Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka kematian bayi, salah satunya disebabkan oleh terjadinya
persalinan prematur. Persalinan prematur adalah terjadinya persalinan sebelum usia
kehamilan standar lengkap yaitu pada usia kehamilan antara 20-36 minggu. Bayi
yang lahir prematur membutuhkan perawatan intensif karena sangatlah rentan
terhadap penyakit yang sebagian besar disebabkan oleh timbulnya bakteri karena
suhu dan kelembaban di sekitar bayi yang tidak normal. Perawatan bayi pada saat
setelah proses kelahiran merupakan hal sangat penting.
Menurut Nur Asnah Sitohang pada Jurnal Asuhan Keperawatan Pada Bayi
Berat Badan Lahir Rendah 2004 : Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan
panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas
oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas
badannya mendekati dalam rahim. Oleh sebab itu dibuat sebuah prototype yang
membantu menormalkan suhu dan kelembaban di sekitar tubuh bayi yaitu inkubator
bayi/infan inkubator.
Infant Incubator merupakan peralatan medis yang digunakan untuk
memberikan perawatan secara intensif atau perlindungan bagi bayi yang mengalami
kelahiran premature dan berat lahir rendah, yaitu dengan memberikan pemanasan
suhu yang sesuai dengan suhu pada saat bayi berada dalam kandungan ibunya dan
memberikan perlindungan terhadap kuman penyakit seperti virus dan bakteri dari
lingkungan luar terhadap bayi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis diketahui bahwa, peralatan
yang tidak diperbaiki tentunya mempunyai masalah pada alat terutama pada mesin
ataupun sensornya. diketahui bahwa peralatan kesehatan membutuhkan
perawatan/maintenance secara berkala demi menjamin mutu pelayanan kesehatan.
Secara teknis perbaikan terhadap alat kesehatan sangatlah penting untuk
mengetahui alat masih bisa digunakan atau tidak.

1
Mengacu pada latar belakang diatas, penulis bermaksud untuk melakukan
perbaikan Alat infant incubator merk Fanem type Vision 2286 di Rumah Sakit
Umum Daerah Banyumas yaitu mengalami kerusakan over heat. Maka dari itu
penulis bermaksud mengambil judul tugas akhir yaitu :
“ Perbaikan Infant Incubator Merk Fanem Type Vision 2286 di
Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas“

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menganalisa kerusakan alat Infant Incubator merk Fanem type
Vision 2286 ?
2. Bagaimana cara perbaikan infant incubator merk Fanem type Vision 2286 yang
mengalami kerusakan over heat ?
3. Bagaimana cara uji fungsi infant incubator merk Fanem type Vision 2286 ?

1.3 Batasan Masalah


Agar dalam pembahasan alat ini tidak dapat pelebaran masalah dalam
penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok bahasan permasalahan yaitu :
1. Infant incubator yang diperbaiki ialah Infant Incubator Merk Fanem type Vision
2286.
2. Perbaikan yang dilakukan penulis ialah kerusakan pada suhu yang mengalami
over heat.
3. Uji fungsi yang dilakukan penulis ialah sebatas uji nyala saja, tidak sampai tahap
kalibrasi.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penyusunan karya tulis ini antara lain:
1. Dapat menganalisa kerusakan pada alat infant incubator merk Fanem type
Vision 2286.
2. Dapat memperbaiki alat infant incubator merk Fanem type Vision 2286.

