Anda di halaman 1dari 60

USULAN PENELITIAN

PERAN FORUM KOMUNIKASI MAHASISWA ISLAM


DALAM MENINGKATKAN UKHUWAH ISLAMIYAH DI
KALANGAN MAHASISWA ISLAM
(Studi Kasus Di Mushalla Nuruddin Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura)

Program Studi Sosiologi

Oleh:

Syafaruddin Bachrisyah
NIM. E.1041161049

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia adalah negara dengan populasi

umat muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa yang

mana 87% dari keseluruhan penduduk Indonesia adalah beragama Islam.

Tabel 1.1.
Data Jumlah Pemeluk Agama di Indonesia

Agama Jumlah Pemeluk Presentase

Islam 207.176.162 87,18

Kristen 16.528.513 6,96

Katolik 6.907.873 2,91

Hindu 4.012.116 1,69

Budha 1.703.254 0,72

Khong Hu Cu 117.091 0,05

Lainnya 299.617 0,13

Tidak Terjawab 139.582 0,06

Tidak Ditanyakan 757.118 0,32

Jumlah 237.641.326 100

Sumber Data: Badan Pusat Statistik 2010.

Besarnya populasi muslim di Indonesia ini tentu banyak orang yang

memerlukan kebutuhan spiritual, salah satunya adalah mahasiswa apalagi dengan

kajian-kajian keagamaan yang mulai marak diadakan di Indonesia, semakin

1
2

menambah antusias mahasiswa khususnya generasi milenial yang sebagian

besar sedang menempuh masa kuliah.

Oleh karena itu universitas-universitas di Indonesia memfasilitasinya

dengan organisasi-organisasi keagamaan terutama organisasi Islam.

Organisasi Islam sendiri sebagai tempat aktualisasi memiliki arti penting

dalam pengembangan diri para anggotanya. Kebutuhan untuk berinteraksi

sosial menjadi alasan mengapa diperlukan berdirinya suatu organisasi. Dalam

konteks agama, organisasi menyumbangkan banyak hal dalam rangka turut

serta mewujudkan tujuan dari organisasi keagamaan tersebut. Termasuk

dalam hal ini adalah menjaga dan memproduksi mahasiswa yang akademis

dan Ukhuwah Islamiyah yang biasanya diemban oleh agama Islam.

Pentingnya organisasi keagamaan akan semakin terlihat jika perubahan

zaman mengarah kepada individualisme. Pesatnya perkembangan teknologi

informasi secara alami menjauhkan manusia dari kehidupannya sendiri.

FKMI (Forum Komunikasi Mahasiswa Islam) FISIP UNTAN

merupakan nama titipan (amanah) dari Pak H Pandil Sastro Wardoyo (Alm).

Beliau adalah dosen dan salah satu penyumbang ilmu di FISIP UNTAN

khususnya FKMI pada tahun 1993. Menurut FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

(2016) FKMI merupakan organisasi Islam yang ingin mewujudkan visi dan

misinya adapun isinya adalah sebagai berikut:


3

Visi

Meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam yang bernuansa akademis

dan akhlakul karimah serta membentuk cendekia muda muslim yang

beriman, berilmu dan beramal shaleh.

Misi

1. Membina dan mengembangkan kepribadian mahasiswa Islam untuk

mencapai akhlakul karimah.

2. Mengembangkan kreatifitas, kualitas akademis dalam menjalankan syiar

Islam yang sejalan dengan tridarma perguruan tinggi.

3. Melakukan kaderisasi baik dalam bentuk keilmuan maupun

keorganisasian.

4. Berpartisipasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bernuansakan Islam

Dari visi dan misi diatas maka diketahui bahwa FKMI merupakan

organisasi Islam yang ingin membentuk mahasiswa Islam yang cendekia dan

berpartisipasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

sejalan dengan tridarma perguruan tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran,

penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Selain itu latar belakang FKMI FISIP UNTAN adalah sebagai

pemenuhan kebutuhan di dalam kegiatan mahasiswa dan ikatan yang

diharapkan berfungsi sebagai mempererat silaturahmi terhadap mahasiswa

Islam yang ada di FISIP maupun di luar FISIP. FKMI juga sebagai sarana

untuk meningkatkan prestasi mahasiswa serta mahasiswa dibiasakan untuk


4

berhadapan dengan masyarakat. Dengan adanya FKMI diharapkan akan

membawa kebaikan untuk semuanya. Sebagai organisasi kerohanian kampus,

FKMI mempunyai empat peran sebagai sebagai mentoring pendidikan

karakter, lembaga dakwah kampus, pengurus mushola kampus, fasilitator

organisasi kerohanian kampus.

Adapun tabel jumlah anggota FKMI FISIP UNTAN sebagai berikut:

Tabel 1.2.
Data Jumlah Anggota Pengurus FKMI FISIP UNTAN

Jumlah Anggota Pengurus FKMI FISIP UNTAN

Laki-Laki Perempuan

39 50

Sumber: Data Olahan Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Tahun 2020.

Namun seperti organisasi pada umumnya terdapat hambatan-hambatan

yang terjadi di FKMI, ada beberapa pengurus yang merasa eksklusif dan

tidak memperdulikan visi dan misi yang diharapkan oleh Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam dan berjalan sendiri-sendiri dalam melakukan suatu

kegiatan. Menurut KBBI (2020) pengertian Eksklusif adalah terpisah dari

yang lain, jadi beberapa anggota FKMI tersebut bisa dinyatakan sebagai

perilaku eksklusif, perilaku yang berbeda dan terpisah dari organisasi mereka

sendiri, salah satunya tidak mentaati aturan dan etika dari organisasi tersebut.

Sehingga berakhir dengan pengunduran diri dari FKMI FISIP UNTAN

dan adanya kelompok-kelompok kecil di dalam organisasi FKMI yang

mempunyai pandangan yang berbeda-beda dari visi dan misi utama FKMI
5

yang membuat kinerja dari organisasi terganggu, FKMI beberapa tahun

belakangan ini berusaha memperbaiki permasalahan tersebut meskipun masih

ada setidaknya banyak anggota sudah mulai membaur dengan yang lain.

Permasalahan ini ada dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya

sikap persatuan dan ikatan kejiwaan antar sesama anggota FKMI.

Sedangkan Ukhuwah Islamiyah sendiri menurut Ulwan (1998, 486)

adalah ikatan kejiwaan yang melahirkan perasaan yang mendalam dengan

kelembutan, cinta, dan sikap hormat kepada setiap orang yang sama-sama

diikat dengan akidah Islamiyah, iman, dan takwa. Jadi Ukhuwah Islamiyah

adalah kekuatan iman dan spiritual yang dikaruniakan Allah kepada hamba-

Nya yang beriman dan bertakwa yang menumbuhkan perasaan kasih sayang,

persaudaraan, kemuliaan, dan rasa saling percaya terhadap saudara seakidah.

Pada dasarnya Ukhuwah Islamiyah yang dilakukan akan dijalin dengan

cara saling menghormati dan menghargai antar sesama umat, menjauhkan

diri dari sifat tercela dan sikap cinta akan perbedaan. Dengan demikian

Ukhuwah Islamiyah dapat menciptakan kehidupan yang harmonis seluruh

umat manusia.

Dari penjelasan tersebut maka FKMI FISIP UNTAN itu sendiri adalah wadah

yang menampung para anggota organisasi yang mempunyai tujuan yang

sama dan terdapat ikatan kejiwaan yang sesuai dengan visinya yaitu

meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam yang bernuansa akademis

dan akhlakul karimah serta membentuk cendikia muda muslim yang beriman,
6

berilmu dan beramal shaleh. Serta dapat terjalin sikap Ukhuwah Islamiyah di

kalangan mahasiswa Islam melalui Forum Komunikasi Mahasiswa Islam.

Hal tersebutlah alasan peneliti tertarik mengkaji lebih dalam peran

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah

Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam. Dan di samping itu peneliti juga bisa

meneliti dengan berbagai latar belakang mahasiswa yang berbeda di

organisasi tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dianalisis identifikasi masalahnya

meliputi:

1. Adanya hubungan eksklusifitas anggota dengan penurunan kinerja dari

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam.

2. Kurangnya kesadaran anggota FKMI akan pentingnya persatuan dan

ikatan kejiwaan antar sesama.

