Anda di halaman 1dari 44

PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI

INSTALASI RADIOLOGI
RSUD Dr. SOESELO SLAWI KAB TEGAL
Alamat : Jl. Dr. Soetomo No. 63 Kec. Slawi, Kabupaten Tegal
Jawa Tengah Telp & Fax : (0283) 491016
Email : rsud.soeselo@yahoo.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan


karunianya Pedoman Pelayanan Radiologi dapat terselesaikan
penyusunannya. Pedoman Pelayanan Radiologi menjalankan amanat
Undang Uandang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit yang
didalamnya mewajibkan tiap rumah sakit unutk mengikuti dan
melaksanakan akreditasi rumah sakit sebagai bentuk peningkatan mutu
layanan yang berorientasi pada keselamatan pasien.

Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan dilakukan perbaikan bila


dalam perjalanan implementasi program peningkatan mutu tidak sesuai
dengan kondisi rumah sakit yang berorientasi pada keselamatan pasien
terkini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan


penghargaan setinggi tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
dengan segala upaya demi tersusunnya Pedoman Pelayanan Radiologi di
RSUD Dokter Soeselo Slawi Kabupaten Tegal

Slawi, April 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Pedoman ........................................................................................ 1
C. Ruang Lingkup ............................................................................................. 2
D. Batasan Operasional .................................................................................. 2
E. Landasan Hukum........................................................................................ 3
BAB II STANDAR KETENAGAAN........................................................................ 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ........................................................ 4
B. Distribusi Ketenagaan ............................................................................... 4
C. Pengaturan Jaga .......................................................................................... 5
D. Daftar Nama Petugas Radiologi ............................................................. 5
BAB III STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN ........................................... 6
A. Denah Ruang Radiologi ............................................................................. 6
B. Standar Fasilitas ......................................................................................... 7
1. Fasilitas Ruangan ................................................................................. 7
2. Peralatan .................................................................................................. 8
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ............................................................. 10
A. Pendaftaran Pasien ................................................................................... 10
B. Jenis Pemeriksaan Yang Bisa Dilayani .............................................. 10
1. Pemeriksaan Radiologi ...................................................................... 10
2. Pemeriksaan USG ............................................................................... 12
3. Pemeriksaan CT-SCAN...................................................................... 13
C. Inform Concent .......................................................................................... 14
D. Pelaksanaan pemeriksaan...................................................................... 14
BAB V LOGISTIK ................................................................................................... 22
A. Jenis Kebutuhan Barang Radiologi : .................................................. 22
B. Pengelolaan Kebutuhan Barang Radiologi. ..................................... 22

ii
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ...................................................................... 24
A. Pengertian .................................................................................................... 24
B. Tujuan ........................................................................................................... 24
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien ........................................................ 24
BAB VII KESELAMATAN KERJA ...................................................................... 26
A. Pengertian .................................................................................................... 26
B. Tujuan ........................................................................................................... 26
C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja. ................................................................ 26
D. Upaya Pencegahan .................................................................................... 27
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU .................................................................... 28
A. Pengertian .................................................................................................... 28
B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Radiologi ............. 28
C. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Radiologi ............. 33
BAB X PENUTUP ................................................................................................... 36
A. Kesimpulan.................................................................................................. 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh


suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan


yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan
sesuai dengan tingkat kepuasan rata – rata penduduk, serta yang
penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.

Pelayanan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit seta pemulihan
kesehatan.

Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil


pemeriksaan radiologi digunakan untuk penetapan diagnosis,
pemberian pengobatan dan pemantauan hasil pengobatan. Oleh karena
itu, hasil pemeriksaan radiologi harus terjamin mutunya.

Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan radiologi, mutlak


perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (Quality Assurance),
yang mencakup berbagai komponen kegiatan. Salah satu komponen
kegiatan adalah “Praktek Pelayanan Radiologi Yang Benar “.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Instalasi Radiologi perlu


dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak
dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke pasien pada
umumnya dan pasien radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Soeselo Slawi Kabupten Tegal.

B. Tujuan Pedoman

1. Tujuan Umum

Terselenggaranya pelayanan radiologi diagnostik di RSUD dr.


Soeselo Slawi Kabupaten Tegal yang mengacu pada standar

1
pelayanan Rumah Sakit dan standar pelayanan medis yang
dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan RI.

2. Tujuan Khusus

a. Tercapainya pelayanan radiologi diagnostik yang optimal

b. Terselenggaranya pelayanan radiologi diagnostik oleh SDM

c. yang memiliki kompetensi standar

d. Tercapainya kepuasan pelanggan > 80 %

e. Akreditasi pelayanan radiologi

C. Ruang Lingkup

Pedoman pelayanan radiologi meliputi tentang falsafah dan tujuan


radiologi, administrasi dan pengorganisasian, distribusi ketenagaan,
Logistik dan peralatan, pengembangan SDM, Kebijakan dan Prosedur
serta Evaluasi dan Mutu.

Di dalam falsafah dan tujuan juga termasuk visi misi instalasi


radiologi. Untuk uraian tugas dan wewenang diuraikan dalam
administrasi dan pengorganisasian.

Jumlah alat yang dimiliki instalasi radiologi diuraikan dalam


logistik dan peralatan secara detail.

D. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
energy pengion dan bentuk energi lainya (non pengion) dalam
bidang diagnostik imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion
lain dihasilkan oleh generator dan bahan radioaktif seperti sinar
rontgen (sinar-x), sinar gamma, pancaran partikel pengion (electron,
neutron, positron, dan proton) serta bukan energy pengion (non
pengion) seperti antara lain gelombang ultrasonic, gelombang infra
red, gelombang magnetic, gelombang mikro dan radio frekuensi.

2. Radiodiagnostik Imejing adalah cabang dari ilmu radiologi dalam


bidang diagnostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan
energi radiasi pengion maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh
generator dan bahan radio aktif yang menghasilkan citra (image)
dari morfologi tubuh manusia dan faal tubuh manusia untuk
diagnosis medis yang menggunakan sinar rontegn (sinar-x), infra
merah, kedokteran nuklir, ultasonik, magnetis dan emisi positron.

