HILMY YASSAR
NIM P1337430221081
TAHUN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perkembangan yang sangat pesat sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8
suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini
gelang bahu, Ekstremitas atas, dan dinding Thorax serta melalui gelang
Vertebralis memiliki peranan yang sangat penting bagi fungsi dan gerak
fase transisi pertumbuhan dan perkembangan dari masa anak – anak ke masa
Kelainan postur tubuh tidak hanya dapat terjadi pada seseorang lanjut
usia namun juga dapat terjadi pada usia remaja. Perubahan postur tubuh yang
terjadi Pada anak usia remaja tidak hanya terkait dengan kebiasaan duduk
yang buruk melainkan juga di akibatkan karena penggunaan beban berat yang
2016).
Skoliosis dapat terjadi pada laki – laki dan perempuan, namun potensi
hingga 15 tahun Pada tahun 2004, berdasarkan data The American Academy
Idiopatik. Enam puluh hingga 80% kasus Skoliosis Idiopatik terjadi pada
dari 10 derajat pada garis tegak (sagittal plane) yang diukur dengan bantuan
pencitraan sinar-X. Disamping itu adanya rotasi posisi Vertebra tersebut yang
adanya penyebab antara lain tumor ginjal serta tumor lain pada daerah
Lumbal, kontraktur daerah Lumbal akibat luka bakar, dapat juga terjadi
kuliah matrikulasi Teknik Radiografi Anak pada materi tentang vetebrae anak
Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah yang akan dikaji dari Kasus
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk Penelitian ini dilakukan untuk
klinis Skoliosis.
2. Tujuan Khusus
Thoracolumbal
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
rangka ini merupakan penyokong tubuh manusia bersama dengan panggul untuk
mentransmisikan beban kepada kedua kaki melalui sendi yang terdapat pada
Cekung (bentuk bulat ke dalam atau permukaan yang tertekan seperti gua) dan
dari perspektif Anterior atau perspektif Posterior Untuk keperluan teks ini, kurva
Daerah Cervical dan Lumbal memiliki lengkung cekung dan digambarkan sebagai
(Gambar 2.2)
Posterior Anterior
Posterior atau punggung dari batang tulang tubuh. Sebagai Vertebra yang
saluran tulang belakang vertikal yang mirip tabung. Kanal tulang belakang, yang
tulang kecil, tidak berbentuk teratur. Tulang – tulang ini terbagi menjadi lima
kelompok dan diberi nama sesuai ke wilayah yang mereka tempati. Itu tujuh
Vertebra paling atas menempati wilayah leher dan disebut Vertebrae Cervical.
panggul, bervariasi dari tiga hingga lima ruas pada orang dewasa dan disebut
bagian yaitu :
a. Vertebrae Cervical terdiri atas 7 tulang yang memiliki bentuk tulang yang
kecil dengan Spina atau Processus Spinosus (bagian seperti sayap pada
b. Vertebrae Thoracal terdiri atas 12 tulang yang juga dikenal sebagai tulang
Dorsal Prosessus Spinosus pada tulang ini terhubung dengan tulang rusuk.
c. Vertebrae Lumbal terdiri atas 5 tulang yang merupakan bagian paling tegap
konstruksinya dan menanggung beban terberat dari tulang yang lain. Bagian
ini memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh, dan beberapa gerakan
dan tidak memiliki celah atau Inter Vertebra l Disc satu sama lainya. Tulang
e. Vertebrae Coccyx terdiri atas 4 tulang yang juga tergabung tanpa celah antara
satu dengan yang lainya. Tulang Coccyx dan Sacrum tergabung menjadi satu
terdiri atas korpus Vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh Discus Interverbra
dan ditahan satu sama lain oleh Ligamen Longitudinal Ventral dan Dorsal Bagian.
Dorsal tidak begitu kokoh dan terdiri atas masing – masing Arcus Vertebra
dengan Lamina dan Pedikel yang diikat satu sama lain oleh berbagai Ligamen
Pada Prosessus Spinosus dan Transverses melekat otot – otot yang turut
2. Patologi
disebut Skoliosis. Skoliosis paling sering terjadi pada anak – anak antara usia 10
dan 14 tahun tahun dan lebih sering terjadi pada wanita. Membutuhkan
dapat menyulitkan fungsi Jantung dan Sistem Pernapasan. Efek Skoliosis lebih
jelas terlihat jika terjadi di kolom Columna Vertebralis bagian Superior, dimana
membuat Panggul miring dengan efek yang dihasilkan dibagian Superior anggota
badan, menghasilkan jalan lemas atau tidak rata. Skoliosis adalah kelengkungan
lateral tulang belakang yang biasanya terjadi dengan beberapa rotasi Vertebra
a. Skoliosis Kongenital, Jenis ini terjadi pada bayi yang baru lahir dan
saat bayi masih didalam kandungan. Kondisi ini termasuk jarang terjadi.
