Dosen :
Tri Bowo Indrato, ST, MT
195811181985031002'
Disusun Oleh :
i
Laboratorium
i
Laboratorium
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
BAB I..........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Batasan Masalah................................................................................................................2
1.4. Tujuan Penelitian...............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
TEORI PENUNJANG..............................................................................................................3
2.1. Pesawat Rontgen...............................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................6
METODE PRAKTEK..............................................................................................................6
3.1. Alat dan Bahan..................................................................................................................6
3.2. Prosedur Kerja...................................................................................................................6
3.3. Gambar Rangkaian / Blok.................................................................................................7
3.4. Cara Kerja Rangkaian / Blok.............................................................................................7
BAB IV.....................................................................................................................................15
PEMBAHASAN PRAKTEK.................................................................................................15
4.1. Parameter pada Control Consule.....................................................................................15
4.2. Penempatan Alat dan Pemasangan Alat..........................................................................18
4.3. Pengoperasian Alat..........................................................................................................19
4.4. Pemeliharaan...................................................................................................................19
BAB V......................................................................................................................................20
KESIMPULAN.......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
LAMPIRAN
i
Laboratorium
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum yang
berjudul General X-Ray 3 Phase ini dengan baik dan tepat waktu. Tujuan praktikum ini
adalah untuk mengaitkan fungsi parameter operasional Radiografi, mampu mengklasifikasi
komponen-komponen General X-Ray 3 Phase dan mampu menganalisis tegangan input hasil
tegangan pada tabung sinar-x dan hasil luaran x-ray yang dibangkitkan.
Dengan selesainya laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kelancaran, kebarokahan yang tiada henti-
hentinya serta selalu memberikan rencana terbaik untuk setiap hamba-Nya.
2. Dosen mata kuliah praktikum peralatan radiologi lanjut 2 yakni Bapak Tribowo Indrato
yang telah memberikan kami ilmu berkaitan dengan alat radiologi.
3. Teman-teman kelompok yang mendukung kelancaran pembuatan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok
kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
ii
Laboratorium
ii
Laboratorium
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemeriksaan Radiologi masih cukup awam bagi masyarakat, meskipun begitu
radiologi memiliki banyak fungsi yang sangat cukup penting untuk mengetahui
kondisi penyakit dalam tubuh seorang pasien. Radiologi merupakan salah satu
cabang ilmu kedokteran yang untuk mengetahui atau mendiagnosis bagian dalam
tubuh manusia dengan menggunakan teknologi pencitraan, baik gelombang
elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Dokter yang mengkhususkan
dirinya dalam bidang ilmu radiologi disebut juga sebagai dengan ahli radiologi
atau radiologi. Radiologi sendiri bertindak sebagai konsultan ahli yang bertugas
untuk memberikan rekomendasi pemeriksaan yang dibutuhkan, menafsirkan
gambar medis dari hasil pemeriksaan, serta menggunakan hasil tes untuk
pengobatan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Sinar-X ditemukan pertama kali oleh Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun
Karena asalnya tidak diketahui waktu itu maka disebut sinar-x. Sinar-X digunakan
untuk tujuan pemeriksaan yang tidak merusak pada material maupun manusia.
Selain itu, sinar-x juga digunakan untuk menghasilkan pola difraksi tertentu yang
dapat digunakan dalam analisis kualitatif dan kuantitatif material. Sinar-X
merupakan radiasi elektromagnetik yang memiliki energi tinggi sekitar 200 ev
sampai 1 MeV. Sinar-X dihasilkan oleh interaksi antara berkas elektron eksternal
dengan elektron pada kulit atom. Spektrum sinar-x memilki panjang gelombang
nm, berfrekuensi Hz dan memiliki energi ev. Ada beberapa metode diagnosa
penyakit atau kelainan dengan menggunakan peswat rontgen yaitu, Radiografi dan
Fluoroscopy.
