Anda di halaman 1dari 50

INDUKSI

MAGNET
OLEH:
F AT I M A H (4201416029)
G . A U L I A G E N U R I Z AT I (4201416088)
I VA N DY M A U L A N A (4201416013)
R I Z A W A H I D AT U L L L U T F I A (4201416048)
Medan Magnet Dari Muatan Titik Bergerak

𝒗
𝜃 P
q 𝑋𝐵 𝑘𝑒𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
r
𝒓ො

Gambar 1.1

Muatan titik q yang bergerak dengan kecepatan 𝒗 menghasilkan medan magnet 𝑩


ada titik medan 𝑃 yang berada dalam arah 𝒗 × 𝒓ො . Dengan 𝒓ො meruakan vektor
satuan yang mengarah d alam muatan ke titik medan nya. (tanda x pada titik
medan ini menandakan bahwa arah medannya adalah menuju halaman)
Apabila muatan titik q bergerak dengan kecepatan 𝒗 muatan ini akan
menghasilkan medan magnet 𝐁 dalam ruang yang duberikan oleh

𝜇0 𝑞𝒗 × 𝒓ො
𝑩=
4𝜋 𝑟 2

Dengan:
𝒓ො merupakan vektor satuan yang mengarah dari muatan q ke titik medan P
𝜇0 merupakan konstanta kesebandingan yang disebut permeabilitas ruang
𝑚
bebas . Dimana 𝜇0 = 4𝜋 × 10−7 𝑇. 𝐴 = 4𝜋 × 10−7 𝑁/𝐴2

Medan magnet akibat muatan titik:

1 𝑘𝑞
𝑬= 𝒓ො
4𝜋𝜀0 𝑟 2
Karakteristik medan magnet dari muatan titik yang bergerak :
• Bersaran B berbanding lurus dengan muatan q dan kecepatan 𝑣
dan berbanding trbalik dengan kuadrat jaraknya dari muatan
• Medan magnet adalah nol dari sepanjang garik gerak muatan .
Pada titik lain di ruang, medan magnet berbanding lurus dengan
sin 𝜃. Dengan 𝜃 merupakan sudut antara kecepatan 𝒗 vektor 𝒓
dari muatan terhadap titik
• Arah B tegak lurus terhadap kecepatan 𝒗 maupun vektor 𝐫.
arahnya diberikan oleh kaidah tangan kanan apabila 𝒗 diputar
menuju 𝒓.
Gaya magnet dan kekekalan momentum

y
𝑞1 𝒗1
Gaya gaya yang dikerahkan oleh
muatan yang bergerak satu sama
𝒗2 𝑩𝟏 lain tidak sama dan berlawanan.
Medan magnet 𝑩𝟏 ada muatan 𝑞2
x akibat muatan 𝑞1 berada dalam
arah z negatif, jadi medan
𝑭𝟏𝟐 𝑞2 magnetik itu mengerahkan gaya
𝑭𝟏𝟐 pada 𝑞2 ke kiri dalam arah x
negatif. Akan tetapi 𝑩𝟐 dimuatan
𝑞1 akibat muatan 𝑞2 adalah nol,
z
jadi tidak ada gaya pada 𝑞1
Gambar 1.2
Gaya 𝑭𝟏𝟐 yang dikerahkan oleh muatan 𝑞1 yang bergerak dengan kecepatan 𝒗𝟏 pada
muatan 𝑞2 yang bergerak dengan kecepatan 𝒗𝟐 diberikan oleh:

𝑭𝟏𝟐 = 𝑞2 𝒗𝟐 × 𝑩𝟏
𝜇0 𝑞2 𝑣2 × 𝒓ො 𝟏𝟐
= 𝑞2 𝒗𝟐 ×
4𝜋 𝑟2

Serupa halnya, Gaya 𝑭𝟐𝟏 yang dikerahkan oleh muatan 𝑞2 yang bergerak dengan
kecepatan 𝒗𝟐 pada muatan 𝑞1 yang bergerak dengan kecepatan 𝒗𝟏 diberikan oleh:

