Anda di halaman 1dari 117

SKRIPSI

PENATALAKSANAAN TEKNIK RADIOGRAFI COLUMNA


VERTEBRAE CERVICALIS PADA KASUS VERTIGO
DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2020

RESTI MUHARRAMI

17160012

YAYASAN KADER BANGSA PALEMBANG


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III TEKNIK RONTGEN
2020
SKRIPSI
PENATALAKSANAAN TEKNIK RADIOGRAFI COLUMNA
VERTEBRAE CERVICALIS PADA KASUS VERTIGO
DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Pedoman Penelitian Guna Menyusun Skirpsi Dalam


Rangka Menyelesaikan Pendidikan Pada Fakultas Kesehatan
Program Studi D III Teknik Rontgen
Universitas Kader Bangsa
Palembang

RESTI MUHARRAMI

17160012

YAYASAN KADER BANGSA PALEMBANG


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI D III TEKNIK RONTGEN
2020

i
SURAT PERNYATAAN

Saya bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Dengan ini menyatakan bahwa benar Skripsi ini saya buat sendiri dengan tidak
melakukan tindakan Plagiatisme dan saya bertanggung jawab sepenuhnya atas
isi Skripsi ini. Apabila ternyata saya mengingkari pernyataan ini maka saya
bersedia menerima sanksi apapun dari pendidikan.

Demikian pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Yang menyatakan,

Resti Muharrami

ii
HALAMAN PENETAPAN
SK.Rektor UKB No.252/B.SK-Skripsi/UKB/III/2020, Tanggal 02 Maret 2020

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program studi : D III Teknik Rontgen

Judul Proposal/KTI : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna

Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2020

Pembimbing Materi : Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM

Pembimbing Teknis : Aini Fitri, S. Si., M. Kes

Universitas Kader Bangsa Palembang

Rektor,

DR. HJ. Irzanita, SH., SE., SKM., MM, M. Kes

iii
HALAMAN PENETAPAN
SK. Rektor UKB No. 254/B.SK.Prop/UKB/III/2020, Tanggal 23 Maret 2020

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PENGUJI PROPOSAL

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program studi : D III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna

Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2020

Penguji I : Hasto Pratikno, S. Si

Penguji II : Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM

Penguji III : Aini Fitri, S. Si., M. Kes

Universitas Kader Bangsa Palembang

Rektor,

DR. HJ. Irzanita, SH., SE., SKM., MM, M. Kes

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna

Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2020

Telah diuji dan diseminarkan pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 26 Mei 2020

TIM PENGUJI : Tanda Tangan

1. Hasto Pratikno, S.Si ……………….

2. Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM ……………….

3. Aini Fitri., S.Si., M.Kes ……………….

Disahkan oleh
Universitas Kader Bangsa Palembang

DR. HJ. Irzanita, SH., SE., SKM., MM, M. Kes

v
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : D III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna Vertebrae

Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Proposal penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM Aini Fitri, S. Si., M. Kes

Menyetujui
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa Palembang
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Kader Bangsa

Dr. Rico Januar Sitorus, SKM., M.Kes (Epid)

vi
HALAMAN PENETAPAN
SK.Rektor UKB No.256/B.SK-Skripsi/UKB/VI/2020,Tanggal 08 Juni 2020

REKTOR UKB MENETAPKAN


JUDUL DAN PENGUJI SKRIPSI

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna

Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2020

Penguji I : Hasto Pratikno, S. Si

Penguji II : Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM

Penguji III : Aini Fitri, S. Si., M. Kes

Universitas Kader Bangsa Palembang


Rektor,

DR. HJ. Irzanita, SH., SE., SKM., MM, M. Kes

vii
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna

Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Tahun 2020

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM Aini Fitri., S. Si., M.Kes

Menyetujui,
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Kader Bangsa

Dr. Rico Januar Sitorus, SKM., M.Kes (Epid)

viii
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna

Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di

Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang Tahun 2020

Telah diuji dan lulus pada :

Hari : Kamis

Tanggal : 17 September 2020

TIM PENGUJI : Tanda Tangan

1. Hasto Pratikno, S.Si ……………….

2. Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM ……………….

3. Aini Fitri., S.Si., M.Kes ……………….

Disahkan oleh
Universitas Kader Bangsa Palembang

DR. HJ. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M. Kes

ix
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul :Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2020.

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan.

Pembimbing Materi Pembimbing Teknis

Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM Aini Fitri., S. Si., M.Kes

Menyetujui,
a.n Rektor Universitas Kader Bangsa
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Kader Bangsa

Dr. Rico Januar Sitorus, SKM., M.Kes (Epid)

x
BIODATA

A. IDENTITAS
Nama : Resti Muharrami
NIM : 17160012
Tempat/Tanggal Lahir : JAMBI, 15 April 2000
Agama : Islam
Nama Orangtua
Ayah : Rd. Endang SM
Ibu : Sumiati
Status dalam keluarga : Anak kedua dari dua bersaudara
Alamat : Jl. Sersan Darpin, RT/RW 008/000,
Kecamatan Ekajaya, Kota Jambi, Provinsi
Jambi

B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 46 KOTA JAMBI, Tahun 2005-2011
2. SMPN 2 KOTA JAMBI, Tahun 2011-2014
3. SMAN 2 KOTA JAMBI, Tahun 2014-2017

xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
“Sky always gives us the reasons to live” – RM

“You were born to be real, not to be perfect” – Min Yoon Gi

“Happiness is not something that you have to achieve. You can still fell happy
during the process of achieve something” –Kim Nam Joon

PERSEMBAHAN
Puji syukur atas segala rahmat yang telah diberikan. Akhirnya saya dapat
melakukan salah satu pencapaian dari sekian banyak pencapaian yang ingin
saya lakukan. Pencapaian dan keberhasilan yang saya raih saat ini merupakan
bantuan, doa, motivasi serta dukungan yang di berikan oleh orang-orang yang
menyayangi saya. Skripsi ini saya persembahkan Kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan saya nafas kehidupan sampai saat ini,
dengan kasih-Nya yang selalu menjaga, memberkati, serta melindungi
saya dimanapun saya berada. Terimakasih untuk semua yang telah Engkau
berikan di setiap hari-hari yang kulalui.
2. Orangtua tercinta. Ayah dan Ibu yang telah memberikan kebahagian dalam
hidup saya, yang telah membuka lengannya ketika dunia menutup
pintunya pada saya, serta melakukan banyak perjuangan untuk saya. Saya
berjanji tidak akan membiarkan perjuangan itu sia-sia. Saya akan tumbuh
untuk menjadi yang terbaik yang saya bisa. Terima kasih karena selalu
menjaga saya dalam doa-doa ayah dan ibu dan selalu membiarkan saya
mengejar impian. Meskipun kini kita berada dalam keadaan yang telah
berbeda. Namun saya percaya yang kalian berikan selama ini adalah tulus
untuk saya. Saya akan membuktikan bahwa yang saya lakukan di masa
depan adalah pilihan terbaik saya meskipun kalian harus berat
menerimanya.
3. Untuk kakak saya Ayu Meilinda yang paling saya sayangi dan banggakan.
Saya sangat berterima kasih atas semua yang sudah kamu berikan kepada
keluarga. Pengorbananmu banyak membantu saya menuju keberhasilan
dalam menyelesaikan perkuliahan ini. Semoga kita berdua bisa berbahagia
selalu,
4. Dosen Universitas Kader Bangsa Palembang khususnya dosen pengajar
prodi D.III Teknik Rontgen yang telah sabar dan teguh dalam mengajar
serta memberikan banyak ilmu yang bermanfaat.
5. Teruntuk kedua pembimbing saya yakni Ibu Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST.,
M. KM dan Aini Fitri., S.Si., M.Kes terimakasih karena telah bersedia
untuk menyempatkan waktu di sela-sela kesibukannya dalam memberikan
bimbingan.
6. Kepada penguji Bapak Hasto Pratikno, S.Si terimakasih atas semua
masukan dan saran terbaik untuk skripsi ini.

xii
7. Keluarga besar yang saya sayangi. Terima kasih telah memberikan
support, doa, serta nasehat-nasehat yang selalu menemani saya sampai saat
ini
8. Untuk para sahabat saya Siti Alya Nadhira, Cindy Oktaviani, Marini, dan
Dethalevi Marcelia. Saya sangat beruntung mengenal kalian semasa
perkuliahan ini. Terimakasih telah membantu saya menjadi lebih baik.
Terimakasih juga telah setia saat suka maupun duka.
9. Para teman terbaik saya, Rayi Retriananda Maulana, Nurzami Novrian, M.
Fahri Aditya, Febriadi Siagian, dan Ira Purnama. Terimakasih banyak
untuk kalian semua karena telah menemani saya selama ini. Semangat
yang selalu kalian berikan telah membantu banyak dan sangat saya hargai.
Semoga kita selalu menjaga pertemanan kita nanti.
10. Untuk teman terdekat saya, kelas IPA7. Terimakasih untuk kalian yang
masih tetap bersama saya hingga kini. Pertemanan kita banyak
memberikan pelajaran untuk saya dan terimakasih untuk semangat dan doa
yang telah kalian berikan untuk saya.
11. Seluruh teman-teman DIII Teknik Rontgen angkatan 2017. Sungguh
pengalaman yang baik bisa mengenal kalian semua.
12. Last, dear me.
You’ve been great. You should always remember that. There’s no one in
this world know your struggles more than yourself. There’s no one around
understand your feeling more than you. So keep remember. You is you.
Trust yourself, trust your heart. You will always right, even when the
world said wrong. I know you’ve changed now. But it doesn’t mean you
are someone new. So all you have to do now is focus on yourself, love
yourself. Be real, be happy.

xiii
UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK RONTGEN

Karya Tulis Ilmiah, 2020


Resti Muharrami : Dibimbing oleh Tri Hastuti Sulistiyo dan Aini Fitri
Nim : 17160012

PENATALAKSANAAN TEKNIK RADIOGRAFI COLUMNA VERTEBRAE


CERVICALIS PADA KASUS VERTIGO DI INSTALASI RADIOLOGI
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG TAHUN 2020.
(xxv+73 Halaman,25 Gambar,1 Bagan,4 Tabel,12 Lampiran)

ABSTRAK

Vertigo merupakan suatu kumpulan gejala yang terjadi akibat gangguan pada
sistem keseimbangan. Pada sindrom vertigo ditemukan keluhan berupa rasa
berputar, rasa ditarik atau didorong menjauhi bidang vertikal. Seseorang yang
mengalami vertigo akan mempresepsikan suatu gerakan yang abnormal atau
suatu ilusi berputar. Untuk mengetahui seseorang mengalami gejala vertigo,
maka teknik radiografi yang diambil adalah penatalaksanaan teknik radiografi
Columna Vertebre Cervical.Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan
metode penelitian deskripktif yaitu metode yang menggambarkan permasalahan
yang terjadi dan mencari penyelesaian masalah tersebut dengan cara studi
kepustakaan. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2020. Kesimpulan pada penelitian ini
adalah dimana hasil gambaran radiografi secara keseluruhan dapat diterima dan
cukup baik. Hal ini dapat diungkapkan setelah melihat dari hasil penilaian gambar
radiografi menurut RCF (Radiography Critique Form). Dan untuk proyeksi yang
dilakukan pada penatalaksanaan ini ada 4, yaitu proyeksi AP Axial, proyeksi
lateral, proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO, dan proyeksi AP Axial posisi LPO.

Daftar Pustaka : 14 ( 2001 – 2020 )

xiv
UNIVERSITY OF KADER BANGSA PALEMBANG
HEALTH FACULTY
DIPLOMA III STUDY PROGRAM OF RONTGEN ENGINEERING

Thesis, 2020
Resti Muharrami : Supervised by Tri Hastuti Sulistiyo and Aini Fitri
Nim : 17160012

MANAGEMENT OF RADIOGRAPHIC TECHNIQUES OF COLUMNA


VERTEBRAE CERVICALIS IN VERTIGO CASE IN MUHAMMADIYAH
HOSPITAL INSTALLATION IN PALEMBANG IN 2020.
(xxv+73 Pages,25 Picture,1 Chart,4 Table, 12 Attachment)

ABSTRACT

Vertigo is a collection of symptoms that occur due to disturbances in the balance


system. In vertigo syndrome, complaints are found in the form of a spinning
sensation, a feeling of being pulled or pushed away from the vertical plane.
Someone who experiences vertigo will perceive an abnormal movement or an
illusion of turning. To find out if someone is experiencing vertigo symptoms, the
radiographic technique taken is the management of the Columna Vertebre
Cervical radiographic technique. In this thesis research the writer uses descriptive
research method, which is a method that describes the problems that occur and
looks for solutions to these problems by means of literature study. This research
activity was carried out at the Radiology Installation of Muhammadiyah
Palembang Hospital in 2020. The conclusion of this study is that the overall
radiographic results are acceptable and quite good. This can be revealed after
seeing the results of the radiographic image assessment according to the RCF
(Radiography Critique Form). And for the projections carried out in this
management, there are 4, namely the AP Axial projection, lateral projection, AP
Axial Oblik projection on RPO position, and AP Axial projection for LPO
position.

Bibliography:: 14 ( 2001 – 2020 )

xv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas khadirat Allah SWT, dimana telah memberi berkah,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan di program
studi Diploma III Teknik Rontgen Universitas Kader Bangsa Palembang, dan
dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul. “Penatalaksanaan Teknik
Radiografi Columna Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020”
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan saran baik melalui lisan maupun tulisan. Pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah memberi
semangat dan membantu secara tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini
dan ucapkan terima kasih khususnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Ferry Preska, ST, M.Sc. EE. PhD, Selaku Ketua Yayasan Kader Bangsa.
2. Ibu DR. Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M.Kes. Selaku Rektor Universitas
Kader Bangsa Palembang.
3. Ibu dr. Anisah, M.Kes Selaku Ketua Program Studi D III Teknik Rontgen
Universitas Kader Bangsa Palembang.
4. Ibu Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM Selaku Pembimbing Materi yang
Telah Banyak Memberi Pengarahan dan Bimbingan Serta Saran Dalam
Menyusun skripsi ini.
5. Ibu Aini Fitri, S. Si., M. Kes selaku Pembimbing Teknis yang telah banyak
memberi pengarahan dan Bimbingan serta saran dalam menyusun skripsi ini.
6. Direktur beserta Staff atau Pegawai Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
yang telah membantu dalam melakukan penelitian.
7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Program Studi D III Teknik Rontgen
Universitas Kader Bangsa Palembang.
8. Teman-teman Seangkatan dan Se-almamater.
Tak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya
kepada semua pihak yang tidak bisa semua penulis sebutkan satu persatu, semoga
bantuan dan dorongannya yang diberikan akan mendapatkan imbalan yang
setimpal dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Baik bagi pembaca maupun bagi penulis di masa yang akan datang, Amin.