2
3. Dapat melakukan uji fungsi pada alat infant incubator merk Fanem type
Vision 2286.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penyusunan karya tulis ini ialah anatara lain :
1. Bagi Pengguna
Pelayanan infant incubator tidak ada kendala dan siap digunakan kembali.
2. Bagi Institusi
Dapat menambah literatur penelitian dan sebagai media belajar bagi pembaca
dalam perbaikan alat elektro medis khususnya pada alat infant incubator.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini sangat bermanfat bagi peneliti untuk menerapkan ilmu-ilmu
tentang elektro medis yang telah didapat selama perkuliahan di Akademi Teknik
Elektromedik Semarang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Berikut ini merupakan pembahasan tentang infant incubator yang telah
dilakukan sebelumnya yaitu tugas akhir mahasiswa ATEM Semarang milik saudara
Nur Taufiq (2018) dengan judul perbaikan alat infant incubator merk GEA-Y100
yang dilakukan dengan penggantian komponen transistor NPN pada driver heater.
Penelitian selanjutnya adalah tugas akhir dari saudara Amna Atoilah (2018)
dengan judul perbaikan baby incubator merk Drager Isollete 8000 dengan
kerusakan incubator alarm “High Skin Temperature” menyala secara terus
menerus, yang kemudian dilakukan perbaikan dengan cara melakukan penggantian
penggantian bacterial filter.
Yang terakhir penelitian dari saudara Vianissa Ayu Lestari (2019) dengan judul
“Perbaikan infant incubator merk David tipe YP-90AB” yang mengalami
kerusakan suhu pada incubator tidak mencapai suhu setting yang tidak tercapai
kemudian dilakukan perbaikan pada komponen solid state relay (SSR)
Berdasarkan pada hal diatas bahwa perbaikan infant incubator merk Fanem
type Vision 2286 sangat dibutuhkan bagi bayi premature atau BBLR (Berat Badan
Lahir Rendah) untuk diberikan suhu yang diinginkan.

2.2 Teori Penunjang


2.2.1 Bayi Prematur
Prematur adalah persalina yang berlangsung pada umur kehamilan 20 – 37
minggu di hitung dari hari pertama haid trakhir (Prawirihardjo, 2009). Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa bayi prematur adalah bayi yang lahir
pada usia kehamilan 37 minggu atau kurang (Prawirohardjo, 2008).
Menurut Word Heaith Organization (W.H.O) mengatakan setiap 2 detik di
dunia seorang bayi lahir dengan keadaan berat badan rendah. Data W.H.O.dan
DHS menunjukkan bahwa pada 1991 angka kelahiran bayi dengan berat badan
rendah adalah 2,6 persen Angka ini terus meningkat dan pada tahun 2007.

4
Mencapai 5,5 persen ini menunjukkan terdapat peningkatan angka kelahiran bayi
dengan berat badan rendah sebanyak lebih dua juta kali lipat.(Anonim, Kematian
Permatur Menurut WHO diakses 08 juni 2012).
Kelahiran prematur bisa disebabkan karena adanya masalah kesehatan pada
ibu hamil maupun pada janin merupakan faktor risiko terjadinya kelahiran
prematur. Akibat dari kelahiran prematur tersebut, anak yang dilahirkan akan
mengalami berbagai masalah kesehatan karena kurang matangnya janin ketika
dilahirkan yang mengakibatkan banyaknya organ tubuh yang belum dapat bekerja
secara sempurna. Hal ini mengakibatkan bayi prematur sulit menyesuikan diri
dengan kehidupan luar rahim, sehingga mengalami banyak gangguan kesehatan.
Selain berpengaruh terhadap pertumbuhan janin yang terhambat, persalinan
prematur juga memberikan dampak yang negatif, tidak hanya kematian perinatal
tetapi juga morbiditas perinatal, potensi generasi akan datang dan dapat
mengakibatkan asfiksia neonatorum (Musbikin, 2005).

2.2.2 Infant Incubator


Infant incubator merupaan suatu alat yang digunakan untuk menjaga
temperature bayi yang baru lahir agar sesuai dengan suhu pada rahim ibu. Suhu
lingkungan yang digunakan dalam batas normal sekitar 36-37oC. pada infant
incubator ini akan menjaga suhu tetap stabil dengan suhu normal selain suhu infant
incubator juga memiliki control kelembaban agar kulit bayi tidak menjadi kering
akibat dri suhu yang dihasilkan berupa panas (Nur Taufiq, 2018)
Salah satu alat kesehatan yang memiliki perkembangan begitu pesat ialah
infant incubator. Tidak hanya pada cassingnya saja yang memiliki banyak
perkembangan, tetapi juga secara teknis dan fungsi mengalami perkembangan
pesat, seperti peredam kebisingan, sirkulasi udara, alarm error dan lain-lain.
Sistem yang digunakan pada infant incubator menggunakan system control
suhu. Suhu yang akan dicapai dari control suhu ini dicapai dengan sirkulasi udara
pada chamber. Sejumlah udara yang terkendali akan ditarik melalui filter udara
dengan menggunakan impeller yang digerakkan motor pada controller dan
kemudian ditarik kembali ke motor melalui filter udara kembali untuk menjaga