2
3. Pesawat sinar-x adalah pesawat atau alat yang memancarkan sinar
rontgen (sinar-x) yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi.
4. Ultrasonografi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia
yang menggunakan prinsip gelombang suara dengan frekuensi 1 –
10 juta Hz.
5. CT-Scan adalah alat pencitraan dengan sumber sinar-x yang
memutari organ, dan hasilnya berupa gambar berbentuk potongan-
potongan dan diproses secara komputer.
6. Pemeriksaan Radiologi Dasar adalah pemeriksaan foto rontgen
tanpa media kontras.
7. Pemeriksaan Radiologi Sedang adalah pemeriksaan foto rontgen
dengan media kontras dan pemeriksaan CT-Scan tanpa media
kontras selain CT-Scan kepala biasa.
8. Pemeriksaan Canggih adalah pemeriksaan radiologi CT-Scan yang
menggunakan media kontras.
9. Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan
yang menggunakan pesawat sinar-x.
10. Media kontras adalah bahan ionik dan non ionik yang digunakan
dalam pemeriksaan radiologi tingkat sedang.
11. Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang sekali
habis pemakaiannya untuk pelayanan pasien.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 TENTANG KESEHATAN

2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5072);

3. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 410/MENKES / SK / III /


2010 atas Perubahan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1012
tentang Standar Pelayanan Radiodiagnostik di Sarana Pelayanan
Medik;

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

TENAGA
NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI
YANG ADA

1. Ka. Instalasi Radiologi Dr. Sp. Rad 1


2. Dokter Umum Pelaksana Dokter Umum 1
3. Ka Ruang Radiologi D 3 Radiologi 1
4. Penanggung jawab Radiodiagnostik D 3 Radiologi 1
5. Penanggung jawab CT Scan D 3 Radiologi 1
6. Penanggung jawab USG D 3 Radiologi 1
7. Penanggung jawab logistik D 3 Radiologi 1
8. Penanggung jawab Proteksi Radiasi D 3 Radiologi 1
9. Pelaksana Radiografer D3/D4 adiologi 8
10 Petugas Kamar Gelap SLTP/SLTA 2
11 Penanggung jawab Administrasi SLTA 1

B. Distribusi Ketenagaan

Dinas Pagi : 6 - 9 orang


- Dokter Sp Radiologi : 1 orang
- Dokter Umum : 1 orang
- Radiografer : 3 - 5 orang
- Petugas Kamar Gelap : 0 - 1 orang
- Petugas Administrasi : 1 orang
- Jam kerja : Pukul 07.00 WIB s.d 14.00 WIB
Dinas Sore : 2 orang
- Radiografer : 1 orang
- Petugas Kamar Gelap : 1 orang
- Jam Kerja : Pukul 14.00 WIB s.d 21.00 WIB
Dinas Malam : 1-2 orang
- Radiografer : 1 orang
- Petugas Kamar Gelap : 0 - 1 orang
- Jam Kerja : Pukul 21.00 WIB s.d 07.00 WIB
Libur / Lepas Jaga : 1 – 2 orang
- Radiografer : 1 - 2 orang
- Petugas Kamar Gelap : 0 - 1 orang

4
C. Pengaturan Jaga

Pengaturan Jaga Radiografer sebagai berikut :


1. Pengaturan jaga dinas Radiografer dibuat oleh Kepala Ruang dan
disetujui / ditandatangani oleh Kepala Instalasi Radiologi
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu 1 bulan, pada saat akhir
bulan yang sedang berjalan.
3. Untuk tenaga Radiografer yang memiliki keperluan penting pada
hari tertentu, dapat mengajukan permintaan cuti / ijin kepada
Kepala Ruang dan diketahui oleh Kepala Instalasi sehingga
pengaturan jadwal jaga dapat diatur sesuai dengan ketenagaan
yang ada.
4. Jadwal dinas dibagi 3 shift : dinas pagi, dinas sore dan dinas
malam.
Apabila Radiografer yang dinas berhalangan / tidak dapat masuk
kerja sesuai jadwal, maka petugas tersebut harus mengajukan ijin
kepada Kepala Ruang dan Kepala Instalasi serta mencari pengganti
tenaga radiografer untuk menggantikan jadwal dinasnya.

D. Daftar Nama Petugas Radiologi

No Nama Pendidikan Kedudukan

1. dr. Hari Ananingsih. Dr. Sp. Rad Ka Inst.Radiologi


2. dr. Endah Pancawati Dokter Umum Dokter pelaksana
3. Suherinomo, AMR D 3 Radiologi Ka Ruang
4. Teguh Gunawan, SST D 4 Radiologi PPR, PJ. CT Scan
5. M. Rifai Amin, AMR D 3 Radiologi PJ.Radiodiagnostik
6. Siti Aminatun, AMR D 3 Radiologi PJ. U S G
7. Indah Muliawanti, AMR D 3 Radiologi PJ. Logistik
8. Deny Setiaji, AMR D 3 Radiologi PJ. Kamar gelap
9. Prima Selvia Megawati, SST D 4 Radiologi Petugas pelaksana
10 Sektian Bayu Aji, AMR D 3 Radiologi Petugas pelaksana
11 Kuseno SLTA Petugas kamar gelap
12 Eko Trenggono SLTP Petugas kamar gelap
13 Muh Abdulah SLTA Administrasi

5
BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN

A. Denah Ruang Radiologi

18
2
9
1

3
10

4 11

5
13 14

6 12

7
15

8 17

16

18

Gambar 1. Denah ruang Radiologi RSUD dr Soeselo Slawi Kab. Tegal

6
Keterangan Gambar 1 (Denah ruang radiologi) :
1. R. Administrasi Pendaftaran 10. R. Gudang
2. R. Dokter Spesialis Radiologi 11. R. Pemeriksaan I
3. R. Panoramic 12. R. Pemeriksaan II
4. R. USG 13. R. Kontrol Table Pemeriksan
5. R. Tunggu Pasien 14. R. Kamar Gelap
6. R. Jaga Radiografer 15. R. Pantry
7. R. Kepala Instalasi Radiologi 16. R. CT-Scan
8. R. Pemeriksaan III 17. R. Kontrol Pemeriksaan CT
9. R. Arsip 18. R. WC/ KM

Ruang dan peralatan turut menentukan terselenggaranya kegiatan


pelayanan radiologi yang aman, efektif, efesien dan manusiawi sesuai
dengan kebutuhan dan peraturan yang berlaku, serta untuk
kenyamanan dan ketertiban dalam melaksanakan tugas. Letak Instalasi
radiologi RSU Dr.Soeselo Slawi, harus ditata sedemikian rupa sehingga
mampu melayani pasien rawat jalan, rawat inap, IGD, ICU maupun
pasien rujukan dari luar rumah sakit.

