Oleh:
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3.4 Menganalisis induksi magnet dan gaya magnetik dalam berbagai produk teknologi.
4.4 Melaksanakan pengamatan induksi magnet dan gaya magnetik disekitar kawat berarus
listrik.
Materi
Ilmu pengetahuan magnetisme tumbuh dari pengamatan bahwa batu-batu
(magnetit) tertentu dapat menarik potongan-potongan kecil dari sebuah besi. Istilah
magnetisme berasal dari sebuah daerah yang bernama Magnesia yang merupakan tempat
dimana batu-batu tersebut ditemukan. Istilah Magnet sendiri diberikan untuk benda-benda
yang dapat menghasilkan medan magnet.
Bagian-bagian magnet:
a. Kutub Magnet
Kutub magnet yaitu bagian ujung magnet yang memiliki gaya magnet paling kuat.
Magnet memiliki 2 kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan.
Kutub utara: kutub magnet yang menghadap ke utara ketika magnet dapat bergerak
bebas.
Kutub selatan: kutub magnet yang menghadap ke selatan ketika magnet dapat
bergerak bebas.
b. Sumbu Magnet
Sumbu magnet yaitu garis yang menghubungkan kedua kutub magnet.
c. Magnet Elementer
Setiap benda magnetik pada dasarnya terdiri dari magnet-magnet kecil yang disebut
magnet elementer. Magnet elementer adalah magnet yang paling kecil yang berupa atom.
Teori Kemagnetan
Untuk menjelaskan tentang magnet, Weber telah mengemukakan teorinya yang disebut
dengan hipotesis Weber yang isinya sebagai berikut:
Bahan magnetik terdiri atas atom-atom magnetik yang disebut magnet elementer. Setiap
magnet memiliki kutub utara dan kutub selatan. Ketika magnet dipotong, maka
potongan-potongan tersebut akan menjadi magnet baru yang juga mempunyai kutub
utara dan kutub selatan. Jika pemotongan terus dilakukan hingga sekecil-kecilnya, maka
akan terbentuk atom magnet. Atom magnet tersebut pun akan memiliki kutub utara dan
kutub selatan.
Pada bahan yang belum menjadi magnet, maka magnet elementernya belum tersusun
dengan teratur. Sehingga kutub utara sebuah magnet elementer terhubung dengan kutub
selatan pada magnet elementer yang lain. Dengan demikian, magnet-magnet elementer
pada bahan tersebut terangkai seperti lingkaran.
Pada bahan yang sudah menjadi magnet, magnet elementer sudah tersusun dalam barisan
yang teratur dengan pola lurus. Kutub utara bertemu dengan kutub selatan dengan
berurutan.
Magnet elementer besi mudah diarahkan sehingga besi lebih mudah dijadikan magnet.
Akan tetapi sifat kemagnetan besi mudah hilang. Sedangkan magnet elemeter baja sangat
sukar diarahkan, akan tetapi ketika sudah bisa diarahkan, sifat kemagnetannya akan
bertahan lama.
Sifat-sifat magnet:
1. Memiliki kutub utara dan selatan yang menghasilkan medan magnet.
2. Tetap memiliki dua buah kutub meski magnet dipotong-potong.
3. Dapat menarik benda magnetik.
A. Medan Magnet
Medan magnet merupakan ruang disekitar magnet
yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet. Garis-
garis medan magnet sama seperti garis-garis medan
listrik dari sebuah dipole listrik. Garis-garis medan
magnet keluar dari kutub utara menuju ke kutub
selatan. Namun, berbeda dengan garis-garis medan listrik, garis-garis medan magnet
tidak terputus dan membentuk loop yang berkelanjutan.
Jika kita meletakkan dipole listrik pada medan listrik
yang dihasilkan oleh muatan lain, maka dipole listrik
tersebut akan sejajar dengan medan tersebut. Begitu
pula dengan medan magnet, ketika dipole magnet
diletakkan pada medan magnet yang dihasilkan oleh
magnet lain, maka dipole magnet juga akan sejajar
dengan medan tersebut.
