Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Proposal Pengabdian
Kepada Masyarakat yang berjudul “Program Pendidikan Penyadaran Kesehatan,
Lingkungan dan Pengurangan Risiko Bencana di Sekolah Dasar Negeri 2 Gelgel –
Kabupaten Klungkung dan Sekolah Cerdas Insan Sejahtera – Kabupaten Badung”.
Dalam penyusunan proposal ini tidaki terlepas dari bantuan dan partisipasi
berbagai pihak. Kami mengharapkan dengan membaca proposal ini dapat memberikan
gambaran mengenai rencana kerja dan program kegiatan yang akan kami laksanakan.
Besar harapan kami saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Desember 2017
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) antara lain ditentukan dua faktor yang
satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan
dan kesehatan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil,
sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan
status kesehatan seseorang. Oleh karena itu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan
titik berat pada upaya promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan
rehabilitatif yang berkualitas, menjadi sangat penting dan strategis untuk mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat
atau Health Promoting School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ). Health
Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri-ciri
melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah,
menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan
kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan
dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat.
Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa yang perlu dijaga,
ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu
30 % dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga anak sekolah berpotensi sebagai
agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik dilingkungan sekolah, keluarga
maupun masyarakat. Beberapa kegiatan peserta didik dalam menerapkan PHBS di
sekolah antara lain jajan di warung/kantin sekolah karena lebih terjamin kebersihannya;
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; menggunakan jamban di sekolah serta
menjaga kebersihan jamban; mengikuti kegiatan olah raga dan aktifitas fisik sehingga
meningkatkan kebugaran dan kesehatan peserta didik; memberantas jentik nyamuk di
sekolah secara rutin; tidak merokok, memantau pertumbuhan peserta didik melalui
pengukuran BB dan TB; serta membuang sampah pada tempatnya.
Dengan menerapkan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan
kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat.Demi terwujudnya hal tersebut
tentunya selain menciptakan kemandirian di bidang kesehatan juga pentingnya
memberikan rasa aman dan bagaiman berprilaku sehat dalam menghadapi bencana
karena Bali merupakan salah satu daerah yang rentan terhadap bencana seperti gempa
Bumi dan Gunung berapi serta bencana lainnya.
Untuk itulah perlunya Program pendidikan penyadaran kesehatan dan
pengurangan risiko bencana yang merupakan sebuah bagian dari komponen yang tidak
dapat dipisahkan dengan pendidikan lingkungan dan pengurangan risiko bencana. Hal
ini menjadi penting karena ketiga komponen ini menjadi sebuah kesatuan yang saling
mempengaruhi ini yang dapat digunakan sebagai sebuah landasan hakiki dari setiap
anak sekolah di Indonesia dalam memastikan masa depan mereka sebagai generasi
emas penerus bangsa ini. Pendidikan lingkungan menjadi mutlak diperlukan karena
pendidikan ini berpengaruh kepada pola hidup yang bersih dan sehat serta bagaimana
kita dapat mengurangi faktor risiko bencana itu sendiri. Pendidikan lingkungan
dilakukan untuk mendukung proses berkembangnya kesadaran anak/siswa sekolah
dalam hal peran penting lingkungan bagi kehidupan mereka baik itu dari segi kesehatan
maupun dari segi kerusakan lingkungan itu sendiri.
Pelaksanaan program pendidikan penyadaran kesehatan, lingkungan dan
pengurangan risiko bencana ini akan melibatkan secara aktif pihak sekolah, dinas
pendidikan, dan dinas kesehatan dalam membangun sinergi kerja yang komprehensif
dalam usaha membangun kesadaran akan pentingnya penyadaran kesehatan, pendidikan
lingkungan dan pengurangan risiko bencana.
Permasalahan yang menjadikan promosi kesehatan penting dan mutlak
dilaksanakan adalah berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
Ø Usia awal sekolah baik untuk menanamkan nilai PHBS tetapi belum dimanfaatkan
optimal
Ø Usia anak sekolah: masa rawan terserang gangguan berbagai penyakit.
Ø Masalah kesehatan pada kelompok pra remaja (usia 6 s.d <10 tahun), umumnya
berkaitan dengan PHBS.
Ø Peranan sekolah belum optimal dalam mengembangkan promosi kesehatan di
sekolah
Ø Masih banyak sekolah belum termasuk sekolah sehat
Ø Dukungan kebijakan promosi kesehatan di sekolah masih kurang
Disamping permasalahan tersebut diatas, data penyakit yang di derita oleh anak
sekolah (SD) terkait perilaku yang terjadi adalah :
Ø Prevalensi penyakit karies dan periodontal anak usia 12 tahun sebesar 74,4%.
