diharapkan oleh Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam dan berjalan sendiri-sendiri dalam melakukan suatu

kegiatan. Menurut KBBI (2020) pengertian Eksklusif adalah terpisah dari

yang lain, jadi beberapa anggota FKMI tersebut bisa dinyatakan sebagai

perilaku eksklusif, perilaku yang berbeda dan terpisah dari organisasi mereka

sendiri, salah satunya tidak mentaati aturan dan etika dari organisasi tersebut.

Sehingga berakhir dengan pengunduran diri dari FKMI FISIP UNTAN

dan adanya kelompok-kelompok kecil di dalam organisasi FKMI yang

mempunyai pandangan yang berbeda-beda dari visi dan misi utama FKMI
5

yang membuat kinerja dari organisasi terganggu, FKMI beberapa tahun

belakangan ini berusaha memperbaiki permasalahan tersebut meskipun masih

ada setidaknya banyak anggota sudah mulai membaur dengan yang lain.

Permasalahan ini ada dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya

sikap persatuan dan ikatan kejiwaan antar sesama anggota FKMI.

Sedangkan Ukhuwah Islamiyah sendiri menurut Ulwan (1998, 486)

adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan

kelembutan, cinta, dan sikap hormat kepada setiap orang yang sama-sama

diikat dengan akidah Islamiyah, iman, dan takwa. Jadi Ukhuwah Islamiyah

adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-

Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,

persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.

Pada dasarnya Ukhuwah Islamiyah yang dilakukan akan dijalin dengan

cara saling menghormati dan menghargai antar sesama umat, menjauhkan

diri dari sifat tercela dan sikap cinta akan perbedaan. Dengan demikian

Ukhuwah Islamiyah dapat menciptakan kehidupan yang harmonis seluruh

umat manusia.

Dari penjelasan tersebut maka FKMI FISIP UNTAN itu sendiri adalah

wadah yang menampung para anggota organisasi yang mempunyai tujuan

yang sama dan terdapat ikatan kejiwaan yang sesuai dengan visinya yaitu

meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam yang bernuansa akademis

dan akhlakul karimah serta membentuk cendikia muda muslim yang beriman,
6

berilmu dan beramal shaleh. Serta dapat terjalin sikap Ukhuwah Islamiyah di

kalangan mahasiswa Islam melalui Forum Komunikasi Mahasiswa Islam.

Hal tersebutlah alasan peneliti tertarik mengkaji lebih dalam peran

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah

Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam. Dan di samping itu peneliti juga bisa

meneliti dengan berbagai latar belakang mahasiswa yang berbeda di

organisasi tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis identifikasi masalahnya

meliputi:

1. Adanya hubungan eksklusifitas anggota dengan penurunan kinerja dari

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam.

2. Kurangnya kesadaran anggota FKMI akan pentingnya persatuan dan

ikatan kejiwaan antar sesama.

1.3. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dipaparkan oleh peneliti adapun fokus dalam penelitian ini lebih

menitikberatkan kepada Peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh peneliti

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa peran Forum
7

Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di

kalangan Mahasiswa Islam?, adapun rumusan masalah dibagi lagi meliputi:

1. Bagaimana peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam?

2. Apa dampak dari peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni:

1. Menganalisis peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.

2. Menganalisis dampak dari peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam

dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dan teori dalam memajukan

perkembangan ilmu pengetahuan tentang peran Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan

Mahasiswa Islam.

1.6.2. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang peran

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah

Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.


8

2. Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura dapat menambah wawasan dan sumbangan pemahaman

tentang peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Konsep

2.1.1. Ukhuwah Islamiyah

Menurut Bisri (2000, 116), Kata ukhuwah berasal dari akar kalimat

âkh. Jika kata itu ikhwah atau ikhwaan yang berarti saudara sekandung, dan

bisa juga saudara seagama, sebangsa, semarga, serumpun, seangkatan,

sealmamater, dan lain-lain. Ukhuwah Islamiyah merupakan persaudaraan

sesama muslim yang beriman dan bertakwa sebab Ukhuwah Islamiyah

tidak akan lepas dari keduanya, selain itu juga ta’liful qulub ketundukan

dan kelembutan hati yang termanifestasikan dalam bentuk kasih sayang

kepada sesama manusia yang sangat tergantung pada interaksi umat Islam

terhadap ajarannya.

Menurut Hasan (2003, 185), Ukhuwah Islamiyah merupakan hubungan

sesama muslim tanpa membedakan luas dan sempitnya kapasitas hubungan,

mulai dari hubungan keluarga, masyarakat kecil sampai hubungan antar

bangsa, hubungan ini mempunyai bobot religius. Bahwa ukhuwah

(persaudaraan) antar muslim satu dan lainnya adalah sendi paling pokok

dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh, yaitu Islam yang

menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam yang

membentangkan kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat

manusia, Islam yang memberikan rasa damai bagi pemelukknya, bagi

8
9

saudara seiman, bagi saudara sedarah, dan sedaging, bagi saudara satu

negara, dan bagi umat manusia.

Allah menurunkan Islam sebagai 'hudan linnaas', petunjuk bagi umat

manusia. Sebagai petunjuk, Islam menciptakan alam pemikiran baru dan

keyakinan manusia yang tidak lagi hanya tersekat pada batas-batas wilayah

dan garis kekeluargaan. Sebagai agama fitrah penjunjung tinggi

kemanusiaan umat manusia, Islam tidak menafikan hubungan yang fitri

pada diri manusia yang terbentuk atas kesamaan asal wilayah dan muasal

keturunan.

Semakin orang dekat dalam persamaan dengan salah satu hal ini, maka

merasa rapat dan mengikat simpul batin karena adanya kedekatan. Pada sisi

lain, Islam menciptakan sebuah perasaan dekat lain, yaitu semangat

keberagamaan baru seiman dan seagama, meskipun berangkat dari ketidak-

samaan pada asal keturunan atau muasal daerah. Semangat ini disebut

ukhuwah al-Islamiyah, persaudaraan atas kesamaan akidah.

Khaeruman (2004, 155), berpendapat bahwa lahirnya ukhuwah dalam

Islam sangat erat kaitannya dengan pengalaman ajaran agama seseorang

secara keseluruhan. Melaksanakan perintah-perintah agama dengan tulus

dan dimotivasi oleh keinginan untuk menciptakan hubungan harmonis dan

serasi dengan Khaliq dan dengan sesama muslim adalah modal utama

untuk membentuk tatanan masyarakat muslim yang penuh kasih sayang.

Sesungguhnya manusia menurut fitrahnya, ummat yang terpadu dan

bersatu, suka bekerja sama, bahu membahu dan saling membantu. Oleh
10

karena itu, Allah memerintahkan dibinanya kekuatan kaum muslimin

dengan memupuk persatuan, agar tidak mudah dipecah belah dan mengatur

hubungan satu sama lain, melalui tolong menolong dan saling bantu

membantu.

Menurut Khaeruman (2004, 153) penyebab putusnya tali Ukhuwah

Islamiyah adalah manusia yang tidak dibimbing cinta yang tulus dan agung

menyebabkan manusia terjebak dan membawa malapetaka. Tidak kalah

pentingnya dengan cinta, membangun ukhuwah atau persaudaraan juga

merupakan hal yang amat fundamental. Tanpa persaudaraan cinta percuma,

di sinilah perlu menegakkan tali ukhuwah. Tali ukhuwah bisa juga putus

karena disebabkan adanya ketidaktulusan dan masih mempunyai sifat

buruk yang dimanfaatkan oleh syaitan maupun iblis dalam rangka

mendorong manusia berbuat dosa. Sifat buruk ini termasuk penyakit rohani

yang menghalangi terwujudnya hubungan Ukhuwah Islamiyah. Factor

penyebab putusnya tali ukhuwah yaitu:

1. Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali ukhuwah,

2. Ketakwaan yang melemah, masih suka menebar benih kebencian,

kedengkian, iri hati,

3. Tidak saling menegur, saling menjauhi dan menjelekkan.

Kesimpulan dari peneliti bahwa Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu

bentuk sikap persatuan dan kasih sayang antara muslim dengan muslim

lainnya tanpa memandang suku, ras, jabatan, status sosial, dan akhirnya

tercipta rasa damai secara lahir dan batin umat Islam.


11

2.1.2. Ekslusif

Menurut Maryati dan Suryawati (2006) Eksklusif adalah kebalikan dari

sifat inklusif yaitu individu atau kelompok yang bersifat kurang akomodatif

terhadap budaya atau pandangan lain. Tidak mudah untuk berhubungan

dengan individu atau kelompok lainnya dan menganggap bahwa harkat

setiap anggota masyarakat adalah berbeda.

Eksklusif dalam sosiologi adalah seorang yang berperilaku sosial

hanya pada golongan orang-orang tertentu saja, seperti etnis, tingkatan

materi, hingga jabatan. Sehingga sebagian masyarakat yang merasa dirinya

berbeda, misalnya dari sisi materi akan mencari lingkungan orang-orang

yang sepadan karena dianggap lebih cocok dari segi pemikiran hingga

pandangan hidup.

Kesimpulan dari peneliti adalah Eksklusif merupakan sifat yang kurang

dapat membaur terhadap perspektif dan kondisi sosial yang berbeda,

sehingga mencari lingkungan yang dianggap secara pemikiran lebih cocok.

2.1.3. Islam

Menurut KBBI (2020) Berbicara mengenai Islam tidak lepas dari kata

agama, karena Islam adalah salah satu agama Samawi yang diturunkan

melalui wahyu. Agama menurut bahasa adalah Ajaran atau sistem yang

mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan

Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan

manusia manusia dan lingkungan.


12

KBBI (2020) Islam menurut bahasa adalah agama yang diajarkan oleh

Nabi Muhammad SAW berpedoman kitab suci Al Qur’an yang diturunkan

kedunia melalui wahyu Allah SWT.

Menurut Mahmudunnasir (2005, 3) kata “Islam” berasal dari kata

aslama artinya berserah diri. Agama yang benar menurut Allah adalah

Islam. Ia tidak hanya berarti kedamaian, keselamatan, berserah diri kepada

Allah, tetapi juga berarti berbuat kebajikan. Orang-orang yang mengakui

agama Islam disebut Muslimin.

Keenam keimanan yang pokok yang diimani oleh setiap muslim yang baik

adalah:

1. Beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa

2. Beriman kepada para Malaikat.

3. Beriman kepada Kitab Suci Al-Quran.

4. Beriman kepada nabi-nabi Allah.

5. Beriman kepada hari pembalasan, surga, dan neraka.

6. Beriman kepada takdir Allah.

Ajaran yang utama di dalam Islam adalah beriman kepada Allah Yang

Mahakuasa, yang dengan kuat ditegakkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Keselamatan dicapai oleh semua orang yang tunduk kepada Allah, yaitu

hidup menurut aturan-Nya sebagaimana dicontohkan oleh Nabi

Muhammad SAW. Al-Quran telah memerintahkan umat Islam untuk

percaya adanya malaikat-malaikat. Nabi juga telah memerintahkan untuk

beriman kepada Allah SWT. Menolak adanya malaikat-malaikat adalah


13

kufur. Al-Quran diterima Nabi SAW sebagai wahyu langsung dari Allah,

(melalui Malaikat Jibril), dan karenanya hal itu menjadi dasar bagi semua

ajaran Islam.

Selanjutnya menurut Mahmudunnasir (2005, 4) di antara kitab-kitab

besar dunia, Al-Quran menduduki tempat yang penting Ia menciptakan

hampir seluruh fase baru pemikiran manusia dan jenis karakter yang baru.

Di antara literatur agama yang membuka zaman baru, Al-Quran adalah

yang termuda. Nabi menggunakan 852 ayat Al-Quran dalam meramalkan

hari pembalasan, ketika Allah akan memberikan balasan kepada semua

manusia dengan kenikmatan atau dengan siksaan yang abadi. Surga

digambarkan sebagai suatu taman besar yang diisi dengan gunung-gunung,

sungai-sungai, pohon-pohon yang rindang, dan udara yang nyaman,

sedangkan neraka digambarkan sebagai tempat yang panasnya melebihi

panas padang pasir, yang paling menyiksa yang dapat dibayangkan oleh

orang-orang Arab, dan dipenuhi dengan angin yang membakar dan air yang

mendidih.

Di samping keenam pokok ajaran Islam itu (rukun iman yang enam),

ada lagi lima kewajiban penting yang harus dilaksanakan oleh umat Islam

yang disebut rukun Islam. Prinsip yang pokok dalam ajaran Islam adalah

syahadat atau pengakuan keimanan tidak ada tuhan kecuali Allah dan

Muhammad adalah nabi-Nya, Syahadat lebih merupakan pernyataan

keimanan seorang Muslim daripada merupakan kewajiban syariat (amal).


14

Kesimpulan dari peneliti bahwa Islam adalah suatu agama yang

diturunkan oleh Allah SWT melalui rasulnya Nabi Muhammad SAW

dengan kitabnya Al-Quran pada abad ke-7, yang mana pemeluknya

dinamakan muslim. Islam dalam berbagai literatur diartikan sebagai

selamat, tunduk, patuh, kepada tuhan yang satu.

2.1.4. Mahasiswa

Menurut Hartaji (2012, 5) mahasiswa adalah seseorang yang sedang

dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani

pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

Menurut Siswoyo (2007, 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai

individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri

maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,

kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis

dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung

melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling

melengkapi.

Selanjutnya menurut Yusuf (2012, 27) Seorang mahasiswa

dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun.

Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa

awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia

mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.


15

Kesimpulan peneliti bahwa mahasiswa merupakan remaja atau dewasa

awal yang akan menuntut ilmu di suatu perguruan tinggi dan dinilai

mempunyai intelektualitas lebih tinggi daripada siswa tingkat SMA.

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Teori Peran

Peran menurut Soekanto (2014, 244) dapat dikatakan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Setiap peran

bertujuan agar antara individu yang melaksanakan peran tadi dengan orang-

orang disekitarnya yang tersangkut, atau, ada hubungannya dengan peran

tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima

dan ditaati oleh kedua belah pihak.

Narwoko dan Suyanto (2011, 158) peran (role) merupakan aspek yang

dinamis dari kedudukan (status). Artinya seseorang telah menjalankan hak-

hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka

orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat

dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak

ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Sebagaimana

kedudukan, maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran

yang berasal dari pola pergaulan hidupnya.

Hal tersebut berarti pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang

diberikan masyarakat kepadanya. Peran sangat penting karena dapat

mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan seseorang


16

dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga

seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-

orang sekelompoknya.

Selanjutnya menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 159) peran yang

melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan kedudukan atau

tempat dalam pergaulan kemasyarakatan. Kedudukan atau tempat

seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang

menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Sedangkan

peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki

suatu kedudukan tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran.

Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan atau

tempat seseorang dalam masyarakat;

b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat; dan

c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan, maka ada

juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antara individu

dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan (role-distance). Role-

distance terjadi apabila si individu merasakan dirinya tertekan, karena

merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan


17

masyarakat kepadanya, sehingga tidak dapat melaksanakan perannya

dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena

fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:

1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma dan pengetahuan;

3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.

Hendropuspito (dalam Narwoko dan Suyanto, 2011, 160) Peranan

sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklarifikasikan menurut

bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai

macam peranan dapat disebutkan sebagai berikut.

Berdasarkan pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a. Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam pelaksanaan

peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan

yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak

dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.

b. Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana

sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes,

dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan yang

disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi


18

kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat. Sementara

itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:

a. Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh

secara otomatis, bukan karena usaha, misalnya peranan sebagai

nenek, anak, kepala desa dan sebagainya; dan

b. Peranan pilihan (achives roles), yaitu peranan yang diperoleh

atas dasar keputusannnya sendiri, misalnya seseorang yang

memutuskan untuk menjadi kepala desa.

Dari jenis-jenis peranan yang ada dalam masyarakat, kita dapat

mengetahui bahwa setiap orang memegang lebih dari satu peranan, tidak

hanya peranan bawaan saja, tetapi juga peranan yang diperoleh melalui

usaha sendiri maupun peranan yang ditunjuk oleh pihak lain.

2.3. Penelitian Yang Relevan

Adapun beberapa hasil dari berbagai penelitian sebelumnya merupakan

suatu kebutuhan sebagai bahan masukan dan pendukung hasil penelitian yang

dilakukan. Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini, dapat menjadi acuan terkait dengan

masalah peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam. Berikut penelitian

terdahulu berupa skripsi dan jurnal yang penulis jadikan acuan dalam

penelitian ini:

1. Putri Ayu Wulandari (2018) dengan penelitian yang berjudul “Peran

Remaja Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Melalui Seni


19

Rebana di Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk Lampung Timur”

penelitian ini fokus memberikan pemahaman mengenai “Peran Remaja

Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Melalui Seni Rebana di

Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk Lampung Timur”. Permasalahan

ini cukup menarik untuk diteliti mengingat remaja masjid merupakan

organisasi yang benar-benar memikirkan perkembangan Islam. Rebana

adalah seni Islam yang di dalamnya ada nilai agama yang

mempengaruhi kespiritual rebana tersebut. Seni rebana sangat

berkembang pesat terutama di kalangan pedesaan. Seni rebana juga

merupakan media untuk mensyiarkan nilai-nilai Islam. Rebana dapat

diaplikasian untuk berbagai kegiatan terutama dalam kegiatan remaja

masjid. Remaja masjid merupkan perkumpulan para remaja-remaja

yang melakukakan kegiatan di masjid, masjid Al-Muttaqin Kedaton

Induk Lampung Timur juga mempunyai remaja masjid, mereka

mempunyai banyak kegiatan sehingga dengan adanya kegiatan

tersebut mereka sering berkumpul salah satu kegiatannya adalah seni

rebana. Melihat latar belakang masalah tersebut maka muncul

pengembangan suatu pertanyaan, bagaimana peran seni rebana dalam

menjalin Ukhuwah Islamiyah remaja masjid Al-Muttaqin Kedaton

Induk Lampung Timur.

2. Bukhari Ahmad dan Rostanti Toba (2015) dengan penelitian yang

berjudul “Pengembangan IMTAK Sebagai Upaya Membangun

Ukhuwah Islamiyah: Studi Kasus PAI Berwawasan Multikultural”


20

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam yang diimplementasikan sebagai multikulturalisme, dan

untuk mengetahui sejauh mana upaya Membangun Ukhuwah

Islamiyah dengan penerapan PAI berwawasan multikultural di SMAN

5 Samarinda.

Dari dua penelitian diatas membahas dua topik yang sama yaitu

Ukhuwah Islamiyah terjadi di masyarakat namun terdapat perbedaan

penelitian oleh peneliti. Adapun perbedaan kedua penelitian tersebut adalah

terkait fokus penelitian dan tempat penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri Ayu Wulandari (2018) berfokus

kepada Peran Remaja Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Melalui

Seni Rebana Di Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk Lampung Timur,

sedangkan penelitian oleh Bukhari Ahmad dan Rostanti Toba (2015) dengan

fokus penelitiannya tentang bagaimana implementasi nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam sebagai multikulturalisme, dan untuk mengetahui sejauh mana

upaya Membangun Ukhuwah Islamiyah dengan penerapan PAI berwawasan

multikultural di SMAN 5 Samarinda.

Tabel dibawah ini merupakan penjabaran dari hasil kedua penelitian

yang relevan oleh penelitian lain dengan judul, hasil penelitian, persamaan,

perbedaan sebagai berikut:


21

Tabel 2.1.
Beberapa Penelitian yang Dilakukan Oleh Peneliti Lain Dengan Judul, Hasil
Penelitian, Persamaan, dan Perbedaan Sebagai Berikut:

Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Bukhari Ahmad Pengembangan Berdasarkan hasil Sama-sama Perbedaan subjek dan


dan Rostanti IMTAK Sebagai penelitian dalam membahas Ukhuwah metode yang
Toba (2015) Upaya konteks pendidikan Islamiyah sebagai digunakan oleh kedua
Membangun di sekolah, landasan dalam penelitian. Penelitian
Ukhuwah keanekaragaman pergaulan ini bertujuan untuk
Islamiyah: Studi latar belakang dimasyarakat. untuk mengetahui
Kasus PAI budaya, keluarga, Melalui program Nilai-nilai
Berwawasan agama dan pengembangan Pendidikan
Multikultural lingkungan peserta IMTAK berwawasan Agama Islam yang
didik maupun multikultural, diimplementasikan
pendidik dan hasil diharapkan tumbuh sebagai
perhitungan untuk kesadaran dan multikuilturalime,
mencari nilai rata- kedewasaan pada dan untuk
rata angket setiap insan didik mengetahui sejauh
berkaitan dengan dalam menghadapi mana upaya
pengembangan masyarakat Membangun
IMTAQ sebagai majemuk dan ukhuwah Islamiah
upaya membangun benturan konflik dengan penerapan
ukhuwah Islamiyah sosial. PAI berwawasan
dengan multikultural di SMA
menggunakan N 5. Penelitian ini
rumus persentasi menggunakan
dan uji mean, maka pendekatan
diperoleh kuantitatif dengan
hasil akhir sebesar responden adalah
2.86. angka tersebut siswa-siswi SMA N 5
masuk ke dalam Samarinda
rentang nilai antara yang secara populasi
2,335 berjumlah 1072
– 3,000 dengan orang. Sampel yang
kategori sangat digunakan adalah
baik. Jadi dapat random sampling
disimpulkan, bahwa (sampel yang diambil
pengembangan secara acak). Jumlah
IMTAQ sebagai responden yang
22

diambil dari masing-


masing kelas di setiap
jenjangnya. Adapun
presentase yang
digunakan sebesar
5%. Jadi, total
upaya membangun
keseluruhan
ukhuwah Islamiyah
responden yang
di SMUN
menjadi sampel
5 Samarinda masuk
dalam penelitian ini
dalam kategori
adalah sebanyak 51
SANGAT BAIK.
siswa. Selanjutnya
data digali dengan
menggunakan teknik
angket, observasi,
wawancara, dan
dokumentasi.
Putri Ayu Peran Remaja Berdasarkan hasil Remaja masjid Tujuan yang ingin
Wulandari Masjid Dalam penelitian yang merupakan dicapai dalam
(2018) Menjalin telah dilakukan perkumpulan para penelitian ini adalah
Ukhuwah bahwa remaja remaja-remaja yang untuk mengetahui
Islamiyah masjid Al-Muttaqin melakukakan peran remaja masjid
Melalui Seni Kedaton Induk kegiatan di masjid, dalam menjalin
Rebana di Lampung Timur masjid Al-Muttaqin ukhuwah islamiyah
Masjid Al- banyak memiliki Kedaton Induk melalui seni rebana di
Muttaqin kegiatan terutama Lampung Timur masjid Al-Muttaqin
Kedaton Induk dalam kegiatan seni juga mempunyai Kedaton Induk
Lampung Timur. rebana dan kegiatan remaja masjid, Lampung Timur,
tersebut dapat mereka mengetahui seni
digunakan untuk mempunyai banyak rebana
menjalin ukhuwah kegiatan sehingga yang ada di masjid
islamiyah, adanya dengan adanya Al-Muttaqin serta
kesenian rebana kegiatan tersebut mengetahui ukhuwah
membuat ukhuwah mereka sering islamiyah remaja
islamiyah di antara berkumpul salah masjid Al-Muttaqin.
anggota remaja satu kegiatannya Jenis penelitian yang
masjid Al- adalah seni rebana. peneliti gunakan
Muttaqin, remaja Melihat latar adalah penelitian
masjid Al Muttaqin belakang masalah lapangan (field
kepada Risma dari tersebut maka research) yang
23

muncul bersifat deskriptif


pengembangan suatu kualitatif, sumber
pertanyaan, data yang
masjid lain serta bagaimana peran digunakan adalah
remaja masjid Al- seni rebana dalam sumber data primer
Muttaqin kepada menjalin ukhuwah dan skunder,
masyarakat terus islamiyah remaja sedangkan teknik
terjalin. dan masyarakat pengumpulan data
masjid Al-Muttaqin menggunakan metode
Kedaton Induk wawancara, observasi
Lampung Timur. dan dokumentasi.
Sumber Data: Olahan Peneliti Tahun 2020.

Penelitian yang dilakukan peneliti lebih memfokuskan peran Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di

kalangan mahasiswa Islam.

2.4. Alur Pikir Penelitian

Sebagai organisasi kerohanian kampus, tentu FKMI mempunyai peran

penting dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa

Islam di FISIP UNTAN. FKMI menjadi fasilitator dalam kegiatan-kegiatan

keagamaan di kampus, dalam pelaksanaannya pengurus-penguruslah yang

sebagian besar melakukan kerja dalam membuat suatu kegiatan tersebut. Dari

hal itu maka terjadilah yang namanya keterikatan emosional atau jiwa yang

berdasarkan ikatan religiusitas.

Namun permasalahan yang terjadi disaat ini adanya sikap eksklusif dari

anggota yang memicu penurunan kinerja organisasi FKMI, dan kurangnya

kesadaran beberapa anggota akan pentingnya sikap persatuan dan ikatan

kejiwaan antar sesama.


24

FKMI memiliki beberapa peran penting dalam meningkatkan Ukhuwah

Islamiyah seperti mentoring pendidikan karakter yang mana anggotanya

menjadi tutor pendikar, sebagai organisasi Islam kampus FKMI menjadi

lembaga dakwah kampus sebagai wadah para mahasiswa Islam dalam

menuntut ilmu agama, sebagai pengurus mushalla kampus, dan sebagai

fasilitator organisasi kerohanian kampus.

Dampak yang timbul dari peran-peran ini adalah terjalinnya Ukhuwah

Islamiyah yaitu hubungan sesama muslim tanpa membedakan luas dan

sempitnya kapasitas hubungan, mulai dari hubungan keluarga, masyarakat

kecil sampai hubungan antar bangsa, dan hubungan ini mempunyai bobot

religius.

Bahwa ukhuwah (persaudaraan) antar muslim satu dan lainnya adalah

sendi paling pokok dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh,

yaitu Islam yang menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam

yang membentangkan kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat

manusia, Islam yang memberikan rasa damai bagi pemelukknya, bagi

saudara seiman, bagi saudara sedarah, dan sedaging, bagi saudara satu

negara, dan bagi umat manusia. Dari penjelasan tersebut maka menimbulkan

adanya Ukhuwah Islamiyah yang ditonjolkan oleh anggota FKMI dalam

melaksanakan peran-perannya.
25

2.5. Kerangka Pikir Penelitian

Peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Dalam Meningkatkan Ukhuwah


Islamiyah Di Kalangan Mahasiswa Islam.

Permasalahan yang terjadi disaat ini adanya sikap eksklusif dari anggota yang
memicu penurunan kinerja organisasi FKMI, dan kurangnya kesadaran beberapa
anggota akan pentingnya sikap persatuan dan ikatan kejiwaan antar sesama.

Peran FKMI FISIP UNTAN dalam meningkatkan Adapun dampak dari peran FKMI FISIP
Ukhuwah Islamiyah yaitu: UNTAN dalam meningkatkan Ukhuwah
Islamiyah adalah:
 Peran FKMI Nuruddin sebagai mentoring
pendidikan karakter. hubungan sesama muslim tanpa
 Peran FKMI Nuruddin sebagai lembaga
membedakan luas dan sempitnya kapasitas
dakwah kampus.
hubungan, mulai dari hubungan keluarga,
 Peran FKMI Nuruddin sebagai pengurus
mushalla kampus. masyarakat kecil sampai hubungan antar
 Peran FKMI Nuruddin sebagai fasilitator bangsa, dan hubungan ini mempunyai bobot
organisasi kerohanian kampus. religius.

Adanya Ukhuwah Islamiyah yang ditonjolkan oleh anggota


FKMI FISIP UNTAN.

Gambar 2.1.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Moleong (2007, 4) penelitian ini dilaksanakan dengan analisa data

menggunakan metode pendekatan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Lebih lanjut Moleong (2007, 11) mengemukakan bahwa penelitian

deskriptif menekankan pada data berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka yang disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti. Hasil dari penelitian ini hanya

mendeskripsikan atau menganalisis wawancara-wawancara mendalam

terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam.

3.2. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk upaya persiapan

sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi

perencanaan, pengumpulan data hingga penyusunan laporan. Hal ini

dimaksudkan agar dalam penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah yang

penulis lakukan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

26
27

3.2.1. Persiapan

Dalam persiapan untuk pra lapangan dengan empat persiapan yang

harus dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian di antaranya:

a) Menyusun rancangan penelitian, berupa peneliti mengatur sistematika

yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian.

b) Memilih lapangan penelitian, dalam hal ini peneliti memilih lapangan

tempat penelitian di Mushalla Nuruddin FISIP UNTAN.

c) Memilih informan yang berkaitan dengan permasalahan.

d) Menyiapkan persiapan penelitian, peneliti kemudian menyiapkan semua

alat observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk terjun ke lapangan.

3.2.2. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu peneliti secara langsung turun ke lapangan guna

memperoleh informasi dan data yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Adapun yang dilakukan peneliti sebelum ke lapangan yaitu menyiapkan

sejumlah pertanyaan untuk di ajukan kepada para informan yang sudah

ditentukan.