5
udara tetap bersih dan suhu dapat stabil. Aliran udara mengalir melalui sensor suhu.
Pengontrol suhu secara otomatis memodulasi suhu didalam chamber sesuai dengan
suhu yang dideteksi oleh sensor suhu udara. Pada alat ini control suhu diatur
menjadi dua kebutuhan yaitu :
 Kontrol keluaran panas mode udara : mengontrol output pemanas sesuai
dengan suhu udara secara otomatis.
 Kontrol keluaran panas mode bayi : control output pemanas sesuai dengan suhu
kulit secara otomatis.
Berikut ini merupakan gambar infant incubator merk Fanem type Vision
2286 yang ditunjukkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Infant Incubator

2.2.3 Bagian-bagian Infant Incubator


Terdapat beberapa bagian-bagian pada alat infant incubator berikut
merupakan penjelasannya :
1. Power supply
Power supply merupakan blok yang sangat penting dalam suatu alat
elektronika karena power supply akan membagi tegangan kepada blok yang

6
lainnya, power supply berfungsi merubah tegangan AC dari PLN menjadi
tegangan DC.
2. MCU (Microcontoler Unit)
MCU merupakan otak atau pusat pengendali utama dari rangkaian
baby incubator. MCU merupakan pengolah data dari input input sensor seperti
sensor suhu udara, sensor suhu kulit, sensor aliran udara, dan outputnya
mengirimkan logika kepada driver heater dan motor, ketika ada trouble di salah
tiap blok dia mematikan system dan kemudian membunyikan alarm.
3. Input Output Control
I/O control ini bekerja sebagai Driver untuk heater dan motor. I/O control ini
di kendalikan oleh MCU yang input dari I/O control ini
menerima logika dari MCU dan outputnya mengendalikan tegangan ke motor
dan heater.
4. Blower
Blower mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting dalam baby
incubator. Motor mengatur sirkulasi udara atau menghantarkan panas ke
seluruh bagian dalam chamber sehingga panas dalam chamber rata.
5. Heater
Heater merupakan sumber panas di baby incubator, heater di atur oleh driver
I/O control yang di Control juga oleh MCU, heater mengeluarkan panas yang
kemudian panas tersebut di tiup oleh
Blower atau motor sehingga panas merata di dalam chamber. Heater adalah
komponen inti dari baby incubator karena prinsip dasar dari baby incubator
adalah memanfaatkan panas
6. ADC
ADC atau singkatan dari Analog to Digital Converter ini merupakan perubah
tegangan analog dan merubahnya menjadi tegangan digital, perlunya
pemakaian ADC dikarenakan output dari sensor
merupakan tegangan analog dan tidak bias dibaca oleh MCU, karena MCU
mengolah data yang berupa tegangan digital.

7
7. Sensor suhu udara
merupakan sensor suhu yang membaca suhu di dalam chamber dan dia
membatasi suhu yang ada di dalam chamber , ketika suhu di dalam chamber
tersebut melebihi setting yang sudah di atur pada keyboard control maka dia
memberikan referensi ke MCU untuk mematikan heater sehingga suhu di
dalam chamber tersebut stabil. Suhu yang bisa di baca oleh sensor ini adalah
5°C sampai 65°C.
8. Sensor suhu kulit
Sensor suhu kulit merupakan sensor suhu yang mengukur suhu pada kulit bayi.
Ketika suhu bayi mengalami overridedia akan mematikan heatersehingga suhu
bayi tercontrol.