Sumber Hasil SKRT tahun 2001
Ø Sekitar 3% anak-anak mulai merokok sejak kurang dari umur 10 tahun.
Perokok pemula umur 10-14 tahun 2004 sebesar 11, 5 %. Persentase orang
merokok tertinggi (64%) berada pada kelompok umur remaja (15-19 tahun).
Sumber Menurut data Susenas tahun 2004
Ø Kejadian kecacingan berhubungan bermakna dengan perilaku tidak cuci tangan
sebelum makan dengan air dan sabun, BAB tidak dijamban, jajan bukan di kantin
sekolah , prevalensi penyakit kecacingan perut pada anak SD sebesar 40-60%
Sumber Profil Dep Kes Tahun 2015
Ø Kasus Diare Setiap tahun 100.000 anak Indonesia meninggal akibat diare,
Sumber Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization
Ø Kasus Diare Diantara 1000 penduduk terdapat 300 orang yang terjangkit penyakit
diare sepanjang tahun, Data Departemen Kesehatan
Sumber Majalah Interaksi 2017
D. Ruang Lingkup
Program ini dilakukan oleh Mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat untuk
meningkatkan terciptanya sekolah yang mempromosikan kesehatan , lingkungan dan
pengurangan risiko bencana.Program ini dilaksanakan di dua sekolah Dasar yaitu SDN2
Gelgel dan SD CERDAS Insan Sejahtera dengan menyasar siswa kelas IV dan Kelas V.
Program dilaksanakan dari minggu ke tiga dan empat bulan November dan minggu
pertama serta kedua di Bulan Desember 2017
BAB II
A. Gambaran Umum
Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina dan
meningkatkan kualitas SDM, baik fisik, mental, moral maupun intelektual. Promosi
kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif di antara upaya kesehatan
masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup sehat, karena:
Anak usia sekolah (6 tahun – 18 tahun) mempunyai persentase yang paling tinggi
dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Sekolah merupakan komunitas yang
telah terorganisasi, mudah dijangkau.Usia Sekolah merupakan kelompok yang sangat
peka untuk menerima perubahan atau pembaruan, karena sedang berada dalam taraf
pertumbuhan dan perkembangan. Di Indonesia, bentuk promosi kesehatan di sekolah
adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan sekaligus UKS merupakan salah satu
upaya kesehatan masyarakat disekolah. Apalagi populasi anak sekolah didalam suatu
komunitas memiliki persentasi yang paling besar, dimana hampir setiap harinya telah
terjadi interaksi diantara anggota komunitas sekolah selama 4-8 jam. Atas dasar hal
tersebut, selain untuk menciptakan kondisi sekolah yang sehat serta agar dapat
menunjang proses belajar mengajar yang maksimal sehingga kegiatan promosi atau
pendidikan kesehatan di sekolah perlu dilakukan.
Promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah yang strategis dalam upaya
peningkatan kesehatan masyarakat, hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa Promosi
kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif diantara upaya kesehatan
masyarakat yang lain, khususnya dalam pengembangan perilaku hidup bersih dan sehat,
karena: Anak usia sekolah (6 tahun – 18 tahun) mempunyai persentasi yang paling
tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Sekolah merupakan komunitas
yang telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha
kesehatan masyarakat.Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat potensial untuk
menerima perubahan atau pembaruan, Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap
stimulasi sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan
hidup sehatSekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi
ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Lebih dari itu, usia
sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit.
Untuk itulah Program Penyadaran , Kesehatan , Lingkungan dan Pengurangan
Risiko bencana dilaksanakan dengan tujuan tersebut diatas.SDN.2 Gelgel merupakan
salah satu sekolah Dasar yang berada di Wilayah Klungkung yang terletak di Desa
Gelgel, Kecamatan Klungkung ,Kabupaten Klungkung SDN.2 Gelgel dipilih menjadi
lokasi kegiatan karena dari data yang di peroleh di UPT.Puskesmas Klungkung I jika
penerapan PHBS di SD tersebut paling rendah yaitu sebesar 35 % dan terjadinya kasus
kecacingan sebesar 20% dari total siswa yang bersekolah di SD tersebut dan juga
dilakasanakan di SD CIS yang terletak di wilayah Kabuapten Badung karena
merupakan salah satu sekolah yang aktif dalam peningkatan kreatifitas dan peran serta
siswa dalam meningkatkan kesehatan dan pelestarian lingkungan.
C. Sasaran Program
Sasaran program promosi kesehatan disekolah, antara lain mencakup:
1. Peserta didik, yaitu semua anak yang mengikuti pendidikan di sekolah
2. Warga sekolah, yaitu setiap orang yang berperan di dalam proses belajar-mengajar di
sekolah (guru, Kepala Sekolah, karyawan sekolah).
