Anda di halaman 1dari 40

Indikator:

• Mampu menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi


besar kecilnya momen gaya
• Mampu menghitung besarnya momen gaya dengan benar
• Mampu menjelaskan perubahan lengan beban dan beban pada
kesetimbangan benda tegar yang mempengaruhi besar
kecilnya momen gaya
• Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam
kaitannya dengan gerak rotasi benda tersebut
Tujuan Pembelajaran:

Disajikan demontrasi dan kasus, siswa mampu:


• Menjelaskan momen gaya.
• Menjelaskan momen inersia..
• Menjelaskan momentum sudut.
• Melakukan percobaan dan berdiskusi tentang momen gaya
(torsi).
• Melakukan percobaan dan berdiskusi tentang titik berat dan
pusat massa.
Momen Gaya dan Kopel
Momen Gaya
Ilustrasi:
Mengencangkan baut

Bagaimana cara untuk mengencangkan baut?


• Memberi gaya yang besar
• Memberi lengan gaya yang panjang

Momen gaya/torsi (τ):


Besaran vektor yang menyebabkan sebuah titik berotasi.
  Arah momen gaya tegak lurus terhadap L dan F.

  LF
atau
  L  F  sin a dengan:
τ = momen gaya (N.m)
n L = panjang lengan gaya (m)
 R        ...   n  
i 1, 2 ,...
i  F = gaya (N)
α = sudut antara L dan F
Momen Kopel

Ilustrasi:
Gaya yang bekerja pada jarum kompas dalam medan magnetik bumi

Kopel: pasangan dua buah gaya sama besar dan berlawanan arah yang garis kerjanya sejajar namun
tidak berimpit.
Kopel dirumuskan dengan:
M  F d • Kopel menyebabkan benda berotasi.

dengan : • Bernilai (+) jika kopel berotasi berlawanan arah jarum jam
M  momen kopel (Nm)
• Bernilai (-) jika kopel berotasi searah jarum jam
F  gaya (N)
d  jarak antargaya (m)
Momentum Sudut
Ilustrasi:
Titik partikel dengan massa m melakukan gerak rotasi dengan jari-jari
lintasan R dan kecepatan v
 Arah kecepatan v merupakan garis singgung lintasan di titik tersebut
 Titik partikel memiliki momentum sudut /anguler (L)

L  m  v  R, momentum linear p  m  v, maka


L  pR
dengan :
p = momentum partikel
R = vektor posisi partikel

Ilustrasi:
Aturan tangan kanan untuk menentukan arah momentum
sudut
Ilustrasi:
Tiik pertikel bermassa m dipengaruhi oleh F pada gerak melingkar
berubah beraturan (GMBB)
Hukum II Newton :
F  ma mR2 merupakan momen inersia/momen
F  m  (  R ) kelembaman (I).
F  R  m   R 2
F  R  m   R 2
    Hubungan antara momen gaya dengan momen
t   o inersia
   ( )
t Impuls sudut = perubahan momentum sudut
  t  I  t  I  o

Hukum Kekekalan Momentum Sudut:


Jika benda berotasi mengalami resultan torsi = 0, maka momentum sudut total sistem adalah
konstan.
Contoh Soal

Ilustrasi: sebuah titik partikel dengan massa 10 gram mula-mula melakukan


gerak melingkar beraturan dengan jari-jari lintasan 50 cm dan kecepatan sudut
4 rad/s. Kemudian pada titik partikel tersebut bekerja gaya konstan dengan
arah tegak lurus jari-jari lintasannya sehingga titik partikel melakukan gerak
melingkar beraturan dengan percepatan sudut 2 rad/s2.

Tentukan:
a. momen gaya yang bekerja pada titik partikel terhadap titik O
b. impuls sudut selama 2 sekon
c. besar gaya yang bekerja pada titik partikel!
Diketahui:
m = 10 gram = 10-2 kg R = 50 cm = 5.10-1 m
ωo = 4 rad/s α = 2 rad/s2

Ditanya:
a) τb) I sudut selama 2 sekon c) F

Jawab:
a.     b.  t  0    t
  m  R 2    t  4  2  2  8 rad/s
  10  2.(5 10 1 ) 2  2 I sudut  m t  m0
  5 10 3 kg  m 2  rad/s 2  10  2.8  10  2.4
 4.10 - 2 kg.rad/s
c.  F.R
5.10 -3  F.5.10-1
F  10  2 N
Gerak translasi berlaku Hukum I Newton

• setiap benda mempunyai sifat lembam (inersia), yaitu kecenderungan untuk


mempertahankan keadaannya (diam atau bergerak lurus beraturan).

Ilustrasi:
Bumi berotasi pada porosnya karena mempunyai kecenderungan
mempertahankan keadaannya (berotasi) dinamakan inersia rotasi.

