Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERATURAN UNDANG-UNDANG TERKAIT


PELAYANAN RADIOLOGI & IMPLEMENTASINYA

Disusun oleh :

Kelompok 6 : Resti Muharrami (17160012)

Diniarti Yuniar A (17160004)


Arswangga Rajendra P. (17160001)

DIII TEKNIK RONTGEN (Semester 3)


UNIVERSITAS KADER BANGSA
2018-2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya. berjudul “PERATURAN UNDANG-UNDANG
TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN & IMPLEMENTASINYA”. Salawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang patut kita
jadikan sebagai teladan dalam mengarungi kehidupan di muka bumi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, 08 November 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………...…i

DAFTAR ISI…………………………….…………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………..…………………….……...1
B. Rumusan Masalah……………………………………..…….…..1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………..….…1

BAB II PEMBAHASAN

A. Peraturan Undang-Undang Tentang Pelayanan Kesehatan


Radiologi………………………………………………………...2
B. Implementasi Terhadap Pelayanan Kesehatan Radiologi……….4
C. Peraturan Undang-Undang Tentang Pelayanan Kesehatan
Radioterapi & Implementasinya………………………………...7

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………………………………....12

DAFTAR PUSAKA………………………………………………...13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang menggunakan sinar peng-
ion ataupun bahan radioaktif sehingga penggunaan bahan tersebut mempunyai dua sisi yang
saling berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan terapi penyakit
dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.

Pelayanan kepada pasien yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi


kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan kepada Organisasi Pelayanan Kesehatan. Pelayanan terbaik,
melebihi, melampaui, mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau pelayanan
waktu lalu .Pelayanan prima dapat diwujudkan jika ada standar dan dipatuhi memberi yang
terbaik bahkan melebihi adanya terobosan untuk memuaskan pelanggan (inovasi).

Penyelenggaraan pelayanan radiologi umumnya dan radiologi diagnostik khususnya


telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan. Dengan adanya perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan berbagai
penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi diagnostik yaitu pelayanan
yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu,
radiologi diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik dari peralatan
maupun metodanya.

B. Rumusan Masalah
Peraturan apa yang terkait dalam pelayanan kesehatan radiologi dan bagaimana
implementasinya?

C. Tujuan Penulisan
Agar dapat mengetahui mana Undang-Undang yang berhubungan dan apa saja
implementasi terhadap ketentuan dari Peraturan tersebut.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peraturan Undang-Undang Tentang Pelayanan Kesehatan


Radiologi

Berdasarkan hasil pencarian dari kelompok kami, kami menemukan bahwa Peraturan
Undang-Undang yang sesuai dengan perihal tersebut yaitu: KEPUTUSAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang
STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN
KESEHATAN.

Secara garis besar, hal-hal yang termasuk dari Keputusan tersebut yaitu:
1. Tata Administrasi
2. Pelayanan Radiologi Diagnostik
 Perizinan
 Sumber Daya Manusia
 Peralatan
 Ruangan
 Jenis Pemeriksaan
 Keselamatan Kerja
 Jaminan Mutu
 Monitoring & Evaluasi

Bagian-Bagian yang ditetapkan menjadi standar pelayanan Radiologi dalam PERMENKES


tersebut dijabarkan secara singkat, yaitu:

1. Tata Administrasi

2
Sistem administrasi diperlukan untuk memuat aturan pelayanan radiologi dibidang
administrasi. Sistem administrasi pelayanan radiologi diagnostik meliputi administrasi pada:
- Loket penerimaan pasien
- Ruang diagnostic
- Pembacaan
- Penyimpanan
- Loket pengambilan hasil

2. Pelayanan Radiologi Diagnostik


 Perizinan
-Setiap peralatan yang menggunakan radiasi pengion harus mempunyai izin
pemanfaatan alat dari BAPETEN.
-Penambahan alat baru yang menyebabkan perubahan denah ruangan, harus
diberitahukan kepada Kepala Dinas Provinsi.
 Sumber Daya Manusia
Standar ketenagaan ditentukan berdasarkan pada beberapa hal, yaitu:
o Jenis Sarana Kesehatan
o Kemampuan/Kompetensi
o Beban kerja
o Jumlah pesawat
Setiap tenaga yang ada dalam instalasi/unit pelayanan radiologi diagnostik
mempunyai tugas dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
berhubungan dengan mutu teknis dan proteksi/keamanan pelayanan
radiodiagnostik-imejing.