Palembang, 15 Mei 2020

Peneliti

xvi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIARISME ............................. ii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PEMBIMBING ........................ iii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PENGUJI PROPOSAL ........... iv
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL TELAH DISEMINARKAN.. v
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL TELAH DISEMINARKAN vi
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PENGUJI SKRIPSI................. vii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI UNTUK DISEMINARKAN ...... viii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ix
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI UNTUK DIPERTAHANKAN .. x
BIODATA ........................................................................................................ xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. xii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xx
DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xxi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxiii
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................ xxiv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..........................................................................2
1.3 Pembatasan Masalah..........................................................................3
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................3
1.5 Tujuan ................................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian .............................................................................4
1.6.1 Secara Teoritis .........................................................................4
1.6.2 Secara Praktis Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Muhammadiyah di Palembang ...............................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kajian Teori ......................................................................................5
2.1.1 Anatomi Fisiologi ...................................................................5
2.1.2 Anatomi ...................................................................................5
2.1.3 Patologi ...................................................................................12
2.2 Teknik Pemeriksaan ..........................................................................16
2.2.1 Teknik pemeriksaan untuk columna vertebrae cervicalis
posisi antero-posterior (AP) Axial ..........................................16
2.2.2 Teknik pemeriksaan untuk columna vertebrae cervicalis
posisi lateral ............................................................................18
2.2.3 Teknik pemeriksan untuk columna vertebrae cervicalis

xvii
proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO......................................22
2.2.4 Teknik pemeriksan untuk columna vertebrae cervicalis
proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO .....................................24
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penatalaksanaan
Radiografi ..........................................................................................27
2.4 Gambar Radiografi yang Optimal .....................................................28
2.4.1 Densitas ..................................................................................28
2.4.2 Kontras....................................................................................30
2.4.3 Ketajaman ...............................................................................30
2.4.4 Detail ......................................................................................30
2.5 Hakekat Kenyamanan Pasien ............................................................31
2.6 Proteksi Radiasi.................................................................................31
2.6.1 Pengertian Proteksi Radiasi ....................................................31
2.6.2 Tujuan Proteksi Radiasi ..........................................................31
2.6.3 Asas-asas Proteksi Radiasi .....................................................32
2.6.4 Nilai Batas Dosis ....................................................................33
2.6.5 Efek-efek Radiasi ...................................................................33
2.6.6 Proteksi kepada pasien dan petugas radiologi ........................34

BAB III KERANGKA KONSEP


3.1 Kerangka Konsep ..............................................................................36
3.2 Bagan Kerangka Konsep ...................................................................38

BAB 1V METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian...............................................................................39
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................39
4.2.1 Waktu Penelitian ......................................................................39
4.2.2 Tempat Penelitian.....................................................................39
4.3 Populasi Dan Sampel ........................................................................39
4.3.1 Populasi Penelitian ...................................................................39
4.3.2 Sampel Penelitian .....................................................................40
4.4 Pengumpulan Data ............................................................................40
4.4.1.Retrospekif ...............................................................................40
4.4.2.Studi Kepustakaan ....................................................................40
4.4.3.Wawancara ...............................................................................41
4.5 Pengolahan Data ...............................................................................41
4.6 Peralatan Dan Kelengkapan ..............................................................41
4.6.1 Alat ...........................................................................................41
4.6.2 Bahan .......................................................................................42
4.7 Definisi Operasional..........................................................................42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................44
5.1.1 Sejarah RS. Muhammadiyah Palembang .................................44

xviii
5.1.2 Visi dan Misi RS. Muhammadiyah Palembang .......................47
5.1.3 Pemeriksaan Radiografi Vertebrae Cervical di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang ............. 48
5.2 Pembahasan ......................................................................................68

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 71
6.2 Saran ................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Bagian-bagian vertebrae................................................................ 7


Gambar 2.2. Diskus intervertebralis .................................................................. 7
Gambar 2.3. Ruas Ruas Tulang Belakang ......................................................... 8
Gambar 2.4. Ligamen Tulang Belakang ............................................................ 8
Gambar 2.5. Aspek Superior Atlas (C1) .......................................................... 10
Gambar 2.6. Aspek Anterior Axis ( C2) .......................................................... 10
Gambar 2.7. Aspek Lateral Axis (C2) ............................................................. 11
Gambar 2.8. Aspek Superior & Lateral tipikal vertebrae cervikal
(C3-C6) ........................................................................................ 12
Gambar 2.9. Proyeksi AP Axial ....................................................................... 17
Gambar 2.10. Gambaran radiografi cervical AP Axial...................................... 18
Gambar 2.11. Proyeksi Lateral .......................................................................... 20
Gambar 2.12. Gambaran Radiografi Cervical Lateral ....................................... 22
Gambar 2.13. Upright AP Axial Oblique Posisi LPO ....................................... 24
Gambar 2.14. Proyeksi AP Axial Oblique Posisi RPO ..................................... 25
Gambar 2.15. Kriteria Gambar Cervical Oblique. A, posisi LPO dan
B, posisi RPO ........................................................................... 27
Gambar 5.1. Pesawat Rontgen ......................................................................... 49
Gambar 5.2. Image Plate ................................................................................ 50
Gambar 5.3. Image Reader .............................................................................. 50
Gambar 5.4. Printer Processing Film ............................................................... 51
Gambar 5.5. Monitor CR ................................................................................ 51
Gambar 5.6 Bucky Stand ................................................................................ 52
Gambar 5.7 Foto AP Axial.............................................................................. 55
Gambar 5.8. Foto Lateral ................................................................................ 58
Gambar 5.9. Foto Oblik posisi RPO ................................................................ 62
Gambar 5.10. Foto Oblik posisi LPO ................................................................ 66

xx
DAFTAR BAGAN

Bagan 3.2 Kerangka Konsep ........................................................................ 38

xxi
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Form Evaluasi Radiografi vertebrae Cervical Proyeksi AP


Axial ............................................................................................ 56
Tabel 5.2 Form Evaluasi Radiografi vertebrae Cervical Proyeksi
Lateral ......................................................................................... 59
Tabel 5.3 Form Evaluasi Radiografi vertebrae Cervical Proyeksi AP Axial
Oblik Posisi RPO ........................................................................ 63
Tabel 5.4 Form Evaluasi Radiografi vertebrae Cervical Proyeksi AP Axial
Oblik Posisi LPO ........................................................................ 66

xxii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengajuan Judul Skripsi Pembimbing Materi


Lampiran 2 Pengajuan Judul Skripsi Pembimbing Teknis
Lampiran 3 Kartu Bimbingan Proposal Pembimbing Materi
Lampiran 4 Kartu Bimbingan Proposal Pembimbing Teknis
Lampiran 5 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing Materi
Lampiran 6 Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing Teknis
Lampiran 7 Berita Acara Seminar Proposal
Lampiran 8 Berita Acara Skripsi
Lampiran 9 Hasil Pemeriksaan Radiologi
Lampiran 10 Bukti Pengambilan Hasil Rontgen
Lampiran 11 Lembar Hasil Wawancara
Lampiran 12 Surat Pernyataan Kesediaan

xxiii
DAFTAR ISTILAH

AP (Antero Posterior) : Proyeksi Antero Posterior (AP) Cervical adalah


arah sinar dari depan ke belakang (Ballinger,
2003).
Central Point : Pusat yang digunakan dalam pemotretan
(Ballinger, 2003).
Central Ray : Central Ray adalah pusat dari berkas sinar yang
digunakan dalam pemeriksaan radiografi
(Ballinger, 2003).
Columna Vertebrae : Columna Vertebrae atau rangkaian tulang
belakang merupakan sebuah struktur lentur yang
dibentuk oleh sejumlah tulang belakang (Frank,
2007).
Diskus Intervertebralis : Tulang rawan yang terdiri dari dua bagian.
Bagian tepi merupakan lingkaran-lingkaran
yang konsentrik, disebut Anulus Fibrosus.
Bagian tengah disebut Nucleus Pulposus yang
sangat elastis, berguna untuk
bantalan,memperkecilkan gerakan diantara
Vertebrae, dan menentukan serta mengatur
besar kecilnya foramen Intervertebralis (Evelyn,
2009).
FFD (Focus Film Distance) : Jarak antara fokus ke film (Rahman,2009).
Lateral : Proyeksi Lateral sinar pusat tegak lurus
memasuki satu sisi tubuh atau dari sisi samping
tubuh (Ballinger, 2003).
Left Posterior Oblique (LPO) : Left Posterior Oblique (LPO) adalah arah sinar
vertikal tegak lurus kaset, posisi pasien miring
ke bagian posterior kiri (sisi kiri) 45 derajat
sehingga sisi kiri menempel atau dekat dengan
kaset (Ballinger,2003).
Right Posterior Oblique (RPO) : Right Posterior Oblique (RPO) adalah arah sinar
vertikal tegak lurus kaset, posisi pasien miring
ke bagian posterior kanan (sisi kiri) 45 derajat
sehingga sisi kanan menempel atau deket
dengan kaset (Ballinger, 2003).

xxiv
Vertigo : Vertigo merupakan suatu kumpulan gejala yang
terjadi akibat gangguan pada sistem
keseimbangan. Pada vertigo syndrome
ditemukan keluhan berupa rasa berputar, rasa
ditarik atau didorong menjauhi bidang vertikal.
Seseorang yang mengalami vertigo akan
mempresepsikan suatu gerakan yang abnormal
atau suatu ilusi berputar. (Lumbantobing SM,
2003).

xxv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan Radiologi merupakan salah satu pemeriksaan di bidang

medis, dengan memanfaatkan radiasi sinar-X yang ditemukan oleh Wilhelm

Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895 yang berguna untuk menegakkan

diagnosa suatu penyakit dan sebagai terapi suatu penyakit. Penemuan rontgen ini

merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena ternyata dengan hasil

penemuan itu dapat diperiksa bagian-bagian tubuh manusia yang sebelumnya

tidak pernah dicapai dengan cara-cara pemeriksaan konvensional (Rasad, 2005).

Seperti penyakit vertigo. Vertigo merupakan suatu kumpulan gejala yang terjadi

akibat gangguan pada sistem keseimbangan. Pada sindrom vertigo ditemukan

keluhan berupa rasa berputar, rasa ditarik atau didorong menjauhi bidang vertikal.

Seseorang yang mengalami vertigo akan mempresepsikan suatu gerakan yang

abnormal atau suatu ilusi berputar. Vertigo dapat berlangsung sementara maupun

berjam – jam. (Lumbantobing SM, 2003).

Menurut artikel kesehatan, foto rontgen adalah merupakan salah satu tes

penunjang untuk indikasi vertigo yaitu pemeriksaan radiologi vertebrae cervical.

(https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/vertigo/). Vertebra cervicalis atau ruas

tulang leher adalah tulang yang paling kecil, kecuali ruas pertama dan kedua yang

bentuknya istimewa. Ruas tulang leher umumnya mempunyai ciri sebagai berikut:

badannya kecil dan persegi panjang, lebih ke samping daripada ke depan dan

belakang. Lengkungannya besar. Prosesus spinosus atau taju duri di ujungnya

1
2

memecah dua bifida. Prosesus transverses atau taju sayap berlubanglubang karena

banyak foramina untuk lewatnya arteri vertebralis. (Pearce, Evelyn C. 2009).

Adapun jenis-jenis pemeriksaan pada foto cervical antara lain AP (Antero-

Posterior) Axial, lateral, AP Axial posisi RPO (Right Posterior Oblique), dan AP

Axial posisi LPO (Left Posterior Oblique) (Bontrager, Kenneth L. 2001)

Pemeriksaan Vertebrae Cervical Pada Kasus Vertigo termasuk

pemeriksaan yang membutuhkan ketelitian agar mendapatkan hasil yang

maksimal. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengamati

lebih jauh tentang penatalaksanaan ini dan menuangkan dalam skripsi dengan

judul PENATALAKSANAAN TEKNIK RADIOGRAFI COLUMNA

VERTEBRAE CERVICALIS PADA KASUS VERTIGO DI INSTALASI

RADIOLOGI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

TAHUN 2020

1.2 Identifikasi Masalah

Bedasarkan uraian latar belakang diatas, diketahui bahwa pemeriksaan

radiografi vertebrae cervicalis dengan kasus vertigo dapat di lakukan pada pasien

yang dengan beberapa indikasi keluhan antara lain sakit kepala yang dimana

penderita akan mengalami persepsi gerakan yang tidak semestinya seperti

berputar ataupun melayang, yang disebabkan oleh adanya gangguan pada sistem

vestibular, maka penulis tertarik mengambil kasus ini yaitu

PENATALAKSANAAN TEKNIK RADIOGRAFI COLUMNA VERTEBRAE

CERVICALIS PADA KASUS VERTIGO DENGAN 4 PROYEKSI.


3

1.3 Pembatasan Masalah

Dengan adanya keterbatasan waktu pada penelitian ini maka peneliti

membatasi masalah hanya pada prosedur penatalaksanaan teknik radiografi

columna vertebrae cervicalis dengan kasus vertigo di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Muhammadiyah Palembang tahun 2020.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis

merumuskan masalah pada proposal penelitian adalah sebagai berikut :

Bagaimanakah penatalaksanaan teknik radiografi vertebrae cervicalis pada kasus

vertigo di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang agar

mendapatkan hasil gambaran yang optimal?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan

proposal penelitian adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui penatalaksanaan teknik radiografi vertebrae cervicalis pada

kasus vertigo di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang agar

mendapatkan hasil gambaran yang optimal.


