Mengesahkan
Banjarmasin
ii
KATA PENGANTAR
Studi Kasus ini penulis maksudkan guna memenuhi tugas laporan pada
Praktek Kerja Lapangan III di Instalasi Radiologi RSUD dr. Doris Sylvanus pada
tanggal 01 Januari – 31 Januari 2021 , guna memenuhi tugas mata kuliah PKL III
Program Studi Diploma III Jurusan Radiodiagnostik dan Radoterapi ATRO Citra
dari berbagai pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini oleh karena
Persada Banjarmasin
iii
5. Drg. Yayu Indriati,Sp.KGA sebagai direktur RSUD DORIS SYLVANUS
Palangkaraya
SYLVANUS Palangkaraya
Palangkaraya
9. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan semangat, doa serta
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan sehingga
11. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulisan sehingga
yang penulis miliki. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER ...................................................................................................... i
v
2.1.2 Fungsi Thorax .................................................................... 19
2.2.3 Etiologi............................................................................... 23
vi
3.3 Sumber Data ................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
Gambar 4.5 Scanning Kaset ...................................................................... 43
ix
BAB I
PENDAHULUAN
kelainan dini pada paru juga dapat diketahui dalam pemeriksaan rontgen
thorak pada orang yang sehat sudah menjadi prosedur yang lazim pada
proyeksi yang sesuai dengan pembagian anatomi tubuh manusia itu sendiri
serta organnya.
Salah satu contoh bagian anatomi tubuh manusia yaitu thorax, yaitu tulang
costae thorax yang terdiri atas 12 pasang iga yang terbagi dalam iga melayang
dan serta iga sejati serta iga tidak sejati yang berfungsi untuk melindungi
organ dalam manusia seperti paru-paru jantung, hati dan lain-lain. Dimana
1
gambaran yang mampu memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang
non kooperatif serta proyeksi lateral jika dibutuhkan. Pada kasus indikasi efusi
tambahan AP ½ duduk.
Palangkaraya”
Efusi Pleura ?
2
1.3 Tujuan Penulisan
penyakit tertentu.
nanti.
3
1.4.2 Untuk Pembaca
Pleura.
Sistematika penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi lima
BAB I : Pendahuluan
4
BAB III : Metodologi Penelitian
BAB V : Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
energi. Energi yang dihasilkan dapat diperoleh dari salah satu sistem
rongga thorax adalah sebagai rumah dan pelindung jantung dan paru.
6
1. Trachea
dinding-dindingnya.
2. Bronchus
berdiameter lebih besar, pendek, dan lebih vertikal dari bronchus sinistra,
paru. Panjang bronchus dekstra kurang lebih sekitar 1 inch (2.5 cm),
menjadi bronchiolus.
3. Alveolus
4. Paru
Paru dibagi menjadi dua, yaitu paru dekstra dan sinistra. Terdapat
tiga lobus di paru dekstra dan dua di paru sinistra. Pada kedua paru
terdapat hilum atau juga disebut dengan hilus. Hilus merupakan lekukan-
7
lekukan yang dibentuk oleh bronchus, arteri pulmonary, dan vena
pulmonary.
a. Paru Dekstra
b. Paru Sinistra
sinistra.
5. Pleura
Selaput yang menempel pada lobus paru yaitu pleura viseralis, sedangkan
6. Jantung
8
cendrung kearah dextra maka disebut dengan suatu kelainan dengan
nama dextracodist.
7. Kelenjar Thymus
8. Diaphragma
9. Vertebrae Thoracalis
penyangga tubuh manusia. terdiri dari dua belas tulang tidak beraturan
9
10. Scapula
tubuh manusia yang biasa juga disebut dengan tulang belikat. Scapulae
berjumlah dua buah yang terletak pada bagian sinistra dan dextra.
acromion.
