Anda di halaman 1dari 34

MODUL MAPEL FISIKA KELAS XI MIPA Bab I.

DINAMIKA ROTASI DAN


KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
DINAMIKA ROTASI DAN
Peta Konsep
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
A. Dinamika Rotasi

Momen Gaya/Torsi (τ )

Kopel dan Momen Kopel Hubungan Momen gaya, Momen Inersia,


dan percepatan sudut
Momen Inersia ( I )

Energi Kinetik Benda Gerak Rotasi

Gerak Menggelinding

Hukum Kekekalan Energi Mekanik

Momentum Sudut

B. Kesetimbangan Benda Tegar


Nama Guru : Drs. MUHAMMAD ALI
Kesetimbangan Partikel Kesetimbangan translasi
NIP : 19591005 198602 1 004
Kesetimbangan Benda Kesetimbangan translasi

Kesetimbangan rotasi

Titik Berat dan Titik Massa Benda bentuk tali (1 dimensi)


SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA Benda bentuk bidang (2 dimensi)

TAHUN PELAJARAN 2017 – 2018 Benda bentuk ruang (3 dimensi)


Jenis-jenis Kesetimbangan K. Stabil, Labil dan Indeferen  Ingat−ingat Nilai π
Jika berada dibelakang fungsi trigonometri (sinus, cosinus, tangen, dsb), nilai π=180 o
Bab I. DINAMIKA ROTASI DAN 22
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR Jika tidak berada dibelakang fungsi trigonometri, nilai ¿ =3,14
7
Prolog :  rps = rotasi per sekon  1 rps = 1 put/sekon = 2 π rad/s = 2 x 3,14 = 6,28 rad/s
 Gaya (F) adalah tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan suatu benda bergerak rpm = rotasi per menit  1 rpm = 1 put/menit = 2 π rad/menit = 6,28 rad/60s = 0,105 rad/s
atau berubah geraknya. Satuan dari besaran gaya adalah newton (N). A. Momen gaya atau Torsi atau Torka (τ )
 Analogi Hubungan antara gerak translasi (lurus) dengan gerak Rotasi (melingkar) Penyebab gerak translasi (gerak lurus) adalah gaya (F), sedangkan penyebab gerak
rotasi (gerak melingkar) adalah momen gaya (τ ). Benda yang bergerak rotasi tentu
Besaran Gerak Translasi Gerak Rotasi Hubungan memilki poros atau sumbu putar.
Momen gaya didefinisikan sebagai hasil kali antara gaya (F) dengan lengan gaya (d).
Posisi benda x atau s θ x = r.θ Lengan gaya (d) adalah panjang garis yang ditarik dari poros sampai memotong tegak
dx dθ lurus garis kerja gaya.
Kecepatan v= ω= v=r . ω
dt dt
dv dω Secara matematis dituliskan : τ =F xd ....................................................(1.1)
Percepatan a= α= a=r . α
dt dt Perhatikan gambar berikut :
Ukuran
m I I = m.r 2 a
Kelembaman
Pada batang OP bekerja sebuah
Momentum p = m.v L = I.ω L = r.p d= r . sinθ gaya F yang membentuk sudut
Momen gaya( θ θ terahadap garis mendatar.
Penyebab gerak Gaya (F)
τ¿ τ =r . F O P Titik O sebagai poros dan titik P
1 1 r θ merupakan titik tangkap gaya F.
Energi kinetik Ek= m . v 2 Ek= I . ω 2 ( Ek ) rot=r . ( Ek ) trans F
2 2
ab = garis kerja gaya b
 Pengertian sinus, cosinus dan tangen
Untuk gambar di atas besarnya momen gaya adalah :
a b
sin α = sin β= τ =Fxd=F . r . si nθ ......................................................................(1.2)
c c
b a Bila gaya F tegak lurus batang OP maka sudut θ=90o dan sin θ=1
c β a cos α= cos β=
c c Bila garis gaya F melalui poros (O), maka d = 0 sehingga  = 0.
a b
α tan α= tan β= Keterangan :
b a
b F = gaya, satuannya newton (N)
r = jarak titik poros O terhadap titik tangkap gaya P, satuannya m NB. Untuk soal (c) dan (d), agar dilanjutikan sendiri ! ...
 = momen gaya / torsi / torka , satuannya N.m
θ = sudut antara gaya F dengan batang OP , satuannya derajat. c. ∑ τ C=τ 1 + τ 2+ τ 3=F 1 . d 1 + F2 . d 2+ F 3 .d 3
Momen gaya merupakan besaran vektor, dan berlaku ketentuan :
.........................................................................................................................................
 = + jika gaya F menyebabkan benda cenderung berputar searah dengan .......................................................................................................... (Kunci = 25,5 Nm)
arah putaran jarum jam.
 = – jika gaya F menyebabkan benda cenderung berputar berlawanan arah
d. ∑ τ D =τ 1 +τ 2+ τ 3=F 1 . d 1+ F 2 . d 2+ F 3 . d 3
dengan arah putaran jarum jam.
........................................................................................................................................
Contoh Soal :
.......................................................................................................... (Kunci = 32,5 Nm)
F2
Soal-soal Latihan :
1. F1
A 30o B C D
ao 1. F1 = 10N

F3
Diketahui tiga buah gaya bekerja pada sebuah batang AD dengan posisi seperti pada gambar di
atas. F1 = F2 = F3 = 10 N , tg ao = 4/3 , AB = 2m , BC = 1,5 m , dan CD = 1 m.
Hitunglah resultan momen gaya dari ketiga gaya terhadap batang, jika dipilih porosnya adalah : F2 = 20N
a. Titik A b. Titik B c. Titik C d. Titik D
F3 = 10N
Penyelesaian :
Dua buah roda berporos sama. Jari-jari roda kecil 10 cm dan roda besar 25 cm. Pada tepi-
a. ∑ τ A =τ 1 −τ 2 +τ 3 =F1 . d1 −F2 . d 2+ F 3 . d 3=10.0−10.3,5+10. 4,5. sin a tepi roda bekerja gaya seperti pada gambar di atas. Tentukan resultan momen gaya pada
sistem roda di atas. (Kunci = 3 Nm)
4
¿ 0−35+45. =−35+36=1 N . m 2. Diketahui gaya F1 = 12 N, F2 = 10 N , bekerja pada sebuah batang tak bermassa seperti
5 pada gambar di bawah. Kedua gaya membentuk sudut 37 o terhadap batang. (sin 37o = 0,6).
Perhatikan baik-baik :
 Mengapa τ 2=−? F1
 Mengapa d1 = 0 ? ; d2 = 3,5 m dan d3 = 4,5 m A 37o
 Mengapa sin ao = 4/5 ? B
b. ∑ τ B =τ 1 −τ 2 +τ 3=F1 . d 1−F2 . d 2+ F 3 . d3 F2 37o C

4 Panjang AB = 3 m dan BC = 2 m. Hitunglah resultan momen gaya pada batang terhadap


¿ 10.2 .sin 30o −10.1,5+10.2,5 . =10−15+ 20=15 N . m
5 titik poros B. (Kunci = 33,6 Nm)
3. F2 F3
D C 53 o Pada sebuah batang AB yang
F1 Pada bidang bujur sangkar ABCD panjangnya 4 m bekerja empat
bekerja 3 gaya seperti pada gambar 2m 1m 1m buah gaya, F1 = F2 = 10 N dan F3 =
di samping. Panjang sisi bujur sang- A B F4 = 6 N seperti tampak pada
O kar = 2,0 m. Jika diketahui : P Q gambar disamping. Hitunglah besar
F1 = 8 N , F2 = 60 N , F3 = 40 N
dan arah momen kopel pada
F3 dan Sin 53o = 0,8 , hitunglah besar F4
A B resultan momen gaya pada bidang F1 batang AB tersebut.
terhadap poros O. (Kunci = 60 Nm)
Soal tambahan : Berapakah resultan momen gayanya jika porosnya : Penyelesaian :
a). Titik A b). Titik B c). Titik c d) Titik D Pada batang AB bekerja 2 kopel, yaitu antara F1 dan F2 dan antara F3 dan F4.
M = – M1 + M2 = – ( F1 . AP) + F3.BQ = – (10.2) + 6.1 = – 20 + 6 = – 14 N.m
Kopel dan Momen Kopel (M) : Tanda minus (–), berarti perputaran batang AB berlawanan dengan arah jarum jam.
 Kopel adalah pasangan dua buah gaya pada suatu benda yang besarnya sama, Latihan soal :
sejajar, tetapi arahnya berlawanan.
1. F2
 Besarnya Kopel dinyatakan dengan momen kopel (M) dan didefinisikan sebagai hasil
F1
kali antara salah satu gaya dengan jarak antara kedua garis kerja gaya tersebut. Pada sebuah batang AD yang
Perhatikan gambar berikut : panjangnya 3 m bekerja empat
1m 1m 1m buah gaya, F1 = F3 = 6 N dan F2 =
F A D F4 = 10 N seperti tampak pada
d B C gambar disamping. Hitunglah besar
dan arah momen kopel pada
O F3
(Kunci = + 32 N.m) batang AD tersebut.
F F4
2. Pada sebuah bidang terdapat sebuah kopel yang besar momen kopelnya M = + 40 N.m.
Pada bidang tersebut terdapat juga sebuah gaya F yang besarnya 8 N. Tentukan
Besarnya Momen Kopel dirumuskan : M =F x d  satuannya N.m ........(1.3) resultan antara momen kopel M dengan gaya F tersebut dan tentukan pergeseran titik
tangkap gaya F dari posisi semula. (Kunci : 8 N dan 5 m)
 Momen kopel dapat dikatakan sebagai momen gaya dalam keadaan khusus. Juga Teori untuk menyelesaikan soal nomor 2 :
merupakan besaran vektor, dan berlaku ketentuan : “Bila dalam satu bidang terdapat momen kopel M dan gaya F, maka hasil resultan dari
M dan F adalah sama dengan gaya F semula, hanya saja titik tangkap atau garis kerja
 M= + jika M menyebabkan benda cenderung berputar searah dengan M
arah putaran jarum jam. gaya F tersebut bergeser dari semula sejauh : d=
F
 M = – jika gaya F menyebabkan benda cenderung berputar berlawanan arah
dengan arah putaran jarum jam. B. Momen Inersia (I) adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya.
 Contoh soal : F2 1. Momen Inersia Partikel / Benda Titik / massa diskrit
 Sebuah partikel bermassa m berotasi NB. Untuk soal (c) dan (d), agar dilanjutikan sendiri ! ...
mengelilingi suatu poros dengan jari – r
jari r memiliki momen inersia sebesar : m c). IX = mA.rA2 + mB.rB2 + mC.rC2  rA = ...... , rB = ...... , dan rC = .........
I = m.r2  Rumus dasar ..... (1.4)
= .............................................................................................. (Kunci = 27 kg.m2)