1.3. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

dipaparkan oleh peneliti adapun fokus dalam penelitian ini lebih

menitikberatkan kepada Peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan oleh peneliti

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa peran Forum
7

Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di

kalangan Mahasiswa Islam?, adapun rumusan masalah dibagi lagi meliputi :

1. Bagaimana peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam?

2. Apa dampak dari peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada yakni:

1. Menganalisis peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam

meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.

2. Menganalisis dampak dari peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam

dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran dan teori dalam memajukan

perkembangan ilmu pengetahuan tentang peran Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan

Mahasiswa Islam.

1.6.2. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang peran

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah

Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.


8

2. Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura dapat menambah wawasan dan sumbangan pemahaman

tentang peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan Mahasiswa Islam.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Konsep

2.1.1. Ukhuwah Islamiyah

Menurut Bisri (2000, 116), Kata ukhuwah berasal dari akar kalimat

âkh. Jika kata itu ikhwah atau ikhwaan yang berarti saudara sekandung, dan

bisa juga saudara seagama, sebangsa, semarga, serumpun, seangkatan,

sealmamater, dan lain-lain. Ukhuwah Islamiyah merupakan persaudaraan

sesama muslim yang beriman dan bertakwa sebab Ukhuwah Islamiyah

tidak akan lepas dari keduanya, selain itu juga ta’liful qulub ketundukan

dan kelembutan hati yang termanifestasikan dalam bentuk kasih sayang

kepada sesama manusia yang sangat tergantung pada interaksi umat Islam

terhadap ajarannya.

Menurut Hasan (2003, 185), Ukhuwah Islamiyah merupakan hubungan

sesama muslim tanpa membedakan luas dan sempitnya kapasitas hubungan,

mulai dari hubungan keluarga, masyarakat kecil sampai hubungan antar

bangsa, hubungan ini mempunyai bobot religius. Bahwa ukhuwah

(persaudaraan) antar muslim satu dan lainnya adalah sendi paling pokok

dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh, yaitu Islam yang

menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam yang

membentangkan kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat

manusia, Islam yang memberikan rasa damai bagi pemelukknya, bagi

8
9

saudara seiman, bagi saudara sedarah, dan sedaging, bagi saudara satu

negara, dan bagi umat manusia.

Allah menurunkan Islam sebagai 'hudan linnaas', petunjuk bagi umat

manusia. Sebagai petunjuk, Islam menciptakan alam pemikiran baru dan

keyakinan manusia yang tidak lagi hanya tersekat pada batas-batas wilayah

dan garis kekeluargaan. Sebagai agama fitrah penjunjung tinggi

kemanusiaan umat manusia, Islam tidak menafikan hubungan yang fitri

pada diri manusia yang terbentuk atas kesamaan asal wilayah dan muasal

keturunan.

Semakin orang dekat dalam persamaan dengan salah satu hal ini, maka

merasa rapat dan mengikat simpul batin karena adanya kedekatan. Pada sisi

lain, Islam menciptakan sebuah perasaan dekat lain, yaitu semangat

keberagamaan baru seiman dan seagama, meskipun berangkat dari ketidak-

samaan pada asal keturunan atau muasal daerah. Semangat ini disebut

ukhuwah al-Islamiyah, persaudaraan atas kesamaan akidah.

Khaeruman (2004, 155), berpendapat bahwa lahirnya ukhuwah dalam

Islam sangat erat kaitannya dengan pengalaman ajaran agama seseorang

secara keseluruhan. Melaksanakan perintah-perintah agama dengan tulus

dan dimotivasi oleh keinginan untuk menciptakan hubungan harmonis dan

serasi dengan Khaliq dan dengan sesama muslim adalah modal utama

untuk membentuk tatanan masyarakat muslim yang penuh kasih sayang.

Sesungguhnya manusia menurut fitrahnya, ummat yang terpadu dan

bersatu, suka bekerja sama, bahu membahu dan saling membantu. Oleh
10

karena itu, Allah memerintahkan dibinanya kekuatan kaum muslimin

dengan memupuk persatuan, agar tidak mudah dipecah belah dan mengatur

hubungan satu sama lain, melalui tolong menolong dan saling bantu

membantu.

Menurut Khaeruman (2004, 153) penyebab putusnya tali Ukhuwah

Islamiyah adalah manusia yang tidak dibimbing cinta yang tulus dan agung

menyebabkan manusia terjebak dan membawa malapetaka. Tidak kalah

pentingnya dengan cinta, membangun ukhuwah atau persaudaraan juga

merupakan hal yang amat fundamental. Tanpa persaudaraan cinta percuma,

di sinilah perlu menegakkan tali ukhuwah. Tali ukhuwah bisa juga putus

karena disebabkan adanya ketidaktulusan dan masih mempunyai sifat

buruk yang dimanfaatkan oleh syaitan maupun iblis dalam rangka

mendorong manusia berbuat dosa. Sifat buruk ini termasuk penyakit rohani

yang menghalangi terwujudnya hubungan Ukhuwah Islamiyah. Factor

penyebab putusnya tali ukhuwah yaitu:

1. Ketidaktahuan bahaya memutuskan tali ukhuwah,

2. Ketakwaan yang melemah, masih suka menebar benih kebencian,

kedengkian, iri hati,

3. Tidak saling menegur, saling menjauhi dan menjelekkan.

Kesimpulan dari peneliti bahwa Ukhuwah Islamiyah merupakan suatu

bentuk sikap persatuan dan kasih sayang antara muslim dengan muslim

lainnya tanpa memandang suku, ras, jabatan, status sosial, dan akhirnya

tercipta rasa damai secara lahir dan batin umat Islam.


11

2.1.2. Ekslusif

Menurut Maryati dan Suryawati (2006) Eksklusif adalah kebalikan dari

sifat inklusif yaitu individu atau kelompok yang bersifat kurang akomodatif

terhadap budaya atau pandangan lain. Tidak mudah untuk berhubungan

dengan individu atau kelompok lainnya dan menganggap bahwa harkat

setiap anggota masyarakat adalah berbeda.

Eksklusif dalam sosiologi adalah seorang yang berperilaku sosial

hanya pada golongan orang-orang tertentu saja, seperti etnis, tingkatan

materi, hingga jabatan. Sehingga sebagian masyarakat yang merasa dirinya

berbeda, misalnya dari sisi materi akan mencari lingkungan orang-orang

yang sepadan karena dianggap lebih cocok dari segi pemikiran hingga

pandangan hidup.

Kesimpulan dari peneliti adalah Eksklusif merupakan sifat yang kurang

dapat membaur terhadap perspektif dan kondisi sosial yang berbeda,

sehingga mencari lingkungan yang dianggap secara pemikiran lebih cocok.

2.1.3. Islam

Menurut KBBI (2020) Berbicara mengenai Islam tidak lepas dari kata

agama, karena Islam adalah salah satu agama Samawi yang diturunkan

melalui wahyu. Agama menurut bahasa adalah Ajaran atau sistem yang

mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan

Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan

manusia manusia dan lingkungan.


12

KBBI (2020) Islam menurut bahasa adalah agama yang diajarkan oleh

Nabi Muhammad SAW berpedoman kitab suci Al Qur’an yang diturunkan

kedunia melalui wahyu Allah SWT.

Menurut Mahmudunnasir (2005, 3) kata “Islam” berasal dari kata

aslama artinya berserah diri. Agama yang benar menurut Allah adalah

Islam. Ia tidak hanya berarti kedamaian, keselamatan, berserah diri kepada

Allah, tetapi juga berarti berbuat kebajikan. Orang-orang yang mengakui

agama Islam disebut Muslimin.

Keenam keimanan yang pokok yang diimani oleh setiap muslim yang baik

adalah :

1. Beriman kepada Allah, Tuhan Yang Mahaesa

2. Beriman kepada para Malaikat.

3. Beriman kepada Kitab Suci Al-Quran.

4. Beriman kepada nabi-nabi Allah.

5. Beriman kepada hari pembalasan, surga, dan neraka.

6. Beriman kepada takdir Allah.

Ajaran yang utama di dalam Islam adalah beriman kepada Allah Yang

Mahakuasa, yang dengan kuat ditegakkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Keselamatan dicapai oleh semua orang yang tunduk kepada Allah, yaitu

hidup menurut aturan-Nya sebagaimana dicontohkan oleh Nabi

Muhammad SAW. Al-Quran telah memerintahkan umat Islam untuk

percaya adanya malaikat-malaikat. Nabi juga telah memerintahkan untuk

beriman kepada Allah SWT. Menolak adanya malaikat-malaikat adalah


13

kufur. Al-Quran diterima Nabi SAW sebagai wahyu langsung dari Allah,

(melalui Malaikat Jibril), dan karenanya hal itu menjadi dasar bagi semua

ajaran Islam.