):
Dari hukum Biot-Savart tersebut, diketahui bahwa induksi maget (
a. Berbanding lurus dengan arus listrik (I).
b. Berbanding lurus dengan panjang elemen kawat penghantar ( ).
c. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara titik itu ke elemen kawat
penghantar.
d. Berbanding lurus dengan sinus sudut antara arah arus dan garis penghubung titik
itu ke elemen kawat penghantar.
0 sin(1800 )
=
4 2
0 sin
=
4 2
Kita ambil sebagai variabel integrasi dan sebagai elemen integrasi. Dengan
demikian, harus dinyatakan dalam , dalam , dalam .
sin = cos
sin =
= =
sin (900 ) =
cos = = cos
cos = = = cos
0 sin
=
4 2
diperoleh
0 0
= =
4 4
cos
0
= cos
4
0
= [ 2 ]
4
0
= [ 2 ( )]
4
0
= [ 2 + sin 1 ]
4
Rumusan matematik besarnya kuat medan magnet disekitar kawat berarus listrik
yang sangat panjang
0
=
2
Cara II
0
=
4 2
Karena seluruh elemen arus menghasilkan medan
magnet pada arah , maka vektor medan magnet
dinyatakan dalam persamaan berikut
0
=
4 2
0
=
4 2
= =
Dan nilai dari x,
(Note: tanda (-) diperlukan karena titik pusat acuan ditentukan berada pada titik yang
berpotongan dengan sumbu y, sehingga, letak ds atau dx berada di sumbu x negatif).
Sehingga, nilai dx adalah
= 2
0
=
4 2
0 2
=
4 2 2
0
=
4
Nilai medan magnet B dapat diperoleh dengan
mengintegralkan persamaan dari 1 sampai 2 ,
sebagaimana dapat dijelaskan melalui gambar
disamping
2
0
=
4
1
0
= (1 2 )
4
0 900 ,
=
4 2
0
=
2
Keterangan:
I = kuat arus listrik (A).
0 = permeabilitas ruang hampa (4 10-7 Wb/A m).
= kuat medan magnet (T).
= jari-jari kawat.
Induksi magnet pada titik berjarak P dari kawat melingkar berarus
Berdasarkan hukum Biot-Savart, besar medan magnet
akibat kawat berarus dinyatakan dengan
0
=
4 2
0
=
4 2
= sin
= cos
= = sin
0 sin
=
4 2
Apabila panjang kawat sama dengan keliling lingkaran berjari- jari , diperoleh nilai
B, yaitu
0 sin
= (2)
4 2
0 2
= ( ) sin
2
Berdasarkan gambar ( ) adalah sin , dengan demikian
0
= 3
2
Misalkan jumlah lilitan per satuan panjang adalah n. Apabila elemen solenoid
sepanjang dx, jumlah lilitan dalam elemen ini adalah
Elemen tersebut dapat dipandang sebagai sebuah cincin dengan besar arus
= =
Karena elemen tersebut dapat dipandang sebagai sebuah cincin, maka medan magnet
yang dihasilkan titik P memenuhi persamaan
0
= 3
2
0
= 3
2
dan
=
2
dengan demikian
0
= ( ) 3
2 2
0
= sin
2
0
0
= sin
2
0
0
= sin
2
0
= []0
2
0
= [1 + (1)]
2
= 0
atau
0
=
tan =
0
atau
0 =
tan
=
2
=
2
0
= 3
2
diperoleh
0
= ( 2 ) 3
2
0
= sin
2
0
= []2
2
0
= [0 + cos ]
2
0
= cos
2
Karena tan = , maka
0
0
cos =
2 + 0 2
0 0
=
2
2 + 0 2
Untuk kasus khusus dimana panjang salah satu sisi solenoid sangat panjang atau
0 + maka 2 + 0 2 0 2 sehingga
0 0
=
2
0 2
1
=
2 0
0
=
2
dengan
I = kuat arus listrik (A).
0 = permeabilitas ruang hampa (4 10-7 Wb/A m).
= kuat medan magnet (T).
