Anda di halaman 1dari 38

DINAMIKA ROTASI dan

KESETIMBANGAN
BENDA TEGAR

Semester 1

Suwondo
PENGERTIAN

1. Apa
2. Bagaimana GERA
3. Untuk apa K
ROTAS
I
Apakah Gerak Rotasi itu ?

• Gerak secara umum:


• Gerak Translasi  Gaya (F)
1. GLB, GLBB,
2. GJB, GVK, Gerak Peluru
• Gerak Rotasi  Torsi ()
• Gerak benda yang berputar terhadap sumbu putar (sumbu rotasi)
• Gerak Melingkar ???
Lanjutan….

Besaran-besaran gerak rotasi :

Gerak Translasi Gerak Rotasi


Posisi / Jarak Posisi sudut
(s) : m
s =  v dt () : rad
 =   dt

v = ds/dt Kecepatan
Kecepatan sudut
 = d/dt
(v) : m/s v =  a dt  =   dt
() : rad/s
Percepatan
Percepatan a = dv/dt sudut
 = d/dt
(a) : m/s2 a = d2s/dt2  = d2/dt2
() : rad/s2
Lanjutan….
Hubungan antara Grk. Translasi dengan Grk.Rotasi
 v


s
a
Jarak Kecepatan Percepatan

R
S = .R v = .R a = .R
TORSI (Momen Gaya)
• Torsi penyebab gerak rotasi
• Peranannya sama dengan peranan gaya dalam gerak lurus

Gaya (F) F = m.a  mengajak gerak lurus


Torsi ()  = I .   mengajak gerak rotasi

I : momen inersia  kg m2
Torsi / Momen Gaya

Torsi atau momen gaya adalah


penyebab perubahan gerak rotasi, hasil
perkalian antara gaya dengan lengan   
gaya.   r F
Keterangan:
t = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
Jika gaya F yang bekerja pada jarak r arahnya tidak
tegaklurus terhadap sumbu rotasi putar benda maka
besar torsi pada benda

 
  Fr sin 
Keterangan:
 = torsi (Nm)
r = lengan gaya (m)
F = gaya (N)
 = sudut antara gaya dan sumbu rotasi putar
Torsi positif (searah jarum
jam) Torsi negatif (berlawanan arah
jarum jam)

  ( Fi ri )
i
Momen Inersia (I)
Perbandingan antara m (massa) dengan I (momen inersia)
Inersia massa Momen inersia
(m) (I)
Kecenderungan suatu benda untuk Kecenderungan suatu benda untuk
mempertahankan posisinya. mempertahankan keadaannya (rotasi).
Nilainya tergantung massanya Nilainya tergantung:
Massa & Bentuk benda
Tidak ada alat ukurnya
Alat ukurnya neraca
Diukur/hitung dengan rumus
Satuannya: kg Satuannya: kg m2
Menghitung Momen Inersia (I)

Momen Inersia Partikel  Benda-benda bukan titik


(kontinyu)
• Benda-benda berbentuk titik (diskrit)
dm I =  rM2 dm
I =  m.r2
m1 m3 dr
L
r1
dm/dr = M/L  dm = M/L dr
r3
L
I = M/L  r2 dr
0

m2 r2
L
= M/L[1/3 r3] 0

= 1/3 M/L[L3 – 0]

= 1/3 ML2
Momen Inersia

Momen Inersia adalah kecenderungan benda


untuk mempertahankan gerak rotasi, sebuah
partikel bermassa m yang melakukan gerak
rotasi atau gerak orbital pada jari-jari lintasan r
adalah

2
I  mr
Momen Inersia (I) Beberapa Benda Beraturan

No Momen Inersia (I) Benda No Momen Inersia (I) Benda

1. 6.

2. 7.

3. 8.