𝑭𝟐𝟏 = 𝑞1 𝒗𝟏 × 𝑩𝟐
𝜇0 𝑞1 𝑣1 × 𝒓ො 𝟐𝟏
= 𝑞1 𝒗𝟏 ×
4𝜋 𝑟2
Medan Magnet Arus: Hukum Biot-Savart

𝜇0 𝑰𝑑𝒍 × 𝒓
𝑑𝑩 =
4𝜋 𝑟 2

“Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu
penghantar yang berada diantara medan magnetik”
𝑑𝒍

𝑰 𝑟Ԧ
𝑷

Misalkan kita ingin menentukan medan magnet pada posisi 𝑷 dengan vector posisi
𝑟Ԧ terhadap elemen kawat. Maka:
Medan total di titik 𝑷 yang dihasilkan oleh kawat diperoleh dengan
mengintegralkannya

𝜇0 𝑑𝒍 × 𝒓
𝑑𝑩 = 𝑰න
4𝜋 𝑟2
Soal dan jawaban

1. Muatan titik yang besarannya sedang bergerak dengan kecepatan sejajar dengan sumbu
x sepanjang garis y= 3. carilah medan magnetik yang dihasilkan oleh muatan inii di titik asal
apabila muatannya berada di titik , seperti yang ditunjukan pada gambar

𝑦
𝟏𝟎𝟕 𝑚
𝒗 = 𝟑, 𝟔 × 𝒊
𝑠 𝒗
𝑞 3𝑚
𝜃
𝑥
−4𝑚
𝑧

Gambar 3.1 partikel bermuatan yang


bergerak sejajar dengan sumbu x
107 𝑚
Kecepatan muatan ialah 𝒗 = 𝑣𝒊 = 3,6 × dan vektor dari muatan ke titik
𝐢.
𝑠
asal diberikan oleh 𝒓 = 4𝑚𝒊 − 3𝑚𝒋. Lalu 𝑟 = 5𝑚 dan vektor satuan adalah
𝒓 4𝑚𝒊 − 3𝑚𝒋
𝒓ො = = = 0,8𝒊 − 0,6𝒋
𝑟 5𝑚

Maka
𝒗 × 𝒓ො = 𝑣𝒊 × 0,8𝒊 − 0,6𝒋 = −0,6 𝑣𝒌

Sehingga memberikan
𝜇0 𝑞𝒗 × 𝒓ො
𝑩=
4𝜋 𝑟 2

𝜇0 𝑞(−0,6 𝑣𝒌 )
=
4𝜋 𝑟2
𝑚
𝑚 4,5 × 10−9 𝐶 0,6 3,6 × 107 𝑠
= − 107 𝑇. 𝒌
𝐴 5𝑚2

= −3,89 × 107 Tk
2. Simpal melingkar yang berjari- jari 5,0 cm memiliki 12 lilitan dan terletak pada
bidang 𝑥𝑦. Simpal ini membawa arus 4𝐴 dalam arah sedemikian rupa sehingga momen
magnetik pada sumbu 𝑥 di (a) 𝑥 = 15𝑐𝑚 𝑏 𝑥 = 3𝑐𝑚

(a)
MEDAN MAGNET OLEH KAWAT
LURUS TAK BERHINGGA
Gambar 1 Menentukan kuat
medan magnet yang
dihasilkan oleh elemen
𝜽 kawat lurus panjang tak
berhingga

Misalkan terdapat titik P yang berjarak a dari kawat (arah tegak lurus). Maka,
𝑑𝐿 × 𝑟Ԧ = 𝑑𝐿 𝑟 sin 𝜃

𝜇0 𝑑𝐿 × 𝑟Ԧ 𝜇0 𝑑𝐿 𝑟 sin 𝜃 𝜇0 𝑑𝐿 sin 𝜃 Terdapat 3 variabel, yaitu dL, r,


𝑑𝐵 = 𝐼 = 𝐼 = 𝐼
4𝜋 𝑟3 4𝜋 𝑟3 4𝜋 𝑟2 dan sin 𝜃
Gambar 2 variabel-variabel dL, r,
dan 𝜃

