26
MATERI PEMBELAJARAN
t n 1
T x f= x T=
n t f
T x f =1 1
f=
T
27
atau
ω=
2π ω=2πf
ω = kecepa tan
T sudut (rad / s)
C. Percepatan Senteripetal
v2
.
.
v1v v Δ
Δv rθ
1 .
θ.v 1 r r
. v2 2
1
28
Kedua segitiga di atas sebangun, sebab r tegak lurus dengan v, sehingga perubahan
sudut θ-nya sama. Kedua segitiga diatas adaah sebangun, sehingga diperoleh:
Δv Δr
=
v r
Bila kedua ruas dibagi Δt maka diperoleh:
Δv Δr v
= →
Δt Δt r 2 atau
v 2
a s=ω r
a s=
r
Ket.
as = percepatan sentripetal (m/s2)
Sesuai dengan hukum II Newton, percepatan yang timbul pada suatu benda
disebabkan karena adanya gaya. Maka dalam gerak melingkar beraturan, percepatan
sentripetal disebabkan karena adanya gaya sentripetal. Gaya sentripetal itu adalah
gaya yang bekerja pada sebuah benda yang bergerak melingkar yang arahnya selalu
menuju ke pusat lingkaran. Secara matematis ditulis sebagai berikut.
D. Hubungan Roda-roda
Hubungan roda-roda dalam kehidupan sehari dapat kita jumpai pada gir
sepeda motor. Hubungan roda-roda meliputi: roda-roda yang seporos/sepusat, roda-
roda yang bersinggungan, dan roda-roda yang dihubungkan dengan rantai.
Gambar 2 Roda belakang dan gear belakang Contoh Hubungan Roda-Roda Sepusat
Perhatikan gambar 2. Dua roda yang dihubungkan, dan poros roda sepusat
memiliki kecepatan sudut ( ω ) yang sama. Jika roda 1 berputar satu putaran
penuh, maka roda 2 pun akan berputar satu putaran
penuh. Jadi berlaku:
ω 1=ω2
Keterangan: ω1 = kecepatan sudut roda 1 (rad/s)
v1 =v 2
Gambar sketsa kasar gir depan dan gir belakang pada sepeda, dimana
gir depan kita sebut roda 2 dan gir belakang kita beri nama roda 1.
v1 =v 2
DAFTAR PUSTAKA
Nufus, N., Furqon, A. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta: Penerbit Pustaka Insan Madani