A. PENGANTAR
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Gerak Translasi Dan Rotasi”. Setelah
mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan:
1. menjelaskan pengertian Gerak translasi dan rotasi,
2. memformulasikan pengaruh torsi yang dapat membuat benda bergerak rotasi.
3. mengetahui dan menjelaskan penerapan rumus gerak rotasi dan translasi
4. mengetahui dan menjelaskan momen inersia dalam berbagai bentuk benda
5. menjelaskan pengertian momentum sudut dan penerapannya
B. DESKRIPSI MATERI
1. Gerak translasi dan rotasi
Gerak Translasi
Gerak Rotasi
Benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap titik pada benda itu,
kecuali titik-titik pada sumbu putar menempuh lintasan berbentuk lingkaran .
Sumbu Putar adalah suatu garis lurus yang melalui pusat lingkaran dan tegak
lurus pada bidang lingkaran.
Catatan : penyebab translasi adalah gaya, sedangkan penyebab gerak rotasi
adalah momen gaya.
s = jarak a = percepatan
v = kecepatan R = jari–jari lintasan
vo = kecepatan awal vt = kecepatan dalam waktu t detik
ωo = kecepatan sudut awal
t = waktu yang ditempuh
ωt = kecepatan sudut dalam waktu t detik
2. Momen gaya
a. Pengertian momen gaya/ torsi
Adalah kemampuan suatu gaya menghasilkan perputaran (rotasi) benda terhadap
suatu poros / sumbu putarnya. Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan
salah satu titik sebagai titik acuan Dapat diformulasikan sebagai perkaian antara gaya
dan lengan gaya yang bekerja suatu benda.
KETERANGAN :
F : Gaya
O : Pusat massa benda/pusat momen
ℓ : Jarak antara garis kerja gaya
dengan pusat massa benda.
(a) Gaya F yang garis kerjanya mengenai pusat massa benda (O) membuat benda
bergerak Translasi.
(b)Gaya F yang garis kerjanya mempunyai jarak tertentu (ℓ) dari pusat massa benda (O)
dan menyebabkan benda menjadi berotasi disebut momen gaya/torsi.
Untuk memutarkan titik O, diperlukan momen gaya/ torsi. Dinyatakan secara matematis,
yaitu :
rF
Ket :
F : gaya
r : vector kedudukan
: momen gaya
r F sin
Ket :
= lengan momen (m)
F = gaya (N)
= momen gaya (mN)
r F
Contoh :
Perhatikan gambar !
Pada sebuah batang yang panjangnya 2 meter pada ujung-ujungnya digantungi beban
masing-masing W1 = 30 N dan W2 = 10 N (lihat gambar). Agar balok dalam keadaan
seimbang pada posisi O sejauh x dari W1 harus diberikan gaya angkat sebesar F = 40 N.
Berapakah x ?.
Jawab :
Langkah penyelesaian :
1. Tentukan terlebih dahulu tanda momen gaya dengan ketentuan
a. Bertanda (+) jika momen gaya searah jarum jam
b. Bertanda (-) jika momen gaya berlawanan dengan arah jarum jam
2. Agar resultan momen gaya terhadap O sama dengan nol, maka gunakan rumus :
1 2 0
Momen gaya yang ditimbulkan W1 berlawanan dengan arah jarum jam dan momen
gaya yang ditimbulkan W2 searah jarum jam , sehingga :
Atau
Contoh:
Suatu sistem terdiri dari dua buah benda bermassa sama m yang dihubungkan dengan
sebuah batang kaku sepanjang L dengan massa yang dapat diabaikan.
a). Bila sistem tersebut berputar dengan sumbu ditengah batang tentukan momen
inersianya
b). Tentukan momen inersianya bila berputar dengan sumbu pada ujung batang
jawab:
2 2
L L 1
a). I mi ri m m mL2
2
2 2 2
b). I mi ri2 m02 mL2 mL2
4. Momentum Sudut (Anguler)
a. Pengertian momentum sudut
Partikel yang bergerak melingkar memiliki momentum sudut. Untuk memahami hal
ini, bayangkan sebuah partikel bermassa berputar dengan kecepatan sudut pada suatu
sumbu putar yang terletak pada jarak dari partikel itu. Lalu linear partikel itu adalah
dan nilai momentum linear partikel itu adalah:
Dalam gerak rotasi, yang dimaksud momentum sudut (anguler) adalah momen
momentum linear terhadap suatu sumbu putaran. Jika momentum sudut kita beri lambang
, maka dapat didefinisikan:
Sebab, dan merupakan vektor. Artinya, merupakan hasil perkalian dua vektor
(perkalian silang), yaitu antara vektor dan vektor . Bila sudut antara dan adalah ,
maka besar momentum sudut kita nyatakan:
Arah momentum sudut ditentukan dengan aturan tangan kanan, seperti penentuan arah
momen gaya. Lipatlah keempat jari dari arah ke , maka ibu jari menunjukkan arah .
dan seterusnya.
Contoh:
Bila kita perhatikan persamaan momentum sudut di atas, tampak mirip (analog)
dengan persamaan momentum linier .
Contoh soal:
Sebuah partikel dengan massa 5 bergerak melingkar dengan jari-jari 3 dan kecepatan
sudutnya 20 . Hitunglah:
a. momen inersia partikel itu;
b. momentum sudut partikel itu.