Selanjutnya menurut Mahmudunnasir (2005, 4) di antara kitab-kitab

besar dunia, Al-Quran menduduki tempat yang penting Ia menciptakan

hampir seluruh fase baru pemikiran manusia dan jenis karakter yang baru.

Di antara literatur agama yang membuka zaman baru, Al-Quran adalah

yang termuda. Nabi menggunakan 852 ayat Al-Quran dalam meramalkan

hari pembalasan, ketika Allah akan memberikan balasan kepada semua

manusia dengan kenikmatan atau dengan siksaan yang abadi. Surga

digambarkan sebagai suatu taman besar yang diisi dengan gunung-gunung,

sungai-sungai, pohon-pohon yang rindang, dan udara yang nyaman,

sedangkan neraka digambarkan sebagai tempat yang panasnya melebihi

panas padang pasir, yang paling menyiksa yang dapat dibayangkan oleh

orang-orang Arab, dan dipenuhi dengan angin yang membakar dan air yang

mendidih.

Di samping keenam pokok ajaran Islam itu (rukun iman yang enam),

ada lagi lima kewajiban penting yang harus dilaksanakan oleh umat Islam

yang disebut rukun Islam. Prinsip yang pokok dalam ajaran Islam adalah

syahadat atau pengakuan keimanan tidak ada tuhan kecuali Allah dan

Muhammad adalah nabi-Nya, Syahadat lebih merupakan pernyataan

keimanan seorang Muslim daripada merupakan kewajiban syariat (amal).


14

Kesimpulan dari peneliti bahwa Islam adalah suatu agama yang

diturunkan oleh Allah SWT melalui rasulnya Nabi Muhammad SAW

dengan kitabnya Al-Quran pada abad ke-7, yang mana pemeluknya

dinamakan muslim. Islam dalam berbagai literatur diartikan sebagai

selamat, tunduk, patuh, kepada tuhan yang satu.

2.1.4. Mahasiswa

Menurut Hartaji (2012, 5) mahasiswa adalah seseorang yang sedang

dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani

pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari

akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas.

Menurut Siswoyo (2007, 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai

individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri

maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi.

Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,

kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis

dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung

melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling

melengkapi.

Selanjutnya menurut Yusuf (2012, 27) Seorang mahasiswa

dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun.

Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa

awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia

mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.


15

Kesimpulan peneliti bahwa mahasiswa merupakan remaja atau dewasa

awal yang akan menuntut ilmu di suatu perguruan tinggi dan dinilai

mempunyai intelektualitas lebih tinggi daripada siswa tingkat SMA.

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Teori Peran

Peran menurut Soekanto (2014, 244) dapat dikatakan sebagai perilaku

individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Setiap peran

bertujuan agar antara individu yang melaksanakan peran tadi dengan orang-

orang disekitarnya yang tersangkut, atau, ada hubungannya dengan peran

tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial yang diterima

dan ditaati oleh kedua belah pihak.

Narwoko dan Suyanto (2011, 158) peran (role) merupakan aspek yang

dinamis dari kedudukan (status). Artinya seseorang telah menjalankan hak-

hak dan kewajiban-kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka

orang tersebut telah melaksanakan sesuatu peran. Keduanya tak dapat

dipisahkan karena satu dengan yang lain saling tergantung, artinya tidak

ada peran tanpa status dan tidak ada status tanpa peran. Sebagaimana

kedudukan, maka setiap orang pun dapat mempunyai macam-macam peran

yang berasal dari pola pergaulan hidupnya.

Hal tersebut berarti pula bahwa peran tersebut menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang

diberikan masyarakat kepadanya. Peran sangat penting karena dapat

mengatur perilaku seseorang, di samping itu peran menyebabkan seseorang


16

dapat meramalkan perbuatan orang lain pada batas-batas tertentu, sehingga

seseorang dapat menyesuaikan perilakunya sendiri dengan perilaku orang-

orang sekelompoknya.

Selanjutnya menurut Narwoko dan Suyanto (2011, 159) peran yang

melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan kedudukan atau

tempat dalam pergaulan kemasyarakatan. Kedudukan atau tempat

seseorang dalam masyarakat (social-position) merupakan unsur statis yang

menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Sedangkan

peran lebih banyak menunjuk pada fungsi, artinya seseorang menduduki

suatu kedudukan tertentu dalam masyarakat dan menjalankan suatu peran.

Suatu peran paling sedikit mencakup 3 hal, yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan kedudukan atau

tempat seseorang dalam masyarakat;

b. Peran adalah suatu konsep ikhwal apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat; dan

c. Peran dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.

Seiring dengan adanya konflik antara kedudukan-kedudukan, maka ada

juga konflik peran (conflict of role) dan bahkan pemisahan antara individu

dengan peran yang sesungguhnya harus dilaksanakan (role-distance). Role-

distance terjadi apabila si individu merasakan dirinya tertekan, karena

merasa dirinya tidak sesuai untuk melaksanakan peran yang diberikan


17

masyarakat kepadanya, sehingga tidak dapat melaksanakan perannya

dengan sempurna atau bahkan menyembunyikan diri.

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berperilaku, karena

fungsi peran sendiri adalah sebagai berikut:

1. Memberi arah pada proses sosialisasi;

2. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma dan pengetahuan;

3. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat; dan

4. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.

Hendropuspito (dalam Narwoko dan Suyanto, 2011, 160) Peranan

sosial yang ada dalam masyarakat dapat diklarifikasikan menurut

bermacam-macam cara sesuai dengan banyaknya sudut pandang. Berbagai

macam peranan dapat disebutkan sebagai berikut.

Berdasarkan pelaksanaannya peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu:

a. Peranan yang diharapkan (expected roles): cara ideal dalam pelaksanaan

peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan

yang diharapkan dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak

dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang ditentukan.

b. Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana

sebenarnya peranan itu dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes,

dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi tertentu. Peranan yang

disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat, tetapi


18

kekurangan yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat. Sementara

itu, berdasarkan cara memperolehnya, peranan bisa dibedakan menjadi:

a. Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh

secara otomatis, bukan karena usaha, misalnya peranan sebagai

nenek, anak, kepala desa dan sebagainya; dan

b. Peranan pilihan (achives roles), yaitu peranan yang diperoleh

atas dasar keputusannnya sendiri, misalnya seseorang yang

memutuskan untuk menjadi kepala desa.

Dari jenis-jenis peranan yang ada dalam masyarakat, kita dapat

mengetahui bahwa setiap orang memegang lebih dari satu peranan, tidak

hanya peranan bawaan saja, tetapi juga peranan yang diperoleh melalui

usaha sendiri maupun peranan yang ditunjuk oleh pihak lain.

2.3. Penelitian Yang Relevan

Adapun beberapa hasil dari berbagai penelitian sebelumnya merupakan

suatu kebutuhan sebagai bahan masukan dan pendukung hasil penelitian yang

dilakukan. Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini, dapat menjadi acuan terkait dengan

masalah peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam. Berikut penelitian

terdahulu berupa skripsi dan jurnal yang penulis jadikan acuan dalam

penelitian ini:

1. Putri Ayu Wulandari (2018) dengan penelitian yang berjudul “Peran

Remaja Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Melalui Seni


19

Rebana di Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk Lampung Timur”

penelitian ini fokus memberikan pemahaman mengenai “Peran Remaja

Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Melalui Seni Rebana di

Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk Lampung Timur”. Permasalahan

ini cukup menarik untuk diteliti mengingat remaja masjid merupakan

organisasi yang benar-benar memikirkan perkembangan Islam. Rebana

adalah seni Islam yang di dalamnya ada nilai agama yang

mempengaruhi kespiritual rebana tersebut. Seni rebana sangat

berkembang pesat terutama di kalangan pedesaan. Seni rebana juga

merupakan media untuk mensyiarkan nilai-nilai Islam. Rebana dapat

diaplikasian untuk berbagai kegiatan terutama dalam kegiatan remaja

masjid. Remaja masjid merupkan perkumpulan para remaja-remaja

yang melakukakan kegiatan di masjid, masjid Al-Muttaqin Kedaton

Induk Lampung Timur juga mempunyai remaja masjid, mereka

mempunyai banyak kegiatan sehingga dengan adanya kegiatan

tersebut mereka sering berkumpul salah satu kegiatannya adalah seni

rebana. Melihat latar belakang masalah tersebut maka muncul

pengembangan suatu pertanyaan, bagaimana peran seni rebana dalam

menjalin Ukhuwah Islamiyah remaja masjid Al-Muttaqin Kedaton

Induk Lampung Timur.