B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas Ruangan
Persyaratan ruang pemeriksaan menurut BAPETEN adalah sebagai
berikut :
a. Luas ruangan minimal P : 3 m x L : 4 m x t :2,8 m dengan
tinggi jendela minimal 2 m dari lantai sebelah luar.
b. Tebal dinding 15 cm beton atau bata 25 cm plesteran atau
setara dengan 2 mm Pb.
c. Pintu diberi penahan radiasi Pb 2 mm.
d. Paparan radiasi yang diperkenankan pada daerah yang dihuni
mayarakat sekitar tidak lebih dari 0,25 mSv/jam.
e. Mempunyai fasilitas tanda bahaya radiasi berupa lampu merah
sebagai tanda pesawat sedang dioperasikan.
Sedang ruang-ruang di Instalasi Radiologi RSU Dr.Soeselo Slawi
adalah sebagai berikut :
a. Ruang pemeriksaan
1) Satu ( 1) ruang pemeriksaan dengan luas 7 m x 5 m, untuk:
a) Pemeriksaan ekstremitas.
b) Pemeriksaan pelvis.

7
c) Pemeriksaan thorax.
d) Vertebra
e) IVP, dll
2) Satu (1) ruang pemeriksaan dengan luas 7 x 5 m :
a) Pemeriksaan ekstremitas.
b) Pemeriksaan pelvis.
c) Pemeriksaan thorax.
d) Vertebra
e) IVP, dll
3) Satu (1) ruang CT Scan 7m x 5,5 m untuk :
Pemeriksaan Ct-Scan kontras dan tanpa kontras.
4) Satu (1) ruang pemeriksaan Panoramik dengan Luas 3,9 m x
3,6 m untuk Pemeriksaan Panoramik dan Chepalometri.
5) Ruang Pelengkap
a) Ruang kepala instalasi radiologi
b) Ruang radiografer
c) Kamar gelap berisi almari film dan processor film.
d) Ruang baca foto, dilengkapi komputer dan x-ray viewer.
e) Kamar mandi/WC
2. Peralatan
a. Persyaratan Peralatan dan perijinan.
b. Semua peralatan harus mempunyai ijin dari BAPETEN
c. Radiasi bocor tidak lebih dari 100 mR/jam pada jarak 1 m dari
fokus.
d. Dilengkapi pengatur diafragma dan lampu kolimator.
e. Kalibrasi dan pemeliharaan secara berkala.
f. Jenis Peralatan
1) Unit Utama
a) X-ray stationary 640 mA = 1 unit
b) X-ray stationary 500 mA = 1 unit
c) X-Ray mobile 200 mA = 1 unit
d) CT Scan Multi Slice = 1 unit
e) Panoramic = 1 unit
f) Ultrasonografi = 1 unit
2) Peralatan pendukung
a) Film procesor = 1 unit
b) Kaset dan Grid = 10 bh semua ukuran
c) Suction pump = 1 unit

8
d) Oksigen = 2 unit
e) Tensimeter = 2 unit
f) Standar infus = 2 unit
g) Obat-obatan emergency = 2 set
h) Apron = 5 buah
i) Thyroid Shield = 2 buah
j) Gonad shield = 2 buah
k) Kaca mata Pb = 2 buah
l) Sarung tangan PB = 1 buah
m) Survey meter = 1 buah
n) TLD = 30 buah

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran Pasien
Pasien yang datang sebelum dilakukan pemeriksaan harus
didaftar terlebih dahulu. Pelaksana pendaftaran pasien adalah petugas
administrasi dan atau radiografer. Syarat untuk pendaftaaran adalah:
1. Pasien rawat jalan/rujukan membawa lembar pendaftaran dan
lembar surat permintaan yang sudah diisi dan ditanda tangani
dokter pengirim
2. Pasien rawat inap dan IGD membawa lembar surat permintaan
pemeriksaan yang sudah diisi dan ditanda tangani dokter pengirim.
Pendaftaran pasien dicatat di buku register pasien radiologi dan
ditransaksi dikomputer dengan program SIM Rumah Sakit , Yang
dicatat didalam register meliputi :

1. Nomor catatan medis

2. Nama pasien

3. Alamat pasien

4. Tanggal lahir pasien

5. Asal ruangan

6. Jenis pemeriksaan

7. Jenis asuransi

8. Nama dokter pengirim

9. Ukuran film yang digunakan.

Pasien yang mendaftar ke radiologi bisa menggunakan lembar


permintaan dari dokter internal maupun external RSUD Dr. Soeselo
Slawi Kabupaten Tegal.

B. Jenis Pemeriksaan Yang Bisa Dilayani

1. Pemeriksaan Radiologi
a. Pemeriksaan Sedang A
Rontgen - Manus
Rontgen - Wrist Joint
Rontgen - Antebrachi

10
Rontgen - Elbow Joint
Rontgen - Humerus
Rontgen - Clavicula
Rontgen - Pedis
Rontgen - Ankle Joint
Rontgen - Calcaneus
Rontgen - Digiti
Rontgen - Thorax Anak
Rontgen – Nassal

b. Pemeriksaan Sedang B
Rontgen - Shoulder Joint
Rontgen - Scapula
Rontgen - Cruris
Rontgen - Genu
Rontgen - Femur
Rontgen - Hip Joint
Rontgen - Pelvis
Rontgen - Abd 1 posisi
Rontgen - Thx Dewasa
Rontgen - Mandibula
Rontgen – Dental

c. Pemeriksaan Sedang C
Rontgen - Thorax 2 posisi
Rontgen - Abdomen 2 posisi
Rontgen - Vert. Cervical 2 posisi
Rontgen - Vert. Thoracal 2 posisi
Rontgen - Vert. Lumbal 2 posisi
Rontgen - Cranium 2 posisi
Rontgen - Ratio Adenoid
Rontgen - Waters
Rontgen - Schuller
Rontgen - Townes
Rontgen - Caldwell
Rontgen - Orbita/Rheese
Rontgen - Eisler 1 posisi
Rontgen - Panoramic

11
Rontgen - TMJ
Rontgen - Cephalometri
d. Pemeriksaan Sedang D
Rontgen - Abdomen 3 posisi

Rontgen - Vert. Thoraco-Lumbal


Rontgen - Vert. Cervical 4 posisi
Rontgen - SPN Waters + Caldwell
Rontgen - Cranium 3 posisi
Rontgen - Eisler kanan + kiri
Rontgen - Appendicogram

e. Pemerikasaan Khusus

Bone Survey
Rontgen - BNO_IVP
Rontgen - Fistulografi
Rontgen - HSG
Rontgen - OMD
Rontgen - Colon In Loop
Rontgen - Urethrogram

