Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK PEMERIKSAAN ANTEBRACHII DI INSTALASI

RADIOLOGI RUMAH SAKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA


Untuk memenuhi tugas laporan praktikum

Disusun oleh:
Siti Aisyah
TRO/14/01027

PROGRAM STUDI D3 RADIOLOGI


POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG
2020-2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus ini telah diterima, diperiksa dan disetujui untuk memenuhi tugas

Praktikum atas mahasiswi Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Al

Islam Bandung yang bernama :

Nama : Siti Aisyah


Kelas : TRO 14 B

Dengan judul laporan “TEKNIK PEMERIKSAAN ANTEBRACHII DI


INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA”

Cimahi, Agustus 2021

Clinical Instructure

Sunarto, A.Md. Rad


NIP. 197904052003121001
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena

atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan mengenai “TEKNIK

PEMERIKSAAN ANTEBRACHII DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH

SAKIT TK.II 03.05.01 DUSTIRA”

Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi kelengkapan praktikum

yang dilaksanakan pada tanggal 14 juni sampai dengan 28 Agustus 2021 di

Rumah sakit TK. II 03.05.01 Dustira, Saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

bantuan dalam penyusunan laporan ini, antara lain adalah :

1. Direktur Rumah Sakit

2. Ibu Dr. Hj. Sri Djatnika, SA, SE., M.Si selaku Direktur Politeknik Al-islam

Bandung.

3. Ibu Oktarina Damayanti, ST.,M.Si selaku Ketua prodi DIII Radiologi

4. Dr. Irwan Mardana, Sp.Rad selaku Kepala Instalasi Radiologi di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Tk. II 03. 05, 01 Dustira

5. Bapak Sunarto, A.Md.Rad selaku Clinical Instructure yang telah memberikan

bimbingan selama saya melaksanakan praktek kerja lapangan.


6. Seluruh Radiografer dan staff Instalasi Radiologi

7. Seluruh Dosen dan staff Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Politeknik Al Islam Bandung.

8. Orangtua dan kakak-kakak saya yang selalu memberikan doa dan dukungan.

9. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa/mahasiswi Politeknik Al-Islam

Bandung.

10. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa/mahasiswi Politeknik Al-Islam

Bandung.

Saya selaku penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar selanjutnya

dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar laporan ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

Cimahi, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... ii


KATA PENGANTAR .............................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ v
PENDAHULUAN ...................................................................................................................vi
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................vi
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. vii
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................... vii
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ viii
BAB II ......................................................................................................................................ix
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................................ix
2.1 Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi ................................ix
2.2 TINJAUAN UMUM TEKNIK PEMERIKSAAN ............................................... xii
2.2.1 Proyeksi Antero Posterior (AP) ....................................................................... xii
2.2.2 Proyeksi Lateral ............................................................................................... xii
BAB III ................................................................................................................................... xiv
3.1 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan............................................................ xiv
3.1.1 Lokasi .................................................................................................................. xiv
3.1.2 Waktu .................................................................................................................. xiv
3.2 Hasil Kegiatan ......................................................................................................... xiv
3.3 Pembahasan ........................................................................................................... xiv
BAB IV .................................................................................................................................... xv
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ xvi
4.2 Saran ...................................................................................................................... xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk


menambah wawasan sekaligus meningkatkan kompetensi mahasiswa khususnya
pada bidang radiologi sehingga mahasiswa tidak hanya menguasai teori saja akan
tetapi juga mampu secara praktek melakukan tindakan Pemeriksaan Radiologi.

Pemeriksaan Radiologi saat ini semakin berkembang seiring


berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang radiologi. Pemeriksaan
radiologi itu sendiri memiliki peran penting dalam bidang kedokteran yaitu
mendiagnosa suatu penyakit.
Seiring kemajuan zaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah
semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini yang mengakibatkan meningkatnya
angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, yang dapat menyebabkan cedera pada
anggota gerak atau yang disebut dengan fraktur. Fraktur atau patah tulang ini
merupakan salah satu keadaan medik yang harus segera ditangani secara cepat,
tepat dan sesuai dengan prosedur penatalaksanaan patah tulang, sebab sering kali
penanganan patah tulang ini dilaksanakan secara keliru oleh masyarakat atau orang
awam di tempat kejadian kecelakaan.
Beranjak dari hal ini, maka pemeriksaan radiologi menjadi hal yang sangat
penting dalam menentukan diagnose suatu penyakit salah satunya pada kasus
fraktur. Penemuan sinar-x oleh Prof. Willem Conrad Roentgen pada penghujung
tahun 1895 telah membuka cakrawala kedokteran dan dianggap sebagai salah satu
tonggak sejarah yang paling penting untuk saat ini.
Pemeriksaan Antebrachi adalah salah satu pemeriksaan radiologi, pada
Antebrachi yang sering terjadi adalah fraktur. Fraktur adalah patah tulang yang
biasanya di sebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara mendadak.
Laporan kasus ini penulis ingin mengetahui kualitas radiographer pada
pemeriksaan Antebrachi dan Teknik pemeriksaaan apa yang digunakan pada
pemeriksaan antebrachia pada kasus yang ditemukan di Radiologi Rumah Sakit
TK II 03.05.01 Dustira Cimahi. Untuk mendukung diagnosa suatu penyakit atau
fraktur. Dengan alasan di atas maka penulis tertarik untuk mengangkatnya dalam
bentuk tulisan dengan judul “TEKNIK PEMERIKSAAN ANTEBRACHI
PADA KASUS FRAKTUR”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan yang

berkaitan dengan pemeriksaan Antebrachii adalahsebagai berikut:

1. Bagaimana kualitas radiographer pada pemeriksaan Antebrachii

2. Teknik Pemeriksaan apa yang digunakan pada pemeriksaan Antebrachii

pada kasus yang ditemukan.

