Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

Disusun Oleh:

Nama : Putri Wapa

Nim : ETE10170062

PROGRAM STUDI D-II TEKNIK ELEKTROMEDIK


POLITEKNIK UNGGULAN KALIMANTAN
BANJARMASIN
2017/2018
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

Disusun oleh :

Putri Wapa : ETE10170062

Telah disetujui untuk diajukan dalam seminar PBL

Pada tanggal : …………………

Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Nama Pembimbing I Nama Pembimbing II


NIK : …………. NIK : ………….

Mengetahui:

Ketua Program Studi Teknik Elektromedik

Tanggal :………………

Nama Ketua Program Studi

NIK : ………....
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

Disusun oleh :

Putri Wapa : ETE10170062

Telah diajukan dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji


dalam Seminar PBL dan dinyatakan LULUS
Pada Tanggal …………………

Penguji I Penguji II

Nama Penguji I Nama Penguji II


NIK : …………. NIK : ………….
Mengetahui :
Ketua Prodi Teknik Elektromedik

Nama Ketua Program Studi

NIK : ………..
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan, saya dapat menyusun Laporan Praktek Belajar
Lapangan.
Dalam penyusunan laporan ini saya mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak yang turut berpartisipasi langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada :
 Bapak Akhmad Ramadhani, S.Kom, M.T
 Bapak Bayu Setyo Wibowo, S.Pd
 LL.M Surya Wirajagat,S.T
selaku dosen pembimbing lapangan dan pembimbing praktik kampus yang setia memberikan
arahan dan bimbingan kepada saya selama mengikuti pelajaran dan selama penyusunan
laporan ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang turut
memberikan dukungan baik berupa materil maupun moril.
Saya menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat berbagai kekurangan
dan kesiapan baik dalam hal penulisan maupun isi. Untuk itu, saya mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca sekalian yang bersifat membangun yang bisa menjadi bahan acuan
dan pertimbangan bagi saya untuk kesempurnaan laporan ini dikemudian harinya.

Banjarmasin, 25 Mei 2018

Putri Wapa
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional seperti telah digariskan dalam
Sistem Kesehatan Nasional, yaitu tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat
kesehatan yang optimal dapat dicapai melalui peningkatkan mutu lingkungan, perubahan
tingkah laku masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat yang merata, menyeluruh
dan terpadu.
Kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan semakin
meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat
maupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Tuntutan akan mutu
pelayanan kesehatan masyarakat yang semakin meningkat dan kompleks tentunya harus
didukung pula dengan perkembangan teknologi kesehatan. hal tersebut dapat terlaksana
dengan baik bila ditunjang dengan kemajuan dan perkembangan peralatan kesehatan dan
juga tenaga teknik Elektromedik yang baik.
Perkembangan dan kemajuan peralatan elektromedik begitu pesat selaras dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga semakin terasa kebutuhan akan peralatan
tersebut dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan masyarakat secara optimal.
Dalam hal ini, dituntut pula adanya tenaga kesehatan yang mampu menangani
dan mengelola peralatan elektromedik secara baik dan professional, mampu dalam
memelihara, merencanakan, memasang serta memperbaiki alat tersebut sehingga dapat
bermanfaat dan berdaya guna maksimal.
Politeknik Unggulan Kalimantan sebagai Lembaga Pendidikan Teknologi
Kesehatan untuk menghasilkan tenaga kesehatan Teknik Elektromedik, mempunyai
tanggung jawab dalam menyiapkan tenaga kesehatan Teknik Elektromedik yang dapat
diandalkan secara professional, memiliki etos kerja tinggi dan berjiwa disiplin yang
nantinya diharapkan dapat berperan sebagai pelaku utama dalam pembangunan
nasional khususnya di bidang kesehatan.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan Teknik Elektromedik tersebut perlu
penanganan, pembinaan dan pengelolaan yang menyeluruh, terarah dan terpadu serta
upaya untuk melibatkan mahasiswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan belajar
mengajar. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pengalaman
belajar lapangan serta mandiri dalam menerapkan hasil proses belajar mengajar kepada
mahasiswa ke dalam bentuk nyata/praktis.
Praktek Belajar Lapangan (PBL) merupakan kegiatan Intrakurikuler yang harus
ditempuh oleh mahasiswa setelah menjalani proses perkuliahan baik teoritis maupun
praktis, yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penyelenggaraan pendidikan
di Politeknik Unggulan Kalimantan. Kegiatan ini mempunyai makna yang penting
dalam memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengalami dan mempraktekan
serta mencoba secara nyata pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh pada
setiap tahap pendidikan (semester) disertai sikap professional secara utuh dan
menyeluruh di masyarakat.
Oleh karena itu perlu disusun suatu pedoman penyelenggaraan PBL
yang meliputi :
1. Pelaksanaan PBL, berisi tentang penyelenggara, tujuan, materi, persyaratan
waktu, tempat dan nilai kredit PBL.
2. Evaluasi keberhasilan PBL, memberikan informasi tentang evaluasi dan nilai
peserta PBL.
3. Pelaporan, berisi hal-hal yang perlu dilaporkan dan tata cara penulisan
laporan.

1.2 Tujuan Praktik Klinik Lapangan


Tujuan kurikuler PBL dapat dijabarkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum PBL adalah merupakan realisasi dari tujuan pendidikan, sehingga
mahasiswa :
a. Memahami lebih mendalam masalah teknik perencanaan,
pemasangan, pengujian dan pemeliharaan serta perbaikan peralatan
elektromedik dan sarana kesehatan lainnya.
b. Memahami falsafah-falsafah tentang keselamatan dan keamanan terhadap
penderita, petugas, lingkungan dan peralatan elektromedik.
c. Memahami tentang struktur dan proses yang terjadi di lapangan.
d. Terbina minat dan perhatiannya terhadap lapangan pekerjaan yang harus
dihadapi nanti.
e. Terbina pandangannya secara horinsontal luas dan menyeluruh dalam
kaitannya dengan masalah-masalah sosial di masyarakat.
f. Terbina kepribadiannya dalam hidup berwarga negara
2. Tujuan Khusus
Dalam melaksanakan PBL mahasiswa dapat :
a. Memperoleh kesempatan untuk melatih diri dalam menerapkan dan
mengintegrasikan informasi pelajaran yang diperoleh selama
mengikuti tugas-tugas pelajaran Teknik Elektromedik dan sarana
kesehatan secara lebih luas.
b. Memperoleh pengalaman pribadi yang riil, kongkret dan edukatif.
c. Lebih tanggap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan.
d. Mempertinggi tingkat keberhasilan perkuliahan di kelas.
e. Memperoleh informasi baru sebagai bahan persepsi atau kerangka untuk
mendalami masalah-masalah teknik lebih lanjut.
f. Memperoleh rasa puas dengan situasi dan kondisi belajar yang
menyenangkan dan memotovasi dirinya.

1.3 Manfaat Praktek Belajar Lapangan


Ada pun manfaat dari praktek belajar lapangan yaitu, sebagai berikut :
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Secara teoritis mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di peroleh pada
masa kuliah sekaligus menambah wawasan, pengalaman serta dapat mengetahui
perbandingan antara teori dan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan dengan
praktek di lapangan khusus nya di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin.
2. Secara praktik mehasiswa mendapat bentuk pengalaman nyata serta
permasalahan yang dihadapi di dunia kerja. Selain itu, mahasiswa akan
menumbuhkan rasa tanggung jawab didalam dirinya melalui praktek belajar
lapangan.
1.3.2 Bagi Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPSRS)
1. Mendapat tenaga kerja sementara untuk membantu petugas IPSRS dalam
menyelesaikan tugas sehari – hari selama praktek belajar lapangan.
2. Laporan praktek belajar lapangan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber
informasi mengenai IPSRS Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
BAB II
TINJAU PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit


Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.

2.1.1 Definisi Rumah Sakit


Rumah sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan perpaduan
peralatan ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga
terlatih dan terdidik dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
pengetahuan medic modern untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan
yang baik.
Rumah Sakit menurut WHO (1957) diberikan batasan yaitu “suatu bagian
yang menyeluruh lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitative
dimana output layanannya menjangkau pelayanan keluarga dan lingkungan rumah
sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk penelitian
biososial” .
Rumah Sakit menurut Mentri Kesehatan RI No. 983/Menkes/per/II/1992 yaitu
”Sarana upaya kesehatan dalam menyelanggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.”
(Hand Book of Instutionl Parmacy Pratice).

2.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit


Setiap Lembaga atau Instalasi Rumah Sakit yang dibangun pastilah memiliki
visi dan misi yang mendasari. Terkadang masih banyak diantara kita yang tidak
mengerti atau salah mengartikan maksud dari kedua kata tersebut. Secara
sederhanaVisi diartikan sebagai gambaran dari proyeksi masa depan atau
karakteristik yang ingin dicapai oleh suatu organisasi atau lembaga melalui seluruh
hal yang akan dilakukan selama kurun waktu yang ditentukan.

