Anda di halaman 1dari 28

Laboratorium

PERALATAN RADIOLOGI III


Teknik Eletromedik Surabaya

LAPORAN PRAKTEK PERALATAN RADIOLOGI III


PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI ELEKTROMEDIK

GENERAL X-RAY 3 PHASE

Dosen :
Tri Bowo Indrato, ST, MT
195811181985031002'

Disusun Oleh :

Farahun Nisa Aulia P27838020021


Fariz Hayaza P27838020023
Iven Navidya Sanka Haliza P27838020031
Kukuh Royan Adhi Pratama P27838020033
Miranda Azzalia Nurzahran P27838020036

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN 2022
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian .............................................................................................................. 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
TEORI PENUNJANG ............................................................................................................. 3
2.1. Pesawat Rontgen .............................................................................................................. 3
BAB III...................................................................................................................................... 6
METODE PRAKTEK ............................................................................................................. 6
3.1. Alat dan Bahan ................................................................................................................. 6
3.2. Prosedur Kerja .................................................................................................................. 6
3.3. Gambar Rangkaian / Blok ................................................................................................ 7
3.4. Cara Kerja Rangkaian / Blok ............................................................................................ 7
BAB IV .................................................................................................................................... 15
PEMBAHASAN PRAKTEK ................................................................................................ 15
4.1. Parameter pada Control Consule .................................................................................... 15
4.2. Penempatan Alat dan Pemasangan Alat ......................................................................... 18
4.3. Pengoperasian Alat ......................................................................................................... 19
4.4. Pemeliharaan .................................................................................................................. 19
BAB V ..................................................................................................................................... 20
KESIMPULAN ...................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
LAMPIRAN............................................................................................................................ 22

ii
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul
General X-Ray 3 Phase ini dengan baik dan tepat waktu. Tujuan praktikum ini adalah
untuk mengaitkan fungsi parameter operasional Radiografi, mampu mengklasifikasi
komponen-komponen General X-Ray 3 Phase dan mampu menganalisis tegangan input hasil
tegangan pada tabung sinar-x dan hasil luaran x-ray yang dibangkitkan.
Dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kelancaran, kebarokahan yang tiada henti-
hentinya serta selalu memberikan rencana terbaik untuk setiap hamba-Nya.
2. Dosen mata kuliah praktikum peralatan radiologi lanjut 2 yakni Bapak Tribowo Indrato
yang telah memberikan kami ilmu berkaitan dengan alat radiologi.
3. Teman-teman kelompok yang mendukung kelancaran pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok
kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 16 Oktober 2022

iii
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan Radiologi masih cukup awam bagi masyarakat, meskipun begitu
radiologi memiliki banyak fungsi yang sangat cukup penting untuk mengetahui
kondisi penyakit dalam tubuh seorang pasien. Radiologi merupakan salah satu
cabang ilmu kedokteran yang untuk mengetahui atau mendiagnosis bagian dalam
tubuh manusia dengan menggunakan teknologi pencitraan, baik gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Dokter yang mengkhususkan
dirinya dalam bidang ilmu radiologi disebut juga sebagai dengan ahli radiologi atau
radiologi. Radiologi sendiri bertindak sebagai konsultan ahli yang bertugas untuk
memberikan rekomendasi pemeriksaan yang dibutuhkan, menafsirkan gambar
medis dari hasil pemeriksaan, serta menggunakan hasil tes untuk pengobatan yang
sesuai dengan kondisi pasien.
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun
Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-x. Sinar-X digunakan
untuk tujuan pemeriksaan yang tidak merusak pada material maupun manusia.
Selain itu, sinar-x juga digunakan untuk menghasilkan pola difraksi tertentu yang
dapat digunakan dalam analisis kualitatif dan kuantitatif material. Sinar-X
merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 ev
sampai 1 MeV. Sinar-X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal
dengan elektron pada kulit atom. Spektrum sinar-x memilki panjang gelombang
nm, berfrekuensi Hz dan memiliki energi ev. Ada beberapa metode diagnosa
penyakit atau kelainan dengan menggunakan peswat rontgen yaitu, Radiografi dan
Fluoroscopy.
Fluoroskopi adalah sebuah metode pemeriksaan sinar-X untuk menghasilkan
gambar bersekuel menyerupai video. Metode ini digunakan untuk mengamati
kondisi organ tubuh secara langsung (real time). Serupa dengan CT scan,
fluoroskopi menggunakan pancaran sinar-X dalam menangkap gambar. Namun,
perbedaannya adalah gambar yang dihasilkan fluoroskopi hanya memiliki satu
sudut pandang.

1
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Tujuan dilakukannya fluoroskopi bermacam-macam. Di antaranya adalah untuk


penetapan diagnosis penyakit, memeriksa kondisi sebelum dan sesudah terapi
pengobatan, atau untuk menunjang pelaksanaan operasi yang berkaitan dengan
saluran cerna, jantung, pembuluh darah, otot, saluran pernapasan, tulang,
persendian, paru-paru, serta hati.
Sedangkan radiografi ialah penggunaan sinar pengionan (sinar X, sinar gama)
untuk membentuk bayangan benda yang dikaji pada film. Radiografi umumnya
digunakan untuk melihat benda tak tembus pandang, misalnya bagian dalam tubuh
manusia. Gambaran benda yang diambil dengan radiografi disebut radiografi. Pada
pembahasan kali ini kita berfokus pada general x-ray 3 phase saja walaupun banyak
jenis general x-ray yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaiamana alat General X-ray 3 phase dapat bekerja memancarkan sinar X
kepada pasien dengan parameter kontrol yang ada.

1.3 Batasan Masalah


1.3.1 Definisi mengenai alat general x-ray 3 phase.
1.3.2 Fungsi control tabel pada general x-ray 3 phase.
1.3.3 Cara kerja parameter operasional General X-Ray 3 phase.
1.3.4 Fungsi komponen-komponen General X-Ray 3 phase.

1.4 Tujuan
1.4.1 Mahasiswa mengetahui parameter kontrol pada General X-ray 3 phase.
1.4.2 Mahasiswa dapat memahami cara kerja pada General X-ray 3 phase.
1.4.3 Mahasiswa dapat mengoperasikan General X-ray 3 phase.

2
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Pesawat Rontgen
Pesawat sinar-X terdiri dari sistem dan subsistem sinar-X atau komponen.
Sistem sinar-X adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara
terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen
sistem sinar-X. Pesawat sinar-X diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-kurangnya
generator tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-X, kolimator, dan tiang penyanggah
tabung.
Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya maka pesawat
sinar-X dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
(1) Pesawat Sinar-X Dapat Dijinjing/Portabel (Portable);
(2) Pesawat Sinar-X Mudah Dipindahkan (Mobile);
(3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap (Stationery).
Pesawat rontgen adalah alat pesawat medik yang bekerjanya dapat
menghasilkan radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografi.
Output yang dihasilkan dari pesawat rontgen ini adalah berkas sinar (x-ray). Proses
terjadinya sinar-x yaitu:
1. Didalam tabung rontgen ada katoda dan anoda yang dipanaskan (besar 20.000) derajat
Celcius) sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
2. Karena panas electron-electron dari katoda (filament) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-elektron
gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup.
4. Awan-awan electron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga terbentuk
panas (99%) dan sinar x (1%).
5. Pelindung (perisai) timah akan meencegah keluamya sinar -x sehingga sinar-x yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
6. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan radiator
pendingin.
Pada pesawat rontgen 3 phasa ini menggunakan supply atau tegangan input
berupa tegangan tiga phase, seperti pada gambar di bawah ini :

3
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Gambar 2.1 sinyal 3 fasa


Hubungan Bintang (Y, wye)
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi
satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga
terminal a-b -e mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan
tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan "fase" atau
Vf.

Gambar 2.2 Hubungan Bintang (Y, wye)


Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung
terhadap saluran/titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang
dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Vline akar 3 Vfase=1,73Vfase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama
ILine = Ifase la = Ib = Ic

4
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Hubungan Segitiga (delta)


Pada hubungan segitiga (delta, A, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga
membentuk hubungan segitiga 3 fase.

Gambar 2.3 Hubungan Segitiga (delta)


Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar
fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama,
maka:
Vline - Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline akar 3 Ifase=1,731fase

5
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

BAB III
METODE PRAKTEK

3.1 Alat dan Bahan


A. Alat
1. Rangkaian Control Tabel pada general X-Ray
2. Insert Tube pada general X-Ra
3. Patien Table pada general X-Ray
B. Bahan
1. Avometer
2. Senter
3. Alat Tulis
4. Jas Laboratorium

