Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN MANAJEMEN RADIOLOGI

PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATANRADIASI

DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

Laporan Kasus

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktek Kerja Lapangan IV

Disusun oleh :

Risna Putri Ashari

P1337430220177

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN PROGRAM

SARJANA TERAPAN

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

SEMARANG

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk memeuhi Tugas Praktek Kerja

Lapangan IV di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang atas mahasiswa

Jurusan Teknik Radiodiagnotik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang, dengan :

Nama : Risna Putri Ashari

NIM : P1337430220177

Judul Laporan : “LAPORAN MANAJEMEN RADIOLOGI PENERAPAN


MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI DI INSTALASI RADIOLOGI
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG “

Malang, Maret 2023

Clinical Instructure,

Agus Wahyo Jatmiko. SST

NIP. 96808241992031004

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus dengan

judul : “LAPORAN MANAJEMEN RADIOLOGI PENERAPAN


MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI DI INSTALASI RADIOLOGI
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG “

Penyusunan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat penugasan
dalam Praktek Kerja Lapangan IV Prodi Teknologi Radiologi

Pencitraan Program Sarjana Terapan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang yang telah dilaksanakan mulai

tanggal 27 Maret – 19 April 2023 di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang..

Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan,

dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. Bapak Jeffri Ardiyanto, M.App.SC selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian

Kesehatan Semarang.

2. Ibu Fatimah, S.ST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

3. Ibu Dartini, SKM, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Teknologi Radiologi
Pencitraan Program Sarjana Terapan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang.

4. dr. Agung Setyawan, Sp.Rad (K)RI selaku Kepala Instalasi Radiologi RSUD Dr.

Saiful Anwar.

5. Bapak Agus Wahyo J, S.ST, selaku Clinical Instructure Praktek Kerja Lapangan IV di
Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

3
6. Seluruh Radiografer, Staff dan Karyawan Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.

7. Seluruh dosen dan staff Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

8. Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan dukungannya.

9. Rekan-rekan Praktik Kerja Lapangan di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang.

10. Teman sejawat dan seperjuangan angkatan 36 Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan

Radioterapi dalam menuntut ilmu selama penulis menimba ilmu dan melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat dalam

rangka menambah wawasan juga pengetahuan bagi penulis dan juga pembaca.

Malang, April 2023

Penulis

4
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................2

KATA PENGANTAR..................................................................................................3

DAFTAR ISI................................................................................................................5

BAB I............................................................................................................................7

PENDAHULUAN.......................................................................................................6

A. Latar Belakang....................................................................................................6

B. Rumusan Masalah................................................................................................8

C. Tujuan Penulisan.................................................................................................8

BAB II.........................................................................................................................9

DASAR TEORI...........................................................................................................9

A. Pemanfaatan Teknologi Nuklir Rumah Sakit.....................................................10

B. BAPETEN..........................................................................................................10

C. Keselamatan Radiasi..........................................................................................10

D. Persyaratan Manajemen Keselamatan Radiasi...................................................10

BAB III......................................................................................................................19

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................19

A. Hasil...................................................................................................................19

1. Profil RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.............................................................19

2. Visi dan Misi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.................................................19

3. Profil Instalasi Radiologi....................................................................................21

4. Penerapan Manajemen Keselamatan Radiasi Instalasi Radiologi......................23


5
B. Pembahasan....................................................................................................................28

BAB IV...................................................................................................................................31

PENUTUP..............................................................................................................................31

A. Kesimpulan....................................................................................................................31

B. Saran...............................................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................……….. 33

6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah suatu sistem yang mengurus,mengatur dan mengelola

suatu kegiatan dalam suatukelompok baik organisasi maupun perusahaan. Manajemen

Radiologi adalah suatu sistem yang mengurus, mengatur dan mengelola suatu

kegiatan dalam Radiologi.

Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja

menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat

pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi

suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Salah satu

sarana penunjang medis yang memberikan layanan pemeriksaan radiodiagnostik

dengan hasil pemeriksaan berupa imaging yang dapat membantu menegakkan

diagnosis.

Instalasi radiologi masuk kedalam kriteria tempat kerja dengan berbagai potensi

bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan seperti potensi bahaya radiasi,

maka faktor keselamatan merupakan hal yang penting sehingga dapat memperkecil

resiko kecelakaan akibat kerja di instalasi radiologi dan dampak radiasi terhadap

pekerja radiasi, untuk mencegah hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan

sistem manajemen keselamatan radiasi dimana keselamatan radiasi merupakan

tindakan yang dilakukan untuk menlindungi pasien, pekerja, dan anggota masyarakat

dari bahaya radiasi (Dianasari & Koesyanto, 2017).