2.2.4 Prinsip Kerja Infant Incubator


Prinsip kerja Infant Incubator adalah memindahkan panas secara merata dari
suatu sumber panas dan menjaga kelembaban pada ruang tersebut dalam keadaan
tetap dan stabil. Infant Incubator merupakan suatu alat kedokteran yang sangat
penting untuk kelangsungan hidup bayi yang mengalami kelahiran yang tidak
normal.
Pada umumnya pesawat Infant Incubator bekerja dengan menggunakan efek
panas yang dihasilkan heater. panas yang dihasilkan oleh heater tersebut
dikondisikan agar dapat terkendali naik dan turunnya kelembaban dalam ruang
infant incubator. Sensor kelembaban yang digunakan untuk mendeteksi seberapa
besar kelembaban yang ada dalam ruang infant incubator berfungsi sebagai
penyampai pendeteksian sensor kelembaban ke rangkaian selanjutnya. Setelah
kelembaban dideteksi lalu dikontrol agar sesuai dengan yang diatur. Jika
kelembaban ruang lebih rendah dari kelembaban yang diatur, maka heater akan
terus bekerja sampai dengan batas kelembaban yang telah diatur, apabila
kelembaban telah mencapai batas yang telah diatur maka heater akan memutus.

8
2.3 Kerangka Pemikiran

Bayi lahir prematur atau lahir


dengan berat badan rendah

Dibutuhkan alat Infant Incubator sebagai


piranti penunjang kehidupan bayi

Alat infant incubator membutuhkan


keakuratan nilai baik suhu, kelembaban,
Latar maupun sirkulasi udara.
Belakang

Saat alat infant incubator akan


digunakan, suhu yang dihasilkan
didalam incubator mengalami over heat
Permasalahan

Bagaimana cara memperbaiki Infant


Pertanyaan Incubator merk Fanem/Vision 2286
penelitian

Dapat melakukan Dapat melakukan


analisa kerusakan perbaikan dan uji
Tujuan pada alat infant fungsi pada alat
incubator infant incubator
penelitian

Analisa kerusakan pada alat Cara pengecekan


infant incubator dan kerusakan dan uji fungsi
melakukan perbaikan pada alat infant incubator

Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 2.2 Kerangka pemikiran

9
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Adapun jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan karya
tulis ilmiah yang berjudul ” Perbaikan Infant Incubator Merk Fanem Tipe Vision
2286” ini adalah jenis penelitian terapan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan
cara menerapkan teori-teori yang penulis dapatkan dan menerapkan kedalam
sebuah praktik.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu dan tempat penelitian yang dibutuhkan oleh penulis dimulai dari studi
kasus sampai terselsaikannya penelitian sebagai berikut :
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2020. Waktu
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Januari Februari Maret April Mei
Uraian Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi
Literatur
Pembuatan
Proposal

Pelaksanaan
Perbaikan

Analisis
dan
Kesimpulan
Pembuatan
KTI

10
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Banyumas dan pembuatan laporan di kampus
ATEM Semarang.

3.3 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam perbaikan alat ini adalah sebagai
berikut :
1. Alat
Dalam melakukan perbaikan ini digunakan beberapa peralatan sebagai berikut :
a. Alat infant incubator
b. Multimeter
c. Obeng
d. Tang
e. Solder
2. Bahan
Dalam melakukan penelitian digunakan beberapa bahan yaitu tenol.

3.4 Standart Oprasional Procedur (SOP)


1. Tancapkan steker kabel power ke dalam stop kontak
2. Tekan tombol ON/OFF ke posisi ON
3. Atur setting air Temperatur, setting skin temperatur, humidity.
4. Pasang oxymetri pada bayi.
5. Lakukan pelayanan.
6. Bila pemakaian telah selesai matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF
ke posisi OFF.
7. Lepaskan steker kabel power dari stop kontak.
8. Bersihkan alat.
9. Buang air dalam chamber.
10. Pasang penutup debu.
11. Simpan alat pada tempatnya.
12. Catat beban kerja alat jumlah pasien/bulan.

11
3.5 Tahapan penelitian
Berikut ini merupakan flowchart penelitian yang dibuat oleh penulis dalam
melakukan penelitian :

Mulai

Observasi

Studi literature

Identifikasi kerusakan

Perbaikan

Uji fungsi

Apakah dapat Tidak


berfungsi dengan
normal?

