Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

DAYA HANTAR LARUTAN

NIM : 021700013

PRODI ELEKTRONIKA INSTRUMENTASI


JURUSAN TEKNOFISIKA NUKLIR
STTN-BATAN
YOGYAKARTA
2017 / 2018

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut
denga larutan elektrolit, sedangkan larutan non elektrolit adalah larutan
yang tidak menghantarkan arus listrik, hal tersebut telah dijelaskan oleh
seorang ahli kimia swedia Svante August Arrhenius (1859-1927).
Didasarkan pada teori ionisasi Arhenius, larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik karena di dalam larutan terkandung atom-
atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik yang bergerak bebas.
Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik disebut ion.

Pada hakikatnya pembawa muatan listrik di dalam cairan,


khususnya larutan elektrolit, adalah oleh ion-ion yang bergerak dari
elektrode ke elektrode lainnya, dan di dalam cairan tidak ada elektron
bebas (Peter, 2004).

Di dalam kehidupan sehari-hari kita dapan menemukan banyak


macam larutan elektrolit. Pengetahuan tentang karakteristik larutan
elektrolit sangat perlu untuk dipelajari, begitu pula dengan
pembelajaran daya hantar listrik dari suatu larutan elektrolit. Sebab,
dengan mengetahuinya kita dapat mengetahui dan menyikapi setiap
fenomena-fenomena ddaya hantar larutan elektrolit dengan bijak, selain
itu kita juga akan menentukan bagaimana mengukur, dan menghitung
sesuai prosedur sehingga didapati angka besarnya daya hantar listrik
larutan pada praktikum kali ini.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah proses hantaran listrik dalam larutan terjadi?
2. Bagaimana menentukan daya hantar listrik larutan elektrolit?
3. Apakah hubungan konsentrasi larutan terhadap daya hantar listrik?
2
1.3. Tujuan
1. Dapat memahami proses hantaran listrik dalam larutan.
2. Dapat menentukan daya hantar listrik larutan elektrolit.
3. Mampu mengetahui hubungan antara konsentrasi suatu larutan
elektrolit terhadap daya hantar listrik.

1.4. Manfaat
Dengan adanya praktikum daya hantar larutan kali ini,
diharapkan praktikan (mahasiswa) mampu mengetahui bagaiamana
larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, sehingga pada kehidupan
sehari-hari dapat menyikapi dengan bijak apabila terjadi fenomena daya
hantar larutan.
Sebagai contoh :
1. Aki
Sel aki terdiri anoda Pb dan katoda PbO2 dengan larutan elektrolit
H2SO4. adanya larutan elektrolit memungkinkan terjadinya reaki
kimia yang menghasilkan arus listrik untuk menghidupkan
kendaraan.
2. Air sungai dan air tanah
Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat
menghantarkan listrik. Sifat ini digunakan untuk menangkap ikan
atau belut di sungai atau di persawahan dengan cara setrum listrik.
3. Cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit. Komponen
larutan elektrolit memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang
diperlukan untuk kerja impuls. Orang yang kekurangan cairan tubuh
(dehidrasi) harus mengkonsumsi larutan elektrolit, seperti larutan
oralit.

3
BAB 2
DASAR TEORI

2.1. Pengertian larutan elektrolit dan larutan non elektrolit


Yang dinamakan larutan adalah campuran yang homogen terdiri
dari dua zat atau lebih. Suatu larutan terdiri dari zat terlarut (solute),
dan pelarut (solvent). Zat yang jumlahnya banyak biasanya disebut
pelarut, sementara zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut
(Mulyani, 2003). Larutan ada yang dapat menghantarkan arus listrik
dan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Kemampuan larutan untuk
menghantarkan arus listrik bergantung pada jumlah ion yang
dikandungnya (Raymond, 2004).
Berdasarkan kemampuan menghantarkan listrik, larutan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
1) Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik.
Larutan ini dapat menghantarkan listrik disebabkan karena zat
elektrolit terurai menjadi ion-ion karena pengaruh arus listrik
(Harrizul, 1995).
Pada larutan elektrolit gaya tarik menarik antar molekul-molekul
air dengan partikel-partikel zat cukup kuat untuk memutuskan
ikatan antar partikel zat sehingga partikel-partikel zat dapat lepas
sebagai ion-ion bebas. Contoh larutan elektrolit adalah NaCl
(Natrium klorida), H2SO4 (Asam sulfat), CH3COOH (Asam
asetat), Na2SO4 (Natrium sulfat), KI(Kalium iodida), CaCl2
(Kalsium korida) CUSO4 (Tembaga sulfat).
2) Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik disebabkan karena larutan tersebut tidak
dapat membentuk ion-ion dalam pelarutnya. Pada larutan non
elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan,