Sistem Manajemen Keselamatan mengambil peranan penting guna mencegah

dan meminimalisir bahaya radiasi. SMKR diperlukan sebagai sistem manajemen


7
untuk melindungi pekerja radiasi, karena radiasi tidak berbau, tidak tampak tetapi

berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Apabila radiasi secara terus

menerus mengenai pekerja maka dapat menyebabkan penyakit hingga kematian pada

pekerja radiasi. RSUD Dr. Saiful Anwar sebagai rumah sakit pemerintah memiliki

instalasi radiodiagnostik yang menggunakan pesawat sinar-X baik pengion maupun

non pengion untuk mendeteksi berbagai macam penyakit. Berdasarkan hal tersebut

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang mempunnyai komitmen untuk memenuhi kewajiban

yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2007 dan peraturan

badan pengawas tenaga nuklir republik Indonesia nomor 4 tahun 2020 tentang

keselamatan radiasi pada penggunaan pesawat sinar-x dalam radiologi diagnostik dan

intervensional.

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja radiasi pada pekerja

radiasi yaitu meliputi pemantauan dosis radiasi, pemantauan kesehatan, personel,

pendidikan dan pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi, rekaman dan laporan

(BAPETEN 2020).

Berdasarkan latar belakang yang ada penulis mengadakan analisis penerapam

sistem manajemen keselamatan radiasi sinar-X bagi pekerja di unit radiologi Rumah

Sakit Saiful Anwar Malang dengan judul laporan dengan judul “LAPORAN

MANAJEMEN RADIOLOGI PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN

RADIASI DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD Dr. SAIFUL ANWAR

MALANG “.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat menarik suatu rumusan masalah

yang akan dibahas yaitu :

8
a. Bagaimana manajemen keselamatan radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful

Anwar Malang?

b. Apakah persyarata manajemen keselamatan radiasi di RSUD Dr. Saiful Anwar

sudah sesuai dengan standar?

C. Tujuan Penulisan

Laporan ini dibuat dengan tujuan :

a. Untuk mengetahui manajemen keselamatan radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr.

Saiful Anwar Malang

b. Untuk mengetahui sistem keselamatan radiasi di RSUD Dr. Saiful Anwar sudah

sesuai dengan standar atau belum

9
BAB II

DASAR TEORI

A. Pemanfaatan Teknologi Nuklir di Rumah Sakit

Pemanfaatan teknologi nuklir terus berkembang sejalan dengan

perkembangan teknologi lain, penggunaan radiasi untuk radiodiagnostik, radioterapi

dan penggunaan radiofarmaka untuk kedokteran merupakan aplikasi teknologi nuklir

di rumah sakit. Salah penerapan teknologi nuklir di Rumah Sakit adalah pelayanan

radiologi. Unit pelayanan radiologi adalah salah satu instalasi penunjang medik yang

menggunakan radiasi pengion (sinar-X) untuk mendiagnosis adanya suatu penyakit

dalam bentuk gambaran anatomi tubuh yang ditampilkan dalam film radiografi

(Simanjuntak, 2013).

B. BAPETEN

BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan pengawasan melalui

peraturan, perizinan, dan inspeksi terhadap segala kegiatan Pemanfaatan Tenaga

Nuklir.

C. Keselamatan Radiasi

Menurut Perka BAPETEN No.4 tahun 2020 Keselamatan Radiasi adalah tindakan

yang dilakukan untuk melindungi pasien, pekerja, anggota masyarakat, dan

lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

D. Persyaratan Manajemen Keselamatan Radiasi

a. Penanggung Jawab Keselamatan Radiasi;

