Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA RADIODIAGNOSTIK

“RADIASI HAMBUR”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Semester IV Fisika Radiodiagnostik
Dosen Pengampu : Ibu Rini Indrati, S.Si, M.Kes.

Disusun oleh :
KELOMPOK 2/2D
1. Hendhi Prasetyo (P1337430217001)
2. Saras Mukti Shoumi (P1337430217002)
3. Evi Rama Dheni (P1337430217008)
4. Wahyu Herna Kurniawati (P1337430217011)
5. Andini Kartika Chandra (P1337430217026)
6. Pramuwardani Nur Amanah (P1337430217029)
7. Adil Fathun Saifudin (P1337430217036)
8. Nurul Latifatil Hidayati (P1337430217072)
9. Veny Kartika Zahro (P1337430217074)
10. Naufalino Mirza Mulya (P1337430217081)

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK RADIOLOGI


JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Fisika Radiodiagnostik yang
berjudul “Radiasi Hambur”. Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis telah banyak
mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Rini Indrati, S.Si, M.Kes. selaku dosen pengampu Fisika Radiodiagnostik, khsusnya
pengampu teori praktikum “Radiasi Hambur”
2. Bapak Muhammad Erfansyah, S.Si. selaku dosen pengampu praktikum “Radiasi
Hambur”
3. Keluarga tercinta yang selalu memberi dukungan, semangat dan doa dengan tulus.
4. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.
5. Semua pihak yang telah turut serta membantu penyusunan laporan praktikum ini
sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca.

Semarang, 29 Maret 2019

Penyusun (Kelompok 2)
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Tujuan Praktikum............................................................................................................ 4
C. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................. 4
BAB II ....................................................................................................................................... 7
PROSEDUR PRAKTIKUM ................................................................................................... 7
A. Alat dan Bahan ................................................................................................................ 7
B. Langkah Percobaan ......................................................................................................... 7
BAB III...................................................................................................................................... 8
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................ 8
A. Hasil dan Pembahasan Percobaan ................................................................................... 8
B. Hasil radiograf .............................................................................................................. 11
BAB IV .................................................................................................................................... 13
PENUTUP ............................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14
LAMPIRAN............................................................................................................................ 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan radiasi pengion, termasuk sinar – X pada bidang kedokteran baik
untuk terapi maupun diagnostik sudah umum dilakukan, Penggunaan sinar – X ini
selalu bermanfaat bagi perkembangan dunia kedokteran, perlu juga diwaspadai bahaya
yang ditimbulkan khususnya yang ditimbulkan oleh paparan radiasi hambur. Selain
radiasi hambur tidak memberikan informasi yang berguna, juga mengurangi kualitas
citra radiograf serta dapat merusak sel pada sistem tubuh manusia.
Hal ini yang harus dimengerti oleh radiografer maupun mahasiswa radiologi
agar dapat mengerti cara yang tepat untuk mengurangi paparan radiasi hambur.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini dilakukan untuk mengetahui proses pembentukan radiasi hambur.
C. Tinjauan Pustaka
Sinar-X berinteraksi dengan bahan dalam bentuk beberapa interaksi yaitu :
1. Efek foto listrik
2. Efek compton
3. Pembentukan pasangan
4. Photodisintegrasi
Pada bidang radiodiagnostik probabilitas terjadinya interaksi photon dengan
bahan seperti pada bagan berikut:
Suatu partikel bila dikenai oleh radiasi, akan menjadi titik awal dari radiasi baru
yang dipancarkan ke segenap penjuru. Hal ini juga berlaku terhadap radiasi sinarX,
apabila sinar-X mengenai suatu bahan/obyek sebagian radiasi primer akan ditahan oleh
penyerapan (absorpsi) dan sebagian lagi akan dihamburkan. Radiasi hambur (scatter
radiation) adalah sebagian radiasi yang mebias/menyimpang dari radiasi sumber dan
sebagian radiasi yang berubah karena energy radiasi yang di transfer yang pada
akhirnya radiasi tersebut akan kehilangan energy dan panjang gelombangnya menjadi
lebih panjang dari radiasi primer (Van der Plaats, 1971).
Proses hamburan ditemukan oleh Compton tahun 1922 sebagai efek Compton
(Compton Effect) yang dikenal dengan hamburan Compton (Compton Scatter). Dalam
radiografi tidak semua foton diserap atau diteruskan oleh obyek/pasien, tetapi sebagian
dihamburkan. Hal ini menyebabkan beberapa foton mula-mula digantikan oleh foton
yang lain dengan jalan dan arah berbeda serta daya tembusnya berkurang. Foton
hambur mempunyai energy yang lebih kecil dari foton primer. Meskipun radiasi
hambur bergerak ke segala arah akan tetapi paling sedikit setengahnya bergerak menuju
film dengan arah yang sama dengan berkas sinar primer.

