Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN FILOSOFIS DAN TEOLOGIS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

PERGURUAN TINGGI
Muhammad Ray Faza Baron1, Tri Indah Sari2
1 ELA Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya
Email: muhammadrayfaza@gmail.com1, indahsaritri4@gmail.com2

Abstrak:
Tulisan ini bertujuan menjelaskan mengenai bagaimana dan mengapa adanya pendidikan
agama islam di perguruan tinggi yang berdasarkan landasan filosofis dan teologis islam. Jenis
metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan penelitian yang
menghasilkan deskriptif kajian berupa kajian teori. salah satu hal yang memprihatinkan yaitu
mulai terabaikannya nilai nilai agama dalam proses pembelajaran yang dipengaruhi budaya
sekularisme yang menggiring sistem pendidikan pada pilihan kontras antara kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan dengan penumbuhan kesadaran beragama, sehingga aspek
etika dan moral banyak tersisihkan. Secara operasional Pendidikan Agama Islam adalah upaya
pelayanan bagi pengembangan potensi manusia berketuhanan, berbuat baik, berkhalifahan
serta berilmu. Hasil penelitian mengatakan bahwa Pendidikan Agama Islam harus diajarkan di
Perguruan Tinggi karena negara yangmana seperti kita ketahui negara Indonesia memiliki
ragam suku dan budaya.Secara teologis Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
memiliki peran dalam membentuk pendidikan, penelitian, dan budaya lingkungan akademik
Islam dengan dasar hukum islam seperti menerapkan tauhid, Ijma’ Qiyas,mengamalkan Hadist
dan lainnya. Pendidikan agama Islam di perguruan tinggi memiliki urgensi dan esensi yang
pentingdalam membentuk generasi yang paham agama, mampu berkontribusi dalam
masyarakat, dan memahami kompleksitas dunia modern dengan perspektif agama Islam.Untuk
mendidik dan menciptakan mahasiswa agar menjadi mahasiswa yang bermanfaat untuk dirinya
sendiri dan juga masyarakat secara umum maka Pendidikan Agama Islam perlu diajarkan di
Perguruan Tinggi.

Kata Kunci: PAI, Pendidikan Islam, Perguruan Tinggi, Filosofis dan Teologis

Abstract:
This article aims to explain how and why there is Islamic religious education in higher
education which is based on Islamic philosophical and theological foundations. The type of
research method used is a qualitative method with research that produces descriptive studies
that are theoretical studies. One of the things that is worrying is that religious values are
starting to be neglected in the learning process, which influences the culture of secularism
which leads the education system to a contrasting choice between the interests of developing
science and growing religious awareness, so that many ethical and moral aspects are
marginalized. Operationally, Islamic Religious Education is a service effort for the
development of human potential to believe in God, to do good, to be caliphate and to be
knowledgeable. The results of the research say that Islamic Religious Education must be
taught in Higher Education because as we know, Indonesia has a variety of ethnicities and
cultures. Theologically, Islamic Religious Education in Higher Education has a role in
shaping the education, research and culture of the Islamic academic environment with a legal
basis. Islam is like implementing monotheism, Ijma' Qiyas, practicing Hadith and so on.
Islamic religious education in higher education has an important urgency and essence in

1
forming a generation that understands religion, is able to contribute to society, and
understands the complexity of the modern world with an Islamic religious perspective. To
educate and create students so that they become students who are beneficial to themselves and
society as well. general, Islamic Religious Education needs to be taught in universities.

Keywords: PAI, Islamic Education, Higher Education, Physiological and Theological