 Peralatan
Kelengkapan alat dan jumlah untuk sarana pelayanan kesehatan harus
ditetapkan sesuai dengan jenis dari sarana pelayanan kesehatan itu sendiri.
Lalu, untuk pemilihan dan perawatan peralatan radiologi mengacu pada
pedoman dari pabrikan yang dilakukan secara berkala oleh Radiografer, Fsikawan
Medis, teknisi elektromedis, dan teknisi pabrikan untuk menjamin mutu alat yang
dipakai.

3
 Ruangan
Standar ruangan radiologi harus mencakup sesuai dengan fungsi ruangan itu
sendiri, memerhatikan proteksi terhadap bahaya radiasi pada petugas, pasien, dan
lingkungan. Serta harus efisiensi.
 Jenis Pemeriksaan
Pada pelayanan kesehatan radiologi untuk menyelenggarakan pemeriksaan
disesuaikan dengan jenis sarana pelayanan kesehatan. Namun, pemeriksaan yang
dilakukan juga sesuai dengan kebutuhan pasien, kemampuan & jenis peralatan
yang ada, dan juga sesuai dengan jenis petugas radiologi yang ada.
 Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja pada pelayanan kesehatan radiologi mencakup 2 hal yaitu
dari keselamatan radiasi dan keselamatan Imejing Diagnostic (MRI, USG). Jadi,
untuk setiap pelayanan kesehatan radiologi wajib memerhatikan keselamatan
pemakai alat baik dari pekerja ataupun pasien dan lingkungan sesuai standar yang
ditetapkan pada Peraturan Kepala BAPETEN tentang Kesalamatan Radiasi.
 Jaminan dan Kendali Mutu
Terdapat tim yang dibentuk untuk mengelola kegiatan jaminan mutu. Tim
tersebut akan memiliki program yang jelas dalam menentukan pemakaian alat-alat
agar dapat bertahan dengan waktu yang lama dan tetap berjalan dengan baik.
 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau pelaksanaan kegiatan dan
mengevaluasi hasil pelaksanna kegiatan sesuai dengan perencanaan dan
dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.

B. Implementasi Terhadap Pelayanan Kesehatan Radiologi

1. Tata Administrasi
Sesuai dengan standar sistem administrasi pada pelayanan radiologi, beberapa contoh
implementasi yang dilakukan:
a. Permintaan pemeriksaan dan pembuatan foto diajukan oleh dokter dari Unit
Rawat Jalan / Unit Medical Check Up / Unit Rawat Inap / Unit Gawat Darurat /
Dokter Luar.

4
b. Permintaan diajukan kepada Instalasi Radiologi, dengan melakukan order melalui
blangko permintaan foto dan disertai keterangan klinis/diagnosa klinis.
c. Sebelum dilakukan pemeriksaan radiologi, pasien/perawat ruangan melakukan
proses verifikasi di bagian Pendaftaran (administration) radiologi.
d. Untuk Pasien Luar RS Pemeriksaan dapat dilakukan bila pasien terlebih
dahulu menyelesaikan proses pembayaran baik dengan cash ataupun dengan
jaminan, Untuk pasien rawat Jalan pembayaran dilakukan di kasir. Untuk pasien
rawat inap pembayaran dilakukan jika pasien sudah mendapat pesanan pulang
dari unit keperawatan.
e. Ekspertise oleh Dokter Spesialis Radiologi diluar jam kerja karena CITO diatur
dengan adanya jadual on call atau via email.
f. Untuk pemeriksaan tertentu yang memerlukan informed consent, pasien harus
diberikan informasi mengenai tujuan, proses dan resiko pemeriksaan
yang akan dilakukan dan juga harus mengisi form informed consent yang telah
disediakan. Ini bertujuan agar pasien dapat mengetahui prosedur apa yang
dijalaninya, serta resiko apa yang bisa terjadi.

2. Pelayanan Radiologi Diagnostik


 Sumber Daya Manusia
Pada pelayanan radiologi dibutuhkan tenaga-tenaga kesehatan khusus dibidang
radiologi diagnostik disesuaikan dengan tiap jenis sarana pelayanan kesehatan. Seperti
contoh, rumah sakit tipe A harus memiliki tenaga kesehatan radiologi yang lengkap
dari dokter spesialis radiologi, fisikawan medis, radiographer, petugas PPR, perawat
radiologi, petugas administrasi, tenaga elektromedis, dan tenaga teknik informasi.
Contoh implementasinya:
Pemeriksaan USG dilakukan oleh Radiolog atau dapat juga dilakukan oleh
dokteryang telah mendapatkan pelatihan USG, misalnya Dokter ahli ultrasonografi,
Spesialis Obsgyn atau Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang bekerja di RS.