Keterangan : d). IB = mA.rA2 + mB.rB2 + mC.rC2  rA = ...... , rB = ...... , dan rC = .........


m = massa partikel / benda (kg) poros
r = jarak tegak lurus dari partikel ke poros (m) = ............................................................................................. (Kunci = 63 kg.m2)
I = momen inersia partikel (kg.m2) Soal Latihan :
 Jika terdapat banyak partikel dengan massa masing-masing m1, m2, m3, … dst. dan
mempunyai jarak r1, r2, r3, … terhadap poros (sumbu putar), maka momen Inersia total- 1.
nya adalah penjumlahan momen inersia dari semua partikel. 2m O 4m

 I = m.r2 = m1.r12 + m2.r22 + m3.r32 + … ............................ (1.5)


½a ½a
Contoh Soal : Dua buah benda massanya 2m dan 4m masing-masing berjarak ½ a dari sumbu putar O.
Hitunglah resultan momen inersia kedua benda. (Kunci = 1,5 ma2)
1. Tiga buah benda terletak pada sumbu koordinat xy seperti tampak pada gambar. 2. y(m)
Massa masing-masing benda adalah mA = 1 kg, mB = 2 kg, mC = 3 kg.
Tentukanlah momen inersia sistem jika sumbu putarnya adalah : m2 4m m3
a). sumbu y. c). Sumbu x.
b). melalui A, tegak lurus bidang xy. d). Melalui B, tegak lurus bidang xy. 3m 3m
m1 m4
Penyelesaian : 3m O x(m)
(a) sumbu y sebagai sumbu putar 2m
(poros), diperoleh data-data r A = 0,

A
y rB = 3 m, dan rC = 0. Sehinga : m5
Diketahui : m1 = m2 = m3 = m4 = m5 = 2 kg
Iy = mA.rA2 + mB.rB2 + mC.rC2 Tentukan Resultan Momen Inersia sistim diatas jika sumbu putarnya adalah :
= 1 (0) + 2.(3)2 + 3(0) = 18 kg.m2 (a). sumbu x (c). melalui titik O tegak lurus bidang xy
(b). sumbu y (Kunci : a). 44 kg.m2 b). 82 kg.m2 c). 126 kg.m2)
(b) sumbu putar melalui A dan tegak lurus
X bidang xy, maka diperoleh data : 3. Dua bola masing-masing massanya m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg dihubungkan dengan batang
rA = 0, rB = 3 m, dan rC = 3 m. Sehingga ringan tak bermassa seperti pada gambar.

IA = mA.rA2 + mB.rB2 + mC.rC2


= 1 (0) + 2.(3)2 + 3.(3)2 = 45 kg.m2
Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a, hitunglah besar momen inersia sistem bola
tersebut. (Kunci = 0,35 kg.m2) I = 1/12 m(a2 + b2)
2. Momen Inersia Benda Pejal / massa kontinu
Momen Inersia untuk benda tegar atau benda
massa kontinu dapat ditentukan dengan meng-
gunakan persamaan integral sbb. :
r

I =∫ r 2 . dm ....................... (1.6)
dm
Keterangan :
r adalah jarak elemen massa dm dari sumbu rotasi.
Dari persamaaan di atas telah dihitung momen inersia beberapa benda pejal bentuk
teratur dan hasilnya sebabagi berikut. (Tugas kalian adalah memahami dan menghafalkan).
(Tugas : Memahami dan menghafalkan Tabel Momen Inersia beberapa benda berikut)

 Teorema Sumbu Sejajar


Jika sudah diketahui momen inersia suatu
m.b2 melalui pusatnya (Ic),
I = Ic +poros
benda dengan
b=R maka momen inersia pada bagian lain yang
2
sumbunya=sejajar
3/2 m.Rdengan pusat (Ic), dapat
ditentukan dengan persamaan :

Ic I = ... .? I = Ic + m.b2 ............................ (1.7)


Keterangan : m = massa benda (kg) ; b = jarak sumbu sejajar dari pusat massa (m)
Contoh Soal :
1. Batang AB massanya 2 kg diputar melalui ujung A ternyata momen inersianya 8 kg.m 2. 3. Jika sebuah silinder pejal bermassa 20 kg dan berjari-jari 1 m diputar melalui sumbu silinder
dan segumpal lumpur bermassa 2 kg menempel pada jarak 0,5 meter dari pinggir silinder,
maka hitunglah momen inersia sistem.

Pembahasan :

I = I silinder + I lumpur
Tentukan momen inersanya jika batang AB diputar melalui pusat O (AO = OB).
Pembahasan : = ½ mS RS 2 + mL rL 2 = ½ (20).(1)2 + 2 (0, 5)2
Saat batang AB diputar dengan poros A, momen inersianya 8 kg.m 2, sehingga panjang 4. Momen inersia di pusat sebuah piringan tipis bermassa m dan berjari-jari R adalah ½ mR 2.
batang L dapat dicari dengan rumus :
Tentukan momen inersia piringan jika poros digeser di tepi piringan sejajar dengan poros
Poros di ujung batang (di A) :
 
semula.
I = 1/3 mL2  8 = 1/3 (2)L2   L2 = 12 m2  Pembahasan :
Saat batang AB diputar dengan poros di tengah batang (di O), maka besarnya momen
inersia : I = Ic + m.b2
I = 1/12 mL2  I = 1/12 (2).12   I = 2 kg.m2  b=R = ½ m.R2 + m.R2
= 3/2 m.R2
2. Sebuah pipa dengan panjang L = 1 meter memiliki jari-jari luar pipa adalah 25 cm dengan
jari-jari dalam 20 cm. Jika massa pipa adalah 4 kg, tentukan momen inersia pipa!

Ic = ½ mR2 I = ... .?
Soal Latihan :
1. Sebuah bola pejal memiliki massa 10 kg dan jari-jari 40 cm. Berapakah besar momen
inersianya bila porosnya :
a. melalui pusat bola (Kunci : 0,64 kg.m2)
b. sejajar pada tepi bola. (Kunci : 2,24 kg.m2)
Pembahasan 2. Sebuah silinder pejal memiliki massa 4 kg dan jari-jari 20 cm. Berapakah besar momen
inersianya bila porosnya :
Momen inersia silinder berongga adalah sebagai berikut :
a. melalui sumbu silinder (Kunci : 0,08 kg.m2)
b. sejajar sumbu pada tepi silinder. (Kunci : 0,24 kg.m2)
3. Sebuah batang bermassa M dengan panjang L diputar melalui poros dipertengahan batang
sehingga momen inersianya Ic = 1/12 M.L2. Tentukan besar momen inersianya jika
R1 = 30 cm = 0,3 meter, R2 = 40 cm = 0,4 meter, M = 8 kilogram, sehingga :
porosnya terletak :
I = ½ (8)[(0,3)2 + (0,4)2] = 4(0,09 + 0,16) = 4(0,25) = 1 kg.m 2 a. pada ujung batang (Kunci : 1/3 mL2)
b. pada jarak ¼ L dari ujung batang (Kunci : 7/48 mL2)
C. Hubungan antara Momen gaya dengan Percepatan sudut  a). Pada titik di ujung batang (B)
Sebuah benda bermassa m. Akibat gaya F, benda berotasi dengan jari-jari r dan dengan Mencari percepatan sudut (α )
percepatan tangensial a.
τ =I . α  F.r = 1/3 m.L2.α  F. ½ L = 1/3 m.L2 .α  3 F = 2 m.L.α
F
3g
3 m.g = 2 m.L.α  α =
a τ =F . r F = m.a 2L
r m Mencari percepatan tangensial (a) di ujung batang (B)
¿ m .a . r a = r.α a = r .α r sampai ujung batang = L, sehingga :
3g 3g
¿ m .r . α . r=m. r 2 . α a=L . → a=
2L 2
τ =I . α ................. (1.8)  b). Pada titik di tengah batang (Z)
3g
Keterangan : Percepatan sudut disemua bagian batang adalah sama besar, yaitu : α =
2L
τ = momen gaya (torsi)  N.m
(Coba perhatikan mengapa sama besar?)
I = momen inersia  kg.m2
Percepatan tangensial (a) pada setiap titik pada batang adalah berbeda bergantung
α = percepatan sudut  rad/s2 jaraknya dari sumbu putar atau engsel. (Coba perhatikan mengapa berbeda?)
Rumus (1.8) ini sering digunakan, sebagai hukum II Newton pada gerak rotasi. Di tengah batang (Z)  r = ½ L, sehingga percepatan tangensialnya :
Analog dengan F = m.a (pada hukum II newton pada gerak translasi)
1 3g 3g
Contoh soal : a = r .α  a= L. → a=
2 2L 4
1.
Seperti contoh di atas, hitunglah berapa percepatan tangensial titik pada batang yang
L
Sebuah batang homogen dalam posisi berjarak :
A B
mendatar massanya m dan panjangnya a). ¼ L dari ujung A (Kunci : 3/8 g) b). ¼ L dari ujung B (Kunci : 9/8 g)
Z
AB = L. Ujung A dihubungkan dengan
engsel. Ketika batang dilepaskan, 2.
F= m.g
hitunglah percepatan sudut dan perce- Sebuah benda dengan massa = m dihubungkan dengan tali
patan tangensial : yang dililitkan pada katrol berbentuk cakram yang dapat
a α M α berputar bebas pada porosnya. Jika massa katrol = M, jari-
a. Pada titik di ujung batang (B) jarinya = R dan gravitasi bumi = g, tentukanlah :
R
b. Pada titik di tengah batang (Z) a). percepatan turunnya benda (a)
Pembahasan : T b). percepatan sudut katrol (α)
2 c). gaya tegangan tali (T)
 Momen inersia benda bentuk batang dengan poros di ujung batang : I = 1/3 m.L
Gaya berat batang F = m.g
Pembahasan :
( m2−m1 . μ k ) . g
F = w = m.g a ¿ . a=
1 (m2 > m1)
m.g (m ¿ ¿ 2+ m1 + M )¿
a= 2
a) 1 (buktikanlah !... )
m+ M
2
b ¿ . T 1=m1 (μ k . g+a) dan T 2=m 2 (g−a)
m.g
α= NB. Jika papan licin, maka harga μk = 0  fk = 0
b). a = r.α  1
R(m+ M )
2 5.
fk
c). F – T = m.a  T = F – m.a  T = m (g – a) mg.sinθ
θ
3.
Dua buah benda dengan massa = m 1 dan m2 dimana (m2 >
m1) dihubungkan dengan tali pada katrol berbentuk cakram
M α tampak seperti pada gambar disamping. Jika jari-jari katrol = mg.cosθ
R dan gravitasi bumi = g, tentukanlah percepatan (a) yang
R dialami benda m1 dan m2 : mg
θ
a). Jika massa katrol diabaikan (katrol licin / tali meluncur)
b). Jika massa katrol (M) diperhitungkan (katrol berotasi)
Sebuah benda berbentuk silinder (bola) dengan massa = m dan jari-jari = R mengge-
linding pada bidang miring dengan sudut kemiringan = θo , tentukan percepatannya.
m1 Kunci Jawaban (Buktikanlah) :
m2
Jawaban :
( m2−m1 ) . g ( m2−m1 ) . g
a ¿ . a= b ¿ . a= g . sinθ
(m ¿ ¿ 2+ m1 )¿ 1 Buktikan bahwa besar percepatannya : a=
(m ¿ ¿ 2+ m1 + M )¿ 1+k
2 NB. k = faktor pengali pada momen inersia. Silinder pejal I = 1/2 m.R2  k = ½
4. T1
m1 Massa katrol = M
Jari-jari = R