N = jumlah lilitan.
l = panjang lilitan (m).
0
=
2
Contoh Soal:
Sebuah kawat penghantar lurus panjang dialiri arus 20A. Hitunglah besar induksi
magnet pada titik P yang berjarak 5 cm dari kawat penghantar!
Penyelesaian:
Diketahui:
I= 20 A
a = 5 cm = 510-2 m
0 (4 107 WbA1 m1 ) (20 A)
= = = 8 104
2 2(5 102 )
B. Hukum Ampere
Induksi magnetik yang ditimbulkan oleh material berarus listrik dapat dihitung secara
matematis dengan menggunakan hukum Biot-Savart yakni
0
=
4 2
dengan
: vektor medan magnet
: vektor elemen panjang material yang dialiri arus listrik
: jarak dari elemen material dengan titik yang diuhitung medan magnetnya
Perhitungan integral diatas cukup sulit. Analogi dengan medan listrik kita dapat
menggunakan hukum Gaus dengan integral permukaan tertutup, pada kasus tertentu
kita dapat menggunakan hukum Ampere untuk menghitung besarnya medan magnet
yakni dengan menggunakan integral loop tertutup. Secara matematis dapat dituliskan
= 0
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa hukum Ampere hanya dapat digunakan untuk
kasus tertentu, seperti :
Jika kawat kita aliri arus listrik maka akan terjadi orientasi arah kompas yang
membentuk keteraturan melintang
Contoh :
Sebuah kawat yang sangat panjang dialiri arus listrik sebesar . Hitunglah besarnya
medan magnet disekitar kawat sebagai fungsi jarak () terhadap kawat!
Jawab :
= 0
= 0
2 = 0
0
=
2
Secara vektor dapat kita tuliskan
0
=
2
C. Flux Magnetik
Fluks magnetik didefinisikan sebagai jumlah garis medan magnet yang yang menembus
suatu permukaan tertentu. Secara umum fluks magnet dilambangkan sebagai . Satuan
fluks magnetik dalam SI adalah weber dan ukuran kerapatan fluks magnetik adalah weber
per meter kuadrat (Wb/m2 ) atau tesla(T), dimana 1T = 104 gauss.
Konsepnya memiliki dengan fluks medan listrik komponen garis medan magnet yang
dihitung adalah komponen yang tegak lurus dengan bidang luasan yang kita tinjau atau
sejajar dengan vektor luasannya. Permusan fluks magnetik dapat kita tinjau sebuah bidang
dengan luasan ditembus medan megnet sebesar dan mengapit sudut terhadap garis
normal maka fluks magnet total yang menembus luasan tersebut adalah
= cos
Pada hakikatnya medan magnet adalah vektor dan luas adalah vektor. Secara matematis
tampak bahwa sudut apit vektor medan dengan vektor luasan mempengaruhi besarnya
fluks. Jika sudut apitnya 00 fluks bernilai maksimum, dan bernilai bernilai minimum jika
sudut apitnya 900 atau tegak lurus. Oleh karena itu maka secara matematis fluks adalah
perkalian dot antara vektor medan dengan vektor luasan
= cos
=
dengan :
: vektor luasan
: vektor medan magnet
: sudut apit vektor medan dengan luasan
Persamaan diatas hanya berlaku jika medannya bersifat homogen, jika medannya tidak
homogen maka secara umum
Dengan adalah vektor elemen luasan yang ditembus medan magnet. Perlu diingat
bahwa fluks selalu bernilai positif, artinya sudut apit tidak boleh lebih dari 900 . Oleh
karena itu perlu diperhatikan bagaimana memilih arah vektor luasan. Pemilihan vektor
luasan ditentukan berdasarkan arah medan magnetnya untuk menghindari hal diatas.
D. Gaya Lorentz
1. Gaya Lorentz pada Penghantar Berarus
Kawat berarus yang diletakkan memotong garis-garis medan magnetik yang
dihasilkan oleh pasangan kutub utara-selatan suatu magnet tetap akan mengalami
gaya magnetik, yang disebut gaya Lorentz.
