“PEMERIKSAAN RENOGRAM”
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Dalam makalah ini penulis membahas mengenai Teknik Pemeriksaan
Renogram di Bidang Kedokteran Nuklir..Penyusunan makalah ini digunakan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Teknik Imejing.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini khususnya :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dapat dikatakan relatif masih baru jika dibandingkan dengan disiplin ilmu
kedokteran lainnya.
Berawal dari ditemukannya zat radioaktif pada tahun 1896 oleh Henry
Becquerel yang secara kebetulan menemukan sinar nonvisual dari elemen Uranium
yang dapat menghitamkan plat foto, manusia mulai memanfaatkan tenaga nuklir
dunia dikejutkan oleh ledakan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada Agustus
1945 yang dapat menelan ratusan ribu korban jiwa, maka para ahli terutama ahli
membentuk gambar dari radiasi yang dipancarkan oleh radiofarmaka. Proses ini
tidak seperti sinar-X diagnostic dimana radiasi eksternal melewati tubuh untuk
1
Keunggulan dari kedokteran nuklir ini umumnya banyak membantu dalam
diagnostic pencitraan yang lebih spesifik organ atau jaringan (misalnya scan paru-
yang tidak diinginkan yang dapat merusak organ atau struktur yang ada
didekatnya.
b. Apa saja komponen input, output, alat bahan pada pemeriksaan Renogram di
b. Untuk mengetahui komponen input dan output seperti alat, bahan, , hasil
1.4. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah:
b. Untuk mengetahui komponen input dan output seperti alat, bahan, , hasil
2
BAB II
ISI
pembentukan urine mulai dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra
(Pearce, 1999).
1. Ginjal
zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Zat-zat tersebut merupakan hasil
dari reaksi-reaksi kimia yaitu: ureum, asam urat, kreatinin, fenol, sulfat dan
abdomen, dibungkus lapisan lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua buah
yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal kanan lebih rendah dan lebih
tebal dari ginjal kiri, hal ini karena adanya tekanan dari hati. Letak ginjal
kanan setinggi lumbal I sedangkan letak dari ginjal kiri setinggi thorakal XI
dan XII. Bentuknya seperti biji kacang tanah dan margo lateralnya
sekitar 4,5 inchi (11,25 cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm), dan tebalnya 1,25
3
dari glomerulus, tubulus proksimal, lengkung hendle, tubulus distal, dan
tubuh.
Gambar 1 : Ginjal
2. Ureter
Ureter terdiri atas dinding luar yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan
lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal,
4
dan letaknya menurun dari ginjal sepanjang bagian belakang dari rongga
peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan prosesus transversus dari
vertebra lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis dan dengan arah oblik
arteri iliaka
Urinaria (kandung kemih).
3. Kandung Kemih
kandung kemih terdiri dari fundus (berhubungan dengan rectal ampula pada
laki-laki, serta uterus bagian atas dari kanalis vagina pada wanita), korpus,
dalam bentuk, ukuran, dan posisinya, tergantung dari volume urine yang
500 ml.
5
Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan sementara
Keterangan:
1. Ureter
2. Vesica urinaria
3. Trigone
4. Orifisium uretra eksternal
5. Uretra
4. Uretra
dengan muskulus yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung
kemih. Letaknya agak ke atas orivisium internal dari uretra pada kandung
kemih, dan terbentang sepanjang 1,5 inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7-8
6
inchi (18,75 cm) pada pria. Uretra pria dibagi atas pars prostatika, pars
eksterna, uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung
131) dalam dosis kecil, yang akan keluar dari tubuh setelah
proses renogram selesai.
1. Gamma Kamera
yang dipancarkan dari dalam tubuh pasien setelah diberikan suatu zat
radioaktif.
dalam tubuh pasien dan kemudian merubahnya menjadi data yang dapat
7
Gambar 3 :Ruang pemeriksaan kedokteran nuklir
a) Detector
Detector adalah alat yang dapat mengubah sinar gamma menjadi sinar
tampak.
b) Kolimator
sinar gamma.
gambaran minimum dua struktur yang bisa dibedakan satu sama lain
8
LEHR (Low Energy High Resolution)
150 KeV
dari 350KeV
Z.
ruang.
9
dan akan diolah menjadi data-data visual berupa gambar, grafik, maupun
angka.
f) Kristal Scintilasi
Kristal scintilasi pada kamera gamma memiliki dua fungsi utama yakni
NaI(Tl).B.R.Bairi,1994.
2. Generator
paruh yang panjang dan stabil dan dapat di elusikan dengan mudah menjadi
radionuklida anak.
10
Gambar 4: tempat dilakukan preparasi radioaktif
c) Tusuk vial vacuum pada jarum yang ada pada container dari generator
3. Curie Meter
pada pemeriksaan Renogram 2-5mCi.
11
Gambar 5: Curie meter
4. Radiofarmaka
pembawa.
a) Zat Radioaktif
12
1) Waktu paruh harus pendek, tetapi tidak boleh lebih pendek dari waktu
pemeriksaan.
Zat pembawa umur atau zat yang dapat mengikat unsure radioaktif
diperiksa.
13
B. Indikasi Pemeriksaan
D. Radiofarmaka
2. Tc99m
E. Persiapan Pemeriksaan
diberikan larutan lugol test untuk memblok jaringan tiroid agar tidak
menangkap I-131.
14
F. Teknik Pemeriksaan
dimulai. Proses pengolahan melalui program renal analisa data yang di terima
serial gambar ginjal, grafik perfusi, grafik fungsi ginjal serta laju glomerulus.
G. Proteksi Radiasi
Nuklir).
15
Filosofi proteksi radiasi yang dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi
optimasi,
dilakukannya pemeriksaan.
dilakukannya pemeriksaan.
badge)
16
1. Membatasi dosis radionuklida yang akan diberikan kepada pasien, usahakan
3. Pasien diminta untuk menunggu pada ruangan yang telah khusus disiapkan
untuk pasien.
4. Bila pasien ingin buang air kecil, pasien diminta buang air hanya pada toilet
jarum suntik, hand scoon dan vial) harus dibuang pada container limbah
radioaktif.
H. Penilaian
sebagai berikut:
darah vaskuler ke dalam ginjal. Dari fase ini dapat pula dilihat teknik dari
DALAM 60 DETIK
17
2. Fase kedua sekresi: menunjukkan kenaikan yang lebih lamban dan
radiofarmaka oleh dan di dalam ginjal melalui proses difusi lewat sel-sel
tubuli kedalam lumen tubulus. Dalam keadaan normal fase ini mencapai
18
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
19
DAFTAR REFERENSI
http://widyafrs11.blogspot.co.id/2014/01/kedokteran-nukli renogram-erpf.html
kkni.blogspot.co.id/2009/11/kedokteran-nuklir-pada-pemeriksaan.html diakses
20