fk T2

Perhatikan gambar di atas.


Dari gambar di atas, buktikan bahwa :
m2
Latihan Soal :

1. Sebuah ember berikut isinya bermassa m = 20 kg


dihubungkan dengan tali pada sebuah katrol ber-
bentuk silinder pejal bermassa M = 10 kg. Ember
mula-mula ditahan dalam kondisi diam kemudian
dilepaskan. Jika jari-jari katrol 25 cm dan percepa-
tan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan :
a) percepatan gerak turunnya benda m 5. Sebuah silinder pejal bermassa 8 kg berada diatas
b) percepatan sudut katrol permukaan yang kasar ditarik gaya F = 60 N seperti
c) tegangan tali diperlihatkan gambar disamping. Jika jari-jari silin-
[ Kunci : a). 8 m/s2 b). 32 rad/s2 c). 40 N ] der 50 cm, tentukan percepatan translasi dan
percepatan sudutnya.
( Kunci : 10 m/s dan 20 rad/s2 )
2. Sebuah katrol bentuknya silinder pejal dengan
massa M = 4 kg ditarik dengan gaya F hingga
berotasi dengan percepatan sudut sebesar 5 rad/s2. 6. Pada gambar di samping roda katrol pejal C berputar
Jika jari-jari katrol adalah 20 cm, tentukan besarnya melepaskan diri dari lilitan tali. Massa roda C adalah
gaya F tersebut. 300 gram. Jika percepatan gravitasi adalah 10 m/s2,
( Kunci : F = 2 N ) tentukan besar gaya tegangan tali T.

3. Dua buah ember dihubungkan dengan tali dan ka- ( Kunci : T = 1 N ) Rumus Jadi : T = 1/3 m.g
trol berjari-jari 10 cm, ditahan dalam kondisi diam Silinder pejal 7. Silinder pejal bermassa m mula-mula diam kemudian
kemudian dilepas seperti gambar disam-ping. Jika dilepaskan dari ujung sebuah bidang miring dan mulai
massa m1 = 5 kg , m2 = 3 kg dan massa katrol M = bergerak ke bawah. Jika panjang bidang miring 5 m
dan ketinggian h = 3 m. Tentukan percepatan bola
4 kg, tentukan :
saat tiba di ujung bawah bidang miring (g = 10 m/s 2)
a) percepatan gerak ember
a).jika bola meluncur b). jika bola menggelinding
b) tegangan tali pada ember 1
c) tegangan tali pada ember 2 [ Kunci : a). 6 m/s2 b). 4 m/s2 ]

[ Kunci : a). 2 m/s2 , b). 40 N , c). 36 N ] 8. Sebuah silinder pejal bermassa 20 kg dan jari-
jari 10 cm di dorong dengan gaya 120 N seperti
F pada gambar di samping. Tentukan percepatan
R yang dialami silinder jika :
4. Sebuah katrol silinder pejal dengan massa M = 4 kg a. silinder selip/tergelincir/tak ada gesekan
berjari-jari 20 cm dihubungkan dengan dua buah b. silinder menggelinding/ada gesekan
massa m1 = 3 kg dan m2 = 5 kg dalam kondisi ter- (Kunci : a. 6 m/s2 ; b. 4 m/s2)
tahan diam kemudian dilepaskan. Tentukan perce-
patan gerak kedua benda dan tegangan tali T1 dan
T2 jika :
a). lantai dibawah m1 dianggap licin
b).koefisien gesekan antara m1 dan lantai = 0,2
Kunci :
a). 5 m/s2 ; 15 N ; 25 N
2
D. Energi Gerak Rotasi W = Usaha (J)
Sudah dibahas di kelas X , energi kinetik benda yang bergerak translasi (lurus) adalah : Contoh soal :
1. Bola pejal bermassa 10 kg mula-mula diam
¿ ................................................................................... (I.9) kemudian dilepaskan dari ujung sebuah
Keterangan : m = massa benda (kg) bidang miring dan mulai bergerak mengge-
v = kecepatan (translasi) benda (m/s) linding. Jari-jari bola adalah 1 meter, dan
Ek = energi kinetik benda (J) ketinggian h = 28 m. Tentukan kecepatan
Persamaan energi kinetik benda yang bergerak rotasi dapat dijabarkan dari energi kinetik bola saat tiba di ujung bawah bidang miring.
benda yang bergerak translasi (lurus).
Pembahasan : Hukum Kekekalan Energi Mekanik :
1 1
Ek= m v 2= m ¿
2 2
Jadi rumus energi kinetik benda yang bergerak rotasi : ¿ ...... ( I.10 )
Keterangan : I = momen inersia (kg.m2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
 Energi kinetik benda yang bergerak menggelinding (rotasi dan translasi) :
¿ ...... (I.11)
 Hukum Kekekalan Energi Mekanik Pada benda yang Bergerak Menggelinding :

(Em)1 = (Em)2
2. Sebuah benda bermassa M dengan jari-jari R menggelinding tanpa slip menuruni bukit,
(Ep)1 + (Ek)trans.1 + (Ek)rot.1 = (Ep)2 + (Ek)trans.2 + (Ek)rot.2 .......... (I.12) Seperti pada gambar di bawah. Tentukan kelajuan benda di dasar bukit.

 Usaha dalam gerak rotasi.

Usaha dalam gerak rotasi dapat dijabarkan dari usaha pada gerak translasi. fk
mg.sinθ
W =F . s=F . r .θ=τ . θ  W =τ . θ .................. (I.13) θ s

Analog dengan gerak translasi, besarnya usaha pada gerak rotasi sama dengan h
perubahan energi kinetik rotasi. mg.cosθ
1 1
W =∆ Ek=Ek rot .2−Ek rot .1= I . ω 22− I . ω21 ................. (I.14) mg
2 2
θ
Keterangan : θ = sudut tempuh (rad) ; ω = kecepatan sudut (rad/s)
Jawaban :
2 gh
Buktikan bahwa besar kecepatannya :

k = faktor pengali pada momen inersia.


v=
√ 1+k

Silinder pejal I = 1/2 m.R2  k = ½ ; Bola pejal I = 2/5 m.R2  k = 2/5


h
Dari gambar diketahui hubungan sin θ= → h=s . sinθ
s
3. Sebuah silinder pejal dan sebuah bola pejal menggelinding pada suatu bidang miring dari
keadaan diam bersamaan. Ketinggian bidang miring adalah h meter.
a) Tentukan perbandingan kelajuan silinder dan bola saat tiba di dasar bidang miring. 5. Sebuah silinder berotasi terhadap sumbunya dengan kecepatan sudut 120 rpm.
b) Manakah yang tiba lebih dahulu di dasar bidang miring antara dua benda tersebut? Bila masa silinder 20 kg dan jari-jari 20 cm, berapakah energi kinetik rotasi silinder ?
2 gh
Jawab : a). Setelah dihitung dengan persamaan v=
√ 1+k
diperoleh hasil bahwa :
Diketahui : m = 20 kg ; R = 20 cm = 0,2 m
Soal : Ek = .... ?
Jawab :
120
= 60 putaran /s = 2 putaran /s x 2 rad/putaran = 4 x 3,14 = 12,56 rad/s
1 1
I = 2 mR = 2
2
x 20 x (0,2)2 = 10 x 0,04 = 0,4 kgm2

1 1
b). laju bola ( √ 15) lebih besar dari laju silinder ( √ 14) , jadi bola pejal akan sampai
lebih dulu di dasar bidang miring dari pada silinder pejal. EK = 2 I 2 = 2 x 0,4 (12,56)2 = 0,2 x 157,754 = 31,6 joule
4. Silinder pejal dengan jari-jari 5 cm bermassa 0,25 kg bertranslasi dengan kelajuan linear