2. Bukhari Ahmad dan Rostanti Toba (2015) dengan penelitian yang

berjudul “Pengembangan IMTAK Sebagai Upaya Membangun

Ukhuwah Islamiyah: Studi Kasus PAI Berwawasan Multikultural”


20

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam yang diimplementasikan sebagai multikulturalisme, dan

untuk mengetahui sejauh mana upaya Membangun Ukhuwah

Islamiyah dengan penerapan PAI berwawasan multikultural di SMAN

5 Samarinda.

Dari dua penelitian diatas membahas dua topik yang sama yaitu

Ukhuwah Islamiyah terjadi di masyarakat namun terdapat perbedaan

penelitian oleh peneliti. Adapun perbedaan kedua penelitian tersebut adalah

terkait fokus penelitian dan tempat penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri Ayu Wulandari (2018) berfokus

kepada Peran Remaja Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Melalui

Seni Rebana Di Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk Lampung Timur,

sedangkan penelitian oleh Bukhari Ahmad dan Rostanti Toba (2015) dengan

fokus penelitiannya tentang bagaimana implementasi nilai-nilai Pendidikan

Agama Islam sebagai multikulturalisme, dan untuk mengetahui sejauh mana

upaya Membangun Ukhuwah Islamiyah dengan penerapan PAI berwawasan

multikultural di SMAN 5 Samarinda.

Tabel dibawah ini merupakan penjabaran dari hasil kedua penelitian

yang relevan oleh penelitian lain dengan judul, hasil penelitian, persamaan,

perbedaan sebagai berikut:


21

Tabel 2.1.
Beberapa Penelitian yang Dilakukan Oleh Peneliti Lain Dengan Judul, Hasil
Penelitian, Persamaan, dan Perbedaan Sebagai Berikut:

Peneliti Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Bukhari Ahmad Pengembangan Berdasarkan hasil Sama-sama Perbedaan subjek dan


dan Rostanti IMTAK Sebagai penelitian dalam membahas Ukhuwah metode yang
Toba (2015) Upaya konteks pendidikan Islamiyah sebagai digunakan oleh kedua
Membangun di sekolah, landasan dalam penelitian. Penelitian
Ukhuwah keanekaragaman pergaulan ini bertujuan untuk
Islamiyah: Studi latar belakang dimasyarakat. untuk mengetahui
Kasus PAI budaya, keluarga, Melalui program Nilai-nilai
Berwawasan agama dan pengembangan Pendidikan
Multikultural lingkungan peserta IMTAK berwawasan Agama Islam yang
didik maupun multikultural, diimplementasikan
pendidik dan hasil diharapkan tumbuh sebagai
perhitungan untuk kesadaran dan multikuilturalime,
mencari nilai rata- kedewasaan pada dan untuk
rata angket setiap insan didik mengetahui sejauh
berkaitan dengan dalam menghadapi mana upaya
pengembangan masyarakat Membangun
IMTAQ sebagai majemuk dan ukhuwah Islamiah
upaya membangun benturan konflik dengan penerapan
ukhuwah Islamiyah sosial. PAI berwawasan
dengan multikultural di SMA
menggunakan N 5. Penelitian ini
rumus persentasi menggunakan
dan uji mean, maka pendekatan
diperoleh kuantitatif dengan
hasil akhir sebesar responden adalah
2.86. angka tersebut siswa-siswi SMA N 5
masuk ke dalam Samarinda
rentang nilai antara yang secara populasi
2,335 berjumlah 1072
– 3,000 dengan orang. Sampel yang
kategori sangat digunakan adalah
22

random sampling
(sampel yang diambil
secara acak). Jumlah
responden yang
diambil dari masing-
masing kelas di setiap
baik. Jadi dapat
jenjangnya. Adapun
disimpulkan, bahwa
presentase yang
pengembangan
digunakan sebesar
IMTAQ sebagai
5%. Jadi, total
upaya membangun
keseluruhan
ukhuwah Islamiyah
responden yang
di SMUN
menjadi sampel
5 Samarinda masuk
dalam penelitian ini
dalam kategori
adalah sebanyak 51
SANGAT BAIK.
siswa. Selanjutnya
data digali dengan
menggunakan teknik
angket, observasi,
wawancara, dan
dokumentasi.
Putri Ayu Peran Remaja Berdasarkan hasil Remaja masjid Tujuan yang ingin
Wulandari Masjid Dalam penelitian yang merupakan dicapai dalam
(2018) Menjalin telah dilakukan perkumpulan para penelitian ini adalah
Ukhuwah bahwa remaja remaja-remaja yang untuk mengetahui
Islamiyah masjid Al-Muttaqin melakukakan peran remaja masjid
Melalui Seni Kedaton Induk kegiatan di masjid, dalam menjalin
Rebana di Lampung Timur masjid Al-Muttaqin ukhuwah islamiyah
Masjid Al- banyak memiliki Kedaton Induk melalui seni rebana di
Muttaqin kegiatan terutama Lampung Timur masjid Al-Muttaqin
Kedaton Induk dalam kegiatan seni juga mempunyai Kedaton Induk
Lampung Timur. rebana dan kegiatan remaja masjid, Lampung Timur,
tersebut dapat mereka mengetahui seni
digunakan untuk mempunyai banyak rebana
menjalin ukhuwah kegiatan sehingga yang ada di masjid
islamiyah, adanya dengan adanya Al-Muttaqin serta
kesenian rebana kegiatan tersebut mengetahui ukhuwah
membuat ukhuwah mereka sering islamiyah remaja
islamiyah di antara berkumpul salah masjid Al-Muttaqin.
anggota remaja satu kegiatannya Jenis penelitian yang
23

adalah seni rebana. peneliti gunakan


Melihat latar adalah penelitian
belakang masalah lapangan (field
masjid Al- tersebut maka research) yang
Muttaqin, remaja muncul bersifat deskriptif
masjid Al Muttaqin pengembangan suatu kualitatif, sumber
kepada Risma dari pertanyaan, data yang
masjid lain serta bagaimana peran digunakan adalah
remaja masjid Al- seni rebana dalam sumber data primer
Muttaqin kepada menjalin ukhuwah dan skunder,
masyarakat terus islamiyah remaja sedangkan teknik
terjalin. dan masyarakat pengumpulan data
masjid Al-Muttaqin menggunakan metode
Kedaton Induk wawancara, observasi
Lampung Timur. dan dokumentasi.
Sumber Data : Olahan Peneliti Tahun 2020.

Penelitian yang dilakukan peneliti lebih memfokuskan peran Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di

kalangan mahasiswa Islam.

2.4. Alur Pikir Penelitian

Sebagai organisasi kerohanian kampus, tentu FKMI mempunyai peran

penting dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa

Islam di FISIP UNTAN. FKMI menjadi fasilitator dalam kegiatan-kegiatan

keagamaan di kampus, dalam pelaksanaannya pengurus-penguruslah yang

sebagian besar melakukan kerja dalam membuat suatu kegiatan tersebut. Dari

hal itu maka terjadilah yang namanya keterikatan emosional atau jiwa yang

berdasarkan ikatan religiusitas.

Namun permasalahan yang terjadi disaat ini adanya sikap eksklusif dari

anggota yang memicu penurunan kinerja organisasi FKMI, dan kurangnya


24

kesadaran beberapa anggota akan pentingnya sikap persatuan dan ikatan

kejiwaan antar sesama.

FKMI memiliki beberapa peran penting dalam meningkatkan Ukhuwah

Islamiyah seperti mentoring pendidikan karakter yang mana anggotanya

menjadi tutor pendikar, sebagai organisasi Islam kampus FKMI menjadi

lembaga dakwah kampus sebagai wadah para mahasiswa Islam dalam

menuntut ilmu agama, sebagai pengurus mushalla kampus, dan sebagai

fasilitator organisasi kerohanian kampus.