b. Skoliosis Idiopatik, Jenis ini umumnya terjadi pada masa pertumbuhan anak-
anak. Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada anak berusia 10 – 18 tahun.
penderita akan mengalami aus seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi ini
pada Sistem Saraf atau Otot. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan penyakit
c. Lengkung tubuh ke satu sisi apabila dilihat dari depan atau belakang.
diperiksa oleh perawat yang mengamati Asimetri Torso ketika anak tersebut
secarapasti. Namun, diduga faktor genetik berperan paling banyak dalam kondisi
melengkung:
b. Bawaan lahir, kondisi ini jarang terjadi dan ditemukan pada bayi yang
kondisi ini.
d. Panjang kaki tidak sama, seseorang yang memiliki panjang kaki yang
3. Teknik Pemeriksaan
AP/PA
ERECT LATERAL
1) Indekasi Klinis
mencakup AP (atau PA) yang diambil untuk perbandingan, satu tegak. Catatan:
secara signifikan untuk daerah – daerah yang sensitif radiasi, seperti Payudara
wanita dan Kelenjar Tiroid. Penelitian telah menunjukkan bahwa proyeksi ini
anak – anak.
2) Alat dan Bahan
a) Pesawat radiologi
c) Grid
4) Posisi Objek
Bidang Mid sagittal sejajarkan dengan Central Ray dan garis tengah meja
dan atau IP. Pastikan tidak ada rotasi Thorax atau Pelvis, jika memungkinkan.
cm) di bawah Crista Illiaca (tinggi tengah ditentukan oleh ukuran IP dan / atau
CR tegak lurus dengan IP. SID 40 hingga 60 inci (102 hingga 153 cm);
diperlukan SID yang lebih panjang dengan IP yang lebih besar untuk
6) Kriteria Evaluasi.
tercakup keseluruhan.
b) Posisi : Tidak ada rotasi pada pasien yang ditunjukkan oleh Thoracal dan
Vertebral dan simetri Iliac Alae / sayap dan atas tulang Sarcum Tidak ada
rotasi yang ditunjukkan oleh Panggul yang lebih besar dan Vertebra
bagian.
1) Indikasi Klinis
Kompensasi. Dua gambar diperoleh satu standar Erect PA dan satu dengan
a) Pesawat radiologi
c) Grid
Sebarkan berat secara merata pada kedua kaki untuk posisi tegak. Letakkan blok
dibawah Kaki (atau pinggul yang duduk) pada sisi cembung kurva sehingga
pasien hampir tidak bisa mempertahankan posisi tanpa bantuan. Blok 3 hingga 4
inci (8 hingga 10 cm) dari beberapa jenis dapat digunakan di bawah bokong jika
(Lampignano, J. P 2018)
4) Posisi Objek
Sejajarkan bidang Mid sagittal ke CR dan garis tengah meja dan atau
IP. Pastikan tidak ada rotasi pada Thorax atau Pelvis, jika memungkinkan.
Crista Illiaca.
5) CR dan FFD
CR tegak lurus dengan IP. SID 40 hingga 60 inci (102 hingga 153
cm); diperlukan SID yang lebih panjang dengan IP yang lebih besar untuk
6) Kriteria Evaluasi
b) Posisi: Tidak ada rotasi pada pasien yang ditunjukkan oleh Thoracal dan
Vertebral dan simetri Iliac Alae / sayap dan atas tulang Sarcum.
c) Paparan : Batas yang ditunjukkan tulang jelas dan tanda Trabecular Vertebra
1) Indikasi klinis
lordosis.
2) Posisi Pasien
Posisi pasien lateral erect dengan kedua lengan diangkat, atau jika tidak
3) Posisi Obyek
4) CR dan FFD
Tegak lurus ketitik tengah Image Receptor, SID 100 – 150 cm.
Gambar 2.8. posisi Lateral Ereck
5) Kriteria Evaluasi
Seluruh gambaran Vertebra Thoracal terlihat dipertengahan kaset,
1) Indikasi klinis
Pasien dalam posisi erect atau recumbent dan AP atau PA dengan kedua
lengan disamping.
3) Posisi Obyek
Atur MSP pada CR dan mid line pada grid, Tidak ada rotasi tarsal dan
Dengan pelvis sebagai titik tumpu, fleksikan ke arah lateral pada salah satu sisi,
Jika recumbent gerakkan kedua tarsal dan tungkai sampai maksimum lateral
fleksi.