4.
9.
a=b
5.
Hubungan F dengan 

t = d x F  d cross F

d = lengan gaya
Garis yang ditarik  dari posat rotasi ke grs. Kerja gaya

F
d

Arah F dan 
???
Arah F dan 

 =C F=A d=B
SOAL

1 2 3 4
1
Roda yang memiliki momen inersia 5 x 10-3
kg .m2 berotasi dengan 20 putaran per sekon.
Hitunglah Torsi yang diperlukan untuk
menghentikan putaran roda dalam 10 sekon
2

Suatu piringan / cakram memiliki massa


0,4 kg serta diameter 24 cm .Hitung
energi yang diperlukan Untuk memutar
piringan tersebut hingga memiliki
putaran 32 rpm.
3
Sebuah cakram ( M = 2 kg , r = 15 cm ) berotasi
dengan laju 4 rad/s. berapa momentum linier
cakram tersebut
4
Cincin tipis bermassa M menggelinding tanpa slip
pada bidang yang kemiringannya α terhadap
horizontal. Tentukan persamaan percepatan cincin
tersebut.
 Dinamika Rotasi
Dinamika translasi didasarkan pada hukum II newton, yaitu :
ΣF = ma atau A = ΣF / M
Dengan ΣF adalah resultan gaya yang bekerja pada benda,
M adalah massa benda, dan
A adalah percepatan benda.
Untuk menghitung resultan gaya (σf) kita harus menggambar setiap gaya yang
bekerja pada benda tersebut.
Dinamika rotasi didasarkan pada hukum ii newton untuk gerak rotasi, yaitu :
Στ = iα atau α = στ / i
Dengan στ adalah resultan momen gaya luar yang bekerja pada benda
terhadap poros yang melalui pusat massa benda.
I adalah momen inersia benda terhadap poros, dan
Α adalah percepatan sudut benda.
Benda yang Meluncur
Sebuah benda yang berjari-jari R dan massa m berada di puncak suatu bidang
miring yang licin. Perhatikan gambar di bawah!Karena bidang licin, maka benda
hanya mengalami gerak translasi. Gerak benda pada kasus ini dinamakan gerak
meluncur.
Dengan demikian, kita hanya meninjau resultan gaya untuk gerak translasi.

N
v

mg sin θ
h

θ mg cos θ mg θ
Gambar di atas menunjukkan gaya yang bekerja pada benda.
ΣFy = 0 (pada sumbu Y benda diam)
ΣFx = ma (pada sumbu X, benda bergerak dengan percepatan a)
Στ = 0 (karena benda tidak mengalami rotasi)
  Benda yang Meluncur
Pada Kasus Benda Meluncur Berlaku Hukum Kekekalan Energi
Mekanik, Yaitu :
EP Puncak + EK Puncak = EP Dasar + EK Dasar ,
Dengan : EP = energi potensial benda (EP = mgh)
EK = energi kinetik benda (EK = ½ mv2)
m = massa benda
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian benda terhadap acuan
v = kecepatan linear benda
Benda yang Menggelinding

• Sebuah benda yang berjari-jari R dan massa m berada di puncak


suatu bidang miring yang kasar. Perhatikan gambar di bawah!
• Karena bidang kasar, maka terdapat gaya gesekan yang arahnya
berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda.
• Gaya gesekan inilah yang menghasilkan momen gaya yang
menyebabkan benda mengalami rotasi.
• Jadi pada kasus ini benda mengalami dua gerak, yaitu gerak
translasi dan gerak rotasi.
Benda yang Menggelinding