3.2.3. Analisis Lapangan

Studi lapangan yaitu peneliti secara langsung turun ke lapangan guna

memperoleh informasi dan data yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Adapun yang dilakukan peneliti sebelum ke lapangan yaitu menyiapkan

sejumlah pertanyaan untuk di ajukan kepada para informan yang sudah

ditentukan.
28

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Mushalla Nuruddin FISIP UNTAN,

dengan berbagai pertimbangan dan alasan maka penulis memilih Mushalla

Nuruddin sebagai tempat penelitian dikarenakan sebagai tempat ibadah

mahasiswa muslim dan tempat kajian keagamaan, menjadikannya tempat

penelitian yang dimana mahasiswanya mempunyai latar belakang yang

berbeda.

3.3.2. Waktu Penelitian

Dengan berbagai pertimbangan dalam melakukan penelitian kualitatif

dan lokasi penelitian yang telah ditentukan maka penulis memerlukan

waktu kurang lebih tujuh bulan yaitu dari 20 Oktober 2019 hingga 20

Oktober 2020.

Tabel 3.1. Waktu Penelitian

No Jenis Kegiatan Tahun 2019-2020

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nov
u

1 Pengajuan Judul

2 Outline Penelitian

3 Proposal Penelitian

4 Seminar Proposal

5 Penelitian

6 Ujian Skripsi
29

3.4. Subjek dan Objek Penelitian

3.4.1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang menjadi sumber yang

dibutuhkan berupa data-data, informasi, dokumentasi melalui wawancara

langsung dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013, 85), “purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu.”

Terdapat kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Narasumber merupakan salah satu dari pengurus aktif Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam FISIP UNTAN.

 Narasumber mengetahui permasalahan dari penelitian.

 Narasumber terlibat dalam salah satu dari ke empat peran Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam.

 Sebanyak lima informan yang akan menjadi narasumber penelitian.

Berikut merupakan subjek yang menjadi sasaran penelitian, yaitu:

1. Pengurus FKMI sebagai tutor pendidikan karakter.

2. Pengurus FKMI sebagai pendakwah kampus.

3. Pengurus FKMI sebagai pengurus mushalla kampus.

4. Pengurus FKMI sebagai fasilitator organisasi kerohanian kampus.

5. Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam FISIP UNTAN.


30

3.4.2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah Peran Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan

Mahasiswa Islam.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013 : 224), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013, 62), “Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan

data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data

yang diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam

suatu penelitian ilmiah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi.

Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti sebagai berikut.


31

3.5.1. Observasi

Menurut Sugiyono (2013, 204) observasi merupakan kegiatan

pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Adanya observasi peneliti dapat

menganalisis dampak dari adanya Forum Komunikasi Mahasiswa Islam

yang berada di Mushalla Nuruddin FISIP UNTAN, dan kehidupan

mahasiswa Islam selama berada di Mushalla Nuruddin. Berdasarkan

pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi merupakan

kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna

menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang maksimal.

3.5.2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2013, 194) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah

proses wawancara yang menggunakan panduan wawancara yang berasal

dari pengembangan topik dan mengajukan pertanyaan dan penggunaan

lebih fleksibel daripada wawancara terstruktur. Wawancara pada penelitian

ini dilakukan pada pengurus FKMI FISIP UNTAN. Metode wawancara

yang digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh

yaitu data tentang profil pengurus FKMI di Mushalla Nuruddin FISIP


32

UNTAN. Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan langsung

oleh peneliti dan mengharuskan antara peneliti serta narasumber bertatap

muka sehingga dapat melakukan tanya jawab secara langsung dengan

menggunakan pedoman wawancara.

3.5.3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013, 240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen dari sumber terpercaya yang mengetahui tentang

narasumber, misal organisasi kerohanian kampus.

Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006, 231) yaitu mencari data

mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Berdasarkan kedua

pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumpulan data

dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal dilakukan oleh peneliti guna

mengumpulkan data dari berbagai hal media cetak membahas mengenai

narasumber yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi untuk mencari data tentang profil pengurus FKMI di Mushalla

Nuruddin FISIP UNTAN.

3.6. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, 102) instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur kejadian (variabel penelitian) alam maupun sosial

yang diamati. Arikunto (2006, 136), menyatakan bahwa instrumen penelitian


33

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan

teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini

menggunakan panduan wawancara, panduan dokumentasi, panduan observasi

dan peneliti sendiri.

3.7. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong

(2007, 280-281), “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data”.

Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1992, 15-

19), adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan

strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan

fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada
34

waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak

peneliti memfokuskan wilayah penelitian.

3. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja,

keterkaitan kegiatan atau tabel.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus

mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan

dengan menyusun pola pola pengarahan dan sebab akibat.

3.8. Teknik Keabsahan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah memeriksa semua

data-data yang diperoleh dalam memastikan keabsahan data. Dalam

memastikan keabsahan data maka peneliti menggunakan metode Triangulasi,

yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut, dan teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah

dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya.

Menurut Moleong (2007, 330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya. Denzin (dalam Moleong, 2007, 330) membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.


35

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan

penelitian, peneliti melakukan pemeriksaan data sebagai pembanding dari

data yang asli dengan menggunakan sumber lain.


BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Singkat FISIP UNTAN

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Sosial merupakan salah satu dari beberapa

fakultas di Universitas Tanjungpura Pontianak. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Tanjungpura didirikan pada tanggal 14 september 1965,

secara kronologis FISIP merupakan fakultas yang kelima dalam lingkungan

Universitas Tanjungpura sesudah Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi,

Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik. Hampir semua perintis dan

pendirinya adalah alumni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, antara lain adalah:

 Drs. Soepardal

 Drs. Muhardi Atmosentono

 Drs. Soepomo

 Drs. Pandji Sumonarto

 Drs. Hendro Suroyo Sudagung

 Drs. Tabrani Hadi

Pada waktu didirikan sampai dengan tahun 1982, fakultas ini bernama

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura. Berdasarkan

surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 tahun 1982, nama

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik diganti menjadi menjadi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Walaupun kunsideran keputusan penggantian nama

itu tidak disebut tetapi jelas dapat dimengerti bahwa dengan nama. Orang

36
37

tidak akan keliru lagi bahwa fungsi dari fakultas ini bukan untuk membentuk

kader-kader sosial praktis dan politik praktis, tetapi sebagai tempat

mempelajari dan mengembangkan ilmu Sosial dan Politik.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura sejak

didirikan memiliki dua jurusan yaitu jurusan Administrasi Negara dan

jurusan Sosiatri. Sejak tahun 1983 jurusan-jurusan tersebut mengalami

perubahan nama dan menambah satu jurusan baru sehingga sehingga menjadi

tiga jurusan yaitu jurusan Administrasi Negara, jurusan Kesejahteraan Sosial,

dan jurusan MKDU (yang merupakan jurusan baru). Sedangkan jurusan

Kesejahteraan Sosial adalah perubahan dari jurusan sosiatri. Jurusan MKDU

adalah jurusan yang tidak mengelola mahasiswa secara khusus, melainkan

mengkoordinir dosen-dosen pengasuh Mata Kuliah Dasar Umum saja.

Berdasarkan surat keputusan Dirjen pendidikan tinggi nomor

63/DIKTI/KEP/1984 tanggal 2 Agustus 1984, jumlah program studi di setiap

jurusan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

adalah jurusan Sosiologi dengan program studi Sosiatri dan jurusan Ilmu

Administrasi dengan program studi Ilmu Administrasi Negara. Sedangkan

jurusan MKDU, sejak keluarnya SK Rektor Universitas Tanjungpura Nomor

540/J22/PP/1996 telah dihapuskan dan sebagai penggantinya dibentuklah

UPT. Universitas Tanjungpura.

Pada tahun 2009, terdapat penambahan program studi di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik yaitu program studi Sosiologi, Ilmu Politik, dan Ilmu

Pemerintahan, dan pada tahun 2013 terdapat penambahan program studi di


38

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yaitu program studi Ilmu Komunikasi,

tahun 2014 penambahan program studi Hubungan Internasional dan program

studi Antropologi Sosial. Sedangkan di program Diploma III terdapat tiga

program studi yaitu Administrasi Perkantoran, Kesekretariatan, Kearsipan.

Pada program Magister terdapat tiga program studi yaitu Ilmu Administrasi

Negara, Ilmu Politik, Sosiologi.

Tabel 4.1.
Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tanjungpura Pontianak

Program Jurusan Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

Ilmu Politik

Ilmu Administrasi Ilmu Pemerintahan

Program Sarjana Hubungan Internasional

Ilmu Komunikasi

Sosiologi

Sosiologi Pembangunan Sosial

Antropologi Sosial

Administrasi Perkantoran

Program Diploma III Program Diploma III Kesekretariatan

Kearsipan

Ilmu Administrasi Negara

Program Magister Program Magister Ilmu Politik

Sosiologi

Sumber: Buku Pedoman Akademik 2019/2020.


39

Berdasarkan tabel diatas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tanjungpura secara keseluruhan memiliki 14 program studi

terdiri dari 8 program studi jenjang Strata Satu (S1), 3 program studi

Diploma III (D3), dan 3 program studi jenjang Strata Dua (S2). Adapun

Program Percepatan Angka Partisipasi Kasar (PPAPK) di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura memiliki 5 program studi

yaitu Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Politik, Ilmu Pemerintahan, Sosiologi,

dan Pembangunan Sosial.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura memiliki

infrastruktur berupa 6 gedung utama kegiatan perkuliahan mahasiswa yaitu

gedung A, gedung B, gedung C, gedung D, gedung E, dan gedung F. Setiap

gedung diklasifikasikan sesuai dengan program studi yang ada di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Gedung A terletak di

bagian sisi kanan depan terdiri dari 8 ruang kelas yang digunakan untuk

kegiatan perkuliahan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi.

Gedung B terletak di sisi kiri depan yang terdiri dari 12 ruang kelas yang

digunakan untuk kegiatan perkuliahan mahasiswa jurusan Sosiologi. Gedung

C terletak di bagian sisi kiri belakang atau belakang gedung B yang terdiri

dari 4 ruang kelas. Gedung D dan E terletak di sisi kanan belakang tergabung

menjadi satu bangunan 2 lantai secara keseluruhan memiliki 8 ruang kelas

dengan masing-masing gedung terdiri dari 4 ruang kelas. Gedung F bangunan

2 lantai yang terletak di bagian belakang kampus dan terdiri dari beberapa
40

ruang kelas dan salah satu ruang dialihfungsikan sebagai ruangan lab

komputer.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura juga

memiliki beberapa infrastruktur dan fasilitas pendukung dan penunjang

kegiatan perkuliahan mahasiswa, dosen, serta staf di kampus tersebut. Yaitu

berupa 1 perpustakaan FISIP, 1 mushalla, 1 ruangan aula sebagai ruang

serbaguna, 1 gedung sekretariat, 2 gazebo terletak di dekat mushalla dan di

depan gedung F digunakan sebagai tempat rekreasi dan diskusi mahasiswa, 1

tempat internet Wifi Id, 1 koperasi untuk fotokopi dan lainnya. Selanjutnya

gedung yang difungsikan sebagai tempat ujian proposal dan ujian skripsi

yang terdiri dari 5 ruangan, 1 gedung kemahasiswaan yang menyatu dengan

gedung ikatan alumni (IKA), dan 2 area parkir yang terletak di sisi depan

kampus dan sisi belakang kampus.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura sampai

saat ini telah mengalami 13 (Tiga Belas) kali pergantian Pimpinan (Dekan),

yaitu:

Tabel 4.2.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Dekan Periode

Drs. Soepardal 1965-1966

Drs. Hendro S. Sudagung 1967-1970

Drs. Sularso 1970-1976

Drs. Hendro S. Sudagung 1976-1979

Drs. Pandjang Soegihardjono 1979-1983


41

Drs. Hery Hanwari Ais 1983-1989

Prof. Dr. Mudiyono 1989-1995

Prof. Dr. Syarif I. Alqadrie, M.Sc 1995-2001

Prof. Dr. AB. Tangdililing, MA 2001-2010

Dr. H. Mochtaria M. Noh, M.Si 2010-2013

Dr. Hj. Hardilina, M.Si 2013-2014

Drs. Sukamto, M.Si 2014-2019

Dr. H. Martoyo, MA 2019-Sekarang

Sumber: Buku Pedoman Akademik 2019/2020.

4.2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNTAN

Visi

Pada tahun 2020 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menjadi Pusat

Informasi di Bidang Sosial, Politik, dan Budaya di Kalimantan Barat serta

menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi, bermoral, mampu

berkompetisi secara Lokal, Nasional, Regional, dan Internasional.

Misi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura berkembang

sebagai pusat informasi bidang Sosial, Politik, dan Budaya yang dapat

menjadi sumber data sebagai pedoman penyusunan kebijakan pembangunan

Kalimantan Barat. Melalui kegiatan:

1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan

pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;


42

2. Sebagai institusi yang peka terhadap perubahan dan perkembangan yang

terjadi di masyarakat dan IPTEK, serta mampu merespon perubahan dalam

mempersiapkan lulusan atau sarjana yang memiliki kompetensi di bidang

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mampu berkompetisi dalam dunia kerja.

Tujuan

Kegiatan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura bertujuan untuk menghasilkan lulusan Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik yang memiliki:

1. Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan bidang Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

2. Kemampuan memahami, menganalisis, dan menyediakan alternatif

pemecahan masalah-masalah sosial dan politik.

3. Kemampuan bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri dan

berkarya untuk kepentingan umum sesuai dengan kompetensinya.

4. Kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi

sesuai dengan bidang kompetensinya.

