NEFROLITIASIS
LAPORAN KASUS
Disusun untuk memenuhi tugas
Praktek Kerja Lapangan
Disusun Oleh :
II IRAWAN
NIM 4501.06.19.A.041
PROGRAM STUDI
2020/2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini telah diperiksa oleh Clinical Instruktur (CI) instalasi radiologi
RSUD INDRAMAYU dan telah disetujui untuk memenuhi tugas Praktik Kerja
Nama : ii irawan
Nim : 4501.06.19.A.041
Pembimbing
Sigit Purwanto,AMR
NIP :197810012005011007
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya berupa
ilmu, sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul
Indramayu dan juga untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan (PKL) 3
Laporan ini terwujud dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak,oleh karena
STIKes Cirebon
Daerah Indramayu.
ii
7. Teman-teman seperjungan pada Praktik Kerja Lapangan 3 (PKL) di
laporan kasus ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Semoga kita dapat menjaga ilmu yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Semoga laporan kasus ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
Ii irawan
Nim :45010619A041
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................. 1
Halaman Pengesahan........................................................................................ i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Gambar.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
iv
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 33
BAB V PENUTUP........................................................................................ 52
4.1 Kesimpulan......................................................................................... 52
LAMPIRAN.....................................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN
yang mengenai suatu objek akan menghasilkan gambaran radiograf yang dapat
Rontgen pada tahun 1895, sinar x memegang peran yang sangat penting
dalam dunia medis, yaitu digunakan untuk melihat bagian dalam tubuh
saluran dalam tubuh maupun pembuluh darah, oleh karena itu, sinar x
digunakan sebagai penegak diagnosa suatu penyakit atau kelainan. (Asih Puji
gambar bagian dalam tubuh manusia untuk tujuan diagnostik yang dinamakan
1
manusia yang menggunakan pancaran atau radiasi gelombang
tergantung dari panjang gelombang sinar-X, susunan objek terdapat pada alur
berkas sinar-X, ketebalan serta kerapatan suatu bahan. Dalam kegiatan medik,
thorax, BNO atau abdomen, pelvis, extremitas upper (manus, wrist joint,
extremitas lower (ossa pedis, ankle joint, cruris, knee joint, femur, hip joint)
(Clark, 2011)
2
Salah satu pemeriksaan yang dilakukan kaitannya dengan pemeriksaan
IntraVena Pylografi)
sebagai penegak diagnosa. Yang kita ketahui zat kontras media positif
memiliki densitas yang tinggi sehingga saat pengambilan gambar akan terlihat
jelas pada ginjal apakah ada kelainan pada traktus urinarius (Ginjal, ureter,
tersebut. Dimana pasien terlebih dahulu puasa kurang lebih selama 12 jam,
tidak boleh merokok dan banyak berbicara. 10-12 jam pasien diberi Laxantia,
misalnya garam inggris, kemudian pada pukul 08:00 WIB, pasien datang ke
untuk melihan sejauh mana persiapan puasa pasien. Jika hasil foto nya
dengan pemasukan Zat kontras media melalui vena, kemudian setelah di masu
3
kontras telah mengisi vesika urinaria, dan yang terakir post void setelah
Agar dalam penyusunan tugas ini penulis dapat lebih terarah serta karena
1. Manfaat Teori
2. Manfaat Institusi
4
Sebagai bahan referensi dan pustaka di kampus STIKes Cirebon
Radioterapi.
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
5
BAB II
TEORI DASAR
Keterangan :
1. Ginjal
2. Ureter
3. Vesica urinaria
4. Uretra
A. Ginjal
oleh hepar dan terletak sedikit lebih rendah dari ginjal kiri. Ginjal
6
Permukaan medial
7
berbentuk cekung dan memiliki celah vertikal yang disebut hilus
Keterangan :
1. Major calyx
2. Minor calyx
3. Renal column
4. Renal pyramid
5. Renal medulla
6. Renal sinus
7. Renal cortex
8. Renal copsule
9. Renal papilla
10. Renal pelvis
8
Ginjal memiliki korteks ginjal di bagian luar yang berwarna coklat
capsula renalis, perirenal fat dan paling luar adalah fascia renalis
(Maulana, 2014). Aliran darah ginjal berasal dari arteri renalis yang
cabang vena kava inferior (Marieb & Hoehn, 2015). Sistem arteri
2014).
