Anda di halaman 1dari 54

5

Kualitas Film Hasil Radiograf


Film hasil radiografi akan memiliki kualitas gambar yang baik dan
dapat

mengungkap

diskontinuitas

dengan

baik

pula

apabila

memenuhi empat syarat yaitu densitas cukup, distorsi minimal,


kontras tinggi, dan definisi tajam.

5.1 Densitas Fotograf


Secara kualitatif, densitas film radiografi berhubungan dengan tingkat
kehitaman film setelah diproses. Film dengan tingkat kehitaman lebih
gelap dikatakan memiliki densitas yang lebih tinggi. Secara kuantitatif,
densitas

didefinisikan

sebagai

harga

logaritma

sepuluh

dari

perbandingan intensitas cahaya yang datang pada film dan cahaya


yang menembus film, dirumuskan dengan persamaan

Io

D Log10

(5.1)

dengan
Io

= intensitas cahaya yang datang pada film

= intensitas cahaya yang menembus film

Perbandingan antara intensitas cahaya yang datang dengan intensitas


cahaya yang menembus film (Io/I) disebut opacity. Kebalikan dari
perbandingan

tersebut,

yaitu

I/Io

disebut

transmitansi,

dan

menunjukkan fraksi cahaya yang menembus film.


Contoh :
Sebuah film hasil radiografi memiliki densitas 2, maka harga Log (I o/ I)
adalah 2.

Karena nilai Log 100 adalah 2, maka I o/I adalah 100. Ini

berarti setiap 100 foton cahaya yang datang pada film, hanya satu
Teori Radiografi Industri

99

foton (1%) yang diteruskan. Prosentasi cahaya yang diteruskan oleh


film untuk berbagai densitas ditunjukkan dalam Tabel 5-1.
Densitas film dipengaruhi oleh jumlah penyinaran radiasi yang
mengenai

film

dan

derajat

pengembangan.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi jumlah penyinaran antara lain spektrum radiasi,


penyetelan (set-up) teknik radiografi, jumlah dan tipe filtrasi, screen,
dan radiasi hamburan.

Tabel 5-1 Hubungan antara opacity, densitas


dan transmisi cahaya
Opacity
Density
Transmisi
cahaya
(Io/I)
(Log Io/I)
(%)
1
0
100
2
0.3
50
4
0.6
25
8
0.9
12.5
10
1.0
10
30
1.5
3.2
100
2
1
1000
3
0.1
10000
4
0.01
Tingkat

kehitaman

film

(densitas)

dapat

diukur

dengan

film

pembanding atau menggunakan alat ukur elektronik yang disebut


densitometer.

5.2 Prinsip Geometri


Bayangan yang dibentuk pada sebuah film hasil radiografi mirip
dengan bayangan yang dibentuk pada sebuah layar menggunakan
obyek tak tembus cahaya yang ditempatkan dalam sebuah berkas
cahaya. Meskipun radiasi yang digunakan pada radiografi menembus
obyek taktembus cahaya sedangkan cahaya tidak dapat menembus,
hukum geometri pembentukan bayangan pada dasarnya sama.

Teori Radiografi Industri

100

Sinar x, sinar gamma, dan cahaya semuanya menjalar pada garis


lurus. Merambat pada garis lurus adalah alasan utama bahwa radiasi
mampu membentuk sebuah bayangan yang dapat dilihat dengan jelas.
Hubungan

geometri

antara

sumber,

obyek,

dan

sistem

film

menentukan tiga karakteristik utama bayangan yaitu perbesaran,


distorsi, dan ketidaktajaman.

5.2.1 Perbesaran dan Distorsi


Gambar 5-1 menunjukkan bayangan yang terjadi bila sumber titik L
memancarkan cahaya menuju layar C yang terhalang oleh sebuah
obyek tidak tembus pandang O. Bayangan yang terjadi mempunyai
ukuran lebih besar dari ukuran obyek, dengan kata lain mengalami
perbesaran, yang disebabkan karena posisi obyek tidak menempel
dengan layar.
L

Gambar 5-1 Bayangan obyek oleh sumber titik

Teori Radiografi Industri

101

Gambar 5-2a Bayangan obyek yang mengalami distorsi

Bila sinar yang datang tidak tegak lurus dengan obyek atau layar,
maka akan dihasilkan bentuk bayangan yang berbeda dari bentuk
obyek. Penyimpangan bentuk bayangan dari bentuk yang sebenarnya
dinamakan distorsi (seperti Gambar 5-2a). Distorsi terjadi karena
bagian-bagian pada obyek membentuk bayangan dengan perbesaran
yang berbeda. Bagian yang terjauh dari pusat berkas akan mengalami
perbesaran paling besar, sedangkan bagian yang berada pada pusat
berkas tidak mengalami perbesaran. Distorsi selalu ada dalam
radiografi,

namun

derajadnya

dapat

dikurangi

menempatkan sumber radiasi tegak lurus

dengan

cara

dengan obyek atau

menempatkan film sejajar obyek.


Distorsi memiliki akibat pada kesalahan interpretasi maupun evaluasi
cacat. Sebagai contoh ditunjukkan dalam gambar 5-2b, sebuah
material mengandung dua diskontinuitas yang terpisah diradiografi
dengan arah sumber yang berbeda. Radiografi dengan posisi sumber
tegak lurus terhadap material menghasilkan gambar dua cacat yang
terpisah (A), dan radiografi dengan posisi sumber yang tidak tegak
lurus menghasilkan gambar yang terdistorsi sebagai sebuah cacat
yang

panjang

Teori Radiografi Industri

(B).

Dimungkinkan

gambar

dengan

ukuran
102

diskontinuitas yang pendek diterima menurut kriteria standar, tetapi


gambar B yang memiliki ukuran diskontinuitas panjang akibat
terdistorsi bisa jadi tidak dapat diterima.

Gambar 5-2b
A. Posisi sumber tegak lurus menghasilkan gambar cacat terpisah
B. Posisi sumber tidak tegak lurus menghasilkan gambar terdistorsi

5.2.2 Ketidaktajaman Geometri


Pada pembahasan tentang perbesaran dan distorsi, diasumsikan
sumbernya adalah sumber titik. Bayangan obyek yang dibentuk oleh
sumber ini mempunyai batas tepi yang jelas dan tajam. Kenyataannya
dalam radiografi tidak ada sumber titik, sumber radiasi selalu
berdimensi.

Teori Radiografi Industri

103

L
L

Gambar 5-3a : Pengaruh jarak sumber cahaya ke obyek terhadap


penumbra

O
O

Gambar 5-3b : Pengaruh jarak layar ke obyek terhadap penumbra

Teori Radiografi Industri

104

Gambar 5-3c : Pengaruh ukuran sumber cahaya terhadap penumbra


Gambar 5-3 menunjukkan bayangan suatu obyek oleh sumber
cahaya yang berdimensi.

Bayangan yang dihasilkan mempunyai

batas tepi yang tidak jelas atau tidak tajam.

Daerah yang tidak

tajam ini dinamakan ketidaktajaman geometri atau penumbra atau


gradien tepi. Gambar 5-3a menunjukkan bahwa penumbra mengecil
ketika

jarak

sumber

cahaya

ke

obyek

diperbesar.

Pengaruh

perubahan jarak antara layar dengan obyek dan pengaruh perubahan


dimensi

sumber

cahaya

terhadap

penumbra

masing-masing

ditunjukkan pada Gambar 5-3b dan 5-3c.

Sumber radiasi

obyek

film
bayangan

Teori Radiografi Industri

105

Gambar 5-4 : Bayangan tepi obyek oleh beberapa sumber titik


Dalam radiografi, ketidaktajaman geometri dapat terjadi karena focal
spot atau sumber radiasi gamma tersusun atas banyak sumber titik.
Sumber-sumber titik ini masing-masing membentuk gambar obyek
pada tempat yang berbeda-beda, sehingga gambar obyek yang
dibentuk setiap sumber titik tidak berada pada tempat yang sama
dalam film dan sebagian saling menumpuk, seperti ditunjukkan pada
Gambar 5-4.
f

SOD
Obyek
O
d
Film
Ug

Gambar 5-5. Dua segitiga sebangun yang menghubungkan antara


sumber,
tepi obyek dan penumbra
Jika antara sumber radiasi, tepi obyek dan tepi penumbra di tarik garis,
akan tampak dua buah segitiga sebangun dengan pusat segitiga pada
titik O, seperti ditunjukkan pada Gambar 5-5. Segitiga atas lebarnya
sama dengan dimensi sumber f; sedangkan tingginya adalah SOD,
singkatan dari Source to Object Distance (jarak dari sumber ke obyek).
Segitiga bawah lebarnya sama dengan penumbra Ug dan tingginya
adalah d. Pada dua segitiga tersebut berlaku persamaan;

Ug
f
Teori Radiografi Industri

d
SOD

(5-2)

106

Karena SOD sama dengan jarak sumber ke film (SFD, singkatan


source to film distance) dikurangi dengan d, maka persamaan 5-2
dapat dinyatakan dengan;

Ug
f

d
SFD - d

(5-3)

Dalam radiografi, ketidaktajaman geometri (penumbra) yang kecil


diinginkan untuk memperoleh gambar dengan definisi yang baik.
Dapat dilakukan dengan memilih sumber radiasi dengan dimensi (focal
spot) kecil, menjauhkan jarak sumber ke film, dan merapatkan film ke
benda uji.