2. Pemeriksaan USG

a. Pemeriksaan sederhana

USG - Obsgyn Biasa


b. Pemeriksaan Sedang

USG - Hepar
USG – Abdomen Atas
USG - Ginjal
USG - Tranvaginal
USG - Prostat
USG – Abdomen bawah
USG - Whole

c. Pemeriksaa USG Khusus

USG - dopller
USG – thyroid

12
USG - mamae

3. Pemeriksaan CT-SCAN

a. Pemeriksaan CT-SCAN Sederhana

1) Kelompok I tanpa kontras

CT-Scan Kepala
CT-Scan SPN
CT-Scan Orbita
CT-Scan Nasofaring
CT-Scan Thorax
CT-Scan Ekstremitas
CT- Mandibulla
CT- Thyroid
CT- Mastoid

2) Kelompok II Tanpa Kontras

CT-Scan Abdomen Atas / Bawah


CT-Scan Pelvis
CT-Scan Cervical
CT-Scan Thoracal
CT-Scan Lumbal

3) Kelompok III tanpa Kontras

CT-Scan whole Abdomen


CT-Scan Whole body

b. Pemeriksaan CT-SCAN Sedang

1) Kelompok I dengan kontras

CT-Scan Kepala
CT-Scan SPN
CT-Scan Orbita
CT-Scan Nasofaring
CT-Scan Thorax
CT-Scan Ekstremitas
CT- Mandibulla

13
CT- Thyroid
CT- Mastoid

2) Kelompok II dengan Kontras

CT-Scan Abdomen Atas / Bawah


CT-Scan Pelvis
CT-Scan Cervical
CT-Scan Thoracal
CT-Scan Lumbal

c. Pemeriksaan CT-SCAN Khusus

CT-Scan whole Abdomen + kontras


CT-Scan Whole body+ kontras

C. Inform Concent
Pemeriksaan radiologi yang memerlukan inform concent adalah :
1. Pemeriksaan yang menggunakan bahan media kontras intra vena.
2. Pemeriksaan yang menggunakan bahan media kontras per-organ.
Inform concent dilakukan sebelum pemeriksaan dan dilakukan
oleh dokter spesialis radiologi.
D. Pelaksanaan pemeriksaan
1. Pemeriksaan Tanpa Kontras
a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,
meliputi :
1) Identitas pasien :Nama pasien, tanggal lahir, Nomor CM.
2) Jenis permintaan pemeriksaan
3) Diagnosa penyakit pasien.
4) Jenis penjamin.
5) Pindahkan berkas ke sebelah kanan ID printer film.
6) Ambil kaset sesuai ukuran di bok transfer kaset.
7) Bawa dan masuk ke ruang periksa yang tidak digunakan
oleh petugas lain.
8) Siapkan alat sinar-x dan marker R/L.
9) Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak
dan nama serta alamatnya diruang tunggu.
10) Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.

14
11) Lakukan identifikasi pasien meliputi nama, tanggal lahir
dan no CM.

12) Jelaskan mengenai prosedur pemeriksaan kepada pasien


dengan jelas.
Contoh: pemeriksaan thorax foto

“Permisi pak , karena bapak akan di foto di daerah dada


maka agar gambarnya jelas, mohon baju bagian atas
dilepas di dalam ruang ganti, Monggo silahkan (sambil
menunjuk ruang ganti)”

“Permisi bu, Ibu mau difoto bagian dada. Agar gambarnya


jelas, mohon baju atas diganti dengan baju ganti yang
kami sediakan diruang ganti, Silahkan. (sambil menunjuk
ruang ganti)”

13) Sambil menunggu pasien bersiap-siap nyalakan lampu


merah dan Siapkan faktor ekspose.
14) Atur posisi pasien, batas-batas film. Lalu Informasikan
tentang aba-aba: tarik napas dan tahan napas pada
pasien.
15) Ekspose saat pasien diam.
16) Persilahkan pasien ganti/pakai baju kembali.
17) Persilahkan pasien menunggu di ruang tunggu.
18) Bila pasien rawat inap, setelah foto di cek informasikan
agar kembali ke ruang dulu dan hasilnya ditinggal
dahulu untuk dibacakan dr sepesialis Radiologi. Bila
pasien rawat jalan hasil bisa ditunggu dan dibawa
pulang .
19) Matikan lampu merah dan Ambil kaset yang sudah
diekpose, untuk di beri ID pasien menggunakan ID
printer.
20) Proses film dg automatic processor film.
21) Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop
fotonya masing- masing lalu ditaruh meja Radiolog sesuai
urutannya untuk diekspertise.
22) Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta
tanda tangan dilengkapi nama terang dikartu
pengambilan/buku ekspedisi hasil.

15
2. Pemeriksaan Dengan Kontras Intravena.
a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,
meliputi :
1) Identitas pasien :Nama pasien, tanggal lahir, Nomor CM.
2) Jenis permintaan pemeriksaan
3) Diagnosa penyakit pasien.
4) Jenis penjamin.
b. Pindahkan berkas ke sebelah kanan ID printer film.
c. Ambil kaset sesuai ukuran di bok transfer kaset.
d. Bawa dan masuk ke ruang periksa yang tidak digunakan oleh
petugas lain.
e. Siapkan alat sinar-x dan marker R/L.
f. Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak
dan nama serta alamatnya.
g. Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.
h. Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan no CM.
i. Jelaskan prosedur pemeriksaan tentang radiologi dengan
jelas.
j. Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta kencing
dahulu dan ganti pakaian.
k. Perawat radiologi melaksanakan tindakan tensimeter dan
timbang berat badan.
l. Nyalakan lampu merah
m. Lakukan foto polos/foto persiapan.
n. Proses film dg automatic processor film.
o Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
p. Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka
siapkan bahan media kontras.
q. Lakukan inform concent oleh radiografer
r. Lakukan test alergi media kontras oleh perawat radiologi
t. Bila tidak ada reaksi alergi setelah 5 menit, masukkan
seluruh media kontras.
u. Lakukan foto-foto post injeksi media kontras sambil
dikonsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
v. Bila sudah selesai sarankan pasien minum air putih dan
informasikan ke pasien agar melapor ke petugas kesehatan

16
terdekat (pasien rawat jalan) atau ke perawat ruang (pasien
rawat inap), bila da reaksi alergi.
w. Lakukan pengolahan film
x. Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya
masing- masing lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya
untuk diekspertise.
r. Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta
tanda tangan dilengkapi nama terang dikartu
pengambilan/buku ekspedisi hasil.
3. Pemeriksaan Dengan Kontras per-Organ.
a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,
meliputi :
1) Identitas pasien :Nama pasien, tanggal lahir, Nomor CM.
2) Jenis permintaan pemeriksaan
3) Diagnosa penyakit pasien.
4) Jenis penjamin.
b. Pindahkan berkas ke sebelah kanan ID printer film.
c. Ambil kaset sesuai ukuran di bok transfer kaset.
d. Bawa dan masuk ke ruang periksa yang tidak digunakan oleh
petugas lain.
e. Siapkan alat sinar-x dan marker R/L.
f. Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak
dan nama serta alamatnya.
g. Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.
h. Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan no CM.
i. Jelaskan prosedur pemeriksaan tentang radiologi
secukupnya.
j. Tanyakan kembali persiapan pasien, bila perlu minta kencing
dahulu dan ganti pakaian.
j. Nyalakan lampu merah
k. Lakukan foto polos/foto persiapan.
l. Proses film dg automatic processor film.
m Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
n. Bila dokter spesialis radiologi menginstruksikan lanjut, maka
siapkan bahan media kontras.
o. Lakukan inform concent oleh radiografer
p Masukkan seluruh media kontras.