B. Ureter
dengan ginjal dan dari ginjal berjalan ke kandung kemih. Tebal ureter
kira kira setebal tangkai bulu angsa dan panjangnya 35 sampai 40 centi
meter, terdiri atas dinding luar fibrus, lapisan ten- gah yang berotot dan
yaitu pada ruang piala ginjal yang berhubungan dengan ureter, pada
2. Pelvic brim, yaitu ureter yang bermula dari sisi pelvis yang
10
urinaria.
11
Keterangan :
1. Uretropelvic junction
2. Iliac vessels
3. Urteral orifice
4. Uretrovesical junction
C. Kandung Kemih
seperti buah pier atau kendi. Letaknya didalam panggul besar. Daya
tampung maksimumnya kira-kira 500 cc. Rasa ingin kencing terjadi pada
saat kandung kemih kira-kira 250 cc, terletak di belakang sympisis pubis,
uterus dan vagina sedangkan pada pria berhubungan erat dengan prostat
Keterangan :
1. Uretra
4. Trigone
5. Ureteral openings
6. Urinary bladder
7. Ureter
12
D. Uretra
kelenjar bulbouretralis.
suspensorium penis.
13
Keterangan
1. Bladder
2. Pubic symphisis
3. Prostatic urethra
4. Membranou
s urethra
5. Spongy urethra
Keterangan :
1. Uterus
2. Bladder apex
3. Pubic symphisis
4. Urethta
5. Rectum
6. Base of bladder
7. Ovary
8. Uterine tube
14
Gambar Potongan Mid sagital Pelvis Pria
(Ballienger 2003)
1. Nefrolitiasis
Batu perkemihan dapat timbul dari beberapa tingkat dari sistem perkemihan
(ginjal, ureter, kandung kemih). Tetapi yang paling sering ditemukan adalah
padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal, dan matriks
organik (soeparman,2001).
2. Cystitis
infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra
3. Vesikolitiasis
Batu yang ada di vesika urinaria terjadi ketika terdapat defisiensi substansi
tertentu seperti kalsiun oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat atau
ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal
Indikasi dan Kontra Indikasi pemeriksaan pada Bless Nier Overzicht IntraVena
15
Indikasi Pemeriksaan radiologi pada pemeriksaan traktus urinarius adalah
sebagai berikut :
3 Radang ginjal
7 Penyempitan uretra
sebagai berikut:
3. Kegagalan jantung
4. Anemia berat
16
2.4 Sejarah Sinar-X dan Teori proses terjadinya sinar-X
sebuah surat kabar Austria melaporkan penemuan Röntgen tentang jenis baru
Ia menerbitkan total tiga makalah pada sinar-X antara 1895 dan 1897.
Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada
(1900-20).
Pada 1895, saat mengadakan percobaan dengan aliran arus listrik dan
mengamati
17
nyala hijau pada tabung yang sebelumnya menarik perhatian Crookes.
dengan harapan agar tidak ada cahaya tampak yang dapat lewat. Namun
setelah ditutup ternyata masih ada sesuatu yang dapat lewat. Roentgen
kertas hitam tersebut. cahaya yang berpendar pada layar yang terbuat dari
menyadari bahwa sejenis sinar yang tidak kelihatan telah muncul dari dalam
tabung sinar katoda Ia merumuskan teori bahwa saat sinar katode (elektron)
fluoresensi.
aluminum, di antara bahan lain, transparan pada bentuk baru radiasi ini. Ia
menemukan bahwa itu memengaruhi plat fotografi, dan sejak tidak secara
secara salah ia berpikir bahwa sinar itu tak berhubungan pada cahaya. Dalam
pandangan pada sifat tak pasti itu, ia menyebut fenomena radiasi X. Karena
sebelumnya tidak pernah dikenal, maka sinar ini diberi nama sinar-X. Namun
untuk menghargai jasa beliau dalam penemuan ini maka seringkali sinar-X
mengambil fotografi sinar-X pertama, dari bagian dalam obyek logam dan
18
tulang tangan istrinya. Nyala hijau yang terlihat oleh Crookes dan Roentgen
akhirnya
19
diketahui bahwa sinar tersebut tak lain adalah gelombang cahaya yang
dinding itu, sebagai akibat terjadinya pelucutan listrik melalui gas yang masih
tersisa di dalam tabung. Pada saat yang bersamaan elektron itu merangsang
Sejak saat itu para ahli fisika telah mengetahui bahwa sinar-X dapat
dihasilkan bila elektron dengan kecepatan yang sangat tinggi menab rakatom.