3.2 Prosedur Kerja


Berikut adalah prosedur kerja atau SOP pengoperasian yang harus dilaksanakan
dalam mengoperasikan general x-ray 3 phase.
1. Persiapkan alat safety untuk keamanan seperti alas kaki dan apron. Dan pastikan
tempat untuk pasien, film, kaset, dan lain-lain sudah siap.
2. Nyalakan Main switch.
3. Cek tegangan pada Line Voltmeter.
4. Jika Tidak sesuai maka disesuaikan deng LVC.
5. Lakukan pemilihan tabung (Radiografi atau Fluoroscopy).
6. Atur KV, mA dan timer/second sesuai kebutuhan.
7. Jika semua langkah diatas dirasa tepat maka tekan tombol ready untuk pemanasan
filamen.
8. Setelah ready maka tekan Expose untuk memancarkan sinar X.
9. Setelah Expose selesai matikan alat dan cetak film untuk mengetahui hasilnya.

6
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

3.3 Gambar Rangkaian/Blok

3.4 Cara Kerja Rangkaian/Blok


Cara kerja rangkaian general X-Ray 3 Phase diatas adalah pada saat main switch
ditekan posisi ON maka kontaktor 1 aktif, tegangan PLN 3 fasa (RST) akan terhubung
ke fuse sebagai pengaman kemudian akan masuk ke primer autotransformator dengan
menggunakan sistem hubungan delta. Besarnya tegangan yang masuk bisa di deteksi di
Line Volt meter. Tegangan yang masuk bisa disesuaikan apabila tidak sesuai dengan
tegangan input dan tabung, dengan cara menambah atau mengurangi jumlah lilitan
autotrafo. Dimana pengaturan satu fasa akan otomatis berlaku untuk ketiga fasa lainnya.
Pada sekunder trafo terdapat pengaturan tegangan antara anoda dan katoda pada insert
tube dengan menggunakan KV mayor dan KV minor, kemudian tegangan tersebut bisa
dilihat pada KV meter.
Output KV mayor dan KV minor pada autotrafo disambungka dengan sambungan
delta. Dari pemilihan KV mayor tersebut terhubung dengan kontaktor 2, dimana
kontaktor ini akan aktif dan terhubung dengan HTT jika ditekan ekspos, dan
sambungannya terhadap primer HTT adalah dengan sambungan delta, kontaktor 2

7
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

tersebut akan nonaktif jika pada rangkaian timer waktu yang telah disetting telah
terpenuhi.
Sekunder HTT dihubungkan dengan rectifier sebagai penyearah gelombang
dengan 4 output, dimana +V1 akan terhubung ke kontaktor tabung anoda untuk
pemilihan tabung, yang terdiri dari beberapa tabung yaitu tabung radiografi I, radiografi
II, atau tabung fluoroscopy. Output -V1 & +V2 terhubung ke mA dan ground yang
berfungsi petujuk arus tabung, dimana hal ini untuk safety user.
Pada Primer trafo filament ada 2 input yang dihubungkan ke salah satu phaseR,
S, atau T; sedangkan input satunya dihubungkan ke 0. Input dengan pengaturan saperti
saklar itu digunakan untuk pemilihan berapa besar mA yang dibutuhkan, sehingga dari
mA tersebut akan otomatis memilih filament small focus/large focus. Output -V2
terhubung ke common, dan trafo filament entah large atau small focus yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Kemudian dari sekunder HTT -V2, common dan output trafo
filament 3 set kontaktor, yang masing-masing untuk mengendalikan/mengatur
sambungan tegangan ke katoda pemilihan tabung yaitu tabung radiografi I, radiografi
II, atau tabung fluoroscopy.
Prinsip kerja Pesawat rontgen sederhana ini yaitu dengan memanfaatkan sinar X
untuk pencitraan organ dalam yang tidak kasat mata. Sebagai contoh untuk mediagnosa
/ melihat organ dalam / tulang yang patah, maka dengan bantuan pesawat rontgen Sinar
X membantu untuk pencitraan kondisi tulang yang patah didalam. Sehingga dapat
mempermudah untuk membantu pekerjaan dokter. Pesawat Rontgen sederhana ini
terdiri dari beberapa komponen diantaranya yaitu Rangkaian Power Supply, Pemanas
Filamen, Rangkaian X Ray tube, rangkaian HTT, dan rangkaian Timer. Rangkaian-
rangkaian tersebut berperan masingmasing sehingga menghasilkan fungsi utama untuk
pewawat rontgen konvensional ini.
Instrumen Pesawat Rontgen memiliki beberapa komponen penyusun, yang tiap-
tiap komponen penyusun pesawat rontgen tersebut memiliki fungsi masing
masing,sehingga dapat berkorelasi dan menghasilkan fungsi untuk suatu tujuan yaitu
pesawat rontgen. Terdapat blok diagram dari komponen penyusun pesawat rontgen
konvesional.

