Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami rahmat
kesehatan dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan pedoman
pelayanan di unit radiologi RSU Yarsi. Dengan adanya pedoman pelayanan unit radiologi ini
kami harapkan dapat bermanfaat bagi semua unit yang terkait di RSU Yarsi baik dari seluruh
pekerja medis dan non medis, pasien serta masyarakat secara umum. Diharapkan pedoman
pengorganisasian unit radiologi ini dapat terlaksana dengan aman, efektif dan efesien unutk
memenuhi kebutuhan pelayanan pasien serta memberikan keamanan untuk pasien. Dan dalam
pelaksanaan pedoman ini diharapkan adanya saran dan kritik yang positif sehingga pedoman
pengorganisasian radiologi ini dapat berjalan dengan baik. Akhir kata kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan program ini kami ucapkan terima
kasih.
B. Tujuan
Pedoman pelayanan radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi yang diharapkan dapat
dijadikan sebagai acuan bagi unit radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi dalam pelayanannya
sehingga diharapkan akan tercapai pelayanan radiologi yang optimal, efektif dan bermutu
tinggi sesuai dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dewasa ini.
Dalam pelayanannya, unit radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi juga berpedoman
pada Visi, Misi dan tujuan Rumah Sakit Umum Yarsi yang telah ditetapkan. Visi Radiologi
adalah turunan dari visi Rumah Sakit Umum Yarsi.
C. Ruang Lingkup dan Tata Urut
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pedoman pelayanan radiologi ini meliputi pelayanan rutin sehari-
hari sesuai dengan kemampuan dan kewenangan radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi.
2. Tata Urut
Tata urut pedoman pelayanan radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi disusun sebagai
berikut :
a. Pendahuluan
b. Standar Ketenagaan
c. Standar Fasilitas
d. Tata Laksana Pelayanan
e. Logistik
f. Keselamatan Pasien
g. Keselamatan Kerja
h. Proteksi Radiasi
i. Pengendalian Mutu
j. Penutup
D. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik
imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh
generator dan bahan radioaktif seperti sinar rontgen (sinar-x), sinar gamma,
pancaran partikel pengion (electron, neutron, positron, dan proton) serta
bukan energi pengion (non pengion) seperti antara lain gelombang
ultrasonic, gelombang infrared, gelombang magnetik, gelombang mikro dan
radiofrekuensi.
2. Pesawat sinar-x adalah pesawat atau alat yang memancarkan sinar rontgen
(sinar-x) yang digunakan untuk pemeriksaan radiologi.
3. Pemeriksaan Radiologi Dasar adalah pemeriksaan foto rontgen tanpa media
kontras.
4. Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan yang
menggunakan pesawat sinar-x.
5. Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang sekali habis
pemakaiannya untuk pelayanan pasien.
E. Landasan Hukum
1. Pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014 / Menkes / SK / XI / 2008, tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik Dan
Intervensional.
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahkan Lembaran
Negara Republik Indonesia 5072).
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 780/ MENKES/ PER/
VIII/2008 tentang penyelenggaraan pelayanan Radiologi.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 375/ MENKES /
SK / III / 2007 Tentang Standar Profesi Radiografer Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007 Tentang
keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber Radioaktif.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
UNIT
RADIOLOGI
1. Kualifikasi dan jumlah petugas di unit radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi :
No Jenis Tenaga Jumlah Ketenagaan
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan dinas di radiologi terdiri atas dinas harian untuk radiografer.
Unit radiologi rumah sakit umum Yarsi memiliki ruang pemeriksaan / ruang kerja yang
nyaman dan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sudah dilengkapi dengan AC.
Ruang pelayanan radiologi harus memenuhi persyaratan luas dan proteksi radiasi yang telah
ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sehingga aman dan nyaman
baik bagi petugas maupun pasien serta lingkungannya.
Berikut adalah kondisi ruangan pemeriksaan radiologi dan sarana untuk proteksi radiasi
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi :
A. Kamar Pemeriksaan Rontgen
1. Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 600 x 380x 360 cm.
2. Tidak ada jendela dalam ruangan.
3. Tebal dinding : tembok setebal 25cm.
4. Ruang kendali pesawat Sinar-X dilengkapi dengan kaca Pb ukuran 37 x 37 cm.
5. Pintu dilapisi penahan radiasi 2mm Pb dan dilengkapi lampu merah tanda bahaya
radiasi.