5-3 Sensitivitas Radiograf


Sensitivitas

radiografi

sering

diartikan

sebagai

kualitas

gambar

radiografi, yang sebenarnya memiliki pengertian berbeda. Sensitivitas


radiografi berhubungan dengan ukuran cacat terkecil yang dapat
dilihat pada film hasil radiografi atau kemudahan gambar cacat terkecil
untuk dapat dideteksi.
Dalam setiap uji radiografi digunakan sebuah alat uji standar yang
disebut penetrameter atau Image Quality Indicator (IQI), yang mana
gambarnya pada film hasil radiografi digunakan untuk mengukur
kualitas gambar radiografi. Ketika diameter/ lubang IQI terkecil tampak
pada film hasil radiografi, cacat yang ukurannya sama bahkan lebih
besar dari diameter/ lubang IQI tersebut belum tentu tampak pada film
karena penampakan cacat dipengaruhi oleh orientasi cacat tersebut.
Fenomena ini memperjelas kita bahwa IQI bukan alat untuk mengukur
sensitivitas radiografi tetapi merupakan alat untuk mengukur kualitas
gambar radiografi atau kualitas teknik radiografi.

Teori Radiografi Industri

107

Namun

demikian,

istilah

sensitivitas

sering

digunakan

untuk

menyatakan kualitas gambar radiografi. Istilah lain yang sering


digunakan adalah sensitivitas IQI, dan sensitivitas ekivalen,
yangmana

semuanya memiliki pengertian sama yaitu persentase

perbandingan diameter kawat atau diameter lubang IQI terkecil yang


tampak pada film hasil radiografi terhadap ketebalan benda uji.
Kualitas gambar radiografi dipengaruhi oleh dua parameter yaitu
kontras gambar dan resolusi, yang dalam radiografi film disebut
sebagai kontras radiografi dan definisi radiografi. Faktor-faktor yang
berkaitan dengan kedua parameter tersebut secara ringkas disajikan
pada gambar 5-6.

Kualitas Gambar Radiografi

Kontras

Kontras subyek
1.
Perbedaan
daya-serap
radiasi dari
benda uji
(
tebal,
komposisi,densi-tas)
2.
Panjang
gelombang
(
energi)
radiasi
3. Radiasi
hamburan

Radiografi

Kontras film
1.
2.
3.
4.

Jenis film
Derajad
pengemba
ng-an
Densitas
Jenis

screen
(fluorescen
t, timbal,
tanpa
screen)
5. Fog

Definisi

Faktor Geometri
1.
Dimensi
sumber
2.
Jarak sumber
ke film
3.
Jarak benda
uji ke film
4.
Kecuraman
perubahan
tebal benda
uji
(
)
abruptness
5.
Kontak
screen dengan
film
6.
Gerakan
benda uji

Ketidaktajaman
inhern

1.

Energi
radiasi

Graininess film
dan screen mottle
1.

Kecepatan
Film
Panjang
gelombang
(
energi)
radiasi
3.
Derajad
pengembangan
4. Jenis
Screen
2.

Gambar 5-6 Parameter yang mempengaruhi kualitas gambar


radiografi
Teori Radiografi Industri

108

5.4 Kontras Radiograf


Perbedaan intensitas radiasi yang menembus benda uji menimbulkan
perbedaan densitas gambar pada film yang telah diproses. Perbedaan
densitas pada suatu daerah terhadap

daerah sekitarnya pada film

hasil radiografi disebut kontras radiografi.

Gambar cacat pada film

hasil radiografi akan tampak dengan baik apabila memiliki perbedaan


densitas yang tinggi terhadap sekitarnya. Seperti ditunjukkan pada
Gambar 5-7, film A dapat menampilkan gambar cacat lebih baik
daripada film B karena film A memiliki perbedaan densitas yang lebih
tinggi. Kontras radiografi merupakan kombinasi dari kontras subyek
dan kontras film.

Gambar 5-7. Perbedaan kontras pada dua buah film

5.4.1 Kontras subyek


Pada material serbasama yang memiliki perbedaan ketebalan, kontras
subyek adalah perbedaan intensitas radiasi yang menembus dua
bagian

material

dibandingkan

dengan

intensitas

radiasi

yang

menembus bagian material lebih tebal. Jika x adalah perbedaan


ketebalan

material

dan

koefisien

atenuasi,

kontras

subyek

dirumuskan dengan persamaan7) 10) :


Cs . x
Teori Radiografi Industri

5-4
109

Jika terdapat hamburan persamaan7) 10) menjadi :


Cs

. x
I
1 s
ID

5-5

Dengan Cs adalah kontras subyek, Is intensitas radiasi hamburan, ID


intensitas radiasi langsung (primer).
Persamaan diatas menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kontras subyek adalah perbedaan tebal, koefisien atenuasi linear yang
tergantung pada jenis material dan energi radiasi, dan radiasi
hamburan.

a. Perbedaan ketebalan material


Radiasi yang menembus material dengan ketebalan serbasama tidak
memiliki perbedaan intensitas, karena itu tidak memiliki kontras
subyek. Sedangkan material yang perbedaan ketebalannya besar akan
menghasilkan kontras subyek yang tinggi, seperti ditunjukkan Gambar
5-8.

Intensitas
Radiasi primer

Kontras subyek
tinggi

Intensitas
radiasi transmisi

Kontras subyek
rendah

Gambar 5-8 : Pengaruh perbedaan tebal material pada kontras


subyek
Teori Radiografi Industri

110

b. Energi radiasi
Dalam melakukan radiografi material yang memiliki perbedaan
ketebalan

tertentu,

penggunaan

radiasi

dengan

energi

rendah

menghasilkan kontras subyek lebih tinggi dibandingkan dengan energi


lebih besar.
Berubahnya

kontras

subyek

ketika

energi

radiasi

dinaikkan

berhubungan dengan nilai koefisien atenuasi linear dari bahan


tersebut. Untuk menjelaskan kasus ini perhatikan contoh yang
ditunjukkan dalam Gambar 5-9, dimana sebuah material besi yang
memiliki perbedaan ketebalan, yakni 5 mm bagian yang tipis dan 10
mm yang tebal, diradiografi dengan sinar X dengan kV yang berbeda
masing-masing 120 kV dan 200 kV. Pada radiografi 120 kV nilai HVL
besi adalah 2,5 mm, maka koefisien atenuasi linear () bernilai
0,693/2,5 = 0,2772 mm-1 . Besarnya kontras subyek adalah Cs =
0,2772 mm-1 . 5 mm = 1,386. Pada radiografi 200 kV nilai HVL besi
adalah 5 mm, maka koefisien atenuasi linear () bernilai 0,693/5 =
0,1386 mm-1 . Besarnya kontras subyek adalah Cs = 0,1386 mm -1 . 5
mm = 0,693. Ini berarti semakin tinggi energi radiasi, maka kontras
subyek akan turun.

Teori Radiografi Industri

111

120 kV

200 kV

10 mm

10 mm

5 mm
1/16

5 mm

1/4

1/4

1/2

Gambar 5-9. Pengaruh energi radiasi terhadap kontras subyek


Penggunaan KV yang terlalu rendah menghasilkan kontras subyek
yang sangat tinggi, seperti ditunjukkan Gambar 5-10 sebelah kiri.
Kontras yang tinggi membuat gambar film tampak putih pada bagian
material yang tebal, sehingga bila ada cacat pada daerah tersebut
tidak dapat diamati. Penggunaan KV yang terlalu tinggi akan berakibat
film hasil radiografi yang tidak dapat membedakan ketebalan yang
berbeda, seperti ditunjukkan Gambar 5-10 sebelah kanan.

A
KV terlalu rendah

B
KV terlalu tinggi

Gambar 5-10 Kontras yang terlalu tinggi atau terlalu rendah


dapat mereduksi gambar cacat

Teori Radiografi Industri

112

c. Radiasi hamburan
Radiasi hamburan timbul akibat efek Compton. Jumlah radiasi
hamburan dipengaruhi oleh ketebalan benda uji, ukuran berkas, dan
energi radiasi. Semakin tebal material, semakain banyak jumlah radiasi
hamburan. Karena itu saat meradiografi benda uji yang tebal, radiasi
hamburan memiliki prosentase yang besar dari radiasi total yang
mencapai film. Misalnya, pada radiografi besi yang tebalnya 0,75 in,
radiasi hamburan dari benda uji hampir 2 kali intensitas radiasi primer.
Perhatikan gambar 5-9, radiografi material besi dengan perbedaan
material 5 mm menggunakan sinar x 200 kV menghasilkan nilai
kontras subyek 0,693. Jika hamburan diperhitungkan dengan asumsi
intensitas radiasi hamburan 2 kali intensitas radiasi primer, maka
dengan menggunakan persamaan 5-5 diperoleh nilai kontras subyek
Cs = 0,693/(1+(2/1)) = 0,231.

