Anda di halaman 1dari 4

BAHAN AJAR (01)

Rotasi Dan Keseimbangan Benda Tegar


Hubungan Perpindahan Linear dengan Perpindahan Sudut
Hubungan antara perpindahan linear titik p yang diukur sepanjang lingkaran (s) dan
perpindahan sudut yang telah dilalui titik p dapat dinyatakan sebagai berikut :

s
r

Dimana :

= perpindahan sudut (rad)


s

= perpindahan linear (m)

= jari-jari lintasan lingkaran (m)

Hubungan kecepatan linear dengan kecepatan sudut


y

v
P

Misalkan suatu titik pada benda tegar yang berotasiu terhadap suatu poros. Selama titik
P bergerak mengikuti lintasan lingkaran, titik ini memiliki kecepatan linear v yang arahnya
selalu menyimpang lintasan lingkaran.
Besar kecepatan linear pada titik P dapat didefinisikan sebagai berikut :

ds
dt

Dengan
v = kecepatan linear
Besar kecepatan sudut dapat didefinisikan sebagai berikut :

d
dt

Dengan

= kecepatan sudut
Untuk mengetahui hubungan kecepatan linear dengan kecepatan sudut dapat diperoleh
:

v r
Hubungan percepatan linear dengan percepatan sudut
Hubungan antara percepatan tangensial (at) dan percepatan sudut ( ) dapat diperoleh
dari turunan fungsi kecepatan tangensial sehingga diperoleh :
at = r
Dengan
at = percepatan tangensial

= percepatan sudut
besarnya percepatan sentripetal adalah :
as = r 2
Contoh soal :
Sebuah roda berotasi pad suatu poros tertentu dengan kecepatan sudut 60 rpm. Hitunglah
kecepatan linear titik-titik yang berjarak 10 cm dan 20 cm dari poros roda tersebut !
Penyelesaian:
Kecepatan sudut = 60 rpm
kita ubah terlebih dahulu satuan rpm (rotasi per menit) ke satuam radian per sekon
satu rotasi atau satu putaran = 2 rad
Kecepatan linear titik pertama dengan r1 = 10 cm adalah sebagai berikut
v1

= r1
= (10 cm)( 2 rad)
= 20 cm/s
= 62,8 cm/s
= 0,628 m/s

Kecepatan linear titik kedua dengan r2 = 20 cm adalah sebagai berikut :


v2

= r2
= (20 cm)( 2 rad)
= 40 cm/s
= 125,6 cm/s
= 1,25 m/s

BAHAN AJAR (02)


Rotasi Benda Tegar
Momen Gaya
Momen gaya adalah gaya yang menyebabkan suatu benda berotasi. Momen gaya juga
disebut torsi.
Secara matematis momen gaya dapat dinyatakan dengan persamaan berikut ;

Fxr
Dengan :

= vektor momen gaya (Nm)

r = vektor posisi titik kerja gaya terhadap poros (m)

F = vektor gaya (N)

Besar vektor momen gaya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Fr sin
Jika rdan dinyatakan dengan simbol d maka persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut ;

Fd
Dengan :
d = lengan momen
Lengan momen didefinisikan sebagai panjang garis yang ditarik dari titik poros sampai
memotong tegak lurus garis kerja gaya.
Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sama besar, mempunyai garis kerja yang
sejajar atau tidak terhimpit dan arahnya berlawanan.
F
d
F

Kopel yang bekerja pada sebuah benda dapat mentebabkan benda tersebut bergerak
rotasi tetapi tidak dapat menyebabkan banda bergerak translasi. Dengan demikian kopel dapat
menimbulkan momen terhadap benda yang dinamakan dengan momen kopel. Dalam bentuk
persamaan momen kopel dapat ditolis :
M=Fd
Dimana :
M = momen kopel (m)
F = gaya (N)
d = lengan kopel (m)
Momen Inersia
Momen inersia adalah besaran untuk menyatakan ukuran kelembaman suatu benda
yang analog dengan massa. Momen inersia sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali
massa partikel dengan kuadrat jarak partikel terhadap sumbu putarnya atau porosnya. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
I = m r2
Dengan :
I = momen inersia partikel (kg m2 )
m= massa partikel (kg)
r= jarak partikel terhadap porosnya (m)
Contoh soal :
Dua buah gaya yang sama besar, yaitu F1 = F2 = 10 N bekerja pada ujung-ujung batang logam
dalam arah yang berlawanan separti tampak pada gambar, jika panjang batang logam tersebut
adalah 1,5 m, hitunglah momen kopel yang dihasilkan oleh gaya-gaya tersebut :
Penyelesaian :
Diketahui :
f1 = F2 = 10 N
D = 1,5 m
Ditanya : M = ...?
Dijawab :
Momen kopel yang dihasilkan gaya-gaya F1 dan F2 adalah :
M =Fd
= 10 N x 1,5 m= 15 N

