Disusun Oleh :
Nama : Lukman Mubarak
Prodi : Elektronika Instrumentasi
NIM : 021700013
Dosen : Sudiono, S.ST
Rekan kerja : 1. Rizak Saleh (021700002)
2. M. Kharis Mubarok (021700028)
Disusun Oleh :
Nama : Rizak Saleh
Prodi : Elektronika Instrumentasi
NIM : 021700002
Dosen : Sudiono, S.ST
Rekan kerja : 1. Lukman Mubarak (021700013)
2. M. Kharis Mubarok (021700028)
Disusun Oleh :
Nama : M. Kharis Mubarok
Prodi : Elektronika Instrumentasi
NIM : 021700028
Dosen : Sudiono, S.ST
Rekan kerja : 1. Lukman Mubarak (021700013)
2. Rizak Saleh (021700002)
LANDASAN TEORI :
Detektor sintilasi NaI(Tl) terdiri atas sintilator dan tabung pelipat ganda elektron. Bahan sintialtor
dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah sedikit diberi pengotor Talium (Tl)
Apabila radiasi gamma memasuki tabung detektor maka akan terjadi interaksi radiasi
gamma dengan bahan detektor. Interaksi itu dapat menghasilkan efek fotolistrik, hamburan
compton dan produksi pasangan. Karena reaksi ini maka elektron-elektron bahan detektor akan
terpental keluar sehingga atom-atom itu berada dalam keadaan tereksitasi. Atom-atom yang
tereksitasi akan kembali ke keadaan dasarnya sambil memancarkan kerlipan cahaya seperti
ditunjukkan pada Gambar 1
dinoda pertama dan seterusnya hingga dinoda terakhir (anoda). bisa didapatkan faktor
penggandaan elektron antara 107-108. Dengan demikian, sinar gamma yang dideteksi akan
menghasilkan pulsa listrik sebagai keluaran dari detektor NaI(Tl).
Tenaga elektron yang dilepaskan ini bergantung pada intensitas sinar gamma yang
mengenai detektor. Makin tinggi energi elektron, makin tinggi pula pulsa listrik yang
dihasilkannya, sedang makin banyak elektron yang dilepaskan, makin banyak pula cacahan
pulsanya. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh detektor tersebut kemudian dapat ditampilkan bentuk
spektrumnya serta dapat dianalisa secara kuantitatif maupun kualitatif menggunakan
spektrometer gamma seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Contoh tampilan spektrum radiasi gamma yang ditangkap oleh detektor sintilasi NaI(Tl)
seperti ditunjukkan pada Gambar 4 dan Gambar 5 berikut.
RESOLUSI DETEKTOR
Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan energi radiasi yang
berdekatan. Suatu detektor diharapkan mempunyai resolusi yang sangat kecil (high resolution)
sehingga dapat membedakan energi radiasi secara teliti. Resolusi detektor disebabkan oleh
peristiwa statistik yang terjadi dalam proses pengubahan energi radiasi, noise dari rangkaian
elektronik, serta ketidakstabilan kondisi pengukuran. Nilai resolusi dapat dihitung dengan
persamaan 1.
Persamaan 1
dimana :
E = Lebar setengah puncak maksimum (FWHM)
E = nomor saluran puncak foto
EFISIENSI DETEKTOR
Efisiensi detektor adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa listrik
yang dihasilkan detektor terhadap jumlah radiasi yang diterimanya. Nilai efisiensi detektor dapat
dihitung dengan persamaan 2 dan sangat ditentukan oleh bentuk geometri dan densitas bahan
detektor
Persamaan 2.
dimana :
Ep adalah efisiensi detektor
t adalah waktu pencacahan (secon)
Ui adalah intensitas cacah total di bawah puncak
Ub adalah intensitas latar pada waktu pencacahan yang sama dengan Ui
f adalah fraksi peluruhan gamma
AUi adalah aktivitas sumber (dps)
1 𝑑
adalah faktor geometri, Ω = 2 (1 − √𝑑2 )
+𝑅 2
PROSEDUR
1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Periksa sambungan sistem UCS30 seperti ditunjukkan pada Gambar 6 berikut :
3. Masukkan kabel power spektrometer dan PC ke jala-jala PLN kemudian hidupkan.
4. Hitung aktivitas dan catat yield sumber radioaktif yang digunakan.
5. Ukur dan catat diameter detektor NaI(Tl) yang digunakan.
6. Atur gain amplfier (coarse dan fine), ADC ( jumlah saluran, LLD & ULD), waktu cacah (realtime
atau livetime) sesuai kebutuhan.
1. Spektrum Cs-137,
Aktivitas sekarang , At
𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑒 −𝜆𝑡
Resolusi , R
∆𝐸
𝑅= 𝑥 100%
𝐸
Efisiensi ,Ep
∑ 𝑈𝑖 −∑ 𝑈𝑏 1 1 𝑑
∈𝑝= Ω = 2 (1 − √𝑑2 )
𝑡 𝑓𝐴𝑈𝑖 +𝑅 2
PEMBAHASAN :
2. Spektrum Co-60.
Aktivitas sekarang , At
𝐴𝑡 = 𝐴0 𝑒 −𝜆𝑡
Resolusi , R (E 1172,2 keV)
∆𝐸
𝑅= 𝑥 100%
𝐸
∆𝐸
𝑅= 𝑥 100%
𝐸
1 𝑑 ∑ 𝑈𝑖 −∑ 𝑈𝑏 1
Ω = 2 (1 − √𝑑2 ) ∈𝑝=
+𝑅 2 𝑡 𝑓𝐴𝑈𝑖
1 𝑑 ∑ 𝑈𝑖 −∑ 𝑈𝑏 1
Ω = 2 (1 − √𝑑2 ) ∈𝑝=
+𝑅 2 𝑡 𝑓𝐴𝑈𝑖
PEMBAHASAN :
3. Spektrum Sumber X
Energi (sebagai hasil proses kalibrasi secara otomatis), resolusi, dan efisiensi detektor untuk
berbagai puncak energi Sumber X seperti ditunjukkan pada Tabel 4 sebagai berikut :
Resolusi , R
∆𝐸
𝑅= 𝑥 100%
𝐸
Efisiensi ,Ep
∑ 𝑈𝑖 −∑ 𝑈𝑏 1 1 𝑑
∈𝑝= Ω = 2 (1 − √𝑑2 )
𝑡 𝑓𝐴𝑈𝑖 +𝑅 2
Tabel 4. Energi, resolusi, dan efisiensi detektor untuk berbagai puncak sumber X
No. Nama Puncak Energi Resolusi Efisiensi
(keV) (%)
1. Photopeak-1 628,2 7,62% 2,56x10-8
2. Photopeak-2
3. Photopeak-3
4. Photopeak-4
5. Photopeak-5
9
8
7.62
7
6
5.56
5 5.202
4.38
4
3
2 2.18
1.57
1 1.217 1.148
Energi (KeV)
0
628.2 661.6 1172.2 1332.5
Sumber x Cs- 137 Co-60
resolusi (%) efisiensi (x 10^-8)
KESIMPULAN :
SARAN :
DAFTAR PUSTAKA :
Sudiono, dkk.2019.Modul Praktikum Alat Deteksi dan Pengukuran Radiasi.Yogyakarta: STTN-
BATAN.
YOGYAKARTA,
PRAKTIKAN,