4.3. Struktur Organisasi FISIP UNTAN

Adapun Struktur Personalia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tanjungpura sampai dengan Buku Pedoman ini dibuat adalah

sebagai berikut:
43

Tabel 4.3.
Struktur Organisasi FISIP UNTAN

Dekan

Dr. H. Martoyo, MA

Wakil Dekan I Wakil Dekan II Wakil Dekan III

Drs. Donatianus, BSEP, Drs. M. Sabran Achyar,


Dr. Herlan, S.Sos, M.Si
M.Hum M.Si

Ketua Jurusan dan Program Studi

Ketua Dr. Sri Maryuni, M.Si

Sekretaris Dr. Nurfitri


Nugrahaningsih, S.IP,
M.Si

Ketua Program Studi IAN Dr. Pardi, M.AB

Ketua Program Studi Ori Fahriansyah, S.IP,


Jurusan Ilmu IPOL M.Si

Administrasi dan Ketua Program Studi Dewi Utami, M.Si


IKOM
Program Studi
Ketua Program Studi IP Rulida Yuniarsih, S.IP,
M.Si

Ketua Program Studi HI Ully Nuzulian, S.IP, M.Si

Jurusan Sosiologi dan Ketua Yulianti, SH, M.Si

Program Studi Sekretaris Dra. Syarmiati, M.Si

Ketua Program Studi Ilmu Dr. Indah Listyaningrum,


Sosiatri/ Pemb. Sosial M.Si

Ketua Program Studi Viza Juliansyah, S.Sos,


Sosiologi MA, MIR

Ketua Program Studi Dr. Hj. Hasanah, M.Ag


44

Antropologi

Ketua Dr. Ir. Hj. Ida


Pengelola Program
Rochmawati, M.Si
Percepatan APK (Kelas
Sekretaris
Sore)

Ketua Prodi Adm. Dr. Azrita Mardhalena,


Perkantoran M.Si
Pengelola Program Ketua Prodi Kesektariatan Drs. Tri Hutomo, M.Si
Diploma III
Ketua Prodi Kearsipan Martinus, S.Sos, M.Si

Ketua Prodi Magister IAP Dr. H. Thamrin, MA

Ketua Prodi Magister Dr. Dwi Haryono, M.Si


IPOL
Pengelola Program
Magister Ilmu Sosial Ketua Prodi Magister Dr. Hj. Fatmawati, M.Si
Sosiologi

Ketua Lab Ilmu Dhidik Apriyanto, SE,


Administrasi M.Si

Ketua Lab Ilmu Sosiologi Dr. H. Mukhlis, M.Si


Laboratorium

Ketua Lab Komputer Deni Darmawan, SE, M.Si

Bagian Tata Usaha Kabag Tata Usaha Abdullah, SH, M.Si

Kasubbag Akademik Hj. R.R Murniyati, S.Sos,


M.Si

Kasubbag Umum dan H. Suridharta, S.Pd


BMN

Kasubbag Keu dan Dra. Nurlaila, MM


Kepegawaian
45

Kasubbag Kemahasiswaan Sugito Saderi, S.Sos, M.Si

Sumber: Buku Pedoman Akademik 2019/2020.

Adapun struktur organisasi FISIP UNTAN dapat di gambarkan sebagai

berikut:

4.4. Organisasi atau UKM di FISIP UNTAN

4.4.1. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi mahasiswa intra

kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat

Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Dalam melaksanakan program-

programnya, umumnya BEM memiliki beberapa departemen. BEM

menjadi wadah dari seluruh mahasiswa FISIP untuk mengembangkan bakat

dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang kaya akan

pengetahuan, kesenian, dan lain sebagainya.

4.4.2. Bengkel Seni Fisipol (BSF)

Bengkel Seni Fisipol adalah UKM seni berdiri sejak tahun 1998,

berbasis seni di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura Pontianak. Bengkel Seni Fisipol sebagai wadah untuk

mahasiswa yang berminat dan berbakat di bidang seni dan musik seperti

teater, menyanyi, puisi, atau kemampuan seni lainnya dapat disalurkan

melalui Bengkel Seni Fisipol. Bengkel Seni Fisipol akan membina bakat

yang dimiliki agar berkembang dan diperkenalkan kepada masyarakat.

4.4.3. Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (GEMPA)


46

Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (GEMPA) ada sejak tahun 1980-

an, namun ditetapkan pada tanggal 3 Oktober 1990. GEMPA merupakan

kegiatan untuk menyalurkan kemauan dan kemampuan mahasiswa dalam

dunia kecintaan terhadap alam serta memanfaatkannya guna menunjang

pelestarian alam. Terwujudnya GEMPA juga diharapkan bisa menciptakan

lingkungan hidup yang indah dan serasi memelihara keseimbangan alam

dan manusia, dan membina persaudaraan dengan sesama manusia atau

pencinta alam.

4.4.4. Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin adalah salah

satu lembaga dakwah (Unit Kegiatan Mahasiswa) di lingkungan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. FKMI

Nuruddin bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam

yang bernuansa akademis dan akhlakul karimah serta membentuk cendikia

muda muslim yang beriman, berilmu, dan beramal saleh.

4.4.5. Kerabat Mahasiswa Katolik (KEWAKA)

Kerabat Mahasiswa Katolik (KEWAKA) adalah salah satu wadah

untuk mahasiswa/mahasiswi berhimpun, bersatu, bekerjasama, saling

menghormati, menghargai sebagai pribadi yang unik, saling membantu

dalam berbagai kebutuhan sebagai mahasiswa serta menghayati iman

katolik sebagai anak-anak Allah.

4.4.6. Ikatan Mahasiswa Kristen Protestan (IMKP)


47

Ikatan Mahasiswa Kristen Protestan (IMKP) adalah salah satu UKM

kerohanian yang sudah ada sejak 1994-1995 dan dilegalitas pada tahun

1997, yang menaungi seluruh mahasiswa Kristen Protestan di FISIP

UNTAN.

4.4.7. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) merupakan UKM yang dibentuk

untuk mengumpulkan mahasiswa dari berbagai jurusan prodi di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Dengan adanya

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ini guna menjalin silaturahmi yang

lebih erat dan untuk mengembangkan kegiatan non akademis tiap jurusan

dan prodi.

Beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura diantaranya yaitu HMJ-IA

(Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi), HMS (Himpunan

Mahasiswa Sosiologi), HIMAPOL (Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik),

HMPS (Himpunan Mahasiswa Pembangunan Sosial), HIMAS (Himpunan

Mahasiswa Antropologi Sosial), dan HIMADATA (Himpunan Mahasiswa

Diploma Tiga).

4.4.8. Persatuan Sepak Bola (PS FISIP)

Persatuan Sepak Bola (PS FISIP) merupakan suatu wadah untuk

mewujudkan ide dan gagasan serta mengembangkan minat dan bakat yang

dimiliki mahasiswa FISIP dalam keterampilan bermain sepak bola dan

futsal.
48

4.5. Jumlah Mahasiswa FISIP UNTAN Angkatan 2014-2020

Adapun jumlah mahasiswa FISIP UNTAN Angkatan 2014-2020 reguler

A, PPAPK, dan D3 pada angkatan 2014 yaitu sebanyak 516 mahasiswa,

angkatan 2015 sebanyak 796 mahasiswa, angkatan 2016 sebanyak 1.033

mahasiswa, angkatan 2017 sebanyak 1.080 mahasiswa, angkatan 2018

sebanyak 937 mahasiswa, angkatan 2019 sebanyak 000 mahasiswa, dan

angkatan 2020 sebanyak 000. Total keseluruhan mahasiswa FISIP UNTAN

regular A, PPAPK, dan D3 dari angkatan 2014 sampai 2020 adalah 000.

Tabel 4.4.
Tahun Angkatan
No Program
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

1 Reguler A 344 581 590 569 522

2 PPAPK 111 187 244 313 281

3 D3 61 28 199 198 104

Jumlah 516 796 1.033 1.080 937

Jumlah Mahasiswa FISIP UNTAN Angkatan 2014-2020


Sumber: Kasubbag Akademik FISIP UNTAN 2020.

Tabel 4.5.
Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan FISIP UNTAN
Dosen Tenaga Kependidikan

91 40

Sumber: Kepegawaian Untan 2020.

4.7. Sejarah Singkat Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI)


49

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin adalah salah

satu lembaga dakwah (Unit Kegiatan Mahasiswa) lingkungan FISIP

UNTAN. Sebelum dinamakan Forum Komunikasi Mahasiswa Islam

Nuruddin, organisasi ini dahulu bernama Ikatan Mahasiswa Mushalla

Nuruddin (IMMAN). Alasan di dirikannya IMMAN karena pada saat itu

tidak adanya organisasi kerohanian Islam di FISIP UNTAN sehingga di

dirikannya IMMAN sebagai wadah dari kerohanian Islam di FISIP UNTAN.

IMMAN merupakan suatu ikatan atau perkumpulan yang diharapkan

berfungsi sebagai mempererat silaturahmi terhadap mahasiswa Islam yang

ada di FISIP UNTAN maupun di luar FISIP. IMMAN juga sebagai sarana

untuk meningkatkan prestasi mahasiswa serta mahasiswa dibiasakan untuk

berhadapan dengan masyarakat. Dengan adanya IMMAN diharapkan akan

membawa kebaikan untuk semuanya.

Adanya perubahan nama dari IMMAN ke FKMI dikarenakan dulu nama

IMMAN sering dipermasalahkan. Banyak orang bertanya-tanya nama LDF di

FISIP UNTAN. Apakah Al-Iman atau Iman saja, padahal IMMAN

merupakan kepanjangan, bukan hanya terdiri dari satu kata saja. Oleh karena

itu diadakannya rapat di ruang C-1 yang membahas nama LDF FISIP

UNTAN. Akhirnya keputusan telah diambil yaitu nama LDF FISIP UNTAN

yaitu IMMAN berubah menjadi FKMI Nuruddin pada tahun 2001.

4.8. Visi, Misi, FKMI Nuruddin FISIP UNTAN


50

Visi

Meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam yang bernuansa akademis

dan akhlakul karimah serta membentuk cendikia muda muslim yang beriman,

berilmu dan beramal shaleh.

Misi

 Membina dan mengembangkan kepribadian mahasiswa Islam untuk

mencapai akhlakul karimah.

 Mengembangkan kreatifitas, kualitas akademis dalam menjalankan syiar

Islam yang sejalan dengan tridarma perguruan tinggi.

 Melakukan kaderisasi baik dalam bentuk keilmuan maupun keorganisasian.

 Berpartisipasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bernuansakan Islam.

4.9. Struktur Kepengurusan FKMI Nuruddin FISIP UNTAN


51

MUKTAMAR

Dewan Penasehat Ketua Umum Majelis Pembina

Sekretaris Umum Bendahara


Koordinasi Muslimah
Umum

Bidang BSF Bidang PDSM Bidang Humas

Bidang SPF Bidang KWU Bidang ADK

Divisi MCN Divisi RTM

Gambar 4.1.

4.10. Susunan Pengurus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Periode 2019/2020


52

4.10.1. Pelindung

 Dekan FISIP UNTAN

4.10.2. Pembina

 Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni

4.10.3. Dewan Penasihat

 Adityo Darmawan Sudagung, S.H Int, M.I.Pol

 Fatmawati Nur, SP, M.Si

4.10.4. Majelis Pembina

 Bima Apriliadi

 Muslih

 Naurah Atqiya

 Eti Fatmawati

 Andre

 Jessica Sari

 Asmawati

4.10.5. Ketua Umum

 Dwi Rahmad Sandy

4.10.6. Sekretaris Umum

 Sakirun

4.10.7. Bendahara Umum

 Ema Lusiyani

4.10.8. Koordinator Muslimah


53

 Al Mujaddidah Hidayah Amsi

4.10.9. Bidang dan Divisi

4.10.9.1. Bidang Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa

Kepala Bidang Yulianti

Staf Afriyandi Nur Huda

Staf Arrum Aura Islami

Staf Oktavia Indah Pratiwi

Staf Nia Nur Diani

Staf Muhammad Hafiz Zulkhalid

Staf Rifo Ridillah

Staf Pipit Tika Mulia

Staf Purwa Panji Ruli Pangestu

Staf Sintya Widiesty

4.10.9.2. Bidang Pengelolaan Studika Fakultas

Kepala Bidang Sulistya Mulyaningsih

Staf Refanie Dwi Anggelina

Staf Putrika Ilawati

Staf Irvan Mitha Rusmini

Staf Eet Sutandi

Staf Imelda

Staf Marisah Bambang

Staf Nurhasanah
54

4.10.9.3. Bidang Syiar dan Pelayanan Fakultas

Kepala Bidang Hendrawan

Staf Arie Restu

Staf Chandra Gunawan

Staf Dina Wati

Staf Risma Ayu Taslima

Staf Hani Hanifah

Staf Safira

Staf Wildan Wira Husna

Staf Andhika Pradikma

Staf Apriyanti

4.10.9.4. Bidang Humas

Kepala Bidang Siti Jumiati

Staf Hidayat

Staf Wiwin Fitriana

Staf Dewi Nilam Cahaya

Staf Leni Sri Tria Ningsih

Staf Isnan Zahrul Fahmi

Staf Rustadi

Staf Chrisella Herdianty


55

Staf Fuza Firdaus Zhan

4.10.9.5. Bidang Administrasi dan Kesekretariatan

Kepala Bidang Indah Kusuma Lestari

Staf Indah Deswita

Staf Nurhidayah

Staf Widia

Staf Sholihin

Staf Uray Muharni Aprilia

Staf Ety Aprianty

Staf Reza Ramadandi

Staf Panca Indra

4.10.9.6. Bidang Kewirausahaan

Kepala Bidang Siska

Staf Nur Hasanah

Staf Sulastri

Staf Azhari

Staf Miswari

Staf Deky

Staf Arum Sekar Putri

Staf Januardi
56

Staf Dea Safira

4.10.9.7. Bidang Media Center Nuruddin

Kepala Bidang Syf. Adella Priscilia

Staf Xesy Veronica

Staf Anugrah Ramadhanu

Staf Maulidya Istiqomah

Staf Muhammad Ridzal Maulana

Staf Muhammad Derisqi Sumahadi

Staf Meigy Kurniady

Staf Muhammad Ghali Prasetyo

4.10.9.8. Bidang Rumah Tangga Musholla

Kepala Bidang Aji Pariawan

Staf Monika Luinski

Staf Yeni Irmaya

Staf Dwi Budiarti

Staf Wahyu Diky Setiawan

Staf Kardi

Staf Rini Maryani

Staf Syanur Pitrianti

Staf Rabuansyah
57

4.10.9.9. Bidang Penelitian dan Pengembangan

Kepala Bidang Dayang Ilma Theana

Staf Parjiman Aditya

Staf Ririn Syafarina

Staf Holil

Staf Wari

Staf Andar Prastiwi

Staf Muhammad Firdaus Hiyatullah

BAB V
PEMBAHASAN
58

5.1. Peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Nuruddin dalam

Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di Kalangan Mahasiswa Islam

Peran sebagaimana yang dijelaskan oleh Soekanto (2014, 244) dapat

dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat. Setiap peran bertujuan agar antara individu yang melaksanakan

peran tadi dengan orang-orang disekitarnya yang tersangkut, atau, ada

hubungannya dengan peran tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh

nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak.

FKMI Nuruddin ikut andil berperan dalam meningkatkan intergritas

dan hubungan yang baik antar kalangan mahasiswa Islam, tak dapat

dipungkiri bahwa setiap kelompok atau organisasi pasti mempunyai konflik

antar individu yang dapat merenggangkan kesatuan kelompok tersebut.