8
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

1. Blok Rangkaian Power Supply

Ragkaian ini berfungsi untuk mendistribusikan tegangan pada seluruh


rangkaian pesawat sesuai yang dibutuhkan oleh masing-masing rangkaian.
Rangkaian ini terdiri dari :
A. Saklar : Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat
roentgen.
B. Fuse : Berfungsi sebagai pengaman.
C. Voltage Compensator : Berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang
diperlukan pesawat jika terjadi penurunan atu kenaikan pada supply PLN.
1) Jika tegangan naik : menambah jumlah lilitan primer dengan memutar
selector voltage compensator dan
2) Jika tegangan turun : mengurangi jumlah lilitan primer dengan memutar
selector voltage compensator sehingga diperoleh perbandingan
transformasi antara tegangan dan jumlah lilitan primer dengan tegangan
dan jumlah lilitan sekunder adalah tetap.

9
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

2. Blok Rangkaian Pemanas Filament

Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas
filament agar terjadinya termionic emission bisa di kendalikan sehingga jumlah
electron-electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung rontgen bisa
dicontrol. Rangkaian pemanas filament terdiri dari:
A. Rangkaian Stabilator Tegangan

Fungsinya untuk menstabilkan tegangan untuk rangkaian pemanas


filament sehingga pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan

10
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. Rangkaian ini terdiri
lagi kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian kumparan sekunder yang
terdiri dari N2 dan N3. N2 di paralel dengan C diseri dengan N3. Masukkan /
input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut Ek2.
B. Space Charge Compensator

Alat ini berfungsi untuk mengkompensasikan nilai arus tabung agar sesuai
dengan yang dipilih meskipun terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung
roentgen. Rangkaian ini berupa variable resistor (VR) yang terdiri dari tap-tap,
yang tiap tap-tapnya mempunyai nilai R yang berbeda-beda.
C. mA Control

Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan


digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan. Alat ini
disambung seri dengan trafo filament. Untuk memilih arus tabung kita
sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR.
Semakin besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R

11
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

yang paling kecil,sehingga voltage dropnya kecil. Dan semakin kecil mA maka
pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai R paling besar. Arus tabung
ditentukan oleh besarnya tegangan pada trasformator filamen. Tegangan
transformator ini (EF) akan menentukan besarnya arus transformator filamen
ini (IF), semakin besar tegangan trafo filamen semakin besar pula arus yang
mengalir pada trafo filament,besarnya arus trafo filamen ini akan menentukan
banyaknya elektron bebas yang dihasilkan. EF besar --> IF besar --> elektron
bebas banyak --> awan electron banyak. Jika R lebih tinggi, tegangan trafo
filamen kecil karena dengan tahanan lebih besar maka tegangan pada tegangan
trafo lebih kecil karena R tadi menyebabkan voltage drop yang lebih besar. V =
I x R . Tegangan pada filament = Tegangan awal – voltage drop.
D. Stand by Resistance

Alat yang berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filamen tabung
rontgen agar terjadi pre heating sebelum expose berlangsung sehingga filament
tabung roentgen lebih awet. Alat ini terdiri dari R yang dilengkapi yang dilengkapi
dengan kontaktor yang digerakkan oleh delay relay.

12
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

3. Blok Rangkaian Tegangan Tinggi

Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk
memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda harus selalu
mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar
elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan dari satu rangkaian kerangkaian lain. Bila transformator tersebut untuk
menaikkan tegangan disebut transformator step up ( pada HTT )dan apabila untuk
menurunkan tegangan disebut transformator step down ( pada trafo filamen ).
transformator step up mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih banyak dari pada
jumlah lilitan primernya sedangkan transformator step down mempunyai jumlah
lilitan sekunder lebih sedikit dari pada jumlah lilitan primernya. Pada HTT jenis
transformator yang digunakan adalah step up dan perbandingan transformasinya
bisa mencapai 1 : 1000 atau tergantung dari desain pabrik pembuatan. Bila pada
kumparan primer dialiri arus bolak balik ( AC ) maka akan timbul garis-garis gaya
magnet yang berubah-ubah tergantung dari besarnya arus yang mengalir. Perubahan
garis-garis gaya magnet ini akan menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik ( ggl )

13
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

pada lilitan sekundernya, yang besarnya bergantung dari perubahan fliks pada
setiap perubahan waktu.
4. Blok Rangkaian Tabung Rontgent

Merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua
elektrode, yaitu anode dan katode. X ray tube adalah tempat berlangsungnya proses
terbentuknya sinar x.
1) Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut
“Pesawat Rontgen 1 examination”
2) Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2
Examination.
5. Blok Rangkaian Timer
Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran.