Fluoroskopi adalah sebuah metode pemeriksaan sinar-X untuk menghasilkan
gambar bersekuel menyerupai video. Metode ini digunakan untuk mengamati
kondisi organ tubuh secara langsung (real time). Serupa dengan CT scan,
fluoroskopi menggunakan pancaran sinar-X dalam menangkap gambar. Namun,
1
Laboratorium
1
Laboratorium
1.4 Tujuan
1.4.1 Mahasiswa mengetahui parameter kontrol pada General X-ray 3 phase.
1.4.2 Mahasiswa dapat memahami cara kerja pada General X-ray 3 phase.
1.4.3 Mahasiswa dapat mengoperasikan General X-ray 3 phase.
2
Laboratorium
BAB II
TEORI PENUNJANG
2.1 Pesawat Rontgen
Pesawat sinar-X terdiri dari sistem dan subsistem sinar-X atau komponen.
Sistem sinar-X adalah seperangkat komponen untuk menghasilkan radiasi dengan cara
terkendali. Sedangkan subsistem berarti setiap kombinasi dari dua atau lebih komponen
sistem sinar-X. Pesawat sinar-X diagnostik yang lengkap terdiri dari sekurang-
kurangnya generator tegangan tinggi, panel kontrol, tabung sinar-X, kolimator, dan tiang
penyanggah tabung.
Apabila ditinjau dari segi bentuk fisik dan penginstalasiannya maka pesawat
sinar-X dapat diklasifikasi dalam 3 (tiga) jenis, meliputi:
(1) Pesawat Sinar-X Dapat Dijinjing/Portabel (Portable);
(2) Pesawat Sinar-X Mudah Dipindahkan (Mobile);
(3) Pesawat Sinar-X Terpasang Tetap (Stationery).
Pesawat rontgen adalah alat pesawat medik yang bekerjanya dapat
menghasilkan radiasi sinar X, baik untuk keperluan fluoroskopi maupun radiografi.
Output yang dihasilkan dari pesawat rontgen ini adalah berkas sinar (x-ray). Proses
terjadinya sinar-x yaitu:
1. Didalam tabung rontgen ada katoda dan anoda yang dipanaskan (besar 20.000)
derajat Celcius) sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari
transformator.
2. Karena panas electron-electron dari katoda (filament) terlepas.
3. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electron-elektron
gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup.
4. Awan-awan electron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga terbentuk
panas (99%) dan sinar x (1%).
5. Pelindung (perisai) timah akan meencegah keluamya sinar -x sehingga sinar-x yang
terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.
3
Laboratorium
6. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan radiator
pendingin.
Pada pesawat rontgen 3 phasa ini menggunakan supply atau tegangan input
berupa tegangan tiga phase, seperti pada gambar di bawah ini :
3
Laboratorium
4
Laboratorium
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline akar 3 Ifase=1,731fase
5
Laboratorium
BAB III
METODE PRAKTEK
6
Laboratorium
6
Laboratorium
7
Laboratorium
dimana kontaktor ini akan aktif dan terhubung dengan HTT jika ditekan ekspos, dan
sambungannya terhadap primer HTT adalah dengan sambungan delta, kontaktor 2
7
Laboratorium
tersebut akan nonaktif jika pada rangkaian timer waktu yang telah disetting telah
terpenuhi.
Sekunder HTT dihubungkan dengan rectifier sebagai penyearah gelombang
dengan 4 output, dimana +V1 akan terhubung ke kontaktor tabung anoda untuk
pemilihan tabung, yang terdiri dari beberapa tabung yaitu tabung radiografi I,
radiografi II, atau tabung fluoroscopy. Output -V1 & +V2 terhubung ke mA dan
ground yang berfungsi petujuk arus tabung, dimana hal ini untuk safety user.
Pada Primer trafo filament ada 2 input yang dihubungkan ke salah satu phaseR,
S, atau T; sedangkan input satunya dihubungkan ke 0. Input dengan pengaturan
saperti saklar itu digunakan untuk pemilihan berapa besar mA yang dibutuhkan,
sehingga dari mA tersebut akan otomatis memilih filament small focus/large focus.
Output -V2 terhubung ke common, dan trafo filament entah large atau small focus
yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kemudian dari sekunder HTT -V2, common dan
output trafo filament 3 set kontaktor, yang masing-masing untuk
mengendalikan/mengatur sambungan tegangan ke katoda pemilihan tabung yaitu
tabung radiografi I, radiografi II, atau tabung fluoroscopy.
