Anda di halaman 1dari 24

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN RADIOGRAFI OS FEMUR

DENGAN KASUS POST TRAUMA DI INSTALASI RADIOLOGI


AULIA HOSPITAL PEKANBARU

Laporan Kasus

Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan 1

Oleh :

NASRUL FAZRIN
19002034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RADIOLOGI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
AWAL BROS PEKANBARU
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktek
Kerja Lapangan I pada Program Studi Diploma III Radiologi

Nama : Nasrul Fazrin

NIM : 19002034
Judul Laporan Kasus : “Penatalaksanaan Pemeriksaan Radiologi Os
Femur Dengan Kasus Post Trauma di Instalasi
Radiologi Aulia Hospital”

Pekanbaru, 20 Agustus 2021

Clinical Instructure

John Haryadi, AMR

NIP :

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat yang

dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

Penatalaksanaan Teknik Radiografi Os Femur dengan Kasus Post Trauma di

Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru ini.

Laporan kasus ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek

Kerja Lapangan (PKL) 1 Semester III Prodi DIII Radiologi STIKes Awal Bros

Pekanbaru, yang bertempat di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Awal Bros

Pekanbaru.

Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak akan lepas dari segala bantuan

dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis juga mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Shelly Angella, M.Tr. Kes selaku Ketua Program Studi DIII Teknik

Radiologi STIKes Awal Bros Pekanbaru

2. John Haryadi, AMR selaku Clinical Instructure (CI) Praktek Kerja

Lapangan 1 di Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru

3. Seluruh Radiografer dan Staff Instalasi Radiologi Aulia Hospital

Pekanbaru

4. Annisa, S.Tr. Rad selaku Supervisor Institusi

ii
5. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan kasus ini

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penyusunan

laporan kasus ini. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang

membangun dari pembaca, guna memperbaiki laporan kasus selanjutnya. Penulis

juga berharap laporan kasus ini bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca.

Pekanbaru, 20 Agustus 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3
1.4.1 Bagi Peneliti .......................................................................... 3
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian........................................................ 3
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan..................................................... 3

iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi ............................................................................................ 4
2.2 Patologi ............................................................................................. 5
2.3 Teknik Pemeriksaan ........................................................................ 6

BAB III PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil .................................................................................................. 9
3.1.1 Persiapan Alat dan Bahan .................................................. 9
3.1.2 Data Pasien ........................................................................... 11
3.1.3 Persiapan Pasien .................................................................. 11
3.1.4 Teknik Pemeriksaan ............................................................ 11
3.1.5 Hasil Radiograf .................................................................... 12
3.2 Pembahasan ..................................................................................... 13

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14
4.2 Saran ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Anatomi Femur......................................................................... 4

Gambar 2.2 Posisi Antero Posterior (AP) ................................................... 7

v
Gambar 2.3 Radiograf Posisi Antreo Posterior (AP) ................................... 7

Gambar 2.4 Posisi Lateral ............................................................................ 8

Gambar 2.5 Hasil Radiograf Posisi Lateral ................................................. 8

Gambar 3.1 Pesawat Rontgen ...................................................................... 9

Gambar 3.2 Kaset ......................................................................................... 10

Gambar 3.3 Computed Radiography ........................................................... 10

Gambar 3.4 Hasil Radiograf Ny. S .............................................................. 12

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sinar-X merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis

dengan gelombang radio, panas, cahaya dan sinar ultraviolet, tetapi dengan

panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X bersifat heterogen, panjang

gelombangnya bervariasi dan tidak terlihat. Perbedaan antara sinar-X dengan

sinar elektromagnetik lainnya juga terletak pada panjang gelombang, dimana

panjang gelombang sinar-X sangat pendek,yaitu hanya 1/10.000 panjang

gelombang cahaya yang kelihatan. Karena panjang gelombang yang pendek

itu, makasinar-X dapat menembus benda-benda (Sjahriar, 2009).

Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu penunjang diagnosa

selain pemeriksaan laboratorium mikrobiologi dman lain-lain. Pemanfaatan

sinar-X dalam radiodiagnostik sangat menunjang untuk memperkuat

diagnosa. Oleh karena itu diperlukan suatu radiograf yang baik, sehingga

dapat dijadikan sebagai penunjang diagnosa terhadap suatu penyakit yang

diderita oleh suatu pasien (Bontrager, 2014).

Dalam dunia kedokteran salah satu penunjang medis yang diperlukan

dapat untuk mendiagnosa untuk menegakkan salah satu nya adalah bagian

radiologi. Radiologi mampu membantu menegakkan diagnosa dengan

memanfaatkan sinar X (sinar rontgen) yang hasilnya berupa citra radiograf

1
yaitu dapat memberikan informasi semaksimal mungkin tanpa harus

melakukan pengulangan foto yang dapat menambah dosis pada pasien

(Bawosucito, 2016).