Ini menunjukkan bahwa adanya

hamburan akan menurunkan kontras subyek.

5.4.2 Kontras Film


Kontras film adalah kemampuan film untuk mendeteksi dan merekam
perbedaan paparan radiasi sebagai perbedaan densitas. Dengan kata
lain kontras film merupakan kemampuan film untuk mendeteksi
kontras subyek sebagai kontras radiografi. Kontras film dapat diamati
menggunakan kurva karakteristik film. Film yang memiliki gradien
kurva lebih tegak memiliki kontras yang lebih tinggi.
Kontras film tidak bergantung pada energi radiasi, namun bergantung
pada beberapa faktor yaitu jenis film, densitas film, penggunaan
screen, pemrosesan film, dan tingkat fog.
a. Jenis flm
Berdasarkan kontrasnya, jenis film dibedakan atas film kontras tinggi,
film kontras sedang, dan film kontras rendah, yang bergantung pada
Teori Radiografi Industri

113

ukuran kristal AgBr dan distribusinya. Film yang memiliki ukuran kristal
halus dan distribusinya merata memiliki kontras film lebih tinggi
dibanding film yang ukuran butirnya lebih kasar.

Film tipe A

Film tipe B

Gambar 5-11 Perbedaan tanggapan film terhadap radiasi

Gambar

5-11

menunjukkan

sebuah

penyinaran

radiografi

menggunakan dua jenis film yang berbeda. Penyinaran dengan film A


mempunyai kemampuan untuk menampilkan gambar dengan kontras
film yang lebih baik daripada dengan film B.
a. Densitas
Pengaruh densitas terhadap kontras film dapat dilihat pada sebuah
percobaan seperti ditunjukkan pada gambar 5-12. Sebuah benda uji
dengan beda ketebalan sangat tipis diradiografi dengan tegangan
tabung (kV) sinar X dan film tertentu. Penyinaran dengan tegangan
tersebut menghasilkan perbedaan intensitas radiasi sekitar 20 % pada
film antara bagian yang tebal dan yang tipis, atau menghasilkan
perbedaan logaritma exposure relatif

0,08. Untuk menghasilkan

perubahan densitas, penyinaran dilakukan dua kali. Penyinaran


pertama dengan waktu yang pendek, perbedaan intensitas radiasi 20%
menghasilkan perbedaan densitas film 0,06 yakni 0,5 pada bagian
tebal dan 0,56 pada bagian yang tipis.

Penyinaran kedua dengan

waktu yang lebih lama, perbedaan intensitas 20% menghasilkan


perbedaan densitas 0,4 yakni 2,3 pada bagian yang tebal dan 2,7 pada
bagian yang tipis.
Teori Radiografi Industri

114

Densitas hasil percobaan kemudian diplot pada kurva karakteristik


seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 5-13. Hasil pengeplotan
menunjukkan bahwa pada densitas yang rendah, rentang 0,5 sampai
0,56, diperoleh gradient rata-rata sebesar 0,8. Sedangkan pada
densitas yang lebih tinggi, rentang 2,3 sampai 2,7, diperoleh gradient
rata-rata sebesar 5,0. Ini berarti semakin tinggi densitas, menghasilkan
kontras film lebih baik.
2,3

2,7

B
A
0,5

0,56

Gambar 5-12 Radiografi dengan waktu berbeda


menghasilkan densitas yang berbeda

Gambar 5-13. Densitas lebih tinggi menghasilkan kontras film lebih


tinggi.

Teori Radiografi Industri

115

b. Pengembangan
Bentuk kurva karakteristik tidak sensitif terhadap perubahan kualitas
sinar-X

atau

sinar

gamma,

tetapi

dipengaruhi

oleh

derajad

pengembangan (developing). Yang termasuk derajad pengembangan


adalah

jenis

developer,

developer,

aktivitas

waktu

pengembangan

developer,

serta

dan

agitasi.

temperatur

Gambar

5-14

menunjukkan pengaruh waktu pengembangan terhadap kontras film.


Tampak bahwa waktu pengembangan semakin meningkat nilai gradien
rata-rata semakin meningkat.
2,3

Gradien rata-rata

2,2
2,1
2,0
1,9

rentang yang disarankan

1,8
0

10

12

14

Waktu pengembangan, menit

Gambar 5-14 : Pengaruh waktu pengembangan terhadap kontras film

Teori Radiografi Industri

116

Densitas

4
2 menit

3 menit
2

5 menit
8 menit

1
10 menit
0
0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

Log paparan relatif


Gambar 5-15 Pengaruh waktu pengembangan terhadap kurva
karakteristik,
semakin lama waktu pengembangan bentuk kurva semakin tegak
Secara sensitometri, pengaruh waktu pengembangan terhadap kontras
film

ditunjukkan

dalam

gambar

5-15.

Semakin

lama

waktu

pengembangan bentuk kurva karakteristik semakin tegak, yang berarti


kontras film semakin meningkat. Peningkatan kontras tidak berarti
setelah melampaui 8 menit.
c. Screen
Pada jenis film screen, yang mempersyaratkan penggunaan screen
fluorescent, penyinaran langsung dengan sinar X akan menghasilkan
kontras yang lebih rendah daripada untuk film yang sama disinari
menggunakan screen fluorescent. Begitu juga bila digunakan jenis film
langsung,

penyinaran

dengan

bayangan yang lebih kontras

screen

timbal

akan

memberikan

dibandingkan dengan penyinaran

langsung tanpa screen. Alasan perbedaan kontras ini belum diketahui


dengan pasti, kemungkinan berhubungan dengan kompleksnya cara
emulsi film menanggapi energi foton sinar X yang diserap.

Teori Radiografi Industri

117

d. Fog
Tanpa melakukan penyinaran pada film radiografi sekalipun akan
didapatkan densitas pada film setelah film diproses. Densitas tersebut
dinamakan densitas fog atau tingkat fog film. Densitas fog terjadi
karena dua alasan yaitu densitas fog inherent yaitu densitas fog oleh
karena

filmnya

sendiri

memiliki

dasar

yang

tidak

sepenuhnya

transparan, dan densitas fog kimia yaitu butir-butir perak halida dalam
emulsi

film

terkembang

dengan

sendirinya

tanpa

melakukan

penyinaran pada film.


Kondisi-kondisi yang dapat meningkatkan fog adalah
1) Penyimpanan film yang tidak tepat (temperatur dan kelembaban
terlalu tinggi atau di dekat sumber radiasi)
2) Larutan developer terkontaminasi atau telah melemah
3) Waktu atau temperatur pengembangan berlebihan
4) Penggunaan film kecepatan tinggi dimana butir-butir filmnya
memiliki kepekaan tinggi.
5) Cahaya aman ruang gelap terlalu terang.
Pengaruh pengembangan pada fog ditunjukkan pada gambar 5-16.
Semakin lama waktu pengembangan maka fog semakin meningkat.
Nilai densitas fog suatu film radiografi, pada pengembangan normal,
berkisar antara 0,2 sampai 0,3. Melebihi dari harga tersebut tidak
diizinkan

karena

berpengaruh

pada

menurunnya

kontras

film.

Gambar 5-17, menunjukkan pengaruh fog terhadap kontras film.


Tampak bahwa kurva karakteristik film lebih landai pada film hasil
radiografi yang memiliki densitas fog lebih besar dibanding film yang
normal.

Teori Radiografi Industri

118

Fog

0,4
0,2
rentang yang disarankan
0
0

10

12

14

Waktu pengembangan, menit


Gambar 5-16 Pengaruh waktu pengembangan terhadap fog

3,5
3,0

Densitas

2,5
2,0
tambahan fog
1,5
1,0

penyinaran
normal

0,5

Log Paparan Relatif


Gambar 5-17 Pengaruh fog pada kontras film

5.5 Latitude
Meskipun kontras yang tinggi diinginkan di dalam radiografi, ada
kondisi khusus saat kontras terlalu tinggi malah menjadi tidak
menguntungkan. Misal, pada material yang mempunyai banyak variasi
ketebalan dan diinginkan untuk membuat semua cacat tampak pada
semua ketebalan, radiografi dengan kontras tinggi akan membuat film
hanya

menampilkan

Teori Radiografi Industri

beberapa

ketebalan

saja.

Untuk

dapat

119

menampilkan semua ketebalan pada film hasil radiografi, material


tersebut harus diradiografi dengan teknik yang memiliki latitude tinggi.
Selain menggunakan film yang memiliki karakteristik latitude lebar
atau kontras rendah, latitude yang tinggi dapat diperoleh dengan caracara yang dapat menurunkan kontras, yaitu menggunakan radiasi
dengan energi lebih tinggi, menggunakan filter, menggunakan teknik
film ganda, menggunakan teknik kompensasi tebal.