Prinsip kerja Pesawat rontgen sederhana ini yaitu dengan memanfaatkan sinar X
untuk pencitraan organ dalam yang tidak kasat mata. Sebagai contoh untuk
mediagnosa / melihat organ dalam / tulang yang patah, maka dengan bantuan pesawat
rontgen Sinar X membantu untuk pencitraan kondisi tulang yang patah didalam.
Sehingga dapat mempermudah untuk membantu pekerjaan dokter. Pesawat Rontgen
sederhana ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya yaitu Rangkaian Power
Supply, Pemanas Filamen, Rangkaian X Ray tube, rangkaian HTT, dan rangkaian
Timer. Rangkaian-rangkaian tersebut berperan masingmasing sehingga menghasilkan
fungsi utama untuk pewawat rontgen konvensional ini.
Instrumen Pesawat Rontgen memiliki beberapa komponen penyusun, yang tiap-
tiap komponen penyusun pesawat rontgen tersebut memiliki fungsi masing
masing,sehingga dapat berkorelasi dan menghasilkan fungsi untuk suatu tujuan yaitu
8
Laboratorium
pesawat rontgen. Terdapat blok diagram dari komponen penyusun pesawat rontgen
konvesional.
8
Laboratorium
9
Laboratorium
9
Laboratorium
Fungsinya untuk memberikan catu daya dan mengatur besar arus pemanas
filament agar terjadinya termionic emission bisa di kendalikan sehingga jumlah
electron-electron bebas yang dihasilkan pada filament tabung rontgen bisa
dicontrol. Rangkaian pemanas filament terdiri dari:
A. Rangkaian Stabilator Tegangan
10
Laboratorium
10
Laboratorium
kerusakan yang signifikan pada filament tabung rontgen. Rangkaian ini terdiri
lagi kumparan primer yang kita sebut N1, kemudian kumparan sekunder yang
terdiri dari N2 dan N3. N2 di paralel dengan C diseri dengan N3. Masukkan /
input disebut Ek1 dan keluaran / output disebut Ek2.
B. Space Charge Compensator
11
Laboratorium
sebenarnya memilih nilai R nya untuk menentukan voltage drop pada VR.
Semakin besar pilihan mA maka pilihan tap tersebut berada pada posisi nilai
R
11
Laboratorium
12
Laboratorium
12
Laboratorium
Pada rangkaian ini terdapat trafo tegangan tinggi yang berfungsi untuk
memberikan beda potensial antara anoda dan katoda dimana anoda harus selalu
mendapat polaritas positif dan katoda harus selalu mendapat polaritas negatif agar
elektron-elektron bebas yang ada disekitar katoda dapat ditarik ke anoda.
Transformator adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan dari satu rangkaian kerangkaian lain. Bila transformator
tersebut untuk menaikkan tegangan disebut transformator step up ( pada HTT )dan
apabila untuk menurunkan tegangan disebut transformator step down ( pada trafo
filamen ). transformator step up mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih banyak
dari pada jumlah lilitan primernya sedangkan transformator step down
mempunyai jumlah lilitan sekunder lebih sedikit dari pada jumlah lilitan
primernya. Pada HTT jenis transformator yang digunakan adalah step up dan
perbandingan transformasinya bisa mencapai 1 : 1000 atau tergantung dari desain
pabrik pembuatan. Bila pada kumparan primer dialiri arus bolak balik ( AC )
13
Laboratorium
maka akan timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah tergantung dari
besarnya arus yang mengalir. Perubahan garis-garis gaya magnet ini akan
menyebabkan terjadinya gaya gerak listrik ( ggl )
13
Laboratorium
pada lilitan sekundernya, yang besarnya bergantung dari perubahan fliks pada
setiap perubahan waktu.
4. Blok Rangkaian Tabung Rontgent
Merupakan sebuah tabung diode yaitu tabung vakum yang terdiri dari dua
elektrode, yaitu anode dan katode. X ray tube adalah tempat berlangsungnya
proses terbentuknya sinar x.
1) Pesawat dengan 1 unit x ray tube over table untuk pemotretan tunggal disebut
“Pesawat Rontgen 1 examination”
2) Pesawat rontgen yang memiliki x ray tube over table dan under table disebut 2
Examination.