Gambar 2. Ilustrasi sinar-X yang melewati obyek terdiri dari radiasi primer dan
radiasi hambur (Van Der Plaats,1971)
Efek compton / hamburan compton memberikan efek menurunkan kontras.
Produksi radiasi hambur pada pembuatan radiografi dipengaruhi oleh :
1. Ketebalan objek.
2. Luas lapangan penyinaran dan,
3. Tingkat Energi photon yang digunakan.
Kualitas atau mutu gambaran radiografi ditentukan oleh nilai kontras radiografi.
Adapun nilai kontras radiografi dapat di ukur dengan perolehan nilai densitasnya,
melalui pengukuran film radiografi tersebut dengan menggunakan densitometer.
Menurut RR Carlton (1992). Kualitas radiografi adalah kemampuan suatu pencitraan
radiografi untuk memberikan informasi yang baik guna menegakkan diagnosa. Kualitas
radiografi antara lain ditentukan oleh densitas dan kontras radiografi
BAB II

PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Pesawat sinar-X
2. Phantom Pasien
3. Kaset
4. Densitometer
B. Langkah Percobaan
1. Praktikum 1 Variasi Ketebalan Objek
a. Buat radiografi kranium proyeksi AP dan lateral tanpa menggunakan grid
dengan luas lapangan penyinaran yang sesuai dengan kaset dan faktor
eksposi yang sama. Faktor eksposi yang digunakan 63 kVp dan 12,6 mAs.
b. setelah di ekspose, lakukan prosessing film dengan perlakuan yang sama
pada kedua radiograf tersebut.
c. Ukur kontras radiasi pada radiograf .
d. Apa kesimpulan anda.
2. Praktikum 2 Variasi Lapangan Penyinaran
a. Buat radiografi kranium proyeksi lateral tanpa menggunakan grid dengan
variasi luas lapangan penyinaran, dengan luas penyinaran 35x35 cm pada
kaset ukuran 24X30 cm. Menggunakan faktor eksposi 63 kVp dan 12,6
mAs.
b. setelah di ekspose, lakukan prosessing film dengan perlakuan yang sama
pada radiograf variasi faktor eksposi tersebut.
c. Ukur kontras radiasi pada radiograf.
d. Apa kesimpulan anda.
3. Praktikum 3 Variasi Faktor Eksposi
a. Buat radiografi kranium proyeksi lateral tanpa menggunakan grid dengan
penurunan faktor eksposi menjadi 53 kVp dan 10 mAs.
b. setelah di ekspose, lakukan prosessing film dengan perlakuan yang sama
pada radiograf variasi luas lapangan tersebut.
c. Ukur kontras radiasi pada radiograf.
d. Apa kesimpulan anda.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan Percobaan


1. Praktikum 1 Variasi Ketebalan Objek
a. Data Pesawat Sinar X
1) Merk : General Elektric
2) Model : E7843X
3) Tegangan : 0 - 150 kV
4) Arus : 30 – 500 mA
5) Waktu : 0.01 – 5 detik
6) Filter Permanen : 1.3 mm Al/ 75
7) Focal Spot : 1.2 / 0,6
b. Hasil densitas ketebalan kranium AP dan Lateral kiri
No Objek AP Lateral
1. Mandibula 1,85 2,06
2. Frontal 1,70 2,03
3. Zygomatikum 1,62 1,98
4. Petrosum 1,60 1,92
5. Luar objek 2,45 2,50
Tabel 3.1 densitas ketebalan kranium AP dan Lateral kiri

