Anda di halaman 1dari 19

ROTASI BENDA TEGAR

KD. 3.1. Menerapkan konsep torsi, momen inersia, titik berat, dan momentum
sudut pada benda tegar (statis dan dinamis) dalam kehidupan sehari-hari
KD. 4.1. Membuat karya yang menerapkan konsep titik berat dan
kesetimbangan benda tegar

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 : 1. NUR KHASANAH (4201414041)


2. MEISETI AWAN (4201414070)

GERAK ROTASI BENDA


Gerak rotasi benda adalah gerak suatu benda mengitari suatu poros. Pada gerak rotasi
tidak jauh berbeda dengan gerak translasi, banyak analogi besaran-besaran translasi
dengan rotasi.

TORSI

Torsi atau momen gaya merupakan besaran yang


dapat menyebabkan benda berotasi.

Momen gaya merupakan besaran yang dipengaruhi


oleh gaya dan lengan. Untuk lebih jelasnya silahkan
lihat gambar berikut ini.

Untuk memutar baut diperlukan lengan d dan gaya f.


Besar momen gaya didenisikan sebagai hasil kali
antara gaya yang bekerja dengan lengan yang saling
tegak lurus.

Bagaimana jika membutuhkan sudut tertentu?


Besarnya dapat memenuhi persamaan berikut.

MOMEN INERSIA

Inersia berarti lembam atau mempertahankan diri.


Momen inersia berarti besaran yang nilainya tetap pada suatu gerak rotasi.
Besaran ini analog dengan massa pada gerak trasnslasi
Besarnya momen inersia sebuah partikel yang berotasi dengan jari-jari r seperti
pada gambar berikut ini

Gambar tersebut didenisikan sebagai hasil kali massa


dengan kuadrat jari-jarinya.

MOMEN INERSIA

Untuk sistem partikel atau benda tegar memenuhi hubungan berikut.


k adalah nilai konstanta inersia yang besarnya tergantung pada suhu
dan bentuk bendanya.

Beberapa benda berotasi dengan sumbu dan nilai konstanta inersia k

MOMENTUM SUDUT (L)

Pada
gerak translasi terdapat momentum linier p = mv, analog dengan
momentum linier adalah momentum sudut (L) yang merupaka hasil kali
momen inersia (I) dengan kecepatan sudut
L=I
Dengan :
L = momentum sudut (kgm2/s)
I = momen inersia (kgm2)
= kecepatan sudut (rad/s)

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT


Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang bekerja pada system, maka
momentum sudut system adalah kekal
Secara matematis dirumuskan :

TITIK BERAT

Titik berat merupakan titik tangkap resultan gaya berat dari


bagian-bagian benda.

Untuk benda berupa bidang yang tipis, titik berat merupakan


titik potong garis berat.

Garis berat adalah garis yang memotong benda menjadi dua


bagian yang sama berat.

ANALOGI GERAK TRANSLASI DAN GERAK ROTASI


Translasi

Rotasi

Hubungan

Jarak linear (s)

Jarak posisi ()

s = .R

Kecepatan translasi
(v = s/t)

Kecepatan sudut
( = /t)

v = .R

Percepatan tangensial
(a = v/t)

Percepatan sudut
( = /t)

a = . R

Kelembaman translasi
(m)

Kelembaman rotasi (I)

I = m.R2

Gaya
(F = m.a)

Momen gaya
( = I.)

= F.r

Energi Kinetik translasi Energi Kinetik rotasi


(Ek = mv2)
(Ek = I2)

Benda menggelinding :
Ek total = Ekt + Ekr

Momentum Linear
(P = m.v)

Momentum sudut
(L = I )

L = m.R2

Daya
(P = W/t = F.v)

Daya
(P = W/t = .)

P = F.r.

Gerak Rotasi Benda Tegar


Hukum II Newton untuk gerak rotasi
dapat dinyatakan sebagai berikut
Besar torsi resultan sama dengan momen
inersia dikalikan percepatan sudut.

I
Keterangan:
= torsi pada benda (Nm)
I = momen inersia benda (kgm2)
= percepatan sudut benda (rad/s2)

Katrol
Dengan anggapan bahwa antara katrol dengan tali tidak
terjadi selip, torsi resultan pada katrol adalah

rT

rT2

Keterangan:
r = jari-jari katrol (m)
T = tegangan tali (N)

Hubungan percepatan linier dengan percepatan


sudut gerak rotasi katrol adalah

a r

Keterangan:
a = percepatan gerak beban (m/s2)
= percepatan sudut katrol
(rad/s2)

Hukum II Newton untuk gerak kedua beban m1 dan m2


dapat dinyatakan dengan persamaan

m1 g T1 m1a
T2 m2 g m2 a
Dengan menjumlahkan kedua persamaan di atas diperoleh,

a g

m1 m2

I
m1 m2 2
r

Gerak Menggelinding
Suatu benda yang menggelinding tanpa selip,
melibatkan gerak translasi dan rotasi.
Hubungan sederhana antara laju linier v dengan
kecepatan sudut pada benda yang menggelinding
berjari-jari r dinyatakan dengan

v r

Keterangan:
v = laju linier (m/s)
= kecepatan sudut (rad/s2)
R = jari-jari (m)

1.

Gerak Menggelinding pada Bidang


Horizontal

Gerak translasi silinder:

F fs ma
Gerak rotasi silinder:

I
Torsi penyebab gerak rotasi silinder hanya ditimbulkan oleh
gaya gesek statis maka:

rf s

Gaya gesek statis


yang terjadi dapat
bervariasi
tergantung pada
besarnya momen
inersia I, percepatan
a, dan jari-jari r

Percepatan gerak
translasi silinder dapat
ditulis dalam
persamaan:

a
fs I 2
r
Keterangan:
a = percepatan linier (m/s2)
F = gaya penggerak (N)
I = momen inersia (kg m2)
r = jari-jari (m)
m = massa (kg)

F
I
m
2
r
Percepatan translasi silinder
pejal yang menggelinding adalah

2F
a
3m

MASALAH

1. Siswa kebingungan menentukan poros putaran, sehingga terkadang salah


saat menentukan panjang lengan gaya. (torsi)

2. Siswa kesulitan menentukan arah putaran, padahal torsi adalah besaran


vector sehingga arah adalah hal yang sangat penting. (torsi)

3. Jika dihadapkan pada berbagai bentuk benda tegar homogen dengan

berbagai sumbu putar, siswa kesulitan untuk memahaminya. Karena susah


untuk membayangkan pergerakan putaran benda. (momen inersia)

4. Siswa susah memahami besaran-besaran yang ada pada benda yang


bergerak rotasi

Anda mungkin juga menyukai