3
1

Gambar 5-18 : KV lebih besar menghasilkan latitude lebih baik

a. Pengaruh Energi Radiasi


Gambar 5-18 menunjukkan hasil penyinaran pada sebuah step wedge
yang memiliki 5 undakan dengan rentang tebal inch sampai dengan
inch dan beda tebal undakan 1/8 inch menggunakan sinar X 220 kV
(film A) dan 120 kV (film B). Radiografi dengan 220 kV memperoleh
gambar undakan yang densitasnya layak untuk diinterpretasi, densitas
Teori Radiografi Industri

120

2 sampai 4, sebanyak 4 undakan, sedangkan radiografi 120 kV


menghasilkan 2 undakan.
a. Pengaruh Filter
Penggunaan filter dalam radiografi sinar X menyebabkan terserapnya
radiasi energi rendah yang berakibat berkurangnya radiasi hamburan
sehingga meningkatkan kontras subyek. Penggunaan filter juga
meningkatkan

energi

efektif

berkas

sinar

sehingga

dapat

menurunkan kontras subyek. Namun penurunan kontras subyek


merupakan efek yang dominan pada hasil akhir radiografi.
1
2
3

5
6
7

Gambar 5-19 Radiografi dengan teknik double film (A dan B)


menghasilkan latitude lebih tinggi daripada dengan teknik singgle
film (C)

c. Teknik Film Ganda


Gambar 5-19 menunjukkan hasil radiografi sebuah step wedge. Film A
dan B adalah hasil dari teknik film ganda dimana film A lebih cepat
daripada film B. Sedangkan film C adalah hasil radiografi dengan teknik
single film menggunakan film yang kecepatannya sama dengan film A.
Tampak bahwa film A ditambah B menghasilkan 7 undakan yang
Teori Radiografi Industri

121

densitasnya layak untuk diinterpretasi. Sedangkan pada film C hanya 2


undakan yang densitasnya layak diinterpretasi.
d. Teknik Kompensiasi Tebal
Menggunakan bahan yang sama dengan benda uji, yang bebas dari
cacat,

untuk

mengkompensasi perbedaan ketebalan sehingga

dihasilkan film hasil radiografi dengan perbedaan densitas yang kecil.

lempeng
kompensasi
tebal

film
Gambar 5-20 Radiografi menggunakan lempeng kompensasi tebal
untuk memperbaiki latitude

5-6 Defnisi radiograf


Definisi

radiografi

dapat

diartikan

sebagai

kemampuan

untuk

mendeteksi tepi gambar dalam film hasil radiografi, dan berhubungan


dengan

derajad

ketajaman

gambar

radiografi.

Gambar

5-21

menunjukkan dua buah film hasil radiografi, film B memiliki batas


antara dua daerah yang densitasnya berbeda lebih tajam dibanding
film A, berarti film B memiliki definisi yang lebih baik daripada film A.
Faktor-faktor yang mempengaruhi definisi antara lain: Faktor geometri,
unsharpness inhern, graininess film dan screen mottle.

Teori Radiografi Industri

122

Gambar 5-21. Film B mempunyai definisi yang lebih baik daripada


film A

5.6.1 Faktor geometri


a. Ketidaktajaman geometri
Ketidaktajaman

geometri

terjadi

karena

prinsip-prinsip

dasar

pembentukan bayangan tidak diikuti dengan benar. Prinsip-prinsip


tersebut adalah ukuran sumber harus sekecil-kecilnya, jarak sumber
ke film harus sejauh mungkin, jarak obyek ke film harus sedekat
mungkin.

a. Kontak screen dengan flm


Screen

yang

tidak

benar-benar

kontak

dengan

film

akan

memperpanjang lintasan elektron hasil interaksi radiasi dengan screen


dan menghasilkan gambar pada tempat yang menyimpang dari arah
radiasi primer, menyebabkan gambar memiliki batas-batas yang tidak
jelas (fuzzy) atau memiliki definisi radiografi jelek.

Teori Radiografi Industri

123

Gambar 5-22 Kontak yang baik antara film dan screen memberikan
gambar lebih tajam (kiri), kontak yang jelek menghasilkan gambar
yang fuzzy (kanan)
b. Kecuraman perubahan tebal
Kecuraman perubahan tebal (abrubtness) berpengaruh pada definisi.
Gambar

5-23 menunjukkan dua buah material yang memiliki

kecuraman perubahan tebal yang berbeda. Perubahan yang curam


akan memberikan bayangan yang lebih tajam jika dibandingkan
perubahan yang landai. Faktor ini menjadi alasan mengapa bila suatu
lubang IQI tampak pada film hasil radiografi, cacat yang ukurannya
sama dengan lubang tersebut belum tentu dapat terlihat pada film. Ini
disebabkan perubahan ketebalan antara pelat dengan lubang benarbenar curam, sedangkan perubahan ketebalan antara cacat dengan
base materialnya tidak tentu curam.

Gambar 5-23 Material sebelah kiri mempunyai batas ketebalan lebih


curam daripada sebelah kanan, sehingga menghasilkan gambar
dengan definisi radiografi lebih baik

c. Gerakan
Dalam suatu penyinaran radiografi, jika film bergerak terhadap benda
uji menghasilkan film hasil radiografi yang tidak jelas (blurred).
Sedangkan sumber yang bergerak terhadap benda uji pengaruhnya
sama seperti bila menggunakan sumber yang ukurannya besar yaitu
meningkatkan ketidaktajaman geometri (unsharpness geometri).

Teori Radiografi Industri

124

5.6.2 Ketidaktajaman Inhern


Ketika

radiasi

primer

berinteraksi

dengan

butir

emulsi

film

menghasilkan elektron sekunder. Elektron sekunder tersebut menyinari


butir emulsi lain didekat butir emulsi yang menyerap radiasi primer.
Penyerapan

elektron

sekunder

ini

menyebabkan

ketidaktajaman

gambar. Efek ini disebut dengan unsharpness film atau unsharpness


inhern.

Gambar 5-24 Efek elektron sekunder pada film


Tabel 5-2 Ketidaktajaman inheren
Radiasi (dengan flter)
Sinar X 50 kV
Sinar X 100 kV
Sinar X 200 kV
Sinar X 300 kV
Sinar X 400 kV
Sinar X 1000 kV (1 MV)
Sinar X 2 MV
Sinar X 5,5 MV
Sinar X 8 MV
Sinar X 18 MV
Sinar X 31 MV
Irridium-192
Cesium-137
Cobalt-60
Ytterbium-169
Keterangan : a harganya bergantung tebal filter

Ui (mm)
0,03
0,05
0,09
0,12
0,15
0,24
0,32
0,46
0,60
0,80
0,97
0,13
0,28
0,35
0,07 - 0,10a

Ketidaktajaman inhern tidak dapat dihindari, namun dapat berkurang


dengan berkurangnya energi radiasi, karena berkurangnya energi
kinetik elektron sekunder. Tabel 5-2 menunjukkan nilai ketidaktajaman
inhern (Ui) untuk berbagai energi radiasi.

Teori Radiografi Industri

125

5.6.3 Graininess Film dan Screen Mottle


Gambar pada film hasil radiografi dibentuk oleh butir-butir perak halus
yang tak terhitung jumlahnya, yang hanya dapat dilihat menggunakan
mikroskop. Partikel-partikel tersebut bergabung dalam kelompok yang
lebih besar sehingga dapat dilihat dengan mata biasa atau dengan alat
pembesar dengan perbesaran beberapa kali. Kelompok-kelompok
butiran besar tersebut yang menjadikan film hasil radiografi berwarna
hitam. Film yang

kelihatan hitam pada kenyatannya memiliki

kehitaman yang tidak rata. Graininess adalah kesan yang tampak dari
ketidakrataan densitas pada film hasil radiografi.
Penyebab graininnes adalah karena pengelompokan partikel-partikel
perak terjadi secara acak (random) dan statistik. Setiap kuantum
(foton) radiasi sinar x atau gamma yang diserap oleh emulsi film
menyinari satu atau lebih kristal perak bromida, penyinaran terjadi
secara

acak.

Bahkan

pada

berkas

radiasi

yang

serbasama,

penyerapannya akan berbeda pada suatu daerah terhadap daerah lain


pada film. Sehingga, butir-butir yang tersinari akan terdistribusi secara
acak dan jumlahnya bervariasi secara statistik dari satu daerah ke
daerah lain pada film.
Semua film menampilkan graininess pada derajat yang lebih besar
atau lebih kecil bergantung pada kecepatan film, energi radiasi dan
proses developer.
a. Kecepatan Film
Pada umumnya, film lambat memiliki graininnes yang lebih rendah.
Dengan film sangat lambat (butiran halus) mungkin diperlukan 10.000
foton yang diserap pada suatu daerah kecil untuk menghasilkan
densitas tertentu, misal 1. Dengan film sangat cepat (butiran kasar)
mungkin perlu hanya 100 foton untuk menghasilkan densitas yang
sama pada daerah tersebut. Bila hanya sedikit foton yang diperlukan
untuk menghasilkan densitas tertentu, graininnes akan lebih tampak.
Teori Radiografi Industri

126

Sebaliknya, pada kondisi lain yang sama, lebih banyak foton yang
diperlukan untuk menghasilkan densitas tertentu, graininnes kurang
tampak.
a. Energi radiasi
Graininnes semua film meningkat bila daya tembus (energi) radiasi
meningkat, meskipun laju peningkatannya berbeda untuk film yang
berbeda.