4

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Secara Teoritis

a. Bagi Peniliti Dan Peneliti Yang Akan Datang

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman

peneliti pada masa yang akan datang tentang bagaimana

penatalaksanaan vertebrae cervicalis yang baik dan benar dan

membandingkan antara teori dan praktek.

b. Bagi Dekan Fakultas Kesehatan UKB Palembang

Merupakan penerapan teori secara terpadu oleh mahasiswa

dan akan berguna untuk perbaikan dalam meningkatkan mutu

pendidikan, selain itu juga sebagai referensi atau keputusan.

c. Bagi Rektor Universitas Kader Bangsa

Sebagai referensi dan literatur serta masukkan bagi peneliti

lainnya dengan permasalahan yang sama di masa yang akan

datang bagi mahasiswa Diploma III Teknik Rontgen

Universitas Kader Bangsa Palembang.

1.6.2 Secara Praktis Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah di

Palembang

Dari penelitian ini penulis berharap dapat menjadi

pertimbangan dan acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Anatomi Fisiologi

Anatomi fisiologi adalah ilmu dalam bidang kesehatan/kedokteran

yang mempelajari di dalamnya anatomi dan fisiologi metabolisme tubuh,

anatomi dan fisiologi sistem saraf, anatomi dan fisiologi sistem digestif,

anatomi dan fisiologi payudara, otak, panggul, dan bagian tubuh lainnya.

ilmu anatomi tubuh manusia ini wajib dikuasi oleh mahasiswa bidang

kedokteran khususnya, keperawatan serta kebidanan (Rothschild, 2009).

2.1.2 Anatomi

Columna vertebrae atau biasa disebut tulang belakang adalah

rangkaian kompleks dari banyak tulang yang disebut vertebrae.

Menyediakan tulang pendukung yang fleksibel untuk tubuh dan kepala

dan juga mengirimkan berat badan dan tubuh bagian atas ke anggota tubuh

bagian bawah. Tulang belakang dibagi menjadi 5 bagian. Dimana setiap

bagian tulang belakang memiliki karakteristik yang khas.(Bontrager &

Lampignano, 2014)

Tulang belakang adalah susunan terintegrasi dari jaringan tulang,

ligamen, otot, saraf dan pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar

tengkorak (basis cranii), leher, dada, pinggang bawah hingga panggul dan

tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh bagian atas serta

5
6

pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang

melewatinya. Tulang belakang tersusun dari tulang-tulang pendek berupa

ruas-ruas tulang sejumlah lebih dari 30 buah. Tulang-tulang tersebut

berjajar dari dasar tengkorak sampai ke tulang ekor dengan lubang di

tengah-tengah setiap ruas tulang (canalis vertebralis), sehingga susunannya

menyerupai seperti terowongan panjang. Saraf dan pembuluh darah

tersebut berjalan melewati canalis vertebralis dan terlindung oleh tulang

belakang dari segala ancaman yang dapat merusaknya.

Antara setiap ruas tulang belakang terdapat sebuah jaringan lunak

bernama diskus intervertebralis, yang berfungsi sebagai peredam kejut

(shock absorption) dan menjaga fleksibilitas gerakan tulang belakang,

yang cara kerjanya mirip dengan shock breaker kendaraan kita. Di setiap

ruas tulang juga terdapat 2 buah lubang di tepi kanan dan kiri belakang

tulang bernama foramen intervertebra, yaitu sebuah lubang tempat

berjalannya akar saraf dari canalis vertebra menuju ke seluruh tubuh.

Saraf-saraf tersebut keluar melalui lubang itu dan mempersarafi seluruh

tubuh baik dalam koordinasi gerakan maupun sensasi sesuai daerah

persarafannya.
7

Gambar 2.1. Bagian-bagian vertebrae

Gambar 2.2. Diskus intervertebralis

Tulang belakang terdiri dari 4 segmen, yaitu segmen servikal

(terdiri dari 7 ruas tulang), segmen torakal (terdiri dari 12 ruas tulang),

segmen lumbal (terdiri dari 5 ruas tulang) serta segmen sakrococygeus

(terdiri dari 9 ruas tulang). Diskus intervertebra terletak mulai dari ruas

tulang servikal ke-2 (C2) hingga ruas tulang sakrum pertama (S1).
8

Gambar 2.3. Ruas Ruas Tulang Belakang

Di luar susunan tulang belakang, terdapat ligamen yang menjaga

posisi tulang belakang agar tetap kompak dan tempat melekatnya otot-otot

punggung untuk pergerakan tubuh kita. Ligamen dan otot tulang belakang

berfungsi sebagai koordinator pergerakan tubuh.

Gambar 2.4. Ligamen Tulang Belakang


9

Posisi tulang belakang yang normal akan terlihat lurus jika dilihat

dari depan atau belakang. Jika dilihat dari samping, segmen servikal akan

sedikit melengkung ke depan (lordosis) sehingga kepala cenderung

berposisi agak menengadah. Segmen torakal akan sedikit melengkung ke

belakang (kyphosis) dan segmen lumbal akan melengkung kembali ke

depan (lordosis). Kelainan dari susunan anatomis maupun perbedaan

posisi tulang belakang yang normal tersebut, dapat berakibat berbagai

keluhan dan gangguan yang bervariasi. Keluhan dan gangguan tersebut

akan berakibat terganggunya produktivitas dan kualitas hidup seseorang.

Tidak jarang keluhan tersebut berakibat nyeri yang hebat, impotensi,

hilangnya rasa (sensasi) hingga kelumpuhan.

Vertebrae cervikalis memiliki ciri khas yaitu tiap prosessus

transversus mempunyai foramen. Prosessus spinosus kecil dan bifid.

Corpus kecil dan diameter transversa lebih besar dari diameter

anteroposterior, terdapat sendi-sendi synovial kecil pada tiap sisi. Foramen

vertebrae besar dan berbentuk segitiga. Prosessus artikularis superior

mempunyai facies artikularis yang rata dan kecil, menghadap ke bekalang

dan ke atas, prosessus artikularis inferior mempunyai facies artikularis

yang menghadap ke bawah dan depan.

Vertebrae cervicalis pertama (atlas), kedua (axis), dan ketujuh

bentuknya tidak khas. Vertebra cervicalis pertama atau atlas, tidak

mempunyai corpus maupun prosessus spinosus. Hanya berupa cincin

tulang, yang terdiri atas arcus anterior dan arcus posterior dan sebuah masa
10

lateralis pada tiap sisi. Tiap masa lateralis mamiliki facies articularis

superior dan inferior. Tulang ini berartikulasi di atas dengan condylus

occipitalis, membentuk articulatio atlanto-occipitalis. Dibawah,

berartikulsi dengan axis dan membentuk articulatio atlanto axialis.

Gambar 2.5. Aspek Superior Atlas ( C1 )


(Ballinger, 2003)

Gambar 2.6. Aspek Anterior Axis ( C2 )


(Ballinger, 2003)
11

Gambar 2.7. Aspek Lateral Axis (C2)


(Ballinger, 2003)

Vertebrae cervicalis kedua atau axis mempunyai dens yang mirip

pasak, yang terdapat di atas corpus dan mewakili corpus atlas yang telah

menyatu dengan axis. Vertebrae cervicalis ke tujuh, atau vertebrae

prominens, disebut demikian karena mempunyai prosessus spinosus paling

panjang. Processus ini tidak bifid. Processus transversus C7 besar, namun

foramen processus transversinya kecil.


12

Gambar 2.8. Aspek Superior & Lateral tipikal vertebrae cervikal (C3-C6)
(Ballinger, 2003)

2.1.3 Patologi

Beberapa indikasi yang sering terjadi pada daerah columna

verterbrae cervicalis

a. Vertigo

Merupakan suatu kumpulan gejala yang terjadi akibat

gangguan pada sistem keseimbangan. Pada sindrom vertigo

ditemukan keluhan berupa rasa berputar, rasa ditarik atau

didorong menjauhi bidang vertikal. Seseorang yang mengalami

vertigo akan mempresepsikan suatu gerakan yang abnormal

atau suatu ilusi berputar. Vertigo dapat berlangsung sementara


13

maupun berjam - jam. Jika ada kelainan pada lintasan

informasi indera keseimbangan yang dikirim ke sistem saraf

pusat, atau kelainan pada pusat keseimbangan, maka proses

adaptasi yang normal tidak akan terjadi tetapi akan

menimbulkan suatu reaksi tanda.

Vertigo bukan merupakan suatu penyakit, tetapi

merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terjadi akibat

gangguan keseimbangan pada sistem vestibular ataupun

gangguan pada sistem saraf pusat. Selain itu, vertigo dapat

pula terjadi akibat gangguan pada alat keseimbangan tubuh

yang terdiri dari reseptor pada visual (retina), vestibulum

(kanalis semisirkularis) dan proprioseptif (tendon, sendi dan

sensibilitas dalam) (Lumbantobing SM, 2003).

Menurut artikel kesehatan

(https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit /vertigo/), secara

umum, jenis vertigo dapat dibagi menjadi dua

kelompok, vertigo sentral (gangguan di pusat keseimbangan

otak) dan vertigo perifer.

1. Vertigo Central

Vertigo central terjadi karena adanya masalah pada otak.

Bagian otak yang paling berpengaruh terhadap penyebab

vertigo adalah otak kecil atau cerebellum. Cerebellum

sendiri berhubungan langsung dengan sistem saraf


14

sumsum tulang belakang dan berperan sebagai pengatur

utama dari gerakan pada tubuh.

Beberapa kondisi yang menjadi penyebab vertigo central

adalah tumor otak, migrain, stroke.

2. Vertigo Periferal

Vertigo jenis ini salah satu jenis vertigo yang sering

dialami oleh banyak penderita penyakit vertigo. Penyebab

utama itu sendiri karena adanya gangguan pada telinga

bagian dalam, dimana seharusnya telinga bagian ini

berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh.

Tidak hanya itu, beberapa kondisi yang bisa

menyebabkan vertigo periferal adalah BPPV (Benign

Paroxysmal Positional Vertigo), peradangan saraf sistem

telinga bagian dalam, dan labirintis (infeksi akibat virus

atau bakteri)

Selain dari rasa pusing, kepala berputar, dan kehilangan

keseimbangan, gejala yang juga akan dialami oleh

penderitanya adalah: mual, muntah, berkeringat secara

berlebihan, nistagmus (gerakan bola mata yang tidak

normal), dan innitus (telinga berdenging).


15

b. Neck Pain

Neck pain atau nyeri leher adalah nyeri yang dihasılkan

dari interaksi yang kompleks antara otot dan ligamen serta

faktor lain yang berhubungan dengan postur, posisi kerja,

kebiasaan tidur, kelelahan otot kronis, stress, adaptasi postural

dari nyeri primer lain (bahu, temporo mandibular joint

craniocervical), atau perubahan degeneratif dari discus

cervicalis dan sendinya. (Douglass & Bope, 2004)

c. Spondilosis

Spondilosis adalah perubahan degeneratif spina yang

disebabkan oleh osteoartritis. Spondilosis cervical adalah

penyakit sendi degeneratif yang mengenai vertebrae cervicalis,

discus intervertebralis, dan ligamen di sekitarnya serta jaringan

penyambung, kadang-kadang disertai dengan rasa nyeri atau

parestesia yang menyebar ke lengan atas sebagai akibat

penekanan akar syaraf. (Dorland, 2012)

d. Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) ialah suatu keadaan

dimana terjaci penonjolan discus intervertebrae ke arah

posterior dan/atau lateral yang dapat menimbulkan penekanan

atau penyempitan radiks saraf- saraf, penekanan medula spinal

dengan berakibat timbulnya gejala- gejala neurologis. HNP

terjadi pada seluruh ruas tularg belakang, mulai dari tulang


16

leher sampai tulang ckor (cervical, thoracal, lunbal atau

sacrum). (Rasad, 2005)

2.2 Teknik Pemeriksaan

Terdapat 4 (empat) proyeksi yang sering dilakukan dalam

pemeriksaan radiologi columna vertebrae cervicalis, yaitu proyeksi

Antero-Posterior (AP) Axial, proyeksi Lateral, proyeksi AP Axial Oblik

Kanan posisi LPO, dan proyeksi AP Axial Oblik Kiri posisi RPO.

2.2.1 Menurut Ballinger (2003), teknik pemeriksaan untuk columna

vertebrae cervicalis posisi antero-posterior (AP) Axial adalah :

a. Ukuran Kaset:8 x10 inchi (18 x 24 cm) memanjang

b. Posisi Pasien

1. Posisikan pasien dalam posisi berbaring atau berdiri

2. Atur bahu pasien dalam bidang horizontal yang sama

untuk mencegah rotasi

c. Posisi Objek

1. Pusatkan Mid Sagittal Plane (MSP) tubuh pasien dengan

garis tengah meja pemeriksaan atau grid vertical

2. Angkat dagu secukupnya sehingga bidang oklusal tegak

lurus dengan meja. Ini mencegah superposisi dari

mandibula dan pertengahan columna vertebrae cervicalis.


17

3. Pusatkan kaset setinggi C4.

4. Atur kepala sehingga MSP tegak lurus dengan kaset.

5. Berikan bantalan kepala untuk pasien, ini membantu

mengimbangi lengkungan dan mengurangí distorsi

gambar

6. Shield gonad

7. Tahan napas selama eksposi

Gambar 2.9. Proyeksi AP Axial


(Ballinger 2003)

d. Central ray Arahkan menuju C4 dengan sudut 15°-20°

Cranially

e. Struktur Yang Terlihat Hasil gambaran memperlihatkan lima

corpus cervical bagian bawah dan dua atau tiga corpus thoracal

bagian atas, jarak interpedikel, processus transversus dan

processus articular yang saling superposisi, dan intervertebral

disk spaces. Posisi ini juga digunakan untuk memperlihatkan

ada atau tidaknya cervical ribs.


18

f. Kriteria Evaluasi Berikut yang harus terlihat dengan jelas:

1) Daerah sisi superior C3 sampai T2 dan jaringan lunak

sekitar

2) Bayangan dari mandibula dan occipital yang superposisi

dengan atlas dan axis

3) Terbukanya imtervertebral disk spaces

4) Processus spinosus berjarak sama dengan pedicle

5) Angulus mandibula berjarak sama dengan vertebrae

Gambar 2.10 Gambaran radiografi cervical AP Axial


(Ballinger, 2003)

2.2.2 Teknik pemeriksaan untuk columna vertebrae cervicalis posisi

lateral adalah :

a. Ukuran Kaset: 8 x 10 inchi (18 x 24 cm) memanjang

b. Posisi Pasien
19

1. Posisikan pasien dalam posisi true lateral, duduk atau

berdiri Long axis dari vertebrae cervicalis harus sejajar

dengan kaset.

