Anda di halaman 1dari 7

28-1 Apakah Fisika Itu ?

Seperti yang kita bahas, salah satu tujuan utama ilmu fisika adalah
mempelajari medan listrik dapat menghasilkan gaya listrik pada benda bermuatan.
Sasaran yang terkait erat dengannya adalah mempelajari bagaimana medan magnet
dapat menghasilkan gaya magnet pada partikel bermuatan (yang bergerak) atau pada
objek magnetic seperti magnet.

Aplikasi medan magnet dan gaya megnet tidak terhitung, bahkan masih terus
berkembang dari tahun ke tahun. Berikut beberapa contohnya. Selama berpuluh-
puluh tahun, industri hiburan bergantung pada perekaman magnet dari musik dan
gambar bergerak pada audiotape dan videotape.

Sains dari medan magnet adalah fisika; aplikasi medan magnet adalah
(engeneering). Sains dan aplikasi ini dimulai dengan pernyataan: “apa yang
menghasilkan medan magnet ?”

28-2 Apa yang Menghasilkan Medan Magnet

Karena medan listrik 𝐸⃗ dihasilkan oleh muatan listrik, masuk akal jika kita
⃗ dihasilkan oleh muatan magnet. Meski muatan
menduga bawa medan magnet 𝐵
magnet individual (yang disebut monopol magnet) telah diprediksi oleh beberapa
teori, eksistensinya belum dapat dipastikan. Lalu bagaimana medan magnet ini
dihasilkan ? Ada dua cara.

Cara pertama adalah dengan menggerakkan partikel bermuatan listrik –


seperti arus kawat – untuk membuat electromagnet. Arus tersebut menghasilkan
medan magnet yang dapat dipakai, misalnya, untuk mengendalikan hard disk
komputer atau menyortir keeping logam.

Cara kedua adalah dengan menggunakan partikel-partikel dasar seperti


elektron, karena partikel-partikel ini memiliki medan magnet intriksik yang
mengelilinginya. Artinya, medan magnet merupakan karakteristik dasar dari setiap
partikel, seperti halnya massa dan muatan listrik (atau bahkan kekurangan muatan
listrik). Medan magnet elektron di material. Penggabungan tersebut adalah alasan
mengapa mengapa magnet permanen, yaitu jenis magnet yang digunakan untuk
tempelan kulkas, memiliki medan magnet permanen. Pada material lain, medan
magnet pada elektron saling meniadakan, sehingga tidak ada medan magnet neto di
sekitar material. Peniadaan semacam itu adalah alasan mengapa kita tidak memiliki
medan magnet permanen di sekitar tubuh kita. Ini bagus untuk kita, karena kalau
tidak, kita akan ditarik ke pintu kulkas tiap kali kita melewatinya!

⃗⃗
28-3 Definisi 𝑩

kita menentukan medan listrik 𝐸⃗ pada sebuah titik dengan meletakan sebuah
partikel uji dengan muatan q dalam keadaan diam di titik tersebut dan mengukur
gaya listrik 𝐹𝐸 yang bekerja pada partikel itu. Kita kemudian mendefinisikan 𝐸⃗
sebagai

𝐹𝐸
𝐸⃗ =
𝑞

⃗ dengan
Jika sebuah monopol magnetik teredia, kita dapat mendefinisikan 𝐵
cara yang serupa. Karena partikel semacam itu belum ditemukan, kita harus
⃗ dengan cara lain, dalam gaya magnet 𝐹𝐵 yang bekerja pada
mendefinisikan 𝐵
partikel uji bermuatan yang sedang bergerak.

Secara prinsip, kita dapat melakukan ini dengan cara menembakkan partikel
⃗ akan didefinisikan, menggunakan berbagai arah
bermuatan melalui titik di mana 𝐵
dan laju untuk partikel dan menentukan gaya 𝐹𝐵 yang bekerja pada partikel di titik
tersebut. Sesudah melakukan banyak percobaan semacam itu, kita akan menemukan
bahwa ketika kecepatan partikel 𝑣 sepanjang sumbu tertentu melalui titik itu, gaya 𝐹𝐵
adalah nol. Untuk arah-arah dari 𝑣 magnitudo dari 𝐹𝐵 selalu proposional terhadap v
sin ∅, dengan ∅ adalah sudut antara sumbu gaya-nol dan arah dari 𝑣. Lebih jauh lagi,
arah dari 𝐹𝐵 selalu tegak lurus terhadap arah dari 𝑣. (Hasil ini memberi kita ide
bahwa bahwa suatu hasil kali silang vektor terlibat.)

⃗ sebagai
Selanjutnya, kita dapat mendefinisikan sebuah medan magnet 𝐵
sebuah besaran vektor yang diarahkan sepanjang sumbu gaya-nol. Berikutnya kita
dapat mengukur magnitudo 𝐹𝐵 ketika 𝑣 diarahkan tegak lurus terhadap sumbu
⃗ yang dinyatakan dalam magnitudo
tersebut dan kemudian menentukan magnitude 𝐵
gaya tersebut.