Visi rumah sakit antara lain:


1. Meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
2. Memberikan layanan yang prima, berkualitas, berkesinambungan, dan dapat
dijangkau oleh masyarakat.
3. Menjadi rumah sakit yang mengedepankan sisi pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
Misi rumah sakit secara umum antara lain:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif, dan
efektif dengan tetap memperhatikan aspek sosial.
2. Memberikan pelayanan yang ramah, bersahabat tanpa mem-bedakan unsur
SARA.
3. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan
tertinggi dengan menggunakan teknologi modern.
4. Membangun sumber daya manusia rumah sakit yang professional, akuntabel,
yang berorientasi pada konsumen serta berintegrasi tinggi dalam memberikan
pelayanan.
5. Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian yang ter-integrasi
untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
6. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima
berdasar standar nasional dan internasional.
7. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan
teknologi di bidang kesehatan.
8. Mewujudkan sistem manajemen rumah sakit yang menjamin kepastian
hukum secara efektif, transparan, akuntable dan responsif menjawab
tuntunan masyarakat.
9. Senantiasa meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit dalam mempeluas
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyrakat.
10. Memberikan perlindungan hukum dan keselamatan kerja bagi seluruh staf dan
karyawan.
11. Meningkatkan kesejahteraan seluruh staf dan karyawan.

2.1.3 Fungsi Rumah Sakit


Berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI No.983/Menkes/per/II 1992
“Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan serta berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang di
laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan
serta melaksanakan upaya rujukan”.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, rumah sakit memiliki fungsi yaitu:
1. Fungsi perawatan
Meliputi promotif (Peningkatan kesehatan), prefentif (Pencegahan
penyakit), kuratif (Penyembuhan penyakit), rehabilitatif (Pemulihan
penyakit), penggunaan gizi, pelayanan pribadi, dan lain-lain.
2. Fungsi pendidikan
Critical right (Penggunaan yang tepat meliputi : tepat obat, tepat dosis,
tepat cara pemberian, dan tepat diagnosa).
3. Fungsi Penelitian
Pengetahuan medis mengenai penyakit dan perbaikan pelayanan rumah
sakit (Depkes RI).
Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi dari rumah sakit yaitu :
a) Melaksanakan pelayanan medis tambahan, pelayanan penunjang medis
tambahan.
b) Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman.
c) Melaksanakan pelayanan medis khusus.
d) Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan.
e) Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi.
f) Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
g) Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat tinggal
(Observasi).
h) Melaksanakan pelayanan rawat inap.
i) Melaksanakan pelayanan pendidikan para medis.
j) Membantu pendidikan tenaga medis umum.
k) Membantu pendidikan tenaga medis spesialis.
l) Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.

2.2 Pelayanan Elektromedik di Rumah Sakit


Pelayanan teknik elektromedik (Clinical Engineering) adalah bentuk pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk memecahkan masalah dalam bidang biologi dan medis
untuk perancangan dan pengembangan fasilitas sistem alat kesehatan dalam mendukung
prosedur diagnosa klinis.
2.2.1 Tugas dan Peran Rumah Sakit dalam hal pelayanan Elektromedik
1. Melaksanakan bidang pengelolaan peralatan elektromedik serta sarana
prasarana pendukung pada fasilitas pelayanan kesehatan, serta menjamin
ketersediaan dan layak pakainya peralatan elektromedik sesuai ketentuan
jaminan kualitas dan keselamatan.
2. Melakukan perencanaan, pelaksanaan, pelaporan serta evaluasi pemeliharaan
peralatan elektromedik sesuai ketentuan standar pemeliharaan elektromedik.
3. Pelayanan teknik elektromedik yaitu kegiatan yang mencakup perencanaan,
pelaksanaan, wasdal dan berperan serta dalam pengadaan/penerimaan,
evaluasi dan pendayagunaan alkes serta bimbingan pengoperasian alat
kesehatan.
4. Alat kesehatan adalah (UU.No.23 tentang kesehatan) yaitu Instrumen,
apparatus, mesin, implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

2.2.2 Tujuan Pelayanan Elektromedik di Rumah Sakit


Tujuan adanya standar profesi teknik elektromedik adalah memberikan
perlindungan baik kepada tenaga teknik elektromedik maupun pihak penerima
pelayanan teknik elektromedik. Standar profesi juga bertujuan untuk pengawasan,
pelaksanaan, pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan teknik elektromedik
sehingga pelayanan teknik elektromedik lebih bermutu dan dilaksanakan secara
efektif dan efisien.

2.2.3 Tugas dan Tanggung Jawab Pelayanan Teknik Elektromedik di Rumah Sakit
Tanggung jawab Teknisi Elektromedik secara umum adalahmenjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai peralatan
kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu yang standar.
Tanggung jawab dan tugas tersebut meliputi semua sarana pelayanan
kesehatan mulai dari Puskesmas sampai dengan Rumah Sakit yang
menyelenggarakan pelayanannya menggunakan fasilitas peralatan dari yang
teknologi sederhana sampai teknologi tinggi, dengan peranan dan fungsi teknisi
elektromedis secara umum yang dapat diuraikan mulai dari pengelola, pelaksana,
penelitian serta penyuluh dan pelatih terhadap alat kedokteran/kesehatan pada
fasilitas kesehatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan operasi alat kedokteran/kesehatan (Teknisi Aplikasi).
2. Melaksanakan pemeliharaan alat kedokteran/kesehatan.
3. Melaksanakan repair & troubleshooting alat kedokteran/kesehatan.
4. Melaksanakan inspeksi untuk kerja alat kedokteran /kesehatan.
5. Melaksanakan inspeksi keamanan alat kedokteran/kesehatan.
6. Melaksanakan uji laik pakai alat kedokteran/kesehatan.
7. Melaksanakan kalibrasi alat kedokteran/ kesehatan.
8. Melaksanakan registrasi dan penapisan alat kedokteran/kesehatan yang
diimpor dari luar negeri.
9. Melaksanakan uji produksi dalam negeri alat kedokteran /kesehatan.
10. Melaksanakan fabrikasi alat kedokteran/kesehatan.
11. Melaksanakan penyuluhan/pengajaran/penelitian alat kedokteran/kesehatan.
12. Melaksanakan sales engineering alat kedokteran/kesehatan.
13. Melaksanakan perakitan instalasi alat kedokteran/kesehatan.
14. Melaksanakan perancangan teknologi tepat guna alat kedokteran/kesehatan

2.2.4 Ruang Lingkup Pelayanan Elektromedik di Rumah Sakit


Pemeliharaan, perbaikan, perawatan, pemasangan, kalibrasi peralatan
kedokteran yang terdiri dari:
1. Alat radiologi
2. Alat elektromedik
3. Alat laboratorium

2.3 Profil / Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin


Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat ber-kumpulnya orang
sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tampat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Keputusan
MenKes No. 1204/Menkes/SK/X/2004).

2.3.1 Profil Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin


RSUD Ulin Banjarmasin adalah Rumah Sakit yang bertipe A Pendidikan
(rujukan di Kalimantan Selatan) dan sudah terakreditasi paripurna. RSUD Ulin
Banjarmasin yang beralamat di jalan A.Yani Km 2,5 No.43 Kota Banjarmasin
Provinsi Kalimantan Selatan.
Gambar 3.1 Logo/Lambang RSUD Ulin Banjarmasin

1. Didirikan 1943
2. Dasar hukum SK Menkes No. 153/Menkes/SK/II/1988 tanggal 16 Februari
1988
3. Direktur utamadr.Suciati,M.Kes
4. Status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
5. Tipe RS Rumah Sakit Tipe-A (Rujukan di Kalimantan)
6. Akreditasi Paripurna
7. Kapasitas pasien 600
8. Ruang operasi 12
9. Affiliasi Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
10. Alamat Jl. A. Yani No. 43 Km 2,5 Kota Banjarmasin
11. Provinsi Kalimantan Selatan
12. Kode Pos 70233
13. Telepon 0511 3252180, 3257470, 3257541, 3257472
14. Faksimili 0511 3252229

2.3.2 Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin adalah rumah sakit kelas-A Pendidikan yang
berada di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. RSUD Ulin berdiri tahun 1943
di atas lahan seluas 63.290 m2 dengan konstruksi utama terdiri dari bahan kayu
ULIN. Ulin adalah kayu yang kokoh, kuat tidak lapuk oleh panas dan hujan
yang mungkin hanya berada di pulau Kalimantan. Renovasi rumah sakit ini
pertama kali pada tahun 1985, bangunan kayu ulin diganti dengan konstruksi
beton. Tahun 1997 dibangun Ruang Paviliun Aster, kemudian direnovasi lagi dan
dibangun bersama Poliklinik Rawat Jalan dan Ruang Rawat Inap Aster tahun
2002. Sejak itu RSUD Ulin terus mengalami berbagai kemajuan fisik secara
bertahap sampai pada kondisi seperti sekarang.