𝑎
= sin 𝜃 Diferensial dari L, adalah
𝑟
1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑(cos 𝜃) 𝑑(sin 𝜃)
= 𝑑𝐿 = 𝑎 − cos 𝜃
𝑟2 𝑎2 sin 𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
dan − sin 𝜃 𝑑𝜃 cos 𝜃 𝑑𝜃
𝑎 𝑑𝐿 = 𝑎 − cos 𝜃
= tan 𝜃 sin 𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
𝐿 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑎 sin 𝜃 𝑑𝐿 = −𝑎 1 + 𝑑𝜃
𝐿= =𝑎 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
tan 𝜃 cos 𝜃
𝑠𝑖𝑛2 𝜃 + 𝑐𝑜𝑠 2 𝜃
𝑑𝐿 = −𝑎 𝑑𝜃
𝑠𝑖𝑛2 𝜃
𝑑𝜃
𝑑𝐿 = −𝑎
𝑠𝑖𝑛2 𝜃

𝜇0 𝐼
𝐵= − න sin 𝜃 𝑑𝜃
Sehingga 4𝜋 𝑎
180°
𝜇0 𝑑𝐿 sin 𝜃
𝑑𝐵 = 𝐼 𝜇0 𝐼 0°
4𝜋 𝑟2 𝐵= − − cos 𝜃 180°
4𝜋 𝑎
𝜇0 𝑑𝜃 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝜇0 𝐼
= 𝐼 −𝑎 sin 𝜃 𝐵= − −1 + (−1)
4𝜋 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑎2 4𝜋 𝑎
𝜇0 𝐼
= − sin 𝜃 𝑑𝜃 𝜇0 𝐼
4𝜋 𝑎 𝐵=
2𝜋 𝑎
Arah medan magnet :
Batas integral -arah ibu jari bersesuaian dengan
Karena panjang kawat tak hingga arah arus
maka L dari −∞ sampai +∞. -arah jari-jari yang digenggam
-Ketika L = −∞ bersesuaian dengan arah medan
magnet disekitar arus tersebut
maka tan 𝜃 = −0 atau 𝜃 = 180°
-Ketika L = +∞ maka
tan 𝜃 = +0 atau 𝜃 = 0°

Jadi, batas integral adalah dari 0°


sampai 180°
MEDAN MAGNET OLEH
KAWAT BERHINGGA
Gambar 4 Menentukan medan
magnet oleh kawat lurus yang
panjangnya berhingga

Sama halnya dengan kawat tak berhingga,


yaitu :

𝜇0 𝑑𝐿 sin 𝜃
𝑑𝐵 = 𝐼
4𝜋 𝑟2
Gambar 5 variabel-variabel untuk
menentukan medan magnet di titik P

Dari gambar 5 didapatkan: Dengan demikian,


𝑎 𝑑𝜃
= sin 𝜃 −𝑑𝐿 = −𝑎
𝑟 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
1 𝑠𝑖𝑛2 𝜃 𝑑𝜃
2
= 𝑑𝐿 = 𝑎
𝑟 𝑎2 𝑠𝑖𝑛2 𝜃
dan
Dengan substitusi variabel-variabel
𝑎
𝐿0 − 𝐿 = diatas (seperti kasus untuk kawat lurus
tan 𝜃
panjang berhingga) didapatkan
𝜇0 𝐼
𝑑𝐵 = sin 𝜃 𝑑𝜃
4𝜋 𝑎
Ketika elemen 𝑑𝐿 berada di ujung kiri kawat maka sudut yang dibentuk yaitu
𝜃𝑚 yang besarnya memenuhi
𝑎
tan 𝜃𝑚 =
𝐿0
Ketika elemen 𝑑𝐿 berada di ujung kanan kawat maka sudut yang dibentuk
yaitu 90°. Sehingga batas integralnya adalah 90° sampai 𝜃𝑚 . Maka besarnya
𝐵 adalah:
90°
𝜇0 𝐼
𝐵= න sin 𝜃 𝑑𝜃
4𝜋 𝑎
𝜃𝑚
𝜇0 𝐼
𝐵= − cos 𝜃 90°
𝜃𝑚
4𝜋 𝑎
𝜇0 𝐼
𝐵= − cos 90° + cos 𝜃𝑚
4𝜋 𝑎
𝜇0 𝐼
𝐵= cos 𝜃𝑚
4𝜋 𝑎
𝐿0 𝜇0 𝐼 𝐿0
Dengan cos 𝜃𝑚 = sehingga 𝐵 =
4𝜋 𝑎
𝑎2 +𝐿0 2 𝑎2 +𝐿0 2
MEDAN MAGNET OLEH
CINCIN
Misalkan sebuah cincin dengan jari-jari a dialiri arus listrik I. Maka besarnya
medan magnet di titik P yang dihasilkan oleh elemen cincin sepanjang dL adalah