Pendahuluan
Pendidikan, sebagai salah satu elemen penting dalam mendidik generasi bangsa harus
benar-benar dikelola dengan baik agar mampu membenahi akhlak bangsa. Hal ini dikarenakan
hakikat pendidikan itu sebenarnya bukan hanya mengajar (transfer of knowledge) saja, tetapi
lebih dari itu, yaitu mendidik agar peserta didik berakhlak mulia. (Rohim, 2017)
Fakta di lapangan sering menunjukkan bahwa pendidikan agama dianggap sebagai salah
satu media efektif dalam menginternalisasikan karakter luhur terhadap peserta didik. Akan
tetapi kenyataannya, harapan tersebut belum mampu direalisasikan oleh pendidikan agama
Islam atau PAI, mengingat belum dapat berperan secara optimal. Meskipun anggapan itu tidak
sepenuhnya benar, tetapi paling tidak idealnya pendidikan agama memang dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
memiliki akhlaqul karimah (Rohim, 2017).
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah diajarkan sejak
seorang siswa berada di jenjang Sekolah Dasar. Seperti namanya Pendidikan Agama Islam
mengajarkan mengenai nilai-nilai agama Islam yang harus dimiliki oleh seorang muslim
beserta menerangkan mengenai cara menjalankan berbagai ibadah sebagai bentuk persiapan
untuk masa depan di akhirat nantinya. Karena merupakan salah satu mata pelajaran yang
sangat penting dan maka mata pelajaran PAI masih diajarkan di perguruan tinggi, pada artikel
ini akan menjelaskan mengenai alasan mengapa PAI perlu diajarkan di perguruan tinggi
(Budimuliawan, 2022).
Bahkan Perguruan Tinggi sebagai salah satu elemen dalam Sistem Pendidikan Nasional
mempunyai tanggungjawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan visi
Indonesia 2030 untuk menciptakan masyarakat yang maju, sejahtera, mandiri dan berdaya
saing tinggi. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing tinggi dalam kancah
internasional dituntut untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu memberikan
tawaran solusi terhadap berbagai masalah kemanusiaan dan kebangsaan (Arifudin, 2021).
Mata kuliah Pendidikan Agama Islam(PAI) di perguruan tinggi adalah mata kuliah umum
atau dikatakan sebagai MKU, namun demikian perlu dicermati bahwa mata kuliah ini sering
kali menjadi bagian dari mata kuliah yang diremehkan oleh mahasiswa. Kepribadian seorang

2
mahasiswa akan nampak dalam prilaku, sikap, omongan maupun pada sisi cara berpakaian.
Sudah barang tentu dalam segala apa yang dilakukan oleh mahasiswa harus mendasari pada
ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Unsur iman dan taqwa harus selalu melekat pada
kepribadian mahasiswa (Huda, 2019).
Adapun Sejarah Pendidikan agama islam yang dimulai ketika bangsa Indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya, sekolah-sekolah dan perguruan tinggi milik pemerintah
kolonial secara otomatis menjadi milik pemerintah Republik Indonesia. Atas dasar
kekhawatiran terhadap keberagamaan dan moralitas bangsa, para ulama dan tokoh- tokoh
pendidik muslim mengusulkan agar Pendidikan Agama Islam dijadikan bagian dari kurikulum
sekolah dan perguruan tinggi. Usulan ini pertama kali dianggap asing sehingga menjadi bahan
perdebatan. Akhimya usulan dari para ulama dan tokoh- tokoh pendidik muslim itu sama
sekali tidak ditolak. Pendidikan agama pertama kali wajib diajarkan di SD kelas 1- 3, dengan
catatan, bagi SD-SD dalam lingkungan masyarakat yang kental dengan agama (Herman,2022).
Menjelang dan sekitar awal tahun 1980-an pelbagai wacana untuk menghilangkan
pendidikan agama dari kurikulum Perguruan Tinggi mencuat kembali. Mengantisipasi
dimenangkannya wacara ini para aktivis Islam kampus kemudian membuka program tutorial
agama Islam di masjid- masjid kampus. Program ini di satu sisi dimaksudkan untuk
menyalurkan minat para mahasiswa yang haus dan ingin memperdalam ajaran agama (yang
tidak tersalurkan lewat perkuliahan PAI). Di sisi lain program ini dimaksudkan pula untuk
membekali para mahasiswa yang berlatar belakang minim dalam pengetahuan agama, karena
minimnya juga pembelajaran agama dalam kurikulum Peguruan Tinggi. Bersamaan dengan itu
muncul juga pesantren-pesantren kilat yang dibanjiri oleh para pelajar dan mahasiswa peminat
(Herman,2022).
Pada tahun 1983 pemerintah menetapkan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) dengan
membatasi (mengurangi) jumlah SKS pada program Strata-1 (144-160 SKS), Strata-2, dan
Strata-3 (S1, S2, S3), menghilangkan program Sarjana Muda, membuka program Diploma
(D1, D2, D3), dan menerapkan Normalisasi Kegiatan Kampus (NKK) dengan membubarkan
Dewan Mahasiswa (di tingkat universitas / institut) dan Senat Mahasiswa (di tingkat fakultas).
Konsekuensinya pendidikan agama dibatasi pula yaitu hanya 2 SKS sepanjang mahasiswa
menempuh program pendidikan S1, dengan catatan rektor PT boleh menambahkan jumlah
SKS untuk pendidikan agama. Oleh karena itu, beberapa PT (seperti ITB, UPI, UGM, UNJ,
dan UNP) menyelenggarakan pendidikan agama lebih dari 2 SKS (Herman,2022).
Selanjutnya dalam artikel ini akan membahas mengenai pentingnya pendidikan agama
Islam di perguruan tinggi , yang akan menjelaskan berbagai pengembangan PAI yang