B. CR
1. Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 350 x 300 x 360 cm.
2. Ada exhaust fan / udara mengalir.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
Jenis, jumlah dan kemampuan peralatan Radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi adalah sebagai
berikut :
No Jenis Pesawat Kemampuan Jumlah Kondisi
1 X-Ray stationary GE 500 Ma 1Unit Baik
2 U S G Samsung Sonoacer R7 4 Dimensi 1 Unit Baik
C. Peralatan pendukung
- Computer Radiography = 2 unit
- Kaset / Imaging Plate = 4 buah
- Oksigen = 1 unit
- Tiang infus = 2 unit
- baju apron = 1 buah
Perawatan seluruh peralatan sinar-x dan USG yang ada dilakukan secara teratur dan
terjadwal. Pemeliharaan dilakukan oleh petugas radiologi dan petugas teknik penunjang
Medis rumah sakit Umum Yarsi. Kalibrasi alat-alat x-ray dilakukan setiap satu tahun sekali.
Kalibrasi dilakukan untuk memastikan bahwa nilai output/ nilai keluaran alat x-ray sesuai
antara faktor yang disetting dengan nilai yang keluar/ yang diterima oleh pasien.
Pesawat x-ray yang digunakan dalam pelayanan radiologi harus memiliki ijin
pengoperasian yang diterbitkan oleh BAPETEN. Ijin berlaku untuk jangka waktu 2 ( dua )
tahun, dan harus diajukan untuk diperpanjang pada masa berakhirnya ijin tersebut.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Pelayanan radiologi rutin dan gawat darurat terbuka 24 jam, pelaksanaan pemeriksaan
dikerjakan selama 24 jam pada jam dinas .
A. Pendaftaran Pemeriksaan
Pasien yang akan dilakukan pemeriksaan radiologi pertama-tama diterima dibagian
pendaftaran untuk dilakukan registrasi / pengecekan kelengkapan administrasi dan
pencatatan di buku pendaftaran sesuai dengan status pasien. melakukan pencatatan data-
data pasien rawat inap, rawat jalan maupun pasien dari klinik luar rumah sakit pada buku
pendaftaran radiologi dan selanjutnya pasien akan di panggil oleh petugas yang akan
melaksanakan pemeriksaan.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
Rontgen - Hip Joint
Rontgen - Pelvis
Rontgen - Abdomen 1 posisi
Rontgen - Thorax Dewasa
Rontgen - Mandibula
3. Pemeriksaan Sederhana C :
Rontgen - Thorax 2 posisi
Rontgen - Abdomen 2 posisi
Rontgen - Vert. Cervical 2 posisi
Rontgen - Vert. Thoracolumbal 2 posisi
Rontgen - Vert. Lumbosacral 2 posisi
Rontgen - Cranium 2 posisi
Rontgen - Waters
Rontgen - Schuller
Rontgen - Townes
Rontgen - Caldwell
Rontgen - Orbita/Rheese
Rontgen - Eisler 1 posisi
Rontgen – TMJ
4. Pemeriksaan Sedang :
Rontgen - Vert. Cervical 4 posisi
Rontgen - SPN Waters + Caldwell
B. Persiapan Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi untuk tujuan diagnostik hanya dilakukan sesuai dengan
permintaan yang tercantum pada formulir permintaan pemeriksaan radiologi. dalam surat
permintaan tersebut dicantumkan keadaan klinis pasien. Untuk pemeriksaan tanpa
persiapan bisa langsung dikerjakan sedangkan untuk pemeriksaan dengan persiapan akan
dibuatkan penjadwalan di papan penjadwalan dan akan diberitahukan tentang persiapan
yang harus dilaksanakan. Sesuai kemampuan untuk penjadwalan pemeriksaan radiologi
setiap harinya adalah sebagai berikut :
C. Pelaksanaan Pemeriksaan
Petugas / radiografer memanggil pasien lalu mengindentifikasi pasien sesuai dengan
yang yang tercatat pada lembar permintaan pemeriksaan radiologi ( Nama, Umur, No.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
RM, gelang pasien ). Jika sudah sesuai selanjutnya radiografer melaksanaan pemeriksaan/
pemotretan sesuai dengan tahapan – tahapan yang sudah ditetapkan seperti menyiapkan
kaset, pengaturan pesawat, pengaturan / persiapan pasien dan lain-lain.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dipersilahkan menunggu di luar untuk dicek
hasilnya, setelah hasilnya bagus pasien diberitahukan tempat dan waktu pengambilan
hasil. Kaset yang sudah diekspos oleh radiografer dimasukan alat CR untuk selanjutnya
dilakukan proses penerbitan hasil foto.