Gambar 3.2. Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Tempo Dulu

Gambar 3.3. Rumah Sakit Umum Daerah Ulin sekarang


Untuk meningkatkan kemampuan jangkauan dan mutu pelayanan, maka
berdasarkan SK Menkes No. 153/Menkes/SK/II/1988 tanggal 16 Februari 1988
tentang persetujuan RSUD Ulin menjadi Rumah Sakit Type B Pendidikan, serta
Kepmendagri No. 445.420-1279 tahun 1999 tentang Penetapan RSUD Ulin
Banjarmasin sebagai Rumah Sakit Pendidikan Calon Dokter Umum dan Calon
Dokter Spesialis. Dengan demikian tugas dan fungsi RSUD Ulin selain
mengemban fungsi pelayanan juga melaksanakan fungsi pendidikan dan
penelitian. Sejalan dengan upaya desentralisasi maka berdasarkan Perda No. 9
tahun 2002 status RSUD Ulin berubah menjadi Lembaga Teknis berbentuk Badan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

2.3.3 Visi, Misi, dan Motto


Dalam menyelenggarakan pelayanan Kesehatan di rumah sakit, RSUD Ulin
Banjarmasin memiliki visi, misi dan motto sebagai berikut:
1. Visi
Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang profesional dan mampu bersaing
di masyarakat ekonomi ASEAN
2. Misi
a) Menyelenggarakan pelayanan terakreditasi paripurna pada kebutuhan
dan keselamatan pasien, bermutu serta terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
b) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dan pengembangan sub
spesialis sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan, kemajuan ilmu
pengetahuan, dan penapisan teknologi kedokteran.
c) Menyelenggarakan manajemen RS dengan kaidah bisnis yang sehat,
terbuka, efesien, efektif, akuntabek sesuai perundang undangan yang
berlaku.
d) Menyiapkan sumber daya manusia, sarana prasarana dan peralatannya
untuk mampu bersaing dalam era pasar bebas ASEAN.
e) Mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan kemampuan RS
3. Motto
Keselamatan pasien kami utamakan

2.3.4 Tinjauan RSUD Ulin Banjarmasin


Rumah Sakit Umum Daerah Ulin sampai dengan akhir tahun 2012 merupakan
rumah sakit kelas B pendidikan berdasarkan SK Menkes No.
153/Menkes/SK/II/1988 tanggal 16 Februari 1988 tentang persetujuan RSUD
Ulin menjadi Rumah Sakit Type B pendidikan, serta kepmendagri No. 445.420-
1279 tahun 1999 tentang penetapan RSUD Ulin Banjarmasin sebagai rumah sakit
pendidikan calon dokter umum dan calon dokter spesialis. Sejalan dengan upaya
desentralisasi maka berdasarkan perda No. 9 tahun 2002 status RSUD Ulin
berubah menjadi lembaga teknisi berbetuk badan pemerintahan provinsi
Kalimantan Selatan.
Pada tanggal 7 Januari 2013, RSUD Ulin Banjarmasin naik kelas dari RS
kelas B menjadi RS kelas A pendidikan sesuai SK mentri kesehatan Republik
Indonesia. Dengan menyandang kelas A, beban dan tanggung jawab RSUD Ulin
Banjarmasin menjadi bertambah berat karena harus mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis serta subspesialis dan oleh pemerintah ditetapkan
sebagai rumah sakit rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau disebut pula
sebagai rumah sakit pusat.
Berbagai prestasi dan penghargaan telah di raih RSUD Ulin Banjarmasin
prestasi yang sangat membanggakan yang di raih RSUD Ulin Banjarmasin adalah
Piala Citra Prima 2012 kategori RSUD dengan predikat A dan juga Runner Up
untuk penghargaan kategori RS Pratama Tingkat Nasional pada tahun 2011.

2.4 Wilayah Kerja Rumah Sakit Umum Ulin Banjarmasin


Rumah Sakit Umum Daerah Ulin adalah rumah sakit kelas A Pendidikan yang
berada di Jalan A Yani No. 43 Km 2,5 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. RSUD
Ulin berdiri di atas lahan seluas 63.290 m2.

Gambar 3.4. Peta Satelit RSUD Ulin Banjarmasin


Gambar 3.5 Peta RSUD Ulin Banjarmasin

2.5 Pelayanan Elektromedik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin


Teknik Elektromedik adalah teknik klinik (Clinical Enginering) yang merupakan
kekhususan dari cakupan rumpun (Body of Knowladge) teknik biomedika. Teknik
Biomedika (Biomedical Engineering) merupakan bidang multidisplin yang menerapkan
berbagai metoda engineering, science and technology guna dimanfaatkan dalam
penigkatan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dalam pelaksanaan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit di RSUD Ulin
Banjarmasin dilakukan oleh IPSRS RSUD Ulin Banjarmasin. IPSRS melakukan
perbaikan alat-alat Medis yang rusak serta melakukan perawatan berkala. Selain itu
IPSRS juga melakukan pengadaan air bersih serta pelayanan kelistrikan di lingkungan
RSUD Ulin Banjarmasin.

2.5.1 Struktur Organisasi RSUD Ulin Banjarmasin


Dalam penyelenggaraan kegiatan Rumah Sakit RSUD Ulin memiliki struktur
organisasi. Berikut susunan dan penjabaran tugas dari struktur organisasi RSUD
Ulin Banjarmasin:
1. Direktur
Direktur mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. Membantu Gubernur dalam menyelenggarakan pemerintahan di bidang
kesehatan rumah sakit.
b. Melakukan pendistribusian tugas dan pekerjaan kepada staf guna
kelancaran pelaksanaan tugas.
c. Melakukan pengawasan pada kegiatan staf
2. Wakil Direktur Medik dan Keperawatan
Mempunyai tugas pokok membantu direktur dibidang pelayanan medis,
keperawatan, pelayanan rujukan dan rekam medis.
3. Wakil Direktur SDM, DIKLIT dan Hukum
Mempunyai tugas sebagai berikut: memberikan pelayanan teknis,
administrasi dan hukum serta kehumasan pada seluruh organisasi dalam
lingkungan RSUD Ulin Banjarmasin.
4. Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
Berperan dalam mengawasi bidang finansial, membuat laporan keungan
rumah sakit serta membantu direktur dalam menyelesaikan masalah umum
rumah sakit.
5. Bidang Pelayanan Medik
Melayani kebutuhan pelayanan medis pada instalasi rawat jalan, instalasi
rawat inap dan instalasi gawat darurat.
6. Bidang Pelayanan Keperawatan
Melaksanakan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan fasilitas
perawatan.
7. Bidang Penunjang Medik
Membantu dan melayani kebutuhan rumah sakit baik sarana medik
maupun sarana non medik.
8. Bidang Sumber Daya Manusia
Melaksanakan analisa data rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan
memperoleh data yang akurat guna menentukan kebijakan lebih lanjut serta
mendistribusikan tugas dan pekerjaan kepada seluruh karyawan dan staf rumah
sakit guna kelancaran menjalankan tugas.
9. Bidang Pendidikan dan Penelitian
Bidang pendididkan dan penelitian mempunyai tugas melaksanakan
penelitan dan pengembangan sertapeningkatan mutu rumah sakit.
10. Bidang Hukum dan Informasi
Mempunyai tugas pokok membantu dalam masalah hukum serta
pengelolaan data dan informasi sistem manajemen rumah sakit.
11. Bagian Keuangan
Melaksanakan administrasi keungan, pembendaharaan akutansi dan
verifikasi laporan keuangan.

12. Bagian Akutansi


Melaksanakan permeriksaan atas penerimaan dan pengeluaran keuangan
guna menghindari penyelewengan.
13. Bagian Umum
Melakukan pendistribusian perlengkapan perbekalan sesuai kebutuhuan
ketentuan yang berlaku guna mendukung kelancaran pelaksanaan tugasserta
membantu Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam
melaksanakan urusan umum.

Berikut struktur Organisasi RSUD Ulin Banjarmasin :