4 m/s. Tentukan energi kinetik silinder jika selain bertranslasi silinder juga berotasi!
Diketahui : m = 0,25 kg ; r = 5 cm = 0,05 m ; v = 4 m/s Soal : Ek = ..... ?
Jawab : Energi kinetik total dari Silinder pejal 6. Sebuah roda gerinda yang homogen mempunyai massa 0,9 kg dan jari-jari 8 cm. Roda
mula-mula berputar dengan kecepatan sudut 1400 rpm. Karena pengaruh gaya gesekan,
roda berhenti setelah 35 sekon. Hitung momen gaya yang dialami roda akibat gaya gesekan
tersebut.
Diketahui : m = 0,9 kg ;
ω 1= 1400 rpm = (1400).(2 π rad)/60s = (1400)(2x3,14 rad)/60s = 146.6 rad/s
t = 35 s ; ω 2= 0 (sampai berhenti) Soal : τ = ? 7. Sebuah bola pejal menggelinding pada bidang miring yang memiliki ketinggian 2,52 m. Jika
Jawab : jari-jari bola 50 cm dan g = 10 m/s 2, tentukanlah kecepatan sudut bola tersebut pada saat
 Momen inersia gerinda (bentuk gerinda silinder pejal tipis)  I = ½ m.R2 tiba di dasar bidang miring. (Kunci : 12 rad/s)
I = ½ (0,9)(0,08)2 = 2,88 x 10-3 kg.m2
E. Momentum Sudut Pada Gerak Rotasi
 Sudut yang ditempuh dalam waktu 35 sekon :
Pernahkah kita melihat orang bermain gasing? Mengapa gasing yang sedang berputar
θ = ½ (ω 1+ ω2).t = ½ (146,6 + 0).35 = 2.565,5 rad meskipun dalam keadaan miring tidak roboh? Pasti ada sesuatu yang menyebabkan gasing
 Sesuai persamaan (I.13 dan I.14), dapat dituliskan : tidak roboh. Setiap benda yang berputar mempunyai kecepatan sudut. Bagaimana
1 1 hubungan antara momen inersia dan kecepatan sudut?
W =τ . θ= I . ω 22− I . ω21
2 2
1 v Gambar di samping memperlihatkan benda A
τ .(2.565,5)=0− ( 2,88 x 10−3 )¿ berotasi dengan sumbu putar (poros) di O.
2
m r adalah jarak antara O dan A (jari-jari rotasi).
τ =12,1 x 10 N.m
−3
O r A
Soal Latihan : Jika massa benda A = m dan kecepatan
liniernya = v, maka besar momentum linier
1. Sebuah bola pejal (I=2/5 mR 2) massanya 1 kg dan jari-jarinya 10 cm menggelinding di lantai bendas tersebut : p = m × v.
mendatar dengan kelajuan 1 m/s. Tentukan energi kinetik total bola tersebut. (Kunci : 0,7 J)
2. Sebuah bola berongga (I=2/3 mR2) menggelinding melalui puncak bukit dengan kelajuan Hasil perkalian momentum (linier) p dengan jari-jari rotasi r disebut momentum sudut, dan
1 m/s pada saat di puncak. Tentukan kelajuan bola ketika berada 4 m di bawah puncak. diberi notasi L.
(Kunci : 7,0 m/s) Jadi : L= p . r=m . v .r =m ( ωr ) r=m r 2 ω=I .ω  L=I . ω ..... (I.15)
3. Sebuah silinder tipis melakukan gerak translasi dan rotasi pada bidang miring yang memiliki
ketinggian 1,6 m. Jika g = 10 m/s 2, tentukanlah kecepatan silinder pada kaki bidang miring Momentum sudut merupakan besaran vektor. Arah momentum sudut mengikuti aturan tangan
tersebut. (Kunci : 4 m/s) kanan, yaitu apabila ke-empat jari tangan kanan (selain ibu jari) dikepalkan mengikuti arah
4. Sebuah silinder pejal digelindingkan pada rotasi benda (ω), maka jempol yang teracung menunjukkan arah momentum sudut (L).
Bidang horisontal dengan kecepatan te –
tap 10 m/s, kemudian naik ke atas bidang
miring dengan sudut kemiringan 30o. Jika
g = 10 m/s2, tentukan ketinggian maksimum
yang dicapai silinder tersebut. V
(Kunci : 7,5 m)
5. Seperti soal nomor 4, tetapi bendanya berupa bola pejal. (Kunci : 7,0 m)
6. Sebuah silinder pejal berotasi terhadap sumbunya dengan kecepatan sudut 120 rpm. Bila
massa silinder 20 kg dan jari-jarinya 20 cm, berapakah energi kinetik rotasi silinder tersebut. Hubungan antara momentum sudut dengan momen gaya adalah :
(Kunci : 31,6 J)
dω I . dω dL
τ =I . α=I . = →τ= ..................................... (I.16) 1. Sebuah silinder tipis berongga dengan diameter 120 cm dan massa 20 kg berotasi melalui
dt dt dt
pusat sumbunya seperti gambar berikut ini. Jika kecepatan sudutnya 5 rad/s, hitunglah
momentum sudutnya!
Hukum Kekekalan momentum sudut :
“Jika tidak ada momen gaya luar (τ ) yang bekerja pada suatu sistem ¿, maka besar
momentum sudut (L) adalah konstan”. Sehingga hukum kekekalan momentum sudut dapat
dituliskan :
Penyelesaian:
L1 = L2 atau I1 1 = I2 2 ..................................................................... (I.17) Diketahui : d = 120 cm → R = 60 cm = 0,6 m
m = 20 kg
Keterangan : ω = 5 rad/s
v = kecepatan linear (m/s) Ditanya: L = ... ?
p = momentum linier (kg.m/s) Jawab:
L = momentum sudut (kg.m2/s)
m = massa benda (kg) I = m.R2 = (20)(0,6)2 = 7,2 kg.m2
R = jarak partikel ke sumbu putar atau jari-jari rotasi (m) L = I . ω = (7,2)(5) = 36 kg.m2/s
ω = kecepatan sudut (rad/s)
I = momen inersia (kg.m2) 2. Seorang perenang bermassa 48 kg meloncat meninggalkan papan tumpu dalam konfigurasi
lurus dengan kecepatan sudut 0,3 rps terhadap pusat massanya. Perenang kemudian
Hukum kekekalan momentum sudut dapat digunakan untuk 2 benda seperti berikut ini. menggelungkan tubuhnya hingga berjari-jari kira-kira 25 cm. Dengan menganggap
 Dua benda mula-mula bergerak searah kemudian digabungkan. perenang sebagai sebuah batang homogen dengan panjang 2 m sesaat setelah meloncat,
ω1 kemudian menjadi sebuah bola homogen saat menggelung, perkirakan kecepatan sudutnya
ω2 saat menggelung.
ω
Diketahui : m = 48 kg ; 1 = 0,3 rps ; Soal : 2 = .... ?
I1 + I2 =
Jawab :

I1 .1 + I2 .2 = ( I1 + I2 ). ....................... (I.18) Sesaat meloncat seperti batang homogen :

 I1 = 1/12 m.L2 = 1/12 (48)(22) = 16 kg.m2


 Dua benda mula-mula bergerak berlawanan arah kemudian digabungkan.
ω1 ω2 Pada saaat menggelung seperti bola homogen :
ω
 I2 = 2/5 m.R2 = 2/5(48)(0,25)2 = 1,2 kg.m2
I1 I2 =
Sesuai hukum kekekalan momentum sudut :

I1 .1 + I2 .2 = ( I1 – I2 ). ....................... (I.19) I1 1 = I2 2  (16)(0,3) = (1,2)(2)  2 = 4,8/1,2 = 4 rps.


Contoh soal : Soal Latihan :
3.
1. Seorang penari balet ketika lengannya merapat ke tubuh memiliki momen inersia 4 kg.m 2,
dan kecepatan putarannya 12 rps. Ketika lengannya terentang dan momen inersianya 16
kg.m2 , berapakah kecepatan putarannya? (Kunci : 3 rps) R
2. Sebuah komedi putar berdiameter 3 m dengan momen inersia 120 kg.m 2 berotasi dengan
kelajuan 0,5 rps. Empat orang anak masing-masing bermassa 25 kg tiba-tiba melompat dan α
duduk di tepi komedi putar.
(a). tentukan kecepatan sudut komedi putar sekarang
(b). tentukan energi total yang hilang akibat gesekan antara anak dan komedi putar. F
(Kunci : a. 0,17 rps ; b. 395 J)
3. Dua buah cakram momen inersianya masing-masing 0,6 kg.m 2 dan 0,2 kg.m2 mula-mula Sebuah katrol dari benda pejal dengan tali yang dililitkan pada sisi luarnya ditampilkan
terpisah dan bergerak searah dengan kecepatan sudut masing-masing 10 rad/s dan 12 seperti gambar di atas. Gesekan katrol diabaikan. Jika momen inersia katrol I = β dan tali
rad/s. Kedua cakram kemudian digabung. Berapakah kecepatan sudut kedua cakram ditarik dengan gaya tetap F, maka nilai F setara dengan ... .
setelah digabung? (Kunci : 10,5 rad/s) a. F = α.β.R
b. F = α.β2.R d. F = α.β.R-1
SOAL DINAMIKA ROTASI c. F = α.(β.R) -1
e. F = R.(α.β)-1
Kerjakan pada buku tugas dan dikumpulkan. Untuk soal teori cukup dipilih jawabannya yang
benar, tetapi untuk soal hitungan harus dibuktikan! 4. Dua buah benda berbentuk bola pejal dan silinder pejal massanya sama dan jari-jarinya
sama. Keduanya berotasi pada sumbunya dengan kecepatan sudut bola ω 1 dan kecepatan
1. Perhatikan pernyataan dibawah ini : sudut silinder ω2. Bila ω1= 2 ω2 maka perbandingan energi kinetik bola pejal dengan silinder
1. Torsi merupakan hasil kali silang antara gaya dan vektor posisi. pejal adalah ... .
2. Torsi memungkinkan benda berotasi a. 4 : 5
3. Torsi merupakan besaran vector b. 5 : 4 d. 5 : 16
4. Dimensi torsi sama dengan tekanan. c. 16 : 5 e. 5 : 2
Pernyataan di atas yang benar adalah … .
a. 1 , 2 dan 3
b. 1 dan 2 d. hanya 4 5. F1= 20N
c. 2 dan 4 e. semua benar

