Anda di halaman 1dari 15

RESUME FISIKA DASAR I

MENGENAI MEKANIKA BENDA TEGAR

Disusun oleh:
Kelompok 1
Diki Chen (A1C318002)
Endah Febri Setiya Rini (A1C318033)
Kholillah (A1C318007)
Lega Cantika(A1C318032)
Nadia Natalia Simamora (A1C318016)
Riska Fitriani (A1C318013)
Wita Ardina Putri (A1C318021)

PENDIDIKAN FISIKA REGULER A


DOSEN PEMBIMBING:
RAHMA DANI, S.Pd., M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS JAMBI
2018
1. Momen Gaya Atau Torsi
Momen gaya atau torsi dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian:

1. Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar.
2. Torsi disebut juga momen gaya.
3. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang menyebabkan benda
bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jam (clockwise),
dan jika benda berotasi dengan arah berlawanan putaran jam
(counterclockwise), maka torsi penyebabnya bernilai negatif.
4. Setiap gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik
massa benda dapat dikatakan memberikan Torsi pada benda tersebut.

Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:

Dimana :
 : adalahtorsi atau momen gaya (Nm)
 r : adalah lengan gaya (m)
 F : adalah gaya yang diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N)

Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya
adalah:

dimana θ adalah sudut antara gaya dengan lengan gaya.

2. Momen Inersia
Konsep momen inersia pertama kali diberikan oleh Leonhard Euler. Momen
inersia didefinisikan sebagai kelembaman suatu benda untuk berputar pada
porosnya, atau dapat dikatakan ukuran kesukaran untuk membuat benda berputar
atau bergerak melingkar. Besar momen inersia bergantung pada bentuk benda dan
posisi sumbu putar benda tersebut.
Momen inersia dirumuskan dengan:

dimana:

 I adalah momen inersia (kgm2)


 r adalah jari-jari (m)
 m adalah massa benda atau partikel (kg)

Benda yang terdiri atas susunan partikel atau benda-benda penyusunnya


yang lebih kecil, jika melakukan gerak rotasi, maka momen inersianya sama
dengan hasil jumlah semua momem inersia penyusunnya:

3. Momentum Sudut
Momentum sudut adalah ukuran kesukaran benda untuk mengubah arah
gerak benda yang sedang berputar atau bergerak melingkar.

Momentum sudut dirumuskan dengan:


dimana:

 L adalah momentum sudut (kgm2s-1)


 I adalah momen inersia benda (kgm2)
 ω adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
 m adalah massa benda (kg)
 v adalah kecepatan linear (m/s)
 r adalah jarak benda ke sumbu putarnya (m)

4. Energi Kinetik Rotasi


Energi kinetik rotasi adalah energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang
bergerak rotasi yang dirumuskan dengan:

Jika benda tersebut bergerak secara rotasi dan juga tranlasi, maka energi kinetik
totalnya adalah gabungan dari energi kinetik translasi rotasi dan energi kinetik
rotasi:

dimana:

 Ekt : adalah Energi kinetik total benda


 Ek : adalah energi kinetik translasi
 Ekr : adalah energi kinetik rotasi
 m : adalah massa benda (kg)
 v : adalah kecepatan linear (m/s)
 I : adalah momen inersia benda (kgm2)
 ω: adalah kecepatan sudut benda (rad/s)
5. Hukum Newton 2 Untuk Rotasi
Benda yang bergerak secara translasi menggunakan hukum newton II ( ) dan
benda yang bergerak secara rotasi juga memakai konsep hukum Newton yang
sama, akan tetapi besarannya memakai besaran-besaran rotasi. Sehingga, Hukum
Newton II untuk benda yang bergerak secara rotasi atau bergerak melingkar
memakai rumus :

dimana:

 τ : adalah total torsi yang bekerja pada benda


 I : adalah momen inersia benda
 : adalah percepatan sudut benda

Dibawah ini adalah tabel yang menganalogikan antara gerak translasi dan
gerak rotasi :
Besaran-besaran Pada Gerak Translasi Besaran-besaran pada Gerak Rotasi
Besaran Rumus Satuan Besaran Rumus Satuan
Jarak tempuh  s  m Jarak tempuh sudut  q = s/r  rad
Kecepatan  V = s/t  m/s Kecepatan sudut    rad/s
Percepatan  a = V/t  m/s2 Percepatan sudut    rad/s2
Massa  m  kg Momen inersia  I = mr2  kg . m2
Gaya  F = ma  N Momen gaya/torsi  Nm
Momentum  p = mv  kg . m/s Momentum sudut     kg . m2/s
Energi kinetik    Nm (Joule) Energi kinetik rotasi    Nm (Joule)

Dibawah ini adalah tabel yang menyimpulkan hubungan antara gerak


translasi dan gerak rotasi :
Konsep Gerak Translasi Hubungan Gerak Rotasi
Penyebab akselerasi     
Kesukaran untuk berakselerasi  m    I
Hukum newton 2    

Soal dan Pembahasan


1. Sebuah batang homogen memiliki massa 0,6 kg dan panjang 50 cm memiliki poros pada
ujungnya. Ditengah –tengah batang dilakukan gaya 8 Ndengan membentuk arah 300
terhadap garis hubung dari poros ke titik kerja gaya. Berapa kecepatan sudutrotasi batang
saat gaya bekerja?