Dampak yang timbul dari peran-peran ini adalah terjalinnya Ukhuwah

Islamiyah yaitu hubungan sesama muslim tanpa membedakan luas dan

sempitnya kapasitas hubungan, mulai dari hubungan keluarga, masyarakat

kecil sampai hubungan antar bangsa, dan hubungan ini mempunyai bobot

religius.

Bahwa ukhuwah (persaudaraan) antar muslim satu dan lainnya adalah

sendi paling pokok dalam membentuk tatanan masyarakat Islam yang kokoh,

yaitu Islam yang menegakkan keadilan bagi semua makhluk Allah, Islam

yang membentangkan kepada siapa saja kasih sayang untuk semua umat

manusia, Islam yang memberikan rasa damai bagi pemelukknya, bagi

saudara seiman, bagi saudara sedarah, dan sedaging, bagi saudara satu

negara, dan bagi umat manusia. Dari penjelasan tersebut maka menimbulkan

adanya Ukhuwah Islamiyah yang ditonjolkan oleh anggota FKMI dalam

melaksanakan peran-perannya.
25

2.5. Kerangka Pikir Penelitian

Peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Dalam Meningkatkan Ukhuwah


Islamiyah Di Kalangan Mahasiswa Islam.

Permasalahan yang terjadi disaat ini adanya sikap eksklusif dari anggota yang
memicu penurunan kinerja organisasi FKMI, dan kurangnya kesadaran beberapa
anggota akan pentingnya sikap persatuan dan ikatan kejiwaan antar sesama.

Peran FKMI FISIP UNTAN dalam meningkatkan Adapun dampak dari peran FKMI FISIP
Ukhuwah Islamiyah yaitu: UNTAN dalam meningkatkan Ukhuwah
Islamiyah adalah:
 Peran FKMI Nuruddin sebagai mentoring
pendidikan karakter. hubungan sesama muslim tanpa
 Peran FKMI Nuruddin sebagai lembaga
membedakan luas dan sempitnya kapasitas
dakwah kampus.
hubungan, mulai dari hubungan keluarga,
 Peran FKMI Nuruddin sebagai pengurus
mushalla kampus. masyarakat kecil sampai hubungan antar
 Peran FKMI Nuruddin sebagai fasilitator bangsa, dan hubungan ini mempunyai bobot
organisasi kerohanian kampus. religius.

Adanya Ukhuwah Islamiyah yang ditonjolkan oleh anggota


FKMI FISIP UNTAN.

Gambar 2.1.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Moleong (2007, 4) penelitian ini dilaksanakan dengan analisa data

menggunakan metode pendekatan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Lebih lanjut Moleong (2007, 11) mengemukakan bahwa penelitian

deskriptif menekankan pada data berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka yang disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti. Hasil dari penelitian ini hanya

mendeskripsikan atau menganalisis wawancara-wawancara mendalam

terhadap subjek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai peran Forum Komunikasi Mahasiswa Islam dalam meningkatkan

Ukhuwah Islamiyah di kalangan mahasiswa Islam.

3.2. Langkah-Langkah Penelitian

Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk upaya persiapan

sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis yang meliputi

perencanaan, pengumpulan data hingga penyusunan laporan. Hal ini

dimaksudkan agar dalam penelitian yang akan dilaksanakan dapat berjalan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun langkah-langkah yang

penulis lakukan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

26
27

3.2.1. Persiapan

Dalam persiapan untuk pra lapangan dengan empat persiapan yang

harus dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian di antaranya:

a) Menyusun rancangan penelitian, berupa peneliti mengatur sistematika

yang akan dilaksanakan dalam melakukan penelitian.

b) Memilih lapangan penelitian, dalam hal ini peneliti memilih lapangan

tempat penelitian di Mushalla Nuruddin FISIP UNTAN.

c) Memilih informan yang berkaitan dengan permasalahan.

d) Menyiapkan persiapan penelitian, peneliti kemudian menyiapkan semua

alat observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk terjun ke lapangan.

3.2.2. Studi Lapangan

Studi lapangan yaitu peneliti secara langsung turun ke lapangan guna

memperoleh informasi dan data yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Adapun yang dilakukan peneliti sebelum ke lapangan yaitu menyiapkan

sejumlah pertanyaan untuk di ajukan kepada para informan yang sudah

ditentukan.

3.2.3. Analisis Lapangan

Studi lapangan yaitu peneliti secara langsung turun ke lapangan guna

memperoleh informasi dan data yang terkait dengan masalah yang diteliti.

Adapun yang dilakukan peneliti sebelum ke lapangan yaitu menyiapkan

sejumlah pertanyaan untuk di ajukan kepada para informan yang sudah

ditentukan.
28

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Mushalla Nuruddin FISIP UNTAN,

dengan berbagai pertimbangan dan alasan maka penulis memilih Mushalla

Nuruddin sebagai tempat penelitian dikarenakan sebagai tempat ibadah

mahasiswa muslim dan tempat kajian keagamaan, menjadikannya tempat

penelitian yang dimana mahasiswanya mempunyai latar belakang yang

berbeda.

3.3.2. Waktu Penelitian

Dengan berbagai pertimbangan dalam melakukan penelitian kualitatif

dan lokasi penelitian yang telah ditentukan maka penulis memerlukan

waktu kurang lebih tujuh bulan yaitu dari 20 Oktober 2019 hingga 20 April

2020.

TAHUN 2019-2020
No Jenis Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr

1 Pengajuan Judul

2 Outline Penelitian

3 Proposal Penelitian

4 Seminar Proposal Penelitian

5 Pelaksanaan Penelitian

6 Ujian Skripsi

Tabel 3.1. Waktu Penelitian


29

3.4. Subjek dan Objek Penelitian

3.4.1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang menjadi sumber yang

dibutuhkan berupa data-data, informasi, dokumentasi melalui wawancara

langsung dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013, 85), “purposive sampling

adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan

tertentu.”

Terdapat kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Narasumber merupakan salah satu dari pengurus aktif Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam FISIP UNTAN.

2. Narasumber mengetahui permasalahan dari penelitian.

3. Narasumber terlibat dalam salah satu dari ke empat peran Forum

Komunikasi Mahasiswa Islam.

4. Sebanyak lima informan yang akan menjadi narasumber penelitian.

Berikut merupakan subjek yang menjadi sasaran penelitian, yaitu:

1. Pengurus FKMI sebagai tutor pendidikan karakter.

2. Pengurus FKMI sebagai pendakwah kampus.

. 3. Pengurus FKMI sebagai pengurus mushalla kampus.

4. Pengurus FKMI sebagai fasilitator organisasi kerohanian kampus.

5. Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam FISIP UNTAN.


30

3.4.2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian ini adalah Peran Forum Komunikasi

Mahasiswa Islam dalam meningkatkan Ukhuwah Islamiyah di kalangan

Mahasiswa Islam.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013 : 224), teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, observasi, dan wawancara.

Sedangkan menurut Sugiyono (2013, 62), “Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan

utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pengumpulan

data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data

yang diperlukan dari narasumber dengan menggunakan banyak waktu.

Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sangat diperlukan dalam

suatu penelitian ilmiah. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi.

Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan

oleh peneliti sebagai berikut.

3.5.1. Observasi
31

Menurut Sugiyono (2013, 204) observasi merupakan kegiatan

pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Adanya observasi peneliti dapat

menganalisis dampak dari adanya Forum Komunikasi Mahasiswa Islam

yang berada di Mushalla Nuruddin FISIP UNTAN, dan kehidupan

mahasiswa Islam selama berada di Mushalla Nuruddin. Berdasarkan

pemaparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi merupakan

kegiatan pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh peneliti guna

menyempurnakan penelitian agar mencapai hasil yang maksimal.

3.5.2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2013, 194) Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan

untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.

Teknik wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode semi terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah

proses wawancara yang menggunakan panduan wawancara yang berasal

dari pengembangan topik dan mengajukan pertanyaan dan penggunaan

lebih fleksibel daripada wawancara terstruktur. Wawancara pada penelitian

ini dilakukan pada pengurus FKMI FISIP UNTAN. Metode wawancara

yang digunakan untuk memperkuat dan memperjelas data yang diperoleh

yaitu data tentang profil pengurus FKMI di Mushalla Nuruddin FISIP

UNTAN. Wawancara merupakan suatu kegiatan yang dilakukan langsung


32

oleh peneliti dan mengharuskan antara peneliti serta narasumber bertatap

muka sehingga dapat melakukan tanya jawab secara langsung dengan

menggunakan pedoman wawancara.