2.
2m O 4m
F2= 40N F3= 10N

½a ½a
Dua buah benda massanya 2m dan 4m masing-masing berjarak ½ a dari sumbu putar o. Dua buah roda berporos sama. Jari-jari roda kecil 10 cm dan roda besar 25 cm. Pada tepi
Resultan momen inersia kedua benda adalah ... . roda bekerja gaya seperti pada gambar di atas. Resultan momen gaya pada sistem roda di
a. 3,0 ma2 atas adalah ... .
b. 1,5 ma2 d. 2/3 ma2 a. 11,5 Nm
c. 1,0 ma2 e. 1/4 ma2 b. 9,0 Nm d. 3,5 Nm
c. 6,5 Nm e. 1,5 Nm
a. 7,0 ma2
6. Sebuah komedi putar berdiameter 3 m dengan momen inersia 120 kg.m 2 berotasi dengan b. 6,5 ma2 d. 4,5 ma2
2
kecepatan sudut 4 rad/s. Empat orang anak yang massanya masing-masing 40 kg tiba-tiba c. 5,0 ma e. 2,5 ma2
melompat dan duduk di tepi komedi putar. Maka kecepatan sudut komedi putar sekarang 10. Perhatikan pernyataan dibawah ini.
menjadi ... . 1. Momen inersia dan momen gaya merupakan besaran vektor
a. 3,2 rad/s 2. Momen inersia dan momen gaya mempunyai dimensi yang sama
b. 3,0 rad/s d. 1,6 rad/s 3. Momen inersia dan momen gaya berbanding lurus dengan jarak.
c. 2,4 rad/s e. 1,0 rad/s 4. Momen inersia dan momen gaya butuh acuan sebagai sumbu putar.
Pernyataan di atas yang benar adalah … .
7. Silinder berongga dan silinder pejal memiliki massa dan diameter sama. Jika kedua silinder a. 1 , 2 dan 3
digelindingkan dari puncak suatu bidang miring yang sama maka yang mencapai kaki b. 1 dan 2 d. hanya 4
bidang miring terlebih dahulu adalah ... . c. 2 dan 4 e. semua benar
a. Silinder berongga d. Bergantung pada bahan silinder
b. Silinder pejal e. Bergantung pada kemiringan bidang
11. Sebuah bola berongga (I = 2/3 mR2) menggelinding pada bidang miring dengan sudut
c. Kedua silinder sampai bersamaan
4
kemiringan α o.(tan α = ) besar percepatan bola berongga tersebut adalah ... .
8. F1= 10N 3
a. 4,0 m/s2
b. 4,8 m/s2 d. 5,7 m/s2
c. 5,3 m/s2 e. 5,8 m/s2

F2= 20N 12. Sebuah bola pejal (I=2/5 mR2) massanya 1 kg dan jari-jarinya 10 cm menggelinding di
F3= 10N lantai mendatar dengan kelajuan 1 m/s. Energi kinetik total bola tersebut adalah ... .
a. 1,2 J
Dua buah roda berporos sama. Jari-jari roda kecil 10 cm dan roda besar 25 cm. Pada tepi b. 0,9 J d. 0,5 J
roda bekerja gaya seperti pada gambar di atas. Resultan momen gaya pada sistem roda di c. 0,7 J e. 0,4 J
atas adalah ... .
a. 0 Nm 13. Sebuah bola berongga (I=2/3 mR2) menggelinding melalui puncak bukit dengan kelajuan 1
b. - 2 Nm d. 3 Nm m/s pada saat di puncak. Kelajuan bola ketika berada 4 m di bawah puncak adalah ...
c. +2 Nm e. 5 Nm a. 3,0 m/s
b. 4,0 m/s d. 6,0 m/s
9. c. 5,0 m/s e. 7,0 m/s

8m O 2m 14. Satuan momentum sudut adalah ... .


a. kg.m2/s
b. kg.m/s2 d. kg.m2/s2
c. kg.m/s e. kg.s/m
0,5a 1,5a
Dua buah benda massanya 8m dan 2m masing-masing berjarak 0,5a dan 1,5a dari 15. Sebuah silinder pejal (I = 1/2 mR2) bermassa 8 kg dan jari-jari 0,2 m. Silinder mengge-
sumbu putar O. Resultan momen inersia kedua benda adalah ... . linding dengan kelajuan 24 m/s. Besar energi kinetik total silinder adalah ... .
a. 3.456 J Catatan : Bacaan Huruf Yunani
b. 2.456 J d. 1.152 J
c. 2.304 J e. 304 J
α = alpha β = beta γ = gamma δ = = delta ε = epsilon
16. Sebuah partikel bermassa 3 gram bergerak melingkar dengan jari-jari 3 cm dan kecepatan θ = theta ω = omega φ = phi (fi) τ = tau μ = mu
sudut 10 rad/s. Besar momentum sudut partikel terhadap pusat lingkaran adalah ... .
a. 1,2x10-5kg.m2/s
ρ = rho π = pi σ = ∑ . = sigma
b. 1,5x10-5kg.m2/s d. 2,5x10-5kg.m2/s PRAKTIKUM FISIKA KELAS XI MIPA
Kode : 01
-5 2
c. 1,8x10 kg.m /s e. 2,7x10-5kg.m2/s
DINAMIKA ROTASI
17. Keping yoyo (200 gr) bergerak ke bawah melepaskan XI MIPA
1. Tujuan percobaan :
diri dari lilitan talinya. Jika keping yoyo dianggap roda
pejal (silinder pejal) dan posisi benang seperti pada a. Menghitung percepatan dan kecepatan bola dan silinder yang menggelinding pada
gambar di samping (g = 10 m/s2), maka momen gaya T bidang miring dengan rumus Dimanika Rotasi.
yang bekerja pada yoyo adalah ... . b. Membuktikan cepat manakah antara bola dan silinder yang menggelinding pada bidang
a. 0,01 Nm miring sampai di dasar bidang miring.
b. 0,02 Nm d. 1,00 Nm
c. 0,20 Nm e. 2,00 Nm 2. Alat dan Bahan yang digunakan :
6 cm a. Bidang miring c. Meteran e. Bola pejal dan silider berongga
18. Sebuah benda berbentuk slinder berongga (I = mR 2) bergerak menggelinding tanpa b. Jangka sorong d. Stopwatch/HP f. Neraca
tergelincir mendaki bidang miring kasar dengan kecepatan awal 10 m/s. Bidang miring itu
mempunyai sudut elevasi Ao dengan tan Ao = 0,75. Jika g = 10 m/s 2 dan kecepatan benda
itu berkurang menjadi 5 m/s, maka jarak pada bidang miring yang ditempuh benda tersebut
4. Langkah percobaan :
adalah ... .
5.
a. 12,5 m
b. 10 m d. 5 m A v1
c. 7,5 m e. 2,5 m S
19. Dari keadaan diam, benda tegar melakukan gerak rotasi dengan percepatan sudut 15 h
rad/s2. Titik A berada pada benda tersebut berjarak 10 cm dari sumbu putar. Tentukan
percepatan (total) yang dialami titik A setelah benda berotasi tepat selama 0,4 sekon.
a. 0,60 m/s2
b. 3,75 m/s2 d. 6,00 m/s2
c. 3,90 m/s 2
e. 6,25 m/s2 θ v2
C B
20. Anggaplah seluruh massa sebuah roda sepeda bermassa 740 gram terkonsentrasi di 1. Timbang massa bola dan massa silinder, kemudian catat pada tabel data
tepinya berjarak 34 cm dari sumbu rotasi (poros). Roda sepeda berputar bebas 210 rpm. 2. Ukur jari-jari bola dan jari-jari silinder, kemudiaan catat padaa tabel data.
Berapakah gaya gesek yang harus dikerjakan pada tepi roda agar roda berhenti berputar 3. Aturlah kemiringan bidang AB sesuai dengan sudut yang diminta dalam tabel (θ).
dalam waktu 0,92 sekon. 4. Ukurlah jarak AB yang akan ditempuh bola/silinder, dan catat pada tabel data (s)
a. 2 N 5. Letakkan bola/silinder di atas bidang miring di titik A ( dipegang dahulu).
b. 4 N d. 8 N 6. Lepaskan bola/silinder dan catat waktu yang diperlukan sampai ke dasar bidang (B)
c. 6 N e. 10 N
7. Ulangi percobaan 3 s/d 6 diatas dengan mengubah sudut kemiringan bidang AB
sesuai tabel (θ). Buktikan rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan diatas.
g sin θ 2 gh
4. Data Hasil Percobaan :

Massa bola (m) = ........ gr. = ......... kg ; Jari-jari = ........ cm = ........ m ; k = ........
a= 1+k dan v2 = √ 1+k k = Faktor pengali dari Momen Inersia
Massa silinder(m) = ........gr = ......... kg.; Jari-jari = ........ cm = ........ m ; k = ........

----- Selamat mengerjakan -----


Bola pejal Silinder berongga
θ s a= v2 = a= v2 =
No.
(o) (m) t g sin θ 2 gh t g sin θ 2 gh

1. 15o
(s)
1+k √ 1+k
(s)
1+k √ 1+k

2. 20o
3. 25o
4. 30o
5. 350
Jumlah

Rata-rata

Perhatikan : sin θ = h/s  h = s.sin θ dan harga g = 9,8 m/s2

5. Hitunglah harga percepatan (a) dan kecepatan benda (v2), di rumah.

6. Dari Data percobaan dan Rata-rata perhitungan hasil diatas, tuliskan dalam kesimpulanmu :
(a). Benda manakah yang lebih cepat sampat di dasar bidang miring (B)?,
(b). Besar manakah rata-rata percepatan dan kecepatan dari kedua benda.
(c). Hitunglah Momen Inersia bola dan silinder.
(d). Hitunglah Gaya gesekan benda (bola dan silinder ) dengan bidang miring.
(e). Sebutkan apa yang mempengaruhi dan yang tidak mempengaruhi harga percepatan (a)
dan kecepatan (v) kedua benda.