BAHAN AJAR (03)


MOMEN INERSIA

A. Momen Inersia Benda Titik (Partikel)


Momen inersia adalah besaran untuk menyatakan ukuran kelembaman suatu benda
yang analog dengan massa. Momen inersia sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali
massa partikel dengan kuadrat jarak partikel terhadap sumbu putarnya atau porosnya. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
I = m r2
Momen inersia sebuah benda dapat dianggap sebagai jumlah aljabar dari momen inersia
partikel partikel penyusunnya. Oleh karena itu, momen inersia sebuah benda yang tersusun
oleh partikel partikel dapat dituliskan menjadi:
= 1 12 + 2 22 + 3 32 +
= 2

Dengan N= 1,2,3,...
B. Momen Inersia Benda Tegar
Sebuah benda ya memiliki satu kesatuan massa yang kontinu atau tidak dapat
dipisahkan sau sama lain, disebut sebagai benda tegar, momen inersianya dapat dihitung
menggunakan teknik integral sebagai berikut:
= 2
Benda benda tegar yang bentuknya teratur, di antaranya batang, cincin tipis, silinder,
dan bola. Dari persamaan di atas, diasumsikan bahwa r = x dan =

, dengan batas

integralnya adalah x1 dan x2 sehingga didapatkan


2

2
= 2 ( ) = ( ) 2

1
1

a. Untuk sumbu putar yang terletak ujung batang akan didapatkan x1 = 0 dan x2 = l sehingga
momen inersia batang akan menjadi
=

2
1 3
1
1
=
( )]0 = ( 3 ) = 2
0
3
3
3
1

b. Untuk sumbu puta yang terletak di pertengahan batang akan didapatkan 1 = 2


1

dan 2 = + 2 sehingga momen inersia batang akan menjadi


1
+
2

1 3 +12
1
2 =
( )] 1 =
2

3
12

2
1

2

Besarnya momen inersia sebuah benda yang bentuknya teratur bergantung pada massa
benda, bentuk benda, dan letak sumbu putarnya.
Contoh soal:
sebuah bola pejal dengan massa 2 kg memiliki berjari-jari 0,5 m. Tentukan momen inersia
benda tersebut.
Jawab:

2 2
mr
5
2
2
I 2 0,5
5
I 0,8 0,25 0,2kgm 2
I

BAHAN AJAR (04)


Hukum Newton Pada Gerak Rotasi

Berotasinya benda berbentuk bola karena adanya pengaruh gaya terhadap titik pusat
bola yang berjarak r yang mengakibatkan terjadinya momen gaya terhadap titik pusat bola.
Pada saat berotasi partikel yang berada di tepi bola mengalami percepatan tangensial,
berdasarkan hukum newton II maka,
F = m at
Karena at = r
Maka F = m r
Dengan mengalikan kedua ruas persamaan dengan r maka diperoleh :
F r = m r2
Karena F . r merupakan momen gaya merupakan momen inersia partikel , maka persamaan
diatas dapat dinyatakan sebagi berikut :

I
Dimana :

moman gaya (Nm)

I = momen inersia (kg m2 )

= percepatan sudut (rad/s2)


Momentum dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
P=mv
Pada gerak rotasi besaran yang analog dengamn momentum pada gerak translasi adalah
momentum sudut. Besra momentum sudut yang dimiliki oleh benda yang berotasi tergantung
pada momen inersia dan kecepatn sudut yang dimiliki benda.
Momentum sudut dudefinisikan sebgai hasil kali momen inersia dengan kecepatan sudut.
Secara matematis dapat ditulis :
`

L=I

Dengan
L = momentum sudut (kg m2 / s)
I = momen inersia ( kg m2 )

= kecepatan sudut (rad/ s)


Untuk menentukan energi kinetik rotasi kita dapat menentukan dari energi kiinetik translasi
Ek = mv2

Besarnya energi kinetik rotasi sebuah benda yang mempunyai momen inersia (I) dan
berotasi dengan sudut ( ) dapat dinyatakan dengan :
Ek rotasion = mv2
Dengan :
Ek rotasion = energi kinetik rotasi (joule)
I

= momen inersia (kg m2)

= kecepatan sudut (rad/s)

Usaha yang dilakukan oleh momen gaya pada sebuah benda yang berotasi dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :
W = .
Dengan :
W = usaha (joule)

= momen gaya (Nm)

= perpindahan sudut (rad)

Anda mungkin juga menyukai