3.5.3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013, 240), dokumentasi bisa berbentuk tulisan,

gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumentasi

merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara mengumpulkan

dokumen-dokumen dari sumber terpercaya yang mengetahui tentang

narasumber, misal organisasi kerohanian kampus.

Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006, 231) yaitu mencari data

mengenai variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Berdasarkan kedua

pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumpulan data

dengan cara dokumentasi merupakan suatu hal dilakukan oleh peneliti guna

mengumpulkan data dari berbagai hal media cetak membahas mengenai

narasumber yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi untuk mencari data tentang profil pengurus FKMI di Mushalla

Nuruddin FISIP UNTAN.

3.6. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2013, 102) instrumen penelitian adalah suatu alat

yang digunakan mengukur kejadian (variabel penelitian) alam maupun sosial

yang diamati. Arikunto (2006, 136), menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
33

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih

cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Berdasarkan

teknik pengumpulan data yang digunakan, maka instrumen penelitian ini

menggunakan panduan wawancara, panduan dokumentasi, panduan observasi

dan peneliti sendiri.

3.7. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

interaktif. Model ini ada 4 komponen analisis yaitu: pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Menurut Moleong

(2007, 280-281), “Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data”.

Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1992, 15-

19), adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan

strategi pengumpulan data yang dipandang tepat dan untuk menentukan

fokus serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada

waktu pengumpulan data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak

peneliti memfokuskan wilayah penelitian.


34

3. Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja,

keterkaitan kegiatan atau tabel.

4. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus

mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan

dengan menyusun pola pola pengarahan dan sebab akibat.

3.8. Teknik Keabsahan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah memeriksa semua

data-data yang diperoleh dalam memastikan keabsahan data. Dalam

memastikan keabsahan data maka peneliti menggunakan metode Triangulasi,

yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut, dan teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah

dengan pemeriksaan melalui sumber yang lainnya.

Menurut Moleong (2007, 330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya. Denzin (dalam Moleong, 2007, 330) membedakan empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan

sumber, metode, penyidik, dan teori.


35

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan

penelitian, peneliti melakukan pemeriksaan data sebagai pembanding dari

data yang asli dengan menggunakan sumber lain.


BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Singkat FISIP UNTAN

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Sosial merupakan salah satu dari beberapa

fakultas di Universitas Tanjungpura Pontianak. Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Tanjungpura didirikan pada tanggal 14 september

1965, secara kronologis FISIP merupakan fakultas yang kelima dalam

lingkungan Universitas Tanjungpura sesudah Fakultas Hukum, Fakultas

Ekonomi, Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik. Hampir semua perintis

dan pendirinya adalah alumni dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, antara lain adalah:

 Drs. Soepardal

 Drs. Muhardi Atmosentono

 Drs. Soepomo

 Drs. Pandji Sumonarto

 Drs. Hendro Suroyo Sudagung

 Drs. Tabrani Hadi

Pada waktu didirikan sampai dengan tahun 1982, fakultas ini bernama

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tanjungpura. Berdasarkan

surat keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 tahun 1982, nama

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik diganti menjadi menjadi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik. Walaupun kunsideran keputusan penggantian nama

itu tidak disebut tetapi jelas dapat dimengerti bahwa dengan nama. Orang

36
37

tidak akan keliru lagi bahwa fungsi dari fakultas ini bukan untuk membentuk

kader-kader sosial praktis dan politik praktis, tetapi sebagai tempat

mempelajari dan mengembangkan ilmu Sosial dan Politik.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura sejak

didirikan memiliki dua jurusan yaitu jurusan Administrasi Negara dan

jurusan Sosiatri. Sejak tahun 1983 jurusan-jurusan tersebut mengalami

perubahan nama dan menambah satu jurusan baru sehingga sehingga menjadi

tiga jurusan yaitu jurusan Administrasi Negara, jurusan Kesejahteraan Sosial,

dan jurusan MKDU (yang merupakan jurusan baru). Sedangkan jurusan

Kesejahteraan Sosial adalah perubahan dari jurusan sosiatri. Jurusan MKDU

adalah jurusan yang tidak mengelola mahasiswa secara khusus, melainkan

mengkoordinir dosen-dosen pengasuh Mata Kuliah Dasar Umum saja.

Berdasarkan surat keputusan Dirjen pendidikan tinggi nomor

63/DIKTI/KEP/1984 tanggal 2 Agustus 1984, jumlah program studi di setiap

jurusan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

adalah jurusan Sosiologi dengan program studi Sosiatri dan jurusan Ilmu

Administrasi dengan program studi Ilmu Administrasi Negara. Sedangkan

jurusan MKDU, sejak keluarnya SK Rektor Universitas Tanjungpura Nomor

540/J22/PP/1996 telah dihapuskan dan sebagai penggantinya dibentuklah

UPT. Universitas Tanjungpura.

Pada tahun 2009, terdapat penambahan program studi di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik yaitu program studi Sosiologi, Ilmu Politik, dan Ilmu

Pemerintahan, dan pada tahun 2013 terdapat penambahan program studi di


38

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yaitu program studi Ilmu Komunikasi,

tahun 2014 penambahan program studi Hubungan Internasional dan program

studi Antropologi Sosial. Sedangkan di program Diploma III terdapat tiga

program studi yaitu Administrasi Perkantoran, Kesekretariatan, Kearsipan.

Pada program Magister terdapat tiga program studi yaitu Ilmu Administrasi

Negara, Ilmu Politik, Sosiologi.

Tabel 4.1.
Program Studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tanjungpura Pontianak

Program Jurusan Program Studi

Ilmu Administrasi Negara

Ilmu Politik

Ilmu Administrasi Ilmu Pemerintahan

Program Sarjana Hubungan Internasional

Ilmu Komunikasi

Sosiologi

Sosiologi Pembangunan Sosial

Antropologi Sosial

Administrasi Perkantoran

Program Diploma III Program Diploma III Kesekretariatan

Kearsipan

Ilmu Administrasi Negara

Program Magister Program Magister Ilmu Politik

Sosiologi

Sumber: Buku Pedoman Akademik 2016/2017.


39

Berdasarkan tabel diatas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tanjungpura secara keseluruhan memiliki 14 program studi

terdiri dari 8 program studi jenjang Strata Satu (S1), 3 program studi

Diploma III (D3), dan 3 program studi jenjang Strata Dua (S2). Adapun

Program Percepatan Angka Partisipasi Kasar (PPAPK) di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura memiliki 5 program studi

yaitu Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Politik, Ilmu Pemerintahan, Sosiologi,

dan Pembangunan Sosial.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura memiliki

infrastruktur berupa 6 gedung utama kegiatan perkuliahan mahasiswa yaitu

gedung A, gedung B, gedung C, gedung D, gedung E, dan gedung F. Setiap

gedung diklasifikasikan sesuai dengan program studi yang ada di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Gedung A terletak di

bagian sisi kanan depan terdiri dari 8 ruang kelas yang digunakan untuk

kegiatan perkuliahan mahasiswa jurusan Ilmu Administrasi. Gedung B

terletak di sisi kiri depan yang terdiri dari 12 ruang kelas yang digunakan

untuk kegiatan perkuliahan mahasiswa jurusan Sosiologi. Gedung C terletak

di bagian sisi kiri belakang atau belakang gedung B yang terdiri dari 4 ruang

kelas. Gedung D dan E terletak di sisi kanan belakang tergabung menjadi

satu bangunan 2 lantai secara keseluruhan memiliki 8 ruang kelas dengan

masing-masing gedung terdiri dari 4 ruang kelas. Gedung F bangunan 2

lantai yang terletak di bagian belakang kampus dan terdiri dari beberapa
40

ruang kelas dan salah satu ruang dialihfungsikan sebagai ruangan lab

komputer.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura juga

memiliki beberapa infrastruktur dan fasilitas penunjang kegiatan perkuliahan

mahasiswa, dosen, serta staf di kampus tersebut. Berupa 1 perpustakaan, 1

mushalla, 1 ruang aula sebagai ruang serbaguna, 1 gedung sekretariat, 2

gazebo sebagai tempat rekreasi dan diskusi, 1 tempat Wifi Id, 1 koperasi.