3
berorientasi pada pendidikan karakter dengan beberapa kajian, yaitu landasan filosofis dan
teori, beberapa konsep utama tentang pendidikan agama Islam di perguruan tinggi, pentingnya
penekanan pada pengetahuan dan pemahaman, urgensi dan esensi Pendidikan agama islam di
perguruan tinggi serta keunggulan dan fungsi adanya pendidikan agama Islam diperguruan
tinggi. Penyusunan ini dimaksudkan sebagai pengetahuan dalam pengembangan pengajaran
mata kuliah Pendidikan Agama Islam pada perguruan tinggi. Selain itu juga bertujuan untuk
menambah khazanah intelektual, tentang peranan pendidikan agama Islam di perguruan tinggi
(Sopian,2019).

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan kajian yang bersifat kajian teori, Kajian teori merupakan salah
satu unsur penting yang harus tercantum di dalam karya tulis ilmiah yang mana disusun setelah
atau akan melakukan penelitian. Kajian teori biasanya berisi mengenai serangkaian definisi,
konsep, dan juga rangkaian perspektif mengenai sebuah hal yang tersusun secara rapi. Kajian
teori sendiri memiliki arti yaitu kajian teori adalah sebuah konsep yang disusun dengan rapi
tentang sebuah hal yang akan diteliti dalam tulisan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
agar mahasiswa dapat memahami landasan filosofi pembelajaran agama di perguruan tinggi.
Waktu analisis data ini dibulan September 2023. Adapun teknik analisis data serta penarikan
kesimpulan dengan tiga langkah, yaitu: read, understand, and carry out. Peneliti
mengumpulkan terlebih dahulu data-data yang berhubungan dengan penelitian, kemudian data-
data tersebut dikelompokkan dan dibandingkan antara satu tulisan dengan tulisan lainnya yang
memiliki sama dengan penelitian ini (Fira,2021).

Hasil dan Pembahasan

Landasan filosofis pembelajaran agama di perguruan tinggi

Ada 2 (dua) pandangan kontradiktif dari para toko pendidikan tentang pendidikan agama
islam di perguruan tinggi, yaitu:
1. PAI harus diajarkan di perguruan tinggi karena negara, dalam hal ini Perguruan Tinggi
wajib menjaga keberagaman warganya, Indonesia memiliki ragam suku dan budaya
(Fahmi, Ahmad,2021).
2. PAI tidak perlu diajarkan di Perguruan Tinggi, alasannya karena agama merupakan urusan
pribadi, keluarga, dan institusi keagamaan seperti masjid pesantren dan organisasi
keagamaan (Fahmi, Ahmad,2021).