Momen inersia menyatakan ukuran besarnya inersia rotasi.

Momen inersia bergantung pada: bentuk benda, jarak sumbu putar ke pusat massa, dan posisi benda
relatif terhadap sumbu putar.

Semakin jauh distribusi massa dari pusat rotasi, semakin besar momen inersianya.
Momen Inersia
Ilustrasi:
Titik partikel bermassa m berotasi dengan sumbu R.
Momen inersia menyetakan bagaimana massa benda yang berotasi
didistribusikan disekitar sumbu rotasinya.

Maka, momen inersia partikel terebut dirumuskan:


dengan:

I  m R
I = momen inersia2(kg.m2)
m = massa partikel (kg)
R = jari-jari rotasi (m)

Jika terdapat banyak partikel yang berotasi pada sumbunya, maka momen inersia dapat dirumuskan:

n
I  m1  R  m2  R  ...  mn  R
1
2 2
2
2
n   i i
m  R 2

i 1, 2 ,..
Ilustrasi:
Partikel bermassa m, diberi gaya F tegak lurus jari-jari (R).

Menurut hukum Newton benda akan akan mengalami percepatan singgung


(at)searah dengan gaya.

Hubungan antara gaya dan percepatan, F  m  at


karena, at    R, maka :
F  m   R
atau
F  R  m   R 2
atau
  I .
Komponen Rotasi Translasi

Sudut yang ditempuh  SR S


Kecepatan sudut   vR v
Percepatan
 aR a
Massa/Momen inersia
I  mR 2 m
Gaya/Momen gaya   F R F
Kecepatan   0    1 v  v0  at
1 1
Jarak    0  t  t 2 S  v0  t  at 2
2 2
Momentum L  I  P  mv
  I  t F  m  t
Impuls sudut
 I  t  I   0  m  vt  I  v0
Komponen Rotasi Translasi

Hukum II Newton   I  F  ma

Usaha W    W  F s

1 2 1 2
Ek  I Ek  mv
2 2
Energi kinetik
1 2 1 2 1 2 1 2
  I  t   I   0   m  vt   m  v 0
2 2 2 2
Hukum III Newton  AB   BA FAB   FBA
Hukum kekekalan
I A A  I B  B  I A A  I B  B ' '
momentum sudut m Av A  m B v B  m Av A  m B v B
Menggelinding
Ilustrasi:
Bola menggelinding tanpa slip di bidang horizontal

Bola menggelinding mengalami gerak translasi dan rotasi

Syarat benda menggelinding tanpa slip:

  I   dan F  ma

Besar energi kinetik yang dialami pada benda yang menggelinding:


1 1
Ek  Ektranslasi  Ek rotasi  mv 
2
I 2

2 2
Keseimbangan

 Keseimbangan translasi: keseimbangan ketika benda bergerak dengan kecepatan linear (v)
konstan.

 Keseimbangan translasi: keseimbangan ketika benda bergerak dengan kecepatan sudut (ω)
konstan.

 Benda menggeser (translasi)terjadi saat benda dalam keseimbangan stabil dipengaruhi gaya luar
sehingga benda mengalami gerak translasi.
Syarat benda menggeser, jika:  F  0 dan    0

 Benda mengguling (berotasi) terjadi karena adanya momen gaya.


Syarat benda mengguling, jika:  F  0 dan    0

 Benda menggeser dan mengguling (menggelinding), jika:


 F  0 dan    0
Contoh Soal
Batang homogen AB dengan panjang 60 cm bermassa 3 kg
diputar dengan sumbu putar tegak lurus batang berjarak 1⁄3 L
dari ujung A (L = panjang batang AB). Berapakah momen inersia
batang AB tersebut?

Jawab:
Untuk menghitung momen inersia batang AB dapat dianggap batang AB terdiri atas dua bagian yang
masing-masing diputar pada ujungnya, sehingga:
Untuk batang dengan panjang 1⁄3L diperoleh:

m1  1  3  1 kg
3
L1  1  0,6  0,2 m
3
I1  1  m1  L1  1 1  0,04  4 kg.m 2
3 3 300
Untuk batang dengan panjang 2⁄3L diperoleh:

m2  2  3  2 kg
3
L2  2  0,6  0,4 m
3
I2  1  m2  L2  1  2  0,16  32 kg.m 2
3 3 300
Jadi, momen inersia batang AB:

I  I1  I 2
4 32
I  
300 300
36
I   0,12 kg.m 2
300
Kesetimbangan Benda Partikel

• Partikel : benda dengan volume kecil (dianggap benda titik)

F
• Syarat partikel setimbang:
0

Kesetimbangan Benda Tegar

• Benda tegar: benda yang tidak berubah bentuk atau jarak bagan-bagiannya tetap

• Syarat benda tegar setimbang:  F  0 dan    0

 F  0 syarat kesetimbangan translasi

   0 syarat kesetimbangan rotasi


Ilustrasi:
Tinjuan beberapa partikel yang memiliki berat (w1, w2, w3, w4, wn)

Resultan dari gaya berat dari partikel disebut berat benda (W) dan
memiliki titik berat di Zo.

