SEMESTER II
TAUFIQ FACHRUDDIN ZEN, SST., MMR
DESKREPSI MATA AJAR :
• Kualitas Gambar
• Analisa Penolakan Film
• Pengolahan Film Secara Otomatis Dan Daylight System
• Substraksi
• Duplikasi Film Radiografi
• Manajemen Penyimpanan Film
TUJUAN MATA AJAR :
• Memahami Pengertian Kualitas Gambar
• Memahami Parameter Kualitas Gambar
• Melakukan Analisa Penolakan Film
• Melakukan Teknik Substraksi
• Melakukan Prosesing Film Secara Otomatik
• Melakukan Prosesing Film Dengan Daylight
• Melakukan Duplikasi Film Radiografi
• Memahami Manajemen Penyimpanan Film Radiografi
Kualitas Citra Radiograf
Terbentuknya citra radiografi adalah 1. Sinar-X
disebabkan oleh sinar-x yang setelah
melalui objek tiba pada film dan
merubah susunan kristal perak halide 2. Objek
menjadi butir perak berwarna hitam.
Aksi sinar-x (kombinasi sinar-x dengan
3. Film
layar pendar) dan cahaya sangat
dilipatgandakan oleh cairan
pembangkit, tahap processing 4. Perak halide, cairan
pembangkit
selanjutnya membuat citra menjadi
permanen dan dapat diamati di
depan viewer. 5. Citra
Kualitas Citra- 1
MEMAHAMI PENGERTIAN KUALITAS GAMBAR
MEMAHAMI PARAMETER KUALITAS GAMBAR
• Tujuan membuat citra adalah agar citra dapat dilihat dengan jelas,
untuk itu citra harus memiliki bentuk yang tegas diiringi oleh adanya
kontras radiografi yang cukup.
• Kontras radiografi adalah perbedaan terang diantara berbagai bagian
citra, bagaimana sesuai dengan perbedaan daya serap bagian tubuh
terhadap sinar-x. Struktur dari objek tidak akan terlihat, bila nilai
kontras disekitarnya tidak cukup.
Hal dari citra radiografi yang perlu dibedakan, yaitu :
Faktor Fotografi atau intrinsik; yang
berhubungan dengan bahan perekam
citra.
Faktor fotografi :
Layar Pendar = terdiri dari kristal fosfor yang bila
terkena sinar-x akan memendarkan cahaya, ini
menimbulkan ketidaktajaman bentuk
• Tingakat eksposi
Tingkat eksposi signifikan merubah kontras yang terlihat pada citra radiografi. Bila terjadi overexposure maka densitas
pada seluruh bidang film juga meningkat, tetapi “kontras obyektif” (overexposure tidak berlebihan) tidak berubah,
karena perbedaan melewatkan cahaya dari seluruh bidang x-foto tetap ada dan dapat diukur. Karena densitas yang
demikian besar, mata sudah tidak dapat lagi melihat, karena tidak ada lagi cahaya dari viewer yang dapat melaluinya.
b) Faktor Viewer/Illuiminator (alat baca x-foto)
• Penerangan
Penerangan lampu viewer dapat dengan berbagai warna, intensitas,
dan homogenitas; diluminator yang moderen denfgan dilengkapi
dengan beberapa lampu TL yang memancarkan cahaya biru cerah dan
homogen, dapat meningkatkan nilai kontras “kontras-fisual”
• Penglihatan Pemirsa
Kontras citra radiografi oleh mata kelihatnaya dipengartuhi oleh
tingkat penerangan yang diadaptasi, dan oleh silaunya cahaya viewer.
Kontras
objektif
Kontras Radiografi
Kontras
subjektif
• Kontras Objektif,
perbedaan kehitaman ada seluruh bagian citra yang dapat dilihat &
dinyatakan dengan angka. Adapun penyebabnya :
• Faktor radiasi
• Kualitas sinar primer
• Sinar hambur / scatter
• Faktor film
• Faktor processing
• Jenis & susunan bahan pembangkit
• Waktu & suhu pembangkitkan
• Lemahnya cairan pembangkit
• Agitasi film
• Reducer
•Kontras Subjektif, yaitu perbedaan terang di
antara bagian film, jadi tidak dapat diukur,
tergantung dari pemirsa/pengamat
Merupakan perbandingan yang salah dari
struktur yang direkam, bentuk serta hubungan
dengan struktur lainnya kurang betul.
DISTORSI CITRA Hasil yang benar diperoleh bila garis tengah
RADIOGRAFI struktur yang akan di x-foto berada sejajar
dengan film yang tegak lurus dengan pusat sinar-
x.
Hal ini sering terlihat pada x-ray foto gigi, bila hal
ini terjadi, maka x-ray foto gigi akan terlihat
bertumpuk satu sama lain, dapat lebih panjang
atau lebih pendek.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS GAMBARAN
1. Densitas
• Yaitu tingkat derajat kehitaman suatu gambaran radiografi.