14
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

BAB IV
PEMBAHASAN PRAKTEK
4.1 Parameter pada Control Console

Gambar 3.1 Control Table


Fungsi tiap komponen :

a. Main Switch

Gambar 3.2 Main Switch

Berfungsi untuk menghubungkan supply listik PLN dengan pesawat rontgen.


b. Line Voltage Meter

Gambar 3.3 Line Volt Meter

15
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Berfungsi untuk mengetahui apa tegangan PLN mengalami kenaikan atau


penurunan.
c. Autotrafo
Berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari saturangkaian ke rangkaian
lain dengan cara menaikkan atau an cara menaikkan atau menurunkan
menurunkan tegangan keseluruh pesawat. Autotrafo adalah transformator yang
kumparan primer dan kumparan sekundernya menjadi satu dalam satu core.
d. Line voltage compensator

Gambar 3.4 Line Volt Compensator

Berfungsi untuk mengkompensasi nilai tegangan yang diperlukan pesawat


jika jika terjadi terjadi penurunan penurunan atu atu kenaikan kenaikan pada pada
supply supply PLN PLN yaitu dengan menambah atau mengurangil lilitan
autotrafo gunakanan rotari.
e. KVP selector Mayor

Gambar 3.5 KVP selector Mayor

16
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara


anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminal x 10 KV, dengan menggunakan
rotari.
f. KVP selector Minor

Gambar 3.6 KVP selector Minor


Untuk memilih tegangan tinggi / memilih besarnya beda potensial antara
anoda dan katoda, yang besar selisih tiap terminalnya 1 KV,, y g p y , dengan
menggunakan rotari.
g. mA kontrol

Gambar 3.7 mA kontrol

Berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan


digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang digunakan.
h. mA limiter
berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus filamen maksudnya agar
tegangangan pemanas filamen diatas sesuai dengan kemampua kapasitas filamen
tabung rontgen sehingga pemberian tegangan tersebut memberi pemanasan yang
normal.

17
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

i. Timer control

Gambar 3.8 Timer control


Berfungsi untuk menentukan lamanya penyinaran.
j. Radiografi/Flouroscopy Selector(Pemilihan Tabung)

Gambar 3.9 Radiografi/Flouroscopy Selector


Berfungsi untuk memilih radiografi atau fluorcopy.

k. Tombol Ready
Berfungsi untuk melakukan ready.
l. Tombol Exposure
Berfungsi untuk melakukan expose
m. Emergency switchh
Untuk memberhentikan segala proses yang sedang dilakukan oleh pesawat
rontgen dalam keadaan emergency.
4.2 Penempatan Alat dan Pemasangan Alat
A. Syarat penempatan alat Xray yaitu :
1. ketebalan timbal untuk melapisi dinding rungan sesuai dengan ketentuan
permenkes.
2. kestabilan arus listrik untuk pengoprasian alat

18
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

3. kontruksi bangunan harus sesuai untuk pemasangan alat.


4.3 Berikut adalah prosedur kerja atau SOP pengoperasian yang harus dilaksanakan dalam
mengoperasikan general x-ray 3 phasa.
1. Persiapkan alat safety untuk keamanan seperti sendal dan apron. Dan pastikan
tempat untuk pasien, film, kaset, dan lain-lain sudah siap.
2. Nyalakan Main s
3. Cek tegangan pada Line.
4. Jika Tidak sesuai sesuai maka disesuaikan dengan LVC.
5. Lakukan pemilihan tabung (Radiografi atau Fluoroscopy).
6. Atur KV, mA dan timer/second sesuai kebutuhan.
7. Jika semua langkah diatas dirasa tepat maka tekan tombol ready untuk pemanasan
filamen.
8. Setelah ready maka tekan Expose untuk memancarkan sinar X ..
9. Setelah Expose selesai matikan alat dan cetak film untuk mengetahui hasilnya.
4.4 Pemeliharaan Alat
A. Bulanan
1. Kontrol dan bersihkan seluruh bagian alat.
2. Kontrol Rel Gantung Unit, perbaiki bila perlu.
3. Usahakan pemakaian x-ray antara pasien pertama dengan pasien selanjutnya diberi
selisih waktu 5 menit agar tabung x-ray tidak terlalu panas.
4. Kontrol gerakan dan pengunci tabung X-Ray tube, perbaiki bila perlu.
5. Kontrol fungsi collimator, perbaiki bila perlu .
6. Kontrol fungsi panel selector kV, mA dan mAs dan tombol expose
7. Kontrol fungsi indikator, dan pengkabelan, ganti bila perlu.
8. Lakukan pelumasan pada sendi gerak unit.
9. Lakukan uji kinerja alat.
10. Catat tindakan pemeliharan pada kartu yang ditempelkan pada alat.
B. Tahunan
1. Periksa pergerakan meja
2. Kalibrasi Tahunan