Percobaan untuk mengamati gaya Lorentz dengan susunan peralatan seperti pada
Gambar 5.11a. Sebelum sakelar anda tutup, posisi pita alumunium adalah lurus.
Ketika sakelar Anda tutup, pita alumunium meloncat ke atas. Ini menunjukkan bahwa
gaya Lorentz berarah vertikal ke atas. Jika kita buka telapak tangan kanan kita
dengan empat jari (selain ibu jari) dirapatkan, ternyata arah kuat arus listrik i, arah
, dan arah gaya Lorentz yang dihasilkan adalah seperti yang
induksi magnetik
ditunjukkan pada Gambar 5.11. Jadi, arah gaya lorentz yang dialami oleh sebuah
konduktor yang diletakkan dalam daerah medan magnetik dapat ditentukan dengan
mudah dengan cara seperti Gambar 5.11b. Cara ini disebut kaidah telapak tangan
kanan, yang berbunyi sebagai berikut.
Buka telapak tangan kanan dengan empat jari selain ibu jari dirapatkan. Arahkan
dan arahkan ibu
keempat jari yang dirapatkan sesuai dengan arah induksi magnetik
jari hingga sesuai dengan arah kuat arus listrik I, maka arah gaya Lorentz , yang
dialami oleh konduktor akan sesuai dengan arah dorongan telapak tangan (Gambar
5.11.b).
Gambar 5.11 Arah i, F, dan B kaidah tangan kanan.
Adapun besar gaya Lorentz dinyatakan oleh
Besar gaya Lorentz :
= sin
Dengan : L adalah panjang konduktor
adalah sudut apit terkecil antara arah arus dengan arah induksi
magnetik
Gambar 5.14 Gaya Lorentz pada dua kawat lurus sejajar dengan arah arus searah dan
baerlawanan arah.
Akan diperoleh hasil, kedua kawat tarik-menarik bila kedua arus listriknya searah
(Gambar 5.14a) dan tolak-menolak bila kedua arus listrikya berlawanan arah
(Gambar 5.14b).
Gambar 5.15 Dua kawat lurus panjang sejajar dialira arus. Kedua kawat itu
menembus bidang horizontal V di titik P dan Q.
Besar gaya tarik-menarik antara kedua kawat lurus sejajar dan terpisah sejauh satu
sama lain, masing-masing dialiri arus listrik 1 dan 2 . P dan Q adalah titik tembus
kawat pada bidang V yang tegak lurus.
Kawat berarus akan menimbulkan induksi magnetik
1 di titik Q. Sesuai dengan
kaidah tangan kanan pertama, arah
1 adalah tegak lurus dengan 1 dan besarnya
sesuai dengan persamaan:
0 1
1 =
2
Untuk kawat (2) arah gaya
2 kita tentukan dengan kaidah tangan kanan. Arahkan ibu
jari sesuai dengan arah 2 (ke atas) dan arahkan keempat jari yang dirapatkan sesuai
1. Kita peroleh arah telapak tangan adalah horizontal ke
dengan arah induksi magnet
kiri. Jadi, arah gaya
2 adalah ke kiri. Besar gaya
2 kita hitung dengan persamaan:
= sin
Pada Gambar 5.15 terlihat , yaitu sudut antara arah arus 2 dan
1 adalah 90 ,
0 1
1 =
2
dan 2 = panjang kawat (2). Jadi, dapat kita tuliskan :
0 1
2 = 2 2 1 sin 90 = 2 2 1
2
0 1 2
2 =
2 2
2
Biasanya, yang ditentukan adalah besar gaya per satuan panjang , sehingga
2
persamaan di atas menjadi:
2 0 1 2
=
2 2
Bila arus yang melalui kedua kawat sama (1 = 2 = ), besar gaya tarik-menarik
antar kedua kawat lurus adalah
2 0 1 2 0 2
= =
2 2 2
Jika pada persamaan (5-15) kita ambil panjang penghatar = 1 m, kuat arus melalui
penghantar = 1 A, dan jarak antar kedua penghantar = 1 m, dan kita hitung gaya
tarik-menarik antara penghantar, maka kita peroleh:
Catatan :
Satu ampere adalah besar kuat arus yang melalui dua penghantar lurus panjang sejajar
yang terpisah satu meter dalam vakum, sehingga jika kedua arus itu searah maka
kawat akan saling tarik-menarik dengan gaya 2 107 N.