Penanggung jawab Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

huruf a Perka BAPETEN No.4 Tahun 2020 adalah Pemegang Izin dan pihak lain

10
yang terkait dengan penggunaan pesawat sinar-X dalam Radiologi Diagnostik

dan Radiologi Intervensional. Pemegang Izin adalah orang atau badan yang telah

menerima izin pemanfaatan tenaga nuklir dari Kepala Badan. Tugas dan

tanggung jawab dari pemegang izin antara lain :

a) mempromosikan dan mengembangkan Budaya Keselamatan;

b) menyusun, menetapkan, mengembangkan, melaksanakan, dan

mendokumentasikan program proteksi dan Keselamatan Radiasi;

c) membentuk dan menetapkan penyelenggara proteksi dan Keselamatan Radiasi;

d) menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi;

e) menyediakan personel sesuai dengan jenis pesawat sinar-X yang digunakan

dan tujuan penggunaan;

f) menetapkan personel yang menjadi Petugas Proteksi Radiasi dan

Pekerja Radiasi sesuai dengan beban kerja;

g) memfasilitasi pelatihan proteksi dan Keselamatan Radiasi bagi personel;

h) menyelenggarakan pemantauan radiasi di daerah kerja;

i) menyelenggarakan pemantauan dosis perorangan bagi Pekerja Radiasi;

j) menyediakan perlengkapan Proteksi Radiasi bagi personel;

k) menetapkan prosedur dengan semua pihak yang terkait dengan Keselamatan

Radiasi; dan

l) memelihara Rekaman yang terkait dengan Keselamatan Radiasi.

b. Budaya Keselamatan;

Penanggung jawab Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4

huruf a wajib mewujudkan Budaya Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf b dengan cara:

11
a) mendorong komitmen individu dan kolektif terhadap proteksi dan

Keselamatan Radiasi pada semua tingkat organisasi;

b) memberikan pemahaman umum mengenai aspek dasar Budaya Keselamatan

dalam organisasi;

c) menyediakan sarana yang mendukung individu atau kelompok dalam

melaksanakan tugas dengan mempertimbangkan interaksi antara individu,

teknologi, dan organisasi;

d) membangun partisipasi personel yang relevan dalam pengembangan dan

pelaksanaan kebijakan, peraturan, dan prosedur terkait proteksi dan Keselamatan

Radiasi;

e) menetapkan akuntabilitas organisasi dan individu untuk proteksi dan

Keselamatan Radiasi;

f) membangun komunikasi terbuka mengenai proteksi dan Keselamatan Radiasi

dalam organisasi dan dengan pihak terkait;

g) mendorong sikap bertanya dan belajar, dan menjauhkan dari rasa puas, terkait

dengan proteksi dan Keselamatan Radiasi; dan

h) menyediakan sarana bagi organisasi untuk terus berusaha berkembang dan

memperkuat Budaya Keselamatan.

c. pemantauan kesehatan;

Pemegang Izin wajib menyelenggarakan pemantauan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 huruf c untuk seluruh Pekerja Radiasi. Menurut Perka

Bapeten No.4 tahun 2020 Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di

instalasi Radiologi Diagnostik dan Radiologi Intervensional yang diperkirakan

menerima dosis radiasi tahunan melebihi dosis untuk masyarakat umum. Paparan

12
Radiasi adalah penyinaran radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik

disengaja atau tidak, yang berasal dari radiasi interna maupun eksterna.

Pemantauan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan

Kepala Bapeten Nomor 6 Tahun 2010 meliputi: a. Pemeriksaan Kesehatan; b.

Konseling; dan/atau c. penatalaksanaan kesehatan pekerja yang mendapatkan

Paparan Radiasi Berlebih. Pemeriksaan Kesehatan sebagaimana dimaksud

meliputi Pemeriksaan Kesehatan umum Pemeriksaan Kesehatan khusus. Hasil

Pemeriksaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a berlaku

paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal Pemeriksaan Kesehatan dilakukan.

Pemeriksaan Kesehatan umum sebagaimana dimaksud dilaksanakan pada saat

sebelum bekerja, selama bekerja, dan pada saat akan memutuskan hubungan

kerja.

Pelaksana Pemantauan Kesehatan sebagaimana dimaksud meliputi dokter dan

psikolog.