Salah satu pemeriksaan radiologi adalah pemeriksaan pada tulang

femur. Femur merupakan tulang terberat dalam tubuh. Tulang ini terdiri dari

satu tubuh dan dua ekstremitas artikular. Tubuhnya silindris, sedikit cembung

di anterior, dan miring ke medial 5 sampai 15 derajat. Tingkat kemiringan

medial tergantung pada luasnya gelang panggul. Ketika femur vertikal,

kondilus medial lebih rendah dari kondilus lateral. Tentang perbedaan 5

sampai 7 derajat ada antara dua kondilus. Karena perbedaan ini, pada

radiografi lateral lutut, sinar pusat dimiringkan 5 sampai 7 derajat cephalad

untuk "membuka" ruang sendi lutut. Bagian superior femur berartikulasi

dengan acetabulum sendi panggul (Long et al, 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik mengambil

judul “Penatalaksanaan pemeriksaan radiografi os femur dengan klinis post

trauma di Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana prosedur teknik pemeriksaan radigrafi os femur ?

1.2.2 Bagaimana prosedur pemeriksaan radiografi os femur dengan klinis

fraktur di Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru?

2
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan

penelitian adalah:

1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana prosedur teknik pemeriksaan radigrafi os

femur

1.3.2 Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan os femur dengan klinis

fraktur di Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi penulis

Menambah informasi dan wawasan tentang prosedur

penatalaksanaan pemeriksaan radiografi femur dengan klinis post

trauma dan kriteria gambaran yang baik dan benar pada pemeriksaan

tersebut.

1.4.2 Bagi Rumah Sakit

Diharapkan menjadi suatu masukan dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan di Instalasi Radiologi Aulia Hospital

Pekanbaru.

1.4.3 Bagi STIKes Awal Bros Pekanbaru

Menambah pustaka laporan kasus tentang penatalaksanaan

pemeriksaan radiografi femur dengan klinis post trauma.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi femur anterior view

Femur adalah tulang terpanjang, terkuat, dan terberat di tubuh. Tulang

ini terdiri dari satu body dan dua ekstremitas artikular. Tubuhnya silindris,

sedikit cembung di anterior, dan miring ke medial 5 sampai 15 derajat.

Tingkat kemiringan medial tergantung pada luasnya gelang panggul. Ketika

femur vertikal, kondilus medial lebih rendah dari kondilus lateral (Long et al,

2015).

Ujung distal femur melebar dan memiliki dua tonjolan besar yaitu

kondilus medial yang lebih besar dan kondilus lateral yang lebih kecil. Di

bagian anterior, kondilus dipisahkan oleh permukaan patela. Di posterior,

kondilus dipisahkan oleh lekukan yang dalam yang disebut fossa

4
interkondilus. Sedikit penonjolan di atas dan di dalam kurva setiap kondilus

membentuk epikondilus medial dan lateral. Kondilus medial berisi

tuberkulum adduktor, yang terletak pada aspek posterolateral. Tuberkel

adalah area tulang yang terangkat yang menerima tendon otot adduktor.

Tuberkel ini penting untuk diidentifikasi pada radiografi lutut lateral karena

membantu dalam mengidentifikasi overrotasi atau underrotasi. Daerah

segitiga di atas fossa intercondylar pada femur posterior adalah alur troklear,

di mana pembuluh darah poplitea dan saraf lewat.

2.2 Patologi

Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan

tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. Fraktur terjadi apabila tulang

dikenai beban yang lebih besar daripada yang diabsorsinya. Adapun

penyebab terjadinya fraktur meliputi pukulan langsung, gaya meremuk,

gerakan puntir mendadak, dan kontraksi otot ekstrem. Fraktur pada tulang

dapat menyebabkan edema jaringan lemak, persarafan ke otot dan sendi

terganggu, dislokasi sendi, kerusakan saraf, dan kerusakan pembuluh darah

(Suratun., 2006).

Menurut Sjamsuhidajat (1997) terjadinya fraktur dapat disebabkan

oleh karena trauma baik langsung maupun tidak langsung. Trauma langsung

seperti benturan yang menyebabkan patahnya tulang atau trauma tidak

langsung seperti jatuh bertumpu yang menyebabkan patah nya tulang

disekitar daerah tumpuan.

5
Menurut Engram (1998) fraktur juga dapat disebabkan oleh karena

proses patologis misalnya adanya tumor, infeksi atau osteoporosis pada

tulang. Depkes (1995) menyatakan penyebab primer fraktur diantaranya

karena kecalakaan kendaraan bermotor atau jatuh, olah raga, latihan yang

kuat dan malnutrisi (Risnanto and Insani, 2014) namun fraktur femur relatif

sering terjadi karna terjatuh (Waschke, 2015).