Untuk itu FKMI Nuruddin menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah antar pengurus FKMI

Nuruddin. Kegiatan yang dinamakan Pekan Ukhuwah ini dilakukan setiap

bulan, dengan jumlah anggota yang hampir seratus maka diantisipasi oleh

pihak FKMI Nuruddin dikhawatirkan terjadi perilaku eksklusifitas antar

sesama anggota FKMI Nuruddin sehingga berdampak dengan efektifitas

kegiatan-kegiatan dari FKMI Nuruddin itu sendiri.

Narwoko dan Suyanto (2011, 158) peran (role) merupakan aspek yang

dinamis dari kedudukan (status). Artinya seseorang telah menjalankan hak-

hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang

tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat dipisahkan


59

karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak ada peran

tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Sebagaimana kedudukan,

maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal

dari pola pergaulan hidupnya.

Sesuai dengan pernyataan diatas empat peran yang FKMI Nuruddin

tonjolkan dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa

Islam yaitu:

 Peran FKMI Nuruddin sebagai mentoring pendidikan karakter.

 Peran FKMI Nuruddin sebagai lembaga dakwah kampus.

 Peran FKMI Nuruddin sebagai pengurus mushalla kampus.

 Peran FKMI Nuruddin sebagai fasilitator organisasi kerohanian kampus.

Selain keempat peran tersebut, ketua FKMI Nuruddin juga berperan

dalam mengayomi dan memimpin para anggota FKMI Nuruddin sehingga

terjalin komunikasi yang baik dan efektif dalam menjalankan peran mereka

masing-masing. Para anggota FKMI Nuruddin wajib memahami dan

menjalankan perannya dengan professional, maka dengan adanya ketua

FKMI Nuruddin sebagai penentu dari keberhasilan kegiatan.

5.1.1. Peran Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Nuruddin


60

Ketua organisasi bertanggung jawab mengkoordinasikan dan

mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan kegiatan organisasi, program

kerja, bertanggung jawab terhadap seluruh musyawarah dan melaksanakan

program kerja sebaik-baiknya dengan seluruh jajaran pengurus pusat

organisasi. Mempunyai tanggung jawab sebesar itu ketua organisasi

memiliki peran yang amat penting dalam mengkoordinasikan para

anggotanya untuk menjalankan peran mereka lebih efektif.

Ukhuwah Islamiyah sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang,

baik mahasiswa maupun dosen. Ukhuwah Islamiyah dimaknai oleh ketua

FKMI Nuruddin sebagai pemersatu umat Islam atau mempersaudarakan

umat Islam yang sekarang ditujukan kepada kalangan mahasiswa Islam

FISIP UNTAN.

Menurut DS sebagai Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Nuruddin

FISIP UNTAN mengatakan bahwa:

“Ukhuwah adalah pemersatu, sedang Islamiyah itu adalah Islam ya, berarti
artinya adalah Ukhuwah Islamiyah itu ialah bahwasanya pemersatu atau
mempersaudarakan seluruh umat Islam. Jadi suatu bagaimane disana kite
mencoba memperkuat persaudaraan diantara umat Muslim jadi seperti itu,
itulah Ukhuwah Islamiyah”.
Adapun bagaimana Ukhuwah Islamiyah diterapkan di FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN, sudah berjalan baik dan sikap saling tolong-menolong

semakin ditonjolkan seperti membantu sesama anggota yang sedang ditimpa

musibah dan kesusahan salah satunya adalah dengan open donasi. Ukhuwah
61

Islamiyah diantara sesama anggota FKMI Nuruddin sudah bagus dan sikap

permusuhan tidak ada diantara pengurus FKMI Nuruddin.

Sebagaimana yang telah dijelaskan DS sebagai Ketua Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN bahwa:

“Alhamdulillah, Ukhuwah Islamiyah di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN tu


udah berjalan dengan baik dan dimane memang jika ade saudara yang
membutuhkan, alhamdulillah kami mampu menolongnya dan juga kadang
kami membuka open donasi, pernah salah satu saudara kami mengalami
kecelakaan alhamdulillah kami sama-sama membantunya dan membuka
open donasi untuk meringankan beban biaya rumah sakit itu. Alhamdulillah
Ukhuwah Islamiyah diantara kami berjalan dengan baik dan tidak
permusuhan diantara pengurus FKMI Nuruddin”.
Kegiatan Ukhuwah Islamiyah memiliki fungsi yang sesuai dengan visi

dan misi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN yaitu:

1. Adalah mempersatukan para anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

2. Tidak adanya perpecahan diantara FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

3. Menimbulkan rasa saling tolong-menolong sesuai dengan keyakinan

sesama Muslim wajib menolong saudara Muslimnya

Ketiga fungsi tersebut adalah apa yang diinginkan dan dilaksanakan

oleh pihak FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Sebagaimana yang telah dijelaskan DS sebagai Ketua Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Yang pertame mempersatukan para anggota FKMI Nuruddin itu yang


pertama, yang kedua biar tidak ada perpecahan diantara FKMI Nuruddin,
dan yang ketiga itu adalah bagaimana kita bisa membantu saudara kita
sama-sama sebagai halnye, bahwasanye kita orang Muslim wajib menolong
62

saudara-saudaranya itu yang kami inginkan seperti itu. Jadi itulah


mengapa kami mencoba memperkuat Ukhuwah Islamiyah”.
Pelaksanaan dan perkembangan kegiatan Ukhuwah Islamiyah di FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN, untuk yang laki-laki dan perempuan mempunyai

kegiatan-kegiatan rutin yang berbeda meskipun mempunyai tujuan yang

sama yaitu meningkatkan Ukhuwah Islamiyah. Contohnya yang laki-laki

diisi kegiatannya dengan bermain futsal dan perempuan kegiatannya diisi

dengan masak-masak.

Selanjutnya diakhir pengurusan FKMI Nuruddin mengadakan Rihlah

yaitu perjalanan jauh untuk refreshing atau penyegaran otak selama

pengurusan, seperti bermain games, memberi semangat apa artinya

Ukhuwah Islamiyah itu. Terakhir kegiatan tafakur alam yaitu kegiatan

bagaimana mencintai alam, FKMI Nuruddin menyelipkan bagaimana

pentingnya Ukhuwah Islamiyah di dalam kegiatan tersebut, dan setiap

senin-kamis melaksanakan program buka puasa bersama. Dengan adanya

pelaksanaan kegiatan ini terdapat perkembangan yang pesat dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Sebagaimana yang telah dijelaskan DS sebagai Ketua Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Yang pertama itu kami yang laki-laki bermain fustal karena untuk
Ukhuwah Islamiyah nye, dan untuk perempuan nye tu masak-masak di salah
satu rumah anggota biasanye kami melakukan itu untuk kegiatan rutin yang
biasa kami lakukan untuk menumbuhkan Ukhuwah Islamiyah itu. Terus
yang kedua itu diakhir pengurusan kami mengadakan rihlah yaitu
perjalanan jauh yang memang istilahnye tu untuk refreshing otaklah selama
kepengurusan gitu, jadi disana kita bermain games, memberikan sebuah
63

suntikan semangat dan juga memberikan semangat apa arti Ukhuwah


Islamiyah itu, terus di agenda tafakur alam yaitu agenda mencintai alam
kami juga menselipkan bagaimane tentang pentingnya Ukhuwah Islamiyah
terus kami juga setiap senin-kamis melaksanakan program buka puasa
bersama. Alhamdulillah selame kegiatan ini justru semakin berkembang
bahkan setiap main futsal atau masak-masak untuk berbuka bersama tu
setiap hari senin dan kamis rutin laksanakan dan alhamdulillah bertambah
pesat dan banyak yang menghadirinya”.
Partisipasi anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN di dalam kegiatan

Ukhuwah Islamiyah bisa dibilang paling banyak dihadiri oleh anggota

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dari pada kegiatan lainnya. Dikarenakan

kegiatan Ukhuwah Islamiyah ini bukanlah kegiatan yang terlalu melelahkan

baik fisik maupun psikis anggota FKMI Nuruddin.

Sebagaimana yang telah dijelaskan DS sebagai Ketua Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Alhamdulillah ye, jadi bahwa kegiatan yang kami lakukan itu semua yang
hadir tu tentu yang paling banyak dihadiri kawan-kawan anggota. Ya itu
tentang kegiatan bagaimana memperkuat Ukhuwah Islamiyah itu, main
futsal, makan bersame, buka puase bersame, serta kegiatan rihlah tadi yang
tafakur alam itu memang paling banyak dihadiri anggota Nuruddin
dibandingkan kegiatan-kegiatan lainnya yang memang Ukhuwah Islamiyah
ini kegiatannye bukan kegiatan yang sifatnye tu sakit-sakitan atau mungkin
membuat pusing kepala karena beberapa kegiatan cuman ini tempat
bagaimana kita refreshingkan kepala dan berlibur itulah alasan kenapa
banyak kawan-kawan yang ikut kegiatan Ukhuwah Islamiyah ini”.
Permasalahan-permasalahan di organisasi yang membuat renggangnya

hubungan antar anggota pasti sering terjadi, tak terkecuali dengan FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN. Ada beberapa hal-hal di dalam Ukhuwah

Islamiyah yang sulit untuk dikuatkan karena beberapa pengurus tidak aktif,

masalah pribadi dan sebagainya, namun dengan membuat seperti kegiatan


64

Ukhuwah Islamiyah inilah mencoba dikembalikan lagi hubungan baik tanpa

adanya permusuhan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan DS sebagai Ketua Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Setiap organisasi, setiap ukm pasti punya masalah tentang organisasinya


gitu ya memang jujur, dalam Ukhuwah Islamiyah itu tentunya memang
banyak sekali hal-hal yang memang sulit untuk dikuatkan. Karena memang
pengurus yang tidak aktif dan segala macem nya, ya memang ade
masalahnya dan juga ye kadang nomor kamek juga diblok segale
macamnye memang merasa ditekan, memang itu tadi dengan cara membuat
program seperti inilah bahwasanya Ukhuwah Islamiyah itu coba kami
kembalikan lagi dan tidak ada permusuhan diantara kami, alhamdulillah
sampai sekarang tidak ade permusuhan, tidak ade ngomong dari belakang
dan segale macamnya”.
Adapun terjemahan dari hasil wawancara diatas adalah:

“Setiap organisasi, setiap ukm, pasti punya masalah tentang organisasinya


gitu ya memang jujur, dalam Ukhuwah Islamiyah itu tentunya memang
banyak sekali hal-hal yang memang sulit untuk dikuatkan. Karena memang
pengurus yang tidak aktif dan segala macamnya, ya memang ada
masalahnya dan juga ya kadang nomor kami juga diblok segala macamnya
memang merasa ditekan, memang itu tadi dengan cara membuat program
seperti inilah bahwasanya Ukhuwah Islamiyah itu coba kami kembalikan
lagi dan tidak ada permusuhan diantara kami, Alhamdulillah sampai
sekarang tidak ada permusuhan, tidak ada ngomong dari belakang dan
segala macamnya”.
Dalam setiap organisasi memang pasti terjadi yang namanya konflik,

seperti yang dijelaskan diatas bahwa ada beberapa pengurus yang tidak aktif

dalam menjalankan tugasnya, berbagai hambatan yang dihadapi itu

mencoba diatasi dengan adanya Ukhuwah Islamiyah ini, mengembalikan

lagi rasa persatuan dan persaudaraan, tidak ada lagi permusuhan diantara
65

pengurus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN. Hingga kini permusuhan bisa

diselesaikan dengan baik.

5.1.1.1. Analisis Peran Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam FISIP

UNTAN

Berdasarkan deskripsi data yang telah diuraikan di awal, maka pada

bagian peneliti akan menganalisis hasil penelitian yang telah diperoleh

sesuai dengan data yang ada di lapangan. Menganalisis peran dari ketua

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

di kalangan mahasiswa Islam.

Organisasi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dengan jumlah anggota 89

orang yang terdiri dari 39 laki-laki dan 50 perempuan, dengan peran

pengurus masing-masing sehingga diperlukan kepemimpinan yang dapat

memberi arah atau koordinasi kepada para anggotanya, dan juga

menumbuhkan rasa Ukhuwah Islamiyah di antara mereka.

Hal ini sesuai dengan penjelasan Narwoko dan Suyanto (2011, 159)

peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi

peran sendiri adalah sebagai berikut:

1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma dan pengetahuan;

3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan


66

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.

Peran ketua FKMI Nuruddin FISIP UNTAN harus bisa memberi arah

pada proses sosialisasi kepada para pengurusnya seperti proses penanaman

atau transfer dari kebiasaan, nilai dan aturan dari generasi ke generasi

lainnya yang sesuai dengan visi dan misi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus

dijalankan oleh individu.

Kedua adalah pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma, dan

pengetahuan. Suatu organisasi pasti memiliki karakter tersendiri, baik itu

tradisi ataupun nilai-nilai. FKMI Nuruddin FISIP UNTAN sebagai wadah

yang melestarikan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma, dan

pengetahuan agama Islam. Turut serta memberikan sosialisasi kepada para

pengurusnya untuk menjaga tradisi tersebut, salah satunya ialah Ukhuwah

Islamiyah itu sendiri yang menjadi sebab kemajuan FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN seperti sekarang.

Ketiga adalah dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat, tanpa

adanya persatuan diantara individu dalam suatu kelompok cenderung

berpotensi terjadi konflik dan rentan dengan perpecahan. Salah satu cara

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN menumbuhkan rasa persatuan adalah

dengan memberi pemahaman tentang Ukhuwah Islamiyah yang dimana

ketua FKMI Nuruddin FISIP UNTAN berperan penting dalam

bersosialisasi pemahaman ini kepada para anggotanya, seperti yang


67

disebut oleh Hasan (2003, 185) bahwa ukhuwah (persaudaraan) antar

muslim satu dan lainnya adalah sendi paling pokok dalam membentuk

tatanan masyarakat Islam yang kokoh, yaitu Islam yang menegakkan

keadilan bagi semua makhluk Allah.

Keempat adalah menghidupkan sistem pengendali dan kontrol,

sehingga dapat melestarikan kehidupan masyarakat. Ketua organisasi juga

harus bisa mengontrol dan mengendalikan sistem dan aturan yang sudah

ada di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, sehingga dapat dilestarikan oleh

generasi-generasi berikutnya, misalnya tetap melestarikan tradisi dari

kegiatan Ukhuwah Islamiyah yang dapat menjadi acuan dalam

menumbuhkan rasa persaudaraan dan persatuan antar sesama muslim,

sikap permusuhan dan ekslusif kepada anggota bisa dihindarkan.