Dosis Ambang Efek Deterministik Akibat Paparan Akut Dan Kronik1

Dosis Radiasi
Target Dosis Radiasi
Efek Paparan Kronik
Paparan Paparan Akut (Gy)
(Gy/tahun)

Seluruh Kematian 1,5

tubuh Sindrom prodromal 0,5

(contoh: anorexia,

nausea)

Sumsum Kematian 1,5

tulang Depresi hematopoiesis 0,5 > 0,4

Paru Kematian 6

13
Pneumonitis 3-5

Kulit Eritema 3

Dry desquamation 5

Moist desquamation 15

Nekrosis 50

Tiroid Hipotiroidism 5 - 10

Lensa Opasitas yang terdeteksi 0,5 > 0,1

mata

Katarak 2 – 10 untuk LET 2 > 0,15 untuk LET

rendah rendah

1 – 2 untuk LET

tinggi

Testis Sterilitas sementara 0,15 >

Sterilitas permanen 3,5 0,4

>

Ovarium Sterilitas sementara 0,65 > 0,2

Sterilitas permanen 2,5 - 6

Janin Teratogenesis 0,1

Nilai Batas Dosis untuk Pekerja Radiasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

huruf a Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2013

ditetapkan dengan ketentuan: a. Dosis Efektif rata-rata sebesar 20 mSv (duapuluh

milisievert) per tahun dalam periode 5 (lima) tahun, sehingga Dosis yang

terakumulasi dalam 5 (lima) tahun tidak boleh melebihi 100 mSv (seratus

milisievert); b. Dosis Efektif sebesar 50 mSv (limapuluh milisievert) dalam 1

(satu) tahun tertentu; c. Dosis Ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 mSv
14
(duapuluh milisievert) per tahun dalam periode 5 (lima) tahun dan 50 mSv

(limapuluh milisievert) dalam 1 (satu) tahun tertentu; d. Dosis Ekivalen untuk

kulit sebesar 500 mSv (limaratus milisievert) per tahun; dan e. Dosis Ekivalen

untuk tangan atau kaki sebesar 500 mSv (limaratus milisievert) per tahun.

Peralatan pemantauan dosis perorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36

ayat (2) huruf c Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4

Tahun 2013 antara lain: a. film badge, thermoluminisensi dosimeter (TLD)

badge, atau radiofotoluminisensi dosimeter badge; dan b. dosimeter pembacaan

langsung.

d. personel;

Personel sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d Perka BAPETEN No.4

tahun 2020 meliputi:

a) tenaga medis dalam bidang Radiologi;

Tenaga medis dalam bidang Radiologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a Perka BAPETEN No.4 tahun 2020 antara lain dokter spesialis

Radiologi; dokter spesialis lain yang menggunakan sumber radiasi; dokter gigi

spesialis Radiologi kedokteran gigi; dan/atau dokter gigi.

b) tenaga kesehatan;

Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b antara lain:

fisikawan medik dan/atau radiografer.

c) Petugas Proteksi Radiasi.

Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin

dan oleh Kepala Badan dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang

berhubungan dengan Proteksi Radiasi.

15
e. pendidikan dan pelatihan proteksi dan Keselamatan Radiasi; dan

Pelatihan Proteksi dan Keselamatan Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling kurang mencakup materi: a. peraturan perundang-undangan di bidang

ketenaganukliran; b. sumber radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir; c. efek

biologi radiasi; d. satuan dan besaran radiasi; e. prinsip Proteksi dan Keselamatan

radiasi; f. alat ukur radiasi; dan g. penanganan medik dalam keadaan darurat

nuklir atau radiologik.

f. rekaman dan laporan.

Pemegang Izin harus membuat Rekaman hasil Pemantauan Kesehatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1).

Rekaman hasil Pemantauan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a) hasil Pemeriksaan Kesehatan;

b) hasil Konseling;

c) hasil kajian terhadap Dosis yang diterima; \

d) hasil pemeriksaan aberasi kromosom;

e) hasil tindak lanjut; dan/atau \

f) sertifikat medis

Rekaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1) huruf j

meliputi: a. hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi di

daerah kerja; b. hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar

fasilitas dan instalasi; c. hasil pemantauan dosis yang diterima Pekerja

Radiasi; dan d. hasil pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi. (2)

Rekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat dan

16
disimpan oleh Pemegang Izin. (3) Rekaman sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a dan b wajib disimpan oleh Pemegang Izin paling

kurang 5 (lima) tahun. (4) Rekaman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf c dan d wajib disimpan oleh Pemegang Izin paling kurang

30 (tiga puluh) tahun terhitung sejak Pekerja Radiasi berhenti dari

pekerjaannya. (5) Rekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus ditunjukkan oleh Pemegang Izin pada saat dilakukan Inspeksi

oleh BAPETEN.