𝜇0 𝑑𝐿 sin 𝜃
𝑑𝐵 = 𝐼
4𝜋 𝑟2

Gambar 6 Medan magnet disumbu


cincin yang dihasilkan oleh elemen
pada cincin
Dari gambar 6 didapatkan:
 𝑑𝐿 selalu tegak lurus 𝑟 sehingga 𝜃 = 90° dan sin 𝜃 = 1. Jadi
𝜇0 𝑑𝐿
𝑑𝐵 = 𝐼
4𝜋 𝑟2
 Komponen tegak lurus dengan sumbu cincin
𝑑𝐵⊥ = 𝑑𝐵 cos 𝛼
 Komponen sejajar dengan sumbu cincin
𝑑𝐵∥ = 𝑑𝐵 sin 𝛼
Komponen tegak lurus memiliki pasangan diseberangnya yang memiliki
besar sama dan arah berbeda sehingga saling meniadakan. Dengan
demikian besarnya B hanya bergantung pada komponen sejajar, sebagai
berikut:

𝐵 = න 𝑑𝐵∥

𝜇0 𝑑𝐿 𝜇0 𝐼
𝐵 = න 𝑑𝐵 sin 𝛼 = න 𝐼 sin 𝛼 = sin 𝛼 න 𝑑𝐿 =
4𝜋 𝑟 2 4𝜋 𝑟 2

𝜇0 𝑑𝐿
𝐵= න 𝐼 sin 𝛼
4𝜋 𝑟 2

𝜇0 𝐼
𝐵= 2
sin 𝛼 න 𝑑𝐿
4𝜋 𝑟
𝜇0 𝐼
𝐵= sin 𝛼 2𝜋𝑎
4𝜋 𝑟 2
𝜇0 𝐼 𝑎 2
𝐵= sin 𝛼
2 𝑎 𝑟
𝑎
Dari gambar 6, = sin3 𝛼
𝑟

𝜇0 𝐼
𝐵= sin3 𝛼
2 𝑎
Besar 𝛼 di titik pusat lingkaran adalah 90° sehingga
𝜇0 𝐼
𝐵=
2 𝑎

Gambar 7 Pola medan magnet di sekitar


cincin
CONTOH SOAL
1. Dua kawat panjang a dan b diletakkan sejajar pada jarak 8 cm satu sama lain
(seperti gambar). Tiap kawat dialiri arus sebesar 20 A. Jika 𝜇0 = 4𝜋 ⋅
10−7 𝑇 𝑚/𝐴 maka induksi magnet di titik P yang terletak di antara kedua
kawat pada jarak 2 cm dari kawat A adalah ...

B1 arahnya masuk, sedangkan B2 arahnya keluar.