Kesimpulan dari analisis peran ketua FKMI Nuruddin FISIP UNTAN,

bahwa menjadi seorang ketua organisasi harus bisa memberikan arah

proses sosialisasi kepada para anggotanya sehingga tradisi, nilai-nilai,

norma, dan kebiasaan di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dapat

dilestarikan dan diteruskan kepada generasi-generasi berikutnya,

selanjutnya peran ketua FKMI Nuruddin FISIP UNTAN juga bisa dapat

menjaga persatuan organisasi, dengan memberikan pemahaman Ukhuwah

Islamiyah kepada anggotanya.

Selain itu ketua FKMI Nuruddin juga harus bisa mengendalikan dan

mengontrol sistem di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, sehingga organisasi


68

bisa lebih terorganisir dan efektif dalam memajukan visi dan misi dari

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

5.1.1.2. Analisis Dampak Dari Peran Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa

Islam FISIP UNTAN

Peran ketua FKMI Nuruddin FISIP UNTAN juga berdampak dengan

meningkatnya Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam

khususnya pengurus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 158) bahwa peran tersebut

menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-

kesempatan apa yang diberikan masyarakat kepadanya. Peran sangat

penting karena dapat mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran

menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan orang lain pada

batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat menyesuaikan perilakunya

sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya.

Peran ketua FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dapat menentukan

dampak apa yang diperbuatnya bagi organisasi dan berperan penting

mengatur perilaku para anggota FKMI Nuruddin sehingga dapat

menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang satu

organisasinya.

Pertama adalah bagaimana Ukhuwah Islamiyah dapat diterapkan di

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, Ukhuwah Islamiyah dapat diterapkan

oleh para anggotanya karena adanya alasan yang sesuai dengan ajaran

agama Islam. Perilaku-perilaku individu yang berbeda-berbeda akhirnya


69

bisa dipertemukan dalam satu alasan yang jelas yaitu rasa persaudaraan

dan persatuan dibawah payung Islam. Sikap eksklusif antar individu dapat

dihilangkan dan menumbuhkan sifat tolong-menolong antar sesama

anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dalam musibah yang menimpa

mereka.

Kedua adalah perkembangan organisasi FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN yang dirasakan sekarang adalah adanya peran dari ketua FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN dalam mengatur dan menyelenggarakan

kegiatan-kegiatan Ukhuwah Islamiyah yang mana menjadi kegiatan yang

paling banyak diminati dan dihadiri oleh anggota FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN.

Pemahaman Ukhuwah Islamiyah ini dapat mengatur perilaku seorang

untuk menjadi lebih peduli sesama saudara muslimnya, mengetahui batas-

batas tertentu yang menyebabkan perpecahan dan permusuhan seperti

yang dikatakan Khaeruman (2004, 153) Tali ukhuwah bisa juga putus

karena disebabkan adanya ketidaktulusan dan masih mempunyai sifat

buruk yang dimanfaatkan oleh syaitan maupun iblis dalam rangka

mendorong manusia berbuat dosa. Sifat buruk ini termasuk penyakit

rohani yang menghalangi terwujudnya hubungan Ukhuwah Islamiyah.

Faktor penyebab putusnya tali Ukhuwah yaitu:

1. Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali ukhuwah,

2. Ketakwaan yang melemah, masih suka menebar benih kebencian,

kedengkian, iri hati,


70

3. Tidak saling menegur, saling menjauhi dan menjelekkan.

Ketidaktahuan bahayanya memutus tali Ukhuwah berdampak kepada

permasalahan-permasalahan di organisasi yang membuat renggangnya

hubungan antar anggota, tak terkecuali dengan FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN.

Ada beberapa hal-hal di dalam Ukhuwah Islamiyah yang sulit untuk

dikuatkan karena beberapa pengurus tidak aktif, masalah pribadi dan

sebagainya, namun dengan adanya kegiatan Ukhuwah Islamiyah ini

permasalahan-permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan dengan

Ukhuwah Islamiyah tersebut, seluruh jajaran pengurus FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN yang dimana hubungannya diatur oleh nilai-nilai

keagamaan yang diterima dan ditaati oleh semua pihak.

Kesimpulannya bahwa perkembangan pesat organisasi dan

penyelesaian permasalahan-permasalahan para anggota organisasi FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN adalah dampak dari rasa Ukhuwah Islamiyah

yang sudah menjadi tradisi organisasi yang harus dilestarikan dan

dipertahankan oleh penerusnya.

5.1.2. Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Mentoring Pendidikan

Karakter

Pendidikan Karakter merupakan program keagamaan dari Universitas

Tanjungpura untuk mendidik karakter mahasiswa menjadi lebih baik dan

berakhlak mulia. FKMI Nuruddin FISIP UNTAN adalah salah satu

organisasi keagamaan kampus yang membekali para anggotanya untuk


71

berperan sebagai mentor pendidikan karakter. Menjadi seorang mentor

pendidikan karakter memerlukan keterampilan baik dalam berkomunikasi

dan pengetahuan agama yang cukup untuk menyampaikan pesan dari

mentor untuk mahasiswa yang mengikuti program pendidikan karakter.

Selain kepada mahasiswa pendidikan karakter, mentor khususnya di

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN juga berperan aktif dalam menyampaikan

pesan keagamaan dengan berbekal pengalaman dari masa mentoring

program pendidikan karakter kepada anggota-anggota FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN, terutama pesan-pesan persatuan dan persaudaraan sesama

muslim atau pesan Ukhuwah Islamiyah yang sering disampaikan oleh

mentor pendidikan karakter kepada mahasiswa yang mengikuti program

tersebut.

Pengalaman merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam

bersosialisasi, begitupun yang diharapkan oleh FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN dalam menjadikan para anggotanya seorang mentor, dengan

harapan dapat mempersatukan mahasiswa dari berbagai fakultas dengan

ikatan tali Ukhuwah Islamiyah adalah pondasi pertama yang penting dalam

mensukseskan program tersebut. Adapun motivasi-motivasi para mahasiswa

yang masuk dalam pengurusan FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

sebagaimana hasil wawancara peneliti.


72

Dijelaskan oleh AP sebagai Mentor Pendidikan Karakter Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Pertame mengapa saye bergabung di Nuruddin, awalnye saye udah


bergabung ke rohis jadi pas mau kuliah saya langsung kayak ada pikiran
kalau udah kuliah ni mau lanjut agik ah, kayak organisasi agama seperti di
SMA saye jadi saye nyari-nyari lah ni organisasi apa yang ada di kampus.
Ketemunya Nuruddin jadi saya gabung dengan Nuruddin gitu”.
Rata-rata mahasiswa yang dulunya sudah pernah ikut organisasi

keagamaan di sekolah akan memutuskan untuk bergabung ke organisasi

keagamaan di fakultas, seperti yang dikatakan oleh AP, bahwa organisasi

keagamaan sudah menjadi identitas dirinya.

AP menjadi seorang mentor pendidikan karakter, dikarenakan sudah

mempunyai pengalaman sebelumnya di organisasi rohis di sekolah, selain di

kalangan mahasiswa program pendidikan karakter, AP juga berperan dalam

menjalin tali Ukhuwah Islamiyah di keanggotaan FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN. Interaksi-interaksi yang ringan dan berkelanjutan adalah salah satu

sebab dari meningkatnya Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam

di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Dijelaskan oleh AP sebagai Mentor Pendidikan Karakter Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Kalau menurut saye pribadi, bagaimane menguatkan Ukhuwahnya tu kami


tu saling menanyakan kabar, atau setidaknya tu saling menguatkan gitu,
saling mengingatkan bagaimane keseharian, bagaimane ibadahnye, apa
masalah yang didapat, kayak sharing-sharing yak, bertukar pendapat,
pikiran, mungkin lebih mempererat satu sama lain lah gitu, setidaknya tidak
putus komunikasi, kurang lebihnye begitu sih bang”.
73

Interaksi-interaksi keseharian seperti ini, berpengaruh terhadap ikatan

emosional antar individu. Saling bertukar pendapat dan pikiran adalah salah

satu dari proses dalam menumbuhkan Ukhuwah Islamiyah dan mempererat

tali silaturahmi antar anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Adanya proses interaksi sosial ini berdampak terhadap hubungan

anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN menjadi semakin erat dan sikap

persaudaraan mulai timbul diantara mereka. Itulah salah satu dari dampak

yang dirasakan oleh AP disaat menjadi anggota FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN.

Dijelaskan oleh AP sebagai Mentor Pendidikan Karakter Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Menurut saye pribadi, kalau menurut kisah saye ni ye kalau tidak ade
Ukhuwah di Nuruddin ni, saye tak tahu gimane saye kedepannya,
bagaimana karakter saya kedepannya, bagaimane karakter saye akan
terbangun, bagaimana pemahaman saya akan agama, bagaimana saya bisa
menyikapi agama saya sendirilah. Setidaknye dengan bergabung di
Nuruddin ni Ukhuwah yang ada itu saya rasakan disaat saya bergabung di
dalam itu, setidaknya dalam hal-hal itu setidaknya dalam hal-hal kecil itu
terjaga terus bisa menjaga hal-hal yang besar. Tanpa Ukhuwah ni
kayaknya saya ni cenderung melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat,
setidaknya dengan bergabung tahulah batasan-batasan apa yang kita harus
lakukan dan apa yang kita hindari setidaknya terjaga walaupun kita bukan
orang baik, tapi ada hal-hal yang kita pastikan itu baik dan kalau itu
merasa kurang baik setidaknya kita tahu memilah-milah mana yang baik
dan mana yang kurang baik, yang tepat dan mana yang tidak tepat, mana
yang penting dan mana yang tidak penting. Setidaknya tu menjadi diri
sendiri kemudian menjaga orang lain”.
Dampak dari kegiatan Ukhuwah Islamiyah ini sangat penting bagi

kelangsungan organisasi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, perubahan

karakter ke arahbyang lebih baik, bagaimana karakter mahasiswa akan


74

terbangun di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, pemahaman agama dengan

kajian keagamaan di Mushalla Nuruddin bisa diterima oleh anggotanya, hal-

hal yang kurang bermanfaat bisa dihindari, terutama dapat memilih yang

mana baik baginya dan buruk baginya, terjaga dari hal-hal dilarang agama.

5.1.2.1. Analisis Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Mentoring

Pendidikan Karakter

Menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 159) peran yang melekat pada

diri seseorang harus dibedakan dengan kedudukan atau tempat dalam

pergaulan kemasyarakatan. Kedudukan atau tempat seseorang dalam

masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang menunjukkan

tempat individu dalam organisasi masyarakat. Sedangkan peran lebih

banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki suatu

kedudukan tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran. Suatu

peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan atau

tempat seseorang dalam masyarakat;

b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat; dan

c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Berkaitan dengan peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN sebagai

mentoring pendidikan karakter, menjadi seorang mentor pendikar

memerlukan nilai-nilai yang harus sejalan dengan pandangan FKMI


75

Nuruddin FISIP UNTAN yang dimana juga terhubung dengan kedudukan

yang dijalankan oleh para pengurus organisasi, peran mentor pendikar

adalah berhubungan dengan menjalin interaksi antar anggota-anggota

dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah sehingga dapat tercapai fungsi

dari peran yang dijalankan oleh para pengurus, yang dapat dilakukan oleh

para pengurus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN adalah dengan

menggunakan ilmu dan pengalaman yang didapatkan dari kedudukannya di

organisasi.

Mentor pendikar harus memiliki kemampuan untuk komunikasi dan

koordinasi antar individu yang baik, maka dengan kemampuan itu bisa

menjalankan perannya di dalam masyarakat atau kelompok sosial,

selanjutnya perilaku-perilaku individu juga bagian yang penting dalam

peran, perilaku mentor pendidikan karakter yang sesuai dengan yang

dijelaskan oleh Khaeruman (2004, 155) yaitu melaksanakan perintah-

perintah agama dengan tulus dan dimotivasi oleh keinginan untuk

menciptakan hubungan harmonis dan serasi dengan Khaliq dan dengan

sesama muslim adalah modal utama untuk membentuk tatanan masyarakat

muslim yang penuh kasih sayang.

5.1.2.2. Analisis Dampak Dari Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

Sebagai Mentoring Pendidikan Karakter

Peran Mentoring Pendidikan Karakter FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

memiliki dampak yang signifikan terhadap meningkatnya Ukhuwah

Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam FISIP UNTAN.


76

Teori peran sebagaimana dijelaskan oleh Narwoko dan Suyanto (2011,

159) Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena

fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:

1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma dan pengetahuan;

3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.

Memberi arah pada proses sosialisasi, seperti yang dikatakan oleh AP

sebagai mentor pendidikan karakter bahwa dengan adanya Ukhuwah

Islamiyah terdapat proses sosialisasi dalam perkembangan karakter

mahasiswa, pemahaman agama Islam, mensikapi agama Islam itu sendiri

sebagai muslim.

Terjaganya perilaku-perilaku seorang muslim dikarenakan adanya rasa

persaudaraan antar sesama muslim sehingga timbul sikap saling menjagai

satu sama lainnya, yang dimana didasari oleh pewarisan tradisi,

kepercayaam, nilai-nilai, norma, dan pengetahuan oleh FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN. Terakhir adalah mengetahui batasan-batasan apa yang harus

dilakukan dan apa yang harus dihindari, mengetahui mana yang penting

dilakukan dan mana yang tidak penting dilakukan di dalam kehidupan,

sehingga menjadi pengendali perilaku individu demi melestarikan tradisi

keislaman.
77

5.1.3. Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Lembaga Dakwah

Kampus

Islam adalah agama dakwah, oleh karena itu, seorang muslim memiliki

kewajiban untuk mendakwahkan agama Islam. Menjadi pendakwah tentu

saja diperlukan kompetensi tersendiri, peran pendakwah juga memerlukan

pendidikan dan latihan yang sungguh-sungguh.

Lembaga dakwah yang diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan

dan pelajaran berdakwah bagi mahasiswa Islam, adalah FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN. Oleh karena itu menjadi seorang pendakwah adalah bagian

yang penting dalam perannya demi meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di

kalangan mahasiswa Islam. Salah satu mahasiswa yang sedang belajar

berdakwah di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN memulai percakapan dengan

menjelaskan motivasi dirinya memutuskan bergabung di organisasi FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN.

Dijelaskan oleh MS sebagai Pendakwah Forum Komunikasi Mahasiswa

Islam Nuruddin FISIP UNTAN sebagai berikut:

“Motivasi saye bergabung di Nuruddin, yang pertame untuk menambah


jaringan, kemudian yang kedua untuk belajar tentang keislaman, untuk
mendekatkan diri kepada Allah, kemudian bagaimane kita bise
mendapatkan kawan-kawan yang selalu mengingatkan kite kepada ibadah
dan hal-hal lain yang bise mendekatkan diri kite kepada Allah”.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa motivasi salah satu mahasiswa

dalam bergabung di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN adalah menambah

jaringan pertemanan yang didasari atas tuntunan agama Islam, dengan

mempunyai teman yang bisa saling belajar tentang Islam, selain itu juga
78

menjadi inspirasi diri mahasiswa untuk saling mengingatkan untuk

beribadah dan hal-hal lain yang menjadi sebab seseorang untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Motivasi menjadi penyemangat mahasiswa dalam menjalankan aktifitas

dan kegiatan sehari-hari, begitu juga pun dengan para pendakwah di FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN, motivasi mampu membuat mereka semakin giat

dalam menjalankan perannya di dalam organisasi tersebut.