7. Tugas (Dikerjakan sebagai lampiran pada laporan)


 Umat islam adalah umat yang di tengah/seimbang (adil dan pilihan) - Al Baqarah(2) : 143
 Agar membalas penghormatan yang lebih baik / setidaknya seimbang - An Nisa’ (4) : 86
 Agar kita berlaku adil - Al Maidah (5) : 8 & An Nahl (16) : 90
 Agar kita jangan kikir dan jangan boros (tengah-tengah) - Al Isra’ (17) : 29
 Bacaan sholat dengan suara yang tengah-tengah - Al Isro’(17) : 110
 Agar minta kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akherat - Al Baqarah (2) : 201
 Agar mencari akherat dan tidak melupakan urusan dunia - Al Qashash(28): 77
18
Prolog :
B. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Dalam sub bab ini akan kita pelajari tentang Kesetimbangan partikel, kesetimbangan benda
Internalisasi Pendidikan Agama dalam materi Kesetimbangan , untuk menambah keimanan dan tegar, titik berat dan macam-macam kesetimbangan. Untuk memudahkan dalam memahami
ketaqwaan kepada Allah Swt : sub bab ini kita harus menguasai tentang uraian vektor. (Mengulang materi kelas X).
 Uraian vektor : Perhatikan gambar disamping Y
 Semua ciptaan Allah SWT dalam keadaan setimbang : Q.S. Al Mulk (67) : 3 – 4
Sebuah vektor, misalnya (vektor) gaya (F) yang
‫الر ْح َم ِن ِمن تَفَ ُاو ٍت فَ ْار ِج ِع‬ َّ ‫ق‬ِ ‫ات ِطَباقاً َّما تََرى ِفي َخْل‬ ٍ ‫ق س ْبع سماو‬
َ َ َ َ َ َ َ‫الذي َخل‬
َِّ membentuk sudut θ terhadap sumbu X positif Fy F
dapat diuraikan menjadi dua komponen, yaitu
‫ص ُر‬َ ‫ك اْلَب‬ ْ ‫ص َر َك َّرتَْي ِن َي َنقِل‬
َ ‫ب ِإلَْي‬ َ ‫ ثَُّم ْار ِج ِع اْلَب‬-٣- ‫ور‬#ٍ ُ‫ص َر َه ْل تََرى ِمن فُط‬
َ ‫اْلَب‬ ke sumbu X (Fx) dan sumbu Y(Fy).
Besarnya masing-masing komponen :
٤- ‫اسأً َو ُه َو َح ِس ٌير‬
ِ ‫َخ‬ Θ Fx
Fx = F.sinθ dan Fy = F.cosθ X
Yang telah Menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang  Menghafalkan/mengerti besarnya sin, cos dan tan untuk sudut-sudut istimewa.
tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah berulang lagi,
adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?
Kemudian pandanglah sekali lagi , niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan letih.
 Tubuh manusia diciptakan dalam keadaan seimbang : Q.S. Al Infithar (82) : 7

٧- ‫ك‬
َ َ‫اك فَ َع َدل‬ َ َ‫الَِّذي َخلَق‬-
#َ ‫ك فَ َس َّو‬
Yang telah Menciptakanmu lalu Menyempurnakan kejadianmu dan Menjadikan (susunan
tubuh)mu seimbang,
 Gunung dibuat agar bumi tidak goncang ( biar stabil )
An Nahl (16) : 15 , Luqman(31) : 10 , Al Anbiya’(21) : 31
َّ َّ َ ‫ي أَن تَ ِم‬ ِ ‫ض رو‬ ِ
َ ‫يد بِ ُك ْم َوأ َْنهَاراً َو ُسُبالً ل َعل ُك ْم تَ ْهتَ ُد‬
١٥- ‫ون‬ #َ ‫اس‬ ِ
َ َ ‫َوأَْلقَى في األ َْر‬
Dan Dia Menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan
Dia Menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,  Jika diketahui tanΘ = 3/4 , maka sinΘ = 3/5 , dan cos Θ = 4/5
Jika diketahui tanΘ = 4/3 , maka sinΘ = 4/5 , dan cos Θ = 3/5
sin α F1 F2 F3
 Ingat lagi hubungan sinus, cosinus dan tangen : tan α= F3 = = ...... (I.21)
cos α sin α sin β sin γ
a b
sin α = sin β= NB. Titik A (pertemuan dari tiga gaya) disebut sebagai partikel (benda titik)
c c Contoh soal :
b a
c β a cos α= cos β= 1. Bila sistem berikut dalam kesetimbangan, tentukanlah besar gaya tegangan tali T 1 dan T2
c c
a b 30 60
α tan α= tan β=
b a
b T2 T1
B.1. Kesetimbangan Partikel atau Benda Titik.

 Partikel adalah bagian benda yang sangat kecil sehingga bentuknya dapat dianggap
sebagai sebuah titik.
w = 40 N 19
 Bila pada suatu partikel bekerja suatu gaya, maka gaya tersebut hanya memungkinkan
partikel bergerak translasi saja, sedang kemungkinan gerak rotasinya diabaikan. Sehingga
syarat sebuah partikel dalam keadaan setimbang adalah jika jumlah gaya yang bekerja Penyelesaian Cara 1 : Menggunakan Uraian Gaya
pada partikel tersebut = 0.
Digambar dulu gaya dan uraian gaya-gayanya.
∑ F x=0
 Syarat kesetimbangan partikel : ∑ F=0 ∑ F y =0 ....... T1 sin 60
(I.20) T2 T1
∑ F z=0 T2 sin 30

 Untuk menyelesaikan soal-soal kesetimbangan partikel, disamping dapat menggunakan


persamaan (I.20), dapat pula dengan menggunakan prinsip keseimbangan “Tiga gaya”. 30 60
T2 cos 30 T1 cos 60
F1 F2 Jika ada 3 buah gaya bekerja pada suatu
partikel (titik) dan menyebabkan partikel
tersebut setimbang, maka :
γ 1. Resultan dua buah gaya tersebut sama
besar dan berlawanan arah dengan satu F = w = 40 N
β A gaya yang lainnya.
α 2. Hasil bagi setiap gaya dengan sinus sudut Pada sumbu y
di depannya adalah sama besar.
Σ Fx=0
Pada sumbu x T1
=
w T 1=
sin β
.w
sin β sin γ sin γ
T1 cos 60°= T2 cos 30° β α
1 1 1
2() ( )
T1 = T2 √3
2 T 1=
sin120
sin 90
.40=
2
√3
1
.40
T1=T2 √ 3..........(a) w = 40 N
Σ F y=0 T 1=20 √ 3 N
T 1 sin 60 °+T 2 sin 30°=W T2 sin α
w T 2= .w
=
T1(12 √ 3)+T ( 12 )=40 2
sin α sin γ

1
sin γ

1 1
(T √ 3 )(2 √ 3 )+T (2 )=40
2 2 T 2=
sin150 2
.40= .40
T 2=20 N
sin 90 1
3 1
T ( ) +T ( )=40
2 2 Soal Latihan :
2 2
6N
2 T 2 =40
T 2=20 F 1. Pada sebuah partikel bekerja
gaya-gaya seperti pada gambar
4N ao 6N
T 1 =20 √ 3 N dan T2 =20 N Apabila partikel dalam keadaan
45o setimbang, tentukanlah :

a. Besar gaya F, dan


62 N 43 N b. Besar sudut ao.
Penyelesaian Cara 2 : Menggunakan Prinsip Kesetimbangan 3 gaya

Dari gambar diketahui bahwa :


ao 2. Jika pada sistem di samping dalam
T1 keadaan setimbang, tentukanlah
T2 T1 α = 90o + 60o = 150o bo T2 gaya tegangan tali T1 dan T2.
β = 90o + 30o = 120o
: γ = 60o + 30o = 90o
γ (tg ao = 4/3 , tg bo = ¾)
w = 20 N
20

3.
ao ao 6. Perhatikan gambar di bawah ini. Apabila gesekan tali pada katrol di abaikan dan
T1 T2 T1 sistem dalam keadaaan setimbang,
tg ao = 3/4
o o
b b tg bo = 4/3 T1 tentukanlah berat benda w1 dan
37o gaya tegangan tali T1 dan T2.
T3 T3 T2

(Sin 37o = 3/5)


w = 16 N
w1 = 20 N w2 = ... ?
Jika pada sistem di atas dalam keadaan setimbang tentukanlah gaya tegangan
7. Perhatikan gambar di bawah ini. Apabila gesekan tali pada katrol di abaikan dan
tali T1, T2 dan T3.
Sistem dalam keadaan setimbang,
4.
ao T1 300 tentukanlah berat benda w1 , w2,
A T1 T3 gaya tegangan tali T1 , T2 dan T3.
T2 tg ao = 3/4 53o
T2
(Sin 53o = 4/5)
B
w w1 = ... ? w2 = .. ? w3 = 900 N
Gaya gesekan antara benda A dengan bidang 20 N. Jika pada sistem di atas
dalam keadaan setimbang tentukanlah berat benda B dan gaya tegangan 8. Perhatikan gambar di bawah ini.
tali T1 dan T2. Apabila gesekan tali pada katrol di abaikan,
tentukanlah besar gaya F dan tanAo agar
5. sistem disamping dalam keadaan setimbang.
ao
T1
bo T3
Ao = ... ?
T2 tg ao = 4/3
tg bo = 3/4
W1 = 20 N F = ... ?
W2 = 10 N
w1 w2 = 32N

Apabila sistem di atas dalam keadaan seimbang, tentukanlah berat w1 ,


serta gaya tegangan tali T1 , T2 dan T3.
21

B.2. Kesetimbangan Benda Tegar

 Benda tegar adalah benda yang bentuk dan volumenya tidak berubah karena pengaruh
suatu gaya atau tekanan.
 Bila pada sebuah benda (tegar) bekerjaa suatu gaya, maka benda tersebut bisa menga-
lami beberapa kemungkinan.
 Mungkin masih dalam keadaan diam,
 Mungkin bergerak translasi (lurus) saja, NA
 Mungkin bergerak rotasi saja,
 Mungkin bergerak translasi dan rotasi (menggelinding).
 Penyebab gerak translasi adalah gaya (F), dan penyebab gerak rotasi adalah momen
gaya (τ ) atau bisa juga momen kopel (M).
 Syarat kesetimbangan benda (tegar) :

a. Syarat setimbang translasi : ΣF=0 ∑ τ A =0 → sistem setimbang rotasidan translasi