2. Pasien harus berdiri atau duduk tegak, dan atur ketinggian

kaset sehingga kaset berpusat pada C4. Batas atas kaset

sekitar 1 inchi (2,5 cm) di atas meatus acusticus externa

(MAE)

c. Posisi Objek

1. Pusatkan bidang coronal dengan ujung mastoid berada

pada pertengahan kaset.

2. Dekatkan pasien pada kaset secukupnya sehingga bahu

agak menempel dengan bagian yang bebas sebagai

penyanggah.

3. Putar bahu kearah anterior atau posterior sesuai dengan

keadaan normal kifosis punggung jika pasien mengitari

bahu, putar bahu kearah anterior, ataupun sebaliknya

putar bahu ke arah posterior,

4. Atur bahu agar berada dalam bidang horizontal yang

sama, tekan bahu sebisa mungkin, dan untuk mengurangi

pergerakan berikan satu sandbag kecil pada setiap

pergelangan tangan. Kedua sandbag harus sama berat.


20

5. Jaga dan pastikan bahwa bahu pasien tidak terangkat.

6. Angkat dagu pasien untuk mencegah superposisi dari

rams mandibula dan columna vertebrae. Pada waktu yang

sama dan dengan MSP kepala vertikal, minta pasien

untuk melihat lurus kedepan, ini membantu

mempertahankan posisi kepala.

7. Shield gonalds.

8. Mintalah pasien untuk menahan napas setelah ekspirasi

penuh untuk menekan bahu maksimal

Gambar 2.11. Proyeksi Lateral


(Ballinger 2003)

9. Central ray Horizontal dan tegak lurus menuju C4.

Dengan dipusatkan pada C4 akan terjadi perbesaran

bayangan dari bahu yang jauh dari film yang terproyeksi

di bawah vertebrae cervical terbawah.


21

10. Struktur Yang Terlihat Hasil gambaran memperlihatkan

proyeksi lateral dari corpus cervical, ruang antar

sendinya, articullar pillars, lima zygapophyseal joimt

bagian bawah, dan processus spinosus. Tergantung pada

seberapa baik bahu dapat ditekan, posisi lateral yang baik

akan terlihat C7, kadang-kadang TI dan T2 juga terlihat

11. Kriteria Evaluasi

Berikut yang harus terlihat dengan jelas :

1) Keseluruhan vertebrae cervical dan sepertiga dari T1

2) Leher ekstensi sehingga ramus mandibula tidak

superposisi dengan atlas atau axis

3) Ramus mandibula yang superposisi atau hampir

superimposi

4) Tidak ada rotasi atau penyudutan dari cervical

ditandai dengarn superposisi #gapophysealjoint yang

terbuka.

5) C4 berada di tengah gambaran.

6) Detail tulang dan jaringan lunak.


22

Gambar 2.12. Gambaran Radiografi Cervical Lateral


(Ballinger, 2003)

2.2.3 Teknik pemeriksan untuk columna vertebrae cervicalis

proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO adalah :

a. Ukuran Kaset: 8 x 10 inchi (18 x 24 cm) memanjang.

b. Posisikan pasien supine atau upright menghadap tabung sinar-

x. Posisi upright (berdiri atau duduk) lebih baik untuk

kenyamanan pasien dan memudahkan posisi pasien.

c. Posisi Objek

1. Minta pasien untuk duduk atau berdiri tegak tanpa beban

2. Pastikan rotasi tubuh membentuk sudut 45 derajat kearah

kiri dan istirahatkan bahu yang berdekatan dengan

penegak vertikal film (bahu kiri) sebagai penyanggah.

3. Pasien melihat lurus ke depan, angkat dagu sehingga

mandibula tidak superimposisi dengan columna

vertebrae. Memutar dagu ke samping menyebabkan

sedikit rotasi dari vertebrae superior dan harus dihindari.


23

4. Pusatkan kaset pada cervical ke-3 (1 inchi atau 2,5 cm

superior ke titik yang paling menonjol dari tulang rawan

tiroid) untuk mengkompensasi penyudutan arah kepala

dari central ray (CR)

5. Shield gonads

6. Pasien tahan napas selama pemeriksaan.

7. Central ray Arahkan ke C4 pada sudut 15° - 20˚

Cranially sehingga CR tepat pada sudut foramen

8. Strukur Yang Terlihat Hasil gambaran menunjukkan

foramen intervertebralis dan pedicle yang jauh dari kaset

(sebelah kanan pasien) dan posisi oblique tubuh dan

bagian lain dari columna vertebrae cervical

9. Kriteria Evaluasi Berikut yang harus terlihat dengan jelas

1) Terbukanya foramen intervertebralis yang jauh dari

kaset yaitu bagian sebelah kanan pasien, dari C2 C3

sampai C7-TI

2) Terbukanya intervertebral disk spaces

3) Ukuran dan kontur yang sama dari foramen

4) Dagu yang ditinggikan tidak superimposisi dengan

atlas dan axis


24

5) Tulang oksipital tidak superimposisi dengan axis

6) CI-C7 dan T1

Gambar 2.13. Proyeksi AP Axial Oblique Posisi LPO


(Ballinger, 2003)

2.2.4 Teknik pemeriksan untuk columna vertebrae cervicalis

proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO adalah :

a. Ukuran Kaset: 8 x 10 inchi (18 x 24 cm) memanjang.

b. Posisikan pasien supine atau upright menghadap tabung sinar-

x. Posisi upright (berdiri atau duduk) lebih baik untuk

kenyamanan pasien dan memudahkan posisi pasien.

c. Posisi Objek

1. Minta pasien untuk duduk atau berdiri tegak tanpa beban

2. Pastikan rotasi tubuh membentuk sudut 45 derajat kearah

kanan dan istirahatkan bahu yang berdekatan dengan

penegak vertikal film (bahu kanan) sebagai penyanggah.


25

3. Pasien melihat lurus ke depan, angkat dagu sehingga

mandibula tidak superimposisi dengan columna

vertebrae. Memutar dagu ke samping menyebabkan

sedikit rotasi dari vertebrae superior dan harus dihindari.

4. Pusatkan kaset pada cervical ke-3 (1 inchi atau 2,5 cm

superior ke titik yang paling menonjol dari tulang rawan

tiroid) untuk mengkompensasi penyudutan arah kepala

dari central ray (CR)

5. Shield gonads

6. Pasien tahan napas selama pemeriksaan

Gambar 2.14. Proyeksi AP Axial Oblique Posisi RPO


(Ballinger, 2003)

7. Central ray Arahkan ke C4 pada sudut 15° - 20˚

Cranially sehingga CR tepat pada sudut foramen


26

8. Strukur Yang Terlihat Hasil gambaran menunjukkan

foramen intervertebralis dan pedicle yang jauh dari kaset

adalah sebelah kiri dan posisi oblique tubuh dan bagian

lain dari columna vertebrae cervical

9. Kriteria Evaluasi Berikut yang harus terlihat dengan jelas

1) Terbukanya foramen intervertebralis yang jauh dari

kaset (sebelah kiri pasien), dari C2 C3 sampai C7-TI

2) Terbukanya intervertebral disk spaces

3) Ukuran dan kontur yang sama dari foramen

4) Dagu yang ditinggikan tidak superimposisi dengan

atlas dan axis

5) Tulang oksipital tidak superimposisi dengan axis

6) CI-C7 dan T1
27

A B

Gambar 2.15. Kriteria Gambar Cervical Oblique.


A, posisi LPO dan B, posisi RPO
(Ballinger, 2003)

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penatalaksanaan Radiografi

Gerakan dapat merpengaruh terhadap hasil gambar radiografi

karena apabila terjadi pergerakan obyek saat exposi dapat mempengaruhi

hasil gambar. Dalam memposisikan pasien untuk menghasilkan proyeksi

pemotretan yang di inginkan maka faktor kenyamanan pasien sangat perlu

di perhatikan, hal ini dikarenakan bila kenyamanan pasien tidak di

perhatikan khususnya pasien fraktur maka kemungkinan akan dapat

memperberat keadaan pasiennya.

Agar pasien merasa nyaman pada saat dilakukan pengaturan

pemeriksaan, maka posisi pasien nya tidak perlu di ubah agar tidak terjadi

keadaan yang tambah parah pada pasien yang mengalami fraktur.


28

2.4 Gambar Radiografi yang Optimal

Sebuah radiograf yang optimal adalah yang mampu memberikan

informasi yang jelas dan dapat digunakan untuk membantu menegakan

sebuah diagnose. Dan gambaran radiografi dikatakan memiliki kualitas

yang tinggi apabila dapat memperlihatkan semua informasi yang

dibutuhkan dalam memastikan sebuah diognosa. Untuk memenuhi kualitas

gambar yang tinggi dan optimal, radiograf harus memenuhi aspek-aspek

yang dinilai yaitu densitas, kontras, ketajaman dan detail (Rahman, 2009).

2.4.1 Densitas

Densitas merupakan tingkat ketajaman pada film yang dipengaruhi

oleh tingkat eksposi yang diterima (Rahman, 2009). Adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi densitas adalah :

a. Kilo Volt (kV)

Kilo volt merupakan satuan beda potensial atau tegangan yang

digunakan untuk pemeriksaan radigrafi. Semakin tinggi kV

yang diberikan diantara katoda dan anoda, maka electron akan

bergerak semakin cepat. Pada objek-objek yang tebal harus

digunakan kV yang lebih tinggi supaya sinar-x bisa menembus

objek dan cukup untuk membentuk gambaran pada film

(Rahman, 2009).
29

b. Miliampere Second (mAs)

Miliampere merupakan satuan kuat arus yang di berikan pada

pemeriksaan radiografi, kuat arus yang digunakan sangat kecil.

Sedangkan second adalah waktu yang diberikan saat

melakukan ekposi. Pengunaan waktu yang singkat akan

mengurangi kekaburan pada gambar akibat pergerakan dari

pasien. Semakin tinggi mAs yang digunakan maka akan

semakin tinggi densitas yang dihasilkan (Rahman, 2009).

c. Jarak Pemotretan

Meningkatnya jarak pemotretan akan menyebabkan intensitas

sinar-X yang sampai ke film akan berkurang. Jarak pemotretan

yang ada dalam radiografi ada tiga antara lain :

1. FFD (Focus Fim Distance) merupakan istilah yang

digunakan untuk menujukan jarak antara focus ke film.

2. FOD (Focus Object Distance) merupakan istilah yang

digunakan untuk menujukan jarak antara focus ke objek

yang diperiksa.

3. OFD (Object Focus Distance) merupakan istilah yang

digunakan untuk menunjukan jarak antara objek yang

diperiksa ke film (Rahman, 2009).


30

2.4.2 Kontras

Kontras merupakan perbedaan derajat kehitaman yang

terjadi karena adanya intensitas yang sampai ke film setelah

melalui objek yang berbeda kerapatannya. Semakin tinggi

intensitas maka gambar akan semakin hitam dan semakin rendah

nilai intensitas maka gambaran semakin putih (Soehartono, 2004).

Kontras dibagi menjadi dua bagian yaitu kontras subjek

yang merupakan rasio intensitas radiasi yang ditransmisikan

menembus area yang berbeda pada bahan yang dieksposi. Dan

kontras film yaitu kontras yang dihasilkan akibat sifat dari film

tersebut (Rahman, 2009).

2.4.3 Ketajaman

Ketajaman gambar adalah tingkat kejelasan gambar yang

membedakan jaringan organ pada sebuah film radiografi. Semakin

jelas maka semakin akurat informasi yang diperoleh dari gambaran

(Rahman, 2009).

2.4.4 Detail

Detail merupakan kemampuan untuk memperlihatkan

struktur yang sangat kecil pada sebuah film. contohnya pada

pemeriksaan mamografi yang sangat memerlukan detail dari film

karena organ tersebut berupa jaringan sehingga gambaran yang


31

dihasilkan diharapkan tampak berbeda dari jaringan tersebut.

Detail pada sebuah gambar dapat dinilai secara objektif dengan

menggunakan object test yang mengandung garis-garis

radioopaque (putih) dan radiolucent atau hitam (Rahman, 2009).

2.5 Hakekat Kenyamanan Pasien

Gerakan dari objek dapat dipengaruhi gambaran radiografi yang

dihasilkan. Karena apabila terjadi pergerakkan objek pada saat expose

akan mengakibatkan gambaran radiografi dari objek kabur, sehingga sulit

untuk menegakkan diagnosa. Untuk itu diperlukan alat yang dapat

membantu mengurangi pergerakkan dari objek tersebut selama dilakukan

pemeriksaan misalnya bantal dengan berbagai ukuran, sandbag (kantong

pasir), karet busa, alat kompresi dan sebagainya (Alkhadi, 2005).

2.6 Proteksi Radiasi

2.6.1 Pengertian Proteksi Radiasi

Proteksi radiasi atau keselamatan radiasi adalah ilmu pengetahuan

yang mempelajari masalah kesehatan yang mencakup kesehatan

pada manusia, lingkungannya, dan keturunanya terhadap efek

negative akibat terpapar radiasi (Alkhadi, 2005).

2.6.2 Tujuan Proteksi Radiasi

Tujuan proteksi radiasi pada pasien adalah dosis radiasi yang

diberikan kepada pasien harus sekecil mungkin sesuai klinis,


32

tujuan proteksi radiasi pada personil adalah dosis radiasi yang

diterima harus ditekan serendah mungkin dan dalam keadaan

bagaimana pun juga tidak boleh melebihi dosis maksimum yang

diperbolehkan (Rasad, 2011).

2.6.3 Asas-asas Proteksi Radiasi

Falsafah tentang proteksi radiasi muncul dengan diterbitkannya

Publikasi ICRP No.26 Tahun 1977, yang bertujuan untuk mencapai

tujuan prokteksi radiasi yaitu agar terciptannya keselamatan dan

kesehatan bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan. Maka dalam

falsafah proteksi radiasi di perkenalkan 3 asas proteksi radiasi

yaitu:

a. Asas Justifikasi Atau Pembenaran

Asas ini menghendaki agar setiap kegiatan yang dapat

mengakibatkan paparan radiasi hanya boleh dilakukan setelah

dilakukan pengkajian yang cukup dan diketahui manfaat serta

kerugian yang ditimbulkannya (Alkhadi, 2005).

b. Asas Optimasi atau ALARA (As Low As Reasonably

Achieveble)

Asas ini menghendaki agar paparan radiasi yang berasal dari

suatu harus ditekan serendah mungkin dengan

mempertimbangkan faktor ekonomi dan social (Alkhadi, 2005).

c. Asas Limitasi atau Pembatasan Dosis Perorangan


33

Asas ini menghendaki agar dosis yang diterima oleh

perorangan tidak boleh melampaui nilai batas dosis yang telah

ditetapkan (Alkhadi, 2005).