Sinar-X juga dapat menembus berbagai materi yang tidak dapat ditembus
oleh sinar tampak biasa yang sudah dikenal pada saat itu. Di samping itu,
Roentgen juga bisa melihat bayangan tulang tangannya pada layar yang
dan layar. Dari hasil penyelidikan berikutnya diketahui bahwa sinar-X ini
merambat menempuh perjalanan lurus dan tidak dibelokkan baik oleh medan
dalam Fisika . Penghargaan ini secara resmi "sebagai pengakuan atas jasa
yang luar biasa ia telah diberikan oleh penemuan sinar yang luar biasa
20
2. Teori proses terjadinya sinar X ( Asih Puji Utami 2014,dkk )
saat berinteraksi dengan elektron lain yang mengorbit. Proses terjadinya sinar
1. Tujuan Pemeriksaan
tubuh melalui pembulu darah / intra vena dengan tujuan untuk melihat
21
2. Media Kontras
organ tersebut kurang dapat dibedakan dengan jaringan seki tarnya karena
mempunyai densitas yang relatif sama. Media kontras yang sering digunakan
pada pemeriksaan Blass Neir Overzicht ada- lah urografin 60%, urografin
70% dan ultrafis atau skin test yang dimasukkan secara intra vena sebanyak
kontras. Hal ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: (Rasad, 1998).
a. Skin tes
b. Tes langsung
yang dilakukan Intra Vena Pielografi ini terjadi alergi sehinga tidak
tidak tahan terhadap media kontras dapat terjadi reaksi mayor atau
22
mual, gatal-
23
gatal, mata menjadi merah, sesak nafas dan muka menjadi sembab.
nafas
2. Memberikan obat anti alergi baik intra meskuler atau intra vena
Persisapan pasien pada pemeriksaan BNO-IVP perlu dilakukan ber- tujuan agar
abdomen bebas dari feses dan udara dengan melakukan urus- urus. Selain itu
dan ureum normal (8-25 mg/100 ml) darah di laboratorium serta pengukuran
1. Diet makan makanan lunak yang tidak berserat satu sampai dua hari sebelum
pemeriksaan.
24
3. Pasien dimohon buang air kecil dahulu sebelum pemeriksaan untuk
penyuntikan kontras lalu menit ke 30 dan 45 saat kontras telah mengisi vesika
urinaria, dan yang terakir post miksi setelah pasien buang air kecil.
Tujuan foto polos abdomen adalah untuk melihat persiapan dari penderita,
apakah usus sudah bebas dari udara dan fekal, Kelainan- kelaian anatomi pada
organ saluran kemih dan untuk menentukan faktor eksposi pada pengambilan
(Bontrage,2001)
25
Posisi pasien : Berbaring terlentang diatas meja
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah
meja pemeriksaan
Central Point : Dada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang
FFD : 100 cm
Marker : R/L
radiograf.
26
Gambar Foto polos abdomen Pyoyeksi Anterior Posterior dan Hasil Radiograf.
(Bontrager, 2010)
Penyuntikan Intra Vena Pielografi mempu- nyai dua cara pemasukan media
kontras yaitu penyuntikan langsung dan drip infus. Penyuntikan media kontras
infus.
adalah Untuk melihat fungsi ginjal dan untuk melihat pengisian media kontras
pada pelviocalises.
27
Gambar Fase Nephogram (5 menit setelah pemasukan media kontras)
dan Hasil Radiograf
Posisi Objek : Batas atas processus xypoideus dan batas bawah crista iliaca.
Central Point : Ditujukan pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi 10 cm diatas
crista iliaca.
FFD : 100 cm
Marker : R/L
Kriteria gambar: Dapat menampakkan kedua kontur ginjal yang terisi media
kontras.
28
Gambar Fase Uretrogram (15 menit setelah pemasukan media kontras) dan Hasil
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah
meja pemeriksaan
Central Point : Dada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang
FFD : 100 cm
Marker : R/L
29
5. Full Blass (30 menit pemasukan meda kontras)
Full Blass (30 menit pemasukan meda kontras)Tujuan nya adah Untuk
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah
meja pemeriksaan
Central Point : Dada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang
FFD : 100 cm
Marker : R/L
Kriteria gambar: Tampak media kontras sudah mengisi ureter dan sudah turun
30
Gambar Fase Full Blass (30 menit setelah pemasukan media
kontras) dan Hasil Radiograf
Apabila pada foto 30 menit kandung kemih sudah terisi penuh media
namun apabila pada foto 45 menit kandung kemih belum terisi penuh
dengan media kontras maka perlu ditunggu untuk foto 1 jam, 2 jam dan
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah
meja pemeriksaan
Central Point :
Dada Mid Sagital Plane tubuh setinggi garis yang
31
menghubungkan crista iliaca kanan dan kiri
Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
Marker : R/L
Kriteria gambar: Tampak kontras sudah tidak ada pada gambaran VU setelah
proses mixi.
