τ= rxF τ = r F sin
atau
τ = Fd
Keterangan:
τ : momen gaya (Nm)
F: gaya yang bekerja (N)
r : jarak titik tangkap gaya ke sumbu rotasi (m)
: sudut yang dibentuk oleh gaya F dengan vektor r
d : lengan momen (m)
Jika terdapat dua atau lebih gaya yang bekerja pada suatu benda, maka momen gaya
total yang bekerja dinyatakan oleh:
τtotal = τ1 + τ2 + …….
Momen gaya bertanda positif atau negatif tergantung pada perjanjian tanda yang
digunakan jika benda diputar dari F ke d.
Untuk buku ini menggunakan perjanjian sebagai berikut.
a. Momen gaya bertanda positif jika benda cenderung berputar searah dengan
perputaran jarum jam.
b. Momen gaya bertanda negatif jika benda cenderung berputar berlawanan jarum
jam.
B. Momen Inersia
Di kelas X, telah dipelajari tentang kelembaman suatu benda, yaitu kecenderungan
suatu benda untuk mempertahankan keadaannya. Ukuran kelembaman suatu benda
dalam gerak translasi dinyatakan oleh massa benda yang disebut inersia. Untuk gerak
rotasi, ukuran untuk menyatakan besarnya kecenderungan tersebut dinamakan momen
inersia.
1. Momen Inersia Sistem Partikel
Momen inersia / suatu benda titik (partikel) terhadap suatu poros didefinisikan
sebagai perkalian massa partikel m dengan kuadrat jarak partikel r dari sumbu
putarnya atau ditulis:
I = mr2
Keterangan:
I : momen inersia (kgm2)
m : massa partikel (kg)
r : jarak lurus dari partikel ke poros (m)
Momen inersia sebuah benda terhadap suatu sumbu putar dapat dipandang sebagai
jumlah aljabar momen-momen inersia partikel-partikel penyusunnya. Jika partikel
penyusunnya m1, m2, m3, ........ masing-masing terhadap sumbu putar berjarak r1, r2,
r3, ......., maka momen inersia benda tersebut adalah m1r12 + m2r22 + ..... = ∑m r 2.
n n
Maka ∑ n mn rn2
I=
2
Bola Pejal Melalui pusat bola
I = 3 MR2
1
Batang Silinder Pertengahan batang
I = 12 ML2
1
Ujung batang
I = 3 ML2
C. Dinamika Rotasi
1. Hubungan Momen Gaya dengan Percepatan Sudut
Sebuah gaya F bekerja pada sebuah partikel
bermassa m yang bergerak dalam lintasan melingkar
seperti pada gambar. Menurut Hukum II Newton,
partikel tersebut dapat dipercepat dengan percepatan
searah dengan gaya. Percepatan ini disebut
percepatan tangensial a.
Sesuai hukum Newton, hubungan antara gaya dan percepatan adalah F = m a oleh
karena a = r , maka: F = m r .
Untuk memperoleh hubungan momen gaya dengan percepatan sudut kedua ruas
dikalikan dengan r sehingga:
= F.r F = m. r. Keterangan:
= m. r . r I : momen inercia (kgm2)
= m. r2. r mr2 = I : percepatan sudut (rad/s2)
: momen gaya (Nm)
=I.
2. Energi Kinetik Rotasi
Sebuah partikel bergerak melingkar dengan kecepatan sudut dan kecepatan
singgung v = r.
1
Energi kinetik partikel tersebut adalah: Ek = 2 mv2 dimana v
= r,
Sehingga 1 Keterangan:
Ek rot = 2 / 2 I : momen inersia (kgm2)
: kecepatan sudut (rad/s)
Ek rot : energi kinetik (J)
Ek = Ektranslasi + Ekrotasi
1 1
Ek = 2 mv + 2 / w2
2
Keterangan:
Ep = perubahan energi potensial
Ek trans = perubahan energi kinetik translasi
Ek rot = perubahan energi kinetik rotasi
( m1−m2 ) g
a=
m 1 + m2
D. Momentum Sudut
Secara umum, momentum sudut benda yang bergerak rotasi adalah:
Sehingga: L = I
L = rP P = mv
L = r(mv) = mr (v) = rm (r) Keterangan:
= mr2 mr2 = I I : momen inersia (kgm2)
L : momentum sudut (kg m2S-1)
: kecepatan sudut (rad S-1)
E. Keseimbangan
Perhatikan sebuah lukisan yang digantung di dinding menggunakan seutas tali dan
jembatan baja yang berdiri kokoh tergantung di antara dua pinggir sungai. Mengapa
semua bisa demikian, diam dan kokoh? Untuk mengetahuinya perlu mempelajari teori
berikut ini.