2.3 Teknik Pemeriksaan

1. Proyeksi AP

a. Posisi pasien : Tempatkan pasien pada posisi terlentang / supine.

b. Posisi objek : Kaki ekstensi atur femur pada posisi true AP, atur femur

pada pertengahan kaset

c. CP : Pertengahan femur

d. CR : Vertikal tegak lurus kaset

e. FFD : 100 cm

f. Kaset : 30 x 40 cm

g. Kolimasi : Batas atas : 3 cm dibawah SIAS

Batas bawah : knee joint

h. Kriteria radiograf

1) Tampak caput femur

2) Tampak collum cfemur

3) Tampak trochanter mayor dan trochanter minor

4) Tampak corpus femur

6
Gambar 2.1 Posisi AP femur (Long et al, 2015)

Gambar 2.2 Radiograf AP femur (Long et al, 2015)

2. Proyeksi lateral

a. Posisi pasien : Pasien diposisikan supine.

b. Posisi objek : kaki fleksi 45 derajat, atur femur pada posisi true lateral,

atur femur pada pertengahan kaset.

c. CP : pertengahan femur

d. CR : Vertikal tegak lurus kaset

e. FFD : 100 cm

f. Kaset : 30 x 40 cm

7
g. Kolimasi : Batas atas : 3 cm dibawah SIAS

Batas bawah : knee joint

h. Kriteria radiograf

1) Femoral condilus superposisi

2) Trochanter mayor dan trochanter minor tampak

3) Patelafemoral space tampak

4) Tampak knee

5) Tampak corpus femur

Gambar 2.3 Posisi lateral (lateromedial) femur (Long et al, 2015)

Gambar 2.4 Radiograf lateral (lateromedial) femur (Long et al, 2015

8
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

3.1.1 Alat dan Bahan

3.1.1.1 Pasawat Rontgen

Adapun spesifikasi dari pesawat radiologi yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Merk Pesawat : SIEMENS

2. kV Maksimum : 150 kV

Gambar 3.1 Pesawat Rontgen

3.1.1.2 Kaset

Kaset radiografi konvensional adalah alat yang

didalamnya terdapat screen, screen ini berfungsi untuk

mengubah sinar-x menjadi cahaya tampak yang nantinya akan

berinteraksi dengan film radiografi sehingga terjadilah

penghitaman pada film.

9
Gambar 3.2 Kaset

3.1.1.3 Image reader

Image reader berfungsi sebagai pembaca dan mengolah

gambar yang diperoleh dari Image plate. Semakin besar

kapasitas memorinya maka semakin cepat waktu yang

diperlukan untuk proses pembacaan Image plate, dan

mempunyai daya simpan yang besar. Waktu tercepat yang

diperlukan untuk membaca imaging plate pada image reader

yaitu selama 64 detik.

Gambar 3.3 Computed Radiography

10
3.1.2 Data Pasien

Setelah semua alat dan bahan tersedia, selanjutnya dilanjutkan

dengan mengumpulkan data pasien pada pemeriksaan femur dengan

klinis fraktur, yaitu:

a. Nama : Ny. S

b. Umur/ Jenis kelamin : 24 Tahun/ Perempuan

c. Klinis : Post Trauma

d. Tanggal pemeriksaan : 10 Agustus 2021

e. Pemeriksaan : Femur AP/ Lat

3.1.3 Persiapan pasien

Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi terhadap pasien,

dilakukan identifikasi pasien dengan mencocokkan data pasien sesuai

dengan form permintaan. Hal ini dilakukan untuk menghindari

kesalahan-kesalahan dalam pemeriksaan. Pemeriksaan femur tidak

memerlukan persiapan khusus, pasien datang ke instalasi radiologi dan

langsung dapat dilakukan pemeriksaan.

3.1.4 Teknik pemeriksaan

Proyeksi yang digunakan dalam pemeriksaan radiografi os

femur dengan kasus fraktur di Instalasi Radiologi Aulia Hospital

Pekanbaru menggunakan 2 proyeksi rutin yaitu dengan menggunakan

proyeksi AP dan lateral.