 Peralatan
Sama hal nya dengan sumber daya manusia pada pelayanan radiologi, dimana
itu membutuhkan tenaga yang sesuai dengan jenis sarana pelayanan kesehatan.
Peralatan yang dibutuhkan di sebuah sarana pelayanan kesehatan juga. Rumah sakit

5
tipe A adalah sarana pelayanan kesehatan yang paling lengkap dan karena itulah,
harus memiliki alat-alat yang lengkap sesuai standarisasi yang telah ditetapkan. Dan
sebaliknya, sarana pelayanan kesehatan yang setingkat puskesmas juga minimal dapat
memfasilitasi bagian radiologinya dengan alat yang minimal pesawat konvensional
dan kamar gelap. Dengan adanya ketersediaan peralatan sesuai dengan standar dapat
memudahkan pelayanan radiologi lebih baik, efisien, dan modern.
 Ruangan
Ruangan dibuat dan diatur sesuai dengan ketentuan yang juga telah ditetapkan.
Ini berguna dalam hal proteksi terhadap radiasi, juga untuk kenyamanan baik dari
pasien, dan pekerja. Ruangan yang dibangun tidak sesuai dengan standarnya akan
mengakibatkan hal yang berbau fatal. Seperti contoh implementasinya,
1.Ruangan Sinar-X harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban
perlatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga
memberikan proteksi yang cukup terhadap operator (petugas) dan orang lain
yang berada di sekitar ruangan pesawat Sinar-X.
2.Ruang operator terdapat tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca intip dari Pb
sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan..
3.Pintu ruang pesawat Sinar-X dan Pesawat CT Scan terdapat penahan radiasi
yang cukup sehingga terproteksi dengan baik.
4.Ruangan radiologi sebaiknya ditempatkan dekat dengan gawat darurat, agar
mudah dijangkau.

 Jenis Pemeriksaan
Implementasi dilakukan sesuai dari kemampuan radiologi di sarana pelayanan
kesehatan itu. Contohnya :
- Foto umum sepert thorax, abdomen, ekstremitas sudah dapat dilakukan dari
setingkat puskesmas.
- Foto pemeriksaan yang membutuhkan kejelasan gambar yang lebih baik untuk
kasus vertigo, membutuhkan foto hasil CT-Scan atau MRI , dan ini biasanya
terdapat di Rumah Sakit type A.
 Keselamatan Kerja
Implementasi yang dapat dilakukan:
- Setiap radiographer harus memiliki film badge/TLD.
- Setiap pelayanan radiologi harus mempunyai apron, handscoon, apron untuk leher.
6
- Penataan ruang radiologi dengan ketebalan dinding dan pelapisan pb yang sesuai
juga termasuk upaya untuk keselamatan kerja.
- Pada pemakaian alat USG dan MRI pun pekerja yang memakai alat harus
mengetahui bagaimana proses penggunaannya, dampak yang ada.
Upaya keselamatan kerja dilakukan agar pekerja tidak salah prosedur untuk
menggunakan alat sehingga dapat menimbulkan kerugian pada diri sendiri, ataupun
untuk orang lain.
 Jaminan dan Kendali Mutu
Implementasinya: Peralatan radiologi harus selalu dilakukan pemeliharaan dan
kalibrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
 Monitoring & Evaluasi
Dari hasil laporan pemantauan terhadap alat, akan dilakukan analisis untuk
perbaikan dari pemeliharan yang dilakukan agar alat tetap dapat dipakai dengan
keadaan yang baik dalam jangka waktu yang lama.

C. Peraturan Undang-Undang Tentang Pelayanan Kesehatan


Radioterapi & Implementasinya

Peraturan Undang-Undang yang sesuai dengan pelayanan radioterapi adalah


KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
1427/MENKES/SK/XII/2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN RADIOTERAPI DI
RUMAH SAKIT. Dan hal-hal yang terkait dalam peraturan Undang-Undang tsb secara garis
besar yaitu:

1. Administrasi & Pengelolaan di Pelayanan Radioterapi


2. Jenis Tenaga Kerja
3. Fasilitas dan Alat Radioterapi
4. Pengendalian Mutu

7
1. Administrasi di Pelayanan Radioterapi

Standar administrasi pada unit radioterapi adalah bentuk perangkat peraturan


administrasi yang mengatur agar penyelenggaraan kegiatan di Pusat Radioterapi berjalan
lancer sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Dan juga, standar pelayanan dan pengelolaan unit
radioterapi dibagi menjadi 4 kriteria yaiu:

1. Struktur organisasi
2. Sistem administrasi pelayanan dan keselamatan pasien
3. Sistem administrasi keuangan
4. Sistem pencatatan dan pelaporan

Keempat kriteria tersebut memiliki peran ditempatnya masing-masing dimana


digunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan, seperti kriteria struktur organisasi dibuat
untuk menetapkan peran dan tanggung jawab dari setiap pekerja di instalasi radioterapi.
Untuk system administrasi pelayanan pasien dibuat agar pasien yang akan menjalankan
radioterapi itu tercatat dan mendapatkan terapi yang sesuai dengan kebutuhannya.

Untuk pencatatan dan pelaporan juga ditetapkan agar pasien yang melakukan
radioterapi dapat memiliki catatan terapi yang telah dilakukan, ini juga agar dapat
membedakan mana yang pasien baru dan mana pasien yang lama. Sedangkan system
administrasi keuangan ditetapkan untuk mendapatkan laporan keungan di unit radioterapi
untuk bisa menata perencanaan penggunaan keuangan.

Apa saja implementasinya?

1. Dalam mengatur system pelayanan medic radioterapi, Kepala Unit Radioterapi juga
bekerja sama dengan Satuan Fungsional lain dan non dokter yaitu Staf Fungsional
Fisika Medik, Radiografer Radioterapi, Teknik Radioterapi, dan Staf Keperawatan.

8
2. Setiap pasien yang akan diterapi harus disertai dengan surat pengantar / rujukan serta
persyaratan untuk penyinaran yang telah lengkap sesuai dengan jenis penyakit dan
sesuai SOP. Data-data tsb harus tercantum dalam catatan medik.
3. Pencatatan data laporan kunjungan pasien dipisahkan menjadi pasien baru dan pasien
lama yang terbagi dari : pasien dalam penyinaran dan pasien control (follow-up)
4. Pencatatan dan pelaporan keuangan menjelaskan tentang keuangan pusat radioterapi
ditandatangani oleh KoAdminKeu dan Kepala Pusat Radioterapi sebagai bukti
pertanggung jawaban.

2. Jenis dan Jumlah Tenaga Kerja


Unit radioterapi dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis Onkologi Radiasi / Dokter
Spesialis Radiologi Konsultan Onkolgi, dibantu oleh Staf Medik Fungsional dan Staf
Fungsional Non-Medik (Fisikawan Medik , Asisten Fisikawan Medik/Dosimetrist, Tenaga
Teknisi Radioterapi, Tenaga Ahli Teknik Elektronik/ Instrumentasi, Tenaga Perawat, Tenaga
Teknisi “mould room” dan PPR).

Dimana Teknik Radiografi/ Radiografer dapat ditempatkan dibagian Radioterapi?

-Asisten Fisika Medik / Dosimetrist: yaitu seorang dengan lulusan DIII Teknik Radiografi/
Radioterapi yg telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dalam bidang dosimetri.
Bertugas membantu fisikawan medik dalam melaksanakan kalibrasi, kompetensi perencanaan
radiasi, kalkulasi dosis, verifikasi perencanaan radiasi.

-Tenaga Teknis Radioterapi: Seorang lulusan DIII Teknik Radioterapi, atau Radiografi yang
telah diberikan pelatihan tentang Radioterapi. Tugasnya yaitu : Melakukan proses simulator,
melakukan verifikasi film pada set up hari pertama yang disesuaikan dengan perencanaan
radiasi, melakukan pelaksanaan radiasi harian, dan mengevaluasi selama proses pelaksanaan
radiasi.

Implementasinya…

-Pelaksanaan terapi radiasi hanya dilakukan atas dasar ketentuan dari Dokter Spesialis
Onkolgi/ Dokter Spesialis Radiasi Konsultan Onkologi.

-Tenaga medik dan non medik harus tersedia sesuai kebutuhan, dan menjalani tugas dengan
tempatnya masing-masing seperti contoh diatas.

9
3. Fasilitas dan Alat Radioterapi
Fasilitas radioterapi adalah sarana lingkungan seperti ruangan atau gedung yang
mempunyai luas dan struktur yang sesuai dengan standar untuk penggunaan radioterapi
eksternal, brakhiterapi dosis rendah ataupun tinggi, dan juga radioterapi internal. Fasilitas
radioterapi harus menjunjung kenyamanan bagi pasien saat berobat dan aman untuk para
pekerja,pasien, ataupun masyrakat yang berada di unit radioterapi dan sekitarnya.