4) CR dan FFD
Gambar 3.1. Hasil Radiograf Posisi AP (Atau PA) Bending kanan dan kiri
Kriteria Evaluasi
A. Identitas pasien
Nama : An. H
Umur : 14 Tahun
Pemeriksaan : Thoracolumbal
B. Riwayat Pasien
C. Prosedur pemeriksaan
Banda Aceh pada kasus skoliosis dengan proyeksi AP. tidak ada persiapan khusus,
pasien hanya diberi pejelasan tentang jalan pemeriksaan tersebut, lalu di arahkan
untuk menganti baju pasien, yang telah disediakan, agar bebas dari benda – benda
disekitar yang menganggu hasil radiograf seperti: kancing baju, yang dapat
1. Teknik Pemeriksaan
Posisi pasien : pasien dianjurkan tidur diatas meja pemeriksaan. tangan pasien
berada disamping tubuh dengan posisi anatomi dan komunikasikan kepada pasien
Posisi obyek : atur mid sagital plane ( MSP ) pasien tepat dipertengahan kaset .
atur kedua pundak agar sama tinggi . vertebrae prominens ( cervical 7 ) masuk
dalam lapangan penyinaran . kedua sisi tubuh diatur agar mempunyai jarak yang
Pengaturan sinar : Central ray (CR) tegak lurus dengan Image plate dengan
arah sinar vertical. Central point (CP) pada pertengahan kedua angulus inferior
scapula atau setinggi vertebrae thorakal ke 7 dengan jarak FFD 100 cm.
Posisi pasien : Posisi pasien miring kesisi kiri (True lateral), meminta kedua
tangan diangkat keatas sambil mengepal satu sama lain, Kaki ditekuk (Fleksi).
Posisi obyek : Letakkan pelvis dan tarsal dalam posisi lateral, Atur mid coronal
plane tubuh pada CR dan mid line, Lower margin minimal 3 – 5 cm dibawah
Pengaturan sinar : Tegak lurus ketitik tengah Image Plate dengan (CP) kurang
A. Hasil Gambaran
a. Identitas Pasien
1) Nama : An. H
2) Umur : 14 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki – laki
4) Klinis : Skoliosis
dengan jelas. Tidak adanya rotasi dari pasien dengan Prosessus Spinosus sejajar
Vertebrae Lumbal terlihat dengan jelas. Tidak adanya rotasi dari pasien dengan
Vertebrae Thoracal dan Vertebrae Lumbal terlihat dengan jelas. Tidak adanya
rotasi dari pasien dengan Prosessus Spinosus sejajar dengan garis tengah
Vertebral.
b. Hasil Expertise
Kesan
B. Pembahasan
a) Prosedur pemeriksaan
1. Persiapan Pasien
Persiapan pasien yang dilakukan hampir sama dengan teori yaitu hanya
saja pasien diberitahu untuk melepas baju dan celana dan mengganti baju dengan
baju pasien, melepas benda - benda yang dapat menimbulkan artefak, serta
Hal ini bertujuan supaya tidak ada benda – benda disekitar yang dapat
tidak ada artefak atau gambaran yang mengganggu yang dapat menutupi klinis
pasien.
2. Persiapan Alat dan Bahan
Persiapan alat yang digunakan di Rs. Bhayangkara Banda Aceh hampir
sama dengan yang ada diteori tetapi ada pebedaan, menggunakan alat fiksasi yaitu
tidak menggunakan alat softbag atau sandbag, akan tetapi disini hanya meminta
kedua tangan berada di samping kepala dan kedua lutut ditekuk untuk proyeksi
Lateral.
3. Teknik Pemeriksaan
Bhayangkara Banda Aceh. Hampir sama dengan teori yang ada. perbedaan nya,
ada beberapa pemeriksaan proyeksi yang tidak dilakukan untuk kasus pada pasien
Rumah Sakit Bhayangkara Banda Aceh, belum ada ketetapan prosedur tetap atau
kasus skoliosis pasien diposisikan supine karena dengan dilakukan posisi pasien
pasien supine tidak dapat menampakkan penuh vertebra yang skoliosis sehingga
C. Saran
kasus skoliosis sebaiknya dengan menggunakan posisi pasien erect atau berdiri
jika pasien tersebut kooperatif. Selain itu, dengan posisi pasien erect atau berdiri
karena adanya beban dari tubuh. Sehingga kelengkungan vertebra dapat diketahui
pada kasus skoliosis dibuat prosedur tetap atau SOP sebagai pedoman dalam