1. Proyeksi AP (Antero-Posterior)

11
a. Posisi pasien: pasien pada posisi terlentang / supine. Femur diberi

alat fiksasi agar tidak terjadi pergerakan dan agar posisi true AP.

b. Posisi objek: Bagian yang diperiksa diposisikan tepat pada tengah

kaset.

c. CP : Pada pertengahan femur

d. CR : Tegak lurus / vertical terhadap kaset

e. FFD 100 cm

2. Proyeksi lateral (Mediolateral)

a. Posisi pasien : Tidur / supine diatas meja pemeriksaan

b. Posisi objek : kaki fleksi 45 derajat, atur femur true lateral, atur

femur pada pertengahan kaset.

c. CR : Tegak lurus / vertikal terhadap kaset.

d. CP : Pada pertengahan os femur.

e. Kaset : 30 x 40 cm

f. FFD : 100 cm

3.1.5 Hasil Radiograf

Adapun hasil radiograf pemeriksaan femur pada pasien Ny. S

dapat dilihat pada gambar 3.4.

a d

c e

A B
Gambar 3.4 Hasil radiograf proyeksi, (A) Proyeksi PA, (B) Proyeksi
Lateral

12
Keterangan :
a. tuberculum mayor
b. corpus
c. epycondilus
d. collum femur
e. patella

Berdasaran hasil radiograf yang dihasilkan pada pasien Ny. S,

bahwa kondisi pada foto rontgen femur proyeksi AP dan lateral

mampu memberikan informasi yang baik dalam penegakan diagnosa,

yaitu tampak garis fraktur 1/3 distal os femur.

3.2 Pembahasan

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan radiografi os femur di Instalasi Radiologi

Aulia Hospital pada pasien Ny. S, tampak patahan pada 1/3 femur distal

kanan akibat kecelakaan.

2. Pada pemeriksaan femur dengan klinis fraktur pada pasien Ny. S di


Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru, dilakukan dengan posisi

pasien berbaring di atas meja pemeriksaan dengan menggunakan

proyeksi AP dan lateral, pada proyeksi AP os femur di kasih pengganjal

atau alat fiksasi agar posisinya true AP dan agar tidak terjadi pergerakan

saat melakukan pemeriksaan, sedangkan untuk proyeksi lateral tidak

diberi alat fiksasi. gambaran yang dihasilkan pada radiograf femur pada

kasus fraktur sudah mampu memberikan informasi yang baik dalam

menegakkan diagnosa.

13
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan yang penulis lakukan pada laporan kasus di

Instalasi Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru, maka didapatkan kesimpulan

sebagai berikut.

1. Penatalaksanaan pemeriksaan femur dengam klinis fraktur di Instalasi

Radiologi Aulia Hospital Pekanbaru tidak memiliki persiapan khusus pada

pasien. Proyeksi yang digunakan adalah proyeksi AP dan Lateral dengan

posisi pasien supine.

2. Pada pemeriksaan femur proyeksi AP ada sedikit perbedaan dengan yang

biasa dilakukan yaitu femur diberi pengganjal / alat fiksasi agar posisi dari

femur bias true AP dan tidak terjadi pergerakaan saan hendak melakukan

ekspose, sedangkan untuk proyeksi lateral dilakukan seperti pemeriksaan

biasanya. Hasil rontgen sudah memberikan gambaran yang informative

dalam menegakkan diagnosa.

5.1 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dari penelitian pada

penatalaksanaan pemeriksaan femur dengan kasus fraktur, maka didapatkan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Pada pasien non kooperatif saat hendak melakukan rontgen dan

memposisikan anggota tubuh, hendaknya diberi alat bantu / fiksasi agar

14
posisi anatomi yang di rontgen sesuai dengan yang diinginkan

2. Para radiographer yang bertugas di instalasi radiologi Aulia Hospital

dalam melakukan pemeriksaan radiografi femur dengan kasus fractur

sebaiknya menggunakan proyeksi biasa atau wajib dilakukan pada

pemeriksaan radiografi femur yaitu proyeksi AP dan lateral . jika pasien

non kooperatif semaksimal mungkin radiographer membuat foto rontgen

sesuai dengan yang ada di formulir permintaan yang dibawa oleh

pasien.

15
DAFTAR PUSTAKA

Penny, Ursula P. 2019. Patah Tulang (Fraktur): Jenis, Penyebab, Gejala,

Pengobatan, & Pencegahan : Dokter Sehat.

Rasad, Sjahriar. 2009. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Balai Pustaka.

Kenneth L. Bontrager And John P. Lampignano 2014. Textbook of Radiographic

Positioning and Related Anatomy. Elsevier/Mosby : Medical.

Bawosucito, Nyoman. 2016. Pemeriksaan Elbow Joint Dengan Kasus Curiga

Fracture Di Instalasi Radiologi Rsud Kabupaten buleleng: ATRO BALI

Wibowo, Daniel S. Widjaja Paryana. 2009. Anatomi Tubuh Manusia : Graha

Ilmu, Yogyakarta

Pearce C. Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.

Sonita, Helen. 2012. Anatomi Lengan Bawah.

Anda mungkin juga menyukai