3. Momen Kopel pada Simpal Penghantar Berarus
Akibat gaya Lorentz, maka penghantar berarus yang diletakkan dalam medan
magnetik mengalami momen kopel. Momen kopel inilah yang memutar penghantar
sehingga efek putaran ini dapat dimanfaatkan pada galvanometer dan motor listrik.
Perhatikan seutas kawat penghantar ABCD (persegi panjang) berarus , yang
. Penghantar ABCD dapat
diletakkan dalam suatu daerah medan magnetik homogen
(Gambar 5.16a). Pada gambar terlihat arah
diputar terhadap yang tegak lurus arah
yang sejajar dengan arah AB. Sesuai dengan kaidah tangan
arus tegak lurus pada
kanan, sepanjang AD bekerja gaya Lorentz yang berarah ke atas dan sepanjang BC
bekerja gaya Lorentz yang berarah ke bawah. Kedua gaya ini sejajar, tetapi
berlawanan arah. Pada materi keseimbangan bahwa kedua gaya seperti ini tidak
menyebabkan gerak translasi pada penghantar ABCD, tetapi hanya menimbulkan
mommen kopel terhadap titik poros O (Gambar 5.16b) sebesar
= ( )+( )
2 2
=
Bila AB = dan AD = , besar gaya Lorentz pada sisi AD dan BC adalah
= sin 90 ; =
Masukkan nilai ke dalam (*) sehingga diperoleh
= ( ) ; =
Apabila bidang segi empat ABCD (arah normal bidang) membentuk sudut dengan
, dan terdiri dari lilitan maka momen kopel menjadi
arah
= sin
Di sini adalah luas persegi panjang ABCD. Jika = A, kita dapatkan persamaan
= sin
Besar momen kopel yang dialami simpal (loop) penghantar berarus dalam
medan magnetik
Besar momen kopel M adalah
= sin
dengan = banyak lilitan simpal, A = luas simpal (m2 ), dan = sudut antara arah
normal bidang dengan medan magnetik.
yang sejajar
Gambar 5.16 (a) Arus listrik mengalir menurut arah ABCD tegak lurus
dengan arah AB. Sepanjang AD dan BC bekerja gaya Lorentz yang sejajartetapi
berlawanan. (b) Gaya Lorentz dilihat dari sisi AB.
4. Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan Listrik
Kawat berarus dalam medan magnetik mengalami gaya Lorentz. Arus listrik
dalam kawat dihasilkan oleh partikel bermuatan (elektron-elektron) yang bergerak.
Dengan demikian, partikel bermuatan yang memasuki daerah medan magnetik pun
akan mengalami gaya Lorentz. Lintasan yang ditempuh muatan dalam suatu selang
waktu sama dengan besar kecepatan ( = ), sehingga
=
Masukkan hubungan ini ke rumus gaya Lorentz (persamaan 5-13), kita peroleh
= sin = sin
Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnetik
Besar gaya yang dialami partikel bermuatan yang bergerak memasuki medan
magnetik dirumuskan oleh
= sin
Dengan = muatan listrik (C); = kecepatan partikel (m/s); = besar induksi
.
magnetik (Wbm2 =T); = sudut antara arah dan arah
Seperti pada penghantar berarus, arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak pun
dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Perhatikan!
Jika partikel bermuatan positif (misal proton), maka arah gaya Lorentz yang dialami
partikel adalah searah dengan arah gaya yang diperoleh dari kaidah tangan kanan
(Gambar 5.17). tetapi jika partikel bermuatan negatif (misal elektron), maka arah gaya
Lorentz yang dialami partikel haruslah berlawanan dengan arah gaya yang
diperoleh dari kaidah tangan.