Struktur Organisasi
RSUD Ulin Banjarmasin

DIREKTUR
DEWAN PENASEHAT

WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR


MEDIK DAN SDM, DIKLIT DAN UMUM DAN
PERAWATAN HUKUM KEUNGAN

BIDANG PELAYANAN BIDANG SDM BAGIANKEUNGAN


MEDIK

BIDANG PELAYANAN BIDANG DIKLIT BAGIANAKUTANSI


KEPERAWATAN

BIDANG PENUNJANG BIDANG HUKUM DAN BAGIANUMUM


MEDIK INFORMASI

Gambar 3.6 Struktur Organisasi RSUD Ulin


2.5.2 Struktur Organisasi IPSRS RSUD Ulin Banjarmasin[8]
Dalam penyelenggaraan kegiatan Elektromedik di Rumah Sakit RSUD Ulin
terdapat IPSRS, IPSRS memiliki struktur organisasi pula. Berikut susunan dan
penjabaran tugas dari struktur organisasi IPSRS RSUD Ulin Banjarmasin:
1. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan,
dan pengendalian teknis dalam menyelenggarakan kegiatan IPSRS.
2. Wakil Direktur Pelayanan dan Keperawatan
Mempunyai tugas pokok membantu direktur dibidang pelayanan medis,
keperawatan, pelayanan rujukan dan rekam medis.
3. Kepala IPSRS
Mempunyai tugas antara lain sebagai berikut :
a. Melaksanakan/ menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
sarana dan prasarana rumah sakit.
b. Mengadakan perencanaan dan penelitian penggantian sarana dan prasarana
rumah sakit.
c. Koordinasi dengan instasi atau bagian terkait.
4. Kepala Ruangan IPSRS
Tugas pokok dari Kepala Ruangan IPSRS adalah sebagai wakil dari kepala
IPSRS untuk mengkoordinir menyelenggarakan, mengawasi serta
mengendalikan kegiatan pelayanan IPSRS.
5. Supervisor Teknik IPSRS
Tugas Supervisor teknik IPSRS yaitu :
a. Mengawasi dan memberi pengarahan pada koordinator dan teknisi IPSRS.
b. Bertanggung jawab pada hasil kinerja teknisi IPSRS.
c. Bertanggung jawab kepada Kepala IPSRS.
6. Koordinator Administrasi
Tugas koordinator administradi adalah:
a. Melaksanakan kegiatan administrasi sesuai arahan dari Kepala Ruangan
IPSRS.
b. Membuat Notulen Rapat IPSRS setiap minggu atau bulanan.
c. Membuat daftar jaga teknisi IPSRS sesuai arahan dari Kepala Ruangan
IPSRS.
d. Membuat dan melaksanakan SPO sesuai arahan dari Kepala Ruangan dan
Kepala IPSRS.
e. Membuat surat menyurat seperti RAB, Renggiat, Nota Dinas dan lain-lain
yang berkaitan dengan IPSRS sesuai arahan dari Kepala Ruangan.
f. Membuat arsip surat menyurat terkait dengan IPSRS sesuai arahan dari
Kepala Ruangan IPSRS.
g. Melaksanakan tugas-tugas tambahan lainnya yang diberikan oleh Kepala
IPSRS dan Kepala Ruangan IPSRS.
7. Koordinator Logistik
Koordinator Logistik memiliki tugas dan wewenangnya antara lain:
a. Melaksanakan inventaris peralatan (Tools) dan Bahan (Sparepart) yang ada
pada IPSRS
b. Merencanakan Kebutuhan Tools dan Sparepart IPSRS untuk bulanan,
triwulan dan tahunan
c. Melaksanakan dan mengawasi kebersihan dan kenyamanan IPSRS sesuai
arahan dari Kepala Ruanagan IPSRS
d. Merencanakan dan melaksanakan dalam rangka meningkatkan kenyamanan
ruangan IPSRS
e. Membuat Scadule pemeliharaan dan pengecekkan Tools untuk mingguan,
bulanan dan tahunan
f. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala IPSRS,
Kepala Ruangan dan supervisor Teknik IPSRS
g. Tetap melaksanakan tugas sebagai Teknisi IPSRS
8. Koordinator Workshop
Tugas koordinator workshop yaitu :
a. Melaksanakan dan mengawasi perbaikan perbengkelan seperti perbaikan
brangkart, pengelasan dan lain-laian yang menyangkut perkerjaan workshop
sesuai arahan Supervisor Teknik IPSRS.
b. Melaksanakan dan mengawasi perawatan peralatan bengkel atau workshop
seperti bor duduk, mesin las dan lain-lain.
c. Melaksanakan dan mengawasi kebersihan kenyamanan bekerja di workshop
IPSRS.
9. Koordinator Air Bersih
Koordinator air bersih memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan dan mengawasi ketersediaan air bersih di RSUD Ulin sesuai
arahan Supervisor Teknik IPSRS.
b. Melaksanakan dan mengawasi perbaikan pipa dan pompa air bersih sesuai
arahan Supervisor Teknik IPSRS.
c. Merencanakan kegiatan atau pekerjaan agar ketersediaan air bersih di RSUD
Ulin tetap terlayani.
d. Melaksanakan dan mengawasi perawatan (Maintenance) pipa dan pompa air
bersih sesuai arahan Supervisor Teknik IPSRS.
10. Koordinator Kelistrikan
Koordinator kelistrikan memiliki tugas dan wewenang antara lain:
a. Melaksanakan dan mengawasi kelistrikan di RSUD Ulin sesuai arahan
Supervisor Teknik IPSRS.
b. Melaksanakan dan mengawasi perbaikan Kelistrikan sesuai dengan arahan
Supervisor Teknik IPSRS.
c. Melaksanakan dan mengawasi perawatan (maintenance) yang menyangkut
dengan kelistrikan sesuai arahan Supervisor Teknik IPSRS.
d. Merencanakan kegiatan atau pekerjaan agar Listrik di RSUD Ulin tetap
terlayani.
11. Koordinator Elektromedik
Koordinator Elektromedik memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan dan mengawasi penggunaan peralatan Alat Medik di RSUD
Ulin sesuai arahan Supervisor Teknik IPSRS.
b. Melaksanakan dan mengawasi perbaikan Alat Medik sesuai arahan
Supervisor Teknik IPSRS.
c. Melaksanakan dan mengawasi perawatan berkala Alat Medik sesuai arahan
Supervisor Teknik IPSRS.
d. Merencanakan kegiatan atau pekerjaan agar penggunaan peralatan medik
dapat terlayani.
12. Teknisi IPSRS
Membantu setiap koordinator dalam melaksanakan tugasnya serta melaksankan
berbagai perbaikan dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit.
Berikut struktur organisasi IPSRS RSUD Ulin Banjarmasin:
Struktur Organisasi
IPSRS RSUD Ulin Banjarmasin

DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR MEDIK DAN KEPERAWATAN

KEPALA IPSRS BIDANG PENUNJANG MEDIK

KEPALA RUANGAN IPSRS SUPERVISOR TEKNIK IPSRS

Koordinator Koordinator
Administrasi Workshop

Koordinator Air
Koordinator
Bersih
Logistik TEKNISI IPSRS
Koordinator
Kelistrikan

Koordinator
Elektromedik

Gambar 3.7 Struktur Organisasi IPSRS Ulin Banjarmasin


2.6 Sarana dan Prasarana IPSRS RSUD Ulin Banjarmasin
Sarana dan prasarana yang ada di IPSRS Ulin Banjarmasin adalahsebagai berikut.
2.6.1 Sarana
1. UPS Central merupakan hardware yang berfungsi sebagai perantara penyuplay
daya dari aliran listrik.
2. Genset sebuah perangkat yang mampu menghasilkan daya listrik.
3. Motor pompa air yaitu elemem yang berfungsi untuk menyerap sekaligus
mendorong air agar samapi pada tempat yang diinginkan.
4. Panel-Panel (WLC) adalah salah satu aplikasi dari sistem konvensional dalam
bidang tenaga listrik yang berfungsi untuk mengontrol level air dalam sebuah
tangki penampungan ground tank dan tangki atas.
5. AC sebagai pendinngin ruangan.

2.6.2 Prasarana
1. Gedung IPSRS yang terletak pada bagian belakang dari lingkungan RSUD
ULIN.
2. Ruang UPS Central yang berada di RSUD ULIN terletak di belakang gedung
IGD terpadu.
3. Gedung Gardu/Trafo yang terdapat di RSUD ULIN ada 2, yaitu : Gardu lama
dan gardu baru.
BAB III

PEMBAHASAN UMUM

3.1 Peralatan Diagnostik


Peralatan diagnostik adalah alat-alat yang digunakan oleh para dokter atau tenaga
medis lainnya dimana dengan bantuannya dapat diketahui atau ditentukan diagnosa
penyakit seseorang yang diperiksa. EKG salah satu alat yang digunakan untuk
mendiagnosa pasien, berikut penjelasan tentang ElektroKardioGrafi (EKG). (Ansar,
ardiansyah)
3.1.1 ElektroKardioGrafi (EKG)

ElektroKardioGrafi (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik
otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil
dengan memasang electroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli
untuk menentukan kodisi jantung dari pasien. Sinyal EKG direkam menggunakan
perangkat elektrokardiograf.

Elektrokardiogram atau yang biasa kita sebut dengan EKG merupakan rekaman
aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus
jantung. Jantung normal memiliki impuls yang muncul dari simpul SA kemudian
dihantarkan ke simppul AV dan serabut purkinje. Perjalanan impuls inilah yang akan
direkam oleh EKG sebagai alat untuk menganalisa kelistrikan jantung.

a. Berikut Fungsi dari EKG :


1. Mengetahui Denyut dan irama dalam jantung
b. Tujuan dan indikasi penggunaan EKG :
Beberapa tujuan menggunakan EKG :
1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama pada jantung
2. Kelainan-kelainan otot jantung
3. Pengaruh /efek obat-obat jantung
4. Gangguan-gangguan elektrolit
5. Menilai fungsi pacu jantung
c. Indikasi menggunakan EKG :
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung.
Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik turunnya suatu
kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan
repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.

d. Sandapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)

Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas
terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati
jantung jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin
sempurna pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.

Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua Sadapan Bipolar
dan Sadapan Unipolar :

A. Sadapan Bipolar

Sadapan Bipolar (I, II, III).Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam
perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah
vertikal (ke atas,bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik
yang berbeda, yaitu kutub positif dan kutub negatif. Masing-masing elektrode
dipasang di kedua tangan dan kaki.

Diantaranya LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari
empat kabel elektrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai
berikut:

1. Sadapan I.

Sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat


bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik
jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan
demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.

Gambar 3.1.1 Pemasangan Lead I/Sadapan I EKG


2. Sadapan II.

Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan


negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar
positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior
jantung dapat dilihat oleh sadapan II.

Gambar 3.1.2 Pemasangan Lead II/Sadapan II EKG

3. Sadapan III.

Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan


negatif dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar
positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior
jantung dapat dilihat oleh sadapan III.

Gambar 3.1.3 Pemasangan Lead III/Sadapan III EKG

B. Sadapan Unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat tanpa
memperhatikan. Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas
unipolar prekordial.
a. Unipolar Ekstremitas

Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada


ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode
tanpa memperhatikan (potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan
dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan
bipolar.[7]

Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap


jantung dalam arah vertikal.