Graininnes

yang

dihasilkan

pada

energi

tinggi

peningkatannya lambat, khususnya film yang memiliki butiran bawaan


halus. Hal ini yang menjadikan film dengan butiran bawaan halus
bermanfaat pada radiasi energi tinggi (jutaan volt).
Meningkatnya graininnes pada film tertentu bila energi meningkat
dapat dijelaskan dari kejadian bahwa pada energi rendah, satu foton
yang diserap akan menyinari satu butir film, sedangkan pada energi
tinggi satu foton yang diserap akan menyinari beberapa bahkan
banyak butir film. Dengan demikian pada energi lebih tinggi ada lebih
sedikit kejadian penyerapan yang diperlukan untuk menyinari sejumlah
butir guna mendapatkan densitas tertentu daripada energi lebih
rendah.

Kejadian

penyerapan

lebih

sedikit

akan

menghasilkan

penyimpangan relatif lebih besar dari nilai rata-rata dan karenanya


graininnes lebih besar.
b. Pengembangan
Graininess dipengaruhi oleh kondisi pemrosesan film yang secara
langsung berkaitan dengan derajad pengembangan. Dalam hal ini, jika
waktu

pengembangan

dinaikan

sampai

terjadinya

peningkatan

kecepatan film maka graininnes akan meningkat. Namun peningkatan


waktu pengembangan sebagai kompensasi terhadap temperatur atau
aktivitas developer tidak mempengaruhi graininnes.

Teori Radiografi Industri

127

c. Jenis screen
Penggunaan screen timbal tidak memiliki pengaruh yang berarti pada
graininess. Tetapi, jika menggunakan screen fluorescent ada jenis lain
dari ketidakrataan densitas yang disebut screen motle. Screen mottle
akan meningkat dengan jelas bila digunakan energi radiasi yang lebih
besar. Hal tersebut menjadi faktor yang membatasi penggunaan
screen fluorescent pada sinar X kV tinggi atau sinar gamma.

5.7 Radiasi hamburan


Radiasi yang menembus material sebagian ditransmisikan langsung
tanpa mengalami interaksi atau perubahan energi, disebut radiasi
primer. Sebagian lain berinteraksi dengan material melalui proses
fotolistrik,

Compton,

atau

produksi

pasangan.

Efek

Compton

menghasilkan radiasi dengan arah rambat yang membelok dan


mengalami penurunan energi, dinamakan radiasi hamburan.

5.7.1 Jenis-jenis radiasi hamburan


Radiasi hamburan paling banyak berasal dari materialnya sendiri dan
disebut radiasi hamburan internal, seperti ditunjukkan Gambar 5-25.
Radiasi hamburan juga datang dari benda-benda di sekitar benda uji,
yang secara langsung terkena radiasi primer misalnya kaset yang lebih
luas dari material yang diperiksa, dinding dan sebagainya, yang
disebut hamburan sisi, seperti pada Gambar 5-26. Jenis radiasi
hamburan lain adalah berasal dari material yang ada di balik film,
dinamakan radiasi hamburan balik, seperti ditunjukkan pada Gambar
5-27.

Teori Radiografi Industri

128

Gambar 5-25 Hamburan internal

Gambar 5-26 Hamburan dari benda di sekitar benda uji

Gambar 5-27 Hamburan balik dari lantai atau dinding

5.7.2 Pengaruh radiasi hamburan


Bagian radiasi yang berguna dalam radiografi adalah radiasi primer,
sedangkan radiasi hamburan tidak dikehendaki karena memiliki
pengaruh pada turunnya kontras subyek. Penurunan kontras subyek
secara keseluruhan disebabkan karena menurunya nilai perbandingan
antara perbedaan intensitas yang menembus dua bagian material
yang berbeda ketebalan terhadap intensitas yang menembus material
lebih tebal. Penurunan kontras subyek juga disebabkan karena adanya
efek edge undercuting, yaitu radiasi hamburan dari bagian material
lebih tipis menyeberang ke bawah bagian material lebih tebal
menghasilkan tepi gambar bagian material tebal lebih hitam dari yang

Teori Radiografi Industri

129

seharusnya dan tampak terpotong, seperti ditunjukkan pada Gambar


2-28.

Gambar 5-28 Penurunan kontras karena efek edge undercuting


5.7.3 Pengendalian radiasi hamburan
Radiasi hamburan tidak dapat dihilangkan, namun ada beberapa cara
untuk mengurangi pengaruhnya antara lain dengan filter, mask,
diaphragma, dan screen.
a. Filter
Umumnya, filter digunakan dalam radiografi yang menggunakan sinar
X. Filter terbuat dari lempengan logam dengan daya serap radiasi
tinggi misalnya besi, timbal, tembaga yang ditempatkan diantara focal
spot dengan benda uji atau antara benda uji dengan film. Filter yang
ditempatkan diantara focal spot dan benda uji, yaitu di dekat jendela
tabung sinar X, membantu mengurangi efek edge undercuting.
Sedangkan, filter yang ditempatkan diantara benda uji dengan film
cenderung memberikan tambahan radiasi hamburan dari filter itu
sendiri.

Teori Radiografi Industri

130

Berkas radiasi yang dipancarkan oleh tabung sinar X mempunyai


energi yang bervariasi. Ketika radiasi menembus filter diantara focal
spot dengan benda uji ada dua efek yang terjadi;

pertama

berkurangnya intensitas radiasi primer yang lolos dari filter karena


sebagian radiasi yang energinya rendah diserap, kedua berkurangnya
radiasi hamburan terutama yang berasal dari radiasi sinar X energi
rendah. Efek yang kedua mempunyai pengaruh pada berkurangnya
efek edge undercuting.

Gambar 5-29 Radiografi tiga ketebalan benda uji menggunakan filter.

Pengaruh

berkurangnya

intensitas

radiasi

karena

adanya

filter

berbeda-beda untuk setiap ketebalan benda uji. Hal ini dapat dilihat
pada hasil percobaan dalam Tabel 5-3, yang merupakan hasil radiografi
menggunakan filter dengan sinar-X 180 kV pada tiga ketebalan benda
uji. Pengurangan intensitas radiasi paling besar terjadi di bawah benda
uji yang tipis dan di daerah film di sekeliling benda uji. Karena itu, pada
tempat-tempat tersebut efek edge undercuting paling kecil.
Tabel 5-3. Pengaruh filter terhadap intensitas sinar X

Teori Radiografi Industri

131

Daerah penyinaran

Diluar benda uji

Tebal
material
(in)
0

Persentase
Intensitas Sinar X
Yang Tersisa
Setelah Diflter
Kurang dari 5%

Bagian benda uji yang tipis

0,25

Kira-kira 30 %

Bagian

0,50

Kira-kira 40 %

0,75

Kira-kira 55 %

benda

uji

yang

sedang
Bagian benda uji yang tebal

Dalam radiografi suatu benda uji yang menghasilkan efek edge


undercuting sangat parah, penggunaan filter dapat menaikkan kontras.
Tetapi, pada bagian benda uji dimana efek edge undercuting tidak ada
atau tidak terlalu parah, penggunaan filter dapat menurunkan kontras
subyek. Berkurangnya kontras subyek disebabkan oleh efek penguatan
(hardening) berkas sinar-X, di mana energi efektif berkas sinar-X
meningkat karena radiasi energi rendah diserap oleh filter.

Ilustrasi

tentang kejadian ini ditunjukkan pada Gambar 5-30.

Gambar 5-30 Pengaruh penguatan berkas sinar X oleh filter


a. Masking dan Diafragma
Radiasi hamburan yang berasal dari material di luar benda uji
mempunyai pengaruh sangat serius, terutama pada benda uji yang
Teori Radiografi Industri

132

daya serapnya tinggi, karena intensitas radiasi yang mencapai film


didominasi oleh radiasi hamburan. Untuk mengurangi pengaruh radiasi
hamburan dari luar benda uji (hamburan sisi) dapat digunakan
diafragma atau berbagai bentuk mask (penutup) yang berasal dari
bahan logam (Pb atau logam lain) yang diletakkan mengelilingi benda
uji yang diradiografi.
Bentuk mask ada beberapa macam seperti lembaran yang dipotong
mengikuti bentuk bendanya atau berupa plug (sumbat) atau berupa
shot (butiran), seperti ditunjukkan pada Gambar II-32. Semua jenis
mask

tersebut

dapat

mengurangi

pengaruh

hamburan

berupa

berkurangnya efek edge undercuting, karena :


1) Menyerap radiasi primer di sekitar benda uji sehingga tidak terjadi
hamburan eksternal (hamburan dari luar benda uji)
2) Menahan hamburan internal yang keluar sisi benda uji
3) Mengurangi hamburan sisi

Gambar 5-31 : Beberapa jenis mask

Pengaruh hamburan sisi dapat juga dikurangi dengan cara membatasi


area yang dicakup berkas sinar X dengan menggunakan diafragma dari
Teori Radiografi Industri

133

bahan logam yang ditempatkan pada jendela tabung sinar X, seperti


ditunjukkan pada gambar

5-32. Dengan adanya diafragma, berkas

sinar X menjadi lebih sempit dan resiko hamburan yang terjadi juga
lebih kecil.