4
Sehingga negara tidak perlu ikut campur dalam urusan agama dan tidak ada manusia
berbeda kasta antara religius dan non-relegius
‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَحَس َنِةَو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن َر َّبَك ُهَو َاْعَلُم ِبَم ْنَض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْعَلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬
Artinya: ” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
landasan filosofis dan teologis Islam di perguruan tinggi memiliki peran penting dalam
membentuk pendidikan, penelitian, dan budaya di lingkungan akademik Islam. Beberapa
konsep utama yang menjadi dasar ini termasuk:
1.Tauhid: Konsep tauhid, yaitu kepercayaan pada satu Allah yang Maha Esa, menjadi fondasi
teologis utama dalam Islam. Ini menciptakan pemahaman bahwa segala ilmu dan
pengetahuan berakar pada Allah, yang mendorong pencarian pengetahuan dan
kebijaksanaan (Fathurrahman, dkk 2019).
2.Ijma' (Konsensus) dan Qiyas (Analogi): Dalam hukum Islam, prinsip ijma' dan qiyas
digunakan untuk mengembangkan hukum dan etika yang sesuai dengan ajaran Islam. Di
perguruan tinggi Islam, konsep ini digunakan dalam pemahaman etika dan norma akademik
(Fathurrahman, dkk 2019).
3.Akal (Reasoning): Islam mendorong penggunaan akal dalam berpikir dan memahami alam
semesta. Ini mendorong mahasiswa untuk mempertimbangkan dan menganalisis informasi
secara kritis.
4.Adab (Etika): Etika dan moralitas memainkan peran penting dalam pendidikan Islam.
Perguruan tinggi Islam sering menekankan pentingnya etika dalam penelitian dan
pembelajaran (Fathurrahman, dkk 2019).
5.Hadits dan Sunnah: Perguruan tinggi Islam sering merujuk kepada hadits dan sunnah
(tindakan dan ucapan Rasulullah) sebagai sumber pengetahuan dan panduan etis
(Fathurrahman, dkk 2019).
6.Studi Al-Qur'an dan Ilmu Hadits: Ini adalah mata pelajaran inti di perguruan tinggi Islam, dan
mereka membantu dalam memahami ajaran agama dan budaya Islam secara lebih
mendalam (Fathurrahman, dkk 2019).
7.Dialog Antar agama: Perguruan tinggi Islam juga mendorong dialog antaragama, sehingga
mahasiswa dapat memahami perbedaan dan kesamaan antara Islam dan agama-agama lain
(Fathurrahman, dkk 2019).

5
8.Kepemimpinan dan Pelayanan Masyarakat: Landasan filosofis Islam sering mendorong
mahasiswa untuk mengembangkan kepemimpinan dan melayani masyarakat sebagai bagian
dari panggilan agama (Fathurrahman, dkk 2019).

Semua ini bersama-sama membentuk landasan teologis dan filosofis di perguruan tinggi
Islam, yang bertujuan untuk menggabungkan pengetahuan dunia dengan prinsip-prinsip
Islam, menghasilkan pemimpin yang berpendidikan dan beretika dalam Masyarakat.

a. Penekanan pada Pengetahuan dan Pemahaman


Islam menekankan pentingnya pengetahuan dan pemahaman. Pendidikan agama
Islam mendorong pencarian pengetahuan dan pengembangan pemahaman yang mendalam
tentang ajaran Islam. Pendidikan agama Islam di perguruan tinggi memiliki urgensi dan
esensi yang penting karena Pendidikan agama Islam di perguruan tinggi bukan hanya
tentang memahami agama, tetapi juga tentang membentuk karakter, intelektualitas, dan
kepemimpinan yang beretika. Ini memiliki urgensi dalam membentuk generasi yang
paham agama, mampu berkontribusi dalam masyarakat, dan memahami kompleksitas
dunia modern dengan perspektif agama Islam (Fathiyaturrahman,2017)

Gambar 1 (Sc. Hidayatuna)

b. Alasan Mengapa PAI Perlu Diajarkan di Perguruan Tinggi


Pendidikan Agama merupakan salah satu mata pelajaran yang sudah diajarkan
sejak seorang siswa berada di jenjang Sekolah Dasar. Seperti namanya Pendidikan Agama
Islam mengajarkan mengenai nilai-nilai agama Islam yang harus dimiliki oleh seorang
muslim beserta menerangkan mengenai cara menjalankan berbagai ibadah sebagai bentuk
persiapan untuk masa depan di akhirat nantinya. Karena merupakan salah satu mata