Jawab:

karena sumbu rotasi berada di ujung batang, maka momen inersia terhadap sumbu rotasi adalah:

1 2 1
I= M L = (0,6)(0,5)2 = 0,05 Kg m2
3 3

Besar momen gaya yang bekerja pada batang

τ =rf sin θ= (0,25m)(8N)(sin 300)

= (0,25m)(8N)(0,5)= 1,0 Nm

Percepatan rotasi batang dikenai gaya

τ 1,0 Nm
α= = =20 rad/s2 ( Mikrajudin,2017:193)
I 0,05 kg m2

2. Pada katrol cakram pejal digantungi beban. Momen inersia katrol adalah 1 kg m2, massa
beban adalah 1 kg dan jari-jari katrol adalah 0,2 meter. Tentukan percepatan sudut katrol!
Percepatan gravitasi adalah 10 m/s2.

Diketahui :
Momen inersia katrol (I) = 1 kg m2
Massa beban (m) = 1 kg
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Berat beban (w) = m g = (1 kg)(10 m/s2) = 10 kg m/s2 = 10 Newton
Jari-jari katrol (R) = 0,2 meter

Ditanya : Percepatan sudut katrol

Jawab

Momen g aya adalah:


τ = F R = w R = (10 N)(0,2 m) = 2 N m

Momen inersia katrol :


I = 1 kg m2

Percepatan sudut katrol :


α = Στ / I = 2 / 1 = 2 rad/s2 (Rosyid,2015:15)

3. Tali dililitkan pada tepi silinder berlubang lalu ujung tali ditarik ke kanan dengan gaya F
sehingga silinder berotasi pada porosnya. Besar gaya tarik F adalah 10 Newton, jari-jari
silinder adalah 0,2 meter, massa silinder adalah 20 kg. Tentukan percepatan sudut
silinder!
F

RrR

Penyelesaian:
Diket: Besar gaya tarik (F) = 10N
Jari-jari silinder (R) = 0,2 m
Massa silinder (M) = 20 Kg
Ditanya: Percepatan sudut Silinder?
Jawab: Momen gaya adalah :
τ=F.R
= 10. 0,2= 2N m
Momen inersia silinder berongga:
I =MR2=(20)(0,2)2
=(20)(0,04)
=0,4 kg m2
Percepatan sudut silinder
α=∑τ/l=2/0,4
=5 rad/s2 (Mikrajuddin,2016:657)
4. Sebuah ember yang berisi mempunyai massa 20 kg dihubungkan dengan tali pada
sebuah katrol berbentuk silinder pejal bermassa M=10kg. Ember mula mula ditahan
dalam kondisi diam kemudian dilepaskan. Jika jari-jari katrol 25cm dan percepatan
gravitasi bumi 10m/s2 tentukan :
a) Percepatan gerak turunnya benda m
b) Percepatan sudut katrol
c) Tegangan tali

Penyelesaian :

a) Percepatan gerak turunnya benda m


Tinjau katrol:
∑τ=Iα
Tr=Mr2()
T=Ma=(10)a
T=5a.....(1)
Tinjau benda m
∑F=ma
W-T=ma
200-T=20a.....(2)
Persamaan 1 dan 2
200-T=20a
200-(5a)=20a
25a=200
a=8m/s2
b) Percepatan sudut katrol
α=
α==32rad/ss
c) Tegangan tali
T=5a
T=5(8)=40 Newton
(Mikrajuddin,2016:658)

5. Dua buah ember dihubungkan dengan tali dan katrol berjari-jari 10cm, ditahan dalam
kondisi diam kemudian dilepas. Jika massa m1=5kg, m2=3kg dan massa katrol M=4Kg,
tentukan:
a) Percepatan gerak ember
b) Tegangan tali pada ember 1
c) Tegangan tali pada ember
Penyelesaian :
a) Percepatan gerak ember
Tinjau katrol
∑T=Iα
(T1-T2)r=Iα
(T1-T2)r=Mr2()
T1-T2=Ma=(4)a
T1-T2=2a.....(1)
Tinjau ember 1
∑F=m1a
W1-T1=m1a
50-T1=5a
T1=50-5a......(2)
Tinjau ember 2
∑F=m2a
T2-W2= m2a
T2-30=3a
T2=3a+30......(3)
Persamaan 2 dan 3
T1=50-5a
T2=3a+30 _

T1-T2=20-8a.......(4)