Diketahui 𝑎1 = 2 cm, 𝑎2 = 6 cm, I1=I2=I=20A
𝐵𝑝 = 𝐵1 − 𝐵2
𝜇0 𝐼 𝜇0 𝐼
𝐵𝑝 = −
2𝜋 𝑎1 2𝜋 𝑎2
4𝜋 ⋅ 10−7 20 20 𝑇𝑚 𝐴
𝐵𝑝 = −
2𝜋 0,02 0,02 𝐴 𝑚
𝐵𝑝 = 1,3 . 10−4 𝑇
2. Terdapat dua cincin konsentris dengan jari-jari a1 dan a2. Masing-
masing cincin di alirii arus I1 dan I2. Berapa kuat medan magnet pada
lokasi:
a) Berjarak b dari pusat cincin sepanjang sumbu cincin?
b) Pada pusat cincin?

a) Kuat medan magnet yang dihasilkan cincin berarus I1


𝜇0 𝐼1
𝐵1 = sin3 𝛼1
2 𝑎1
Kuat medan magnet yang dihasilkan cincin berarus I2
𝜇0 𝐼2
𝐵2 = sin3 𝛼2
2 𝑎2
Kuat medan magnet total
𝜇0 𝐼1 3
𝐼2
𝐵 = 𝐵1 + 𝐵2 = sin 𝛼1 + sin3 𝛼2
2 𝑎1 𝑎2
b) Di pusat cincin 𝛼1 = 𝛼2 = 90°
𝜇0 𝐼1 𝐼2
𝐵= +
2 𝑎1 𝑎2
INDUKSI MAGNET

4. Pada solenoida

Solenoid adalah lilitan kawat yang berbentuk pegas.


Panjang solenoid dianggap tak berhingga. Solenoid dapat
dipandang sebagai susunan cincin yang jumlahnya sangat
banyak. Tiap cincin membawa arus I. medan di dalam
solenoid merupakan jumlah dari medan yang dihasilkan oleh
cincin-cincin tersebut.
INDUKSI MAGNET

a. Pada pusat solenoida

𝝁𝟎⋅𝑰⋅𝑵
𝑩=
𝑳
b. Pada ujung-ujung solenoida

𝝁𝟎⋅𝑰⋅𝑵
𝑩=
𝟐𝑳

N = jumlah lilitan
L = panjang lilitan (m)
INDUKSI MAGNET

5. Pada toroida
Jika kita bergerak sepanjang rongga solenoid ideal
(panjang tak berhingga) maka kita tidak pernah menemukan
ujung solenoid tersebut. Dengan cara yang sama, apabila kita
bergerak sepanjang rongga toroid, kita pun tidak pernah
menemukan ujung toroid tersebut. Sehingga, toroid akan
serupa dengan solenoid ideal. Oleh karena itu, menjadi sangat
logis apabila kita berkesimpulan bahwa kuat medan magnet
magnet dalam toroid sama dengan kuat medan magnet dalam
solenoid ideal. Jadi kuat medan magnet dalam toroid adalah
B = 𝝁𝟎 𝒏𝑰
INDUKSI MAGNET

Pada sumbu pusat toroida

𝝁𝟎⋅𝑰⋅𝑵
𝑩=
𝟐𝝅 ⋅ 𝑹

R = jari-jari toroida (m)


CONTOH SOAL DAN PEMBAHASANNYA
1. Suatu solenoida yang panjangnya 2 m memiliki
800 lilitan dan jari-jari 2 cm. jika solenoida dialiri
arus 0,5 A, tentukan induksi magnetik:
a. Di pusat solenoida
b. Di ujung solenoida
PEMBAHASAN
Diketahui L=2m
N = 800
I = 0,5 A
a. Induksi magnet di pusat solenoida:
𝜇0⋅𝐼⋅𝑁 (4𝜋⋅10−7 )(0,5)(800)
𝐵 pusat = = =
𝐿 2
8𝜋𝑥10−5 𝑡𝑒𝑠𝑙𝑎

b. Induksi magnet di ujung solenoida:


2 . Sebuah toroida memiliki jari-jari 50 cm dialiri arus
sebesar 1 A. jika toroida tersebut memiliki 60
lilitan, hitunglah besar induksi magnetik pada
sumbunya!
PEMBAHASAN
Diketahui R = 50 cm = 0,5 m
N = 60
I = 1A
Induksi magnetnya pada sumbu toroida:
𝜇0⋅𝐼⋅𝑁
𝐵=
2𝜋 ⋅ 𝑅
4𝜋 ⋅ 10−7 ⋅ 60. 1 𝑇𝑚. 𝐴 1
𝐵= ⋅ ⋅
2𝜋 0,5 𝐴 𝑚
𝑩 = 𝟐, 𝟒 ⋅ 𝟏𝟎−𝟓 T
PEMBAHASAN
Diketahui R = 50 cm = 0,5 m
N = 60
I = 1A
Induksi magnetnya pada sumbu toroida:
𝜇0⋅𝐼⋅𝑁
𝐵=
2𝜋 ⋅ 𝑅
4𝜋 ⋅ 10−7 ⋅ 60. 1 𝑇𝑚. 𝐴 1
𝐵= ⋅ ⋅
2𝜋 0,5 𝐴 𝑚
𝑩 = 𝟐, 𝟒 ⋅ 𝟏𝟎−𝟓 T
ANDRÉ-MARIE AMPÈRE

Ampere adalah salah satu tokoh didunia elektro yang mengembangkan salah
satu hukum penting di bidang elektro, yaitu Hukum Ampere. Pada tahun
1820, segera setelah ia mendengar publikasi hasil eksperimen Hans
Christian Oersted tentang pengaruh listrik pada magnet jarum di Paris
(Lihat: Teori Oersted) ia kemudian mengembangkan serangkaian penelitian.
Maka dihasilkanlah suatu rumusan yang secara sederhana dirumuskan sebagai
berikut:

“Besarnya medan magnetik di dekitar penghantar berarus listrik bergantung pada


kuat arus dan jaraknya terhadap penghantar”
PERNYATAAN AMPERE
Hukum ampere menyatakan bahwa dalam keadaan rangkaian
listrik tertutup, jumlah panjang elemen penghantar dikalikan
dengan besarnya medan magnet yang searah dengan arah arus
listrik adalah sebanding dengan permeabilitas ruang hampa (=4π x
10-7 Wb/A m) dikalikan dengan nilai besar arus yang mengalir pada
rangkaian tertutup
Berdasarkan hukum ampere inilah kemudian dikenal Kaidah
Tangan Kanan yang menunjukkan arah medan magnet yang
timbulkan pada penghantar berarus.
Kaidah tangan kanan sebenarnya bukanlah merupakan bagian dari
hukum ampere, namun digunakan secara luas untuk
mempermudah memahami tentang sifat hukum ampere ini.
KAIDAH TANGAN KANAN
PENGERTIAN HUKUM AMPERE

• Hukum Ampere menyatakan bahwa medan


magnet dapat ditimbulkan melalui dua cara: yaitu
lewat arus listrik (perumusan awal Hukum
Ampere), dan dengan mengubah medan listrik
(tambahan Maxwell).
DEFINISI SATU AMPERE
Berdasarkan gaya antara dua kawat sejajar yang dialiri
arus listrik, kita bisa mendefinisikan
besar arus satu ampere. Misalkan dua kawat sejajar
tersebut dialiri arus yang tepat sama, I1 = I2= I. Maka
gaya per satuan panjang yang bekerja pada kawat 2
adalah
𝜇0 𝐼 2
𝑓21 =
2𝜋𝑎
Jika I=1A dan a=1M maka
𝜇0 12 𝜋0
𝑓21 = = = 2𝑥10−7 𝑁/𝑀
2𝜋1 2𝜋
Misalkan di suatu ruang terdapat medan magnet B. Di
dalam ruang tersebut kita buat sebuah lintasan tertutup S
yang sembarang

Integral perkalian titik B dan dl dalam lintasan tertutup


S memenuhi:
‫𝐵 ׯ‬. 𝑑𝑙 = 𝜇0 σ 𝐼 HUKUM AMPERE
σ𝐼 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑢𝑝𝑖 𝑙𝑖𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑆
B PADA KAWAT LURUS PANJANG
B PADA KAWAT LURUS PANJANG