Pasal 54 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (1)

huruf j meliputi:

a) hasil pemantauan tingkat radiasi dan/atau kontaminasi di daerah

kerja;

b) hasil pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas dan

instalasi;

c) hasil pemantauan dosis yang diterima Pekerja Radiasi; dan d. hasil

pemantauan kesehatan bagi Pekerja Radiasi.

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan oleh

Pemegang Izin secara tertulis kepada Kepala BAPETEN paling lama

60 (enam puluh) hari kerja terhitung sejak pemantauan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Sumber yang

digunakan dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir.

Rekaman dalam memenuhi persyaratan manajemen keselamatan radiasi


meliputi antara lain:
a. data inventarisasi pesawat sinar-X;
b. hasil evaluasi pemantauan dosis perorangan yang diterima Pekerja Radiasi;

17
c. dosis personel yang menggunakan dosimeter aktif;
d. dosis pasien;
e. hasil pemantauan kesehatan Pekerja Radiasi;
f. hasil pemantauan paparan radiasi:
g. hasil verifikasi keselamatan;
h. sertifikat kalibrasi alat ukur radiasi;
i. sertifikat atau surat keterangan pelatihan personel;
j. data perawatan dan perbaikan pesawat sinar-X;
Laporan sebagaimana dimaksud wajib disampaikan secara daring kepada Kepala
Badan melalui aplikasi B@LIS inspeksi Keselamatan Radiasi paling lama 1 (satu)
tahun sekali.

18
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Profil RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Rumah Sakit Umum Daerah Dr Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Umum

Daerah Kelas A milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur yang sebelumnya

bernama Rumah Sakit Celaket dan berubah menjadi Rumah Sakit Saiful Anwar

tahun 1979. RSUD Dr. Saiful Anwar berlokasi di Klojen, Kota Malang. Sebelum

perang dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu bernama Rumah

Sakit Celaket), merupakan rumah sakit militer KNIL, yang pada pendudukan

Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah sakit militer.

Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai rumah

sakit tentara, sementara untuk umum digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada

dibawah Kotapraja Malang pada saat itu.

Tahun 1947 (saat perang dunia ke II), karena keadaan bangunan yang lebih

baik dan lebih muda, serta untuk kepentingan strategi militer, rumah sakit Sukun

diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah sakit militer, sedangkan

Rumah Sakit Celaket dijadikan rumah sakit umum.

Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur /

IDI membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit

Celaket sebagai tempat praktek (Program Kerjasama STKM-RS Celaket tanggal

23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974, dengan Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI N0. 001/0/1974, Sekolah Tinggi Kedokteran

19
Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, dengan

Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek.

Pada tanggal 12 Nopember 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I

Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

51/Menkes/SK/III/1979 tanggal 22 Pebruari 1979, menetapkan RSUD Dr. Saiful

Anwar sebagai rumah sakit rujukan.

Pada tahun 2002 Berdasarkan PERDA No. 23 Tahun 2002 RSU Saiful

Anwar ditetapkan sebagai Unsur Penunjang Pemerintah Provinsi setingkat dengan

Badan. Pada bulan April 2007 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.673/MENKES/SK/VI/2007 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai

Rumah Sakit kelas A. Pada tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan

Layanan Umum (BLU) dengan keputusan Gubernur Jawa Timur No.

188/439/KPTS/013/2008.

Pada tanggal 20 Januari tahun 2011 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan

sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A melalui sertifikat dari

Kementerian Kesehatan RI dengan Nomor Sertifikat 123/MENKES/SK/I/2011.

Terakhir pada tanggal 16 Maret 2015 RSUD Dr. Saiful Anwar ditetapkan

telah Terakreditasi KARS Versi 2012 dengan menerima Sertifikat Lulus Tingkat

PARIPURNA yang diberikan oleh KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

(KARS) dengan NOMOR : KARS-SERT/95/III/2015 dengan masa berlaku mulai

tanggal 23 Maret 2015 s/d 23 Februari 2018.

20
2. Visi Misi dan Motto RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

a. Visi

Menjadi rumah sakit berstandar kelas dunia pilihan masyarakat.

b. Misi

Terwujudnya pelayanan kesehatan dan pendidikan berstandar internasional

dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan

pelanggan.

c. Motto

Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan RSUD Dr. Saiful Anwar.