Gambar 5-32 Penggunaan diafragma mempersempit berkas sinar X


sehingga mengurangi hamburan radiasi
Dalam radiografi sinar gamma biasa digunakan sebuah kolimator yang
berguna untuk membatasi radiasi hanya memancar pada daerah yang
diperiksa. Kolimator merupakan bentuk lain dari diafragma yang
memiliki fungsi tidak hanya untuk membatasi berkas radiasi tetapi juga
untuk keperluan proteksi radiasi.

b. Screen dan shielding


Screen lembaran tipis timbal yang ditempatkan mengapit film memiliki
fungsi mengintensifkan penyinaran juga menahan radiasi terutama
radiasi hamburan sehingga dapat mereduksi efek edge undercutting.
Gambar 5-33 menunjukkan pengaruh screen lembaran tipis timbal
terhadap berkurangnya efek edge undercutting. Screen fluorescent
Teori Radiografi Industri

134

mempunyai faktor intensifikasi yang tinggi namun tidak memiliki fungsi


menahan hamburan. Keunggulan kedua screen tersebut dipadukan
dalam satu screen yang disebut screen fluorometallic .
Dalam penerapannya, exposure holder atau kaset sering ditopang
dengan lembaran timbal dibaliknya. Lembaran timbal tersebut tidak
memiliki fungsi intensifikasi tetapi

hanya sebagai penahan radiasi

hamburan balik dan disebut shielding.

Gambar 5-33
Bagaian atas, hasil radiografi tanpa screen menghasilkan efek edge
undercutting
Bagian bawah, hasil radiografi memiliki kontras dan definisi lebih baik
setelah digunakan screen
5.7.4 Difraction Mottle
Terdapat jenis hamburan khusus yakni yang disebabkan oleh difraksi
sinar x, namun jarang terjadi. Jenis hamburan ini menghasilkan pola
gambar pada film yang disebut difraction motlle. Difraction mottle
dapat dijumpai pada radiografi benda uji logam yang sangat tipis
yangmana memiliki ukuran butir cukup besar dibandingkan tebal
benda uji. Penampakan radiografi dari difraction mottle kadangkala

Teori Radiografi Industri

135

keliru dengan pola gambar yang dihasilkan oleh pososity atau


segregation.
Diffraction mottle dapat direduksi, dan kadangkala dapat dihilangkan
dengan meningkatkan tegangan sinar x dan dengan menggunakan
screen lembaran timbal.

Gambar 5-34 Difraction mottle

5.8 Indikator Kualitas Gambar


Dalam radiografi, terdapat alat uji standard yang gambarnya pada film
hasil radiografi digunakan untuk menentukan kualitas teknik radiografi.
Alat uji standard tersebut dinamakan indikator kualitas gambar (Image
Quality Indicator, IQI), di Amerika disebut penetrameter.

5.8.1 Jenis-jenis IQI


Terdapat 4 jenis IQI yang saat ini telah digunakan secara luas, yaitu
tipe kawat, tipe plaque hole, tipe step hole, dan tipe kawat Duplex.
5.8.1.1 IQI tipe kawat
IQI tipe kawat merupakan jenis yang paling sering digunakan dalam
radiografi film. IQI tipe kawat pertama kali distandarisasi oleh Jerman
(Deutsche Industrie Norm, DIN 54109), yang kemudian diadopsi
sebagai IQI standar ISO. IQI tipe kawat juga diatur dalam standar
Inggris (British Standard, BS:3971:1980). Sejak tahun 1994 ditetapkan
IQI kawat standar Eropa (Europen Norm, EN), menggantikan standar
nasional DIN dan BS. IQI tipe kawat juga diatur dalam standar Amerika
Teori Radiografi Industri

136

(American Standard of Testing Material, ASTM) dan standar Jepang


(Japanese Industrial Standard , JIS).

IQI standar ISO


IQI kawat ISO terdiri atas 16 kawat yang disusun menjadi 3 set,
masing-masing set terdiri atas 7 kawat dengan panjang 50 atau 25 mm
yang disusun sejajar pada jarak 5 mm dan dibungkus dengan sampul
plastik. IQI ISO diidentifikasi dengan nomor/ huruf timbal pada bagian
atas dengan tanda DIN, 62 (tahun standarisasi), lambang bahan; dan
bagian bawah ditandai nomor kawat terbesar, ISO, nomor kawat
terkecil. Gambar 5-37 menunjukkan IQI besi (FE) set ketiga, yang
memiliki kawat terbesar nomor 10 dan kawat terkecil nomor 16. Daftar
diameter kawat untuk setiap set IQI ditunjukkan pada Tabel 5-6.

DIN 62 FE

10 ISO 16
Gambar 5-37: Sketsa IQI kawat standar DIN
IQI kawat ISO dibuat dari tiga bahan yaitu baja, aluminium, dan
tembaga. IQI baja digunakan untuk memeriksa besi dan produk baja,
IQI aluminium untuk memeriksa aluminium dan paduannya, sedangkan
IQI tembaga untuk memeriksa tembaga, seng, dan paduannya.

Teori Radiografi Industri

137

Tabel 5-6 : Diameter kawat IQI DIN


1 ISO 7
Nomor Diameter

6 ISO 12
Nomor Diameter

10 ISO 16
Nomor
Diameter

kawat
1

(mm)
3,2

kawat
6

(mm)
1,0

kawat
10

(mm)
0,4

2,5

0,8

11

0,32

2,0

0,63

12

0,25

1,6

0,5

13

0,2

1,25

10

0,4

14

0,16

1,0

11

0,32

15

0,125

0,8

12

0,25

16

0,1

IQI kawat standar EN


IQI kawat EN terdiri atas 19 kawat yang disusun dalam 4 model (set),
dan dibuat dalam 4 jenis bahan yaitu baja, tembaga, aluminium, dan
titanium. Pada bagian atas IQI diidentifikasi dengan tanda nomor kawat
terbesar, bahan IQI, EN. Gambar 5-38 menunjukkan IQI dengan bahan
besi (FE) dengan kawat terbesar nomor 10. Daftar model dan diameter
kawat IQI EN ditunjukkan pada Tabel 5-7.
Tabel 5-7 : Model dan diameter kawat IQI EN
Model W1
Nomo Diamete

Model W6
Nomor Diamete

Model W10
Nomor Diamete

Model W13
Nomor Diamete

r (mm)

Kawat

Kawat

Kawat

Kawat
1

3,2

(mm)
1,0

10

(mm)
0,4

13

(mm)
0,2

2,5

0,8

11

0,32

14

0,16

2,0

0,63

12

0,25

15

0,125

1,6

0,5

13

0,2

16

0,1

1,25

10

0,4

14

0,16

17

0,08

1,0

11

0,32

15

0,125

18

0,063

0,8

12

0,25

16

0,1

19

0,05

Teori Radiografi Industri

138

10 FE EN

Gambar 5-38 Sketsa IQI kawat EN

IQI Standar ASTM


IQI ASTM terdiri atas 21 kawat yang disusun menjadi 4 set, setiap set
terdiri atas 6 kawat sejajar yang dibungkus dengan sampul plastik
vinyl transparan. IQI di identifikasi dengan tanda ASTM, kelompok
bahan IQI, kode set, dan nomor kawat terbesar. Gambar 5-39
menunjukkan IQI ASTM set B yang terbuat dari bahan kelompok 1,
dengan kawat terbesar nomor 11. Daftar diameter kawat untuk setiap
set IQI ditunjukkan pada Tabel 5-8.