6
pelajaran yang sangat penting dan maka mata pelajaran PAI masih diajarkan di perguruan
tinggi, pada artikel ini akan menjelaskan mengenai alasan mengapa PAI perlu diajarkan di
perguruan tinggi (Hidayanti, 2021)

Gambar 2 (Sc. Kumparan,com)


Jika ada pertanyaan mengapa PAI perlu diajarkan di perguruan tinggi maka
jawabannya cukup sederhana yaitu untuk mendidik dan menciptakan mahasiswa agar
menjadi mahasiswa yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan juga masyarakat secara
umum. Dalam kurikulum nasional pendidikan tinggi, pendidikan agama merupakan mata
kuliah wajib yang harus diikuti oleh mahasiswa yang beragama Islam di seluruh perguruan
tinggi umum, di setiap jurusan, program dan jenjang pendidikan, baik di perguruan tinggi
negeri maupun swasta (Hidayanti, 2021)

c. Tujuan khusus mata kuliah PAI di Perguruan Tinggi Umum


1) Membentuk manusia bertaqwa, yaitu manusia yang patuh dan taat kepada Allah SWT
dalam menjalankan ibadah dengan menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni
pembinaan akhlakul karimah (Zahir,2021).
2) Melahirkan agamawan yang berilmu dan bukan ilmuwan dalam bidang agama, artinya
yang menjadi yang menjadi titik tekan PAI di PTU adalah pelaksanaan agama di kalangan
calon para profesional atau intelektual yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
perilaku ke arah kesempurnaan akhlak (Zahir,2021).
3) Tercapainya keimanan dan ketaqwaan pada mahasiswa serta tercapainya kemampuan
menjadikan ajaran agama sebagai landasan penggalian dan pengembangan disiplin ilmu

7
yang ditekuninya. Oleh sebab itu, materi yang disajikan harus relevan dengan
perkembangan pemikiran dunia (Zahir,2021).
4) Menumbuh suburkan serta membentuk sikap positif dan disiplin serta cinta terhadap
agama dalam berbagai kehidupan peserta didik yang nantinya diharapkan menjadi
manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT dan rasul-Nya (Zahir,2021).

d. Tri Darma Perguruan Tinggi


Proses perubahan sosial (social change) di masyarakat yang dinamis, menuntut
agar kedudukan dan fungsi perguruan tinggi itu benar-benar terwujud dalam peran yang
nyata. Pada umumnya peran Perguruan Tinggi itu diharapkan tertuang dalam pelaksanaan
Tri dharma Perguruan Tinggi, yaitu: dharma pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat. Melalui dharma pendidikan, Perguruan Tinggi Agama Islam diharapkan
melakukan peran pencerdasan masyarakat dan transmisi budaya (Nasiri,2020).
Sementara Perguruan Tinggi Agama Islam melalui dharma Penelitian diharapkan
melakukan temuan–temuan baru ilmu pengetahuan dan inovasi kebudayaan. Untuk
membumikan dharma bakti ke masyarakat, Perguruan Tinggi Agama Islam diharapkan
melakukan pelayanan masyarakat untuk ikut mempercepat proses peningkatan
kesejahteraan dan kemajuan masyarakat. Melalui dharma pengabdian pada masyarakat ini,
Perguruan Tinggi Agama Islam juga akan memperoleh feedback dari masyarakat tentang
tingkat kemajuan dan relevansi ilmu yang dikembangkan Perguruan Tinggi itu. Peran
PTAI (Perguruan Tinggi Agama Islam) juga bersifat multidimensi. PTAI dituntut untuk
menjadi agen perubah dalam modus keagamaan masyarakat. PTAI ditantang untuk dapat
mengembangan teologi “Unity in Diversity”, sebagai landasan moralitas publik dalam
kerangka Pancasila. PTAI hendaknya dapat mengambil peran penting dalam proses
obyektivikasi nilai-nilai Pancasila ke dalam paradigma keilmuannya, terutama yang
berkaitan dengan pengembangan prinsip ketuhanan dalam teori-teori agama publik. PTAI
hendaknya juga mengambil peran aktif dalam mengembangkan riset, edukasi dan
pelayanan yang berkaitan dengan landasan spiritualitas dalam mendorong atos kerja yang
positif17. Lulusan PTAI dengan wawasan agama yang lebih luas dan mendalam,
hendaknya bisa memberikan pupuk kesuburan di tengah kegersangan kehidupan etis dan
welas asih di tengah – Tengah kehidupan public (Nasiri,2020).