Selanjutnya gedung yang difungsikan sebagai tempat ujian proposal dan

ujian skripsi yang terdiri dari 5 ruangan, 1 gedung kemahasiswaan menyatu

dengan gedung ikatan alumni (IKA), dan 2 area parkir yang terletak di sisi

depan kampus dan sisi belakang kampus.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura sampai

dengan ini telah mengalami 12 (Dua Belas) kali penggantian Pimpinan

(Dekan), yaitu:

Tabel 4.2.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Dekan Periode

Drs. Soepardal 1965-1966

Drs. Hendro S. Sudagung 1967-1970

Drs. Sularso 1970-1976

Drs. Hendro S. Sudagung 1976-1979

Drs. Pandjang Soegihardjono 1979-1983

Drs. Hery Hanwari Ais 1983-1989

Prof. Dr. Mudiyono 1989-1995


41

Prof. Dr. Syarif I. Alqadrie, M.Sc 1995-2001

Prof. Dr. AB. Tangdililing, MA 2001-2010

Dr. H. Mochtaria M. Noh, M.Si 2010-2013

Dr. Hj. Hardilina, M.Si 2013-2014

Drs. Sukamto, M.Si 2014-2019

Dr. H. Martoyo, MA 2019-Sekarang

Sumber: Buku Pedoman Akademik 2016/2017.

4.2. Visi, Misi, dan Tujuan FISIP UNTAN

Visi

Pada tahun 2020 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik menjadi Pusat

Informasi di Bidang Sosial, Politik, dan Budaya di Kalimantan Barat serta

menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi, bermoral, mampu

berkompetisi secara Lokal, Nasional, Regional, dan Internasional.

Misi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura berkembang

sebagai pusat informasi bidang Sosial, Politik, dan Budaya yang dapat

menjadi sumber data sebagai pedoman penyusunan kebijakan pembangunan

Kalimantan Barat. Melalui kegiatan:

1. Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui kegiatan

pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;

2. Sebagai institusi yang peka terhadap perubahan dan perkembangan yang

terjadi di masyarakat dan IPTEK, serta mampu merespon perubahan dalam


42

mempersiapkan lulusan atau sarjana yang memiliki kompetensi di bidang

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan mampu berkompetisi dalam dunia kerja.

Tujuan

Kegiatan pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura bertujuan untuk menghasilkan lulusan Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik yang memiliki:

1. Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan bidang Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik.

2. Kemampuan memahami, menganalisis, dan menyediakan alternatif

pemecahan masalah-masalah sosial dan politik.

3. Kemampuan bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri dan

berkarya untuk kepentingan umum sesuai dengan kompetensinya.

4. Kemampuan menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu dan teknologi

sesuai dengan bidang kompetensinya.

4.3. Struktur Organisasi FISIP UNTAN

Adapun Struktur Personalia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Tanjungpura sampai dengan Buku Pedoman ini dibuat adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3.
Struktur Organisasi FISIP UNTAN

Dekan

Drs. Sukamto, M.Si


43

Wakil Dekan I Wakil Dekan II Wakil Dekan III

Drs. Donatianus, BSEP, Drs. M. Sabran Achyar,


Dr. Herlan, S.Sos, M.Si
M.Hum M.Si

Ketua Jurusan dan Program Studi

Ketua Dr. Sri Maryuni, M.Si

Sekretaris Dr. Nurfitri


Nugrahaningsih, S.IP,
M.Si

Ketua Program Studi IAN Dr. Pardi, M.AB

Ketua Program Studi Ori Fahriansyah, S.IP,


Jurusan Ilmu IPOL M.Si

Administrasi dan Ketua Program Studi Dewi Utami, M.Si


IKOM
Program Studi
Ketua Program Studi IP Rulida Yuniarsih, S.IP,
M.Si

Ketua Program Studi HI Ully Nuzulian, S.IP, M.Si

Ketua Yulianti, SH, M.Si

Sekretaris Dra. Syarmiati, M.Si

Ketua Program Studi Ilmu Dr. Indah Listyaningrum,


Jurusan Sosiologi dan
Sosiatri/ Pemb. Sosial M.Si
Program Studi Ketua Program Studi Viza Juliansyah, S.Sos,
Sosiologi MA, MIR

Ketua Program Studi Dr. Hj. Hasanah, M.Ag


Antropologi

Ketua Dr. Ir. Hj. Ida


Pengelola Program
Rochmawati, M.Si
Percepatan APK (Kelas
Sekretaris
Sore)
44

Ketua Prodi Adm. Dr. Azrita Mardhalena,


Perkantoran M.Si
Pengelola Program Ketua Prodi Kesektariatan Drs. Tri Hutomo, M.Si
Diploma III
Ketua Prodi Kearsipan Martinus, S.Sos, M.Si

Ketua Prodi Magister IAP Dr. H. Thamrin, MA

Ketua Prodi Magister Dr. Dwi Haryono, M.Si


IPOL
Pengelola Program
Magister Ilmu Sosial Ketua Prodi Magister Dr. Hj. Fatmawati, M.Si
Sosiologi

Ketua Lab Ilmu Dhidik Apriyanto, SE,


Administrasi M.Si

Ketua Lab Ilmu Sosiologi Dr. H. Mukhlis, M.Si


Laboratorium

Ketua Lab Komputer Deni Darmawan, SE, M.Si

Kabag Tata Usaha Abdullah, SH, M.Si

Bagian Tata Usaha Kasubbag Akademik Hj. R.R Murniyati, S.Sos,


M.Si

Kasubbag Umum dan H. Suridharta, S.Pd


BMN

Kasubbag Keu dan Dra. Nurlaila, MM


Kepegawaian

Kasubbag Kemahasiswaan Sugito Saderi, S.Sos, M.Si

Sumber: Buku Pedoman Akademik 2016/2017.

Adapun struktur organisasi FISIP UNTAN dapat di gambarkan sebagai

berikut:
45

4.4. Organisasi atau UKM di FISIP UNTAN

4.4.1. BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) adalah organisasi mahasiswa intra

kampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat

Universitas/Institut/Sekolah Tinggi. Dalam melaksanakan program-

programnya, umumnya BEM memiliki beberapa departemen. BEM

menjadi wadah dari seluruh mahasiswa FISIP untuk mengembangkan bakat

dan kemampuan yang dimiliki agar menjadi mahasiswa yang kaya akan

pengetahuan, kesenian, dan lain sebagainya.

4.4.2. Bengkel Seni Fisipol (BSF)

Bengkel Seni Fisipol adalah UKM seni berdiri sejak tahun 1998,

berbasis seni di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Tanjungpura Pontianak. Bengkel Seni Fisipol sebagai wadah untuk

mahasiswa yang berminat dan berbakat di bidang seni dan musik seperti

teater, menyanyi, puisi, atau kemampuan seni lainnya dapat disalurkan

melalui Bengkel Seni Fisipol. Bengkel Seni Fisipol akan membina bakat

yang dimiliki agar berkembang dan diperkenalkan kepada masyarakat.

4.4.3. Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (GEMPA)

Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (GEMPA) ada sejak tahun 1980-

an, namun ditetapkan pada tanggal 3 Oktober 1990. GEMPA merupakan


46

kegiatan untuk menyalurkan kemauan dan kemampuan mahasiswa dalam

dunia kecintaan terhadap alam serta memanfaatkannya guna menunjang

pelestarian alam. Terwujudnya GEMPA juga diharapkan bisa menciptakan

lingkungan hidup yang indah dan serasi memelihara keseimbangan alam

dan manusia, dan membina persaudaraan dengan sesama manusia atau

pencinta alam.

4.4.4. Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin adalah salah

satu lembaga dakwah (Unit Kegiatan Mahasiswa) di lingkungan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. FKMI

Nuruddin bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam

yang bernuansa akademis dan akhlakul karimah serta membentuk cendikia

muda muslim yang beriman, berilmu, dan beramal saleh.

4.4.5. Kerabat Mahasiswa Katolik (KEWAKA)

Kerabat Mahasiswa Katolik (KEWAKA) adalah salah satu wadah

untuk mahasiswa/mahasiswi berhimpun, bersatu, bekerjasama, saling

menghormati, menghargai sebagai pribadi yang unik, saling membantu

dalam berbagai kebutuhan sebagai mahasiswa serta menghayati iman

katolik sebagai anak-anak Allah.

4.4.6. Ikatan Mahasiswa Kristen Protestan (IMKP)

Ikatan Mahasiswa Kristen Protestan (IMKP) adalah salah satu UKM

kerohanian yang sudah ada sejak 1994-1995 dan dilegalitas pada tahun
47

1997, yang menaungi seluruh mahasiswa Kristen Protestan di FISIP

UNTAN.