17
q. Lakukan foto-foto post media kontras sambil dikonsultasikan
dengan dokter spesialis radiologi.
r. Persilahkan pasien menunggu hasil pemeriksaan (rawat
jalan), kembali ke ruang perawatan (pasien rawat inap).
s. Lakukan pengolahan film
t. Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya
masing- masing lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya
untuk diekspertise.
u. Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta
tanda tangan dilengkapi nama terang dikartu
pengambilan/buku ekspedisi hasil.

4. Pemeriksaan CT-Scan Tanpa Kontras


a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,
meliput:
1) Identitas pasien :Nama pasien, tanggal lahir, Nomor CM.
2) Jenis permintaan pemeriksaan
3) Diagnosa penyakit pasien.
4) Jenis penjamin.
b. Lakukan input data pasien ke komputer CT-Scan
c. Pilih protokol pemeriksaan CT-Scan yang sesuai permintaan.
d. Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak
dan nama serta alamatnya.
e. Persilahkan masuk pasien dan tutup pintu ruangan.
f. Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan no CM.
g. Lakukan scaning
h. Lakukan pengolahan film
i. Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya
masing- masing lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya
untuk diekspertise.
j. Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta
tanda tangan dilengkapi nama terang dikartu
pengambilan/buku ekspedisi hasil.

5. Pemeriksaan CT-Scan Dengan Media Kontras


a. Petugas membaca lembar permintaan pemeriksaan,
meliputi :
1) Identitas pasien : Nama pasien, tanggal lahir, Nomor CM.
2) Jenis permintaan pemeriksaan

18
3) Diagnosa penyakit pasien.
4) Jenis penjamin.
b. Lakukan input data pasien ke komputer CT-Scan
c. Pilih protokol pemeriksaan CT-Scan yang sesuai permintaan.
d. Panggil pasien dengan menyebut Bp/Ibu/Mbak/Mas/Anak
dan nama serta alamatnya.
e. Persilahkan masuk dan tutup pintu ruangan.
f. Lakukan identifikasi meliputi nama, tanggal lahir dan no CM
g. Jelaskan prosedur pemeriksaan secukupnya.
h. Tanyakan kembali persiapan pasien dan silahkan ganti
pakaian.
i. Lakukan pengukuran tensimeter dan tes alergi media kontras
j. Lakukan inform concent
j. Lakukan scaning pre-injeksi media kontras.
k. Konsultasikan dengan dokter spesialis radiologi.
l. Masukkan media kontras
m. Lakukan scaning post injeksi media kontras.
n. Persilahkan pasien menunggu hasil pemeriksaan dan
sarankan pasien minum air putih dan informasikan ke
pasien agar melapor ke petugas kesehatan terdekat (pasien
rawat jalan) atau ke perawat ruang (pasien rawat inap), bila
da reaksi alergi.
o. Lakukan pengolahan film
p. Bila radiograf sudah jadi, cocokkan dengan amplop fotonya
masing- masing lalu ditaruh meja Radiolog sesuai urutannya
untuk diekspertise.
q. Bila sudah diekspertise, berikan pada pasien dan diminta
tanda tangan dilengkapi nama terang dibuku ekspedisi hasil.
6. Pengolahan Film
Pengolahan film diInstalasi radiologi RSU Dr. Soeselo Slawi,
dengan cara:
a. Pengolahan Film konvensional dengan mesin automatic
processor, yang berisi cairan Developer dan Fixer.
b. Pengolahan Film manual tanpa mesin automatic processor.
7. Pemberian Expertise
Pemberian ekspertise dilakukan oleh dokter spesialis
radiologi dengan standar sebagai berikut:
a. Di dalam jam kerja (07.00 – 14.00 WIB).

19
Pemberian ekspertise di dalam jam kerja diberikan di ruang
radiologi.
b. Di luar jam kerja (14.00 – 07.00 WIB).
Pemberian ekspertise diluar jam kerja hanya untuk
pemeriksaan Cito. Fasilitas dan biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab rumah sakit.
Prosedurnya adalah :
1) Ruangan tempat pasien dirawat menghubungi petugas
radiologi.
2) Petugas radiologi menghubungi dokter spesialis radiologi
tentang konsultasi /klarifikasi adanya ekspertise cito, jika
tidak bisa datang maka foto yang diantar ke dokter atau
melalui teknologi BBM atau email dll.
3) Bila harus diantar/dijemput, Petugas menghubungi sopir
rumah sakit.
a. Lamanya waktu tunggu expertise sebagai berikut :
1) Pasien U S G : 24 jam
2) Pasien CT Scan dengan kontras : 72 jam
3) Pasien CT Scan tanpa kontras : 24 jam
4) Pasien thorax : 3 jam
5) Pasien selain thorax tanpa kontras
Rawat jalan : 6 jam
6) Pasien selain thorax tanpa kontras
Rawat Inap : 12 jam

8. Penyerahan Hasil Pemeriksaan.


a. Pasien Rawat Jalan dan Rujukan.
Hasil pemeriksaan radiologi diberikan dengan prosedur
sebagai berikut:
1) Petugas radiologi memanggil nama dan alamat pasien.
2) Pasien atau keluaraga memberikan paraf di kartu
pengambilan hasil dan menulis nama terang.
3) Petugas radiologi mencocokkan identitas pasien dengan
slip pendaftaran pasien.
4) Petugas radiologi memberikan hasil pemeriksaan kepada
pasien atau keluarga.

20
5) Petugas radiologi mempersilahkan pasien dan keluarga
kembali ke dokter pengirim dan mengucapkan
terimakasih.

b. Pasien Rawat Inap


Hasil pemeriksaan radiologi untuk pasien rawat inap
tidak diberikan saat selesai tindakan, karena menunggu
ekspertise dokter spesialis radiologi kalau pagi hari ,
ekspertise dilakukan setelah rawat jalan selesai. Hasil
pemeriksaan diberikan dengan prosedur sebagai berikut :
1) Petugas ruangan datang ke radiologi.
2) Petugas radiologi menyiapkan hasil pemeriksaan yang
akan diambil.
3) Petugas ruangan mencatat identitas (no.CM, nama pasien
dan tanggal lahir) di buku ekspedisi hasil pemeriksaan
sesuai ruangan masing-masing.
4) Petugas rungan memberikan paraf dan nama terang di
kartu hasil pemeriksaan.
5) Petugas radiologi mencocokkan identitas yang ditulis
petugas ruangan.
6) Petugas radiologi memberikan hasil pemeriksaan ke
petugas ruangan dan mengucapkan terimakasih.