32
2.8 Processing Film
Prosesing film merupakan suatu langkah yang melengkapi prosedur untuk mendapatkan
hasil radiografi. Prosesing menghasilkan gambar tampak yang berasal dari gambar laten
hasil foto sinar-X. Ketika sinar-X mengenai perak halida (AgBr) pada emulsi film, maka
terbentuk gambar laten. Gambar laten akan menjadi tampak setelah film direndam dalam
larutan kimia yang mengubah perak halida menjadi partikel perak metalik. (Langland &
Langlais, 2012).
Proses pencucian film radiografi dilakukan didalam kamar gelap agar hasil film
radiografi tidak terjadi cacat. Proses pencucian film radiografi sendiri dilakukan dengan dua
cara, yaitu dengan pengolahan film radiografi secara manual dan pengolahan film radiografi
secara otomatis.
Menurut Bushong (2013 : 226-227), proses pencucian film radiografi terdiri dari
Pemrosesan film secara otomatis hampir sama dengan proses film secara manual. Dalam
washing, dan drying. Semua proses pencucian film otomatis dilakukan pada kamar gelap
dengan menggunakan unit mesin. Perbedaan utama dengan proses pencucian film secara
manual terletak pada konsentrasi yang digunakan cenderung lebih besar, dimana suhu
Komponen utama dari proses otomatis adalah sistem transportasi, sistem kontrol suhu,
33
sistem sirkulasi, sistem pengisian, dan sistem pengering (Bushong, 2013).
Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar-X, dimana sensor.sensor sinar-
kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser
printer.
Prinsip kerja Digital Radiography (DR) pada intinya menangkap sinar-X tanpa
menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar
digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang 20 20
dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis
Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat tahap
Imaging Plate dengan menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal
34
ditangkap oleh Photo Multiplier Tube (PMT) kemudian cahaya tersebut digandakan dan
diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi
kedalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC), (Bushong, 2013 : 231).
Semua zat radioaktif dan radiasi mengandung bahaya luar dan dalam. Yang
dimaksud dengan radiasi disini adalah radiasi pengion seperti sinar x, sinar
gamma dan partikel bermuatan. Bahaya luar diakibatkan oleh pemaparan luar
(external exposure) sedang bahaya dalam diakibatkan oleh pemaparan dari dalam
(internal exposure).
35
Ada 3 prinsip yang dapat digunakan untuk menjaga atau mengawasi/mengontrol
1) menghilangkan bahaya, dalam hal ini jelas tidak dapat menggunakan atau
2) mengawasi bahaya, dalam hal ini memerlukan pengetrapan disain yang tepat
untuk daerah kerja dan penggunaan peralatan yang baik untuk mengurangi
secara berkala untuk mengontrol radiasi yang diterima orang dan sekitar.
36
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. w
Umur : 53 Tahun
No RM : 000123***
Diagnosa : Nefrolitiasis
37
dahulu puasa kurang lebih selama 12 jam, tidak boleh merokok dan banyak
Dulcolax, kemudian pada pukul 08:00 WIB, pasien datang ke unit radiologi
abdomen untuk melihat sejauh mana persiapan puasa pasien. Jika hasil foto
lanjutkan dengan pemasukan Zat kontras media melalui vena, kemudian sete
lah di masu kan zat kontras di lakukan pemotretan 5 menit fase nephrogram,
saat kontras telah mengisi vesika urinaria, dan yang terakir post void setelah
2. Alur Pemeriksaan
38
3. Untuk pasien dari BPJS bisa langsung di kerjakan karena telah
nomor urut.
dilakukan.
pemeriksaan.
dimonitor.