Densitas Ketebalan Kranium AP Dan Lateral Kiri


3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
AP Lateral

Mandibula Frontal Zygomatikum


Petrosum Luar Objek

Garfik 3.1 densitas ketebalan kranium AP dan Lateral kiri


Dari grafik 3.1 dapat dilihat bahwa semakin tipis objek maka
densitas yang dihasilkan juga semakin besar. objek tebal didapatkan dari
cranium AP sedangkan objek tipis didapatkan dari cranium lateral.
Objek yang tebal dapat menyerap lebih banyak radiasi hambur, sehingga
radiasi hambur tidak dapat mencapai film. Sedangkan objek tipis
menyerap sedikit radiasi hambur sehingga banyak radiasi hambur yang
mencapai ke film. Densitas merupakan tolak ukur dari radiasi hambur.
Jadi, dari hasil diatas proyeksi lateral memiliki banyak radiasi hambur
pada radiograf ditandai dengan nilai densitas yang tinggi hal ini sesuai
dengan teori yang ada dimana semakin tipis objek semakin banyak
radiasi hambur yang sampai pada film.
c. Praktikum 2 Variasi Luas Lapangan
No Objek Densitas
1. Mandibula 1,68
2. Frontal 1,62
3. Pariental 1,89
4. Maksila 1,94
5. Cervikal 1,91
6. Luar Objek 2,50
Tabel 3.2 densitas variasi luas lapangan penyinaran
d. Praktikum 3 Variasi Faktor Eksposi
No Objek Densitas
1. Mandibula 1,67
2. Frontal 1,27
3. Pariental 1,55
4. Maksila 1,92
5. Cervikal 1,79
6. Luar Objek 2,46
Tabel 3.3 Densitas variasi faktor eksposi
PERBANDINGAN DENSITAS
VARIASI FAKTOR EKSPOSI DAN
LUAS LAPANGAN
Mandibula Frontal Pariental
Maksila Cervikal Luar objek
3
2.5 2.46 2.5
2 1.92 1.94
1.91
1.89
1.79
1.67 1.68
1.5 1.55 1.62
1.27
1
0.5
0
LATERAL FE TURUN LATERAL 35 X 35

Grafik 3.2 perbandingan densitas variasi faktor eksposi dan luas


lapangan
Dari grafik 3.2 dapat dilihat pada variasi faktor eksposi yang
diturunkan yaitu 53 kVp & 10 mAs memiliki densitas yang lebih kecil
dibanding Lateral 35 x 35 cm yang menggunakan faktor eksposi 63 kVp
& 12,6 mAs karena pada faktor eksposi yang diturunkan maka energi
yang sampai ke film juga semakin kecil. Dari proyeksi yang sama dapat
dilihat pada radiograf lateral variasi luas lapangan terjadi penurunan
kontras dan densitas. Sehingga radiasi hambur paling banyak terdapat
pada radiograf lateral variasi luas lapangan.

PERBANDINGAN DENSITAS CRANIUM


LATERAL KETEBALAN DAN PENURUNAN
FAKTOR EKSPOSI
3
2.5 2.46 2.5
2 2.06
2.03
1.67
1.5
1.27
1
0.5
0
lateral FE lateral ketebalan

mandibula frontal luar objek

Grafik 3.3 perbandingan densitas cranium lateral ketebalan dan


penurunan faktor eksposi
Pada grafik 3.3 hasil densitas untuk variasi lapangan penyinaran
dengan faktor eksposi yang sama (standart) dari luas lapangan 24x30 cm
menjadi 35x35 cm akan menghasilkan radiasi hambur yang semakin
besar. Dengan ditandai kenaikan nilai densitas luar objek dari 2,46
menjadi 2,5.

B. Hasil radiograf
1. Radiograf cranium Ketebalan AP

2. Radiograf cranium Ketebalan Lateral


3. Radiograf cranium Variasi Faktor Eksposi

4. Radiograf cranium Variasi Luas Lapangan


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perunurunan faktor eksposi dapat mengurangi radiasi hambur yang
sampai pada film. Objek yang lebih tebal dapat menyerap radiasi hambur lebih
banyak dibanding objek tipis sehingga radiasi hambur yang sampai ke film lebih
sedikit. Luas Lapangan dapat menambah radiasi hambur yang sapai pada film.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa perubahan luas lapangan penyinaran dan
ketebalan obyek dapat mengakibatkan perubahan densitas dan penurunan
terhadap kontras radiografi pada faktor eksposi yang sama.

B. Saran
Untuk mendapatkan kontras yang optimal maka di perlukan penurunan
radiasi hambur yang mencapai film. Hal ini dapat diperoleh dengan beberapa
cara diantaranya adalah pembatasan penyinaran (kolimasi secukupnya),
pemakaian teknik KV rendah, teknik kompresi dan penggunaan grid.
DAFTAR PUSTAKA

Boddy, M H. “Pengaruh Radiasi Hambur Terhadap Kontras Radiografi Akibat


Variasi Ketebalan Obyek dan Luas Lapangan Penyinaran”. Universitas
Hasanudin, Makasar, 2013.
Modul Praktikum Fisika Radiodiagnostik
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai