Disusun Oleh :
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I. Tujuan
Pada praktikum ini para peserta diharapkan dapat mengetahui karakteristik
pencacah. Geiger-Muller serta dapat melakukan pencacahan radiasi menggunakan sistem
pencacah dengan detektor Geiger-Muller.
Adapun tujuan operasionalnya adalah sebagai berikut :
1. Menggambar daerah plato serta menentukan tegangan kerja detektor.
2. Menguji kestabilan sistem pencacah yang digunakan.
3. Menentukan waktu mati detektor.
4. Menentukan efisiensi detektor.
5. Menentukan aktivitas suatu sumber radiasi.
𝑅2 − 𝑅1
𝐿𝑝 = × 100%
(𝑉2 − 𝑉1 ) 𝑅1
Ket:
𝐿𝑝 = Kemiringan plato (% per Volt atau % per 100 Volt).
𝑅1 = Laju cacah pada awal daerah plato, 1 V (cpm/cps) .
𝑅2 = Laju cacah pada akhir daerah plato 2 V (cpm/cps) .
Nilai kemiringan yang masih dianggap baik adalah lebih kecil daripada 0,1 % per
volt atau 100% per 100 Volt
Kestabilan suatu alat ukur radiasi dapat ditentukan dengan menggunakan prinsip
'Chi Square Test'. Nilai chi-square nya dapat dihitung dengan persamaan 2. Berikut
𝑛
1
𝑋 = ∑(𝑅𝑖 − 𝑅̅ )2
2
𝑅̅
1
Ket:
𝑋 2 = Nilai Chi Square
𝑅̅ = Laju cacah rata-rata (cpm)
𝑅𝑖 = Laju cacah setiap pengukuran (cpm)
Ket:
τ = Waktu mati detector (menit atau detik)
𝑅1 = Laju cacah sumber 1 (cps)
𝑅2 = Laju cacah sumber 2 (cps)
𝑅12 = Laju cacah sumber 1 dan sumber bersama-sama (cps)
𝑅𝑏 = Laju cacah latar belakang (cps)
Oleh karena tidak seluruh radiasi yang dilepaskan sumber dapat tercacah oleh
detektor, maka perlu menentukan efisiensi detektor yang menunjukkan korelasi antara nilai
cacah yang ditunjukkan sistem pencacah GM dan aktifitas sumber sebenarnya. Nilai
efisiensi ini dapat ditentukan dengan persamaan 5. berikut ini:
𝑅
𝜂=
𝐴. 𝑝
Ket:
𝜂 = Efisiensi detektor
𝑅 = Laju cacah (cpd)
𝐴 = Aktivitas Sumber sebenarnya (Bq)
𝑝 = Probabilitas pemancaran radiasi
Nilai efisiensi dari setiap detektor sangat dipengaruhi oleh faktor geometri antara
sumber dan detektor, sehingga apabila jarak antara sumber dan detektor berubah, nilai
efisiensinya juga berubah.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2. Catat informasi sumber radiaoaktif yang digunakan (aktivitas, waktu paro, dan
waktu awal)
3. Letakkan sumber Sr pada posisi sejajar dengan detector GM pada jarak tertentu.
Ukur jarak sumber dan detector.
4. Nyalakan PC. Buka software “STX”.
5. Pilih menu Experiment → Plateu
6. Tentukan rentang tegangan dari 700 sampai 1200 V, dengan step voltage 50 V dan
time per step 60 detik. Klik show graph untuk menampilkan grafik pencacahan
secara langsung. Klik RUN
7. Catat hasil cacahan dan buat grafik cacahan untuk menentukan tegangan kerja.
8. Tegangan kerja didapat dari 1/3 sampai ½ lebar plato.
Catatan. - Untuk pencacahan selanjutnya tegangan tinggi diatur tetap pada tegangan
kerja.