4.4.7. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) merupakan UKM yang dibentuk

untuk mengumpulkan mahasiswa dari berbagai jurusan prodi di Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura. Dengan adanya

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ini guna menjalin silaturahmi yang

lebih erat dan untuk mengembangkan kegiatan non akademis tiap jurusan

dan prodi.

Beberapa Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura diantaranya yaitu HMJ-IA

(Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi), HMS (Himpunan

Mahasiswa Sosiologi), HIMAPOL (Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik),

HMPS (Himpunan Mahasiswa Pembangunan Sosial), HIMAS (Himpunan

Mahasiswa Antropologi Sosial), dan HIMADATA (Himpunan Mahasiswa

Diploma Tiga).

4.4.8. Persatuan Sepak Bola (PS FISIP)

Persatuan Sepak Bola (PS FISIP) merupakan suatu wadah untuk

mewujudkan ide dan gagasan serta mengembangkan minat dan bakat yang

dimiliki mahasiswa FISIP dalam keterampilan bermain sepak bola dan

futsal.

4.5. Jumlah Mahasiswa FISIP UNTAN Angkatan 2014-2019


48

Adapun jumlah mahasiswa FISIP UNTAN Angkatan 2014-2019 reguler

A, PPAPK, dan D3 pada angkatan 2014 yaitu sebanyak 516 mahasiswa,

angkatan 2015 sebanyak 796 mahasiswa, angkatan 2016 sebanyak 1.033

mahasiswa, angkatan 2017 sebanyak 1.080 mahasiswa, angkatan 2018

sebanyak 937 mahasiswa, dan angkatan 2019 sebanyak 000 mahasiswa. Total

keseluruhan mahasiswa FISIP UNTAN regular A, PPAPK, dan D3 dari

angkatan 2014 sampai 2019 adalah 000.

Tabel 4.4.
Tahun Angkatan
No Program
2014 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah

1 Reguler A 344 581 590 569 522

2 PPAPK 111 187 244 313 281

3 D3 61 28 199 198 104

Jumlah 516 796 1.033 1.080 937

Jumlah Mahasiswa FISIP UNTAN Angkatan 2014-2019


Sumber: Kasubbag Akademik FISIP UNTAN 2020.

4.6. Jumlah Dosen dan Tenaga Kependidikan FISIP UNTAN

dosen 92, tenaga kependidikan 40. Sumber: Kepegawaian Untan.

4.7. Sejarah Singkat Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI)

Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (FKMI) Nuruddin adalah salah

satu lembaga dakwah (Unit Kegiatan Mahasiswa) lingkungan FISIP

UNTAN. Sebelum dinamakan Forum Komunikasi Mahasiswa Islam

Nuruddin, organisasi ini dahulu bernama Ikatan Mahasiswa Mushalla

Nuruddin (IMMAN). Alasan di dirikannya IMMAN karena pada saat itu


49

tidak adanya organisasi kerohanian Islam di FISIP UNTAN sehingga di

dirikannya IMMAN sebagai wadah dari kerohanian Islam di FISIP UNTAN.

IMMAN merupakan suatu ikatan atau perkumpulan yang diharapkan

berfungsi sebagai mempererat silaturahmi terhadap mahasiswa Islam yang

ada di FISIP UNTAN maupun di luar FISIP. IMMAN juga sebagai sarana

untuk meningkatkan prestasi mahasiswa serta mahasiswa dibiasakan untuk

berhadapan dengan masyarakat. Dengan adanya IMMAN diharapkan akan

membawa kebaikan untuk semuanya.

Adanya perubahan nama dari IMMAN ke FKMI dikarenakan dulu nama

IMMAN sering dipermasalahkan. Banyak orang bertanya-tanya nama LDF di

FISIP UNTAN. Apakah Al-Iman atau Iman saja, padahal IMMAN

merupakan kepanjangan, bukan hanya terdiri dari satu kata saja. Oleh karena

itu diadakannya rapat di ruang C-1 yang membahas nama LDF FISIP

UNTAN. Akhirnya keputusan telah diambil yaitu nama LDF FISIP UNTAN

yaitu IMMAN berubah menjadi FKMI Nuruddin pada tahun 2001.

4.8. Visi, Misi, FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

Visi

Meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam yang bernuansa akademis

dan akhlakul karimah serta membentuk cendikia muda muslim yang beriman,

berilmu dan beramal shaleh.

Misi

 Membina dan mengembangkan kepribadian mahasiswa Islam untuk

mencapai akhlakul karimah.


50

 Mengembangkan kreatifitas, kualitas akademis dalam menjalankan syiar

Islam yang sejalan dengan tridarma perguruan tinggi.

 Melakukan kaderisasi baik dalam bentuk keilmuan maupun keorganisasian.

 Berpartisipasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi yang

bernuansakan Islam.

4.8. Struktur Kepengurusan FKMI Nuruddin FISIP UNTAN

MUKTAMAR

Dewan Penasehat Ketua Umum Majelis Pembina

Sekretaris Umum Bendahara


Koordinasi Muslimah
Umum

Bidang BSF Bidang PDSM Bidang Humas

Bidang SPF Bidang KWU Bidang ADK

Divisi MCN Divisi RTM

Gambar 4.1.
51

4.9. Susunan Pengurus FKMI Nuruddin FISIP UNTAN Periode 2019/2020

4.9.1. Dewan Penasihat

4.9.2. Majelis Pembina

4.9.3. Ketua Umum

4.9.4. Sekretaris Umum

4.9.5. Bendahara Umum

4.9.6. Koordinasi Muslimah

4.9.7. Bidang dan Divisi

4.9.7.1. Bidang PSDM


52

4.9.7.2. Bidang SPF

4.9.7.3. Bidang PSF


53

4.9.7.4. Bidang Humas

4.9.7.5. Bidang ADK


54

4.9.7.6. Bidang KWU

4.9.7.7. Bidang MCN

4.9.7.8. Bidang RTM


55

4.10. Identitas Informan

1. Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Islam RDS (Nama Inisial)

DAFTAR PUSTA.KA

Buku

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Bisri. 2000. Gandrung: Sajak-Sajak Cinta. Yogyakarta: Yayasan Al-Ibriz.


56

Hasan, Alwi. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Khaeruman, Badri. 2004. Memahami Pesan Al-Quran. Jakarta: Pustaka Setia.

Mahmudunnasir, Syed. 2005. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya.

Miles. Mathew B., dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UIP.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya.

Narwoko, Dwi J., dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana Media Group.

Pulungan, Suyuthi J. 1996. Prinsip-Prinsip Pemerintahan dalam Piagam


Madinah Ditinjau Dari Pandangan Al-Quran. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
.
Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Soekanto, Soerjono. 2014. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo


Persada.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Ulwan, Abdullah N. 1998. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta: Pustaka


Amani.

Yatimin, Abdullah M. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah.

Yusuf, Abidin. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: PT. Refika Aditama.

Artikel Jurnal, Surat Kabar, Situs Berita, Blog Online, Website

Badan Pusat Statistik. 2010. “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang
Dianut.” Diakses 14 Februari 2020.
https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321

Bukhari, Ahmad., dan Rostanti Toba. 2015. “Pengembangan IMTAK Sebagai


Upaya Membangun Ukhuwah Islamiyah: Studi Kasus PAI Berwawasan
57

Multikultural.” IAIN Samarinda. Diakses 05 November 2019.


https://journal.iain-samarinda.ac.id/index.php/fenomena/article/view/269

FKMI. 2016. “Visi Misi.” FISIP UNTAN. Diakses 05 November 2019.


http://fkminuruddin.blogspot.com/2016/04/forum-komunikasi-mahasiswa-
islam-fkmi.html
KBBI. 2016. “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).” Diakses 05 November
2019. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Maryati, Kun., dan Juju Suryawati. 2006. “Pengertian Eksklusif Dalam
Sosiologi.” Definisi Menurut Para Ahli. 2006. Diakses 22 Februari 2020.
https://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-eksklusif-dalam-
sosiologi/

Skripsi

Wulandari, Putri A. 2018. Peran Remaja Masjid Dalam Menjalin Ukhuwah


Islamiyah Melalui Seni Rebana Di Masjid Al-Muttaqin Kedaton Induk
Lampung Timur. Skripsi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Diakses 18 Februari 2020. https://repository.unikom.ac.id/59304

Anda mungkin juga menyukai