Peran pendakwah di dalam lembaga dakwah kampus seperti yang dijelaskan

oleh MS berikut ini:

“Jadi salah satu upaye yang kami lakukan itu adalah bagaimane kite bise
mengenal lebih dekat kepade kawan-kawan pengurus misalkan kite adekan
silaturahmi, bisa mengenalkan agenda rihlah, kemudian agenda pekan
Ukhuwah, kemudian agenda ruqyah, nah disitulah kita bise mendekatkan
diri dengan kawan-kawan yang disekitar kite biar lagi lebih akrab
kemudian kita juga kenalan taarufan dari personal ternyata itu lebih
mendekatkan diri dengan kawan-kawan”.
Informan MS menjelaskan salah satu upaya dari anggota FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN dalam mendekatkan dan mengenal lebih dekat

kepada teman-teman pengurus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, adalah

dengan memperkenalkan mereka kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai-

nilai persaudaraan dan persatuan seperti mengadakan acara silaturahmi

sesama pengurus organisasi, mengenalkan agenda rihlah seperti kegiatan

tafakur alam adapun yang dimaksud dengan tafakur alam disini adalah

perjalanan menyusuri alam misalnya pegunungan, lembah, pantai, dan

sebagainya, pekan Ukhuwah, dan Taarufan.


79

Dakwah berperan dalam memberi pengetahuan-pengetahuan dan

pandangan agama Islam ke khalayak umum, tidak jarang terjadi sesama satu

organisasi masih terjadi permusuhan dan sikap mengeksklusifkan dirinya

dari kelompoknya sendiri maka dengan adanya kajian dakwah Ukhuwah

Islamiyah diberikan pengetahuan makna pentingnya persaudaraan di

kalangan mahasiswa Islam khususnya anggota FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN. Dampak dari adanya peran pendakwah kampus FISIP UNTAN

dijelaskan oleh MS sebagai berikut:

“Kalau berbicare dampak ni sangat luar biase ye, jadi seakan-akan tu lebih
mengenal bahkan kita lebih mencintai saudare kite sendiri, lebih mencintai
orang lain daripade kite sendiri. Jadi kalau misal dampak ni ye kan dalam
Ukhuwah Islamiyah itu kan yang pertame ade sesi taaruf kemudian yang
paling terakhir itu adalah uzlah, jadi dampaknye tu kite lebih memiliki rasa
sayang, rasa kasih sayang yang sangat luar biase kite dengan saudara
apalagi misalnya ade saudare kite lagi susah, itu orang-orangnya kite bise
bantu misalkan ade kawan yang kena musibah, kite bise menyumbangkan
dana dan sebagainya”.
Jadi terdapat dampak yang luar biasa dari adanya kegiatan Ukhuwah

Islamiyah ini, mengenal satu sama lain tidak hanya secara duniawi namun

juga dengan akhirat. Bahkan kedekatan sesama anggota organisasi dapat

disamakan dengan persaudaraan sekandung, kedua adalah sesi taaruf bagi

yang ingin mencari jodoh di organisasi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN,

dan terakhir tumbuhnya sikap saling tolong menolong.


80

5.1.3.1. Analisis Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Lembaga

Dakwah Kampus

Menurut Hendropuspito (dalam Narwoko dan Suyanto, 2011, 160)

Peranan sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklarifikasikan menurut

bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang.

Adapun jenis peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN sebagai lembaga

dakwah kampus adalah peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara

bagaimana sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya

lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan

yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi

kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

Berdasarkan cara memperolehnya adalah Peranan pilihan (achives roles),

yaitu peranan yang diperoleh atas dasar keputusannnya sendiri, misalnya

seseorang yang memutuskan untuk menjadi kepala desa.

Karena di dalam FKMI Nuruddin FISIP UNTAN penunjukkan

kedudukan didasarkan atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dan

perintah dari ketua organisasi atau kepala bidang organisasi, dapat

disesuaikan dengan kondisi para anggotanya dan kemampuan dasarnya

masing-masing, sehingga peran-peran yang akan dilakukan dapat berjalan

dengan baik.

Selain itu peran dakwah dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

adalah memberikan motivasi kepada anggota yaitu dengan melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai persaudaraan dan persatuan di


81

dalamnya, lalu para pendakwah akan menyampaikan pengetahuan dan

pemahaman Ukhuwah Islamiyah di sela-sela waktu senggang kegiatan

tersebut. Menyesuaikan dengan kondisi dan situasi para anggotanya

sehingga dapat mencerna dengan baik apa yang telah disampaikan dari

peran dakwah tersebut.

5.1.3.2. Analisis Dampak Dari Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

Sebagai Lembaga Dakwah Kampus

Peran Lembaga Dakwah Kampus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

dengan metode dakwah yang efektif dan baik memiliki dampak yang

signifikan terhadap meningkatnya Ukhuwah Islamiyah di kalangan

mahasiswa Islam FISIP UNTAN, terutama yang mengikuti kegiatan dan

kajian yang dilaksanakan oleh FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Mengacu pada teori peran yang dijelaskan oleh Soekanto (2014, 244)

dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial

masyarakat. Setiap peran bertujuan agar antara individu yang melaksanakan

peran tadi dengan orang-orang disekitarnya yang tersangkut, atau ada

hubungannya dengan peran tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh

nilai-nilai sosial yang diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak.

Maka dampak yang dirasakan oleh para anggota FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN sangat menonjol sekali, seperti yang disampaikan oleh MS bahwa

rasa persaudaraan dan persatuan antar individu semenjak diadakannya

kegiatan-kegiatan Ukhuwah Islamiyah kedekatan sesama anggota FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN mengalami peningkatan pesat, terbukti dengan


82

penggalangan dana kepada anggota organisasi yang mengalami musibah,

selanjutnya adanya sesi taaruf karena memiliki kedekatan dan ikatan

emosional, terakhir yaitu uzlah, uzlah adalah pengasingan diri untuk

memusatkan perhatian pada ibadah, kaitannya dengan Ukhuwah Islamiyah

adalah melakukan tafakur alam, jauh dari keramaian sehingga suatu

kelompok dapat meningkatkan kualitas ibadah dengan berdzikir, dan juga

menumbuhkan rasa Ukhuwah Islamiyah dalam perjalanan bersama.

Dapat dikatakan bahwa perilaku individu seperti pendakwah ini

berperan penting bagi struktur sosial mahasiswa Islam FISIP UNTAN,

terdapat keteraturan dalam berinteraksi, interaksi yang berulang mempunyai

unsur-unsur sosial yang penting, salah satunya adalah solidaritas anggota-

anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, unsur lainnya adalah cita-cita dan

tujuan yang sama sehingga membentuk pedoman perilaku kehidupan sehari-

hari. Dengan interaksi yang berulang antar individu inilah yang

menonjolkan rasa Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam.

5.1.4. Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Pengurus Mushalla

Kampus

Pengurus masjid mempunyai kedudukan yang penting didalam

masyarakat muslim, karena masjid sendiri memiliki banyak fungsi yang

sangat berguna dalam kehidupan dimasyarakat.

Selain masjid berfungsi sebagai tempat beribadah umat Islam, masjid

Nuruddin juga difungsikan sebagai tempat pembinaan, pengembangan dan

sebagai pemersatu persaudaraan umat yang bersifat sosial, dengan adanya


83

kegiatan-kegiatan keagamaan FKMI Nuruddin FISIP UNTAN seperti

Ukhuwah Islamiyah yang sudah diprogramkan salah satunya oleh pengurus

masjid sehingga melalui kegiatan ini dapat memberikan pencerahan

terhadap makna dari Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam.

Salah satu pengurus mushalla kampus di FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN menjelaskan motivasi untuk bergabung di kepengurusan FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN.

Dijelaskan oleh MN sebagai berikut:

“Motivasi pertama saya ya ingin, jujur ya pengen lebih berubah menjadi


lebih baik lagi karena sebelumnya juga ya saya gak kaya sekarang gitukan,
dulunya saya ya katakanlah sedikit nakal, jadi saya tu mencoba mencari
lingkungan yang menurut saya tu lebih baik, yang bisa membawa saya jadi
lebih ya itu yang saya temukan di FKMI Nuruddin”.

Motivasi untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya juga

merupakan bentuk dari niat yang baik untuk bergabung di FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN. Selain itu harapan dari para pengurus dengan ikut

bergabung ke organisasi ini bisa mendapatkan pembinaan, pengembangan,

karakter mereka.

Sebagai pengurus mushalla kampus, punya tanggung jawab untuk

membuat para anggota organisasinya nyaman di tempat tersebut, salah

satunya adalah dengan memfungsikan mushalla Nuruddin sebagai tempat

pembinaan dan penumbuh rasa persaudaraan kepada sesama muslim.

Dijelaskan oleh MN sebagai berikut:

“Kalau saya sendirilah gitukan, kami sebagai pengurus mushalla


katakanlah rumah tangga mushalla, kamek punya program kerja sendiri
gitukan jadi kamek punya cara untuk menjalin Ukhuwah itu kamek ada
kegiatan seperti kalau setiap hari selasa dan hari jumat. Biasa kami adakan
84

kegiatan bagi-bagi makanan, makanan-makanan kecil gitu, jadi itukan


disitu juga salah satu kami untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah kami
juga, terus juga sekaligus untuk menarik perhatian dari orang-orang yang
mungkin belum tertarik dengan FKMI Nuruddin itu gimana gitukan, terus
disitu juga kami selain juga berbagi-bagi makanan kami juga mengadakan
syarat untuk mengambil makanan itu ya harus baca Al-Quran jadi itu juga
salah satu cara kami membuat meningkatkan kualitas Ukhuwah Islamiyah”.

Pengurus mushalla Nuruddin juga memiliki program kerja tersendiri

dalam menjalin tali Ukhuwah Islamiyah, salah satu dari kegiatannya adalah

setiap hari selasa dan jumat mereka mengadakan kegiatan membagikan

makanan-makanan kepada anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

merupakan salah satu cara dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah.

Selanjutnya adalah cara untuk menarik minat dari mahasiswa yang belum

tertarik untuk masuk ke organisasi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, selain

itu demi menjaga Ukhuwah Islamiyah bukan hanya dari kuantitas namun

juga Ukhuwah Islamiyah yang berkualitas, sebelum acara makan-makan

diselenggarakan maka diwajibkan untuk memenuhi syaratnya yaitu dengan

membaca Al-Quran.

Dampak dari adanya program kerja yang diadakan oleh pengurus mushalla

Nuruddin, sebagaimana dijelaskan oleh MN sebagai berikut:

“Kami jadi sebagai anggota juga kami jadi lebih akrab, jadi lebih saling
mengenal, kalau ada apa-apa hal gitukan jadi bisa saling membantu gitu,
kami juga terbentuk menjadi orang-orang yang katakanlah bisa lebih care
dengan orang lain gitu, bukan cuman kamek yang berada di lingkungan
FKMI Nuruddin tapi juga sama orang-orang yang ada di sekitar kami
gitukan, bukan dari FKMI Nuruddin dari organisasi lain, mungkin dari
dosen, atau ya orang-orang disekitarlah pokoknya di lingkungan kami
gitu.”

Organisasi yang baik adalah organisasi yang memerhatikan kedekatan

sosial anggotanya, sama halnya dengan dampak dari adanya peran dari
85

pengurus mushalla Nuruddin. Anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN bisa

menjadi lebih akrab, jadi lebih saling mengenal satu sama lain, saling

membantu sesama disaat diperlukan bantuan, anggotanya terbentuk menjadi

orang-orang yang lebih peduli terhadap orang lain, bukan hanya FKMI

Nuruddin namun juga dengan orang-orang yang ada disekitar lingkungan,

misalnya organisasi lain, dosen, dan sebagainya.

5.1.4.1. Analisis Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Pengurus

Mushalla Kampus

Narwoko dan Suyanto (2011, 158) peran (role) merupakan aspek yang

dinamis dari kedudukan (status). Artinya seseorang telah menjalankan hak-

hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka orang

tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat dipisahkan

karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak ada peran

tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Sebagaimana kedudukan,

maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran yang berasal

dari pola pergaulan hidupnya.

Dalam menjalankan suatu peran maka perlu suatu kedudukan di

dalamnya, menjadi pengurus suatu organisasi maka telah bertanggung jawab

dalam menjalankan perannya masing-masing. Status sebagai pengurus

mushalla kampus harus menyesuaikan peran yang sama dengan status atau

kedudukannya. Maka dari itu pengurus mushalla Nuruddin mempunyai

program kerja sendiri yang sesuai dengan kondisi mereka, menjadi pengurus

mushalla berarti menjadikan mushalla sebagai tempat mereka dapat


86

menjalankan program kerja mereka, salah satunya adalah dengan bagi-bagi

makanan kepada anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN lainnya.

Selanjutnya menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 158) hal tersebut

berarti pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang diperbuatnya bagi

masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan masyarakat

kepadanya. Peran sangat penting karena dapat mengatur perilaku seseorang,

di samping itu peran menyebabkan seseorang dapat meramalkan perbuatan

orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga seseorang dapat

menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-orang

sekelompoknya.

Pengurus mushalla Nuruddin menentukan hal apa yang bisa

diperbuatnya untuk FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, sehingga kegiatan

yang dilakukan bisa lebih efisien dan efektif tanpa perlu lagi ditentukan oleh

ketua organisasi. Program-program yang direncanakan oleh pengurus

mushalla Nuruddin khususnya program kerja yang berkaitan dengan

Ukhuwah Islamiyah dapat disesuaikan dengan kondisi tempat pengurus

melakukan kegiatannya, misalnya kegiatan bagi-bagi makanan merupakan

contoh dari menentukan perannya sendiri, dan penentuan hari-hari kapan

kegiatan itu dapat dilaksanakan.

Peran yang dilakukan oleh pengurus mushalla Nuruddin juga mengatur

perilaku para anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN dengan kegiatan

bagi-bagi makanan yang bertujuan untuk menumbuhkan perilaku saling

peduli dan tolong menolong satu sama lainnya, dan juga bertujuan untuk
87

meningkatkan kualitas ibadah dengan membaca Al-Quran disetiap kegiatan

yang dilakukan oleh mereka. Dengan kegiatan tersebut, mereka mengetahui

batasan-batasan tertentu di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN sehingga

menyesuaikan perilaku individu satu sama lainnya.