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Bagaimana kualitas radiographer pada

pemeriksaan Antebrachii di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tk.II 03.05.01

Dustira ?

2. Untuk Mengetahui bagaimana Teknik Pemeriksaan apa yang digunakan

pada pemeriksaan Antebrachii pada kasus yang ditemukan di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Tk.II 03.05.01 Dustira ?


1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penulisan laporan dalam kasus ini adalah :

1. Bagi Penulis

Untuk memenuhi tugas Laporan Praktikum di semester IV, serta


dapat menambah wawasan dan meningkatkan pemahaman bagi penulis
terutama mengenai teknik pemeriksaan Teknik pemeriksaan Antebrachii
pada kasus fraktur

2. Bagi Rumah Sakit:

Dapat dijadikan sebagai bahan kajian karyawan atau bahan acuan bagi

mahasiswa untuk PKL selanjutnya di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tk.II

03.05.01 Dustira.

3. Bagi Institusi

Menambah kepustakaan referensi dan bahan kajian bagi mahasiswa

Politeknik Al-Islam Bandung khususnya prodi DIII Teknik

Radiodiagnostik dan Radioterapi.

4. Bagi Pembaca

Menambah pengetahuan mengenai teknik pemeriksaan Antebrachii

pada kasus Fraktur


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi dan Patologi

2.1.1 Anatomi Ossa Antebrachi


Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu Radius dan Ulna,
namun kita harus memperhatikan syarat pada setiap pemeriksaan tulang
panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua persendian tulang harus tampak

A. Radius
Radius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah. Merupakan tulang
pipa dengan sebuah- batang dan dua ujung dan lebih pendek dari pada ulna.
1. Ujung Atas Radius
Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk kancing dengan
permukaan dangkal yang bersendi dengan kapitulum dari humerus. Sisi-sisi
kepala Radius bersendi dengan takik Radial dari Ulna. Di bawah kepala terletak
leher, dan di bawah serta di sebelah Medial dari leher ada Tuberositas Radii,
yang dikaitkan pada Tendondari Insersi otot bisep.

2. Batang Radius
Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih bundar daripada di
bawah dan melebar makin mendekati ujung bawah. Batangnya melengkung ke
sebelah luar dan terbagi dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna
memberi kaitan kepada Flexor Pronator yang letaknya dalam di sebelah
Posterior memberi kaitan pada Extensor dan Supinator di sebelah dalam lengan
bawah dan tangan Ligamentum Interosa berjalan dari Radius ke ulna dan
memisahkan otot belakang dari yang depan lengan bawah.
3. Ujung Bawah Radius
Agak berbentuk segi empat dan masuk dalam formasi dua buah sendi.
Persendian Inferior dari ujung bawah Radius bersendi dengan Skafoid (Os
Navikular Radi) dan tulang Semilunar (Linatum) dalam formasi persendian
pergelangan tangan. Permukaan di sebelah medial dari ujung bawah bersendi
dengan kepala dari Ulna dalam formasi persendian Radio-Ulnar Inferor.
Sebelah Lateral dari ujung bawah diperpanjang ke bawah menjadi Prosesus
Stiloid Radius.

B. Ulna
Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang mempunyai
sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah tulang sebelah Medial dan
lengan bawah dan lebih panjang dari Radius atau tulang pengumpil. Kepala
Ulna ada di sebelah ujung bawah.

1. Ujung Atas Ulna


Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku. Prosesus
olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan tepat masuk di dalam Fossa
Olekranon dari Humerus. Prosesus Koronoideus dari Ulna menonjol di
depannya, lebih kecil dari pada Prosesus Olekranon dan tepat masuk di dalam
Fossa Koronoid dari Humerus bila siku dibengkokan.

2. Batang Ulna

Makin mendekati ujung bawah makin mengecil. Memberi kaitan


kepada otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jari-
jari. Otot-otot Flexor datang dari permukaan anterior dan otot-otot extensor
dari permukaan Posterior. Otot yang mengadakan Pronasi atau perputaran
ke depan, dan otot yang mengadan supinasi atau putaran ke belakang dari
lengan bawah juga dikaitkan kepada batang Ulna.
3. Ujung Bawah Ulna

Dua Eminensi atau peninggian timbul di atasnya. Sebuah Eminensi


kecil bundar, kepala Ulna, mengadakan sendi dengan sisi Medial dari ujung
bawah Radius dalam formasi persendian Radio-Ulnaris Inferior. Sebuah
Prosesus runcing, Prosesus Stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung
bawah.