Persamaan 1 dan 4

T1-T2=2a
T1-T2=20-8a
2a=20-8a
10a=20
a=2m/s2
b) Tegangan tali pada ember 1
Dari persamaan 2
T1=50-5a
T1=50-5(2)= 40 Newton
c) Tegangan tali pada ember 2
Dari persamaan 3
T2=3a+30
T2=3(2)+30=36 Newton
(Mikrajuddin,2016:659)

6. Tali di lilitkan pada tepi silinder berongga lalu ujung tali ditarik dengan gaya F sehingga silinder
berotasi pada porosnya. Besar gaya F adalah 10 N, jari-jari silinder adalah 0,2 m dan momen
inersia silinder adalah 1 kg m 2. Tentukan percepatan sudut silinder !

Jawab :

Diketahui :
F = 10 N
R = 0,2 m
I = 1 kg m 2
Ditanya :
Percepatan sudut silinder?

Rumus momen gaya alias torsi


τ =FR

Keterangan :

τ : momen gaya

F : gaya

R : jari-jari silinder

Momen gaya adalah :

τ = F R = (10 N) (0,2 m) = 2 N m

Rumus hukum II Newton pada gerak rotasi :

Στ = I α

Percepatan sudut silinder :

α = 𝞢τ / I = 2/1 = 2 rad/ s2
7. Sebuah selongsong silindris berlubang dengan massa M dan jari-jari R
menggelinding tanpa slip dengan laju V pm pada permukaan datar. Berapakah energi
kinetiknya?
Penyelesaian :
Momen Inersia : Ipm = MR²
Laju sudut ω : Vpm / R
1 1 Vpm
K = MVpm² + (MR²) ( )²
2 2 R
= MVpm ²
Energi knetiknya 2x lebih besar dibandingkan dengan segelongsong silinder yang
meluncur dengan kecepatan Vpm tanpa menggelinding. Setengah EK total adalah traslasi,
dan setengahnya rotasi (young, 2002 : 300).
8. Tali dililitkan pada tepi silinder berongga lalu ujung tali ditarik dengan gaya F sehingga
silinder berotasi pada porosnya. Jika momen gaya adalah 2 Nm dan momen inersia
silinder adalah 1 kg m2, tentukan percepatan sudut silinder!

Pembahasan:

Diketahui :

Momen gaya (τ) = 2 Nm

Momen inersia (I) = 1 kg m2

Ditanya : Percepatan sudut silinder!

Jawab :

Rumus hukum II Newton pada gerak rotasi :

Στ = I α

Keterangan :

Στ = resultan momen gaya,

I = momen inersia,

α = percepatan sudut
Percepatan sudut silinder :

α = Στ

=2

= 2 rad/s2

Percepatan sudut silinder adalah 2 radian per sekon kuadrat = 2 rad/s2.

(Soesanto. 2005. Hukum newton II mengenai rotasi. Fisika Universitas. Bandung: ITB)

9. Tali dililitkan pada tepi silinder berongga lalu ujung tali ditarik dengan gaya F sehingga
silinder berotasi pada porosnya. Besar gaya tarik F adalah 10 Newton, jari-jari silinder
adalah 0,2 meter dan momen inersia silinder adalah 1 kg m2. Tentukan percepatan sudut
silinder!

Pembahasan:

Diketahui :

Besar gaya tarik (F) = 10 N

Jari-jari silinder (R) = 0,2 m

Momen inersia (I) = 1 kg m2

Ditanya : Percepatan sudut silinder!

Jawab :
Rumus momen gaya alias torsi :

τ=FR

Keterangan :

τ = momen gaya,

F = gaya,

R = jari-jari silinder

Momen gaya adalah :

τ = F R = (10 N)(0,2 m) = 2 N m

Rumus hukum II Newton pada gerak rotasi :

Στ = I α

Keterangan :

Στ = resultan momen gaya,

I = momen inersia,

α = percepatan sudut

Percepatan sudut silinder :

α = Στ

=2

= 2 rad/s2

(Suyoso. 2007. Hukum Newton II. Solo: Universitas Sebelas Maret.)

10. Pada gambar diatas, sebuah katrol silinder pejal ( ) dengan massa 3kg dan berjari-jari
20 cm dihubungkan dengan dua buah tali yang masing-masing memiliki terpaut pada
benda bermassa dimana m1 = 6kg dan m2 = 3kg. Sistem diatas berada dalam kondisi
tertahan diam dan kemudian dilepaskan. Jika tidak terjadi gesekan pada lantai dengan,
berapakah percepatan kedua benda tersebut?
Pembahasan:

Sistem m2:

Sistem m1:

Dengan mensubstitusi ketiga persamaan diatas, kita dapat mengetahui besar:

30 – 3a – 6a = 1,5a

30 – 9a = 1,5a

30 = 10,5a

a = 2,86m/s2 (Rosyid,2015:16)

Anda mungkin juga menyukai