3. Profil Instalasi Radiologi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang

Pelayanan radiologi paling banyak menggunakan foto tanpa bahan kontras sebesar

65.96%, selanjutnya menggunakan radioterapi sebesar 14.15% dan USG sebesar

dan 9.97%. Radiologi telah dilengkapi dengan MRI 1 tesla ( Magnetic Resonance

Imaging ). Pemeriksaan dengan CT Scan 16 sclice (Computerized Axial

Tomography) sehingga meningkat sebesar 15.25% dari total pasien yang

memanfaatkan fasilitas pelayanan radiologi di RSSA. Instalasi radiologi Rumah

Sakit Saiful Anwar mencakup :

a) Pemeriksaan Non Kontras

Pemeriksaan sinar-X tanpa persiapan khusus dan tanpa menggunakan media

kontras. Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan thorak, ektremitas atas,

ektremitas bawah, abdomen, abdomen akut, bone survey, kepala rutin,

vertebrae, dan lain-lain.

b) Pemeriksaan Kontras

21
Pemeriksaan sinar-X dengan persiapan khusus (urus-urus dan puasa), dan

menggunakan media kontras (water soluble/iodine dan barium sulfat) meliputi

pemeriksaan saluran pencernaan (colon in loop, lopografi, bariun follow

through, OMD, dll), pemeriksaan saluran perkencingan (BNO-IVP, BVUCG,

Uretrografi, Sistografi, RPG, APG, dll), pemeriksaan organ reproduksi

(HSG), pemeriksaan pembuluh darah (arteriografi, plebografi,dll).

c) Pemeriksaan MRI

Pemeriksaan canggih menggunakan medan magnet ( MRI brain, MRA, MRI

ektremitas, MRCP, MRI Breast, dll).

d) Pemeriksaan MSCT

Pemeriksaan canggih menggunakan sinar-X dimana data yang masuk diproses

dan dimanipulasi menggunakan komputer sehingga didapatkan gambar/data

volume/3D (MSCT kepala tanpa/dengan kontras, MSCT Abdomen

tanpa/dengan kontras, MSCT Thorax tanpa/dengan

kontras,MSCTAngiografi,Ektremitas/Brain/Thyroid/Abdominalis/Thoracalis,

dll).

e) Pemeriksaan Gigi

Pemeriksaan gigi geligi menggunakan sinar-x (Periapikal, Panoramik).

f) Pemeriksaan USG

Pemeriksaan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound)

pada organ-organ pencernaan, pembuluh darah (Vascular doppler), brain/otak

pada bayi, saluran perkencingan.

g) Pemeriksaan Radiologi Intervensi

Pemeriksaan menggunakan sinar-X secara real time/fluoroskopi (cateterisasi

jantung, dst)

22
4. Penerapan Persyaratan Manajemen Keselamatan Radiasi Instalasi Radiologi RS

Saiful Anwar Malang

a. Penanggung Jawab Keselamatan Radiasi

Penanggung jawab keselamatan radiasi di RS Saiful Anwar Malang adalah

Direktur RSUD Dr Saiful Anwar Malang. Penanggung jawab keselamatan

radiasi tercantum pada SK Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang nomor

800/2776/302/2018.

b. Budaya Keselamatan

Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar sudah menerapkan budaya

keselamatan radiasi seperti

1) Memberikan alat pengukur dosis radiasi kepada seluruh pekerja radiasi di

Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

2) Mewajibkan seluruh pekerja radiasi untuk memakai pengukur dosis radiasi

ketika bekerja

3) Menerapkan proteksi radiasi kepada pasien dan keluarga pasien seperti

memberikan apron apabila terdapat keluarga pasien yang ada di dalam

ruangan untuk membantu jalannya pemeriksaan

4) Petugas selalu memberikan dosis yang seminimal mungkin kepada pasien

5) Petugas selalu mengedukasi pasien sebelum jalannya pemeriksaan agar

tidak terjadi pengulangan pemeriksaan

6) Setiap expose petugas selalu berada di belakang tabir X-ray

c. Personel

Personel keselamatan radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang terdiri dari

1) Dokter Spesialis Radiologi

23
Dokter Spesialis Radiologi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang berjumlah sebelas dokter.

2) Radiografer

Radiografer yang ada di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang berjumlah empat puluh satu radiografer dengan pembagian dua

puluh tiga radiografer radiologi pusat, lima belas radiografer radiologi

gawat darurat, dan tiga radiografer radiologi kamar operasi (OK).