1. Kesetimbangan Partikel
Partikel merupakan benda yang ukurannya
dapat diabaikan sehingga dapat digambarkan
sebagai suatu titik materi, oleh karena itu,
partikel hanya mengalami gerak translasi
(menggeser) dan tidak mengalami gerak
rotasi (memutar). Besar resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel yang berada
dalam keseimbangan statis adalah nol.
∑ F X=0
T1 cos - T2 cos T2 = T 1
(cos
cos β )
α
∑ F y =0
T1 sin + T2 sin = mg
( )
cos α
T1 sin + T1 cos β sin = mg
mg
T1 =
sin α+ [ ]
cos α
cos β
sin β
2. Kesetimbangan Rotasi
Sebelumnya telah dibahas tentang momen gaya
pada dinamika rotasi, yaitu besaran fisika yang
memungkinkan benda berotasi mengelilingi
suatu sumbu tertentu. Besar momen gaya
merupakan hasil perkalian antara gaya (F) dan
jarak titik (r) terhadap garis keja gaya. Suatu
benda dikatakan berada dalam kesetimbangan
rotasi apabila besar momen gaya searah jarum
jam sama dengan momen gaya berlawanan arah
jarum jam terhadap suatu poros tertentu (
∑τ = 2 x 2 - 3 x 3 - 1 x 1
∑ τ=0 ). Perhatikan sistem di samping.
= 40 x 2 – 20 x 3 – 20 x 1
= 80 – 60 – 20
=0
Batang AB tidak akan berotasi karena
∑τ =0
3. Momen Koppel
Koppel adalah pasangan dua gaya yang
sama besar tetapi arahnya berlawanan.
Besar momen koppel adalah hasil perkalian
antara salah satu gayanya dengan jarak
antara kedua gaya tersebut.
M = Fd
Keterangan:
F : besar gaya (N)
d : jarak antara dua gaya (m)
M : momen koppel (Nm)
M (+) : bila searah jarum jam
M (-) : bila berlawanan arah jarum jam
∑ F = 0 dan ∑ τ=0
∑ F X=0
∑ F Y =0
NB –fA = 0
NA –fB- = 0
NB = fA
NA –fB =
Karena pusat momen gayanya diambil di A,
gaya NA dan fA tidak menimbulkan momen jarak
gaya tersebut. Ke A sama dengan nol. NB dan fB
menimbulkan momen gaya positif sedang w
menimbulkan momen gaya negatif.
∑ τ=0
1
NB I sin + fB I cos = w 2 / cos
1
NB sin + fB cos = w 2 cos
1
w cosθ
NB sin + fB cos = 2
b. Analisis gaya-gaya pada batang lurus yang digantung pada tali.
∑ τ=0
Pusat di A dapat ditentukan gaya tegangan
talinya.
1
w 2 (AB) – Tsin (AB) = 0
1
w
Tsin = 2
1
w
2
T = sin θ
∑ FnyXn ∑ Fnxyn
XR= Ry dan yR= Rx
Rx= ∑ Fny
Ry = ∑ Fnx
2. Titik Berat dan Titik Pusat Massa
Berat bagian-bagian kecil benda w1, w2, w3, ..... yang masing-masing mempunyai
koordinat-koordinat dalam arah mendatar x1, x2, x3, ......
Besar momen gaya berat pada benda:
∑ wixi
Terhadap sumbu X: ∑ wi
∑ wiyi
Terhadap sumbu Y: ∑ wi
4. Bidang jajargenjang [ AB
y = r BusurAB
]
5. P di titik potong diagonal
Bidang segitiga
P di titik potong garis berat
1
6.
Bidang 2 lingkaran 4r
y = 3π
G. Jenis-jenis Kesetimbangan
Sebelumnya telah dikemukakan bahwa suatu benda dalam keadaan setimbang
kemungkinannya adalah sebagai berikut.
1. Diam atau disebut kesetimbangan statik.
2. Bergerak lurus beraturan atau disebut kesetimbangan dinamik.
Kesetimbangan statik dapat dikelompokkan menjadi kesetimbangan stabil,
kesetimbangan labil (goyah), dan kesetimbangan indeferen (netral).
Untuk lebih jelasnya akan ditunjukkan beberapa benda yang termasuk ke dalamnya.
1. Kesetimbangan Stabil
Beberapa kedudukan benda yang termasuk jenis kesetimbangan stabil antara lain
kelereng dalam mangkok dan topi tergantung.
Bila ada gaya luar bekerja pada kelereng maka titik berat benda naik dan gaya luar
berhenti bekerja kedudukan benda kembali ke dalam semula.