3. Masyarakat lingkungan sekolah, yaitu seluruh masyarakat yang berada di lingkungan
sekolah selain warga sekolah (pengelola kantin, penjaga sekolah, dan lain-lain).
4. Tim Pembina UKS dan Tim Pelaksana UKS.
5. Penentu kebijakan/pengambil keputusan
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu Pelaksanaan
Program ini merupakan program yang secara komprehensif yang mudah
diterapkan dan dilakukan. Program ini termasuk dalam program inovatif yang
dilakukan dalam rentang waktu 1 (satu) bulan di SDN 2 Gelgel dan SD CIS sebagai
kegiatan awal, dan diharapkan mampu menjadi pemicu bagi sekolah lainnya. Kegiatan
ini dilakukan pada Bulan November – Desember 2017, dimana kegiatan ini
mengadopsi dari buku permakultur dan belajar tentang lingkungan dan bencana yan
merupakan padnuan dari yayasan IDEP Selaras Alam.Kegiatan ini dilaksanakan setiap
hari sabtu di setiap minggunya ke sekolah tersebut diatas.
B. Kurikulum Pendidikan
Tema 1 : Lingkunganku Lestari
Masalah dan pengelolaan Sampah
Pemisahan Sampah
Mendaur Ulang Sampah
Belajar tentang lingkungan
Tema 2 : Lingkunganku Sehat
Gizi dan Kantin sekolah sehat
PHBS Di Sekolah
Tema 3 : Lingkunganku yang aman
Mari mengenal bencana
Simulasi tanggap darurat :gempa bumi
PROGRAM PENDIDIKAN PENYADARAN KESEHATAN, LINGKUNGAN , DAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 GELGEL WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS KLUNGKUNG I
Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Pendahuluan
a. Pengajar Menyapa siswa lalau menyampaikan tujuan pembelajaran pemisahan
sampah
b. Pengajar member contoh cara memisahkan sampah sesuai dengan jenisnya
c. Mengajak Siswa menyanyikan lagu “ayo buang sampah”
AYO BUANG SAMPAH
(DENGAN MELODY POTONG BEBEK ANGSA)
AYO BUANG SAMPAH , BUANG DI TEMPATNYA
JANGAN SEMBARANGAN ITU TIDAK BAIK
AMBIL SAPUMU, PUNGUT SAMPAHMU
JANGAN LUPA UNTUK DIPILAH DULU
AMBIL SAPUMU, AMBIL SAMPAHMU
AGAR SEKOLAHMU BERSIH SELALU
2. Kegiatan Inti
a. Siswa melakukan praktek memisahkan sampah dengan mencari sampah di
sekeliling sekolah
b. Pengajar mengamati hasil pemisahan sampah
c. Pengajar mengajak siswa mencuci tangan dengan sabun dan air
3. Penutup
a. Pengajar membagikan buku aktivitas Permakultur halaman 28-29 , atau fotocopi
lampiran 1.06b (1&2)
b. Siswa mengisi Buku Aktivitas Permakultur halaman 28-29, atau photocopy
lampiran 1.06b (1&2)
c. Siswa Mengisi lampiran 1.06d –Lembar Evaluasi : tentang sampah
d. Siswa dan pengajar berdiskusi untuk membahas jawaban siswa
e. Pengajar merangkum materi dan menutup sesi belajar mengajar
4. Evaluasi
a. Teknik : Tes tertulis
b. Lampiran : Lampiran 1.06d-Tes : Pengetahuan tentang sampah
2. Langkah-langkah Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1) Pengajar menyapa siswa lalu menyampaikan tujuan materi pembelajaran
2) Siswa mengerjakan lampiran 1.5b-Pra-test : Pengetahuan tentang sampah lalu
pengajar mengumpulkan jawaban
3) Pengajar berdiskusi mengenai pengertian sampah dan bahaya sampah jika tidak
dikelola dengan baik.