2.6.4 Nilai Batas Dosis

Nilai batas dosis ialah jumlah dosis yang boleh diterima oleh

pekerja radiasi ataupun anggota masyarakat sehingga tidak

melampai nilai batas dosis yang telah ditetapkan. Adapun nilai

batas dosis tersebut adalah :

a. Nilai batas dosis untuk pekerja radiasi dari 50 mSv pertahun

menjadi 20 mSv pertahun.

b. Nilai batas dosis untuk masyarakat umum dari 5mSv pertahun

menjadi 1 mSv pertahun.

c. Nilai batas dosis untuk mahasiswa magang usisa 16-18 tahun

0,3 dari nilai batas dosis yang berlaku. Sedangkan untuk usia

diatas 18 tahun sama dengan untuk nilai batas dosis pekerja

radiasi (Alkhadi, 2005).

2.6.5 Efek-efek Radiasi

Efek-efek radiasi merupakan gangguan kesehatan dalam bentuk

apapun akibat dari paparan radiasi. Berdasarkan jenis sel yang

terkena paparan radiasi efek radiasi ada 2, yaitu:

a. Efek genetik adalah efek yang dirasakan dari keturunan

individu yang terkena paparan radiasi.


34

b. Efek stomatik adalah efek radiasi yang dirasakan individu yang

terpapar radiasi (Alkhadi, 2005).

Sedangkan efek radiasi berdasarkan dosis radiasinya :

a. Efek stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan

radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan

sel.

b. Non-Stokastik adalah efek yang terjadi sebagai akibat paparan

radiasi yang melampaui dosis ambang dan menyebabkan

terjadinya kemandulan (Alkhadi, 2005).

2.6.6 Proteksi kepada pasien dan petugas radiologi

a. Proteksi pasien tetrhadap radiasi :

1. Pemeriksaan sinar-X hanya atas permintaan seorang

dokter.

2. Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer.

3. Gunakan voltage yang lebih tinggi agar daya tembusnya

lebih kuat.

4. Jarak focus ke pasien jangan terlalu dekat.

5. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin.

6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin.

7. Pasien hamil, terutama pada trimester pertama tidak

boleh melakukan pemeriksaan diagnostic (Rasad, 2011).


35

b. Proteksi terhadap dokter dan petugas radiologi

1. Hindari penyinaran pada bagian tubuh yang tidak

terlindungi.

2. Pemakaian sarung tangan, apron atau baju pelindung

yang berlapis Pb dengan ketebalan 0,5 mm.

3. Gunakan alat-alat pengukur radiasi (Rasad, 2011).

c. Proteksi bagi masyarakat umum

1. Pintu pemeriksaan tertutup rapat.

2. Tidak mengarahkan sumber sinar – X keruangan umum.

3. Bagi yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke ruang

pemeriksaan.

4. Apabila diperlukan orang lain untuk membantu jalannya

pemeriksaan, orang tersebut menggunakan apron.


BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep ini terdapat 2 variabel yang dimana

maksudnya terdiri dari variabel independen dan juga variabel dependen.

Variabel independen atau yang bisa disebut variabel bebas, Variabel ini

mempunyai pengaruh atau menjadi penyebab terjadinya perubahan pada

variabel lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa perubahan yang terjadi pada

variabel ini diasumsikan akan mengakibatkan terjadinya perubahan

variabel lain. Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat adalah

variabel yang keberadaannya menjadi suatu akibat dikarenakan adanya

variabel bebas. Disebut variabel terikat karena kondisi atau variasinya

terkait dan dipengaruhi oleh variasi variabel lain.

(https://alihamdan.id/variabel-penelitian/). Salah satu contoh yang dapat

diambil adalah pada teknik radiografi columna vertebrae cervicalis dengan

kasus vertigo, dimana proyeksi yang digunakan adalah merupakan variabel

independen atau bebas. Dan hasil foto yang diciptakan adalah bentuk dari

variabel dependen atau juga disebut variabel terikat.

Pada teknik radiografi columna vertebrae cervicalis dengan kasus

vertigo ini menggunakan proyeksi antara lain adalah AP (Anterior

Posterior) Axial, lateral, AP Axial Oblik Kiri Posisi RPO (Right Posterior

Oblique), dan AP Axial Oblik Kanan Posisi LPO (Left Posterior Oblique).

36
37

Untuk proyeksi AP Axial pasien akan berdiri/supine dengan

menghadap tube yang CP-nya diarahkan menuju C4 dengan sudut 15°-20

cranially. Untuk proyeksi lateral dipastikan pasien pada posisi true lateral,

dalam keadaan duduk atau berdiri dengan Central ray Horizontal dan tegak

lurus menuju C4. Dan untuk proyeksi AP Axial Oblik dengan posisi RPO

dan LPO, pasien dapat supine atau berdiri dilakukan sesuai dengan

kenyamanan pasien dengan menghadap tube dan tubuh pasien dirotasikan

45°.

Proyeksi ini diambil untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal

sehingga hasil yang didapat memberikan informasi yang jelas dan akurat

dalam menegakkan diagnosa. Sebelum dilakukannya pemeriksaan, pasien

dapat diberikan penjelasan terlebih dahulu agar dapat mengurangi

terjadinya pergerakan yang tidak diinginkan dan pasien tetap merasa

nyaman saat pemeriksaan.


38

Bagan 3.2
Kerangka Konsep

TEKNIK RADIOGRAFI
COLUMNA VERTEBRAE
Variabel CERVICALIS PADA KASUS
Independen VERTIGO

Proyeksi AP Proyeksi AP
Proyeksi AP
Axial Oblik Axial Oblik
Axial Proyeksi
Kiri Posisi Kanan Posisi
(Anterior Lateral RPO (Right LPO (Left
Posterior)
Posterior Posterior
Oblique) Oblique)

Hasil
Variabel Gambaran
Dependen
Yang Optimal
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif

yaitu metode yang menggambarkan permasalahan yang terjadi dan

mencari penyelesaian dari masalah tersebut secara studi kepustakaan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada saat Praktek Kerja

Lapangan (PKL) pada Mei Tahun 2020. Dan harus terhenti karena

pandemi covid’19 yang sedang terjadi.

4.2.2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian teknik radiografi vertebrae cervical pada

pasien vertigo ini dilaksanakan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi Penelitian

Semua pasien yang melakukan pemeriksaan vertebrae

cervical yang datang ke Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang pada Tahun 2019-2020.

39
40

4.3.2. Sampel Penelitian

Penulis mengambil sampel penelitian pada salah satu

pasien yang melakukan teknik radiografi vertebrae cervical dengan

kasus vertigo yang datang Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang pada periode 2019-2020 karena masa

pandemi Covid’19, dikhawatirkan penulis tidak menemukan pasien

yang melakukan pemeriksaan vertebrae cervical dengan kasus

vertigo.

4.4. Pengumpulan Data

4.4.1. Retrospekif

Karena kegiatan PKL harus terhenti oleh adanya pandemi

covid’19 yang sedang terjadi, maka penulis melakukan metode

retrospektif. Retrospekif adalah suatu metode pengambilan data

yang berhubungan dengan masa lalu. Penelitian ini mengambil

data pada 1 tahun yang lalu ataupun beberapa waktu yang lalu.

Untuk pengambilan data yang berhubungan pada penatalaksanaan

teknik Radiografi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang.(J. Lexy, 2016)

4.4.2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan diambil dari referensi-referensi yang

berhubungan dengan teknik radiografi vertebrae cervicalis dimana


41

diantaranya adalah buku-buku radiografi dan internet yang ada

kaitannya dalam penulisan skripsi ini.

4.4.3. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab

tentang hal-hal berhubungan dengan teknik pemeriksaan columna

vertebrae cervical pada kasus vertigo kepada radiografer di

Instalasi Rumah Sakit Muhammadiyah.

4.5. Pengolahan Data

Dari data-data yang terkumpul, maka penulis mendeskripsikan

analisa data-data penelitian untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

4.6. Peralatan dan Perlengkapan

Pemeriksaan Vertebrae Cervicalis pada kasus vertigo,

menggunakan beberapa peralatan dan perlengkapan untuk menunjang

jalannya pemeriksaan. Berikut ini adalah peralatan dan perlengkapan yang

digunakan:

a. Alat

1. Pesawat Sinar-X Konvensional

2. Computed Radiography

a) Imaging Plate (IP)

b) Image Reader

c) Image Console
42

d) Image Printer

b. Bahan

1. Marker R/L

2. Film merek Fuji ukuran 24x30 cm

3. Grid (bucky)

4.7. Definisi Operasional

4.7.1 Vertebrae cervical adalah tujuh buah tulang yang merupakan

rangkaian dari tulang belakang, tulang yang paling kecil, kecuali

ruas pertama dan kedua yang bentuknya istimewa.

4.7.2 Vertigo adalah keadaan dimana penderitanya merasa seolah-olah

lingkungan disekitarnya merasa berputar.

4.7.3 Proyeksi AP Axial adalah teknik pemeriksaan AP dengan arah sinar

disudutkan.

4.7.4 Proyeksi Lateral adalah teknik pemeriksaan dimana posisi objek

miring 90 derajat dengan arah sinar dari sisi yang jauh terhadap

kaset ke sisi yang dekat dengan kaset.

4.7.5 Posisi RPO (Right Posterior Oblique) adalah posisi yang dimana

pasien miring menyamping membentuk sudut kurang dari 90

derajat dengan tepi kanan belakang dekat ke film.

4.7.6 Posisi LPO (Left Posterior Oblique) adalah posisi pasien yang

miring menyamping membentuk sudut kurang dari 90 derajat

dengan tepi kiri belakang dekat ke film.


43

4.7.7 MSP (Mid Sagital Plane) yaitu bidang imaginer yang membelah

tubuh menjadi dua bagian yang sama (kanan dan kiri).

4.7.8 CR (Central ray) adalah pusat sinar diarahkan.

4.7.9 CP (Central Point) yaitu dimana titik bidik pada berkas sinar

terhadap objek.

4.7.10 FFD (Focus Film Distance) adalah jarak antara focus pada tabung

sinar-x dengan film.


BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 HASIL PENELITIAN

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang adalah Amal

Usaha Persyarikatan Muhammadiyah yang diresmikan tanggal 10

Dzulhijjah 1417 H/18 April 1997 oleh Gubernur Provinsi Sumatera

Selatan (Bapak H. Ramli Hasan Basri) bersama Ketua PP

Muhammadiyah (Bapak Prof. DR. Amien Rais) dan merupakan

salah satu amal usaha yang langsung di bawah Pimpinan Wilayah

Muhammadiyah (PWM) Sumatera Selatan.

RS Muhammadiyah Palembang ialah salah satu Layanan

Kesehatan milik Organisasi Sosial Kota Palembang yang berupa

RSU, dinaungi oleh RS. Swasta Islam dan termaktub kedalam RS

Kelas C. Layanan Kesehatan ini telah terdaftar sejak 23/02/2012

dengan Nomor Surat Izin walikota/003/IZ/2013 dan Tanggal Surat

Izin 25/02/2018 dari wali kota palembang dengan

Sifat Perpanjang, dan berlaku sampai 25 Februari 2018. Sesudah

melangsungkan Prosedur AKREDITASI RS Seluruh Indonesia

dengan proses Pentahapan I (5 Pelayanan) akhirnya diberikan

status Lulus Akreditasi Rumah Sakit. RSU ini bertempat di Jl. A.

Yani 13 Ulu, Palembang, Kota Palembang, Indonesia.

44
45

Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang secara

berkesinambungan berupaya meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, melalui peningkatan

fasilitas dan sarana prasarana dengan penggunaan teknologi terbaru

serta peningkatan kompetensi tenaga kesehatan, baik dokter

maupun perawat serta seluruh karyawan Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang. Merupakan suatu tanggung jawab dan

komitmen bagi kami untuk mengedepankan pelayanan kesehatan

yang Islami, professional, bermutu, dan berstandar internasional

bagi masyarakat.

RS Muhammadiyah Palembang Memiliki Layanan

Unggulan di Bidang USG 4 DIMENSI. RSU Milik Organisasi

Sosial Kota Palembang ini Memiliki Luas Tanah 42962 m² dengan

Luas Bangunan 6096 m².

a. Informasi Tambahan :

1. Direktur : dr. H. PANGESTU WIDODO,.MARS

2. Kode Post : 30263

3. Nomor Telp : 0711-511446

4. Telepon Humas : 081272116161

5. Fax : 0711-519988

6. Email : rsmuh_plg@yahoo.co.id.
46

b. Jumlah Kamar Menurut Kelas :

1. VVIP : 9 kamar

2. VIP : 7 kamar

3. I : 43 kamar

4. II : 31 kamar

5. III : 126 kamar

6. ICU : 4 kamar

7. PICU : 0 kamar

8. NICU : 0 kamar

9. HCU : 0 kamar

10. ICCU : 0 kamar

11. TT di IGD : 11 kamar

12. TT Bayi Baru Lahir : 20 kamar

13. TT Kamar Bersalin : 4 kamar

14. TT Ruang Operasi : 4 kamar

15. TT Ruang Isolasi : 0 kamar.


47

5.1.2 Visi dan Misi RS. Muhammadiyah Palembang

1. Visi : Terwujudnya Rumah Sakit yang Professional dalam

Pelayanan dan Berkarakter Islami.

2. Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang profesional,

bermutu, akuntabel dan humanis berorientasi pada

keselamatan pasien serta kesehatan kerja;

2. Mengembangkan kualitas SDM dibidang pengetahuan dan

keahlian secara profesional, baik pada layanan kesehatan

maupun kedokteran kepolisian;

3. Melengkapi sarana prasarana, teknologi dan system

informasi manajemen modern yang mengikuti

perkembangan dunia kedoteran dan kesehatan;

4. Membangun dan meningkatkan kemitraan lintas sektoral,

baik internal maupun eksternal Polri;

5. Mendukung tugas operasional kepolisian secara proaktif

dan peran serta dalam proses penyidikan secara Scientific

Crime Investigation (SCI);

6. Meningkatkan kesejahteraan pegawai rumah sakit


48

5.1.3 Pemeriksaan Radiografi Vertebrae Cervical di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Penulis mengambil data penelitian pada salah satu pasien yang

melakukan pemeriksaan radiologi vertebrae cervical pada kasus

vertigo di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah

Palembang pada periode 2019-2020, dikarenakan pada saat penulis

PKL pada bulan Juni 2020 masa pandemi Covid’19, tidak

ditemukan pasien yang melakukan pemeriksaan vertebrae cervical.

a. Data pasien pemeriksaan vertebrae cervical

Data pasien pemeriksaan vertebrae cervical adalah sebagai

berikut :

Nama : Ny. R

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 55 tahun

Nama Pemeriksaan : Cervical

Tanggal Pemeriksaan : 03 Desember 2019

Klinis : Vertigo

b. Peralatan dan Perlengkapan

Pemeriksaan radiografi vertebrae cervical di Instalasi

Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

menggunakan beberapa peralatan dan perlengkapan yang

menunjang jalannya pemeriksaan. Berikut adalah peralatan dan

perlengkapan yang digunakan :


49

1. Pesawat X-Ray

Spesifikasinya Pesawat X-Ray adalah sebagai berikut,

seperti tergambar pada Gambar 5.1 :

Merek Pesawat : Fujifilm

Jenis Pesawat : FDR Smart X

Jenis Fokus : Fokus besar dan fokus kecil

kV Max : 125 kV

kV Min : 40 kV

mAs Max : 850 mAs

mAs Min : 0,5 mAs

Gambar 5.1 Pesawat Rontgen


Sumber: Instalasi Radiologi RS. Muhammadiyah
Palembang

2. Film sinar-X

Film sinar-X yang digunakan untuk pemeriksaan

radiologi vertebrae cervical di Instalasi Radiologi Rumah

Sakit Muhammadiyah Palembang ukuran 10”x12” inch,


50

merk AGFA, Jenis Green Sensitive, jumlah 2 (dua)

lembar.

3. Image Plate

Gambar 5.2 Image Plate


Sumber: Instalasi Radiologi RS. Muhammadiyah Palembang

4. Image Reader

Gambar 5.3 Image Reader


Sumber: Instalasi Radiologi RS. Muhammadiyah
Palembang
51

5. Printer Processing film menggunakan printer CR

Gambar 5.4 Printer Processing Film


Sumber: Instalasi Radiologi RS. Muhammadiyah
Palembang

6. Apron

7. Monitor CR seperti pada Gambar 5.5

Gambar 5.5 Monitor CR


Sumber: Instalasi Radiologi RS. Muhammadiyah
Palembang
52

8. Bucky Stand

Gambar 5.6 Bucky Stand


Sumber: Instalasi Radiologi RS. Muhammadiyah
Palembang

c. Prosedur Pemeriksaan

Pasien Ny. R adalah pasien rawat jalan, dokter yang

menangani beliau menyarankan untuk melakukan tindakan

pemeriksaan radiologi, setelah itu pasien datang ke loket

pendaftaran radiologi dengan membawa slip permintaan

pemeriksaan radiologi, mendaftarkan diri di loket administrasi

instalasi radiologi. Petugas administrasi radiologi mencatat isi

surat permintaan dan memberikannya ke radiografer untuk

melakukan pemeriksaan vertebrae Cervical.


53

Persiapan Pasiennya adalah pasien diintruksikan untuk

melepaskan benda yang bersifat logam yang dipakai seperti

bra, kalung, kancing baju. Kemudian pasien memakai baju

pasien yang telah disediakan oleh radiografer. Sedangkan

persiapan Alat dan Bahan adalah Kaset IP(Image Plate), Baju

Ganti Pasien, Apron, Marker “R” dan “L”, dan Film.

Radiografer memanggil pasien masuk ke dalam ruangan

pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan radiografi, setelah

radiografer menyiapkan peralatan dan perlengkapan untuk

melakukan pemeriksaan. Radiografer memberikan informasi

kepada pasien mengenai prosedur pemeriksaan radiografi,

selanjutnya radiografer memposisikan pasien pada meja

pemeriksaan dan melakukan ekspose. Jika ada keluarga pasien

yang ikut menemani pasien saat pemeriksaan diberikan apron

sebagai tindakan proteksi radiasi. Teknik radiografi vertebrae

cervical dengan kasus vertigo yang dilakukan di RS

Muhammadiyah Palembang adalah Proyeksi AP Axial, Lateral,

AP Axial Oblik posisi RPO (Right Posterior Oblique), dan

Proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO (Left Posterior Oblique).


54

1. Teknik Radiografi Vertebrae Cervical Proyeksi AP

Axial

Proyeksi yang digunakan untuk pemeriksaan

radiografi cervical diawali dengan foto proyeksi AP

Axial pada bagian cervical yang bertujuan untuk melihat

struktur cervical. Pada proyeksi AP (Antero-Posterior)

Axial pasien berdiri menghadap tabung sinar-X, kedua

tangan diletakkan disamping tubuh dan kedua kaki

diluruskan.

Posisikan objek didepan Imaging Plate berukuran

24x30 cm yang dipasang pada bucky stand vertikal

memanjang, pertengahan kaset pada C-4 serta mid

sagital plane tubuh pada pertengahan bucky stand.

Angkat dagu secukupnya sehingga bidang oklusal tegak

lurus. Jarak fokus ke film (FFD) 100 cm, central ray

horizontal disudutkan 15˚-20˚ kearah kepala dan central

point diarahkan ke C-4. Eksposi nantinya dilakukan pada

saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh dengan

KV 70 & mAs 4. Lalu, Imaging Plate di bawa ke ruang

operator untuk diproses. Foto Proyeksi dan hasil

gambaran radiograf tergambar seperti pada Gambar 5.7.

Kriteria Evaluasi yang terlihat dengan jelas yaitu

daerah sisi superior C3 sampai T2 dan jaringan lunak


55

sekitar, bayangan dari mandibula dan occipital yang

superposisi dengan atlas dan axis, terbukanya

imtervertebral disk spaces, processus spinosus berjarak

sama dengan pedicle dan angulus mandibula berjarak

sama dengan vertebrae.

Gambar 5.7 (a) proyeksi AP Axial, (b) Hasil Gambaran


vertebrae cervical proyeksi AP Axial
Sumber : Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Penulis mengevaluasi radiograf vertebrae Cervical

Proyeksi AP Axial menggunakan Form Evaluasi

Radiografi untuk mengetahui apakah kualitas radiograf

baik dan bisa digunakan untuk menegakkan diagnosa,

Form Evaluasi Radiografi seperti pada Tabel. 5.1.


56

Tabel 5.1. Form Evaluasi Radiografi Vertebrae


Cervical Proyeksi AP Axial

Check List Form


NO. Evaluasi Ya (Y)/Tidak (T)
Radiografi

1. Persyaratan Y, terdapat ID pasien, yang


Identifikasi meliputi nama pasien, no.
RM, tanggal pemeriksaan,
nama instalasi.

2. Penetapan marker Y, penempatan markernya


dengan benar sudah cukup benar dan
tidak mengganggu gambar.
, Menggunakan marker
“R” di tempatkan di sisi
sebelah kanan.

3. Gambaran Anatomi Y, radiograf telah sesuai


tampak sesuai dengan dengan proyeksi. Proyeksi
proyeksi ini ? yang digunakan yaitu
proyeksi AP Axial.

4. Apakah kolimasi sudah Y, kolimasi cukup. Tidak ada


cukup ? Dengan tetap gambaran yang terpotong.
memperhatikan Sehingga gambaran cukup
ALARA (limitasi, jelas.
Justifikasi,
optiminasi)?

5. Radiograf terlihat Y, tidak terdapat magnifikasi


tanpa distorsi? dan distorsi yang dapat
mengganggu diagnosa.
Ditunjukkan dengan
anatomi radiografi yang
ditunjukkan dalam ukuran
anatomi yang normal.

6. Ukuran film benar, Y, ukuran film 24 x 30 cm,


regio organ anatomi ROI (Region of Interest)
terlihat sesuai dan terlihat dan tidak ada yang
benar? terpotong.

7. Proteksi radiasi, T, Dimana dipemeriksaan ini


presentasi, tidak menggunakan
menghalangi gambaran proteksi radiasi dan tidak
obyek? melakukan pengulangan
foto, dan anatomi cervical
tidak terhalangi sehingga
dapat dilihat dengan baik.

8. Garis tepi luar kortek Y, garis tepi tulang terlihat


tulang, paterrn jelas. Trabekula tulang
trabekula tulang, dan terlihat jelas. Struktur soft
57

strukter soft tissue? tissue terlihat samar.

9. Menggunakan alat Y, pemeriksaan ini


penerima gambar yang menggunakan image
sesuai? resptor yang sesuai.

10. Kecukupan daya Y, daya penetrasinya baik


penetrasi sinar dan ditunjukkan dengan
densitas? terlihatnya trabecular dan
cortex tulang terlihat.
Densitas sudah cukup
ditandai dengan tampak
gambaran opact pada
daerah tulang.

11. Kecukupan kontras Y, kontras sudah baik, sudah


gambar? dapat menampakkan
outline bone corticular.

12. Upaya pencegahan T, tidak terlalu teliti dalam


terhadap artefak melepaskan seluruh
gambar? aksesoris yang digunakan
pasien. Meskipun anatomi
yang ingin dilihat tidak
tertutupi oleh artefak.

13. Outcome yang Y, hasil radiograf sesuai


dikehendaki (cth: dapat dengan yang dikehendaki
membantu karena dapat menampilkan
menegakkan informasi yang ingin
diagnostik atau tidak) ? ditampilkan.

2. Teknik Radiografi Vertebrae Cervical Proyeksi Lateral

Pemeriksaan vertebrae cervical dilanjutkan dengan

Proyeksi Lateral bertujuan untuk mendapatkan

radiografi proyeksi lateral dari corpus cervical. Pasien

berdiri dengan true lateral dengan Long axis dari

vertebrae cervicalis harus sejajar dengan kaset. Kedua

tangan diletakkan disamping tubuh dan kedua kaki

diluruskan. Posisikan objek didepan Imaging Plate

berukuran 24x30 cm yang dipasang pada bucky stand


58

vertikal memanjang, pertengahan kaset pada C-4 dan

Batas atas kaset sekitar 1 inchi (2,5 cm) di atas Meatus

Acusticus Externa (MAE). Jarak fokus ke film (FFD)

100 cm. Central ray horizontal tegak lurus kaset dan

central point pada C-4. Eksposi nantinya dilakukan pada

saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh, dengan

KV 75 & mAs 5 . Lalu, Imaging Plate di bawa ke ruang

operator untuk diproses. Foto Proyeksi dan hasil

gambaran radiograf tergambar seperti pada Gambar 5.8.

Gambar 5.8 (a) Proyeksi Lateral Kanan, (b) Hasil


Gambaran vertebrae cervical proyeksi Lateral Kanan
Sumber : Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Kriteria yang harus terlihat dengan jelas yaitu

keseluruhan vertebrae cervical dan sepertiga dari T1,

leher ekstensi sehingga ramus mandibula tidak


59

superposisi dengan atlas atau axis, ramus mandibula

yang superposisi atau hampir superimposi. tidak ada

rotasi atau penyudutan dari cervical ditandai dengarn

superposisi apophysealjoint yang terbuka, C4 berada di

tengah gambaran. Detail tulang dan jaringan lunak.

Penulis mengevaluasi radiograf vertebrae

Cervical Proyeksi Lateral seperti mengevaluasi Proyeksi

AP Axial yaitu menggunakan Form Evaluasi Radiografi

untuk mengetahui apakah kualitas radiograf baik dan

bisa digunakan untuk menegakkan diagnosa, Form

Evaluasi Radiografi seperti pada Tabel. 5.2. :

Tabel 5.2. Form Evaluasi Radiografi vertebrae


Cervical Proyeksi Lateral

Check List Form


NO. Evaluasi Ya (Y)/Tidak (T)
Radiografi

1. Persyaratan Identifikasi Y, terdapat ID pasien, yang


meliputi nama pasien,
no. RM, tanggal
pemeriksaan, nama
instalasi.

2. Penetapan marker Y, penempatan markernya


dengan benar sudah cukup benar dan
tidak mengganggu
gambar.

3. Gambaran Anatomi Y, radiograf telah sesuai


tampak sesuai dengan dengan proyeksi.
proyeksi ini? Proyeksi yang digunakan
yaitu proyeksi Lateral.

4. Apakah kolimasi sudah Y, kolimasi cukup. Tidak


cukup ? Dengan tetap ada gambaran yang
memperhatikan terpotong. Sehingga
ALARA (limitasi, gambaran cukup jelas.
Justifikasi,
60

optiminasi)?

5. Radiograf terlihat tanpa Y, tidak terdapat magnifikasi


distorsi ? dan distorsi yang dapat
mengganggu diagnosa.
Ditunjukkan dengan
anatomi radiografi yang
ditunjukkan dalam
ukuran anatomi yang
normal.

6. Ukuran film benar, Y, ukuran film 24 x 30 cm,


regio organ anatomi ROI (Region of Interest)
terlihat sesuai dan terlihat dan tidak ada
benar? yang terpotong.

7. Proteksi radiasi, T, Dimana dipemeriksaan ini


presentasi, tidak menggunakan
menghalangi gambaran proteksi radiasi dan tidak
obyek? melakukan pengulangan
foto, dan anatomi
cervical tidak terhalangi
sehingga dapat dilihat
dengan baik.

8. Garis tepi luar kortek Y, garis tepi tulang terlihat


tulang, paterrn jelas. Trabekula tulang
trabekula tulang, dan terlihat jelas. Struktur
strukter soft tissue ? soft tissue terlihat samar.

9. Menggunakan alat Y, pemeriksaan ini


penerima gambar yang menggunakan image
sesuai? resptor yang sesuai.

10. Kecukupan daya Y, daya penetrasinya baik


penetrasi sinar dan ditunjukkan dengan
densitas? terlihatnya trabecular dan
cortex tulang terlihat.
Densitas sudah cukup
ditandai dengan tampak
gambaran opact pada
daerah tulang.