𝐹𝐵
𝐵=
|𝑞|𝑣

Dengan q adalah muatan partikel.

Kita dapat meringkas hasil-hasil ini dengan persamaan vektor berikut dengan
persamaan berikut :

𝐹𝐵 = 𝑞𝑣 ⃗
⃗⃗⃗⃗ × 𝐵

Artinya, gaya 𝐹𝐵 pada partikel sama dengan muatan q dikalikan dengan hasilkali
⃗ (semuanya diukur dalam kerangka acaun yang
silang dari kecepatan 𝑣 dan medan 𝐵
sama). Menggunakan Pers. 3-27 untuk hasil kali silang, kita dapat tuliskan
magnitudo 𝐹𝐵 sebagai

𝐹𝐵 = |𝑞|𝑣𝐵 sin ∅


Dengan ∅ adalah sudut antara arah kecepatan 𝑣 dan medan magnet 𝐵

Mencari Gaya Magnet pada Partikel

Persamaan 28-3 menyatakan bahwa magnitudo gaya 𝐹𝐵 yang bekerja pada


partikel dalam medan magnet proposional terhadap muatan q dan kecepatan v yang
dimiliki partikel itu. Oleh sebab itu, gaya itu sama dengan nol jika muatannya nol
atau jika partikelnya diam (stasioner). Persamaan 28-3 juga menyatakan bahwa
⃗ adalah sejajar (∅ = 0° ) atau antipararel
magnitudo dari gaya adalah 𝑣 dan 𝐵
(∅ = 180° ), dan maksimum gaya adalah ketika 𝑣 dan 𝐵
⃗ tegak lurus satu sama lain.

Dari Pers. 28-2 kita ketahui segala hal di atas, dan juga arah dari 𝐹𝐵 dari
⃗ dalam Pers. 28-2 adalah sebuah
subbab 3-8, kita tahu bahwa hasilkali silang 𝑣 × 𝐵
⃗ . Aturan tangan kanan menyatakan
vektor yang tegak lurus terhadap vektor 𝑣 dan 𝐵
bahwa ibu jari tangan kanan menunjukkan arah 𝑣
⃗⃗⃗ x ⃗ ketika jari-jarinya
𝐵
menyapukan 𝑣 ⃗ . Jika q positif, gaya 𝐹𝐵 memiliki tanda yang sama dengan 𝑣
⃗⃗⃗ ke 𝐵 ⃗⃗⃗ x
⃗ dan oleh karena itu seharusnya memiliki arah yang sama ; artinya, untuk q positif ,
𝐵
𝐹𝐵 diarahkan di sepanjang ibu jari. Jika q negatif, maka gaya 𝐹𝐵 dan hasil kali silang
⃗ memiliki tanda berlawanan dengan ibu jari.
⃗⃗⃗ x 𝐵
𝑣

⃗ yang mengikuti Pers. 28-2 dan 28-3 adalah newton per coulomb-
Satuan SI untuk 𝐵
meter per detik. Untuk praktisnya, satuan ini disebut tesla (T) :

𝑛𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛
1 𝑡𝑒𝑠𝑙𝑎 = 1 𝑇 = 1
(𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏)(𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)

Mengingat bahwa satu coulomb per detik adalah satu ampere, kita mendapatkan

𝑛𝑒𝑤𝑡𝑜𝑛 𝑁
1 𝑇 = 1 (𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏)(𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘) = 1 𝐴.𝑚

⃗ , yang masih sering digunakan, adalah gauss (G), dan


Satuan (non SI) awal untuk 𝐵
1 tesla = 104 gauss.

Garis-garis medan magnet

Aturan yang serupa berlaku : (1) arah garis yang menyinggung garis medan magnet
pada semua titik memberikan arah dari ⃗B pada titik tersebut, dan (2) jarak antargaris
⃗ – daerah yang garis-garisnya lebih rapat memiliki medan
mewakili magnitudo 𝐵
magnet yang lebih kuat, dan sebaliknya daerah yang garis-garisnya lebih renggang
memiliki medan magnet yang lebih lemah. Garis gaya (tertutup) memasuki salah satu
ujung magnet dan keluar dari ujung yang lain. Ujung magnet di mana garis gaya
muncul disebut kutub utara magnet, sedangkan ujung lain di mana garis gaya
memasuki magnet disebut kutub selatan. Karena memiiki dua kutub, magnet disebut
dipol magnetik.

28-4 Medan-medan Berpotongan : Penemuan Elektron

Baik medan listrik 𝐸⃗ dan medan magnet 𝐵


⃗ dapat menghasilkan gaya pada partikel
bermuatan. Ketika dua gaya saling tegak lurus satu sama lain, keduanya disebut
sebagai medan-medan berpotongan (crossed fields).