4
sehingga tidak ada ion yang bermuatan yang dapat menghantarkan
arus listrik (Keenan, 1984).
Pada non elektrolit gaya tarik menarik antar molekulmolekul air
dengan partikel-partikel zat tidak cukup kuat untuk memutuskan
ikatan antar partikel zat sehingga partikel-partikel zat tidak dapat
lepas sebagai ion-ion bebas. Contoh larutan non elaktrolit adalah:
C12H22O11 (Sukrosa), C2H5OH (Etanol), CO(NH2)2 (Urea),
C6H12O6 (Gula).

2.2. Arus Listrik


2.2.1. Arus dan Rapat Arus

Aruslistrik adalah muatan yang bergerak. Dalam konduktor


padat sebagai pembawa muatan adalah elektron bebas dan dalam
konduktor cair atau elektrolitpembawa muatannya adalah ion.
Elektron bebas dan ion dalam konduktor bergerak karena pengaruh
medan listrik, dalam bahan isolator, elektron bebas terikat kuat pada
masing-masing atom sehingga bahan isolator dapat menghantarkan
arus.

Kuat arus didefinisikan sebagai :

𝑑𝑄
i= (Ampere = A)..............................................................(2.1)
𝑑𝑡

Dalam persamaan (2.1) dapat dilihat bahwa satuan kuat arus adalah Cs-1
, satuan ini disebut amper.

1 A = 1 Cs-1

Rapat arus didefinisikan sebagai :

𝑖
j= atau i = jA ......................................................(2.2)
𝐴

5
di sini A adalah luas penampang konduktor sehingga satuan rapat arus j
adalah A/m2. Rapat arus sebanding dengan medan listrik yang
menimbulkannya, maka

j = σ E ................................................................................(2.3)

Konstanta pembanding σ di sini disebut konduktivitas listrik. Dalam


satuan sI, koduktivitas σ ini mempunyai satuan seimens per meter
(S/m).

2.2.2. Hukum Ohm dan Tahanan

Suatu kawat berpenampang serba sama dialiri arus i, seperti pada


Gambar 2.1.

Gambar 2.1
Misalkan beda potensial antara titik a dan b adalah

Vab = Vb – Va = V

Kuat medan listrik dalam kawat haruslah

𝑉
E=
𝑙

Rapat arus dalam logam sesuai dengan persamaan (2.3) dapat ditulis :

𝑉
j=σE=σ ...............................................................(2.4)
𝑙

Sehingga kuat arus dari persamaan (2.2) menjadi :

𝐴
i = jA = σ V ...........................................................(2.5)
𝑙
6
𝐴 1
bila konstanta σ 𝑙
dinyatakan dengan 𝑅
, maka persamaan
(2.5) menjadi :

V = i R ....................................................................(2.6)

Persamaan (2.6) ini dikenal dengan Hukum Ohm dan

Karena,

1
ρ= .....................................................................(2.7)
σ

1 𝑙 𝑙
R= =ρ ........................................................(2.8)
σ 𝐴 𝐴

dan,

𝑙 1
σ= ....................................................................(2.9)
𝐴𝑅

Besaran R dalam persamaan (2.7) di sini disebut


hambatan, tahanan, atau Resistensi dan mempunyai satuan
volt jur amper (V/A) yang juga disebut ohm (Ω).

1
Konstanta ρ = disebut hambat jenis atau Resistivitas,
σ

mempunyai satuan ohm, mutu (Ω.m), besarnya tidak sama


untuk setiap bahan konduktor dan merupakan fungsi
temperatur.

(Yahdi, Umar. 1991)

2.3. Arus Listrik di dalam Cairan


Pada dasarnya hantaran arus listrik di dalam cairan adalah oleh
ion-ion karena di dalam cairan tidak terdapat elektron bebas. Larutan
elektrolit adalah cairan yang mengandung amat banyak ion sebab

7
hampir semua molekul yang dilarutkan di dalamnya terdisosiasi
menjadi ion-ion. Jadi daya hantar listriknya ditentukan oleh mudah
sukarnya ion-ion bergerak dari elektrode ke elektrode lainnya di
samping oleh konsentrasi ion-ion itu di mana daya hantar listriknya
akan sebanding dengan konsentrasi ion tersebut (Peter, 2004).