5. Blok Rangkaian Timer
Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran.
14
Laboratorium
BAB IV
PEMBAHASAN PRAKTEK
4.1 Parameter pada Control Console
a. Main Switch
15
Laboratorium
15
Laboratorium
16
Laboratorium
16
Laboratorium
17
Laboratorium
17
Laboratorium
i. Timer control
k. Tombol Ready
Berfungsi untuk melakukan ready.
l. Tombol Exposure
Berfungsi untuk melakukan expose
m. Emergency switchh
Untuk memberhentikan segala proses yang sedang dilakukan oleh pesawat
rontgen dalam keadaan emergency.
4.2 Penempatan Alat dan Pemasangan Alat
A. Syarat penempatan alat Xray yaitu :
18
Laboratorium
18
Laboratorium
19
Laboratorium
19
Laboratorium
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. General x- ray 3 phase memiliki parameter-parameter yang terdiri dari line voltmeter, kv
meter, mA meter dan timer yang mana parameter-parameter tersebut memiliki dan fungsi
masing-masing.
2. General x- ray 3 phase memiliki terdiri dari control table, HTT tank, patient table dan x
ray tube unit yang mana pada bagian-bagian tersebut memiliki komponen-komponen dan
fungsinya masing-masing.
3. Pada general x ray 3 phase untuk sekunder HTT terdapat 3 output-an yaitu tegangan
untuk small focus, large focus, dan common (0). Output-output tadi terhubung ke 3 set
kontaktor yang masing-masing untuk mengendalikan/mengatur sambungan tegangan ke
katoda pemilihan tabung yaitu tabung I, II, atau III.
4. Pada umumnya sistem 3 Phase menggunakan sistem tiga tegangan seimbang yang sama
besarnya, dengan berbeda fasa antara tegangan fasa yang satu dengan fasa yang lain
sebesar 1200.
5. Pada pesawat general x ray 3 phasa terdapat rangkaian penyearah (rectifier). Tujuan
penyearah gelombang penuh 3 phasa yaitu untuk menghasilkan tegangan kontinyu (dan
arus) untuk tabung X-Ray.
6. Sinyal outputan x ray 3 phase lebih halus dan hasil sinar x yang dipancarkan lebih baik
daripada x ray 1 phase.
20
Laboratorium
20
Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Hermina Bogor, “Mengenal apa itu Radiologi?,“ 25 Agustus 2021, [Online]. Available:
https://herminahospitals.com/id/articles/mengenal-apa-itu-radiologi.html. Accessed
16 October 2022.
Tim Redaksi, “ Publikasi Penemuan X-ray dalam Sejarah Hari Ini, 5 Januari 1896, ”Januari
2022, [Online]. Available: https://voi.id/memori/120997/publikasi-penemuan-x-ray-
dalam-sejarah-hari-ini-5-januari-1896. Accessed 16 October 2022.
dr. Tjin Willy, “Kenali Apa Itu Fluoroskopi,” 6 Juli 2018, [Online]. Available:
https://www.alodokter.com/kenali-apa-itu-fluoroskopi.Accessed 16 October 2022.
Wikipedia, “ Radiografi,” 30 November 2017, [Online]. Available:
https://id.wikipedia.org/wiki/Radiografi. Accessed 16 October 2022.
Unknown, “Pesawat Rontgent Konvensional,” 9 Maret 2020, [Online]. Available:
https://gonnabefine23.blogspot.com/2010/03/rancangan-pesawat-rontgen-
konvensional.html. Accessed 16 October 2022.
Buku Tahu, “Akreditasi Rumah Sakit MPO PKPO,” 2017, [Online]. Avaliable:
http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/12/spo-pemeliharaan-peralatan-
radiologi.html. Accessed 16 October 2022.
Evrinka, “Laporan Praktek General X-Ray 3 Phase,” 2020, [Online]. Available: Laporan
Praktek General X-Ray 3 Phase (EVRINKA H. M P27838117024) - Dikonversi | PDF
(scribd.com). Accessed 16 October 2022.
21
Laboratorium
LAMPIRAN
Gambar Keterangan
22
Laboratorium
22