ABSTRAK
ABSTRACT
2. TEORI
Beberapa kajian tentang
kemungkinan penggunaan detektor
berbasis teknologi photodiode telah
dilakukan.
Photodioda bekerja atas dasar
pengubahan cahaya tampak yang Gambar 1. Kristal sintilator dan penguat
mengenai photokatoda sehingga awal peka muatan [2 ]
menghasilkan elektron. Dengan
tegangan bias yang diberikan antara Photodioda adalah dioda
katoda dan anoda, elektron tersebut semikonduktor yang khusus dirancang
akan mengalir sehingga diperoleh arus untuk keperluan pembangkitan energi
listrik dan selanjutnya diubah menjadi listrik karena penyinaran. Photodioda
tegangan. Besarnya tegangan yang yang dikopel dengan sintilator dibuat
dihasilkan tergantung pada kuat cahaya dari silikon dengan resistivitas tinggi,
yang mengenai photokatoda. Secara biasanya dari tipe N dengan resistivitas
umum photokatoda memiliki dark sekitar 5000 Ωcm sampai dengan
current yang kecil orde nano ampere. 10.000 Ωcm untuk mendapatkan
Dark current merupakan arus yang kapasitansi yang rendah pada tegangan
timbul pada photokatoda untuk keadaan bias yang rendah.
gelap atau tanpa dikenai cahaya sama Jika sumber radiasi pengion
sekali. Photokatoda mempunyai waktu melewati kristal maka tingkat energi
tanggap yang cepat dan responsif pada elektron pada kristal akan meningkat
wilayah panjang gelombang cahaya sampai ke tingkat eksitasi di bawah
tampak yaitu antara 200nm sampai conduction band sehingga pada pita
1100nm dengan panjang gelombang valensi terbentuk hole-hole, yang
effektip pada 800nm. [1,2] menyebabkan terjadinya eksitasi, yang
CsI(Tl) adalah sintilator pada eksitasinya dipancarkan foton-
anorganik yang sangat cocok untuk foton.
digandengkan dengan photodioda Keluaran dari detektor ini berupa
karena memiliki yield cahaya yang pulsa yang lemah dan lebarnya
paling tinggi, kuantum efisiensi sebesar beberapa nano detik. Oleh karena itu
69% sepanjang spektrumnya pada detektor ini ditambahkan
dibandingan dengan 49% pada NaI(Tl). rangkaian penguat operasional dalam
mode integrator dengan menggunakan
64
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
Efisiensi detektor
Effisiensi detektor dinyatakan
sebagai perbandingan antara
banyaknya cacah dengan aktivitas
mutlak sumber yaitu cacah pancaran
radiasi yang dihasilkan oleh sumber ke
segala arah (4π). Kemampuan detektor
untuk menerima pancaran radiasi dapat
dipengaruhi oleh jarak sumber radiasi
dengan detektor, medium antara
detektor dengan sumber radiasi dan
besarnya volume aktif detektor
(sintilator). Makin besar volume aktifnya
makin banyak jumlah cacah radiasi yang
dapat diterima oleh detektor. Dengan
memperhatikan faktor geometri dan
faktor dari sumber, efisiensi detektor
Gambar 3b. Karakteristik Photodioda.[4] dinyatakan dengan persamaan:
66
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
67
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
68
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
Detektor
Sumber Ket.
NaI(Tl) 2”x2” CsI(Tl) 1”x1”
FWHM 50,312 KeV 62,16 KeV
137
Cs Resolusi 7,6 % 9,4 %
Efisiensi 5,116 % 1,730%
FWHM 40,23 KeV 47,87KeV
133
Ba Resolusi 11,3% 13,4%
Efisiensi 14,18% 6,79%
resolusi pada saat menggunakan
Dari Tabel 3. terlihat bahwa sumber 133Ba didapatkan 11,3% untuk
intensitas pulsa yang dihasilkan detektor detektor NaI(Tl) 2”x2” dan 13,4% untuk
NaI(Tl) 2”x2” lebih terang dibandingkan detektor CsI(Tl) 1”x1”.
dengan intensitas pulsa yang dihasilkan Dari hasil hitungan ini dapat
detektor CsI(Tl) 1”x1”. Hal tersebut dikatakan bahwa resolusi detektor
dipengaruhi oleh perbedaan diameter NaI(Tl) 2”x2” lebih baik dibandingkan
yang dimilki kedua detektor tersebut. dengan resolusi detektor CsI(Tl) 1”x1”.