D. Pencucian Film
Kaset dimasukkan ke alat CR untuk selanjutnya tertampil di computer dan diatur
sedemikian rupa sehingga menghasilkan foto yang baik di dalam ruangan yang terang.
E. Penyerahan Hasil
Pasien / petugas ruang perawatan yang akan mengambil hasil akan dilayani oleh
radiografer yang merangkap sebagai petugas penyerahan hasil di loket pengambilan hasil
dengan menunjukan kartu pengambilan hasil. Sebelum menyerahkan hasil petugas loket
pengambilan hasil akan mencocokan nomor film, nama pasien, jenis foto dan mencatat di
buku pengambilan hasil. Ini berlaku untuk semua pasien baik rawat jalan, rawat inap dan
UGD.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian
dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai
karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan
perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah tata cara
pelayanan laboratorium dengan unit lain yang terkait di lingkungan Rumah sakit.
1. Radiologi dengan IGD dan pasien rawat jalan
a. Menerima blanko permintaan pemeriksaan dari IGD, poliklinik, pasien umum yang
dibawa oleh pasien.
b. Setelah pasien menyelesaikan administrasi baru dilakukan tindakan terhadap pasien.
c. Memberikan hasil pemeriksaan radiologi ke pasien atau keluarga, atau pengirim
pasien.
2. Radiologi dengan ruang perawatan
a. Menerima blanko permintaan pemeriksaan yang di bawa oleh petugas ruangan ke
radiologi.
b. Petugas radiologi melakukan tindakan pemeriksaan sesuai dengan permintaan dokter.
c. Petugas ruangan rawat inap mengambil hasil pemeriksaan radiologi.
3. Radiologi dengan administrasi Pasien Rawat Jalan
a. Petugas radiologi menghitung besarnya biaya pemeriksaan sesuai dengan blanko
permintaan pemeriksaan.
b. Dilakukan tindakan terhadap pasien.
c. Pasien menyelesaikan biaya administrasi di loket pembayaran kemudian pasien
kembali ke radiologi.
d. Pasien diperkenankan mengambil hasil radiologi setelah menyelesaikan biaya
administrasi.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
5. Radiologi Dengan Logistik
a. Petugas radiologi membuat daftar permintaan barang yang dibutuhkan dengan
diketahui oleh kepala ruangan.
b. Permintaan dilakukan tertulis dan dibuat dua rangkap.
c. Permintaan dilakukan pada hari-hari yang telah ditetapkan.
d. Setelah formulir permintaan di setujui oleh bagian pelayanan, kemudian diantar
kebagian logistik.
e. Bagian logistik akan memesan dan menyioapkan permintaan barang tersebut.
f. Setelah permintaan terpenuhi, petugas yang bertanggung jawab memasukkannya
kedalam buku inventaris alat.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB VI
LOGISTIK
A. Perencanaan Logistik
Di awal tahun berjalan, radiologi membuat Rencana Belanja Alat (RBA) untuk
tahun yang akan datang dengan mempertimbangkan rata-rata peningkatan pasien
tiap tahun dan kemungkinan peningkatan film di tahun yang akan datang. Draf RBA
ditujukan kepada direktur Rumah Sakit dan akan dimasukkan ke dalam RBA rumah
sakit untuk diajukan.
B. Permintaan Film
Setiap awal bulan mengajukan rencana pengeluaran bahan radiologi yang
ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit up Instalasi Farmasi. Instalasi farmasi akan
membuat purchase order (PO) kepada perusahaan bahan tersebut dan semua
bahan masuk melalui gudang farmasi. Setiap akhir bulan radiologi menghitung stok
barang (rencana pengadaan alat dan bahan) yang ditujukan ke Kepala Instalasi
Farmasi.