Teori Radiografi Industri

139

ASTM

IB

11

Gambar 5-39 Sketsa IQI tipe kawat ASTM/ASME


Tabel 5-8 Diameter kawat IQI ASTM/ASME
Set A

Set B

Set C

Set D

(inchi)
0,0032

(inchi)
0,010

(inchi)
0,032

(inchi)
0,1

0,004

0,013

0,04

0,126

0,005

0,016

0,05

0,16

0,0063

0,020

0,063

0,2

0,008

0,025

0,08

0,25

0,010

0,032

0,1

0,32

IQI Japanese Industrial Standard (JIS)


IQI kawat JIS tersedia atas 5 set, masing-masing terdiri atas 7 kawat.
Kawat disusun sedemikian rupa meningkat ke sebelah kanan. Tabel 5-9
menunjukkan jenis dan diameter kawat IQI DIN.
Tabel 5-9 Jenis dan diameter kawat IQI JIS
Jenis

Teori Radiografi Industri

Diameter kawat (mm)

Jarak antara
pusat kawat
(mm)

Panjang
kawat
(mm)

140

F 02

0,10
0,25

0,125
0,32

0,16
0,40

0,20

40

F 04

0,20
0,50
0,40
1,00
0,80
2,00
1,60
4,00

0,25
0,64
0,50
1,25
1,00
2,50
2,00
5,00

0,32
0,80
0,64
1,60
1,25
3,20
2,50
6,40

0,40

40

0,80

60

1,60

10

60

3,20

15

60

F 08
F 16
F 32

F02

Gambar 5-40 : Sketsa IQI kawat JIS

5.8.1.2

. IQI Tipe Plaque

IQI tipe plaque hole atau pelat berlubang pertama kali diperkenalkan
oleh standar ASTM (American Standard of Testing Material). IQI
tersebut juga digunakan oleh standar ASME (American Society of
Mechanical Engineer). Terdapat dua rancangan IQI tipe plaque, yaitu
IQI plaque persegi dan IQI plaque cakram, seperti ditunjukkan
gambar 5-35.
IQI plaque persegi dirancang untuk ketebalan 0,13 mm (0,005 in.)
sampai dengan 4,06 mm (0,160 in.) dan mimiliki 3 lubang dengan
diameter T, 2T, dan 4T, dimana T adalah tebal IQI. Karena kesulitan
dalam membuat lubang yang kecil dalam material yang tipis,
Teori Radiografi Industri

141

diameter minimum dari ketiga lubang masing-masing adalah 0.01,


0.020, 0.040 in. IQI plaque bulat dibuat untuk ketebalan 4,6 mm
(0,180 in.) sampai 7,11 mm (0,280 in.) dengan diameter plaque 4T.
IQI jenis ini mempunyai 2 lubang yaitu lubang T dan 2T.
Setiap

IQI

diidentifikasi

dengan

nomor

dari

bahan

Pb

yang

menunjukkan tebal IQI dalam permil yangmana 1 inchi sama dengan


1000 permil. Misal, IQI dengan ketebalan 0,01 inchi diberi nomor 10.

2T

Nomor
Identifikasi

4T

1T

2T
4T
1T

Gambar 5-35 IQI tipe plaque ASTM/ ASME

IQI tipe plaque ASTM/ ASME juga diidentifikasi dengan takikan ditepi
plaque seperti ditunjukkan gambar 5-36. Jumlah dan posisi takikan
menunjukkan

jenis

bahan

untuk

pembuatan

IQI.

Berdasarkan

karakteristik penyerapan radiasi, bahan IQI dikelompokkan dalam 8


kelompok, yaitu kelompok 03, 02, 01 untuk logam ringan dan
kelompok

1,2,3,4,5

untuk

kelompok

logam

berat.

Tabel

5-5

menunjukkan kelompok bahan IQI ASTM/ASME dan bahan yang dapat


diuji dengan IQI tersebut.

Teori Radiografi Industri

142

Gambar 5-36 Identifikasi takikan IQI Plaque ASTM/ASME


Tabel 5-5 Kelompok bahan IQI ASTM/ASME
Kelompo
k

Bahan IQI

Bahan Uji

03

Magnesium; Alloy dengan


magne-sium sebagai
material yang dominan.
Aluminium; Alloy dengan
aluminium sebagai
material yang dominan.
Titanium; Alloy dengan
titanium sebagai material
yang dominan.
Carbon steel; Type 300
series stainless steel

Semua alloy dengan magnesium


sebagai material yang dominan

02
01
1

2
3
4

Aluminium bronze
(perunggu aluminium);
Nickle-aluminium bronze
Inconel (nickelchromiumiron alloy)
Monel
(nickle-copper alloy )
Tin bronze
(perunggu timah)

Semua alloy dengan aluminium


sebagai material yang dominan
Semua alloy dengan titanium
sebagai material yang dominan
Semua carbon steel; semua
low-alloy steel; semua stainless
steel; manganese-nickelaluminium bronze (superston)
Semua aluminium bronze;
Semua nickle-aluminium bronze
Nickle-chromium-iron alloy;
18% nickle-maraging steel
Nickel; copper, semua seri
copper-nickle alloy, semua
brasses (copper-zinc alloy),
leaded brasses
Tin bronze, leaded-tin bronze

5.8.1.3 IQI Tipe Step

Teori Radiografi Industri

143

IQI tipe step pertama kali diperkenalkan oleh standar Perancis (AFNOR,
Association Franaise de Normalisation) pada tahun 1958, kemudian
direkomendasikan oleh standar Inggris (BS:3971:1980), IIW dan ISO.
Saat ini IQI AFNOR (NF A04-304-1958) dan BS digantikan oleh standar
Eropa EN 462-2 (Gambar 5-41).

Gambar 5-41 : IQI step standard EN

Tabel 5-10: Ketebalan dan diameter IQI tipe step British Standard
No.

Diameter dan

No.

Diameter dan

No.

Diameter dan

Step

Tebal

Step

Tebal

Ste

Tebal

mm
0,125

mm
0,500

p
13

Mm
2,00

0,160

0,630

14

2,50

0,200

0,800

15

3,20

0,250

10

1,00

16

4,00

0,320

11

1,25

17

5,00

0,400

12

1,60

18

6,30

5.8.2 Pemilihan Penetrameter


Idealnya, IQI harus dipilih dari bahan yang sama dengan benda uji.
Tetapi, hal ini akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya.
Karena itu penggunaan IQI dari bahan lain yang secara radiografi
memiliki daya serap (absorbsi) sama atau memiliki absorbsi yang lebih
rendah dari bahan yang diuji diperbolehkan.
Teori Radiografi Industri

144

Pemilihan IQI didasarkan pada level kualitas yang ditetapkan oleh


masing-masing standar. Namun, ada kalanya pemilihan IQI didasarkan
pada persyaratan untuk memperoleh nilai sensitivitas tertentu.
a. Pemilihan IQI berdasarkan Level Kualitas
Level

kualitas secara umum diartikan sebagai diameter kawat atau

lubang IQI yang dipersyaratkan untuk tampak pada film hasil


radiografi. Berikut adalah level kualitas beberapa standar yang banyak
digunakan di Indonesia.

IQI ASTM
Level kualitas dalam standar ASTM dinyatakan dengan lambang MNT. Bagian pertama dari pernyataan tersebut adalah M menunjukkan
tebal IQI yang dinyatakan dalam persentase tebal material yang diuji.
Bagian kedua adalah NT menyatakan lubang IQI yang dikehendaki.
Misal, level kualitas 2-2T artinya bahwa tebal IQI (T) adalah 2% dari
tebal material yang diuji dan diameter lubang IQI yang dikehendaki
adalah lubang 2T. Tabel

5-11 menunjukkan beberapa level kualitas

standar ASTM.
Pemilihan

nomor

IQI

plaque/

lubang

ASTM

ditentukan

dengan

persamaan :
T M % . . 1000

(5-6)

Dengan,
T = nomor IQI
X = tebal benda uji (las) dalam inchi
M = persentase tebal IQI terhadap tebal material
Contoh :

Teori Radiografi Industri

145

Material ketebalan I in. diradiografi dengan level kualitas 4-2T. Berapa


nomor IQI tipe plaque ASTM yang digunakan?
Jawab : T = 4% . 1 . 1000 = 40

Tabel 5-11 Level kualitas ASTM


Level
Kualitas
2-1T
2-2T
2-4T
1-1T
1-2T
4-2T

Diameter
lubang terkecil
Tebal IQI
yang
dipersyaratkan
Tingkat kualitas standar
1T
2% dari tebal benda uji
2T
4T
Tingkat kualitas spesial
1T
1% dari tebal benda uji
2T
4% dari tebal benda uji
2T

Sensitivitas
ekivalen

1,4
2,0
2,8
0,7
1,0
4,0

Level kualitas M-NT juga diberlakukan untuk IQI tipe kawat ASTM.
Diameter IQI kawat ASTM diperoleh dengan menghitung kesetaraannya
terhadap IQI tipe plaque, yang dirumuskan dengan persamaan6):

F 3 3 l T 2 H 2
4

(5-7)

Dengan,
F = 0,79 (konstanta faktor bentuk kawat)
= diameter kawat (inchi atau mm)
l = 0,3 inchi atau 7,6 mm (panjang efektif kawat)
T = tebal IQI tipe lubang (inchi atau mm)
H = diameter lubang IQI tipe plaque

Contoh :
Material tebal 0,6 inchi diradiografi dengan level kualitas 2-2T. Berapa
diameter kawat IQI tipe kawat ASTM yang digunakan?
Teori Radiografi Industri

146

Jawab
-

Dengan menggunakan persamaan 5-6, nomor IQI plaque yang


sesuai adalah
T = (2/100) . 0,6 . 1000 = 12

Dengan menggunakan persamaan 5-7, diameter kawat IQI yang


setara dengan IQI plaque No. 12 (tebal 0,012 in.) adalah
0,793. 3 . 0,3 = 0,0122 . 0,0242 (/4)
= 0,0076 0,008 inchi.