8
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan


Dalam percobaan daya hantar larutan kali ini, untuk
mendapatkan data dari pengukuran I dan V dan juga perhitngan daya
hantar larutan, maka diperlukan alat dan bahan praktikum berupa satu
buah voltmeter, satu amperemeter, sebuah bejana, power supply,
sepasang elektroda, kabel penghubung, serta larutan Cu(SO4) dengan
konsentrasi 25%, 50%, dan 75%.

3.2. Langkah Kerja


Praktikum diawali dengan merangkai rangkaian seperti gambar
berikut :

Gambar 3.1. Gambar rangkaian praktikum daya hantar larutan

Langkah selanjutnya adalah ukur jarak antar elektrode sebagai


(l), lalu masukan larutan Cu(SO4) berkonsentrasi 25% ke dalam bejana
dan ukur luas area elektroda yang tercelup sebagai (A).
Kemudian nyalakan power supply dan atur arus Vdc menjadi 2
Volt, di saat itulah baca dan catat tegangan dan arus yang terbaca pada
masing-masing multimeter. Variasikan sumber tegangan dengan besar 2
Volt, 3 Volt, dan 4 Volt.
Dengan langkah yang sama, ganti larutan yang diuji dengan
larutan Cu(SO4) berkonsentrasi 50% dan 75%.

9
BAB 4
ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

4.1. Analisis Data


Luas Elektroda (A) = 13,6 cm2 = 0,00136 m2
Jarak antar elektroda (l) = 4,5 cm = 0,045 m

4.1.1. Larutan Cu(SO4) 25%


Menghitung tahanan (R) :
𝑉
R =
𝐼
1,05
= = 17,5 Ohm
0,06

Menghitung resistivitas (ρ) :


𝑅𝐴
ρ = ..................................................(2.8)
𝑙
17,5 × 𝟎,𝟎𝟎𝟏𝟑𝟔
= = 0,53 Ω.m
𝟎,𝟎𝟒𝟓

Menghitung konduktivitas listrik/daya hantar listrik (σ)


1
σ =
ρ
.....................................................(2.7)
1
σ =
0,53
= 1,89 S/m

Tabel 4.1 Hasil perhitungan daya hantar larutan Cu(SO4) 25%

No. Vdc V(volt) I(A) R(Ω) ρ(Ωm) σ(S/m)


1 2 1,05 0,06 17,5 0,53 1,89
2 3 1,65 0,09 18,3 0,55 1,82
3 4 2,15 0,115 18,7 0,57 1,75

Rerata daya hantar listrik larutan Cu(SO4) 25%


1,89+1,82+1,75
σ = 3
= 1,82 S/m

10
4.1.2. Larutan Cu(SO4) 50%

Tabel 4.2 Hasil perhitungan daya hantar larutan Cu(SO4) 50%

No. Vdc V(volt) I(A) R(Ω) ρ(Ωm) σ(S/m)


1 2 0,8 0,095 8,42 0,25 4
2 3 1,4 0,165 8,48 0,26 3,85
3 4 1,85 0,235 7,87 0,24 4,17

Rerata daya hantar listrik larutan Cu(SO4) 50%


4 + 3,85 + 4,17
σ = 3
= 4,01 S/m

4.1.3. Larutan Cu(SO4) 75%


Tabel 4.3 Hasil perhitungan daya hantar larutan Cu(SO4) 75%

No. Vdc V(volt) I(A) R(Ω) ρ(Ωm) σ(S/m)


1 2 1,05 0,155 6,77 0,204 4,9
2 3 1,55 0,235 6,6 0,2 5
3 3,4 1,75 0,25 7 0,212 4,7

Rerata daya hantar listrik larutan Cu(SO4) 75%


4,9 + 5 + 4,7
σ = 3
= 4,87 S/m

4.1.4. Grafik Hubungan Konduktivitas (Daya Hantar Larutan)


Dengan Konsentrasi Larutan

11
Grafik daya hantar larutan vs
konsentrasi larutan

Konsentrasi Cu(SO4) dalam %


80

60

40

20

0
0 1 2 3 4 5 6
Daya Hantar Larutan

Gambar 4.1 Grafik daya hantar larutan vs konsentrasi larutan

4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, memiliki tujuan untuk memahami
proses hantaran listrik dalam larutan, menentukan daya hantar listrik
larutan elektrolit, dan mengetahui hubungan antara konsentrasi suatu
larutan elektrolit terhadap daya hantar listrik.

Adapun proses penghantaran listrik pada larutan yang terjadi


pada rangkaian gambar 3.1 dimulai ketika larutan elektrolit (CuSO4)
dihubungkan tegangan melalui dua buah elektroda, maka akan timbul
medan listrik antara kedua elektroda tersebut. Akibatnya ion positif
akan menuju elektroda negatif untuk mengambil elektron positif
(oksidasi), sedangkan ion negatif akan bergerak menuju elektroda
positif untuk menyerahkan elektron negatif (reduksi). Artinya, pada
larutan Cu(SO4) ini terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang
satu menuju elektroda yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion.
Arus listrik dapat ditafsirkan sebagai arus elektron yang membawa
muatan negatif melalui suatu penghantar. Perpindahan muatan ini dapat
terjadi bila ada perbedaan potensial tegangan antara dua elektroda atau
arus listrik akan mengalir dari elektroda yang berpotensial tinggi ke

12
potensial yang rendah. Sehingga didapatkan pembacaan arus dan
tegangan pada masing-masing multimeter yang telah dirangkai sesuai
gambar 3.1.

Dalam menentukan besar daya hantar larutan (σ) mula-mula


data yang diambil dari praktikum adalah tegangan (V) dan kuat arus (I),
kemudian menghitung resistansi (R) dengan rumus 2.6 (R = V/I).
Setelah resistansi terhitung, langkah berikutnya adalah menghitung
𝑅𝐴
resistivitas (ρ) dengan rumus 2.8 (ρ = ) baru kemudian
𝑙

ditentukan besar daya hantar larutan menggunakan rumus 2.7


1
(σ = ).
ρ

Saat menggunakan larutan Cu(SO4) berkonseentrasi 25%


didapatkan besarnya konduktivitas listrik (daya hantar larutan) sebesar
1,82 S/m, kemudian saat menggunakan larutan Cu(SO4)
berkonsentrasi 50% daya hantar larutan yang telah dihitung
besarnya adalah 4,01 S/m, sedangkan yang terakhir saat
menggunakan larutan Cu(SO4) konsentrasi 75% besar daya
hantar larutannya adalah 4,87 S/m.

Dalam grafik gambar 4.1 menunjukan hubungan antara


konsentrasi larutan Cu(SO4) dengan besarnya daya hantar
larutan. Di mana pada grafik tersebut terlihat hubungan linier
yang menyatakan bahwa semakin pekat atau semakin tinggi
konsentrasi larutan elektrolit maka semakin besar angka daya
hantar larutan yang terhitung. Sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil praktikum kali ini sesuai dengan teori yaitu semakin pekat
atau semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin baik
menghantarkan arus listrik.

13
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Proses penghantaran listrik ditentukan oleh ion-ion larutan yang


bergerak dari elektrode ke elektrode lainnya. Pada larutan Cu(SO4)
yang digunakan terjadi penghantaran muatan dari elektroda yang
satu menuju elektroda yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion.
2. Dari hasil praktikum didapat nilai daya hantar larutan sebesar :
a. Larutan Cu(SO4) 25% : 1,82 S/m
b. Larutan Cu(SO4) 50% : 4,01 S/m
c. Larutan Cu(SO4) 75% : 4,87 S/m.
3. Hubungan antara konsentrasi larutan Cu(SO4) dengan besarnya
daya hantar larutan adalah linier, yakni semakin pekat atau semakin
tinggi konsentrasi larutan maka semakin baik menghantarkan arus
listrik.

5.2. Saran

1. Pada saat praktikum, hendaknya praktikan mengutamakan ketelitian


dalam mengatur rangkaian komponen agar data yang didapatkan
tidak salah.
2. Agar didapatkan hasil yang sesuai dengan teori. praktikan
hendaknya tahu dengan jelas apa yang harus dilakukan dalam
praktikum ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Soedojo, Peter.2004.Fisika Dasar.Yogyakarta: ANDI.

Yahdi, Umar.1991.Pengantar Fisika Listrik Magnet.Jakarta: Gunadarma

Keenan, Kimia Untuk Universitas jilid 1,(Jakarta : Erlangga,1984)

Rivai, Harrizul.1995.Kimia Analitis.Jakarta: UI-Press.

Chang, Raymond.2004.Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, jilid 1, Edisi


ketiga.Jakarta: Erlangga.

Mulyani, Sri & Hendrawan.2003. Kimia Fisika II.Semarang: JICA-IMSTEP

LAMPIRAN

15
16

Anda mungkin juga menyukai