DISUSUN OLEH
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami Prinsip kerja Radiografi Digital.
2. Mahasiswa melakukan pengukuran, perhitungan sampai diperoleh data kV, mA,
dan penentuan penetrameter sesuai dengan Standar ASME V. .
3. Mahasiswa dapat melakukan setup benda uji dan pesawat Sinar-X sesuai
perhitungan .
4. Mahasiswa dapat menentukan waktu tembak/pengambilan citra digital yang
maksimal untuk memperoleh citra digital yang menunjukkan sensitivitas yang
tinggi (memenuhi Standar ASME V).
1. Proteksi Radiasi
a. Monitor radiasi personil ( Dosimeter saku (pen dose), Film Badge/TLD
badge
b. Surveymeter
c. Tanda radiasi dan tali kuning
d. lembar timbal
2. Radiografi
a. Pesawat Sinar-X Lorad LPX200 dan asesoriesnya ( Panel kontrol dan lampu
tanda Radiasi)
b. Plat detector digital dan asesorisnya (kabel konektor ke komputer pengolah
citra).
c. Komputer pengolah citra.
d. Penetrameter
e. Sigmat
3.2 Bahan
A B A B
4. Hitunglah Pergeseran sumber (P) untuk mendapatkan citra elip, dengan rumus:
1
𝑃 = 5 SFD ⊥ + 2 LL …. (LL= Lebar Lasan)
5. Hitung SFD elip berdasarkan SFD tegak yang telah ditentukan dalam Praktikum
dan pergeseran sumber.
𝑆𝐹𝐷 𝑒𝑙𝑖𝑝 = √𝑆𝐹𝐷 ⊥2 + 𝑃2
SFD SFDelip
LEBAR
Sisi atas LAS
Penetrameter
LAS
DID
O
FILM
PANEL DETEKTOR DIGITAL
4.2 Penyinaran
1. Siapkan peralatan Proteksi radiasi sebelum melakukan set-up dan penyinaran
2. Periksa surveymeter yang akan digunakan: baterai, sertifikat dan kalibrasi,
hidupkan dan pelajari cara pemakaian dan pembacaan skalanya.
3. Gunakan Film Badge//Pocket dosimeter dan pastikan Peralatan berfungsi
dengan baik dan terkalibrasi, Baca dan catat dosis awal untuk pocket dosimeter.
4. Pasang Tali kuning, Tanda radiasi dan Lampu alarm.
5. Lakukan pencatatan kegiatan pengoperasian sinar-X pada log book operasi.
6. Lakukan perakitan pesawat sinar-X dengan control panelnya.
7. Lakukan Aging (pemanasan pesawat sinar-X) sesuai prosedur, sampai kV yang
telah ditentukan dalam perhitungan.
8. Lakukan proteksi radiasi saat AGING berlangsung dengan melakukan
pengukuran laju paparan di daerah pekerja (control panel) dan di sisi gedung lab
pesawat sinar-X (catat dalam log book operasi)
9. Lakukan set up Radiografi digital (Panel digital, kabel konektor ke Labtop,
Laptop program digital radiografi)
10. Letakkan specimen pada posisi penyinaran (SFDelip) yang telah ditentukan
(untuk DWDV jangan lupa lakukan pergesaran benda uji sesuai perhitungan)
Lihat Gambar 4.
11. Buatlah data baru pada program radiografi digital, masukan data identifikasi
yang diperlukan sesuai kolom yang tersedia pada program.
12. Periksa sekali lagi dan pastikan tidak terdapat seorangpun di daerah penyinaran.
Atur tegangan, arus tabung dan timer sesuai dengan perhitungan.
13. Nyalakan pesawat dengan memutar kunci operasi dan menekan tombol “ON”
pada control panel dengan input waktu (40 – 60 detik) dengan asumsi dapat
mengambi 3 citra pada computer digital.
14. Ambil pencitraan pada radiografi digital dengan waktu 1,4/100 dikalikan waktu
peritungan konvensional. (kurang lebih anttara 0,5 s/d 4 detik) setiap citra.