1. Sadapan aVL.

Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat


bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat tanpa memperhatikan
sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri).
Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.

2. Sadapan aVF.

Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat


bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat tanpa memperhatikan, sehingga
listrik bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan
demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat
oleh sadapan aVF.

3. Sadapan aVR.
Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat
bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat tanpa memperhatikan, sehingga
listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke
arah ekstrem).
Gambar 3.1.4 Pemasagan sadapan aVR,aVL,aVF pada EKG
b. Unipolar Prekordial

Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan


elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent
(potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas.
Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior,
septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).

Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat


pada mesin EKG yang dimulai dari nomor V1-V6.

▪ V1 : SIC 4 garis sternal kanan

▪ V2 : SIC 4 garis sternal kiri

▪ V3 : antara V2 dan V4

▪ V4 : SIC 5 garis midclavicular kiri

▪ V5 : SIC 5 garis aksilaris anterior kiri

▪ V6 : SIC 5 garis aksilaris media kiri .


Gambar 3.1.5 Pemasangan unipolar prekordial

3.1.2 Spesifikasi Alat Elektrokardiogram (EKG)

Gambar 3.1.6 Elektrokardiogram Philips TC20 Writer

Nama Alat : Electrokardiografi (EKG)


Merk : Phillips
Tipe : Page Writer TC 20
Nomor Seri : CN11711225
Tegangan :220-230 V
3.1.3 Bagian ElektroKardiogram (EKG)

1
2

3
4

Gambar 3.1.7 bentuk fisik Elektrokardiografi

1. Layar display (layar sentuh)


2. Tombol untuk mengeluarkan penaruhan elektroda pada tubuh pasien
3. Tombol menampilkan EKG/grafik display EKG
4. Tombol Power
5. Printer thermal

Gambar 3.1.8 Chest dan Strap Elektroda EKG


3.1.4 Blok Diagram Elektrokardiografi (EKG)

Arus AC Power Baterai


Supply

Pasien Elektroda Lead


Pre-Amp Fiter
Selector

r
Drive-Amp

Display
ADC

Buzzer/Spea CPU
ker

Thermal
Printer

Gambar 3.9 Blok Diagram Elektrokardiografi (EKG)

Prinsip Kerja Elektrokardiografi :


Dari sumber arus 220V/ 50Hz menyuplai kerangakaian power supply dimana
rangkaian power supply menyuplai tegangan pada dua rangkaian, yang pertama rangkaian
pengisi baterai, untuk mengisi baterai, dan yang kedua untuk rangkaian supply untuk
menyuplai seluruh rangkaian alat elektrokardiografi, sedangkan baterai berfungsi sebagai
cadangan/ backup tegangan apabila suplai tegangan yang di dapatkan langsung dari sumber
arus listrik tidak dapat dipenuhi.
Lalu kemudian elektroda di pasangkan ke pasien sesuai dengan pemasangan bipolar
lead ataupun unipolar lead ,setelah itu masuk ke lead selector sebagai sinyal untuk mengubah
frekuensi yang di dapatkan kemudian dinaikkan frekuensinya pada pre amplifier kemudian
masuk ke rangkaian filter agar frekuensi tersebut tidak terlalu banyak noise pada outputannya
,kemudian masuk ke rangkaian drive amplifier untuk meningkatkan frekuensi lagi setelah
mendapatkan frekuensi dari filter sebelumnya maka data masih berupa data analog untuk
memenuhi kriteria minimum rangkaian ADC (analog to digital converter) dan setelah masuk
pada rangkaian ADC maka sinyal sudah berubah menjadi sinyal digital yang mana sudah
dapat disalurkan ke CPU ,kemudian CPU akan menangkap data tersebut yang kemudian di
tampilkan pada layar utama EKG ,kemudian buzzer/speaker sebagai penanda ataupun
pemberi peringatan, lalu selanjutnya hasil dari kelistrikan jantung tadi di print menggunakan
printer yang menggunakan panas sebagai tintanya dan harus menggunakan kertas khusus
thermal tersebut.

3.1.5 Pengoprasian Elektrokardiografi (EKG)


Untuk pemeriksaan Electrokardiografi (EKG) dibutuhkan prosedur pengoperasian
yang benar, berikut cara pengoperasian Elektrokardiografi (EKG).
1. Tempatkan alat pada ruang tindakan
2. Lepaskan penutup debu
3. Siapkan patient cable .Elektroda,dan jelly (bila Perlu)
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol power selama beberapa detik sampai
EKG menyala ,kalau perlu hubungkan kabel power ke terminal apabila baterai
pada EKG hampir habis
5. Perhatikan protap pelayanan
6. Beritahukan kepada pasien tindakan yang akan kita lakukan
7. Oleskan jelly ke tubuh pasien secukupnya
8. Pasang strap elektroda ,chest elektroda pada patient cable
9. Pasang strap elektroda ,chest elektroda pada pasien
10. Masukkan data pasien
11. Pilih program (auto/manual)
12. Lakukan pemeriksaan
13. Setelah itu print hasil pemeriksaan pasien
14. Setelah pengoprasian selesai ,matikan alat dengan menekan tombol power
selama beberapa detik sampai alat EKG mati
15. Kemudian lepaskan strap elektroda ,chest elektroda pada pasien, lalu bersihkan
tubuh pasien yang di gosokkan jelly sebelumnya
16. Bersihkan patient cable ,strap electrode ,chest electrode
17. Simpan patient cable ,strap elektrode,chest electrode pada tempatnya dan
pastikan ketiganya siap di gunakan kembali
18. Pasang penutup debu
19. Kembalikan alat ke tempat seperti semula.
3.1.6 Pemeliharaan Electrokardiografi (EKG)
Untuk pemeliharaan Electrokardiografi (EKG) dibutuhkan prosedur pemeliharaan
yang benar, berikut cara pemeliharaan Electrokardiografi (EKG).
1. Untuk pemeliharaan pada elektroda
a. Ketikan elektroda selesai digunakan harap dibersihkan dari sisa gel dengan air
hangat
b. Ketika elektrode tidak digunakan harap di taruh pada alas yang steril untuk
menghindari kontak dengan bakteri yang berlebihan.
c. Untuk mengecek adanya gangguan pada elektrode dicelupkan pada air untuk
meng-groundkan elektrode agar terdeteksi sinyal netral
2. Pemeliharaan Kabel penghubung elektrode
Karena struktur kabel kebanyakan di dalamnya tembaga di-anjurkan agar tidak
dilipat ketikan ingin merapikannya ,kabel konektor harus tergulung agar
menghidari kerusakkan pada kabel konektor tersebut.
3. Uji kerja pada alat
Apabila alat tidak di gunakkan selama beberapa minggu atau bulan sebaiknya
nyalakan alat,agar dapat mengetahui alat masih berfungsi dengan baik atau tidak
,kalau ada phantom EKG,dianjurkan menggunakannya agar mengetahui kinerja
alat EKG tersebut

3.1.7 Troubleshooting Electrokardiografi (EKG)


Permasalahan (troubleshooting), penyebab permasalah serta solusi untuk penanganan
pada alat Elektrokardiografi (EKG) dijelaskan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Troubleshooting Elektrokardiografi (EKG)

No. Masalah Penyebab Solusi

1. Output grafik sinyal pada Pemasangan Mengecek kembali


EKG tidak stabil atau noise elektrode pada sambungan
pasien kurang elektroda pada
merekat dada pasien,
pastikan merekat
dengan benar
Menganjurkan
pasien agar tenang
, mengurangi
pergerakan pada
pasien, agar tidak
mempengaruhi
output grafiknya

2. Sebagian pada display grafik Cek kabel Lakukan


menampilkan outputnya konektor tersebut pengecekkan kabel
sebagian nya hanya merah dan elektrode konektor kabel
bergaris pada pasien tersebut apabila
kurang lekat atau ada kerusakan
salah ,ganti kabel
penempatan konektor tersebut
dengan yang baru
Benarkan
pemasangan pada
elektroda tersebut
sesuai dengan
prosedur
3.2 Peralatan Live Support dan Live Saving
3.2.1 Syring Pump

Syringe pump merupakan salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk
memasukan cairan obat kedalam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara
teratur. Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian
pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian komparator, dan rangkaian sinyal
referensi.