11. Clavicula
pada bagian sinistra dan dextra tubuh manusia dan lebih anterior
12. Costae
hingga costae VII. Costae ini disebut dengan sebutan costae vera.
dengan costae sporia, yaitu costae VIII hingga costae X. Costae XI dan
10
13. Sternum
Sternum yang kita kenal sebagai tulang dada berjumlah satu buah
pada bagian anterior dada manusia. Sternum terbagi menjadi tiga bagian,
(www.google.com/imgres?imgurl)
yang memakai pegas, artinya bahwa gerakan inspirasi atau tarik napas
11
napas atas ke dalam paru. Sebaliknya, mekanisme ekspirasi atau keluar
napas.
12
berkurangnya elastisitas paru, juga dapat menimbulkan
tersebut.
Waspadji, 1999).
13
(Gambar 2.2 Efusi Pleura)
(www.google.com/search?q=gambar+efusi+pleura)
2.2.2 Klasifikasi
14
- Berat jenis cairan efusi < 1,016 > 1,016
2.2.3 Etiologi
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi
15
2.3 Teknik Pemeriksaan Radiografi Thorax
1. Persiapan Pasien
b. kaset dan film sinar-X sesuai yang di butuhkan (30x40 atau 35x43)
beserta kelainannya.
b. Posisi Pasien
16
Gambar 2.3 Posisi Pemeriksaan Thorax AP
(www.google.com/search?q=posisi+thorax+ap)
c. Posisi obyek
d. Posisi Sinar
CP : Pada T6-T7
FFD : 120-150 cm
f. Hasil Gambaran :
17
2.4 Proteksi Radiasi
ketentuan yang harus dipatuhi untuk mencegah penerima dosis yang tidak
1. Justifikasi
2. Limitasi
yang diperlukan dan tidak lebih dari dosis NBD yang telah ditetapkan.
3. Optimalisasi
18
Proteksi radiasi mengatur segala sesuatu yang berhubungan penyinaran
Dosis) yang diatur dalam buku Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi, dengan
mSv.
standar ketentuan.
19
2.4.2 Proteksi Radiasi untuk Penderita
a. Filtration ( penyaringan )
sinar-x berenergi rendah akan diserap oleh pasien dan menjadi dosis
pasien. Oleh karena itu tabung sinar x selain harus memiliki filter bawaan
b. Collimation ( kolimasi )
selalu dibatasi sesuai dengan objek yang akan diperiksa, semakin lebar
d. Teknik Radiografi
20
Teknik radiografi yang dipilih harus tepat, karena bukan hanya
diterima pasien bisa berkurang, akan tetapi bila mAs ( arus dan waktu
pasien.
e. Shielding Khusus
1/10 dari pekerja radiasi, sebesar 1 mSv per tahun (Badan Tenaga
pemeriksaan.
kepintu.
21
Penggunaan perisai pelindung berupa apron pelapis Pb,
glove Pb, kaca mata Pb, dan sebagainya yang merupakan sarana
proses radiografi.
b. Menjaga jarak
lebih baik dari pada 1 detik. Nilai kVp yang digunakan cukup
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.1 Input
3. Kaset adalah suatu kotak kedap cahaya yang berisi dua buah
keperluan diagnose.
23
5. Processing film adalah alat yang digunakan untuk mencuci film
secara otomatis.
3.2.2 Proses
dimulai dengan proyeksi AP 1/2 duduk karena pada posisi ini apabila
3.2.3 Output
24
mengambilnya dari materi perkuliahan dan konsultasi langsung dengan
pembimbing.
Palangkaraya.
memerlukan beberapa alat dan bahan yang sangat berkaitan eraat dan
Merk : ACOMA
Model : TOSHIBA/E7239
mA max : 400 mA
25
`Gambar 3.1 Pesawat Sinar –X
2. Komputer
26
3. Film
4. Kaset
27
5. Processing film
6. Baju Pasien
28
7. Apron (Rompi Timbal)
Gambar 3. 7 Apron
(Instalasi Radiologi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya)
29
BAB IV
Nama : NY.K
Umur : 49 Tahun
Alamat :-
menjadikan hasil gambaran radiograf yang baik dan benar yaitu sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan Pasien
pemeriksan.