Ya

Analisa data

Selesai

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

12
Keterangan flowchart :
1. Mulai
Penelitian dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah pada saat PKL di RSUD Banyumas
penulis mengidentifikasi kerusakan pada alat infant incubator merk Fanem type
Vision 2286 yang berada pada ruang perina.
3. Studi literature
Setelah mengetahui penyebab kerusakan pada alat maka dilakukan studi
literature untuk mencari solusi dari diagnosa yang telah dibuat.
4. Identifikasi kerusakan
Sebelum melakukan perbaikan dilakukan identifikasi kerusakan terhadap alat
infant incubator merk Fanem type Vision 2286.
5. Perbaikan
Perbaikan disini berisi tentang langkah-langkah dari identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan pada komponen yang rusak pada infant incubator.
6. Uji fungsi
Uji fungsi dilakukan setelah alat berhasil diperbaiki. Uji fungsi tersebut
berfungsi untuk mengetahui apakah alat infant incubator menyala dan berfungsi
dengan baik.
7. Analisa data
Setelah alat infant incubator diperbaiki maka dilakukan analisa data.
8. Selesai
Akhir dari penelitian yang dilakukan.

13
3.6 Flowchart perbaikan
Berikut flowchart perbaikan yang dibuat oleh penulis dalam penelitian :

Mulai

Siapkan alat dan


bahan

Cek alat

Troubleshooting

Perbaikan

Tidak
Baik atau
Tidak

Uji fungsi

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Perbaikan.

Keterangan flowchart :
1. Mulai
Perbaikan dimulai sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2. Siapkan alat dan bahan
Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan untuk perbaikan.

14
3. Cek alat
Cek kondisi alat sebelum melakukan perbaikan agar bisa melakuakan analisa
kerusakan sementara.
4. Perbaikan
Perbaikan disini berisi tentang langkah-langkah dari identifikasi kerusakan dan
melakukan perbaikan pada komponen yang rusak pada alat.
5. Uji fungsi
Uji fungsi dilakukan setelah alat berhasil diperbaiki. Uji fungsi tersebut
berfungsi untuk mengetahui apakah alat menyala dan berfungsi dengan baik.
6. Selesai
Akhir dari penelitian yang dilakukan.

3.6 Analisa Kerusakan


Kerusakan yang terjadi pada alat Infant Incubator adalah over heat. Disni
penulis menganalisa kerusakan yang mungkin terjadi sebagai berikut :
1. Heater yang tidak berfungsi dengan baik.
2. Rangkaian kontrol suhu yang tidak berfungsi dengan baik.
3. Blower yang tidak berfungsi dengan baik.
Berikut ini merupakan dokumentasi kerusakan pada Alat Infant Incubator
merk Fanem type Vision 2286 di RSUD Banyumas :

Gambar 3.1 Tampilan Display infant incubator

15
DAFTAR PUSTAKA

Atoilah, Amna. 2018. Perbaikan baby incubator merk Drager Isollete 8000. Tugas
Akhir. Semarang : ATEM Semarang

Fadhlil, Azid. 2018. Perbaikan Fetal Doppler merk Huantleigh Healtcar Tipe
Audio Dopplex. Tugas Akhir. Semarang : ATEM Semarang

Keraf, Gorys. 2004. “Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa”. Flores.


Nusa Indah

Lestari, Vianissa Ayu. 2019. Perbaikan Infant Incubator David tipe YP-90AB.
Tugas Akhir. Semarang : ATEM Semarang

Rachman, Fathur Zaini. 2016. IMPLEMENTASI JARINGAN SENSOR


NIRKABEL MENGGUNAKAN ZIGBEE PADA MONITORING
TABUNG INKUBATOR BAYI. Jurnal Teknik Elektronika. 5 (2): 208-
209

Septian, Nur Taufiq. 2018. Perbaikan Infant Incubator Merk GEA - YP 100. Tugas
Akhir. Semarang : ATEM Semarang

Sitohang, Nur Asnah. 2004. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BERAT


BADAN LAHIR RENDAH. Jurnal Program Studi Ilmu Keperawatan.
Universitas Sumatra Utara. 4

16

Anda mungkin juga menyukai