10. Setelah hasil radiograf tersebut terlihat dan tidak tampak artefak atau
11. Hasil tersebut diantar keruangan dokter radiolog dan langsung di baca
39
3.2 Alat dan bahan di Instalasi Radiologi RSUD Indramayu
1. Persiapan pasien
(alkohol)
40
i. Pasien diminta untuk berganti pakaian dan melepaskan benda benda
pinggang,peniti,retsleting,dll
a. Bahan Bahan
1. Handscoon
2. Wing Needle
3. Alkohol
4. Spuit 20 cc
5. Bengkok
6. Plester
7. Obat alergi
b. Pesawat Sinar X
o No Seri : 1206043
o Serial No : 1206043
41
Gambar Table Control
o Ukuran Kaset : 30 x 43 cm
42
Gambar Kaset dan Film
f. Reader Unit
43
g. Alat Pencetak Gambar (Printing)
penderita, apakah usus sudah bebas dari udara dan fekal, Kelainan-
kelaian anatomi pada organ saluran kemih dan untuk menentukan faktor
44
Posisi pasien : Berbaring terlentang diatas meja pemeriksaan,kedua lengan
disamping tubuh.
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah meja
pemeriksaan
Central Point :
Pada MSP setinggi Crista illiaca
Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
45
2. Pemasukan media kontras
proyeksi AP.
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah meja
pemeriksaan
Central Point :
Ditujukan pada Mid Sagital Plane tubuh setinggi 1/3 bagian
46
melihat pengisian kontras dari ginjal ke ureter dan sebagian telah mengisi
Posisi pasien : Posisi pasien prone diatas meja pemeriksaan dengan kedua
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah meja
pemeriksaan
Central Point :
Pada MSP setinggi Crista illiaca
Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
47
Ukuran Kaset : Ukuran 35 cm x 43 cm diatur memanjang sejajar tubuh
Faktor eksposi :
Kv 85,20 mAs Tarik nafas, keluarkan, tahan (ekspirasi)
Marker :
R/L
48
Posisi pasien : Posisi pasien prone diatas meja pemeriksaan dengan kedua
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah meja
pemeriksaan
Central Point :
Pada MSP setinggi Crista illiaca
Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
R/L
49
6. Foto PA setelah 60 menit
Posisi pasien : Posisi pasien prone diatas meja pemeriksaan dengan kedua
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah
meja pemeriksaan
Central Point :
Pada MSP setinggi Crista illiaca
Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
R/L
50
7. Foto AP supine PM (Post Mixi)
membuang air kecil terlebih dahulu dengan tujuan untuk melihat adakah
disamping tubuh.
Posisi Objek : Atur pasien sehingga Mid Sagital Plane berada di tengah meja
pemeriksaan
Central Point :
Pada MSP setinggi Crista illiaca
Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
FFD : 100 cm
51
Gambar Hasil foto Post Void
3.4 Pembahasan
radiologi BNO-IVP.
pasien hanya boleh makan makanan yang mudah dicerna dan rendah
boleh makan ,merokok,dan pasien tidak banyak bicara.pada jam 08.00 pagi
52
Setelah penyuntikan media kontras,selanjutnya dibuat foto AP
Prone
setelah injeksi kontras bertujuan untuk melihat distribusi media kontras dari
vesika urinaria dari aspek anterior. Pada hasil radiograf 60 menit diputuskan
Setelah pasien buang air kecil maka dilakukan foto AP Post Mixi
(PM) dengan posisi pasien supine.tujuan nya adalah untuk melihat adakah
film dan dapat dilihat oleh mata pada kondisi umum. Sebuah film yang
terkena eksposi belum dapat dilihat hasilnya jika belum diproses. Proses
pengumpul gambar pengganti x-ray film, Image plate yang telah dieksposi
selanjutnya dimasukan dalam reader unit, hasil eksposi pada image plate
dibaca dan diubah menjadi signal digital yang selanjutnya ditampilkan pada
53
monitor
54
computer.setelah itu Imaging Plate dimasukkan ke Reader, Reader Unit
Gambar,dapat disimpan dalam bentuk hasil cetak seperti halnya x-rays film,
buang air kecil. sudah bisa membantu dokter radiologi dalam mendiagnosa.
3. Full Blass :
4. PostMixi :
KESAN :
56
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
posisi Prone tujuan nya agar ureter lebih dekat dengan kaset dan
diagnose Nefrolitiasis.
4.2 Saran
57
DAFTAR PUSTAKA
Related Anatomy.
Kurniawati Ary, dkk. 2016. “Analisis Kualitas Udara Di Kamar Gelap Yang
1 :2.
58
LAMPIRAN
59
60
61