Pengadaan Film mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Tingkat persediaan dengan perhitungan jumlah persediaan minimum ditambah
jumlah safety stock (persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-bahan yang
dibutuhkan dan ketersediaannya sering terlambat)
2. Perkiraan jumlah kebutuhan berdasarkan pemakaian/ pembelian bahan dalam
periode 1 tahun yang lalu yang kemudian diproyeksikan untuk kebutuhan 1 tahun
ke depan dan dibagi dalam 12 bulan.
3. Perkiraan waktu sejak dari pemesanan sampai bahan didapat.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
Yarsi terkendala stok di perusahaan tersebut habis, bagian radiologi menghubungi
langsung ke kepala bagian farmasi, mengetahui kepala bidang penunjang medis untuk
kemudian berdiskusi mencari solusi bersama dengan segera mencari film ke perusahaan
– perusahaan luar yang bukan rekanan tempat biasa memesan film untuk membeli film
sehingga ada stok kembali.
D. Penyimpanan Film
Penyimpanan film radiologi adalah prosedur penyimpanan film laser di gudang
farmasi untuk menjaga kondisi film dalam keadaan baik, siap guna dan tidak cacat serta
tidak expired. Hal ini terkait dengan sensitifitas material film terhadap suhu,
kelembapan ruangan dan mekanisme penyimpanannya.
Penyimpanan film harus memperhatikan hal – hal berikut :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah FIFO (First In First Out) dan
FEFO (First Expired First Out).
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu ruang standar yang dipersyaratkan adalah 40 – 240 C.
4. Kelembapan ruang standar yang dipersayaratkan adalah 30 – 50 %.
5. Sirkulasi udara
6. Film tidak boleh kontak langsung dengan cahya matahari dan sinar – x.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB VII
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
2. Meminimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit.
3. Terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi lagi kejadian
tidak diharapkan (KTD).
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
E. Tindakan Preventif
Merupakan sistem yang diharapkan bisa mencegah terjadinya kejadian
kejadian tidak diharap akibat kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau
tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif
dilakukan melalui :
a. Pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang
memenuhi standar K3.
b. Pertemuan rutin di rapat struktural seminggu sekali.
c. Morning report.
d. Evaluasi prosedur secara berkala dan terus menerus.
e. Audit internal.
G. Tindakan Korektif
Merupakan tindakan pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dan insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan tirnbulnya resiko.Tindakan korektif merupakan tindak lanjut
dan rapat tertutup setelah ada inspeksi dan verifikasi.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Merupakan upaya tindakan untuk keselamatan pasien, peralatan, lingkungan kerja
dan masyarakat dengan cara melakukan pekerjaan yang benar. Ini merupakan tugas
semua orang yang berada di rumah sakit termasuk instalasi radiologi. Sehingga dengan
kata lain keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga dan orang lain yang
berada di rumah sakit. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk mencegah kecelakaan
kerja yang menimbulkan kerugian mateni dan non materi. Petugas radiologi dalam
menjalankan tugasnya harus professional dan harus mengacu pada pedoman / SPO yang ada,
jauhkan diri personil dari sumber radiasi, hindari paparan radiasi primer, analisa bahaya setiap
pekerjaan, selalu menggunakan alat pelindung diri (APD). Secara berkala setiap satu tahun
sekali semua petugas radiologi dilakukan pemeriksaan kesehatan. Apabila dalam menjalankan
tugas terjadi sesuatu hal yang tidak diharapkan, petugas radiologi akan berkoordinasi dengan
unit-unit seperti urusan dalam, penunjang medis dan keselamatan kesehatan kerja / kkk.
B. Tujuan
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja.
2. Mencegah dan mengendalikan paparan radiasi.
3. Mencegah dan mengendalikan penyebaran dan timbulnya
penyakit akibat kerja.
4. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
5. Menerapkan ergonomi di tempat kerja.
6. Membuat peralatan kerja lebih terpelihara.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
2. Menurut agen penyebab
a. Penyebab alat radiasi seperti tersetrum listrik dan terpapar radiasi.
b. Penyebab lingkungan seperti pencahayaan kurang, kepanasan.
3. Menurut jenis luka dan cideranya
a. Akibat terkena radiasi nilai bacaan TLD melebihi batas yang
derekomemdasikan.
b. Akibat terkena arus listrik jadi melepuh.
c. Akibat terbentur jadi tergores, patah tulang, keseleo, terkilir,
nyeri.
4. Menurut lokasi bagian tubuh
a. Kepala, leher, kaki dIl.
b. Luka umum, dsb.