15. Lakukan proteksi radiasi saat penyinaran berlangsung dengan melakukan
pengukuran laju paparan di daerah pekerja (control panel) dan di sisi gedung lab
pesawat sinar-X (catat dalam log book operasi)
16. Lakukan Interpretasi film (poin 4.3), jika grey value atau sensitifitas blm
memenuhi lakukan penyinaran ulang dengan perubahan waktu pengambilan
citra disesuaikan dengan kebutuhan.
17. Putar kunci operasi pada posisi stanby /”lock” saat penyinaran telah selesai.
18. Lakukan pendinginan pesawat sinar-X minimal sama dengan waktu penyinaran
terakhir dilakukan, jika akan digunakan untuk penyinaran selanjutnya.
19. Jika sudah selasai matikan pesawat sinar-X, lepas rakitan power dari control
panel dan rapikan seperti semula.
20. Baca pocket dosimeter dan catat, matikan survey-meter dan rapikan/kembalikan
peralatan proteksi radiasi pada tempatnya.
VD Min:
𝐷𝑚𝑖𝑛 − 𝐷𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
𝑉𝐷𝑚𝑖𝑛 = 𝑥 100%
𝐷𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
𝑉𝐷𝑚𝑖𝑛 = ⋯ % < −15 %, VDmin Tidak Memenuhi persyaratan
V. DATA PENGAMATAN
Specimen:
Jenis : Pipa
Diameter Loar (OD) : 89,1 mm = 3,5 in (Metode Ellips)
Diameter Dalam (ID) : 77,7 mm
Tebal : 5,7 mm
Lebar Las : 13,4 mm
Reinforcement : 3 mm
Sumber Radiasi:
Sinar-X : kV = 160 kV ; mA = 5 mA ; Focal Spot (f) = 2√2 mm
Tipe : LORAD (LPX Series)
Penetrameter :
Tipe : Kawat
Nomor/Kelompok : 6 / Set A
Lokasi Penny : Source Side
Penny yang harus muncul : 1 Kawat
Penny yang tampak pada film : 3 kawat
Penyinaran:
Waktu Penyinaran : 0,9 detik
Pengukuran:
Jarak Sumber - Film (SFD) : 650 mm
Tegangan Kerja
A B A B
Tebal = 5, 7 mm
Bahan = Carbon Steel
Maka, A = 75; B = 4,5
X (tebal 2 las) = 17,4 mm
kV = A + Bx
= 75 + 4,5(17,4)
= 153,3 kV
≈ 160 kV
Waktu Penyinaran
SFD Ellips 2 Y
t= ( ) .
SFD Kurva i
2
668,4 22,43
t= ( ) .
700 5
t = 4,04 menit
1,5
Waktu Penyinaran Sebenarnya = . 242,92 detik = 3,64 detik
100
Hasil Pengamatan
D min = 6515
D max = 8490
D penny = 6954
D material = 12379
VD Max
Dmax − Dpenny
VDmax = x 100%
Dpenny
8490 − 6954
VDmax = x 100%
6954
VDmax = 22,09 %
VD Min
D𝑚𝑖𝑛 − Dpenny
VD𝑚𝑖𝑛 = x 100%
Dpenny
6515 − 6954
VD𝑚𝑖𝑛 = x 100%
6954
VD𝑚𝑖𝑛 = −6,31 %
𝑉𝐷𝑚𝑖𝑛 = −6,31 % > −15 %, VDmin memenuhi persyaratan
Sensitifitas
𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙𝑝𝑒𝑛𝑛𝑦
Sensitifitas = x 100%
𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 1 𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛 (𝑇)
0,25
Sensitifitas = x 100%
8,7
Sensitifitas = 2,87 %
Sensitifitas = 2,87 % < 20 % Sensitifitas memenuhi
Unsharpness Geometry
fs ∙ d
Ug =
SFD┴ − d
2√2 ∙ 89,1
Ug =
650 − 89,1
252,01
Ug =
560,9
Ug = 0,449 𝑚𝑚
U𝑔 max = 0,76 mm
Ug < Ug max, maka Ug memenuhi
SFD Min
fs
SFD Min = ( + 1) . d
Ug max
2√2
SFD Min = ( + 1) . 89,1
0,76
SFD Min = 420,69 𝑚𝑚
SFD = 650 mm
SFD > SFD Min, maka SFD memenuhi
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan praktikum Digital Radiografi. Spesimen yang
diuji adalah berupa pipa besi dengan diameter 3,5 inch, maka digunakan teknik DWDV Ellips.