1
w bt . AB+w B . AB−T .sin α . A B=0
b. Syarat setimbang rotasi : Στ=0 2
18 (1/2) + 30 = T (60/100)  3/5 T = 39  T = 65 N
ΣF=0 Gaya nornal di A :
c. Syarat setimbang translasi dan rotasi : Στ=0 4
∑ F x =0 → N A −T . cos α =0 → N A =65. 5 =52 N
NB. Harap diingat lagi pengertian dan rumus tentang momen gaya di depan, sebab akan
digunakan dan sangat berperan dalam penyelesaian soal-soal kesetimbangan benda . 2. Seorang anak bermassa 50 kg berdiri diatas tong 50 kg diatas sebuah papan kayu
bermassa 200 kg yang bertumpu pada tonggak A dan C.
Contoh Soal :
1. Perhatikan gambar di bawah ini. Batang AB homogen memiliki panjang 80 cm dan
berat 18 N. Ujung A dihubungkan
C dengan engsel, sedang ujung B
dihubungkan ke dinding C dengan
T = .. ? seutas tali dan digantungi beban
sebesar 30 N. (AC = 60 cm).
Tentukan besar gaya tegangan
A B tali BC, dan gaya nornal di A (NA)
NA
Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m,
tentukan : a) Gaya yang dialami tonggak A ∑ τ A =0 → wB . AB+ w AC . AZ−N C . AC=0
b) Gaya yang dialami tonggak C 22
1.000 .1+ 2.000.2−N C .4=0→ 4 N C =1.000+ 4.000
Pembahasan
5.000
Digambar dahulu gaya-gaya yang bekerja pada sistem kesetimbangan batang : N C= =1.250 N
4

3. Seorang anak bermassa 100 kg berada diatas jembatan papan kayu bermassa 100 kg
yang diletakkan di atas dua tonggak A dan C tanpa dipaku. Sebuah tong berisi air
Z bermassa total 50 kg diletakkan di titik B.

wB = wbeban = manak.g + mtong.g = (50 + 50).10 = 1.000 N


wAC = berat batang AC = mAC.g = 200.10 = 2.000 N
NA = gaya normal atau gaya tekan yang dialami tonggak/penumpu di A
Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, berapa jarak terjauh anak dapat melangkah
NB = gaya normal atau gaya tekan yang dialami tonggak/penumpu di B dari titik C agar papan kayu tidak terbalik?
Pembahasan : Gambarkan dulu gaya-gaya pada sistem :
a) Untuk mencari gaya yang dialami tonggak A, pilihlah titik C sebagai poros.

∑ τ C=0 → N A . AC −w B . BC −w AC . ZC=0
Z
N A .4−1.000 .3−2.000 .2=0→ 4 N A=3.000+ 4.000
7.000
N A= =1.750 N
4

b) Untuk mencari gaya yang dialami tonggak C, pilihlah titik A sebagai poros.
Titik C jadikan poros, saat papan tepat akan terbalik N A = 0  Jumlah gaya sumbu X = 0
(artinya ujung batang A tidak menempel / membebani penumpu di A)

∑ τ C=0 → N A . AC −w B . BC −w AD . ZC+w O . X=0  Jumlah torsi di B = 0

N A .5−500.3−1.000 .1+1.000 . X=0


( 0 ) .5−1.500−1.000+1.000 . X=0❑
23
1.000 . X=2.500 → X=2,5 m
4. Sebuah tangga seberat 500 N di letakkan pada dinding selasar sebuah hotel seperti
gambar di bawah ini!
5. Perhatikan gambar berikut !
Jika dinding selasar licin, lantai diujung
Balok AB = 5 m, BZ = 1 m (Z = titik
lain tangga kasar dan tangga tepat akan
berat balok). Jika berat balok 100 N,
tergelincir, tentukan koefisien gesekan
dan sistem setimbang, tentukan berat
antara lantai dan tangga!
beban C.
Pembahasan :
Pembahasan
Cara 1 : Dengan memakai rumus jadi.
Gaya-gaya yang bekerja pada balok
μ = ½ ctg θ  μ = ½ (6/8) = 3/8 AB digambarkan lebih dahulu.

Cara 2 : Menggambar gaya-gaya pada soal di atas dan jarak-jarak yang diperlukan :

6. Budi hendak menaikkan sebuah drum yang bermassa total 120 kg ke atas tangga dengan
sebuah katrol seperti terlihat pada gambar berikut .
Urutan yang paling mudah jika dimulai dengan ΣFY kemudian ΣτB terakhir ΣFX.
 Jumlah gaya pada sumbu Y = 0
Jari-jari drum adalah 40 cm dan tali katrol
membentuk sudut 53° terhadap horizon-
tal. Jika percepatan gravitasi bumi adalah
10 m/s2, tentukan gaya besar gaya yang
diberikan Budi agar drum tepat akan
terangkat!
Terakhir, syarat kesetimbangan:
Σ τp = 0

24
Pembahasan
Sketsa soal di atas adalah sebagai berikut.

Soal-soal Latihan :

1.

A B C

Batang AC panjangnya 3 m dan beratnya 400 N ditumpu pada titik A dan B yang terpisah
2 m. Seorang anak berjalan dari A ke C. Jika berat anak tersebut 250 N , tentukan jarak
maksimum anak dari A agar batang masih tetap dalam keadaan setimbang.

2. O Batang homogen AB beratnya w1 = 50 N diikat


Jarak gaya w ke poros dapat ditentukan dengan memakai sudut yang diketahui.
dengan tali di C dan dihu bungkan pada dinding
T di O seperti tampak pada gambar disamping.
(tg ao = 4/3).
A ao C B
NA Beban w2 = 100 N di gantung pada ujung B.
dw = r cos 37° Bila AC = 1/2 AB dan sistem seimbang,
dw = 40 cm × 0,8 = 32 cm
w1 Tentukanlah gaya tegangan tali T dan pada jarak x dari benda m3 dan gaya F sebidang
w2 gaya normal di A (NA). F x dengan kerangka.
3.
Tentukan nilai x agar kerangka bergerak translasi tanpa rotasi.
7.
T1 T2 T1 Berat batang AB diabaikan,
A C berat beban w1 = 100 N, dan
D T2 w2 = 80 N,
A B C D AB = 2 m , AC = CD = 0,5 m.
Batang AD homogen panjangnya 4 m dan beratnya 100 N digantung seperti Tentukan tegangan tali T1,
30o
tampak pada gambar di atas. AB = 0,5 m, BC = 2 m, dan CD = 1,5 m. B dan T2.
Tentukan gaya tegangan tali T1 dan T2. w1
w2
4. Tiga buah bola masing-masing berjari-jari
RA = RB = 30 cm, dan RC = 20 cm.
C Berat ketiga bola wA = wB = 48 N , wC = 32 N. 8. C B Batang homogen AB beratnya w1 = 20 N diikat
Jika g = 10 m/s2. T αo dengan tali di B pada dinding seperti pada gambar
Tentukanlah Gaya yang dikerjakan oleh salah satu disamping. ( tg αo = 4/3 )
bola besar terhadap :
A B a. bola kecil (C). w2Beban w2 = 80 N digantung pada ujung B.
b. lantai. Bila sistem setimbang,
25
w1
5. A NA tentukanlah : a. Gaya tegangan tali T
Batang homogen AB = CD = b. Gaya normal pada engsel A (NA)
M 4 m, beratnya masing-masing B.3. Titik Berat dan Titik Massa
A B 20 N. digantung dan diberi
beban seperti pada gambar a. Koordinat Titik Tangkap Resultan Gaya Sejajar
C D di atas. Perhatikan gambar di bawah ini.
w1 = ? N AM = 2,5 m , dan CN = 3 m. Tiga buah gaya sejajar F1 , F2 , dan F3 bekerja pada bidang datar xy dengan posisi
Bila sistem dalam keadaan (koordinat) titik tangkap seperti pada gambar.
seimbang, tentukan berat
beban w1 dan w2.
w2 = ? w = 30 N Y F3
F2
6. m1 Tiga benda massanya m1 = 100 gr, m2 = 80 gr
dan m3 = 60 gr dihubungkan dengan batang y3 F1
yang beratnya diabaikan.
y2
Jarak m1m2 = 30 cm dan jarak m2m3 = 40 cm.
m2 m3 Gaya F mengenai tegak lurus kerangka m2m3
y1
(a). R = F1 + F2 + F3 = 10 – 18 + 18 = 10 N
o x1 x2 x3 X
F1 . x 1 + F 2 . x2 + F 3 . x 3 ( 10 ) .0+ (−18 ) .2+18.3
 Resultan gaya (R) dari ketiga gaya adalah : R = F1 + F2 + F3 (b). ( X ¿ ¿ R) dari A= = ¿
R 10
 Posisi atau Koordinat titik tangkap dari resultan gaya R adalah :
0−36+54 18
X R= = =1,8 m
10 10
F 1 . x 1+ F 2 . x 2 + F 3 . x 3 Jadi titik tangkap resultan
X R= gaya yang bekerja pada
R (c). τ R =10 ( 1,8 )+18 ( 0,2 ) −18 ( 1,2 ) =18+3,6−21,6=0
bidang XY (R) adalah :
F1 . y1 + F 2 . y 2 + F3 . y 3 (Terbukti ! ...)
Y R= = (XR , YR)
R Soal latihan :
Y
1. F3 = 8N Tiga buah gaya bekerja pada bidang
Perjanjian tanda arah gaya : XY dengan besar dan posisi tampak
Gaya F ke atas = + Gaya F ke kanan = + F1 = 5N seperti pada gambar disamping.
Gaya F ke bawah = - Gaya F ke kiri = - a. Tentukan Resultan dari tiga gaya
tersebut (R).
Contoh soal : 2 b. Tentukan jarak titik tangkap gaya
-2 0 3 X resultan (R) dari pusat koordinat.
c. Buktikan bahwa momen gaya
26 dengan poros di titik tangkap R
F2 = 5N adalah = 0.
Contoh Soal : Pada batang AC bekerja tiga (Kunci : a. 8N b. 0,5 c. terbukti = 0)
F3 = 18N buah gaya seperti tampak b. Titik Berat Benda (Z)
1.
pada gambar disamping.  Setiap benda terdiri atas partikel-
F1 = 10N R Y
partikel dalam jumlah yang sangat
a. Tentukan Resultan dari banyak.
XR = 1,8 m
tiga gaya tersebut (R).  Setiap partikel mempunyai gaya
B y3 3
b. Tentukan jarak titik tang- berat ( w) akibat gaya gravitasi
A C 2
kap gaya resultan (R) dari bumi yang arahnya sejajar menuju
2m 1m y2 w
ujung A ke pusat bumi.
1 Z  Resultan dari gaya berat seluruh
c. Buktikan bahwa momen y2 w partikel disebut berat benda dan
gaya dengan poros di titik diberi simbol w. Jadi w= ∆w
F2 = 18N
tangkap R adalah = 0. w ∑
X  Titik tangkap dari gaya berat benda
Penyelesaian : (w) disebut Titik berat dan diberi
simbol Z.
0 x1 x2 x3
W