5.1.4.2. Analisis Dampak Dari Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

Sebagai Pengurus Mushalla Kampus

Peran Pengurus Mushalla Kampus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

dengan menjadikan mushalla sebagai tempat pembinaan, pengembangan

karakter umat muslim memiliki dampak yang penting dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam FISIP UNTAN, terutama

yang mengikuti kegiatan seperti bagi-bagi makanan dan syarat baca Al-

Quran yang diselenggarakan oleh pengurus mushalla Nuruddin.

Mengacu pada teori peran menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 159),

peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena fungsi

peran sendiri adalah sebagai berikut:

1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma dan pengetahuan;

3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.

Dampak dari adanya kegiatan tersebut adalah proses sosialisasi antar

anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, proses sosialisasi seperti interaksi

antar anggota menjadi lebih baik dan peduli akan lingkungan sekitar adalah
88

sedikit contoh dari proses sosialisasi yang berdampak dari adanya kegiatan

tersebut.

Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma, dan pengetahuan,

seperti kegiatan membaca Al-Quran adalah pembuka bagi kegiatan lain dari

pengurus mushalla Nuruddin yang berdampak meningkatnya baik dari segi

Ukhuwah maupun ibadah, merupakan bentuk dari pelestarian dari warisan

yang diturunkan oleh generasi-generasi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

sebelumnya.

Dapat mempersatukan kelompok di dalam organisasi adalah salah satu

tanggung bersama pengurus FKMI Nuruddin, seperti yang dijelaskan oleh

MN bahwa dengan peran penting kegiatan tersebut banyak anggota FKMI

Nuruddin yang semakin peduli akan lingkungan di mushalla Nuruddin dan

lingkungan sekitarnya, bahkan organisasi lain. Persatuan ini bisa menjadi

aset berharga bagi organisasi-organisasi kampus seperti FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN, dengan adanya persatuan ini bisa mengatasi perbedaan yang

timbul atas kesadaran ikatan Ukhuwah Islamiyah, dan kegiatan besar FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN dapat berjalan dengan lancar, aman, dan lebih

bermanfaat daripada tidak adanya sikap persatuan diantara anggota

organisasi.

Sikap persatuan juga mempengaruhi sistem pengendalian dan kontrol

yang sangat penting di dalam suatu organisasi karena perencanaan dan

pengarahan kepada anggota organisasi bisa lebih mudah untuk dilakukan.

Perencanaan berbagai kegiatan di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN bisa


89

berjalan dengan efektif apabila sistem pengendalian dan kontrol yang telah

ditetapkan oleh organisasi memiliki rasa Ukhuwah Islamiyah yaitu

kepedulian terhadap sesama anggota dan interaksi sosial yang baik.

5.1.5. Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Fasilitator Organisasi

Kerohanian Kampus

Organisasi membutuhkan seorang fasilitator, karena fasilitator berperan

dalam memperjelas tujuan dari kegiatan, merancang proses kegiatan yang

menarik, partisipatif, dan menyenangkan. Dalam FKMI Nuruddin FISIP

UNTAN, fasilitator bersama dengan ketua organisasi merencanakan dengan

memanfaatkan kegiatan Ukhuwah Islamiyah untuk menumbuhkan semangat

anggota organisasi, bila diperlukan mereka akan melakukan penyesuaian

tema kegiatan agar sesuai dengan kebutuhan anggota organisasi.

Menjadi fasilitator tentu memerlukan motivasi dalam melaksanakan

perannya, salah satu fasilitator FKMI Nuruddin FISIP UNTAN berinisial

YL menjelaskan seperti berikut:

“Motivasi saya bergabung di FKMI Nuruddin, awalnya saya tidak


mengetahui apa itu FKMI Nuruddin karena saya ingin tahu, yang kedua
diajak oleh senior untuk bergabung di FKMI Nuruddin, dan setelah kenal
gitu pertama kali diajak Ayunda Nuruddin, setelahnya diajak lagi dan ada
rekrutmen dan saya mengikutinya. Salah satu alasannya karena hijrah ya
seperti itu”.

Penjelasan dari YL bahwa awal dari bergabungnya ke FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN adalah diajak oleh anggota organisasi tersebut, keinginannya

untuk mencari tahu tentang organisasi tersebut adalah hijrah atau perubahan

yang lebih baik, yang lebih islami, maupun pergaulan.


90

Motivasi ini merupakan titik awal dari sebagaimana efektif pelaksanaan

peran yang akan dilakukan oleh fasilitator FKMI Nuruddin FISIP UNTAN,

dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator kerohanian kampus, adapun

peran dari adanya fasilitator dijelaskan oleh YL sebagai berikut:

“Sebagai salah satu pengurus di FKMI Nuruddin, biasanya kami


melaksanakan agenda yaitu namanya pekan Ukhuwah, disitu kita bisa
bermain santai misalnya, seperti jalan-jalan juga kemana gitu ke daerah
yang bisa kita kunjungi misalnya di rumah alumni juga bisa, tempat wisata
juga bisa, kita bikin acara yang kayak masak-masak di rumah satu anggota,
kita juga bikin kayak ngerujak bareng, terus juga di kajian-kajian kita
adakan biasanya, dan yang terpenting salah satu Ukhuwah itukan dari
iman gitu kalau kata ustad Salim Fillah Ukhuwah itu buah dari iman. Jadi
salah satunya kita meningkatkannya lewat peningkatan amal yaumi ataupun
amal harian dari pengurus-pengurus tersebut.”

Sebagai pengurus fasilitator organisasi kerohanian kampus, ikut

berperan dalam melaksanakan agenda seperti agenda pekan Ukhuwah,

karena pekan Ukhuwah sendiri tidak berkutat kepada satu jenis kegiatan

saja, maka diperlukan jenis-jenis kegiatan yang berbeda sehingga tidak

membosankan dan tetap menarik, acara-acara yang dilakukan seperti masak-

masak di rumah salah satu anggota, membuat rujak untuk dimakan bersama-

sama, mengadakan kajian yang membutuhkan fasilitator untuk

memperlancar kajian tersebut, dan yang terpenting Ukhuwah itu buah dari

iman. Salah satu meningkatkan ibadah yaumi atau ibadah harian adalah

dengan menjalin Ukhuwah Islamiyah.

Kegiatan-kegiatan tersebut mempunyai dampak terhadap meningkatnya

hubungan sosial yang baik, rasa persatuan dan persaudaraan antar anggota

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.


91

Dijelaskan oleh YL sebagai berikut:

“Menurut pendapat saya, dari saya maba itukan sering diajak-ajak juga
agenda, nah jadi kayak sama senior dan juga teman-teman itu rasanya
sangat dekat sekali. Bahkan kita sesama pengurus itu menganggap udah
kayak temanlah, udah kayak teman dekat sekali, kayak keluarga, dan
Nuruddin itu udah kayak rumah kedua sih istilahnya gitu, kayak tempat-
tempat mau bercerite juga bise gitu, tempat buat ngajak teman main dan
sebagainya juga bisa disitu”.

Dampak dari adanya Ukhuwah Islamiyah ini menjadikan senior dan

junior menjadi lebih dekat, bahkan sesama pengurus sudah dianggap

sebagai teman dekat dan keluarganya sendiri. Nuruddin sebagai tempat

organisasi FKMI Nuruddin FISIP UNTAN menjadi rumah kedua bagi

anggota-anggotanya, tempat interaksi sesama mahasiswa Islam terjadi

disana, kegiatan, dan kajian agama Islam di kampus.

5.1.5.1. Analisis Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Sebagai Fasilitator

Organisasi Kerohanian Kampus

Suatu peran menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 159) paling sedikit

mencakup 3 hal, yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan atau

tempat seseorang dalam masyarakat;

b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat; dan

c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Peran fasilitator kerohanian kampus dalam merencanakan suatu agenda

atau kegiatan selalu didasari atas norma-norma Islam yang dihubungkan


92

dengan kedudukan peran yang dilaksanakan oleh para pengurus FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN, dan juga kondisi-kondisi para anggota yang

berpengaruh terhadap peran yang akan dilakukan oleh fasilitator Nuruddin

karena dengan mengetahui kedudukan yang mereka punya memudahkan

merencanakan kegiatan untuk mencapai Ukhuwah Islamiyah yang

diharapkan.

Peran juga didefinisikan sebagai hal yang dapat dilakukan oleh individu

dalam suatu kelompok atau masyarakat, fasilitator Nuruddin ikut andil

dalam merencanakan kegiatan pekan Ukhuwah menjalankan rancangan

proses kegiatan dan mengelola bagaimana kegiatan tersebut akan

berlangsung. Hal ini dibuktikan dengan mengadakan acara masak-masak

yang dimana sangat diperlukan fasilitator untuk menyediakan berbagai

peralatan, kapan acara itu dapat dimulai tepat pada waktunya, masih banyak

lagi yang menjadi tanggung jawab dari fasilitator Nuruddin. Selain itu

kajian-kajian keagamaan di mushalla Nuruddin juga memerlukan rancangan

proses pertemuan antara anggota atau mahasiswa Islam dan pengisi kajian

sehingga fokus terhadap tujuan dari kajian tersebut.

Perilaku individu sangat penting bagi struktur sosial masyarakat

khususnya organisasi seperti FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, yang mana

struktur sosial organisasi yang baik tentu saja dengan adanya hubungan

sosial diantara anggota-anggotanya.

Kegiatan pekan Ukhuwah diharapkan dapat menguatkan struktur sosial

organisasi, fasilitator dapat membantu kegiatan tersebut dengan membantu


93

para anggota yang berpartisipasi mengeluarkan pengetahuan dari

pengalaman mereka dalam proses untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah

di FKMI Nuruddin FISIP UNTAN. Salah satu mengeluarkan pengetahuan

dari pengalaman para anggotanya, adalah seperti yang dijelaskan oleh YL

bahwa menurutnya Ukhuwah Islamiyah itu sendiri adalah buah dari iman

yang dikutip dari kajian Ustad Salim Fillah, yang mana dengan Ukhuwah

Islamiyah dapat meningkatkan juga ibadah harian para anggota FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN.

5.1.5.1. Analisis Dampak Dari Peran FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

Sebagai Fasilitator Organisasi Kerohanian Kampus

Peran Fasilitator Organisasi Kerohanian Kampus FKMI Nuruddin

FISIP UNTAN dengan menjadi perancang proses kegiatan sehingga lebih

menarik, partisipatif, dan tentunya menyenangkan berdampak penting dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam FISIP

UNTAN, terutama yang mengikuti kegiatan seperti agenda masak-masak,

jalan-jalan ke tempat wisata, dan sebagainya yang diurus oleh fasilitator

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.

Mengacu pada peran menurut Soekanto (2014, 244) dapat dikatakan

sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Setiap peran bertujuan agar antara individu yang melaksanakan peran tadi

dengan orang-orang disekitarnya yang tersangkut, atau, ada hubungannya

dengan peran tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial

yang diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak.


94

Seperti yang dijelaskan oleh YL dampak dari adanya kegiatan pekan

Ukhuwah berdampak signifikan terhadap perilaku anggota seperti kedekatan

lebih erat diantara senior dan junior organisasi tersebut. Bahkan sesama

pengurus sudah menganggap pengurus lainnya sebagai sahabat, bahkan

keluarga, dan Nuruddin sudah menjadi rumah kedua bagi pengurus FKMI

Nuruddin FISIP UNTAN, sebagai tempat berlangsungnya berbagai

kegiatan, tempat silaturahmi dan sebagainya.

Dampak tersebut sangat penting bagi struktur sosial organisasi tersebut,

dikarenakan semua anggota dianggap setara dan tidak membedakan sesama

anggota FKMI Nuruddin FISIP UNTAN, lalu mempunyai kontrol sosial

berupa aturan dan norma di kalangan pengurus sehingga meminimalisir

terjadinya konflik sosial.

Setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan peran yang berbeda,

perbedaan ini tidak serta merta bahwa peran yang satu lebih daripada peran

yang lain. Sebaliknya hal menegaskan bahwa setiap anggota memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga para anggota saling

melengkapi dan bahu-membahu satu sama lain demi mencapai tujuan dari

FKMI Nuruddin FISIP UNTAN.


95
96

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Bisri. 2000. Gandrung: Sajak-Sajak Cinta. Yogyakarta: Yayasan Al-Ibriz.

Hasan, Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Khaeruman, Badri. 2004. Memahami Pesan Al-Quran. Jakarta: Pustaka Setia.

Mahmudunnasir, Syed. 2005. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Miles. Mathew B., dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya.

Narwoko, Dwi J., dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.

Pulungan, Suyuthi J. 1996. Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam


Madinah Ditinjau Dari Pandangan Al-Quran. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
.
Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Ulwan, Abdullah N. 1998. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka


Amani.

Yatimin, Abdullah M. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah.

Yusuf, Abidin. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: PT. Refika Aditama.
97

Artikel Jurnal, Surat Kabar, Situs Berita, Blog Online, Website

Badan Pusat Statistik. 2010. “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang
Dianut.” Diakses 14 Februari 2020.
https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321

Bukhari, Ahmad., dan Rostanti Toba. 2015. “Pengembangan IMTAK Sebagai


Upaya Membangun Ukhuwah Islamiyah: Studi Kasus PAI Berwawasan
Multikultural.” IAIN Samarinda. Diakses 05 November 2019.
https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/fenomena/article/view/269

FKMI. 2016. “Visi Misi.” FISIP UNTAN. Diakses 05 November 2019.


http://fkminuruddin.blogspot.com/2016/04/forum-komunikasi-mahasiswa-
islam-fkmi.html
KBBI. 2016. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).” Diakses 05 November
2019. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Maryati, Kun., dan Juju Suryawati. 2006. “Pengertian Eksklusif Dalam
Sosiologi.” Definisi Menurut Para Ahli. 2006. Diakses 22 Februari 2020.
https://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-eksklusif-dalam-
sosiologi/

Skripsi

Wulandari, Putri A. 2018. Peran Remaja Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah


Islamiyah Melalui Seni Rebana Di Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk
Lampung Timur. Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Diakses 18 Februari 2020. https://repository.unikom.ac.id/59304
LAMPIRAN 1

PANDUAN WAWANCARA
99

LAMPIRAN 2

LOKASI PENELITIAN
100

LAMPIRAN 3

PANDUAN OBSERVASI
101

LAMPIRAN 4

DAFTAR NAMA SUBJEK PENELITIAN


102

LAMPIRAN 5

BIODATA PENULIS
103

DOKUMENTASI PENELITIAN
104

Anda mungkin juga menyukai