3.2.2 Spesifikasi Syring Pump

Nama Alat : Syringe Pump


Merk : B Braun
Model/Type : Perfusor Compact S /87148
Tegangan : 230-240V AC
Frekuensi : 50/60
Ukuran Spui : 50/60 ml

3.2.3 Blok Diagram Syring Pump


a. Pada saat tombol power ditekan ON makan alat mendapat supply dari rangkaian
power supply untuk menghidupkan mikrokontroler yang berfungsi untuk kecepatan
pelaksanaan dari intruksi persiklus rangkaian setting.

b. Rangkaian setting berfungsi untuk mengatur jumlah cairan yang akan dikeluarkan
dalam ml/jam. Output dari rangkaian display yang berfungsi untuk menampilkan
hitungan jumlah (ml/jam) sesuai dengan keinginan operator yang di proses oleh
micro.

c. Lalu sensor berfungsi bila mana ada indikasi ganguan pada tempat syringe atau ada
tekanan sumbatan didalam selang dan alarm berfungsi untuk menandakan bunyi bila
mana output dari sensor ada indikasi atau gangguan yang diproses oleh micro.

d. Motor Driver Sebagai tenaga utama pendorong syringe yang berisi cairan. Berupa
motor DC. Bekerja dengan kecepatan delivery rate sesuai dengan penyetingan awal
yang dilakukan dan dapat dipercepat dengan menekan push button pada setting alat.

e. Alarm sebagai keamanan. Akan berbunyi apabila cairan pada syring akan habis.
Display pada syringe sebagai indicator penyettingan dari kecepatan motor dalam
mendorong cairan pada syringe yang diatur terlebih dahulu

3.2.4 Pengoperasian Syring Pump


Pada panel pengoperasian atau operation panel terdapat beberapa bagian, antara lain:
1. Power Display, terdiri dari :
a. [AC/DC] indicator; lampu akan menyala jika syringe pump menggunakan
sumber AC ataupun DC.
b. [BATTERY] indicator.
2. Power Switch : berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan syringe pump.
3. Syringe size Indicator : menunjukkan ukuran dari syringe. Adapun syringe pump
umumnya ini mampu mendeteksi ukuran syringe (suntikan) dengan berbagai ukuran
diantaranya adalah (10, 20, 30, 40, 50 ml).
4. Start Switch: merupakan tombol untuk memulai proses pemasukan cairan kedalam
tubuh pasien.
5. Alarm Indicator.
Terdapat beberapa alarm diantranya :
a. Occlusion Alarm : artinya alarm akan berbunyi jika terjadi kemacetan pada
proses pemasukan cairan kedalam tubuh pasien.
b. Nearly Empty : artinya alarm akan berbunyi jika cairan yang terdapat dalam
syringe (suntikan) akan habis atau mendekati habis.
c. Low Battery : alarm akan berbunyi jika tegangan dalam baterai lemah sehingga
perlu dilakukan pengisian kembali (recharge).
d. (Flow Rate/Delivery Limit/Volume Delivered) Display : berfungsi
menampilkan aliran rata-rata / flow rate dalam dalam satuan ml/h.

3.2.5 Pemeliharaan Syring Pump


Penyimpanan / pengemasan alat dilakukan dengan cara :
a. Setelah selesai digunakan, lepaskan syringe dari syringe clamp
b. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF keposisi OFF
c. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
d. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
e. Bersihkan alat
f. Pasang penutup debu
g. Kembalikan ala ketempat semula
h. Catat beban kerja alat

3.2.6 Troubleshooting Syring Pump


Permasalahan Penyebab Perbaikan
Kabl power belum Cek kabel power apakah
dihubungkan sudah terhubung
Hentikan pengoperasian dan
Battery rusak
ganti battery yang baru
Alat tidak bisa
Ces battery sampai penuh
dihidupkan
selama lebih dari 8 jam
Battery low dengan menghubungkan alat
degan jala-jala da hidupkan
alat.
Selang menekuk Luruskan kembali selang
Syringe tidak Ganti syringe
sesuai
Occlusion Alarm Sensor tekanan Hubungi vendor
rusak
Syringe tidak Install ulang syringe
terinstal benar
Syringe belum Install syringe
terinstal benar
Alarm syringe
Syringe tidak Install ulang syringe
mati
terinstall dengan
benar
Alarm nut tdak Posisi nut tidak Atur posisi nut diatas
normal benar
Alarm kecepatan Batteray rusak Gunakan tegangan AC dan
tidak normal batterai
Alarm batterai Tegnagn batteray Hubungkan dengan AC power
low dibawah 9.3 V dan ces bateray
Alarm selesai Seluruh isi telah Tekan tombol start/stop
diinjeksikan kembalikan alarm
Alarm alat tidak Jangan operasikan Tekan tombol untuk
digunkaan alat selama 2 mengembalikan alarm
menit
3.3 Peralatan Radiologi
Radiologi adalah ilmu kedokteran yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan
pengobatan penyakit. Radiasi dimanfaatkan untuk terapi atau studi pencitraan.

Untuk tujuan diagnostik, radiasi menjadi sumber energi untuk tes pencitraan.
Radiologi diagnostik juga disebut sebagai radioskopi. Dengan radiasi, dokter dapat
melihat bagian dalam tubuh tanpa prosedur invasive.

Berikut ini adalah salah satu alat Radiologi Lanjut sebagai berikut.

3.3.1 Spesifikasi Alat Panoramic

Fungsi dari panoramic adalah Panoramic digunakan untuk melihat gigi secara
keseluruhan. Keuntungan panoramic adalah bisa melihat keseluruhan gigi hanya
dengan satu kali pemeriksaan. Tetapi kerugian panoramic adalah radiasi yang
diterima pasien lebih lama jika dibandingkan dengan dental radiography biasa.[9]

Sistem kerja dari pesawat panoramic menurut Olaf E Langland (1982) :

1. Prinsipnya adalah sama dengan tomogram, yang mana tube dan film selama
eksposi berputar mengelilingi pasien.
2. Dengan tiga pusat sumbu rotasi, satu sumbu rotasi konsentris anterior (tepatnya
disebelah insisivus pada regio-molar). Dan satu sumbu eksentris untuk bagian
rahang samping (tepatnya dibelakang molar tiga).
3. Untuk menghasilkan gambaran yang baik sewaktu film dan tube berputar , posisi
kepala harus dalam keadaan fiksasi, waktu berputar tube dan film ini biasanya di
set atau diatur oleh pabrik.
4. Radiographer hanya menekan tombol timer yang ada, hingga perputaran film dan
tube selama ekspose dapat menggambarkan keseluruhan gigi-gigi dari geraham
paling kiri (molar tiga kiri) sampai gigi geraham paling kanan (molar tiga kanan).
Nama : PANORAMIC
Merk : ORTHOCEPH OC200
Type : TR-840-5
Tegangan : 100-240V

Tabel 3.7 Spesifikasi Panoramic

B. Bagian-bagian Panoramic

1. Control Panel berfungsi untuk mengatur besaran kv

2. Tempat film berfungsi untuk menempatkan film tersebut

3. Tombol berfungsi untuk mengekspose suatu Panoramic.


C. Blok diagram Panoramic

PLN FUSE PSA

EKSPOSE SETTING KV SWTICH

MOTOR LAMPU
INDICATOR

FILM/KASET

CAHAYA

Gambar 3.12 Blok diagram Panoramic

Penjelasan :

PLN masuk ke fuse lalu masuk ke PSA untuk menyuplay tegangan dari PLN ke
semua rangkaian. Lalu masuk ke Switch dimana switch ini berfungsi sebagai saklar
sebuah rangkaian untuk ON/OFF nya pada alat dan pada saat Switch di ON kan
maka lampu indicator nya pun menyala. Lalu Switch masuk lagi ke Setting KV
dimana. Setting ini mengatur besaran tegangan yang sesuai dengan pasien. Lalu
setelah di Setting masuk lagi ke Ekspose dimana Ekspose ini memerintah Motor
untuk bergerak mengelilingi kepala pasien dan keluaran dari Ekspose ini yaitu Film
dimana Film tersebut merekam atau menangkap suatau gambar bagian mulut
karena adanya cahaya dari X-Ray yang mendeteksinya tersebut.
3.3.2 SOP Pengoperasian Alat Panoramic

Berikut ini standart operasional prosedur pengoperasian dari alat panoramic


ialah sebagai berikut.

Persiapan Alat:
1. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital telah
dimasukkan kedalam tempatnya.
2. Collimation harus diatur sesuai ukuran yang diinginkan.
3. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12 mA.
4. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau
turunkan tempat kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien
dapat diposisikan.
5. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah
dilakukan.
Persiapan pasien :
1. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting,
aksesoris rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya.
2. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan pasien dan jika
perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat bergerak.
3. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher tidak ada yang
menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala.
4. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan untuk
memegang handel agar tetap seimbang.
5. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka bersentuhan
pada tempat dagu.
6. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala.
7. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah ke palatum
dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar.
8. Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu dalam saat
penyinaran.
Persiapan Operator :
1. Operator memakai pakaian pelindung.
2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari
sumber x-ray ketika waktu penyinaran.
3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk
memastikan tidak ada pergerakan.Matikan alat setelah selesai
digunakan dan kembalikan letak posisi kepala pada tempatnya.
4. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses.

Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi :


1. Pastikan perangkat sinar x digunakan dengan teknik yang baik dan
parameter secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar.
2. Hindari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung harus
radiopaque.
3. Filtrasi dari berkas sinar x dengan mengatur ketebalan filter.
4. Ketebalan filter bergantung pada tegangan operasi dari
peralatan sinar x. Tegangan mencapai 70 kVp ketebalan filter setara dengan
ketebalan alumunium 2,5 mm untuk kekuatan tabung sinar x antara 70-100kVp.
3.3.3 SOP Perawatan Alat Panoramic

Berikut ini standart operasional prosedur perawatan dari alat panoramic ialah
sebagai berikut.

1. Perhatikan selalu pada kasetnya, karena kasetnya bisa saja rusak dan menyebabkan
apa yang dioperasikan tidak terekam.
2. Sebelum digunakan ataupun tidak digunakan maka setiap pagi pesawat dipanaskan.
3. Setelah digunakan pastikan tempat gigi pasien selalu dibersihkan.