Bagaimana cara menentukan titik berat benda?


Dengan menggunakan sistem koordinat
Zo = titik berat benda, maka titik koordinat Zo pada ruang XYZ yaitu
Zo=(xo,yo, zo)
Berikut rumus menentukan titik berat suatu benda jika:
Letak Titik Berat Benda Homogen Bentuk Teratur
Macam-macam Kesetimbangan

Kesetimbangan Stabil

Jika diberi gangguan dari kesetimbangannya, maka benda akan kembali


ke kedudukannya semula.

Kesetimbangan Labil
Jika diberi gangguan dari kesetimbangannya, maka benda tidak akan
kembali ke kedudukannya semula.

Kesetimbangan Netral (Indeferen)


Jika diberi gangguan dari kesetimbangannya, maka pada kedudukan
barunya benda tetap setimbang.
Contoh Soal
Setengah bola pejal seberat 50 Newton dan jari-jari
20 cm berada pada bidang datar (Lihat gambar). Garis tengah AB
horizontal. Berapakah newton beban yang harus digantungkan di B agar
garis tengah AB miring 53o terhadap horizontal?

Jawab:
Yo  3  R; W1  40
8
R  20 cm;  o 0
W2  R  cos 53o - W1  3  R  sin 53o  0
8
W2  R  cos 53o - 40  3  R  sin 53o  0
8
W2  80 N
Diskusikan!

Buatlah kelompok beranggotakan 3-4 orang!

Diskusikan dengan kelompok mengenai bagaimana cara menentukkan titik berat


benda homogen dengan bentuk yang tidak teratur!
Aplikasi

 Peloncat Indah

Peloncat indah melakukan putaran di udara, ia akan menekuk tubuhnya untuk


mengurangi momen inersianya, sehingga kercepatan sudutnya menjadi lebih
besar. Pada tahap akhir loncatan, peloncat meluruskan lagi tubuhnya,
meningkatkan momen inersianya sehingga secara otomatis memperkecil
kecepatan sudutnya. Hal ini menyebabkan peloncat dapat masuk ke dalam air
lebih halus tanpa terdengar suara percikan air yang keras.
 Penari Balet

Ketika penari menarik kedua tangannya ke dekat badannya, momen inersia sistem
berkurang sehingga kecepatan sudut penari makin besar. Sebaliknya ketika kedua
tangannya mengembang, inersia sistem meningkat sehingga kecepatan sudut penari
makin kecil.

 Pemain Akrobat

Gerak berputar di udara menekuk kedua kakinya sampai berimpit dengan badan
mengakibatkan momen inersia badan pemain menjadi lebih kecil. Menurut hukum
kekekalan momentum sudut, momentum sebelum dan sesudah peristiwa adalah
tetap. Akibatnya, dengan mengecilnya momen inersia, kecepatan sudutnya menjadi
lebih besar. Hal ini mengurangi beban yang harus di tanggung kakinya saat
mendarat.
 Gerak Rotasi pada Bakteri

Bakteri E. coli terdapat pada usus manusia dan pada hewan


berdarah panas. Bakteri ini berenang dengan memutar alat
geraknya yang berupa flagella. Flagella dapat berputar
dengan kecepatan sudut 20-100 rad/s.

 Momen Inersia pada Sayap Burung

Burung mengepakkan sayapnya dengan memutar sayapnya keatas


dan kebawah. Burung Hummingbird memiliki sayap kecil dengan
momen inersia yang kecil sehingga dapat sayapnya dapat bergerak
cepat (70kali/s). Burung rajawali Andean memiliki sayap besar
sehingga momen inersianya besar.
Menggelinding
Ilustrasi:
Bola menggelinding tanpa slip di bidang horizontal

Bola menggelinding mengalami gerak translasi dan rotasi

Syarat benda menggelinding tanpa slip:

  I   dan F  ma

Besar energi kinetik yang dialami pada benda yang menggelinding:


1 1
Ek  Ektranslasi  Ek rotasi  mv 
2
I 2

2 2
Momentum Sudut
Ilustrasi:
Titik partikel dengan massa m melakukan gerak rotasi
dengan jari-jari lintasan R dan kecepatan v
 Arah kecepatan v merupakan garis singgung lintasan
di titik tersebut
 Titik partikel memiliki momentum sudut /anguler (L)

L  m  v  R, momentum linear p  m  v, maka


L  pR
dengan :
p = momentum partikel
R = vektor posisi partikel

Ilustrasi:
Aturan tangan kanan untuk menentukan
arah momentum sudut

Anda mungkin juga menyukai