D. Upaya Pencegahan
Upaya pencegahan kecelakaan kerja instalasi radoIogi adalah :
1. Desain Ruangan, dibuat sesuai aturan yang berlaku dan memenuhi
standar proteksi radiasidi pasang lampu merah petunjuk radiasi di
setiap pintu ruang yang di dalamnyaada alat sinar-x.
2. Peralatan dipasang grounding untuk menghindari kesetrum listrik.
Dan dilengkapidengan cara menggunakan alat tersebut.
3. Untuk SDM diberikan petunjuk teknis dan SPO. Juga saling
komunikasi antar pekerja.
4. Untuk monitoring alat, dilakukan kalibrasi secara rutin setiap
tahun. Juga dilakukanpengelolaan harian, mingguan, bulanan dan
tahunan.
5. Pengawasan terhadap semua petugas. Dan SDM yang ada selalu
diikutkan dalampelatihan dan worshop yang mendukung pekerjaan.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB IX
PROTEKSI RADIASI
Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan, untuk menjaga
keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari dampak radiasi. Ruang pemeriksaan
Radiologi semuanya harus dilengkapi / dilapisi dengan timbal, semua pesawat kondisinya
layak pakai dan secara rutin dikalibrasi satu tahun sekali.
APD yang ada di Radiologi berupa baju Apron Timbal
Langkah-langkah pencegahan bahaya radiasi :
A. Pemasang stiker bahaya radiasi di setiap pintu pemeriksaan.
B. Pemasangan lampu warna merah di atas pintu pemeriksaan.
C. Penggunaan kolimator sesuai objek yang di foto.
D. Pengaturan kondisi expose dengan cermat.
E. Penggunaan APD untuk organ sensitive yang tidak diperiksa.
F. Penggunaan apron untuk petugas / keluarga pasien bila diperlukan bantuan.
G. Meminimalisasi / menghindari proses foto ulang.
H. Secara berkala petugas proteksi radiasi / PPR mengecek keadaan dan kelayakan semua
alat peralatan yang diperlukan.
I. Minimal setahun sekali dilakukan kalibrasi dan pengukuran paparan radiasi
disekitar ruang sinar-x.
J. Setiap ada alat sinar-x baru dan perubahan ruangan, maka PPR melakukan
koordinasi dengan IPSRS untuk uji kesesuaian dan kalibrasi.
Dalam menjalankan tugasnya semua petugas radiologi dilengkapi / memakai TLD untuk
memonitor paparan radiasi yang diterima yang setiap bulan sekali dikirim ke Badan
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) untuk diproses.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB X
PENGENDALIAN MUTU
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
posisinya, sehingga peralatan dapat digunakan secara benar. pemeriksaan fisik
dilakukan oleh petugas secara kontinyu sebelum peralatan dipakai.
2. Pemeriksaan fisik alat secara manual meliputi:
a. Meja pasien.
b. Kolimator (conus/diafragma).
c. Lampu indikator dan tombol.
d. Pencahayaan ruang.
e. Kondisi udara
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh radiografer dan atau bagian
teknik Rumah Sakit Umum Yarsi.
3. Pemeriksaan fisik CR yang meliputi:
a. CR.
b. Konsol Komputer.
c. Printer.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh oleh radiografer dan atau
bagian teknik Rumah Sakit Umum Yarsi.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI
BAB XI
PENUTUP
Pedoman pelayanan radiologi Rumah Sakit Umum Yarsi merupakan standar yang baku
dalam penyelenggaraan radiologi di Rumah Sakit Umum Yarsi. Buku Pedoman ini berisi
falsafah dan tujuan Instalasi Radiologi, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan staf dan program pendidikan serta evaluasi dan pengendalian mutu Instalasi
radiologi.
Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada beberapa sumber yang telah ditetapkan
oleh departemen kesehatan republik indonesia maupun badan-badan lain seperti Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Diharapkan penerapan pedoman pelayanan unit
radiologi ini dapat mewujudukan pelayanan radiologi yang prima, bermutu dan aman.
Selanjutnya perlu dilakukan evaluasi yang berkelanjutan terhadap hasil dari penerapan
pedoman pelayanan ini untuk kemudian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga
tercapai tujuan pelayanan unit radiologi yang telah ditetapkan.
PEDOMANRADIOLOGI/AP/RSUYARSI