3.3.4 Troubleshooting Panoramic

Berikut ini troubleshooting dari alat panoramic ialah sebagai berikut.

Tabel 3.8 Troubleshooting Panoramic

NO Masalah Solusi
1 Saat akan digunakan film nya Cek bagian penggerak
tidak bergerak mengelilingi filmnya,lalu kasih
kepala pasien minyak biar bisa bergerak
kembali
2 Sensor untuk mulut tidak Cek bagiannya, ganti bila
mendeteksi perlu
3 Saat diperiksa hasilnya buram Cek bagian filmnya ,ganti
bila perlu
3.4 Peralatan Laboratorium klinik
Laboratorium klinik merupakan tempat melakukan berbagai macam pemeriksaan
menggunakan spesimen medis (bahan) dari tubuh pasien untuk mendapat informasi
kesehatannya. Penelitian atau ekperimen sebenarnya bisa dilakukan disini, tapi sangat
jarang karena tujuan utamanya untuk mendapat informasi kesehatan pasien untuk
membantu dokter menentukan diagnosis. Neraca analitik merupakan salah satu
peralatan dari laboratorium klinik, berikut penjelasan mengenai neraca analitik.
3.4.1 Neraca Analitik

Dalam praktikum biologi neraca ini biasa digunakan untuk menimbang bahan-
bahan yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil. Beberapa praktikum yang
sering memerlukan alat ini yaitu praktikum mikrobiologi dan kultur jaringan, dimana
neraca ini digunakan untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat
media untuk bakteri, jamur ataupun untuk media tanam kultur jaringan. Selain itu
dengan adanya tingkat ketelitian yang tinggi maka hal tersebut dapat meminimalkan
kesalahan dalam pengambilan media yang dibutuhkan. Jumlah media yang tidak tepat
dalam pembuatan media baik untuk kultur jaringan ataupun media bakteri tentunya
akan berpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam media. Hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam hasil praktikum yang dilaksanakan.
Prinsip kerja dari neraca analytic adalah alat penghitung satuan massa suatu benda
dengan teknik digital dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu
dengan penggunaan sumber tegangan listrik yaitu stavolt dan dilakukan peneraan
terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian bahan diletakkan pada neraca lalu
dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu merupakan berat dari bahan yang
ditimbang
3.4.2 Spesifikasi Neraca Analitik
Berikut spesifikasi Neraca Analitik yang ada Dirumah Sakit Umum Daerah Ulin
Banjarmasin.

Gambar 3.25 Neraca Analitik


Nama Alat : Neraca Analitik
Merk : Sartorius AG Germany
Tipe : CP324S
Nomor Seri : 22003890
Tegangan : 230 V atau 115 V
Suhu Ruangan : 22 OC
Kapasitas : 320 gr
3.4.3 Bagian Neraca Analitik
Neraca analitik memiliki beberapa bagian, berikut bagian-bagian alat neraca
analitik.

Gambar 3.26 Bagian Neraca Analitik


Keterangan :
1. Penutup neraca analitik yang berfungsi untuk mengantisipasi ketidak akuratan
nilai hasil pengukuran dikarena kondisi lingkungan
2. Tempat untuk meletakan wadah yang berisi sample
3. Display yang berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran
4. Keypad berfungsi sebagai setting
3.4.4 Blok Diagram Neraca Analitik
Prinsip kerja neraca analitik dapat dilihat dari blok diagram, berikut blok diagram
serta prinsip kerja dari blok diagram neraca analitik.

Gambar 3.27 Blok Diagram Neraca Analitik


Prinsip Kerja :
Pada saat alat dihubungkan dengan catu daya maka tegangan 220 AC akan
masuk ke PSA. Di PSA tegangan AC diubah Menjadi tegangan DC. Keypad
berfungsi sebagai setting, saat load cell diberi beban maka load cell akan
memberikan sinyal ke mikrokontroller, mikrokontroller akan memproses dan
menampilkan hasil pada display.
3.4.5 Pengoperasian Neraca Analitik
Untuk penggunaan neraca analitik dibutuhkan prosedur pengoperasian yang benar,
berikut cara pengoperasian neraca analitik.
Cara penggunaan atau pengoperasian neraca analitik :
1. Sebelum menimbang
a. perhatikan apakah betul-betul neraca diletakkan mendatar dengan melihat
water pas pada neraca
b. Neraca harus selalu berada dalam posisi terkunci sebelum digunakan
c. Piring neraca bersih dan pintu timbangan tertutup
d. Tombol pengontrol dan mikrometer berat harus berada dalam posisi nol
2. Meletakkan timbangan dalam posisi nol
Dalam keadaan tanpa beban, pintu timbangan tertutup semua tombol pengontrol
berat pada posisi nol
a. Meletakkan beban
1) Neraca dalam posisi terkunci, letakkan beban ditengah piring neraca.
Gunakan pinset (penjepit). Tangan jangan masuk ke dalam ruang neraca
untuk menghindari perubahan suhu atau kelembaban yang lebih besar.
2) Tutup pintu timbagan begitu selesai meletakkan bahan
3) Jangan meletakkan bahan kimia atau contoh analisa langsung pada piring
timbangan, gunakan cawan, kertas saring atau gelas arloji
b. Pengoperasian neraca analitik
1) Pastikan dalam meletakkan timbangan analitik di meja yang rata.
2) Hubungkan alat dengan catu daya dan nyalakan dengan menekan tombol on
hingga muncul angka 0,0000 g.
3) Masukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan
membuka kaca tidak begitu lebar supaya tidak mempengaruhi perhitungan
karena neraca analitik ini sangat peka.
4) Timbang wadah atau tempat.
5) Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.
6) Masukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu
lebar.
7) Baca berat bahan yang tertera.
8) Setelah selesai, stabilkan timbangan, matikan dengan menekan tombol
on/off keposisi off dan cabut steker.
9) Kemudian bersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan
kuas. Piringan neraca dapat diangkat dan seluruhtimbangan dapat
dibersihkan dengan menggunakan etanol atau alkohol.
3.4.6 Pemeliharaan Neraca Analitik
Untuk pemeliharaan neraca analitik dibutuhkan prosedur pemeliharaan yang
benar, berikut cara pemeliharaan neraca analitik.
Cara pemeliharaan neraca analitik :
1. Timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja.
2. Kebersihan neraca harus dicek setiap kali selesai digunakan.
3. Bersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue).
4. Bersihkan timbangan secara keseluruhan dan harus dimatikan.
5. Kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan
dibersihkan dengan menggunakan pembersih.
6. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan dipanaskan.
7. Cek kembali dengan menggunakan anak timbangan.
3.4.6 Troubleshooting Neraca Analitik
Permasalahan (troubleshooting), penyebab permasalah serta solusi untuk penanganan
pada alat Neraca Analitik dijelaskan pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Troubleshooting Neraca Analitik
No Masalah Penyebab Solusi
1 Alat tidak menyala Kabel power tidak Hubungkan
terhubung dengan kabel power
sumber tegangan pada sumber
tegangan
Saklar power belum Perhatikan
pada posisi ON posisi saklar
power dalam
kondisi ON
atau OFF
Saklar power atau Cek saklar
kabel supply dalam power dan
keadaan rusak kabel supply,
jika rusak ganti
baru
2 Hasil pengukuran Sample tidak ditutup Tutup sample
kurang akurat dengan tutup kaca menggunakan
neraca analitik penutup kaca
neraca analitik
3.5 Infrared
merupakan alat terapi yang penyembuhannya menggunakan panas yang membawa
frekuensi yang mana memiliki panjang gelombang berkisar 7700 sampai dengan 4
juta A. Gel. Panjang (non penetrasi) 12.000 – 150 000 A, penetrasinya hanya pada
lapisan supervisial epidermis yaitu 0,5 mm dan gel pendek (penetrasi) 7.700 – 12.000
A, penetrasinya sampai pembuluh darah kapiler, pembuluh darah limpe, ujung2 syaraf
dan jaringan lain di bawah kulit.

3.5.1 Spesifikasi Infrared

Nama : lampu fisio infrared corona


Merk : Corona
Tipe : CQ-88
Power suplay :220 V / 50 Hz - 60Hz
3.5.2 Fungsi Alat terapi infra red mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penghilang rasa pegal

2. Mengurangi spasme otot

3. Memberikan teraphy pada bagian permukaan tubuh


3.5.3 Prinsip Kerja

1. Tegangan masuk pada rangkain dan melewati resistor (sebagai pengaman potensio).
2. Lalu melewati potensio yang berfungsi sebagai pengatur beser kecilnya arus yang
masuk pada triac. Agar lampu bisa menyala mati, redup, terang.Arus masuk menyulut
anoda dan katoda sehingga saturasi, lampu infrared menyala.
3. Capasitor di taroh di antara T2 dan gate triac berfungsi untuk memperhalus nyala
lampu antara mati, redup, terang

3.5.4 Blok Diagram

Tekan tombol Setting dimmer Lampu


power (ON) (panas) infrared

1. Saklar sebagai memutus atau nyabungkan jala.jala PLN


2. Setting dimer sebagai pengatur arus yang mengontrol nyala lampu dari mati,
redup, terang.
3. Lampu infrared sebagai beban
3.5.5 SOP Pengoperasian

1. Lepaskan penutup alat.

2. Periksa kestabilan posisi lampu ( balancing).

3. Perhatikan protap pelayanan.

4. Beritahukan kepada pasien, mengenai tindakan yang akan dilakukan.

5. Atur posisi/ ketinggian lampu, sesuai yang dikehendaki.

6. Putar tombol timer ke arah kanan dan Atur Timer sesuai waktu yang di inginkan.

7. Hubungkan alat dengan catu daya.

8. Hidupkan alat, pastikan alat dalam keaadan aktif (ON).

9. Nyalakan lampu sesuai dengan lampu yang dikendaki dengan cara menekan

saklar.(tiapa lampu memunyai saklar masing- masing.