21
BAB V
LOGISTIK

A. Jenis Kebutuhan Barang Radiologi :


1. Kebutuhan rutin
Kebutuhan rutin adalah sejumlah barang habis pakai yang
digunakan untuk pelayanan pasien terdiri atas :film, cetakan, alat
tulis kantor (ATK), tisue USG dan barang rumah tangga lain.
2. Kebutuhan tidak rutin.
Kebutuhan tidak rutin adalah sejumlah barang selain barang
rutin, misalnya: peralatan, mebelair, elektronik, linen dan lainya.

B. Pengelolaan Kebutuhan Barang Radiologi.


1. Perencanaan
Petugas radiologi menghitung jumlah kebutuhan barang setiap
tahun.Rencana kebutuhan diajukan ke rumah sakit melalui
Bidang Penunjang.Cara menghitungnya adalah dengan berdasar
data kunjungan pasien atau data tahun sebelumnya lalu ditambah
20%.
Untuk pemenuhannya, dibelanjakan rumah sakit setiap
bulan.Maka petugas radiologi menyusun rencana kebutuhannya
dibuat setiap bulan di minggu ketiga.
Barang habis pakai pengadaannya melalui instalasi farmasi,
sedangkan barang cetakan pengadaanya melalui rumah tangga.

2. Alur permintaan

Unit Layanan
Instalasi radiologi Bidang Penunjang
Pengadaan

Gudang farmasi
Rutin

22
Gudang Barang
Tidak Rutin

3. Penyimpanan
Barang diambil setiap bulan, dan penyimpanan dilakukan ruang
radiologi. Kecuali obat-obatan dan media kontras disimpan di
apotik .

4. Penggunaan
Penggunaan barang yang ada batas kadaluwarsanya harus
diperhatikan benar-benar.Barang yang batas kadaluwarsanya
pendek digunakan terlebih dahulu.Penggunaan obat kontras
dilakukan dengan peresepan setiap ada pemeriksaan.

5. Pencatatan dan pelaporan.


Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap bulan bersamaan
dengan laporan kegiatan bulanan radiologi.

23
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien yang aman dan nyaman. Sistem tersebut
meliputi :
1. Assesmen risiko dan pengelolaannya
2. Identifikasi
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Belajar dan menindaklanjuti insiden
5. Solusi dan Implementasi serta meminimalkan insiden.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.

2. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.

3. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi lagi


kejadian tidak diharapkan (KTD).

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien


Kegiatan keselamatan pasien di RSU Dr Soeselo Slawi Kabupaten
Tegal dilakukan melalui monitoring indikator mutu tiap unit kerja
terutama yang berhubungan dengan keselamatan pasien, tindakan
preventif, pengendalian proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif
dan audit mutu internal.

1. Monitoring Indikator Mutu Pelayanan

Merupakan kegiatan asesmen resiko. Secara rinci indikator mutu


pelayanan rumah sakit dan unit kerja dijelaskan pada pedoman
mutu pelayanan rumah sakit dan unit kerja. Bila terjadi
penyimpangan atau terjadi kejadian tidak diinginkan kepala
instalasi melaporkan pada komite mutu dan keselamatan pasien.

2. Tindakan Preventif

24
Merupakan sistem yang diharapkan bisa mencegah terjadinya
kejadian - kejadian tidak diharap akibat kesalahan melaksanakan
suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui :
a. pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang
memenuhi standar K3
b. Pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali.
c. morning report
d. evaluasi prosedur secara berkala dan terus menerus.
e. audit internal.

3. Pengendalian proses/produk tidak sesuai.


Merupakan tindakan identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien. Identifikasinya melalui :

a. audit mutu internal


b. audit mutu ekstrenal
c. temuan oleh menejemen.
d. Laporan pelanggan
Laporan identifikasi ditindaklanjuti dengan rapat tertutup
Direksi dan kepala bidang, Ketua komite dan unit terkait untuk
menemukan akar masalahnya dan jalan keluarnya yang terbaik.
Kemudian seorang kepala bidang melakukan perbaikan melalui
tindakan korektif.

4. Tindakan Korektif
Merupakan tindakan pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serat
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
resiko.Tindakan korektif merupakan tindak lanjut dari rapat
tertutup setelah ada inspeksi dan verifikasi.

5. Audit mutu internal

Dilakukan secara berkala dan terus menerus tiap 6 bulan.


Sedang audit eksternal dilakukan setiap 1 tahun. Hal ini dilakukan
untuk menilai proses dan sasaran mutu termasuk keselamatan
pasien di dalamnya.

25
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian

Merupakan upaya tindakan untuk keselamatan pasien, peralatan,


lingkungan kerja dan masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan
yang benar.Ini merupakan tugas semua orang yang berada di rumah
sakit termasuk instalasi radiologi. Sehingga dengan kata lain
keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga dan
orang lain yang berada di rumah sakit. Keselamatan kerja merupakan
sarana untuk mencegah kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian
materi dan non materi.

B. Tujuan
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah dan mengendalikan paparan radiasi.
3. Mencegah dan mengendalikan penyebaran dan timbulnya penyakit
akibat kerja.
4. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
5. Menerapkan ergonomi di tempat kerja.
6. Membuat peralatan kerja lebih terpelihara.

C. Klasifikasi Kecelakaan Kerja.


1. Menurut jenis kecelakaan
a. Terpapar radiasi
b. Terjatuh
c. Tersandung
d. Terbentur
e. Terserum listrik.
2. Menurut agen penyebab
a. alat radiasi seperti tersetrum listrik dan terpapar radiasi.
b. Penyebab lingkungan seperti pencahayaan kurang, kepanasan.
3. Menurut jenis luka dan cideranya

26
a. Akibat terkena radiasi jadi hitam dll
b. Akibat terkena arus listrik jadi melepuh
c. Akibat terbentur jadi tergores, patah tulang, kesleo, terkilir ,
nyeri.
4. Menurut lokasi bagian tubuh
a. kepala, leher, kaki dll
b. luka umum dsb

D. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja instalasi radiologi adalah :
1. Desain Ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan
memenuhi standar proteksi radiasi.Di pasang lampu merah
petunjuk radiasi di setiap pintu ruang yang di dalamnya ada alat
sinar-x.
2. Peralatan dipasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik.
Dan dilengkapi dengan cara menggunakan alat tersebut.
3. Untuk SDM diberikan petunjuk teknis dan SPO. Juga saling
komunikasi antar pekerja.
4. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap
tahun. Juga dilakukan pengelolaan haria, mingguan, bulanan dan
tahunan.
5. Pengawasan terhadap semua petugas dan SDM yang ada selalu
diikutkan dalam pelatihan dan worshop yang mendukung
pekerjaan.