IQI ASME
Standar ASME menetapkan level kualitas seperti yang ditunjukkan
dalam Tabel 5-12. Dalam standar ASME level kualitas didasarkan pada
penampakan lubang 2T, serta dibedakan untuk penempatan IQI pada
sisi sumber dan sisi film. Penentuan IQI didasarkan pada Tabel 5-12,
misalnya untuk radiografi material dengan ketebalan 0,5 inchi dengan
posisi IQI pada sisi sumber digunakan IQI plaque No. 17 atau IQI kawat
No. 7 (diameter 0,013 in.).
Tabel 5-12 Level kualitas ASME
Rentang tebal (in)

Teori Radiografi Industri

Penetrameter
Sisi sumber
Sisi film
No. IQI
No. IQI
No. IQI
No. IQI
Lubang
Kawat
Lubang
Kawat

147

Sampai/termasuk
0,25 in.
Lebih 0.25 hingga
0.375
Lebih 0.375 hingga
0.50
Lebih 0.50 hingga
0.75
Lebih 0.75 hingga
1.00
Lebih 1.00 hingga
1.50
Lebih 1.50 hingga
2.00
Lebih 2.00 hingga
2.50
Lebih 2.50 hingga
4.00
Lebih 4.00 hingga
6.00
Lebih 6.00 hingga
8.00
Lebih 8.00 hingga
10.00
Lebih 10.00 hingga
12.00
Lebih 12.00 hingga
16.00
Lebih 16.00 hingga
20.00

12
15
17
20
25
30
35
40
50
60
80
100
120
160
200

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
20
21

10
12
15
17
20
25
30
35
40
50
60
80
100
120
160

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
16
17
18
20

Tabel 5-13: Kualitas gambar minimal untuk IQI DIN


Tebal Material
mm

inchi

06
68
8 10
10 16
16 25
25 32
32 40
40 50
50 80
80 200
80 150
150 170
170 180
180 190
190 200

>0 0,25
0,25 0,30
0,30 0,40
0,40 0,60
0,60 1,00
1,00 1,25
1,25 1,60
1,60 2,00
2,00 3.15
3,15 8,00
3,15 6,00
6,00 6,70
6,70 7,00
7,00 7,50
7,50 8,00

Teori Radiografi Industri

Level kualitas tinggi


(Kategori 1)
No.
Sensitivitas
Kawat
ekivalen
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7

1,7 min.
2,0 1,6
2,0 1,6
2,0 1,3
1,6 1,0
1,3 1,0
1,3 1,0
1,3 1,0
1,3 0,8
1,0 0,4

Level kualitas normal


(Kategori 2)
No.
Sensitivitas
Kawat
ekivalen
14
13
12
11
10
9
8
7
6

5
4
3
2
1

2,7 min.
3,3 2,5
3,1 2,5
3,2 2,0
2,5 1,6
2,0 1,6
2,0 1,6
2,0 1,6
2,0 1,3

1,6 0,8
1,1 0,9
1,2 1,1
1,4 1,3
1,7 1,6
148

IQI DIN
Tabel 5-13 menunjukkan level kualitas IQI kawat minimal yang
dipersyaratkan oleh DIN. Level kualitas dibedakan menjadi dua macam
yaitu level kualitas tinggi dan level kualitas normal. Nomor IQI DIN
ditentukan dengan menggunakan tabel tersebut. Misalnya, untuk
melakukan uji radiografi dengan level kualitas normal pada material
dengan ketebalan 10 mm, nomor IQI yang digunakan adalah No. 12
(diameter 0,25 mm) atau No. 11 (diameter 0,32 mm).

Berbeda dengan IQI plaque ASTM, level kualitas IQI kawat DIN tidak
memiliki sensitivitas yang tetap, tetapi bervariasi dengan ketebalan.
Seperti ditunjukkan dalam

Tabel II-14, level kualitas tinggi untuk

radiografi ketebalan material 8 sampai 10 mm memiliki rentang


sensitivitas minimal 2,0 dan tertinggi 1,6.

IQI BS
Level kualitas British Standard dibedakan antara sumber sinar X dan
sinar gamma, dan juga antara teknik single wall dan double wall.
Tabel 5-14 menunjukkan level kualitas British Standard untuk teknik
SWSI dan nilai sensitivitas terkait yang dinyatakan sebagai persentase
terhadap ketebalan las. Untuk ketebalan las yang berada diantara nilai
dalam tabel, harus digunakan level kualitas dibawahnya.
Tabel 5-14 Level kualitas dan sensitivitas British Standard
untuk teknik single wall
Tebal
las

Level kualitas dan sensitivitas


Sinar X
Sinar gamma
IQI kawat
IQI step
Sumber
IQI kawat

Teori Radiografi Industri

IQI step
149

mm
2
3
6

12
25
35
50
75

100

mm

mm

0,05
0
0,06
3
0,10
0
0,20
0
0,32
0
0,40
0
0,50
0
0,63
0
0,80
0

2,5
2,0
1,6

0,12
5
0,16
0
0,20
0
0,40
0
0,63
0
0,80
0
1,00
0
1,25
0
1,60
0

6,3
5,3
3,3

1,6
1,3
1,1
1,0
0,85

0,8

3,2
2,5
2,0
2,0
1,7

1,6

Ytterbium169
Thulium170

Iridium-192

Cobalt 60

mm

mm

0,06
3
0,08
0
0,12
5
0,25
0
0,40
0
0,50
0
0,63
0
0,80
0
1,00

3,1
2,7
2,1

0,16
0
0,16
0
0,25
0
0,50
0
0,80
0
0,80
0
1,00
0
1,25
0
1,60
0

8,0
5,3
4,2

2,1
1,6
1,4
1,3
1,1

1,0

4,1
3,2
2,3
2,0
1,7

1,6

Contoh : Lasan circum dengan tebal 15 mm diradiografi dengan teknik


panoramik menggunakan sumber Ir-192, berapa diameter IQI kawat
atau diameter lubang IQI step British Standard yang digunakan?
Jawab :

Dari Tabel 5-14 diperoleh diameter IQI kawat = 0,4 mm,

diameter lubang IQI step = 0,8 mm.


IQI JIS
Kualitas gambar dalam standar jepang (JIS) diklasifikasikan menjadi 5
jenis yaitu :
-

Kelas A, teknik radiografi reguler pada sambungan las pelat baja


atau las circum dengan teknik SWSI

Kelas B, teknik radiografi sensitivitas tinggi pada sambungan las


pelat baja atau las circum dengan teknik SWSI

Kelas P1, radiografi reguler las circum dengan teknik DWSI

Kelas P2, radiografi reguler las circum dengan teknik DWDI

Kelas F, radiografi reguler pada sambungan T.

Tabel 5-15 menunjukkan level kualitas yang dipersyaratkan oleh


standar JIS untuk radiografi las circum. Diameter IQI ditentukan dari
Teori Radiografi Industri

150

tabel tersebut. Misal, untuk meradiografi sambungan pipa tebal 10


mm dengan teknik DWDI digunakan IQI kawat dengan diameter 0,4
mm.
Tabel 5-15 Persyaratan diameter kawat minimal untuk uji radiografi
las circum dengan standar JIS (satuan mm)
Tebal base material
(mm)
4 atau lebih kecil
Lebih 4,0 5,0
termasuk
Lebih 5,0 6,3
termasuk
Lebih 6,3 8,0
termasuk
Lebih 8,0 10,0
termasuk
Lebih 10,0 12,5
termasuk
Lebih 12,5 16,0
termasuk
Lebih 16,0 20,0
termasuk
Lebih 20,0 25,0
termasuk
Lebih 25,0 32,0
termasuk
Lebih 32,0 40,0
termasuk
Lebih 40,0 50,0
termasuk

Kelas A
0,125
0,16

Jenis Kualitas Gambar


Kelas B
Kelas P1

Kelas P2

0,10

0,20

0,25

0,125

0,25

0,32

0,20

0,16

0,32

0,40

0,25

0,20

0,40

0,50

0,32

0,50

0,40

0,25

0,63

0,63

0,50

0,32

0,80

0,80

0,40

1,0

---

0,63

0,50

1,25

0,80

0,63

1,6

b. Pemilihan IQI berdasarkan sensitivitas


Atas persetujuan para pihak yang terlibat dalam kontrak, ada kalanya
prosedur

radiografi

mensyaratkan

pemeriksaan

dengan

nilai

sensitivitas tertentu. Dalam kasus demikian diameter IQI tipe kawat


atau diameter lubang IQI step dapat ditentukan dengan persamaan
S .

(5-8)

Dengan
= diameter IQI kawat/ diameter lubang IQI step
Teori Radiografi Industri

151

S = nilai sensitivitas yang ditetapkan


X = tebal material
Contoh :
Benda uji dengan ketebalan 12,5 mm diradiografi dengan tingkat
sensitivitas 2%. Berapa diameter kawat IQI DIN yang digunakan untuk
memeriksa material tersebut?
Jawab : diameter IQI 0.25 mm (kelompok 10 ISO 16).

Teori Radiografi Industri

152

Anda mungkin juga menyukai