Kehitaman terjadi karena adanya interaksi antara sinar-x dan emulsi
film. Emulsi film akan menghitam jika nilai mAs dinaikkan. densitas
yang tinggi didapat pada area yang terpapar langsung oleh sinar-x
Densitas dipengaruhi oleh:
a. Kilovolt (kV) :
b. Mili Amphere (mA) c. Second (s) :Waktu
Menunjukkan kualitas sinar-
:Menunjukan besarnya arus eksposi/lamanya sinar-x
x karena berhubungan
yang terjadi selama eksposi yang keluar saat pemotretan
dengan kemampuan sinar-x
berlangsung. dalam satuan detik.
dalam menembus bahan
g. Luas lapangan
e. FFD (Focus Film
d. mAs : kualitas sinar yang penyinaran : Intensitas sinar-
Distance) : Jarak pemotretan
dihasilkan x yang keluar dari tube sinar-
dari fokus pesawat ke film.
x
• Age fog (dihasilkan dari film yang mempunyai usia yang melebihi waktu
kadaluarsa)
• Light fog (fog yang terjadi karena adanya eksposi oleh cahaya yang berasal
dari safelight)
• Radiation fog (fog yang disebabkan karena film berinteraksi dengan radiasi)
• Oxygen fog (fog yang disebabkan karena interaksi film dengan oksigen di
udara bebas)
• Chemical fog (fog yang dihasilkan karena factor kimia yang berada di dalam
cairan developer saat dilakukan pengolahan film)
• Back scatter fog (fog yang dihasilkan oleh radiasi hambur)
• Dechroic fog (fog yang dihasilkan akibat interaksi dari developer
dengan fixer pada film)
• Artefact(kesalah pengolahan film yang membentk bayangan putih
pada film setelah diproses)
• Streaking (jalur atau coretan yang terdapat pada film)
• Yellow patch (bercak – bercak kuning yang terdapat pada film
setelah film dikeringkan dan disimpan beberapa saat)
• Reticulation (bergelombangnya film pada sisi emulsi)
• Frilling (proses lepasnya emulsi dari base film)
• Light patch (jalur terang yang berada pada film)
• Light patch (istilah dari film yang tereksposi oleh cahaya tampak)
C. Mengevaluasi proses Reject Film
Dalam melakukan reject analisis program maka, diperlukan survey terhadap :
a. Jumlah film yang belum terekspose di ruang processing termasuk dalam
kaset.
b. Jumlah film yang belum terekspose dimasing-masing ruang pemeriksaan.
c. Tentukan jumlah film yang direject untuk masing-masing faktor penyebab
pengulangan dan penolakan radiograf.
d. Masing-masing ruang mencatat jumlah film yang digunakan dan jumlah film
yang ditolak serta faktor penyebab terjadinya reject.
e. Tim analisis melakukan pengumpulan data dari masing-masing ruang
seminggu sekali, film yang ditolak dihitung, disortir dan dilakukan
kategorisasi/pengelompokan menurut penyebab terjadinya kerusakan.
f. Melakukan perhitungan dalam bentuk prosentase.
D. Menganalisis proses Reject Film
1. Penghitungan Prosentasi Analisis Penolakan dan Pengulangan Radiograf
a. Besarnya angka penolakan dan pengulangan dapat dihitung
dengan rumus :
Jumlah film yg direject X 100%
Jumlah film yg digunakan pada periode tertentu
b. Menentukan angka penolakan dan pengulangan setiap kategori
Jumlah film yg direject dengan sebab tertentu X 100%
Jumlah film yg digunakan pada periode tertentu
2. Batasan radiograf yang diterima antara lain :
b. Jika total reject rate > 10 %, maka diharapkan harus melakukan Quality
Program yang terbaik.
DEVELOPING
FIXING
WASHING
DRYING
D. Sistem Transportasi Film
a. Ketika film ini ditempatkan di baki dua roler menarik film tersebut ke dalam mesin. Sebuah tombol
mikro biasanya digunakan sebagai alat pengaman untuk memperingatkan operator ketika lebih dari
satu film ditempatkan dalam mesinpada saat yang sama. Juga, saklar mikro akan aktif ketika sistem
sedangberoperasi.
b. Film ini bergerak sirkuler melalui jalurnya dan vertikal ke bawah masuk kedalamcairan developer
melalui serangkaian roler menyusun mengitarisusunan roler lalu bergerak vertikal ke atas, melewati rol
yang lain. Bergerak dengan cara yang sama melalui bahan kimia.
c. Roler bergerak melewati rangkaian roler melalui poros penggerak utamadijalankan oleh motor
penggerak. Melalui serangkaian roda gigi, gir, gerak mekanik yang diberikan kepada rol dari pengge
utama.
SUBSTRAKSI
DUPLIKAT RADIOGRAFI - 5
TEHNIK PENYIMPANAN FILM
1. Syarat penyimpanan film secara umum