27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Mutu pelayanan instalasi radiologi harus memiliki standar mutu
yang jelas, artinya setiap pelayanan radiologi harus mempunyai
indikator dan standar.Dengan demikian pelanggan dapat membedakan
pelayanan yang baik dan tidak melalui indikator dan standarnya.

B. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Radiologi


Mutu terkait pada 3 hal, input, proses dan output. Sehingga
pengukurannya dapat digunakan 3 variabel yaitu: indikator mutu
input, proses dan output , Pengukurannya sebagai berikut:

1. Indikator input
Merupakan segala sumber daya yang diperlukan untuk
melakukan pelayanan pasien, meliputi : tenaga, fasilitas dan
peralatan. Penjelasan masing-masing indikatr adalah sebagai
berikut :

a. Kelengkapan Peralatan
Tujuannya adalah untuk menilai sampai sejauh mana
manajemen berhasil memenuhi kelengkapan minimal
peralatan medis pada masing-masing unit.
1) Cara mengukur :

Σ Bobot peralatan yang ada


Σ Bobot peralatan standar

2) Sumber data
Daftar inventaris rumah sakit
3) Waktu pengukuran pada akhir tahun
4) Petugas yang mengukur kepala ruang.
5) Pemilik indikator adalah bidang pelayanan.
6) Standar 80%

28
b. Kelayakan Peralatan
Tujuannya untuk memenuhi sampai sejauh mana manajemen
berhasil memenuhi kelayakan minimal peralatan medis
masing-masing unit.

1) Cara mengukur :

Σ Peralatan yang sudah terkalibrasi


X 100 %
Σ Peralatan yang wajib dikalibrasi

Σ Peralatan yang baik


X 100 %
Σ Peralatan yang ada

2) Sumber data
Daftar inventaris rumah sakit
3) Waktu pengukuran pada akhir tahun
4) Petugas yang mengukur kepala ruang.
5) Pemilik indikator adalah bidang pelayanan.
6) Standar 80%

c. Ketersediaan SDM
Tujuan untuk menilai sampai sejauh mana rumah sakit
berhasil memenuhi ketersediaan tenaga minimal untuk
pelayanan pasien.

1) Cara mengukur

Σ tenaga per-unit
X 100 %
Σ tenaga sesuai standar

2) Sumber data
Kepegawain
3) Waktu pengukuran pada akhir tahun

29
4) Petugas yang mengukur kepala ruang.
Pemilik indikator adalah Kepegawain
5) Standar 80%

d. Ketersediaan ruangan
Tujuan untuk menilai sampai sejauh mana rumah sakit
berhasil memenuhi ketersediaan ruangan dengan luas
minimal untuk pelayanan pasien.

1) Cara mengukur

Σ luas ruangan per unit


X 100 %
Σ luas ruangan standar

2) Sumber data
Inventaris rumah tangga
3) Waktu pengukuran pada akhir tahun
4) Petugas yang mengukur kepala ruang.
Pemilik indikator adalah Bagian rumah tangga
5) Standar 80%

2. Indikator Proses
Proses adalah interaksi profesiaonal antara pemberi pelayanan
dengan pasien.
a. Dilaksanakan audit mutu internal setahun 2 kali sesuai
dengan prosedur mutu audit internal.
b. Dilaksanakan survey akreditasi tiap 3 tahun sekali sesuai
dengan jadwal survei.
c. Dilaksnakan evaluasi kegiatan pelayanan radiologi tiap bulan.

3. Indikator Output
Hasil pelayanan kesehatan merupakan alat untuk menilai mutu
pelayanan.Sasaran mutu radiologi terdapat dalam manual mutu.
Indikator mutu radiologi tertuang dalam table

30
INDIKATOR MUTU
INSTALASI RADIOLOGI

Kriteria
No Indikator Jumlah
High High High Mampu
Risk Volume Cost Laksana
1 Pengulangan
foto
2 Belum
ekspertise
3 Hasil
terlambat

Indikator Kunci : 1. Pengulangan foto (nilai …)


2. Belum ekspertise (nilai ….)
3. Hasil terlambat (nilai …..)

PROFIL INDIKATOR MUTU


1. Pengulangan foto
Judul : Pengulangan foto rontgen yang disebabkan reject foto
sebagai akibat : faktor eksposi, faktor posisi, faktor
pasien, faktor processing, dan faktor lainnya.
Dimensi mutu : Efisiensi, Keselamatan
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah pengulangan foto rontgen.
Definisi : Pengulangan foto rontgen adalah diulangnya foto
operasional rontgen akibat kesalahan faktor eksposi, faktor posisi,
faktor pasien, faktor processing, dan faktor-faktor
lainnya
Frekwensi : Setiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah foto diulang selama 1 bulan
Denominator : Jumlah foto setiap bulan

31
Sumber data : Laporan bulanan Radiologi
Standar : 100%
Penanggung : Kepala Instalasi Radiologi
jawab
2. Belum ekspertise

Judul : Foto rontgen belum di-ekspertise oleh dokter spesialis


radiologi.
Dimensi mutu : Keselamatan
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah foto rontgen yang belum
terbaca oleh dokter spesialis radiologi.
Definisi : Belum ekspertise adalah diserahkannya foto rontgen
operasional tanpa disertai adanya pembacaan foto rontgen oleh
dokter spesialis radiologi.
Frekwensi : Setiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah foto belum di-ekspertise selama 1 bulan
Denominator : Jumlah foto setiap bulan
Sumber data : Laporan bulanan Radiologi
Standar : 100%
Penanggung : Kepala Instalasi Radiologi
jawab

3. Hasil terlambat

Judul : Foto rontgen terlambat dibaca oleh dokter spesialis


radiologi.
Dimensi mutu : Keselamatan
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah foto rontgen yang
terlambat dibaca oleh dokter spesialis radiologi.
Definisi : Hasil terlambat adalah foto rontgen terlambat dibaca
operasional oleh dokter spesialis radiologi, yang disebabkan foto
rontgen tersebut dipinjam basah dahulu dan
terlambat dikembalikan ke radiologi.