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

8
1) Pendidikan agama Islam di perguruan tinggi memiliki urgensi dan esensi yang
penting karena Pendidikan agama Islam di perguruan tinggi bukan hanya tentang
memahami agama, tetapi juga tentang membentuk karakter, intelektualitas, dan
kepemimpinan yang beretika.
2) Pendidikan agama sangat penting, pemberian mata pelajaran PAI di sendiri sudah ada
sejak lama tepatnya sejak tahun 1966 artinya PAI merupakan salah satu mata
pelajaran yang sangat bermanfaat untuk mahasiswa.
3) memiliki urgensi dalam membentuk generasi yang paham agama, mampu
berkontribusi dalam masyarakat, dan memahami kompleksitas dunia modern dengan
perspektif agama Islam

9
DAFTAR PUSTAKA

Afkar. (2021). Pengembangan dan Pembeharuan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam di


Indonesia.

Anonymous. (2021). Landasan Filosofis, Psikologis, Sosial Budaya, Histori dan Yuridis
Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-makassar/perencpembelajar
an-bs-ekonomi/landasan-filosofis-psikologis-sosial-budaya-historis-dan-yuridis-
pendidikan-agama-islam-di-perguruan-tinggi/17390679.

Anonymous. (2022). Ajaran Mengapa PAI Perlu Diajarkan di Perguruan Tinggi.


https://m.kumparan.com/berita-terkini/alasan-mengapa-pai-perlu-diajarkan-di-
perguruan-tinggi-1z5O63tUoBH/full.

Fahmi, Ahmad. (2021). Landasan Filosofis dan Teologis Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi. https://id.scribd.com/document/523621294/Landasan-Filosofis-
Dan-Teologis-Pendidikan-Agama-Islam-Di-Perguruan-Tinggi.

Fathurrahman, Hammam dkk. (2019), Landasan Filosofis dan Teologis Pendidikan Agama
Islam di Perguruan Tinggi. https://www.coursehero.com/file/130769276/523621294-
Landasan-Filosofis-Dan-Teologis-Pendidikan-Agama-Islam-Di-Perguruan-
Tinggidocx/

Fathiyaturrahman, Vivi. Tanpa Tahun. Landasan Filosofis dan Teologis Pendidikan Agama
Islam di perguruan Tinggi. https://id.scribd.com/document/627534010/Bab-i-
Landasan-Filosofis-Dan-Teologis-Pendidikan-Agama-Islam-Di-Pt

Helmi, Muhammad. (2020). Pandangan Filosofis dan Teologis Tentang Hakikat Ilmu
Pengetahuan Sebagai Landasan Pendidikan Agama Islam.

Hidayanti, Meli. Tanpa Tahun. Pengertian, Manfaat dan Ruang Lingkup Teologi Islam.

Indrianto, Nino. (2020). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.

Nasiri, (2020). Urgensi Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi.

Rizal, Syamsu, Ahmad. Tanpa Tahun. Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Landasan
Membangun Sistem Pendidikan Islami.

10
Sinaga, Sopian. (2019). Modernisasi Pendidikan Islam Landasan Teologis Filosofis Historis.
https://waraqat.assunnah.ac.id/index.php/WRQ/article/view/78

Syihabuddin, Arif, Muhammad. (2019). Landasan Pendidikan Islam.

Shabrina, Fira. (2021). Urgensi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.


https://prezi.com/p/g_9-li0ulqe3/urgensi-pendidikan-agama-islam-di-perguruan-
tinggi/

Zahir. (2021). Kajian Al-Qur'an dan Tafsir di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam.

11

Anda mungkin juga menyukai