Prosedur Thomson ekuivalen terhadap rangkaian langkah berikut.


1. Tetapkan bahwa E = 0 dan B=0 dan perhatikan posisi di titik layar S yang
ditimbulkan oleh sinar yang tidak terbelokkan.
2. Nyalakan 𝐸⃗ dan ukurlah pembelokan (defleksi) sinar yang dihasilkannya.
3. Dengan mempertahankan 𝐸⃗ , sekarang nyalakan 𝐵
⃗ dan sesuaikan nilainya
sampai sinar kembali ke posisi tidak terdefleksinya. (Dengan gaya-gaya yang
berlawanan arahnya, kedua gaya ini bisa dibuat saling meniadakan).
Kita mendiskusikan pembelokan (defleksi) dari partikel yang bergerak
melalui medan listrik 𝐸⃗ antara dua pelat (langkah kedua disini) pada contoh
soal 22-5. Kita menemukan bahwa pembelokan partikel pada ujung jauh pelat
adalah :
|𝑞| 𝐸𝐿²
Y=
2𝑚𝑣²
Di mana v merupakan kecepatan partikel, m massanya, q muatannya, dan L
panjang pelatnya. Kita dapat mengaplikasikan persamaan ini untuk sinar
elektron pada Gbr.28-7, jika diperlukan, kita dapat menghitung pembelokan
tersebut dengan mengukur pembelokan sinar pada layar S dan kemudian
kembali menelusuri ke belakang untuk menghitung pembelokan y pada ujung
pelat.
Ketika dua medan dalam Gbr.28-7 disesuaikan sehingga kedua gaya pebelok
saling meniadakan (langkah ketiga), dari Pers. 28-1 dan 28-3 akan kita
peroleh
|𝑞| 𝐸 = |𝑞| 𝑣𝐵 sin(90°) = |𝑞| 𝑣𝐵
Atau
𝐸
𝑣=
𝐵
Maka, medan-medan berpotongan memungkinkan kita untuk mengukur
kecepatan partikel bermuatan yang melaluinya. Dengan mensubstitusikan
Pers.28-7 untuk v dalam Pers.28-6 dan menatanya ulang, kita memperoleh
𝑚 𝐵²𝐿²
=
|𝑞| 2𝑦𝐸
Di mana semua besaran pada ruas kanan dapat diukur. Selanjutnya, medan-medan
berpotongan memungkinkan kita mengukur rasio m|𝑞| dari partikel yang bergerak
melalui aparatus Thomson.

28-5 Medan-medan Berpotongan : Efek Hall

Dapatkah elektron konduksi yang hanyut dalam kawat tembaga dibelokkan juga oleh
medan magnet? Pada tahun 1789, Edwin H. Hall, yang waktu itu masih seorang
mahasiswa S-2 berusia 24 tahun di Johns Hopkins University, menunjukkan bahwa
hal itu bisa terjadi. Efek Hall ini memungkinkan kita menemukan apakah pembawa-
muatan dalam konduktor bermuatan positif atau negatif. Lebih jauh lagi, kita dapat
mengukur jumlah pembawa semacam itu persatuan volume dari konduktor.

Beda potensial Hall V terkait dengan medan listrik yang melintasi lebar strip d. Dari
Pers. 24-42, magnitudo beda potensialnya adalah :

V = Ed

Dengan menghubungkan sebuah voltmeter melintasi lebarnya, kita dapat mengukur


beda potensial anatar dua tepi strip. Lebih dari itu, voltmeter dapat memberi kita
informasi mengenai tepi yang mana yang lebih tinggi potensialnya. Untuk situasi
dalam Gbr. 28-2a, akan kita temukan bahwa tepi kiri memiliki potensial yang lebih
tinggi, yang mana konsisten dengan asumsi kita bahwa pembawa muatan bermuatan
negatif!.

Sekarang bagian kuantitatifnya : kalau gaya listrik dan gaya magnet berada dalam
keadaan seimbang, Pers 28-1 dan Pers. 28-3 akan memberi kita

Ee=evd B

Dari Pers. 26-7, laju hanyut vd adalah

𝐽 𝑖
𝑣𝑑 = 𝑛𝑒 = 𝑛𝑒𝐴 ,

Di mana J (i/A) adalah densitas (densitas) arus dalam strip, A adalah pemapang
melintang strip, sedangkan n adalah densitas jumlah dari pembawa muatan (jumlah
per unit volume).
Dalam Pers.28-10, dengan mensubstitusikan untuk E dengan Pers 28-9 dan
mensubstitusikan vd

Dengan Pers. 28-11, akan kita peroleh

Bi
vd =Vle

Di mana I (=A/d) merupakan ketebalan strip. Dengan persamaan ini, dapat kita
temukan n dari besaran yang dapat diukur.

Anda mungkin juga menyukai