30
2. Mempersiapkan Kaset
Pilih ukuran kaset sesuai dengan objek yang ingin kita lakukan
pemeriksaan.
3. Mengatur Kolimasi
penyinaran obyek.
4. Posisi Pasien
31
5. Mengatur Faktor Eksposi
tombol panah arah kebawah dan ke arah atas untuk menurunkan dan
6. Ekspose
sinar X.
32
7. Input Data Pasien
8. Pemilihan Protocol
Pilih protocol sesuai dengan apa yang kita periksa tadi misalnya :
33
Masukan kaset ke dalam scanner dengan posisi kaset harus rata
kemudian gesek kaset dari sisi kiri scanner sampai ke sisi kanan
a. Crop gambar
b. Menempelkan marker
c. Mengatur kecerahan
e. Print
34
Gambar 4.6 Proses Editing
(Instalasi Radiologi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya)
11. Print
ini artinya gambar sudah bagus dan siap untuk dicetak, dalam
“pint”, setelah itu tunggu maka gambaran radiograf akan keluar dari
a. Persiapan alat
b. Pesawat x –ray
d. Persiapan pasien
pemeriksaan yang akan dilakukan dengan nada bicara yang sopan. Serta
dan apabila pasien tidak koperatif maka lebih baik meminta bantuan
keluarga pasien.
b. CP : Pada T6-T7
c. CR : Horizontal
d. FFD : 120-150 cm
36
e. kaset : ukuran 35 × 43
f. mA : 200 mA
g. Kv : 65 Kv
h. Secon d : 8,0 s
37
4.2 Pembahasan
karena pasien menegeluh sesak nafas pada saat berbaring dan rasa sakit
bahwa pasien mengalami efusi pleura, oleh sebab itu dokter meminta pasien
pendaftaran.
dari ekspertise dokter bahwa pasien mengalami Efusi Pleura kanan kiri
Bilateral.
posisi ini apabila ada cairan dalam paru akan nampak jelas batas-batasnya.
Foto : Thorax AP
38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Dari pemeriksaan Thorax pada indikasi Efusi Pleura di RSUD dr. Doris
duduk sudah efektif dalam menegakkan diagnose pada kasus Efusi Pleura.
5.2 Saran
terhadap pasien.
39
shield gonald agar pekerja, pasien serta masyarakat maupun keluarga
penunjang.
40
DAFTAR PUSTAKA
Avioli, Louis V & Stephen M. Krane: Metabolic Bone Disease. New York 1977,
by Academic Press,
Ballinger, Philip W. & Eugene D. Frank: Merrill's Atlas of Radiographic
Positions and Radiologic Procedures, 10th Edition. St. Louis 2003, Mosby,
Bontrager, Kenneth L & John P. Lampignano: Textbook of Radiographic
Positioning and Related Anatomy, 7th Edition. St. Louis 2010, by Mosby,
Inc., an Affiliate of Elsevier Inc,
Drake, Richard L, Wayne Vogl, Adam W. M. Mitchell, Henry Gray. Gray's
Anatomy for Students, 3th Edition, Philadelphia 2010, Churchill Livingstone
/ Elsevier,
NANDA International. 2011. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2009-2011. Jakarta : EGC.
Jeremy, et al. Efusi Pleura. At a Glance Medicine Edisi kedua. EMS. Jakarta :
2008.
Rusdi Gazali,Malueka.2008. Radiologi Diagnostik. Yogyakarta: Pustaka
Cendekia Press
(www.google.com/imgres?imgurl)
(diakses tanggal 1 Juli 2021)
(www.google.com/search?q=gambar+efusi+pleura)
(diakses tanggal 1 Juli 2021)
(www.google.com/imgres?imgurl)
(diakses tanggal 1 Juli 2021)
LAMPIRAN