32
Frekwensi : Setiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah foto terlambat dibaca selama 1 bulan
Denominator : Jumlah foto terbaca setiap bulan
Sumber data : Laporan bulanan Radiologi
Standar : 100%
Penanggung : Kepala Instalasi Radiologi
jawab

C. Indikator Mutu Pelayanan dan Standar Mutu Radiologi

Kriteria
No Indikator High High High Mampu Jumlah
Risk Volume Cost Laksana
1 Pengulangan
foto
2 Belum
ekspertise
3 Hasil
terlambat

Indikator Kunci : 1. Pengulangan foto (nilai …)


2. Belum ekspertise (nilai ….)
3. Hasil terlambat (nilai …..)

PROFIL INDIKATOR MUTU

1. Pengulangan foto

Judul : Pengulangan foto rontgen yang disebabkan reject foto


sebagai akibat : faktor eksposi, faktor posisi, faktor
pasien, faktor processing, dan faktor lainnya.
Dimensi mutu : Efisiensi, Keselamatan
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah pengulangan foto rontgen.

33
Definisi : Pengulangan foto rontgen adalah diulangnya foto
operasional rontgen akibat kesalahan faktor eksposi, faktor posisi,
faktor pasien, faktor processing, dan faktor-faktor
lainnya
Frekwensi : Setiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah foto diulang selama 1 bulan
Denominator : Jumlah foto setiap bulan
Sumber data : Laporan bulanan Radiologi
Standar : 100%
Penanggung : Kepala Instalasi Radiologi
jawab

2. Belum ekspertise

Judul : Foto rontgen belum di-ekspertise oleh dokter spesialis


radiologi.
Dimensi mutu : Keselamatan
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah foto rontgen yang belum
terbaca oleh dokter spesialis radiologi.
Definisi : Belum ekspertise adalah diserahkannya foto rontgen
operasional tanpa disertai adanya pembacaan foto rontgen oleh
dokter spesialis radiologi.
Frekwensi : Setiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah foto belum di-ekspertise selama 1 bulan
Denominator : Jumlah foto setiap bulan
Sumber data : Laporan bulanan Radiologi
Standar : 100%
Penanggung : Kepala Instalasi Radiologi
jawab

34
3. Hasil terlambat

Judul : Foto rontgen terlambat dibaca oleh dokter spesialis


radiologi.
Dimensi mutu : Keselamatan
Tujuan : Untuk mengetahui jumlah foto rontgen yang
terlambat dibaca oleh dokter spesialis radiologi.
Definisi : Hasil terlambat adalah foto rontgen terlambat dibaca
operasional oleh dokter spesialis radiologi, yang disebabkan foto
rontgen tersebut dipinjam basah dahulu dan
terlambat dikembalikan ke radiologi.
Frekwensi : Setiap 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis : Setiap 3 bulan
Numerator : Jumlah foto terlambat dibaca selama 1 bulan
Denominator : Jumlah foto terbaca setiap bulan
Sumber data : Laporan bulanan Radiologi
Standar : 100%
Penanggung : Kepala Instalasi Radiologi
jawab

35
BAB X
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan radiologi RSUD dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal
merupakan bagian integral sistem pelayanan rumah sakit. Upaya
peningkatan mutu radiologi berarti upaya peningkatan mutu rumah
sakit. Mutu Pelayanan dimulai dengan penyusunan program mutu tiap
unit, termasuk instalasi radiologi.
Namun suatu program mutu pelayanan tidak akan berarti bila
tidak ada evaluasi secara baik. Parameter yang digunakan dalam
evaluasi yaitu antara lain :
a. Tersedianya fasilitas radiologi dalam keadaan baik dan standar.
b. Kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO).
c. Kecilnya angka penolakan dan pengulangan film rontgen.
d. Tingginya kepercayaan pasien dan dokter pengirim.
e. Makin singkatnya respon time.
f. Makin meningkatnya kunjungan radiologi.
g. Makin menurunnya komplain terhadap pelayanan radiologi.
h. Makin meningkatnya jasa pelayanan / kesejahteraan pegawai
radiologi.

Pedoman pelayanan radiologi ini diharapkan menjadi acuan bagi


pelaksanaan kegiatan untuk kegiatan pelayanan pasien, sehingga
indikator mutu output dapat dicapai. Sedang bagi manajemen pedoman
pelayanan ini dapat bermanfaat untuk pemenuhan kebutuhan sumber
daya sehingga indikator mutu input dapat tercapai juga.

Plt. DIREKTUR RSUD DOKTER SOESELO


KABUPATEN TEGAL

Dr. TITIS CAHYANINGSIH, MMR

36
37
PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER SOESELO
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.
SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL
NOMOR : 445 / /2017
TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr.SOESELO SLAWI
KABUPATEN TEGAL

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOESELO SLAWI


KABUPATEN TEGAL
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan
Instalasi Radiologi yang bermutu tinggi;
b bahwa agar pelayanan Instalasi Radiologi di Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Slawi Kabupaten
Tegal dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soeselo Slawi Kabupaten Tegal, sebagai landasan
bagi penyelenggaraan pelayanan Instalasi
Radiologidi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo
Slawi Kabupaten Tegal;

Mengingat : 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2004 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara
7Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
5072)
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 410 /
MENKES/SK/III/210 atas Perubahan Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor 1012 tentang Standar
Pelayanan Radiologi
3. Kerputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun
2002 Tentang Pedoman Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Daerah

5. Peraturan Daerah Kabupaten Tegal nomor 23 tahun


2001 Tentang PerubahanAtas Peraturan Daerah
Kabupaten Tegal Nomor 3 tahun 2001 tentang
Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Soeselo Kabupaten Tegal tentang Pedoman
Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soeselo Slawi Kabupaten Tegal.

KEDUA : Pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum


Daerah dr. Soeselo Slawi Kabupaten Tegal
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan
ini.
KETIGA : Pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soeselo Slawi Kabupaten
Tegal sebagaimana dimaksud dalam Diktum
Kedua harus dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal.
KETIGA : Pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit
Umum Daerah dr.Soeselo Slawi Kabupaten
Tegal sebagaimana dimaksuddalam Diktum
Kedua harus dijadikan acuan dalam
penyelenggaraan pelayanan Radiologi di

2
RumahSakitUmum Daerah dr. Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal.
KEEMPAT : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan apabila dikemudian hari terdapat
kekeliruan dalam penetapan ini, akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Slawi
pada tanggal : 01 April 2017

Plt DIREKTUR
RSUD dr. SOESELO SLAWI
KABUPATEN TEGAL

TITIS CAHYANININGSIH

Anda mungkin juga menyukai