N
f
v
mg sin θ
h

θ mg cos θ θ
mg
 Dengan demikian kita harus meninjau resultan gaya untuk gerak translasi dan
resultan momen gaya untuk gerak rotasi secara simultan.
 Resultan gaya untuk gerak translasi.
 ΣFy = 0 dan
 ΣFx = ma
Benda yang Menggelinding
 Resultan Momen Gaya Untuk Gerak Rotasi
Στ = I.Α
R.F = I.Α
Dengan F Adalah Gaya Gesekan.
 Gerak Benda Pada Kasus Ini Dinamakan Gerak Menggelinding.
 Pada Benda Yang Mengalami Gerak Menggelinding, Energi Kinetik
Benda Merupakan Gabungan Dari Energi Kinetik Translasi Dan
Energi Kinetik Rotasi.
 Ek = Ek Translasi + Ek Rotasi
Pada Kasus Benda Menggelinding Berlaku Hukum Kekekalan Energi Mekanik, Yaitu :
EP Puncak + EK Puncak = EP Dasar + EK Dasar
EP Puncak 1 + EK translasi 1 + EK rotasi 1 = EP Dasar + EK translasi 2 + EK rotasi 2,
mgh1 + ½ mv21 + ½ Iω21 = mgh2 + ½ mv22 + ½ Iω22

• Dengan : EP = energi potensial benda (EP = mgh)


EK translasi= energi kinetik benda (EK = ½ mv2)
EK rotasi= energi kinetik benda (EK = ½ Iω2)
I = momen Inersia
m = massa benda
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian benda terhadap acuan
v = kecepatan linear benda
Keseimbangan Benda Tegar
1. Keseimbangan Statis dan Dinamis
 Sebuah benda berada dalam keadaan setimbang jika
benda tersebut tidak mengalami percepatan linier
ataupun percepatan sudut.
 Benda yang diam merupakan benda yang berada pada
kesetimbangan statis.
 Benda yang bergerak tanpa percepatan merupakan benda
yang berada pada kesetimbangan dinamis.
2. Syarat Kesetimbangan Benda Tegar

F  0
Pada kondisi ini, kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. bergerak dengan kecepatan linier tetap (kesetimbangan
dinamis).

  0
Pada kondisi ini kemungkinan keadaan benda adalah:
a. diam (kesetimbangan statis), dan
b. berotasi dengan kecepatan sudut tetap
(kesetimbangan dinamis).
KESETIMBANGAN PARTIKEL

Kesetimbangan Partikel Terjadi Jika Jumlah Vektor Gaya yang berada


pada benda adalah nol.
Sehingga syarat kesetimbangan partikel dapat ditulis ΣFx = 0 
dan ΣFy = 0.
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

Syarat terjadinya kesetimbangan Benda Tegar :


1. Resultan gaya  terhadap suatu titik sembarang sama dengan nol. 
ΣF = 0
2. Resultan momen gaya harus bernilai nol
Στ = 0
TITIK BERAT
Benda terdiri dari partikel-partikel yang masing-masing
mempunyai berat. Resultan dari gaya berat partikel disebut
berat benda (Xo, Yo, Zo). Titik tangkap dari gaya berat
disebut titik berat. Rumus mencari titik berat:
• Titik berat untuk benda tidak homogen
• Titik berat untuk benda homogen benda berbentuk garis:
• Titik berat untuk benda homogen benda berbentuk ruang
(tiga dimensi):
• Titik berat untuk benda homogen benda berbentuk bidang (dua
dimensi)
Titik berat benda 1 dimensi
Titik berat benda 2 dimensi
Titik berat benda 3
dimensi
3. Macam-Macam Kestimbangan Benda
Tegar
a. Kesetimbangan Stabil

Ketimbangan stabil,
kesetimbangan yang dialami
benda, dimana jika pada
benda diberikan gangguan
yang mengakibatkan posisi
benda berubah, setelah
gangguan tersebut dihilangkan,
benda akan kembali ke posisi
semula
b. Kesetimbangan Labil

Kesetimbangan labil,
kesetimbangan yang dialami
benda, di mana jika pada benda
diberikan ganguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan maka benda
tidak kembali ke posisi semula.
c. Kesetimbangan Indiferen

Kesetimbangan indiferen,
kesetimbangan yang dialami
benda di mana jika pada benda
diberikan gangguan yang
mengakibatkan posisi benda
berubah, dan setelah gangguan
tersebut dihilangkan, benda
tidak kembali ke posisi semula,
namun tidak mengubah
kedudukan titik beratnya.

Anda mungkin juga menyukai