 Posisi atau Koordinat Titik berat benda (Z) dapat ditentukan dengan persamaan :

∆ w 1 . x 1+ ∆ w2 . x 2 +∆ w3 . x 3 Jadi Koordinat titik berat


X Z= benda adalah
w
∆ w 1 . y 1+ ∆ w 2 . y 2+ ∆ w 3 . y 3 = (XZ , YZ)
Y Z=
w 2R
y 0=
π
Keterangan : w = gaya berat partikel-partikel benda = m.g
w = gaya berat benda (berat benda) = m.g
3.b. Benda homogen berbentuk Bidang datar (2 dimensi)
Catatan :
1. Analog persamaan di atas :
 Untuk benda bentuk Batang/tali pejal (homogen), persamaan di atas, berat benda
(w) dapat diganti dengan panjang batang/tali ( l).
 Untuk benda bentuk Bidang pejal (homogen), persamaan di atas, berat benda (w)
dapat diganti dengan luas bidang (A).
 Untuk benda bentuk Ruang pejal (homogen), persamaan di atas, berat benda (w)
dapat diganti dengan volume ruang (V) .
 Bila yang diketahui massa benda (m) maka berat benda (w) dapat diganti m.
2. Bila keadaan benda berongga, maka bagian yang berongga (baik bidang atau ruang)
nilai A atau V-nya berharga minus (negatif). 27
3. Letak Titik Berat Benda Homogen Bentuk Teratur
3.a. Benda homogen berbentuk Batang atau Tali atau Garis (1 dimensi)

3.c.1. Benda homogen (Pejal) berbentuk Ruang


V =π R2 t

1 4. Titik Pusat Massa


y 0= t
4
Titik pusat massa adalah suatu titik dimana massa benda seakan-akan terkumpul di titik
itu. Letak atau koordinat titik pusat massa dapat ditentukan dengan persamaan seperti
koordinat titik berat benda, hanya saja berat benda (w) diganti dengan massa benda (m).

Gambar (a) : Untuk benda-benda dipermukaan bumi de-


1 ngan ukuran yang relatif kecil, letak titik pusat massa (O)
y 0= t berimpit dengan titik beratnya (Z). Tetapi untuk benda-
4 benda yang relatif besar atau tinggi [gambar (b)], maka
letak titik pusat massa (O) di atas titik beratnya (Z), sebab
1 o makin ke bawah, harga gravitasi (g) makin besar.
V = π R2 t z
3 Titik pusat massa suatu benda selalu ada dan tetap
z=o letaknya, sedang titik berat benda (Z) bisa tidak ada, yaitu
ketika berada dalam ruang bebas gravitasi (g = 0),
sehingga benda tidak memiliki bobot (w = 0).
V =2/3 π R328 (a). (b)
3.c.2. Selimut benda bentuk ruang (hanya kulit/selimutnya) 5. Jenis-jenis Kesetimbangan
a. Kesetimbangan Stabil (mantab). 1. Tentukan koordinat titik berat dari bangun berikut.
Ciri atau tanda benda dalam keadaan stabil adalah ketika benda itu diberi gaya, posisi
titik beratnya (Z) naik, dan ketika gaya itu di hilangkan, posisi titik beratnya (Z) kembali
ke keadaannya semula. Bangun di samping terdiri atas 4
Contoh : batang/tali. Cara 1.
Batang I titik beratnya di z1 :
l1 = 4 ; x 1 = 2 ; y 1 = 5
Batang II titik beratnya di z2 :
l2 = 6 ; x 2 = 3 ; y 2 = 3
Batang III titik beratnya di z3 :
(a). (b). (c). (d). l3 = 6 ; x 3 = 6 ; y 3 = 3
b. Kesetimbangan Labil (goyah). Batang IV titik beratnya di z4 :
Ciri atau tanda benda dalam keadaan labil adalah ketika benda itu diberi gaya, posisi L4 = 4 ; x4 = 6 ; y4 = 6
titik beratnya (Z) turun, dan ketika gaya itu di hilangkan, titik beratnya (Z) tidak kembali
ke keadaannya semula. Pembahasan : Titik berat benda ditentukan oleh
Contoh : persamaan berikut :

(a). (b). (c)


c. Kesetimbangan Indeferen (netral).
Ciri atau tanda benda dalam keadaan setimbang indeferen adalah ketika benda itu
diberi gaya, ataupun ketika gaya itu di hilangkan, posisi titik beratnya (Z) tetap atau tidak
berubah.
Contoh :
Gambar (c). Posisi titik
berat (Z) menentukan Cara 2. Boleh juga dengan cara dibuat tabel
jenis kesetimbangan. sebagai berikut :
(a) Z1 No L x L.x y L.y
Z1 = K. Labil
1 4 2 8 5 20 X 0=
∑ L. x = 86 =4,3
Z2 Z2 = K. Indeferen 2 6 3 18 3 18 ∑ L 20
3 6 6 36 3 18
(b). (c). Z3 Z3 = K. Stabil 4 4 6 24 6 24 ∑ L . y = 80 =4,0
Juml Y 0=
29 20 86 80 ∑ L 20
.
Contoh soal :
2. Tentukan koordinat titik berat potongan karton homogen pada gambar berikut!
No. V x V.x y V.y
1 4.000 π 0 0 20 80.000 π
2 1.000 π 0 0 47,5 47.500 π
Juml 5.000 π 0 127.500

X 0=
∑ V . x = 0 =0
∑ V 5.000 π
Pembahasan:
Gambar diatas dapat kita bagi menjadi 2 bagian, yaitu persegi panjang I (vertikal) dan Y 0=
∑ V . y = 127.500 π =25,5
persegi panjang II (horisontal). Ingat titik berat persegi panjang terletak pada perpotongan ∑V 5.000 π
diagonal-diagonalnya! Kemudian dari data yang ada dimasukkan ke dalam tabel berikut :
Jadi Koordinatnya :( X 0 ,Y 0 )=(0 ; 25,5)
No. A x A.x y A.y
X 0=
∑ A . x = 14,5 =1,61
1 5 0,5 2,5 2,5 12,5 9 4. Tentukan letak titik berat bangun berikut terhadap alasnya!
2 4 3 12 0,5 2
∑A Pembahasan :
Juml 9 14,5 14,5 Bagi bidang menjadi dua. Satu, berupa persegi pan-
∑ A . y = 14,5 =1,61
Y 0= jang yang dianggap utuh (belum dilubang) dan
∑dariA silinder9pejal
3. Gambar di bawah adalah susunan benda pejal homogen yang terdiri kedua, lubang berbentuk segitiga. Data dari soal :
dan kerucut pejal. Tentukan koordinat titik berat susunan benda terhadap titik O.
Bidang 1 (Persegi panjang utuh)
A1 = (180 x 90) = 16200
Y1 = (180/2) = 90
Bidang 2 (lubang segitiga)
A2 = 1/2(90 x 90) = 4050
Y2 = 180 − (90/3) = 150

Letak Yo :

30
Dari data di atas dimasukkan ke dalam tabel berikut : (Atau dengan cara dimasukkan tabel)
31
Soal-soal latihan : 6 cm
Y (cm)
1. 3 5. Bidang lingkaran berongga R besar = 6 dm, Rkecil = 3 dm
4 Benda batang homogen dengan bentuk dan seperti pada gambar disamping.
2 ukuran seperti pada gambar disamping.
6 cm Tentukan letak titik beratnya dari dasar benda (Sb.x).
1 Tentukan koordinat titik beratnya.
0 X (cm)
-1 1 2
Sb.x
-1
6. Bidang segitiga homogen bentuk dan ukurannya seperti
2. Bidang homogen dengan bentuk dan ukuran
pada gambar disamping.
5 cm seperti tampak pada pada gambar disamping.
6 cm Tentukan titik beratnya dari dasar benda ( titik o ).
Tentukan letak titik berat benda di ukur dari dasar benda
3 cm 3 cm (titik o)

4 cm 3 cm

o o
2 cm 4c
Y
3. Sebuah benda bidang ho- 7. Sebuah benda terdiri dari :
mogen dengan sisi sama I = silinder pejal, dan
yaitu 90 cm, diberi rongga II = setengah bola pejal.
6 cm berbentuk segitiga dengan I h h = tinggi silinder , dan
3 cm ukuran seperti gambar. R = jari-jarinya.
45 cm Tentukan letak titik berat Tentukan perbadingan h dan R agar benda
X benda dari dasar (Sb.X) Dalam kesetimbangan indeferen ( netral ).
6 cm II R
`
4. Perhatikan gambar disamping
Sebuah benda berbentuk 8.
Silinder pejal dengan rongga 4 dm Batang AB tidak homogen dalam
berbentuk kerucut. Ukurannya keadaan setimbang seperti pada
seperti pada gambar disamping ao bo gambar diatas. Panjang batang AB
Tentukan letak titik berat ben- 4 dm = 12,5 dm , tan ao = 3/4
da dari dasar silinder. dan tg bo = 4/3. Tentukan letak titik
berat batang dari ujung A.
A B

Anda mungkin juga menyukai