3) Petugas Proteksi Radiasi

Petugas proteksi radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang sesuai dengan SK Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

nomor 800/2776/302/2018 tentang tim petugas proteksi radiasi rumah sakit

RSUD Dr. Saiful Anwar berjumlah tujuh yaitu satu koordinator PPR

radiologi, satu pelaksana PPR Radiologi Terintegrasi, tiga pelaksana PPR

Radiologi Konvensional, satu pelaksana PPR radiologi Intevensional, dan

satu pelaksana PPR CT Scan.

4) Tenaga Kesehatan lainnya

Tenaga Kesehatan lainnya yang ada di Instalasi Radiologi RSUD Dr.

Saiful Anwar Malang yaitu

a) Fisika Medik Radiologi

Fisika Medik di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

berjumlah dua orang

b) Perawat Radiologi

Perawat Radiologi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang berjumlah enam orang.

d. Pemantauan Kesehatan

24
a) Alat Ukur Radiasi

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur dosis radiasi yang diterima

pasien di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang adalah TLD.

Evaluasi TLD dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Laboratorium yang

digunakan adalah Laboratorium Pengujian BATAN, Jakarta.

b) Pemeriksaan Kesehatan dan Konseling

Pemeriksaan kesehatan dan untuk seluruh pekerja radiasi dilaksanakan

setiap satu tahun sekali dengan melibatkan dokter dan psikolog RSUD Dr.

Saiful Anwar Malang. Cek Kesehatan tersebut meliputi pemeriksaan fisik,

uji laboratorium (urinalisis, pemeriksaan darah lengkap, faal hati, gula

darah, lemak darah, faal ginjal, dan tiroid), pemeriksaan rontgen thorax,

dan pemeriksaan mata.

e. Pendidikan dan pelatihan proteksi dan Keselamatan Radiasi

Pendidikan dan pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi dilaksanakan secara

out house training yaitu dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan

oleh BAPETEN. Pelatihan ini diikuti oleh petugas proteksi radiasi berlisensi

dengan jumlah tujuh belas orang.

Pelatihan proteksi dan Keselamatan Radiasi mencakup materi:

a) peraturan perundang-undangan ketenaganukliran;

b) sumber radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir;

c) efek biologi radiasi;

d) dosimetri radiasi;

e) prinsip proteksi dan Keselamatan Radiasi;

f) alat ukur radiasi; dan

25
g) tindakan dalam mencegah paparan yang tidak diinginkan (unintended

exposure) dan terkait paparan yang tidak diperlukan (unnecessary exposure).

f. Rekaman dan Laporan.

Rekaman keselamatan radiasi yang disimpan dan dibuat di Instalasi Radiologi

RSUD Dr. Saiful Anwar Malang antara lain

data inventarisasi pesawat sinar-X

hasil evaluasi pemantauan dosis


perorangan yang diterima Pekerja
Radiasi

26
dosis personel yang menggunakan
dosimeter aktif

dosis pasien

hasil pemantauan kesehatan Pekerja


Radiasi

27
hasil pemantauan paparan radiasi

hasil verifikasi keselamatan

sertifikat kalibrasi alat ukur radiasi

sertifikat atau surat keterangan

pelatihan personel

B. Pembahasan

1. Penanggung jawab Keselamatan Radiasi

28
Penanggung jawab keselamatan radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful

Anwar Malang adalah Direktur Rumah Sakit RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

sebagai pemegang izin yang telah menerima izin pemanfaatan tenaga nuklir dari

Kepala Badan. Hal ini telah sesuai dengan pernyaratan manajemen keselamatan

radiasi yang ada pada Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik

Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 pasal 5.

2. Budaya Keselamatan

Penerapan budaya keselamatan di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang sudah cukup baik sesuai yang ada di dalam Peraturan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 pasal 7. Namun masih

ada beberapa pekerja radiasi yang tidak memakai TLD dalam bekerja dan tidak

menutup pintu ruang expose pemeriksaan radiodiagnostik konvensional di

Instalasi Radiologi IGD. Hal tersebut tidak sesuai dengan budaya keselamatan

radiasi dalam proteksi radiasi.