11. Kecukupan kontras Y, kontras sudah baik, sudah


gambar? dapat menampakkan
outline bone corticular.

12. Upaya pencegahan T, tidak terlalu teliti dalam


terhadap artefak melepaskan seluruh
gambar? aksesoris yang
digunakan pasien.
Meskipun anatomi yang
ingin dilihat tidak
tertutupi oleh artefak.
61

13. Outcome yang Y, hasil radiograf sesuai


dikehendaki (cth: dapat dengan yang dikehendaki
membantu menegakkan karena dapat
diagnostik atau tidak) ? menampilkan informasi
yang ingin ditampilkan.

3. Teknik Radiografi Vertebrae Cervical Proyeksi AP

Axial Oblik posisi RPO

Pemeriksaan radiologi selanjutnya adalah foto AP Axial

Oblik posisi RPO, pemeriksaan ini dilakukan bertujuan

untuk melihat sudut foramen intervertebralis sebelah kiri

pada cervical. Pasien awal mulanya berdiri tegak

menghadap tabung sinar-X lalu dirotasikan tubuh 45˚,

dengan sisi tubuh sebelah kanan dekat dengan kaset.

Kedua tangan diletakkan disamping tubuh. Posisikan

objek didepan Imaging Plate berukuran 24x30 cm yang

dipasang pada bucky stand vertikal memanjang, lalu

angkat dagu sehingga mandibula tidak superimposisi

dengan colunna vertebrae. Pertengahan kaset pada C-3.

Jarak fokus ke film (FFD) 100 cm. Central Ray

diarahkan ke C4 pada sudut 15° - 20° cranially sehingga

CR tepat pada sudut foramen. Eksposi nantinya

dilakukan pada saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi

penuh, dengan KV 70 & mAs 4. Lalu, Imaging Plate di

bawa ke ruang operator untuk diproses. Foto Proyeksi


62

dan hasil gambaran radiograf foto AP Axial Oblik posisi

RPO tergambar seperti pada Gambar 5.9.

Kriteria Evaluasi yang harus terlihat dengan jelas

yaitu terbukanya foramen intervertebralis yang jauh dari

kaset, dari C2 C3 sampai C7-TI, terbukanya

intervertebral disk spaces, ukuran dan kontur yang sama

dari foramen dagu yang ditinggikan tidak superimposisi

dengan atlas dan axis, tulang oksipital tidak

superimposisi dengan axis, dan CI-C7 dan T1.

Gambar 5.9 (a) Proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO,


(b) Hasil Gambaran vertebrae cervical
proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO
Sumber : Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Radiograf vertebrae Cervical Proyeksi AP Axial

Oblik posisi RPO dievaluasi menggunakan Form

Evaluasi Radiografi untuk mengetahui apakah kualitas

radiograf baik dan bisa digunakan untuk menegakkan


63

diagnosa, Form Evaluasi Radiografi seperti pada

Tabel. 5.3. :

Tabel 5.3. Form Evaluasi Radiografi vertebrae


Cervical Proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO

NO. Check List Form


Evaluasi Ya (Y)/Tidak (T)
Radiografi

1. Persyaratan Identifikasi Y, terdapat ID pasien, yang


meliputi nama pasien, no.
RM, tanggal pemeriksaan,
nama instalasi.

2. Penetapan marker Y, penempatan markernya


dengan benar sudah cukup benar dan
tidak mengganggu
gambar.

3. Gambaran Anatomi Y, radiograf telah sesuai


tampak sesuai dengan dengan proyeksi. Proyeksi
proyeksi ini? yang digunakan yaitu
proyeksi AP Axial Oblik
dengan posisi RPO.

4. Apakah kolimasi sudah Y, kolimasi cukup. Tidak ada


cukup? Dengan tetap gambaran yang terpotong.
memperhatikan Sehingga gambaran cukup
ALARA (limitasi, jelas.
Justifikasi,
optiminasi)?

5. Radiograf terlihat tanpa Y, tidak terdapat magnifikasi


distorsi ? dan distorsi yang dapat
mengganggu diagnosa.
Ditunjukkan dengan
anatomi radiografi yang
ditunjukkan dalam ukuran
anatomi yang normal.

6. Ukuran film benar, Y, ukuran film 24 x 30 cm,


region organ anatomi ROI (Region of Interest)
terlihat sesuai dan terlihat dan tidak ada yang
benar? terpotong.

7. Proteksi radiasi, T, Dimana dipemeriksaan ini


presentasi, tidak menggunakan
menghalangi gambaran proteksi radiasi dan tidak
obyek ? melakukan pengulangan
foto, dan anatomi cervical
tidak terhalangi sehingga
dapat dilihat dengan baik.
64

8. Garis tepi luar kortek Y, garis tepi tulang terlihat


tulang, paterrn jelas. Trabekula tulang
trabekula tulang, dan terlihat jelas. Struktur soft
strukter soft tissue ? tissue terlihat samar.

9. Menggunakan alat Y, pemeriksaan ini


penerima gambar yang menggunakan image
sesuai ? resptor yang sesuai.

10. Kecukupan daya Y, daya penetrasinya baik


penetrasi sinar dan ditunjukkan dengan
densitas ? terlihatnya trabecular dan
cortex tulang terlihat.
Densitas sudah cukup
ditandai dengan tampak
gambaran opact pada
daerah tulang.

11. Kecukupan kontras Y, kontras sudah baik, sudah


gambar ? dapat menampakkan
outline bone corticular.

12. Upaya pencegahan N, tidak terlalu teliti dalam


terhadap artefak melepaskan seluruh
gambar ? aksesoris yang digunakan
pasien. Meskipun anatomi
yang ingin dilihat tidak
tertutupi oleh artefak.

13. Outcome yang Y, hasil radiograf sesuai


dikehendaki (cth: dapat dengan yang dikehendaki
membantu menegakkan karena dapat menampilkan
diagnostik atau tidak)? informasi yang ingin
ditampilkan.

4. Teknik Radiografi Vertebrae Cervical Proyeksi AP

Axial Oblik posisi LPO

Pemeriksaan terakhir adalah foto AP Axial Oblik posisi

LPO, proyeksi ini bertujuan sama dengan proyeksi AP

Axial Oblik posisi RPO yaitu untuk melihat sudut

foramen intervertebralis cervical tetapi pada foramen

intervertebralis sebelah kanan. Posisinya pun hampir


65

serupa, Pasien awal mulanya berdiri tegak menghadap

tabung sinar-X lalu rotasikan tubuh 45˚, dengan sisi

tubuh sebelah kiri dekat dengan kaset. Kedua tangan

diletakkan disamping tubuh. Posisikan objek didepan

Imaging Plate berukuran 24x30cm yang dipasang pada

bucky stand vertikal memanjang, lalu angkat dagu

sehingga mandibula tidak superimposisi dengan colunna

vertebrae. Pertengahan kaset pada C-3. Jarak fokus ke

film (FFD) 100 cm. Central Ray dirahkan ke C4 pada

sudut 15° - 20˚ cranially sehingga CR tepat pada sudut

foramen. Eksposi nantinya dilakukan pada saat pasien

tahan nafas setelah ekspirasi penuh, dengan KV 70 &

mAs 4. Lalu, Imaging Plate di bawa ke ruang operator

untuk diproses. Hasil gambaran radiograf foto AP Axial

Oblik posisi LPO tergambar seperti pada Gambar 5.10


66

Gambar 5.10 (a) Proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO,


(b) Hasil Gambaran vertebrae cervical
Proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO
Sumber : Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Radiograf vertebrae Cervical Proyeksi AP Axial

Oblik posisi LPO dievaluasi menggunakan Form

Evaluasi Radiografi untuk mengetahui apakah kualitas

radiograf baik dan bisa digunakan untuk menegakkan

diagnosa, Form Evaluasi Radiografi seperti pada Tabel.

5.4. :

Tabel 5.4. Form Evaluasi Radiografi vertebrae


Cervical Proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO

Check List Form


NO. Evaluasi Ya (Y)/Tidak (T)
Radiografi

1. Persyaratan Y, terdapat ID pasien, yang


Identifikasi meliputi nama pasien, no.
RM, tanggal pemeriksaan,
nama instalasi.

2. Penetapan marker Y, penempatan markernya


dengan benar sudah cukup benar dan
tidak mengganggu gambar.

3. Gambaran Anatomi Y, radiograf telah sesuai


tampak sesuai dengan dengan proyeksi. Proyeksi
67

proyeksi sesuai yang digunakan yaitu


dengan proyeksi ini ? proyeksi AP Axial Oblik
dengan posisi LPO.

4. Apakah kolimasi Y, kolimasi cukup. Tidak ada


sudah cukup? Dengan gambaran yang terpotong.
tetap memperhatikan Sehingga gambaran cukup
ALARA (limitasi, jelas.
Justifikasi,
optiminasi)?

5. Radiograf terlihat Y, tidak terdapat magnifikasi


tanpa distorsi ? dan distorsi yang dapat
mengganggu diagnosa.
Ditunjukkan dengan
anatomi radiografi yang
ditunjukkan dalam ukuran
anatomi yang normal.

6. Ukuran film benar, Y, ukuran film 24 x 30 cm,


region organ anatomi ROI (Region of Interest)
terlihat sesuai dan terlihat dan tidak ada yang
benar ? terpotong.

7. Proteksi radiasi, T, Dimana dipemeriksaan ini


presentasi, tidak menggunakan
menghalangi proteksi radiasi dan tidak
gambaran obyek? melakukan pengulangan
foto, dan anatomi cervical
tidak terhalangi sehingga
dapat dilihat dengan baik.

8. Garis tepi luar kortek Y, garis tepi tulang terlihat


tulang, paterrn jelas. Trabekula tulang
trabekula tulang, dan terlihat jelas. Struktur soft
strukter soft tissue? tissue terlihat samar.

9. Menggunakan alat Y, pemeriksaan ini


penerima gambar menggunakan image
yang sesuai? resptor yang sesuai.

10. Kecukupan daya Y, daya penetrasinya baik


penetrasi sinar dan ditunjukkan dengan
densitas ? terlihatnya trabecular dan
cortex tulang terlihat.
Densitas sudah cukup
ditandai dengan tampak
gambaran opact pada
daerah tulang.

11. Kecukupan kontras Y, kontras sudah baik, sudah


gambar? dapat menampakkan
outline bone corticular.
68

12. Upaya pencegahan T, tidak terlalu teliti dalam


terhadap artefak melepaskan seluruh
gambar? aksesoris yang digunakan
pasien. Meskipun anatomi
yang ingin dilihat tidak
tertutupi oleh artefak.

13. Outcome yang Y, hasil radiograf sesuai


dikehendaki (cth: dengan yang dikehendaki
dapat membantu karena dapat menampilkan
menegakkan informasi yang ingin
diagnostik atau tidak)? ditampilkan.

5.2 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil data yang diperoleh penulis di lokasi penelitian

dengan melakukan observasi ruangan, alat, dan bahan, serta wawancara

terhadap radiografer yang bekerja di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang bahwa pemeriksaan radiografi vertebrae

cervical yang dilakukan terhadap pasien dengan kasus vertigo adalah

proyeksi AP Axial, Lateral, AP Axial Oblique Posisi RPO dan LPO sama

seperti Balinger (2003).

Proyeksi AP Axial pada bagian cervical yang bertujuan untuk

melihat struktur cervical. Proyeksi Lateral bertujuan untuk mendapatkan

radiografi proyeksi lateral dari corpus cervical. Axial Oblik posisi RPO

dan LPO, pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk melihat sudut

foramen intervertebralis sebelah kiri dan kanan pada cervical.

Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dilapangan bahwa

pemeriksaan vertebrae cervical dengan kasus vertigo yang dilakukan

terhadap pasien Ny. R pada dasarnya sudah baik, dimana processing

image menggunakan CR yang dapat menghasilkan kualitas radiograf yang


69

lebih baik dibandingkan dengan menggunakan konvensional. Hasil

expertise pemeriksaan vertebrae cervical pasien Ny. R adalah Spondilosis

Cervicalis, Penyempitan foramen Intervertebralis VC 3-4

Hasil evaluasi keempat hasil gambaran radiograf pemeriksaan

vertebrae cervical pasien Ny,R yang penulis evaluasi menggunakan Form

Evaluasi Radiografi seperti pada Tabel 5.1, 5.2, 5.3, dan 5.4 untuk

mengetahui apakah kualitas radiograf baik dan bisa digunakan untuk

menegakkan diagnosa pada dasarnya baik, meskipun terdapat beberapa

kekurangan

Hasil evaluasi radiograf bahwa radiograf Proyeksi AP Axial,

Lateral, AP Axial Oblique Posisi RPO dan LPO pada Gambar , 5.7. 5.8

5.9, dan 5.10 terdapat ID pasien, yang meliputi nama pasien, nomor

Rekam Medik, tanggal pemeriksaan, nama Rumah Sakit/Institusi.

Menggunakan marker diposisikan dengan cukup baik dan tidak

menghalangi ROI (Region of Interest). Gambaran anatomi keempat

radiograf telah memenuhi kriteria anatomi yang harus tampak. Tidak

terdapat magnifikasi dan distorsi dapat mengganggu diagnosa.

Ditunjukkan dengan anatomi radigrafi yang ditunjukkan dalam ukuran

anatomi yang normal. Ukuran film CR 10”x12” inch, ROI terlihat dan

tidak ada yang terpotong, untuk proteksi radiasi dengan batas kolimasi

tepat dan tidak melakukan pengulangan foto, tidak ada anatomi dari yang

terhalangi, atau tidak tergambar, dan akan tetapi terdapat artefak yaitu

gambaran logam2 yang terdapat dalam pakaian dalam pasien yang


70

mengganggu gambar, seharusnya pasien diintruksikan untuk melepas

semua logam dan mengenakan baju pasien.

Garis tepi tulang terlihat jelas. Trabekula tulang terlihat jelas.

Struktur soft tissue terlihat samar. Pemeriksaan ini menggunakan image

resptor yang sesuai, daya penetrasinya baik ditunjukkan dengan terlihatnya

trabecular dan cortex tulang terlihat. Densitas sudah cukup ditandai

dengan tampak gambaran opact pada daerah tulang. Kontras sudah baik,

sudah dapat menampakkan outline soft tissue dan outline bone corticular.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa keempat radiograf tersebut

Hasil radiograf sesuai dengan yang dikehendaki karena dapat

menampilkan informasi yang ingin ditampilkan.


BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Setelah melihat uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dalam penulisan

mengenai penatalaksanaan teknik radiografi Columna Vertebrae Cervical

dengan kasus Vertigo maka ditarik kesimpulan yaitu :

6.1.1 Dalam penatalaksanaan teknik radiografi Columna Vertebrae

Cervical dengan kasus Vertigo di Instalasi Radiologi Rumah Sakit

Muhammadiyah Palembang menggunakan proyeksi AP Axial,

Lateral, AP Axial Oblik posisi RPO, dan AP Axial Oblik posisi

LPO.

6.1.2 Menurut kasat mata peneliti bahwa hasil gambaran radiografi pada

proyeksi AP Axial Baik dan dapat diterima meskipun terdapat

artefak yang tidak menutupi daerah columna cervicalis.

6.1.3 Menurut kasat mata peneliti bahwa hasil gambaran radiografi pada

Proyeksi Lateral cukup baik, walaupun masih terdapat artefak,

gambaran tidak terganggu dan masih bisa diterima.

6.1.4 Menurut kasat mata peneliti bahwa hasil gambaran radiografi pada

proyeksi AP Axial Oblik posisi RPO cukup baik. Selain juga

karena adanya artefak, aspek-aspek pada gambaran radiografi

masih cukup jelas dan dapat dilihat terbukanya foramen

intervertebralis dari sebelah kiri.

6.1.5 Menurut kasat mata peneliti bahwa hasil gambaran radiografi pada

proyeksi AP Axial Oblik posisi LPO juga cukup baik dan bisa

71
72

diterima karena tidak ada banyak kesalahan pada gambaran

radiografi selain pada artefak, foramen intervertebralis sebelah

kanan juga dapat terlihat dengan baik dan anatomi lainnya.

6.1.6 Hasil pemeriksaan Columna Vertebrae Cervical dengan kasus

Vertigo pada pasien Ny. R yang telah disimpulkan oleh dokter

radiolog adalah sebagai berikut: Spondilosis Cervicalis,

Penyempitan foramen Intervertebralis VC 3-4

6.2 SARAN

Adapun saran dari penulis yang dapat dikemukakan adalah sebagai

berikut:

6.2.1 Bagi peneliti yang akan datang

a. Diharapkan dapat membuat skripsi dengan lebih baik lagi dari

segi materi maupun teknik penulisannya.

b. Memanfaatkan praktek kerja lapangan dengan sebaik mungkin

karena banyak ilmu yang akan didapat di lapangan.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni dalam program studi

Diploma III Teknik Rontgen.

6.2.2 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan ilmu dalam melakukan pemeriksaan

vertebrae cervical kasus vertigo

6.2.3 Bagi Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Kader Bangsa


73

Melengkapi pesawat rontgen konvensional yang baru dan phantom

untuk menunjang pendidikan dalam pratikum.

6.2.4 Bagi Instalasi Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang

Diharapkan kepada radiografer pada saat pengaturan eksposi harus

sesuai dengan ALARA (As Low As Reasonably Achiveble) untuk

mengurangi dosis radiasi yang diterima oleh pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Alkhadi, Mukhlis. 2020. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. PT AgroMedia Pustaka


Jakarta

Ballinger, Philip W. 2003. Merril’s Atlas Of Radiographic Position And


Radiologic Procedures, Tenth Edition, Volume One, Mosby Company, St.
Louis

Bontrager, Kenneth L. 2001. Text Book Of Radiographic Positioning And Related


Anatomi, Fitfth Edition, USA : Mosby

Dorland, W. A. Newman. 2012. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 28, Buku


Kedokteran EGC, Jakarta

Douglas, A.B. & Bope, E.T. 2004. Evaluation and treatment of posterior neck
pain in family practice. JABFP

J. Lexy, Prof. Dr., Moleong, M.A 2016. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Lumbantobing SM. 2003. Vertigo Tujuh Keliling, Balai Penerbit Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Melly Setiawati & Susianti, 2016. Diagnosis Dan Tatalaksana Vertigo. Medical
Journal Of Lampung.

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT Gramedia,


Jakarta

Rahman, Nova. 2009. Radiofotografi, Universitas Baiturrahmah, Padang

Rasad, Sjahriar. 2005. Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, Balai Penerbit Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi, Jakarta

Anatomi dan Fisiologi Tulang Belakang. https://rsop.co.id/anatomi-dan-fisiologi-


tulang-belakang-bagian-1/. Diakses pada tanggal 07-05-2020, Jam 00.15

Risky Candra Swari, 2020. Artikel Kesehatan Vertigo. Di review dan diedit oleh
dr. Tania Savitri. https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/vertigo/,
diunduh pada tanggal 09-05-2020, Jam 13.55 WIB

Sintong Sianturi, 2014. Teknik Radiografi,


https://www.scribd.com/doc/226705177/Teknik-Radiografi , diunduh pada
tanggal 01-05-2020, Jam 06.37 WIB
Tukiman, 2018. Variabel Penelitian (Pengertian, Jenis, Ciri, dan Contoh)
https://alihamdan.id/variabel-penelitian/ diunduh pada tanggal 15-05-2020,
Jam 01.13 WIB
Lampiran 1

PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RONTGEN
TAHUN AJARAN 2019/2020

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2020

Demikianlah judul skripsi yang saya ajukan kepada Ibu agar dapat
mempersetujui judul yang saya berikan, terima kasih.

Pembimbing Materi Mahasiswa

Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM Resti Muharrami


Lampiran 2

PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RONTGEN
TAHUN AJARAN 2019/2020

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2020

Demikianlah judul skripsi yang saya ajukan kepada Ibu agar dapat
mempersetujui judul yang saya berikan, terima kasih.

Pembimbing Teknis Mahasiswa

Aini Fitri., S.Si.,M.Kes Resti Muharrami


Lampiran 3

KARTU PEMBIMBING PROPOSAL


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RONTGEN
TAHUN 2019/2020

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Stud : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang Tahun 2020

Pembimbing 1 / Materi : Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM


PROPOSAL
No Tanggal Materi Saran Paraf
1. 28 Maret 2020 Pengajuan Judul ACC

2. 20 April 2020 BAB I Revisi


( Pengajuan )
3. 30 April 2020 BAB I ( revisi ), Revisi
Pengajuan BAB II
4. 18 Mei 2020 Pengajuan BAB III Revisi

& BAB IV

5. 22 Mei 2020 ACC


BAB I – BAB IV
(Acc Proposal)
Lampiran 4

KARTU PEMBIMBING PROPOSAL


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RONTGEN
TAHUN 2019/2020

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2020

Pembimbing 2 / Teknis : Aini Fitri., S.Si.,M.Kes


PROPOSAL
No Tanggal Materi Saran Paraf
1. 14 Mei 2020 Bab I Revisi
Pengajuan
2. 15 Mei 2020 Bab II - III Revisi
( Revisi )
3. 15 Mei 2020 Bab IV Revisi
( Revisi )
4. 16 Mei 2020 Bab I – IV Revisi
(Acc Proposal)
Lampiran 5

KARTU PEMBIMBING SKRIPSI


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RONTGEN
TAHUN 2019/2020

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160012

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2020

Pembimbing 1 / Materi : Tri Hastuti Sulistiyo, S. ST., M. KM


SKRIPSI
No Tanggal Materi Saran Paraf
1. 23 Juli 2020 Pengajuan BAB V Revisi
2. 7 Agustus 2020 BAB V (Revisi) Revisi

3. 17 Agustus Pengajuan BAB VI Revisi


2020
4. 23 Agustus BAB VI (Revisi) Revisi
2020
5. 28 Agustus BAB V – BAB VI, Revisi
2020 Lampiran
6. 10 September BAB I – BAB VI ACC
2020
Lampiran 6

KARTU PEMBIMBING SKRIPSI


UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III TEKNIK RONTGEN
TAHUN 2019/2020

Nama : Resti Muharrami

NIM : 17160002

Fakultas : Kesehatan

Program Studi : Diploma III Teknik Rontgen

Judul : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna


Vertebrae Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
Tahun 2020

Pembimbing 2 / Teknis : Aini Fitri., S.Si.,M.Kes


SKRIPSI
No Tanggal Materi Saran Paraf
1. 28 Agustus Pengajuan BAB V
Revisi
2020 & BAB VI

2. 29 Agustus Revisi BAB V &


Revisi
2020 BAB VI

3. 30 Agustus
BAB V & BAB VI Revisi & ACC
2020
Lampiran 7

BERITA ACARA SEMINAR PROPOSAL

Nama : Resti Muharrami


NIM : 17160012
Fakultas : Kesehatan
Program Studi : D III Teknik Rontgen
Judul Skripsi : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna Vertebrae
Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020
Telah Melaksanakan Seminar Proposal pada hari Selasa, 26 Mei 2020

Saran perbaikan dan masukkan :

BAB / Tanda
No Dosen Penguji Halaman Saran Perbaikan Tangan
yang direvisi Dosen
BAB I Perbaikan
Halaman 2 identifikasi masalah

1. Menambahkan
gambar anatomi
vertebrae cervical
2. Perbaikan
BAB II penulisan referensi
pada teknik
pemeriksaan.
1. Hasto Pratikno, S. Si 3. Keterangan pada
gambar proyeksi
diperbaiki

Halaman 12 Melengkapi patologi


vertigo

Halaman Gambar 2.15 diberi


24 keterangan

BAB III Perbaikan Istilah-


istilah

BAB IV Perbaikan definisi


Halaman 41 vertebrae cervical

DAFTAR Menambahkan
PUSTAKA sumber dari proteksi
radiasi
Tri Hastuti Sulistiyo, BAB I – Perbaikan gambar-
2.
S. ST., M. KM BAB IV gambar
BAB I – Perbaikan Teknik
Aini Fitri., S.Si.,
3. BAB IV Penulisan dan
M.Kes
kalimat typo.
Lampiran 8

BERITA ACARA SKRIPSI

Nama : Resti Muharrami


NIM : 17160012
Fakultas : Kesehatan
Program Studi : D III Teknik Rontgen
Judul Skripsi : Penatalaksanaan Teknik Radiografi Columna Vertebrae
Cervicalis Pada Kasus Vertigo Di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2020
Telah Melaksanakan Seminar hasil pada hari Kamis, 17 September 2020

Saran perbaikan dan masukkan :

BAB / Tanda
No Dosen Penguji Halaman yang Saran Perbaikan Tangan
direvisi Dosen

BAB II Proyeksi Oblik


Halaman 22 dipisahkan posisi
RPO dan LPO

BAB V Melengkapi gambar


posisi pasien

Ukuran film CR
Halaman 48 diganti dari cm ke
inchi
1. Hasto Pratikno, S.Si
1. Menambahkan
Halaman 51 gambar bucky
stand
2. Mengganti
standar kaset
menjadi bucky
stand.

Halaman 52, Menambahkan


56, 60, 63 faktor eksposi
Daftar Pustaka Menambahkan isi
daftar pustaka
Tri Hastuti Sulistiyo, Tidak ada
2.
S. ST., M. KM perbaikan

Abstrak
Aini Fitri., S.Si., Teknik penulisan
3. BAB I – BAB
M.Kes diperbaiki
IV
Lampiran 9

Hasil Pemeriksaan Radiologi


Lampiran 10

Bukti Pengambilan Hasil Rontgen


Lampiran 11

LEMBAR HASIL WAWANCARA

1. Mahasiswa : Bagaimanakah alur pendaftaran pemeriksaan radiologi pasien


dari IGD, rawat inap dan rawat jalan?
Radiografer : Untuk pendaftaran radiologi dari IGD, biasanya setelah pasien
diperiksa oleh dokter di IGD dan dirasa membutuhkan pemeriksaan radiologi,
maka dokter akan langsung mengorder melalui program yang ada di RS
muhammadiyah. Sama halnya dengan pasien dari rawat jalan. Namun bisa juga
dengan cara dokter menelefon ke bagian radiologi terlebih dahulu, lalu setelah
pasien ada disana barulah dilakukan scan barcode pemeriksaan.

2. Mahasiswa : Bagaimana prosedur pengambilan hasil?


Radiografer: untuk prosedur pengambilan hasilnya, setelah gambar dicetak
maka hasil gambaran akan diserahkan ke dokter radiolog unuk dibaca, dan
hasil bacaan tersebut paling cepat selesai dalam 3 jam, namun unuk pasien
IGD, hasil gambaran langsung diberikan kepada perawat yang mengantar
pasien, karena hasil gambar akan dibaca oleh dokter di IGD.

3. Mahasiswa : Lalu, bagaimanakah prosedur pemeriksaan menggunakan CR?


Radiografer : yang pasti pertama dilakukan adalah mengisi data pasien dengan
sesuai, lalu memilih protokol pemeriksaan yang akan dilakukan. Karena ini
menggunakan CR, maka menggunakan kaset Image Plate untuk pengambilan
gambar.

4. Mahasiswa : bagaimana penatalaksanaan pemeriksaan Cervical di RS


Muhammadiyah Palembang?
Radiografer : Kalo untuk penatalaksanaannya itu sendiiri, kami dari pihak RS
Muhammaddiyah masih menyesuaikan dengan protokol yang ada. Jadi, belum
ada perubahan-perubahan penatalaksanaan yang dirubah. Yaitu dimana
proyeksi yang diambil ada 4, dimulai dari Ap, Lateral, RPO, dan LPO. Posisi
pasiennya pun juga belum ada yang berbeda dari protocol.

5. Mahasiswa : berapa KV & mAs yang digunakan untuk pemeriksaan Cervical?


Radiografer : untuk KV=70, mAs= 4, khusus proyeksi Lateral KV=75,
mAs= 5

6. Mahasiswa : Bagaimana prosedur proteksi radiasi yang dilakukan terhadap


pasien pemeriksaan Cervical?
Radiografer : Untuk pemeriksaan dari cervical di RS Muhamaddiyah, itu tidak
menggunakan alat pelindung proteksi radiasi, dikarenakan di instalasi radiologi
disini hanya mempunyai alat proteksi aitu apron, dimana pemeriksaan ini tidak
membutuhkan apron kecuali untuk ibu hamil.
Lampiran 12

Anda mungkin juga menyukai