Gambar 5.17 Kaidah telapak tangan kanan untuk gaya Lorentz pada partikel
bermuatan: Buka telapak tangan kanan dengan empat jari selain ibu jari dirapatkan.
Arahkan keempat jari yang dirapatkan sesuai dengan arah induksi magnetik
arahkan ibu jari hingga sesuai dengan arah kecepatan , maka arah gaya Lorentz yang
dialami oleh partikel bermuatan positif akan sesuai dengan arah dorongan telapak
tangan.
Spektrometer Massa
Secara umum alat ini terdiri atas dua daerah yakni daerah pemilih kecepatan dan daerah
pembelok partikel.
Pemilih kecepatan
Pemilih kecepatan (velocity selector) pada prinsipnya terdiri atas dia keping konduktor
yang berfungsi untuk menghasilkan medan listrik. Sumber menembakkan partikel dan
memasuki daerah yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Partikel saat
memasuki daerah pemilih kecepatan partikel akan mengalami gaya listrik yang besarnya
= dan gaya magnet yang besarnya = . Jika partikel mengalami
gaya dimana = maka partikel akan lolos dari daerah ini dan memasuki
daerah pembelok partikel. Jadi partikel yang dapat lolos dari daerah pemilih kecepatan
adalah partikel yang memiliki kecepatan = .
Setelah memasuki derah pembelok partikel dalam daerah ini hanya ada medan
magnet. Oleh karena itu partikel hanya mengalami gaya magnet yang besarnya adalah
= . Partikel akan dibelokkan membentuk lintasan setengah lingkaran menuju
detektor. Jari-jari yang dibentuk adalah
=
Dari persamaan diatas maka dapat ditentukan massa partikel
=
Gaya Magnet pada Konduktor Berarus
Kita ketahui bahwa partikel dengan kecepatan tertentu memasuki medan magnet maka
akan mengalami gaya magnet. Sekarang mari tinjau kawat berarus listrik yang berada
dalam medan magnet. Arus telah kita pandang sebagai aliran semu muatan positif.
Karena partikel positif berada dalam medium kawat maka kawat akan mengalami gaya
magnet pula. Tinjau partikel positif yang bergerak dalam kawat dengan kecepatan hanyut
.
Untuk total gaya yang bekerja pada kawat maka kita mengalikan gaya =
yang bekerja pada satu muatan dengan jumlah muatan dalam segmen kawat. Jika volume
segmen adalah , jumlah muatan dalam segmen adalah , dimana adalah jumlah
pembawa muatan per satuan volume. Oleh karena itu total gaya magnet
= ( )
Arus yang mengalir pada kawat adalah =
=
merupakan panjang vektor kawat yang searah dengan arah arus. Jika kawat
Dimana
yang dialiri arus listrik tidak lurus maka secara umum dapat kita nyatakan dengan
4. Sebuah selenoida memiliki 200 lilitan dan panjang 40 mm. Jika medan magnetik di
pusat selenoida 0,011 T maka arus yang mengalir pada selenoida adalah :
1) berbanding lurus dengan jumlah lilitan
2) berbanding lurus dengan kuat arus
3) berbanding lurus dengan permeabilitas zat dalam selenoida
4) berbanding terbalik dengan panjang selenoida
Pernyataan yang benar adalah nomor ....
a. 1), 2), dan 3)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 4)
d. 4) saja
e. semua benar
5. Dua kawat sejajar berjarak 0,5 m satu sama lain. Kawat tersebut dialiri arus listrik
masing-masing 1 A dan 2 A pada arah yang sama. Interaksi yang akan terjadi adalah
....
a. gaya tarik-menarik sebesar 16 107 N
b. gaya tarik-menarik sebesar 8 107 N
c. gaya tolak-menolak sebesar 16 107 N
d. gaya tolak-menolak sebesar 8 107 N
e. gaya tolak-menolak sebesar 4 107 N
6. Dua buah kawat sejajar yang dialiri arus listrik yang besar dan arahnya sama akan ...
a. saling tarik-menarik
b. saling tolak-menolak
c. tidak saling mempengaruhi
d. arus listriknya menjadi nol
e. arus listriknya menjadi dua kali lipat
7. Dua buah kawat dialiri arus pada arah yang sama, mengalami gaya jika dipisahkan
pada jarak . Salah satu kawat dipindahkan sehingga gaya yang baru adalah 4. Jarak
kedua kawat yang baru adalah ...
