PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Momentum merupakan hasil kali antara massa dengan
kecepatan. Dalam gerak rotasi, besaran analog dengan momentum linear
adalah momentum sudut. Untuk benda yang berotasi disekitar sumbu
yang tetap, besaran momentum sudut dinyatakan
L=I.
Keterangan :
(kgm2)
(rad/s)
Momen Gaya
Torsi menunjukan kemampuan sebuah gaya untuk membuat benda
melakukan
gerak
rotasi.
Besar
torsi
tergantung
pada
gaya
yang
a
F
gerak
pada
gerak
rotasi
terjadi
karena
adanya
gaya
Rotasi
Momentum linier
p = mv
Momentum sudut*
Gaya
F = dp/dt
Torsi
Benda massa
Konstan
F = m(dv/dt)
Benda momen
inersia konstan*
t=
terhadap
momentum
F=wxp
Energi kinetik
Ek = mv2
Energi kinetik
Daya
P=F.v
Daya
momentum sudut
Konsep
Translasi
Rotasi
Catata
Perubahan sudut
s = r.q
Kecepatan
v = ds/dt
w = dq/dt
v = r.w
Percepatan
a = dv/dt
a = dw/dt
a = r.a
t = F.r
Keseimbangan
F=0
t=0
v = v0 + at
w = w0 + at
s = v0t = at2
q = w0t + at2
v2 = + 2as
w2 = + 2qa
Massa, momen
kelembaman
F = ma
t = Ia
Usaha
W = F ds
W = t dq
Daya
P = F.v
P=Iw
Energi potensial
Ep = mgy
Energi kinetik
Ek = mv2
Ek = Iw2
Impuls
F dt
t dt
Momentum
P = mv
L = Iw
Percepatan konstan
I = m
bergerak
melingkar
membutuhkan
gaya
yang
selalu
Gerak melingkar
Satuan (SI)
Besaran
Satuan (SI)
poisisi
sudut
rad
kecepatan
m/s
kecepatan sudut
rad/s
percepatan
m/s2
percepatan sudut
rad/s2
perioda
radius
yang ditempuh
konstan.
Jika
percepatan
anguler
benda
searah
dengan
mencari
kecepatan
sudut
akhir
(wt)
dan
mencari
posisi
kedua gaya ini sama besar, tetapi berlawanan arah. Untuk sistem
dimana gaya yang terlibat saat interaksi hanyalah gaya dalam. Maka,
menurut hukum III Newton, resultan semua gaya ini sama dengan nol,
sehingga untuk sistem interaksi dua bola berlangsung tumbukan ,resultan
gaya pada sistem oleh gaya-gaya dalam tumbukan di dalam sebagai
berikut
F = FA.B + FB.A = -F + F = 0
Keterangan :
F = resultan gaya(N)
F = gaya (N)
FA.B = gaya bola A yang dikerjakan bola B (N)
FB.A = gaya bola B yang dikerjakan bola A (N)
Sesuai dengan hukum II Newton bentuk momentum F = , momentum
sistem adalah
P = F . t = 0
Keterangan :
F = resultan gaya (N)
P = resultan momentum (kg.m/s)
t = perubahan waktu(s)
Karena P = P P = 0 maka P = P dan ini dikenal sebagai hokum
kekekalan
momentum
linear.
Pada
hukum
kekekalan
momentum
Psebelum = Psesudah
PA +PB =PA +PB
MAVA MBVB +MAVA +MBVB
Keterangan
P = momentum (kg.m/s)
PA = momentum benda A (kg.m/s)
PB= momentum benda B (kg.m/s)
PA = momentum benda A setelah tumbukan(kg.m/s)
PB= momentum benda B setelah tumbukan(kg.m/s)
MA = massa benda A(kg)
MB = massa benda B(kg)
vA= kecepatan benda A (m/s)
vB = kecepatan benda B (m/s)
vA= kecepatan benda A sesudah tumbukan (m/s)
vB = kecepatan benda B sesudah tumbukan (m/s)
1.2
a.
b.
c.
d.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Percobaan praktikum Momentu Sudut dan Rotasi Benda Tegar di
laksanakan pada hari Minggu, 6 Oktober 2013 Pukul 14.30 sMPi 16.00
WITA bertempat di laboratorium Fisika Dasar dan Akustik Bangunan
Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo.
NST
-
Kegunaan
Meluncurkan Objek
Mistar
1mm
Jangka Sorong
0,02mm
Stopwatch
0,01 s
Neraca
1 gr
2.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan adalah :
1.
2.
3.
4.
Pipa besi 1
Pipa besi 2
Pipa besi 3
Bola
sampai ketinggian h
e. Meggulangi langkah tersebut diatas sapai beberapa kali
f. Mengubah tinggi dari bidang miring sebanyak 2 kali kemudia mengulangi prosedur d
dan e sebanyak 2 kali
g. Mengukur diameter luar dan diameter dalam pipa, serta diameter bola.