b. Kegiatan Inti
1) Pengajar menayangkan film Mina “ Desa Mina berseru Ya!Untuk Penanganan
Sampah
2) Pengajar membagikan lembar Lampiran 1.5b-Pasca Test : Pengetahuan tentang
sampah
3) Siswa mengerjakan Buku Aktivitas Permakultur halaman 8 dan 9 , atau fotocopy
Lampiran 1.05c
c. Penutup
1) Pengajar memperlihatkan Lampiran 1.05d-membuat Prakarya dari sampah kepada
siswa dan menugaskan siswa untuk membuat prakarya dari sampah dengan ide
mereka sendiri
2) Pengajar menutup sesi belajar mengajar
d. Evaluasi
1) Teknik : Tes tertulis
2) Alat : Lampiran 1.05b-Pra/Pasca-tes : Pengetahuan tentang sampah
Topik 2.02 : GIZI
Kelas : 4, 5
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
Tujuan : Siswa dapat memahami tentang pentingnya GIZI bagi kesehatan
serta mampu memantau pertumbuhannya sendiri
Metode : Ceramah , Tanya Jawab , praktek
b. Kegiatan Inti
1. Pengajar menayangkan film Spot TV
2. Pengajar membagikan lembar Lampiran Pasca Test : Pengetahuan tentang PHBS
3. Pengajar mengajarkan siswa langkah mencuci tangan dengan nyanyian
c. Penutup
1) Pengajar menutup sesi belajar mengajar
d. Evaluasi
1) Teknik : Tes tertulis
2) Alat : Pasca-tes : Pengetahuan Tentang PHBS
Topik 1.01 : Mari Mengenal Bencana
Kelas : 4, 5
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Tujuan : Siswa mengetahui Jenis-Jenis bencana dan mengatahui cara menghadapinya
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Menonton Film, Bermain Ular Tangga
4. Langkah-langkah Pelaksanaan
a. Pendahuluan
1) Pengajar menyapa siswa lalu menyampaikan tujuan materi pembelajaran
2) Pengajar berdiskusi mengenai Jenis Bencana yang terjadi dan bernyanyi mengenai
Bencana Gempa Bumi(Gempa Bumi dan erupsi Gunung Berapi)
KALAU ADA GEMPA
(DENGAN MELODY “DUA MATA SAYA”)
KALAU ADA GEMPA LINDUNGI KEPALA
KALAU ADA GEMPA MASUK KOLONG MEJA
KALAU ADA GEMPA JAUHILAH KACA
KALAU ADA GEMPA LARI KELAPANGAN TERBUKA
c. Penutup
Pengajar menutup sesi belajar mengajar
d. Evaluasi
1) Teknik : Diskusi
2) Alat : Boneka
A. PEMBAHASAN
1. Lingkunganku Lestari
Pada pelaksanaan kegiatan ini mengacu pada RPP yagn telah disusn para siswa
diminta untuk melakukan pemisahan sampah dengan mempraktekkn langsung dengan
alat peraga yagn telah disiapkan.Serta siswa dikenalkan dengan berbagai cara
pengeloahan sampah seperti cara mendaur ulang kertas, praktek membuat kerajinan dari
sampah nonorganik lainnya.
Pada pertemuan berikutnya siswa diajak praktek langsugn mengenai cara emndaur
ulang kertas dan pemanfaatan barang-barang bekas
B. HASIL
Dari pelaksanaan program yang berjalan selama satu bulan ini juga dievaluasi
dengan pre-test dan post-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
dilihat dari semakin bagusnya nilai post-test siswa setelah dilaksanakan kegiatan
Responden dalam hal ini adalah anak-anak kelas IV dan V yang ada dengan
jumlah sampel 66 orang siswa di CIS dan 30 Orang di SDN 2 Gelgel,
berdasarkan hasil kegiatan karakteristik responden berdasarkan umur siswa
adalah sebagai berikut:
Responden dalam hal ini adalah anak-anak kelas IV dan V yang ada dengan
jumlah sampel 66 orang siswa ,berdasarkan hasil kegiatan karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin siswa adalah sebagai berikut
Tabel.4.2 Distribusi responden berdasarkan berdasarkan Jenis di CIS dan SDN 2 Gelgel
Tabel.4.3 Hasil Penilain Pre-test dan Post-test di CIS dan SDN 2 Gelgel
Dari tabel 4.3 Dapat dilihat jika nilai rata-rata untuk pre-test siswa sebanyak 83,40 dan
setelah diadakan program nilai rata-rata post-test siswa meningkat menjadi 95,45 di CIS
begitu juga di SDN 2 Gelgel dari 75,40 pada saat pre-test dan 92 pada post-test
BAB IV
HASIL DAN KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan inovasi tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah sangat penting karena
anak sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk mempromosikan PHBS, baik
dilingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat
2. Meningkatnya pengetahuan siswa mengenai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah
terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata post-test.
3. Teciptanya lingkungan sekolah yang sehat, aman dan nyaman.
B. Saran
1. Pelaksanaan program bisa diadopsi dan diadaptasi agar tetap bisa dilaksanakan
2. Perlunya dukungan dari leading sektor untuk meningkatkan sekolah yang
mempromosikan Kesehatan
LAMPIRAN
1. Foto-foto Kegiatan