19
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. General x- ray 3 phase memiliki parameter-parameter yang terdiri dari line voltmeter, kv
meter, mA meter dan timer yang mana parameter-parameter tersebut memiliki dan fungsi
masing-masing.
2. General x- ray 3 phase memiliki terdiri dari control table, HTT tank, patient table dan x
ray tube unit yang mana pada bagian-bagian tersebut memiliki komponen-komponen dan
fungsinya masing-masing.
3. Pada general x ray 3 phase untuk sekunder HTT terdapat 3 output-an yaitu tegangan untuk
small focus, large focus, dan common (0). Output-output tadi terhubung ke 3 set kontaktor
yang masing-masing untuk mengendalikan/mengatur sambungan tegangan ke katoda
pemilihan tabung yaitu tabung I, II, atau III.
4. Pada umumnya sistem 3 Phase menggunakan sistem tiga tegangan seimbang yang sama
besarnya, dengan berbeda fasa antara tegangan fasa yang satu dengan fasa yang lain
sebesar 1200.
5. Pada pesawat general x ray 3 phasa terdapat rangkaian penyearah (rectifier). Tujuan
penyearah gelombang penuh 3 phasa yaitu untuk menghasilkan tegangan kontinyu (dan
arus) untuk tabung X-Ray.
6. Sinyal outputan x ray 3 phase lebih halus dan hasil sinar x yang dipancarkan lebih baik
daripada x ray 1 phase.

20
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Hermina Bogor, “Mengenal apa itu Radiologi?,“ 25 Agustus 2021, [Online]. Available:
https://herminahospitals.com/id/articles/mengenal-apa-itu-radiologi.html. Accessed
16 October 2022.
Tim Redaksi, “ Publikasi Penemuan X-ray dalam Sejarah Hari Ini, 5 Januari 1896, ”Januari
2022, [Online]. Available: https://voi.id/memori/120997/publikasi-penemuan-x-ray-
dalam-sejarah-hari-ini-5-januari-1896. Accessed 16 October 2022.
dr. Tjin Willy, “Kenali Apa Itu Fluoroskopi,” 6 Juli 2018, [Online]. Available:
https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-fluoroskopi.Accessed 16 October 2022.
Wikipedia, “ Radiografi,” 30 November 2017, [Online]. Available:
https://id.wikipedia.org/wiki/Radiografi. Accessed 16 October 2022.
Unknown, “Pesawat Rontgent Konvensional,” 9 Maret 2020, [Online]. Available:
https://gonnabefine23.blogspot.com/2010/03/rancangan-pesawat-rontgen-
konvensional.html. Accessed 16 October 2022.
Buku Tahu, “Akreditasi Rumah Sakit MPO PKPO,” 2017, [Online]. Avaliable:
http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/12/spo-pemeliharaan-peralatan-
radiologi.html. Accessed 16 October 2022.
Evrinka, “Laporan Praktek General X-Ray 3 Phase,” 2020, [Online]. Available: Laporan
Praktek General X-Ray 3 Phase (EVRINKA H. M P27838117024) - Dikonversi | PDF
(scribd.com). Accessed 16 October 2022.

Ishak, Welmi Sulfatri, “Pemeliharaan General X - Ray Unit,” 2019, [Online]. Available:
scribd.com/document/427926373/Pemeliharaan-General-x-Ray-Unit. Accessed 16
October 2022.

21
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

LAMPIRAN
Gambar Keterangan

Control Tabel

Line Voltage

Kv Mayor

22
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Kv Minor

Sambungan Star/Delta

Rangkaian Proteksi Overload

23
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

Rangkaian Control Sec

Board Meter Control

Exposure Mode Control

24
Laboratorium
PERALATAN RADIOLOGI III
Teknik Eletromedik Surabaya

HTT Tank

25

Anda mungkin juga menyukai