2.1.2 Fisiologi Ossa Antebrachi


a. Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
b. Melindungi organ tubuh.
c. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksidan
pergerakan).
d. Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang.
e. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
2.1.3 Patologi Ossa Antebrachi

Pemeriksaan Ossa Antebrachi ditujukan untuk indikasi patologis


sebagai berikut :

A. Trauma (Kecelakaan)
1. Fraktur Fraktur adalah Patah pada tulang.
2. Fisura Fisura adalah retak pada tulang.
3. Dislokasi Dislokasi adalah tulang keluar dari mangkok sendi.
4. Luksasi Luksasi lebih ringan dari dislokasi.
5. Ruptur Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.
B. Artheritis Artheritis adalah suatu radang pada persendian.
C. Osteoma Osteoma adalah suatu kanker pasa tulang.
D. Benda Asing (Corpus Alienum)Benda asing yatu benda yang tidak
seharusnya ada dalam sistem Fisiologi dan mengganggu sirkulasi tubuh
atau sistem Fisiologi tubuh
2.2 TINJAUAN UMUM TEKNIK PEMERIKSAAN

2.2.1 Proyeksi Antero Posterior (AP)

A. Posisi Pasien : Pasien duduk ditepi meja pemeriksaan.


B. Posisi Obyek : Lengan dan tangan diatur dengan posisi true AP dimana
bagian,pergelangan tangan dan sendi siku tercakup dalam film.
C. Central Ray : Vertikal tegak lurus terhadap film.
D. Central Point : Pertengahan tulang lengan bawah.
E. FFD : 90-100 cm.

2.2.2 Proyeksi Lateral

1. Posisi Pasien : Pasien Duduk Ditepi Dan Ujung Meja Pemeriksaan·

2. Posisi Obyek : Tekuk Sendi Siku 90°. Atur Lenga Posisi Lateral.

3. Central Ray : Vertikal Tegak Lurus Film d) Central Point : Pertengahan

Tulang Lengan Bawah

4. FFD : 90-100 cm.Sistem Konsul


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan


3.1.1 Lokasi
Lokasi untuk Praktek Kerja Lapangan ini berada di Rumah Sakit TK >II
03.05.01 Dustira Cimahi.
3.1.2 Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 2 bulan,
terhitung mulai tanggal:
3.2 Hasil Kegiatan
Hasil foto antebrachi sinistra :

Tampak fraksi dengapn gips terpasang pada daerah antebrachi

sisnstra masih tampak sedikit garis lusen pada 1/3 distal os radius

sinistra dengan tampak pembentukan callus pada 1/3 distal os radius

dan ulna sinistra tidak tampak osteomyelitis.

3.3 Pembahasan
Pada kasus ini sesuai dengan surat Pada kasus ini sesuai dengan

surat pengantar dari poli bedah orthopedi adalah pemeriksaan

Antebrachi Sin AP-LAT karena pasien kooperatif (bisa diajak

kerjasama) sehingga pada saat diposisikan AP,pasien merasa nyaman

sehingga dilakukan proyeksi ap dan lateral sebagai penunjang diagnosa

dengan persetujuan dari dokter pasien pada saat itu duduk di kursi tepat

di samping meja pemeriksaan kemudian dilakukan posisi obyek yaitu

Osa antebrachii diposisikan AP terlebih dahulu dilanjutkan dengan

proyeksi lateral (film di bagi dua) Osa antebrachii tepat menempel di


atas pada wirst joint dan batas bawah pada 1/3 distal oss humerus

kemudian dilanjutkan dengan pengaturan faktor eksposi yaitu kV,mA

dan msec.

Pada hasil radiograf tampak celah faktur pada 1/3 distal os radius,kalus

(+),lebih sempit dibanding sebelumnya,aposisi baik,alignment kurang

baik,Biasanya pada kasus fraktur pengobatan patah tulang dapat

dilakukan melalui alat mobilisasi dengan pemasangan pen hal ini untuk

mempertahankan kedudukan tulang dalam posisi yang benar (anatomis)

sampai tulang menyambung kembali dan pen bisa dilepas dengan

ketentuan dan prosedur yang tepat maka akan menghasilkan sebuah

radiograf yang baik dan benar,disamping dapat menghindari kesalahan

yang fatal dalam proses pengambilan radiograf,sehinggga pengulangan

foto dapat diminimalisasi mengingat radiasi sinar-x berdampak biologis

pada tubuh.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Teknik pemeriksaan Ossa Antebrachii di Radiologi Rumah Sakit TK
>II 03.05.01 Dustira Cimahi disesuaikan dengan kondisi pasien yang
Kooperatif sehingga menggunakan proyeksi AP dan Lateral sebagai penunjang
diagnosa suatu penyakit.
4.2 Saran
1. Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada pasien agar
pasien paham maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Sebaiknya memperhatikan Faktor Eksposi dan Kolimasi agar
meminimalisasi radiasi yang diterima pasien, petugas, dan masyarakat
umum

Anda mungkin juga menyukai