3. Pemantauan Kesehatan

Pemantauan Kesehatan di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

sudah sesuai dengan persyaratan yang ada dalam Peraturan Kepala Bapeten

Nomor 6 Tahun 2010 mengenai pemantauan kesehatan untuk Pekerja Radiasi

BAB II pasal 4. Medical check up dan evaluasi kesehatan dilakukan satu tahun

sekali yang dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang oleh dokter dan

psikolog. Evaluasi TLD dilakukan setiap tiga bulan sekali yang kemudian

dikirimkan kepada laboratorium yang ditunjuk oleh BAPETEN yaitu

Laboratorium Pengujian BATAN, Jakarta. Hal tersebut sudah sesuai dengan

Peraturan Kepala Bapeten Nomor 6 Tahun 2010 pasal 14 ayat 2.

4. Personel
29
Personel yang ada dalam Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 4 Tahun

2020 pasal 9 ayat 1 dimana personel meliputi tenaga medis dalam bidang

Radiologi; tenaga kesehatan, dan petugas proteksi radiasi. Dalam Instalasi

Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang terdapat 11 dokter, 41 radiografer, 7

petugas proteksi radiasi, 2 fisika medis, dan 6 perawat radiologi.

5. Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan dan pelatihan untuk pekerja radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr.

Saiful Anwar Malang belum menerapkan in house training oleh Pemegang Izin

yang wajib diikuti oleh seluruh pekerja radiasi sesuai dengan Peraturan Badan

Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 pasal 14 ayat

2 dan 3. Namun di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

menerapkan pendidikan dan pelatihan secara out house training yang

diselenggarakan oleh BAPETEN yang kemudian diikuti oleh 17 pekerja radiasi

yang berlisensi petugas proteksi radiasi.

6. Rekaman dan Laporan

Rekaman terkait keselamatan radiasi yang dibuat dan disimpan di Instalasi

Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang sudah sesuai dengan yang telah

dijelaskan di Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 2020 pasal 15 ayat 2. Penyimpanan dokumen dosis radiasi

perseorangan maupun hasil pemantauan daerah kerja ada di komputer arsip unit

radiologi sudah tertata dengan baik. Rekaman dosis pasien sudah dilakukan

supervise oleh fisika medik dan dilaporkan satu tahun sekali kepada BAPETEN

secara online. Hal tersebut sudah sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 pasal 18 ayat 2.

30
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas tentang Penerapan Manajemen Keselamatan Radiasi

di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dapat ditarik kesimpulan

sebagai

berikut :

1. Keselamatan Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pasien,

pekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

2. Manajemen keselamatan radiasi yang sudah ada di Instalasi Radiologi RSUD Dr.

Saiful Anwar Malang meliputi Penanggung jawab Keselamatan Radiasi yang di

pegang oleh Direktur RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, budaya keselamatan

radiasi yang telah diterapkan, pemantauan kesehatan yang ditujukan untuk seluruh

pekerja radiasi, personel yang terdiri dari 11 dokter, 41 radiografer, 7 petugas

proteksi radiasi, 2 fisika medis, dan 6 perawat radiologi, Pendidikan dan pelatihan

di luar yang diikuti oleh 17 PPR berlisensi, penyimpanan rekaman dan laporan

terkait dokumen keselamatan radiasi.

3. Penerapan Manajemen Keselamatan Radiasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful

Anwar Malang selama penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan sudah

menerapkan sesuai dengan peraturan pemerintah dan peraturan Badan Pengawas

Tenaga Nuklir Republik Indonesia mengenai Keselamatan Radiasi Pada

Penggunaan Pesawat Sinar-X Dalam Radiologi Diagnostik Dan Intervensional.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, didapatkan saran sebagai berikut :

31
1. Seluruh pekerja radiasi yang ada di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar

Malang tidak lupa memakai TLD ketika bekerja di dalam ruangan radiasi sesuai

dengan SPO yang berlaku.

2. Mengadakan usulan kepada pemegang izin untuk melakukan pendidikan dan

pelatihan secara in house training atau out house training kepada seluruh pekerja

radiasi yang ada di di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

32
Daftar Pustaka

1. Peraturan Pemerintah RI No. 33 tahun 2007. Keselamatan Radiasi Pengion dan

Kemanan Sumber Radioaktif. Jakarta; 2007.

2. Peraturan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia No.04 Tahun 2020.

Keselamatan Radiasi Pada Penggunaan Pesawat Sinar-X Dalam Radiologi Diagnostik

Dan Intervensional . Jakarta : 2020.

3. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2010. Pemantauan Kesehatan Untuk Pekerja Radiasi .

Jakarta:2010.

33

Anda mungkin juga menyukai