Sedangkan untuk alat radioterapi, alat yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan
pelayanan rumah sakit serta mengikuti persyaratan standar internasional yang berlaku
(rekomendasi IEC dan ISO).

Untuk fasilitas radioterapi kelengkapan yang dibutuhkan untuk tiap jenis terapi yaitu:

a. Radioterapi Eksternal
-kamar periksa
-ruang simulator
-ruang perencanaan terapi
-ruang mould
-ruang terapi
-ruang tunggu
b. Brakhiterapi, pada brakhiterapi kelengkapan ruangan yang dibutuhkan hampir sama

c. Pada radiasi internal, salah satu yang membedakannya yaitu harus mempunyai aliran
limbah yang terpisah dengan limbah umum, mempunyai alat monitor pasien agar
pasien dapat berkomunikasi dengan dunia luar.

Untuk alat radioterapi sendiri, dibutuhkan kelengkapan yang biasanya disesuaikan dari
standar rumah sakit itu sendiri. Alat-alat radioterapi yang digunakan yaitu :

o -Cobalt Unit
o -Brakhiterapi Remote Afterloading System
o -Simulator
o -TPS 2D & 3D
o -Moulding

10
o -Dosimetry dan Surveymeter
o -Linear Accelator
o -Network online

4. Pengendalian Mutu
Dalam radioterapi juga tentu dibutuhkan pemeliharaan terus menerus bagi pesawat
teleterapi, peralatan brakhiterapi , ataupun peralatan lain. Semua dilakukan untuk dapat
menggunakan alat dengan jangka waktu yang lebih lama, hasil terapi yang dijalankan akan
lebih maksimal, yakin dalam keamanan bagi pasien ataupun pekerja dan dapat mencapai
waktu pengobatan yang sesuai.

Pada umumnya, pemeliharaan peralatan adalah gabungan dari 3 macam cara, yaitu :

o Servis oleh petugas sendiri untuk perbaikan minor


o Bantuan dari perusahaan pemeliharaan alat khusus
o Bantuan dari perusahaan manufaktur untuk kerusakan yang lebih besar

Bagaimana implementasinya?

Harus dibuat prosedur tersendiri atas siapa yang berwewenang bekerja pada
komponen system yang mana, dan saat penggunaan harus lebih teliti dan hati-hati untuk
mencegah kerusakan dini meskipun hanya kecil. Dan juga, ditentukan frekuensi servis pada
alat juga termasuk salah satu cara pemeliharaannya. Jika alat memiliki kerusakan yang
terlihat cukup berat, lebih baik langsung menghubungi pihak perusahaan manufaktur agar
dapat diperbaiki, itu untuk mencegah perbaikan sendiri oleh petugas yang dapat berujung
kerusakan.

11
BAB III
PENUTUP

Pelayanan radiologi diagnostic merupakan bagian dari salah satu meningkatkan mutu
pelayanan dalam suatu Rumah Sakit untuk mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan
tanggung jawab kepada setiap orang, dan melakukan perbaikan berkesinambungan. Dalam
upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan aman selain dilakukan pelayanan-
pelayanan untuk pasien juga perlu untuk petugas antara lain penampilan fisik yang prima,
seperti Delivery of services yang baik seperti kerelaan untuk melayani, kepedulian, kecepatan
memberi respons dalam pelayanan, kesediaan untuk membantu klien, percaya diri, dan
kesabaran, profesional dalam menyampaikan pelayanan, ketaatan pada prosedur, serta
meningkatkan produktivitas dan hasil kerja yang prima.

Pelayanan Radioterapi adalah pelayanan medic spesialistik berupa upaya pengobatan


dengan menggunakan sinar pengion dan non-pengion, ditujukan pada derita kanker atau non
kanker. Tujuannnya dilakukan terapi ini adalah untuk mendapatkan tingkat kesembuhan yang
maksimal dengan efek samping yang minimal.

12
DAFTAR PUSAKA

http://akreditasirumahsakitmpo.blogspot.com/2017/11/pedoman-pelayanan-radiologi-rumah-
sakit.html?m=1

https://galihendradita.wordpress.com/2017/04/26/panduan-pelayanan-radiologi/

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang STANDAR PELAYANAN RADIOLOGI
DIAGNOSTIK DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


1427/MENKES/SK/XII/2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN RADIOTERAPI DI
RUMAH SAKIT.

-r.m-

13

Anda mungkin juga menyukai