10. Pastikan alat baik (lampu menyala) dan aman untuk therapi. Lakukan proses

theraphi. Setelah selesai/ waktu penyinaran tercapai.

11. Mematikan alat dan pastikan dalam keadaan mati (OFF).(Bila waktu

pengobatan habis, alat secara otomatis akan mati).

12. Lepaskan hubungan alat dengan catu daya.

13. Bersihkan alat

14. Kembalikan posisi lampu infrared pada tempatnya.

15. Pastikan infra red therapy dalam kondidi baik dan siap difungsikan pada

pemakaian berikutnya.

16. Pasang penutup alat.Catat frekuensi penggunaan alat (dalam jumlah pasien dan

waktu penyinaran).

3.5.6 Pemeliharaan

1. Lakukan pembersihan seluruh bagian alat.

2. Lakukan pelumasan pada bagian- bagian yang bergerak.

3. Lakukan pengencangan / tightening.

4. Lakukan pengecekan fungsi dan kondisi bagian alat.

5. Lakukan penggantian bahan pemeliharaan.

6. Lakukan pemeriksaan kinerja dan aspek keselamatan kerja.

7. Lakukan penyetelan atau adjustment.

8. Kesimpulan hasil pemeliharaan.

Pemeliharaan tersebut dilakukan setiap 3 bulan sekali.


BAB IV

PEMBAHASAN KHUSUS

4.1 Peralatan Diagnostik


Peralatan diagnostik adalah alat-alat yang digunakan oleh para dokter atau tenaga medis
lainnya dimana dengan bantuannya dapat diketahui atau ditentukan diagnosa penyakit
seseorang yang diperiksa. EKG salah satu alat yang digunakan untuk mendiagnosa
pasien, berikut penjelasan tentang ElektroKardioGrafi (EKG). (Ansar, ardiansyah)

4.1.1 Spesifikasi Alat Elektrokardiogram (EKG)

Gambar 4.1.6 Elektrokardiogram Philips TC50 Writer

Nama Alat : Electrokardiografi (EKG)


Merk : Phillips
Tipe : Page Writer TC 50
Nomor Seri : CN21851889
Tegangan :100-240 V
4.1.2 Bagian ElektroKardiogram (EKG)
Gambar Chest dan Limb Elektroda EKG

4.1.3 Blok Diagram Elektrokardiografi (EKG)

Arus AC Power Baterai


Supply

Pasien Elektroda Lead


Pre-Amp Filter
Selector

r
Drive-Amp

Display
ADC

Buzzer/Spea CPU
ker

Thermal
Printer

Gambar Blok Diagram Elektrokardiografi (EKG)

Prinsip Kerja Elektrokardiografi :


Dari sumber arus 220V/ 50Hz menyuplai kerangakaian power supply dimana
rangkaian power supply menyuplai tegangan pada dua rangkaian, yang pertama rangkaian
pengisi baterai, untuk mengisi baterai, dan yang kedua untuk rangkaian supply untuk
menyuplai seluruh rangkaian alat elektrokardiografi, sedangkan baterai berfungsi sebagai
cadangan/ backup tegangan apabila suplai tegangan yang di dapatkan langsung dari sumber
arus listrik tidak dapat dipenuhi.

Lalu kemudian elektroda di pasangkan ke pasien sesuai dengan pemasangan bipolar


lead ataupun unipolar lead ,setelah itu masuk ke lead selector sebagai sinyal untuk mengubah
frekuensi yang di dapatkan kemudian dinaikkan frekuensinya pada pre amplifier kemudian
masuk ke rangkaian filter agar frekuensi tersebut tidak terlalu banyak noise pada outputannya
,kemudian masuk ke rangkaian drive amplifier untuk meningkatkan frekuensi lagi setelah
mendapatkan frekuensi dari filter sebelumnya maka data masih berupa data analog untuk
memenuhi kriteria minimum rangkaian ADC (analog to digital converter) dan setelah masuk
pada rangkaian ADC maka sinyal sudah berubah menjadi sinyal digital yang mana sudah
dapat disalurkan ke CPU ,kemudian CPU akan menangkap data tersebut yang kemudian di
tampilkan pada layar utama EKG ,kemudian buzzer/speaker sebagai penanda ataupun
pemberi peringatan, lalu selanjutnya hasil dari kelistrikan jantung tadi di print menggunakan
printer yang menggunakan panas sebagai tintanya dan harus menggunakan kertas khusus
thermal tersebut.

4.1.4 SOP Elektrokardiografi (EKG) Page Writer TC 50


Untuk pemeriksaan Electrokardiografi (EKG) dibutuhkan prosedur pengoperasian
yang benar, berikut cara pengoperasian Elektrokardiografi (EKG).
20. Tempatkan alat pada ruang tindakan
21. Lepaskan penutup debu
22. Siapkan patient cable .Elektroda,dan jelly (bila Perlu)
23. Hidupkan alat dengan menekan tombol power selama beberapa detik sampai
EKG menyala ,kalau perlu hubungkan kabel power ke terminal apabila baterai
pada EKG hampir habis
24. Perhatikan protap pelayanan
25. Beritahukan kepada pasien tindakan yang akan kita lakukan
26. Oleskan jelly ke tubuh pasien secukupnya
27. Pasang strap elektroda ,chest elektroda pada patient cable
28. Pasang strap elektroda ,chest elektroda pada pasien
29. Masukkan data pasien
30. Pilih program (auto/manual)
31. Lakukan pemeriksaan
32. Setelah itu print hasil pemeriksaan pasien
33. Setelah pengoprasian selesai ,matikan alat dengan menekan tombol power
selama beberapa detik sampai alat EKG mati
34. Kemudian lepaskan strap elektroda ,chest elektroda pada pasien, lalu bersihkan
tubuh pasien yang di gosokkan jelly sebelumnya
35. Bersihkan patient cable ,strap electrode ,chest electrode
36. Simpan patient cable ,strap elektrode,chest electrode pada tempatnya dan
pastikan ketiganya siap di gunakan kembali
37. Pasang penutup debu
38. Kembalikan alat ke tempat seperti semula.

4.1.5 Pemeliharaan Electrokardiografi (EKG) Page Writer TC 50


Untuk pemeliharaan Electrokardiografi (EKG) dibutuhkan prosedur pemeliharaan
yang benar, berikut cara pemeliharaan Electrokardiografi (EKG).
4. Untuk pemeliharaan pada elektroda
d. Ketikan elektroda selesai digunakan harap dibersihkan dari sisa gel dengan air
hangat
e. Ketika elektrode tidak digunakan harap di taruh pada alas yang steril untuk
menghindari kontak dengan bakteri yang berlebihan.
f. Untuk mengecek adanya gangguan pada elektrode dicelupkan pada air untuk
meng-groundkan elektrode agar terdeteksi sinyal netral
5. Pemeliharaan Kabel penghubung elektrode
Karena struktur kabel kebanyakan di dalamnya tembaga di-anjurkan agar tidak
dilipat ketikan ingin merapikannya ,kabel konektor harus tergulung agar
menghidari kerusakkan pada kabel konektor tersebut.
6. Uji kerja pada alat
Apabila alat tidak di gunakkan selama beberapa minggu atau bulan sebaiknya
nyalakan alat,agar dapat mengetahui alat masih berfungsi dengan baik atau tidak
,kalau ada phantom EKG,dianjurkan menggunakannya agar mengetahui kinerja
alat EKG tersebut
4.1.6 Troubleshooting Electrokardiografi (EKG)

Permasalahan (troubleshooting), penyebab permasalah serta solusi untuk penanganan


pada alat Elektrokardiografi (EKG) dijelaskan pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Troubleshooting Elektrokardiografi (EKG)

No. Masalah Penyebab Solusi

1. Output grafik sinyal pada Pemasangan Mengecek kembali


EKG tidak stabil atau noise elektrode pada sambungan
pasien kurang elektroda pada
merekat dada pasien,
pastikan merekat
dengan benar
Menganjurkan
pasien agar tenang
, mengurangi
pergerakan pada
pasien, agar tidak
mempengaruhi
output grafiknya

2. Sebagian pada display grafik Cek kabel Lakukan


menampilkan outputnya konektor tersebut pengecekkan kabel
sebagian nya hanya merah dan elektrode konektor kabel
bergaris pada pasien tersebut apabila
kurang lekat atau ada kerusakan
salah ,ganti kabel
penempatan konektor tersebut
dengan yang baru
Benarkan
pemasangan pada
elektroda tersebut
sesuai dengan
prosedur

Anda mungkin juga menyukai