Semakin besar diameter detektor Secara fisik, resolusi detektor NaI(Tl)
semakin besar pula radiasi gamma yang 2”x2” lebih baik dibandingkan dengan
tertangkap, akibatnya detektor yang resolusi detektor CsI(Tl) 1”x1”.
memilki diameter lebih besar akan Kenyataan ini dapat dilihat dari FWHM
menghasilkan intensitas yang lebih yang dihasilkan pada detektor NaI(Tl)
terang. 2”x2” lebih kecil dibandingkan dengan
Dari data Tabel 4. di atas, FWHM yang dihasilkan pada detektor
diperoleh resolusi menggunakan CsI(Tl) 1”x1” baik pada saat
sumber 137Cs untuk detektor NaI(Tl) menggunakan sumber 137Cs maupun
133
2”x2” sebesar 7,6% dan untuk detektor Ba. Spektrum energi puncak yang
CsI(Tl)1” sebesar 9,4%. Sedangkan dihasilkan oleh detektor NaI(Tl) 2”x2”
lebih ramping dibandingkan dengan
69
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
70
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
71
PRIMA
Volume 8, Nomor 2, November 2011 ISSN : 1411-0296
4. KESIMPULAN
Kajian sistem deteksi antara [3] Susetyo, W., Spektroskopi Gamma
detektor NaI(Tl) dan detektor CsI(Tl) dan Penerapannya dalam
untuk perangkat renograf portabel jinjing Pengaktifan Neutron, Gajah Mada
telah dilakukan. Hasil kajian dari literatur University Press, Yogyakarta, [1988].
menunjukkan bahwa, penggunaan jenis [4]. “SCIONIX nedherlan Detektor”,
detektor CsI(Tl) photodioda http://www.scionix.nl/, diunduh 15
dibandingkan dengan penggunaan Desember 2010.
detektor NaI(Tl) yaitu dapat mengurangi [5]. SAMSUL BAHRI, “Perbandingan
dimensi akibat penggunaan PMT. Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan
Disamping itu tidak memerlukan catu Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi
daya tegangan tinggi dan tidak Radiasi Gamma”, Jurnal Gradien
terpengaruh medan magnet. Namun Vol.3 No.1 Januari 2007: 204-209,
demikian perlu dipertimbangkan, bahwa Universitas Bengkulu.
efisiensi detektor CsI(Tl) photodiode http://www.scribd.com/doc/43147515
lebih rendah dibandingkan dengan /1FC18204d01 diunduh 1 Nop 2011.
detektor NaI(Tl) PMT. Penggunaan [6]. SETYADI DAN RILL ISARIS,
kristal detektor CsI(Tl) yang lebih kecil ”Design and Construction of
dimensinya, menyebabkan efisiensi Renograph for Renal Function Test
detektor tersebut juga bertambah Using CsI(Tl) Detector and
rendah. Sedangkan perangkat renograf Microcontroller AT89C51”, Jurnal
perlu effisiensi detektor yang besar Teknologi Academia ISTA,
disamping penggunaan kolimator. ISSN.1410-5829, Vol.12 No.1,
Dengan demikian detektor CsI(Tl) yang Agustus 2007.
lebih kecil belum bisa mengggantikan [7]. SAINT-GOBAIN, “Efficiency
sistem deteksi dari detektor NaI(Tl) 2x2” Calculations for Selected
pada perangkat renograf. Scintillators”,
http://WWW.detectors.saint-
5. DAFTAR PUSTAKA gobain.com/uploaddedFiles/SCdetec
[1] Sumiardi, Y., 2003, ”Sistem Sensor tors/Documents/Technical_informati
Optik Berbasis Photodioda Siemens on_Notes/Efficiency-
BPW34”, Skripsi S1, Universitas Calculations.pdf, diunduh 27 Oktober
Gadjah Mada,[ 2003]. [2011].
[2] Setyadi, W.S., Sanyoto, N.T. dan [8]. SAMSUL BAHRI, “Perbandingan
Juningram, ”Perakitan Detektor Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan
Sintilasi CsI(Tl)”, Prosiding PPI- Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi
Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan Radiasi Gamma”, Jurnal Gradien
dan Teknologi Nuklir, P3TM BATAN, Vol.3 No.1 Januari 2007 : 204-209,
Yogyakarta, 7-8 Agustus [2001]. Universitas Bengkulu.
http://www.scribd.com/doc/43147515
/1FC18204d01 diunduh 1 Nop 2011.
72