I. Data Praktikum
• Sumber Radiasi = Sr-90
𝑡 = 5 tahun
• Aktivitas sumber Sr-90
−0,693
. 𝑡
𝑇1/2
𝐴 = 𝐴0 . 𝑒
−0,693
. 5
𝐴 = 3,7 × 103 . 𝑒 28,8
𝐴 = 3280,58 𝐵𝑞
Count (R)
No. HV (V)
(cps)
1. 700 0
2. 750 6473
3. 800 7483
4. 850 8276
5. 900 8703
6. 950 8939
7. 1000 9587
Count (R)
No. HV (V)
(cps)
8. 1050 10675
9. 1100 15743
10. 1150 42950
11. 1200 206037
̅̅̅
𝑅1 + ̅̅̅𝑅2 − ̅̅̅̅̅
𝑅12 − ̅̅̅̅
𝑅𝐵
𝜏=| |
̅̅̅̅̅̅
𝑅 2 − ̅̅̅̅̅
𝑅 2 − ̅̅̅̅̅
𝑅 2
12 1 2
130,72 + 20,816 − 123,75 − 0,72
𝜏=| |
(123,75)2 − (130,72)2 − (20,816)2
𝜏 = 0,012 𝑠
3. Penentuan Efisiensi Detektor
• Waktu Cacah = 5 menit = 300 detik
• Sumber Radiasi = Sr-90
𝑅𝑜 = 135,34
−0,693
𝑇1/2 . 𝑡
𝐴 = 𝐴0 . 𝑒
−0,693
. 5
𝐴 = 3,7 × 103 . 𝑒 28,8
𝐴 = 3280,58 𝐵𝑞
𝑅𝑜
|𝑅𝑒𝑓𝑓 = |
(1 − 𝑅𝑜 . 𝜏 )
135,34
𝑅𝑒𝑓𝑓 = | | = 216,86
1 − (135,34 × 0,012)
• Menghitung Efisiensi Detektor
𝑅𝑒𝑓𝑓
𝜂=
𝐴. 𝑝
216,86
𝜂=
3280,58 × 100%
𝜂 = 0,066
𝑅̅ 136,75
Gambar 8. Aktivitas Sumber Radiasi Sebenarnya
𝑅̅ = 136,75
𝑅̅
|𝑅𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 = |
1 − (𝑅̅ × 𝜏)
136,75
𝑅𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 =
1 − (136,75 × 0,012)
𝜂 = 0,066
𝑝 ≈ 100%
213,34
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑅 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎 = = 3232,42 𝐵𝑞
0,066 × 100%
BAB IV
PENUTUP
I. Pembahasan
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan daerah plato dan menentukan
tegangan kerja detector, menguji kestabilan sistem pencacah yang digunakan,menentukan
waktu mati detector, menentukan efisiensi detector dan menentukan aktivitas suatu sumber
radiasi.
Pada percobaan pertama yaitu penentuan daerah plato menggunakan sumber Sr-90.
Dimana percobaan ini untuk menentukan tegangan kerja detector. Sebelum mencari
tegangan kerja detector harus diketahui bentuk platonya. Plato diperoleh dari hasil cacah
dengan waktu cacah yang ditentukan menggunakan tegangan tinggi yang dapat diatur.
Nilai cacah diperoleh pada setiap perubahan tegangan. Daerah plato sebesar 300 V.
sehingga didapatkan nilai tegangan kerja sebesar 900 V.
Pada percobaan kedua yaitu penentuan waktu mati detector menggunakan sumber
radiasi Sr-90 dan Cs-137. Waktu mati detector adalah dimana detector tidak dapat
mencacah lagi sumber radiasi yang masuk. Untuk mengetahui waktu mati harus dilakukan
pencacahan dua buah sumber radiasi yang harus dicacah sendiri-sendiri dan dicacah secara
bersamaan serta dilakukan pencacahan background (latar belakang). Pada praktikum kali
ini didapatkan nilai waktu mati detector sebesar 𝜏 = 0,012 𝑠.
II. Kesimpulan
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Tegangan kerja (HV) yang diberikan pada detaktor GM dapat mempengaruhi laju
cacah yang dihasilkan.
2. Penggunaan detector secara terus menerus dapat membuat detector menjadi tidak stabil
3. Jarak antara sumber dan detector mempengaruhi nilai efisiensinya.
4. Detektor GM merupakan detektor yang "lambat" sehingga untuk pencacahan aktivitas
tinggi tidak semua paparan radiasinya dapat tercacah sehingga hasil cacahnya harus
dikoreksi terhadap waktu mati (τ) detector.
5. Efisiensi detector Geiger Muller adalah 0,066 cps/Bq
6. Besarnya sumber aktivitas sebenarnya adalah 3232,42 𝐵𝑞. Dimana praktikan
memakai sumber radiasi Sr-90 dengan waktu cacah 60 s dan waktu paro 28,8 tahun
DAFTAR PUSTAKA