1
a.
8
1
b.
4
1
c.
6
1
d.
2
e.
8. Sebuah selenoida memiliki kerapatan 5 lilitan /cm. Kawat selenoida tersebut dialiri
arus sebesar 2 A. Besar medan magnet pada tengah selenoida adalah ...
a. 4 104 Wb/m2
b. 2 104 Wb/m2
c. 104 Wb/m2
d. 4 104 Wb/m2
e. 2 104 Wb/m2
9. Sebuah kawat berbentuk lingkaran terdiri dari 20 lilitan. Jari-jari lingkaran= 10 cm.
Agar induksi magnetik di pusat lingkaran 4 103 T, besar arus listrik yang
mengalir sebesar ....
a. 1 A
b. 5 A
c. 10 A
d. 50 A
e. 100 A
10. Dua kawat sejajar berjarak 10 cm. Kedua kawat dialiri arus listrik sama besar. Jika
ntara keduanya timbul gaya 2 104 N, maka besarnya kuat arus pada masing-
masing kawat adalah ....
a. 10 A
b. 5 A
c. 2 A
d. 1 A
e. 0,5 A
Soal Essay
1. Sebuah kawat tiga perempat lingkaran dialiri arus sebesar . Tentukan besar medan
magnet di pusat lingkaran!
2. Dua buah proton dan elektron bergerak dengan kecepatan dan arah yang sama memasuki
medan magnet yang tegak lurus dengan arah kecepatan keduanya. Tentukanlah arah gaya
magnet terhadap kedua muatan dan rasio jari-jari lintasan akibat pembelokan oleh gaya
magnet!
3. Kawat berbentuk persegi dengan sisi 4 cm dialiri arus listrik sebesar 0,2 A. Tentukan
besar induksi magnetik di pusat persegi!
4. Sebuah kawat lurus yang sangat panjang dialiri arus sebesar . Diletakkan sebuah loop
dengan panjang dan lebar pada jarak seperti pada gambar dibawah. Hitung fluks
magnetik yang menembus loop!
5. Dua buah kawat sangat panjang dialiri arus sebesar diletakkan sejajar dan keduanya
mengalami gaya magnet persatuan panjang sebesar . Tentukan jarak pisah kedua kawat
nyatakan dalam dan !
Soal Mini Riset
Soal dengan opsi Benar/Salah
1. Gaya magnet termasuk gaya yang bersifat nonkonservatif.
Jawaban :
Alasan :
2. Sebuah partikel elektron yang bergerak lurus dalam suatu daerah tertentu maka bisa
dipastikan dalam daerah tersebut medan magnetnya bernilai nol.
Jawaban :
Alasan :
3. Jika elektron bergerak dalam medan magnet maka akan mengalami gaya magnet
yakni = . Dimana adalah vektor kecepatan elektron sedangkan
adalah
vektor medan magnet.
Jawaban :
Alasan :
4. Kawat yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang divergen.
Jawaban :
Alasan :
5. Kawat lurus yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang besarnya
0
=
2
tak bergantung pada panjang kawat.
Dimana :
: jarak dari kawat kesuatu titik.
: kuat arus
0 : permeabilitas medium
Jawaban :
Alasan :
6. Medan magnet dapat saja bersifat divergen atau rotasional bergantung sumber yang
menghasilkan.
Jawaban :
Alasan :
Soal analisis
1. Partikel bermuatan bergerak dengan kecepatan kemudian memasuki daerah
dengan kuat medan magnet yang tegak lurus dengan vektor kecepatannya.
Berapakah usaha yang dilakukan oleh gaya magnet?
4. Kawat berarus listrik diletakkan dalam tabung tepat disumbunya. Jika jari-jari
silinder adalah . Berapakah total fluks magnet yang menembus permukaan silinder?