Penyelesaian:
a) b)
6. Momen gaya dan percepatan sudut
Misalkan sebuah silinder dipengaruhi oleh sebuah gaya tetap yang arahnya
menyinggung permukaan silinder. Gaya ini menimbulkan momen gaya sebesar dan
memberikan percepatan sudut (perubahan kecepatan sudut) pada silinder.
Menurut hukum II Newton, F m a , maka kita dapat menuliskan hubungan:
Sudah kita ketahui bahwa harga itu adalah momen inersia . Oleh
karena itu, persamaan (2) dapat kita tulis sebagai:
Dalam gerak rotasi pun kita akan berhubungan dengan energi kinetik rotasi, yang
dirumuskan sebagai:
Contoh:
Sebuah bola berjari-jari 12 cm dan bermassa 30 kg sedang menggelinding tanpa slip pada
sebuah lantai horisontal dengan kecepatan 2 m/s. Berapa energi kinetiknya ?
Jawab :
1 1 2
K Ktranslasi Krotasi mv 2 I 2 I mR 2
2 2 5
2
1 12 v
mv2 mR2
2 25 R
1 1 7
mv2 mv2 mv 2
2 5 10
7
(30)(2)2 84 J
10
8. Hukum kekekalan Momentum Sudut
laju perubahan momentum sudut sama dengan momen gaya yang bekerja pada sistem itu,
dL
dt
Jika tidak ada momen gaya yang bekerja pada sistem ( 0) maka momentum sudut tidak
berubah terhadap waktu
dL
dt 0
Persamaan diatas mengatakan bahwa momentum sudut sistem kekal ( konstan sepanjang
waktu, baik besar maupun arahnya ).
I konstan
atau kalau hendak dituliskan besarnya maka L=. Selanjutnya karena L I maka
I I 00
Dimana I 0 dan I adalah momen inersia mula-mula dan momen inersia akhir. Sedangkan
0 dan menyatakan kecepatan sudut mula-mula dan kecepatan sudut akhir.
b. Pelompat Indah
Ketika seorang pelompat indah hendak melakukan putaran di udara ia akan menekuk
tubuhnya, hal mana akan mengurangi momen inersianya sehingga kecepatan sudutnya
menjadi lebih besar menyebabkan ia dapat berputar 1.5 putaran. Pada tahap akhir
lompatannya pelompat ini memanjangkan kembali tubuhnya sehingga ia dapat terjun ke
air dengan kecepatan sudut yang lebih rendah. Momen gaya akibat gravitasi dalam hal
ini tidak ada, karena pelompat indah dapat berpuatar terhadap massanya.
Contoh
Suatu piringan berputar 33 rpm dan mempunyai massa 100 gr. Piringan lain tiba-tiba di
jatuhkan diatas piringan pertama, akibat gaya gesekan antara kedua pirirngan itu, mereka
bergerak dengan kecepatan sudut yang sama, jika jari-jari pirirngan 15 cm hitung berapa
kecepatan sudut kedua piringan tersebut. Hitung energi kinetik rotasi piringan yang hilang
! momen inersia piringan I 12 MR2
Jawaban :
Diketahui : Ditanya : t ?; Ek ?
M 100 gr 0.1kg Jawab :
R 15cm 0.15m
I o o I t t
o 33rpm 33 putaran/ menit
t Io
2Io 1,1
33.(2 )60 1.1rad / s
0,55rad / s
I o 12 .MR2
Ek Eko Ekt
.0,1(0,1)
1
2
2
kgm2
1,125.10
It 2I o
12 ( I oo 2 I t t 2 )
12 ( I oo 2 2I ot 2 )
12 I o (o 2 2t 2 )
12 (1,125.10 3 )(1,1 ) 2 2(0.55 ) 2
3,36.10 3 J
C. LATIHAN SOAL
1. Sebuah cakram (disk) dengan momen inersia I1
berputar dengan kecepatan sudut I terhadap poros
yang licin. Cakram ini jatuh mengenai cakram lain
dengan momen inersia I2 yang sedang diam. Akibat
gesekan pada permukaannya cakram lain ini ikut
berputar sampai akhirnya mempunyai kecepatan sudut
yang sama. Tentukan kecepatan sudut akhir ini.
2. Dua partikel, masing-masing bermassa 2 kg dan 4 kg, dihubungkan dengan sebuah kayu
yang sangat ringan, di mana panjang kayu = 2 meter. (lihat gambar di bawah). Jika
massa kayu diabaikan, tentukan momen inersia kedua partikel itu, jika :
a) Sumbu rotasi terletak di antara kedua partikel
b) Sumbu rotasi berada pada jarak 0,5 meter dari partikel yang bermassa 2 kg
c) Sumbu rotasi berada pada jarak 0,5 meter dari partikel yang bermassa 4 kg
3. Seorang bayi yang sangat superaktif sedang merangkak di dekat pintu, lalu mendorong
tepi pintu dengan gaya sebesar 2 N. Jika lebar pintu 1 meter dan arah dorongan si bayi
yang nakal itu membentuk sudut 60o terhadap pintu, tentukan torsi yang dikerjakan bayi
(amati gambar di bawah).
D. REFERENSI
Giancoli, Douglas C. 1996. Physics (3rd Edition). New York: Prentice Hall, Inc.
Hirose, A. and Karl E. Longreen. 1985. Introduction to Wave Phenomena. New York: John
Wiley and Sons.
Serway, Raymond A. 2000. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. Virginia:
Saunders College Publishing.
Young, H.D. and Freedman, Roger A. 2000. University Physics (Tenth Edition). New York:
Addison Wesley Longman, Inc.