Lintasan: Lingkaran yang sumbunya berimpit dengan kawat


Aturan tangan kanan:
B menyinggung lingkaran
Elemen vektor dl menyinggung lintasan
𝐵//𝑑𝑙 sudut Ɵ antara B & dl = nol
𝐵. 𝑑𝑙 = 𝐵 𝑑𝑙 cos 𝜃 = 𝐵 𝑑𝑙 cos 0 = 𝐵 𝑑𝑙

ර 𝐵 . 𝑑𝑙 = 𝐵𝑑𝑙
𝑆
B PADA KAWAT LURUS PANJANG

B tiap titik dilintasan konstan

ර 𝐵 . 𝑑𝑙 = 𝐵 ර 𝑑𝑙
𝑆 𝑆

ර 𝐵 . 𝑑𝑙 = 𝐵 𝑥 𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑙𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑆

ර 𝐵 . 𝑑𝑙 = 𝐵 𝑥 2𝜋𝑅
𝑆
Jumlah arus yang dilingkupi lintasan ampere σ 𝐼 = 𝐼 yang dilingkupi lintasann
Ampere hanya satu kawat yang dialiri arus I
Maka:

ර 𝐵 . 𝑑𝑙 = 𝜇0 ෍ 𝐼
𝑆
𝐵 𝑥 2𝜋𝑟 = 𝜇0 𝐼
𝜇0 𝐼
𝐵=
2𝜋𝑅
Kuat medan magnet disekitar kawat lurus panjang berarus hasilnya sama
dengan hukum Bio-Savart
CONTOH SOAL
1. Hitung nilai B di udara pada suatu titik yang berjarak 5 cm dari
kawat lurus panjang yang dialiri arus sebesar 15 A.
Jawab:
𝜇0 𝐼
𝐵=
2𝜋𝑟
−7 𝑚
4𝜋 𝑥 10 𝑇. 15𝐴
𝐵= 𝐴
2𝜋 0,05𝑚
𝐵 = 6 𝑥 10−5 𝑇
2. Dua kawat lurus seperti pada gambar dialiri arus sebesar 4A.
Kawat lurus 1 dengan panjang 8m dan kawat lurus 2 dengan
panjang 6m. Tentukan besar induksi magnet di titik X
Jawab: penyelesaian menggunakan konsep kawat lurus pendek,karena panjang kawat diketahui dalam soal yaitu:
𝜇0 𝑖
𝐵= cos 𝛼 + cos 𝛽
4𝜋𝑟
Induksi magnetik dititik X oleh kawat 1:
𝜇0 𝑖
𝐵= cos 𝛼1 + cos 𝛽1
4𝜋𝑟1
Dengan:
cos 𝛼1 = cos 90° = 0
𝐴𝑋 8
cos 𝛽1 = = = 0,8𝑚
𝐵𝑋 10
𝛼1 adalah jarak kawat 1 ketitik X, Besarnya sama dengan panjang
kawat 2 yaitu 6 meter, sehingga:
4𝜋. 10−7 4
𝛽1 = 0 + 0,8
4𝜋 6
2. 10−7
𝛽1 = 0,8
3
1,6. 10−7
𝛽1 = = 0,53. 10−7 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
3
Induksi magnetik di titik X oleh kawat 2 :
𝜇0 𝑖
𝐵= cos 𝛼2 + cos 𝛽2
4𝜋𝑟2
Dengan:
cos 𝛼2 = cos 90° = 0
𝐵𝐶 6
cos 𝛽2 = = = 0,6𝑚
𝐵𝑋 10
𝛼2 adalah jarak kawat 2 ke titik X, besarnya sama dengan panjang kawat 1 yaitu 8 meter, sehingga:
4𝜋. 10−7 4
𝛽2 = 0 + 0,6
4𝜋 8
1
𝛽1 = . 10−7 0,6
2
𝛽1 = 0,3. 10−7 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
Total induksi magnetik di titik X adalah:
𝐵𝑿 = 𝐵𝟏 + 𝐵𝟐
𝐵𝑿 = 0,53. 10−7 + 0,3. 10−7 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎
𝐵𝑿 = 0,83. 10−7 𝑇𝑒𝑠𝑙𝑎

Anda mungkin juga menyukai