Sebelum penyinaran dilakukan, terlebih dahulu ditentukan parameter - parameter yang
dibutuhkan seperti, SFD, Ug, jenis penetrameter, tegangan kerja dan waktu penyinaran.
berdasarkan tabel, untuk specimen ini nilai Ug maksimumnya 0,76 mm, sedangkan dari
perhitungan didapatkan nilai Ugnya 0,449 mm, oleh karena nilai Ug kurang dari nilai Ug
mksimumnya, maka dapat diterima. SFD┴ yang digunakan adalah 650 mm, setelah dilakukan
perhitungan jarak pergeserannya 156,8 mm dan SFD ellipsnya 668,4 mm. Berdasarkan
perhitungan, nilai SFD minimlnya adalah 420,9 mm, oleh karena nilai SFD yang digunakan
lebih besar dari SFD minimalnya, maka dapat diterima. Berdasarkan tabel, untuk spesimen ini
digunakan penetrameter jenis kawat ASTM set A kawat no 6, maka yang harus muncul pada
gambar adalah 1 kawat, dengan diameter kawat terkecil adalah 0,25 mm, dan lokasi penny
source side pada praktikum kali ini. Dari perhitungan didapatkan nilai tegangan kerja sebesar
153,3 kV, maka digunakan yang paling mendekati pada alat pesawat sinar-x yaitu 160 kV. Dari
perhitungan waktu penyinarannya selama 3,47 detik, tetapi pada praktikum kali ini waktu yang
digunakan selama 0,9 detik, dikarenakan kurva waktu penyinaran untuk digital radiografi ini
belum ada, dan masih menggunakan kurva waktu penyinaran radiografi secara konvensional.
Digunakan waktu yang lebih sedikit supaya gambar yang didapat tidak terlalu hitam.
Kemudian dilakukan proses penyinaran dan pengambilan gambar. Pada gambar di
tentukan nilai Grey Value-nya, Grey Value ini mewakili nilai densitas (jika pada penyinaran
radiografi secara konvensional). Berdasarkan ASME V artikel 2, nilai densitas material yang
di terima adalah 1,8 – 4 yang setara dengan nilai Grey Value 6300 – 14000. Dari gambar dapat
diketahui bahwa nilai Grey Value materialnya sebesar 12379, maka gambar ini dapat diterima.
Setelah dilakukan perhitungan, nilai VD maxnya 22,09 %, nilai ini kurang dari nilai VD max
yang ditentukan pada ASME V artikel 2 yaitu 30 %, maka VD max pada gambar ini diterima.
Dari perhitungan, didapatkan nilai VD minnya -6,31 %, nilai ini lebih dari nilai VD min yang
ditentukan pada ASME V artikel 2 yaitu -15 %, maka VD min pada gambar ini diterima. Dari
perhitungan, didapatkan nilai sensitifitas sebesar 2,87 %, nilai ini kurang dari nilai sensitifits
yang ditentukan pada ASME V artikel 2 yaitu 20 %, maka sensitifitas pada gambar ini diterima.
Dari gambar dapat diketahui bahwa kawat yang muncul ada 3 buah, dengan sedangkan yang
harus muncul adalah 1 buah, maka dapat diterima.
Dari gambar film radiografi dapat diketahui bahwa pada spesimen tersebut terdapat
diskontinuitas pada lasan yakni berupa IP (Incompelete Penetration), tungsten inclusion,
porosity, dan spatter.
VIII. KESIMPULAN