Anda di halaman 1dari 42

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

RSUD PANGERAN JAYA SUMITRA KOTABARU


Jln. Bridgjend Hasan Basri No.57 Kotabaru – Kalsel Kode Pos 72117
Telp/Faks : (0518) 21118 – 22945 Email : rsud.kotabaru@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RSUD PANGERAN JAYA SUMITRA KOTABARU

NOMOR :

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN PELAYANAN RADIOLOGI

RSUD PANGERAN JAYA SUMITRA KOTABARU

Menimbang : a Bahwa dalam rangka usaha untuk meningkatkan mutu


. pelayanan di Unit Radiologi RSUD Kabupaten Kotabaru,
maka dipandang perlu adanya Keputusan Direktur
tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kotabaru.

b Bahwa agar penyelenggaraan pelayanan di Rumah Sakit


. Umum Daerah Kabupaten Kotabarudapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kotabaru sebagai
landasan bagi Pemberlakuan Pedoman Pelayanan
Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kotabaru.

c Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


. dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kotabaru.

Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


. Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 Tahun 2011


Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


012 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah Sakit;

5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1014/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.07.06.III.1626.2007 Tentang Pemberian Ijin
Penyelenggaraan RSUD Kotabaru

7. Peraturan pemerintah No 33 tahun 2007 tentang


Keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber
radioaktif.

8. Peraturan pemerintah No 29 tahun 2007 tentang


Keselamatan radiasi pengion dan bahan nuklir.

Peraturan Kepala Bapeten N0 8 Tahun 2011 Tentang


9.
Keselamatan Radiasi dalam penggunaanPesawat sinar
– x radiologi diagnostic dan intervensional.

10 Peraturan Kepala Bapeten N0 9 Tahun 2011 Tentang Uji


. kesesuaian Pesawat sinar – x radiologi diagnostic dan
intervensional.

11 Peraturan Kepala Bapeten N0 9 Tahun 2011 Tentang Uji


. kesesuaian Pesawat sinar – x radiologi diagnostic dan
intervensional

12 Peraturan Kepala Bapeten N0 17 Tahun 2012 Tentang


Keselamatan Radiasi dan kedokteran Nuklir.

Peraturan Kepala Bapeten N0 4 Tahun 2013 Tentang


13
Keselamatan Radiasi dalam pemanfaatan Nuklir.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kotabaru


tentang Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Radiologidi
Unit Radiologi RSUD Kabupaten Kotabaru.

KEDUA : Pemberlakuan Pedoman Pelayanan Radiologidi Unit


Radiologi RSUD Kotabaru sebagaimana tercantum dalam
Pedoman Pelayanan Radiologi yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan


apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Kotabaru
Pada tanggal :
Pllt. Direktur RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaru

dr. Nazar Radfan, M.Trop


NIP 19700929200312 1 003
KATA PENGANTAR

Pedoman Pelayanan Radiologi adalah merupakan suatu standar pelayanan


dibidang diagnosa imaging yang penting digunakan untuk membantu menunjang
diagnosa dokter. Oleh karena itu pelayanan Radiologi harus diatur dalam suatu
pedoman yang akan digunakan sebagai acuan dalam tata laksana Pelayanan
Radiologi Diagnostik.
Buku Pedoman Pelayanan ini berisi semua aturan yang saling berhubungan erat
untuk terlaksananya suatu pelayanan yang optimal meliputi latar belakang , Visi
Misi, Tujuan dan Moto Unit Radiologi , standar ketenagaan, standar Fasilitas, tata
Laksana Pelayanan, Logistik, Keselamatan Pasien, Keselamatan Kerja, Alat
Pelindung diri, Pengendalian Mutu dan Penutup.
Pedoman Pelayanan Radiologi ini akan berkembang seiring dengan
perkembangan pelayanan di rumah sakit.
Kami ucapkan terima kasih pada seluruh staf radiologi yang telah melangkan
waktu untuk menyusun Pedoman Pelayanan Radiologi ini , dan semoga buku ini
bermanfaat manjadi Pedoman Pelayanan Radiologi.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………….………… i


SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR ............................................................. ii
STATUS REVISI………………………………………………...……................ iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI….………………………………………………………………… V
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
BAB II VISI, MISI & MOTTO RADIOLOGI…………………………………
BAB III STANDART KETENAGAAN………………………………………...
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
BAB VIII KESELAMATAN PASIEN …………………….…………………… 20
BAB IX KESELAMATAN KERJA …………………………………………… 23
BAB X ALAT PELINDUNG DIRI ………………………………………….. 24
BAB XI PENGENDALIAN MUTU ………………………………………….. 25
BAB XII PENUTUP……………………………………………………………. 26
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam
Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan bertujuan melindungi
pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta memberi kepastian
hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar bagi
pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan perlu dilakukan
peningkatan Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit mengingat kita sedang
menghadapi era globalisasi yang memungkinkan persaingan yang sangat
kompetitif.
Pelayanan Radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan medik
di Rumah Sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus, karena
sebagaimana diketahui bahwa Pelayanan Radiologi selain telah dirasakan
besar manfaatnya namun oleh karena di dalam pengoperasian peralatan
Radiologi menggunakan radiasi pengion lainnya sehingga ada resiko bahaya
radiasi baik terhadap pekerja, pasien maupun lingkungannya, dengan
demikian pelayanan radiologi harus dikelola oleh petugas yang professional
dalam bidang radiologi demi keselamatan terhadap radiasi.
Pelayanan Radiologi RSUD Kab. Kotabaru merupakan bagian dari
pelayanan penunjang medis secara menyeluruh sesuai Permenkes No. 780/
Menkes/ Per/ VIII/ 2008 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi.
Bertolak dari hal tersebut serta makin meningkanya kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan, maka pelayanan radiologi sudah selayaknya
memberikan yang berkualitas. Dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah memungkinkan
berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas radiologi
diagnostik yaitu pelayanan pencitraan yang menggunakan radiasi pengion
dan non pengion. Dengan berkembangnya waktu radiologi diagnostik juga
telah mengalami kemajuan yang cukup pesat , baik dari peralatan maupun
metodanya. Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan radiologi
khususnya radiologi diagnostik , maka dibuat buku Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di unit pelayanan Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten
Kotabaru.

Dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki mutu pelayanan


radiologi di RSUD Kabupaten Kotabaru, pelayanan Radiologi RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabarudituntut
memiliki pedoman sebagai pegangan sehingga di dalam perencanaan,
pembinaan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan
prasarana pelayanan radiologi di RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabarudapat memenuhi standar yang berlaku.

Disamping itu dengan meluasnya dan meningkatnya teknologi


peralatan radiologi perlu didukung peningkatan dalam perencanaan dan
pengembangan SDM dan Standar Operasional Pelayanan Radiologi serta
sarana dan prasarana yang masing-masing menjadi tugas rumah RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabarusebagai penyelenggara pelayanan Radiologi.

Oleh karena itu, disusunlah Pedoman Pelayanan Radiologi RSUD


Pangeran Jaya Sumitra Kotabaruyang diharapkan dapat dijadikan sebagai
acuan bagi bagian Radiologi rumah Sakit rumah sakit sekitarnya, sehingga
diharapkan akan tercapai pelayanan Radiologi yang optimal, efektif dan
bermutu tinggi sesuai dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dewasa ini.

Buku Standar atau Pedoman Radiologi adalah sebuah acauan yang


digunakan sebagai dasar dalam melakukan pelayanan radiologi diagnostik
dan untuk keperluan pembinaan. Standar Pelayanan Radiologi ini dibuat
berdasarkan Kepmenkes No. 410/Menkes/SK/III/2010 tentang Standar
Pelayanan Radiologi Diagnostik di sarana pelayanan kesehatan yang
disesuaikan dengan kondisi di unit pelayanan Instalasi Radiologi RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru baik jenis pemeriksaan maupun peralatan
dan perlengkapan yang ada.

B. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Ruang lingkup pelayanan Radiologi ini meliputi pelayanan rutin sehari-hari
sesuai dengan kemampuan dan kewenangan RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabarumeliputi :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Unit Rawat Jalan
c. Unit Rawat Inap
d. Rujukan dari luar
2. Instalasi Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru melayani
pemeriksaan :
a. Radiologi Non Kontras
b. Radiologi Dengan Kontras
c. Radiologi CT Scan
d. USG
C. Batasan Operasional
1. Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan energi
pengion dan bentuk energi lainnya (non pengion) dalam bidang diagnostik
imejing dan terapi, yang meliputi energi pengion lain dihasilkan oleh
generator dan bahan radioaktif seperti antara lain sinar rontgen (sinsr-x),
sinar gamma, pancaran partikel pengion(elektron, neutron, positron dan
proton) serta bukan energi pengion (non pengion) seperti antara lain
gelombang ultrasonik, gelombang infra red, gelombang magnetis,
gelombang mikro (microwafe) dan radio frekuwensi.
2. Radiodignostik Imejing adalah cabang dan ilmu radiologi dalam bidang
dignostik yang menggunakan alat-alat yang memancarkan radiasi pengion
maupun bukan pengion yang dihasilkan oleh generator dan bahan
radioaktif yang menghasilkan citra (imejing) dan morfologi tubuh manusia
dan faal tubuh manusia untuk diagnosis medis yang menggunakan sinar
rontgen (sinar-x) , sinar infra merah, radio nuklir, gelombang ultrasonik,
gelombang magnetis dan emisi positron.
3. Standar pelayanan radiologi adalah standar yang berlaku sesuai dengan
tingkat atau kelas rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya
yang menyelenggarakan pelayanan radiologi tersebut.
4. Tenaga profesional radiologi adalah tenaga yang mencakup dokter
spesialis radiologi (radiologist), radiografer dan Radiografer Ahli.
5. Tenaga penunjang radiologi adalah tenaga yang mencakup teknisi pesawat
rontgen ,paramedis yang ditatar di bidang rariologi , petugas administrasi
radiologi dan petugas kamar gelap.
6. Standar prosedur operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi/ langkah-
langkah yangh telah dibakukan untuk melakanakan proses kerja rutin
tertentu.
7. Foto rontgen adalah pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan sinar- x, yaitu gelombang elektromagnetik yang mempunyai
panjang gelombang yang sangt pendek (0,05 A – 0,125A) sehingga
mempunyai daya tembus tinggi.
8. CT – SCAN alat penunjang diagnostic yang mempunyai aplikasi yang
universal untuk pemeriksaan seluruh tubuh dengan pemotongan slice.
9. Ultrasonogrfi (USG) adalah alat pemeriksaan organ tubuh manusia dengan
menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 juta Hz.
10. Inform Concent adalah surat persetujuan pasien/ keluarga untuk
melaksanakan tindakan medis.
11. Apron adalah alat proteksi/ pelindung diri dari radiasi snar-x yang terbuat
dari lapisan timbal Pb.
12. Grid adalah suatu alat yang berbentuk lempengan berisi kisi-kisi yang
berfungsi untuk menghilangkan/ menyerap sinar hambur yang mengenai
kaset.
13. Digital Radiografi (DR) suatu bentuk sinar – x pencitraan , dimana detector
panel datar sebagai pengganti film dan proses kimiawi digantikan dengan
system computer yang terhubung dengan computer atau laser printer.
14. Computed Radiografi (CR) adalah teknologi untuk mengubah bayangan
laten menjadi bayangan tampak dengan teknologi komputerisasi.
15. Developer dan fxer adalah zat kimia yang berfungsi untuk memproses film
sehingga terbentuk bayangan tampak.
16. Marker adalah tanda ataui kode yang terbuat dari bahan yang tidak tembus
dari sinar- x dan berfungsi untuk identifikasi pasien.
17. Kaset adalah alat yang dipergunakan untuk menempatkan film rontgen
sehingga terlindung dari cahaya pada saat pemeriksaan rontgen.
18. Pemeriksaan khusus media kontas adalah pemeriksaan radiologi yang
menggunakan media kontras meliputi misalnya : CT SCAN dengan kontras
media, BNO IVP, Colon In Loop, Cystografi, OMD, HSG, Uretrografy.
19. Media kontas adalah Zat yang bersifat radio opaq untuk membantu dalam
pemeriksaan radiografibaik bersifat ionik maupun non ionik.
20. Pelayanan di Instalasi Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabarudilaksanakan dalam sift yaitu :
a. Sift pagi : 080 – 14.30 WITA
b. Sift Siang : 14.00 – 21.00 WITA
c. Sift Malam : 21.00 - 07.30 WITA
19.Sasaran Mutu Radiologi di Instalasi Radiologi RSUD Pangeran Jaya
Sumitra Kotabaruyang pertama ingin dicapai adalah jumlah film reject ≤ 2%
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang selama ini ≤ 2%.
Selanjutnya sasaran mutu masih dimungkinkan untuk ditambah lagi
peralatan dan pelayananya demi terselenggaranya pelayanan radiologi
prima.Hal ini seiring perkembangan di Instalasi Radiologi RSUD Pangeran
Jaya Sumitra Kotabaruyang ingin dicapai.
20. K3 Radiologi adalah suatu pogram Keselamatan, Keamanan Kerja
Radiologi. K3 dilakukan sesuai resiko dan kemungkinan bahaya dalam
radiologi yang menunjukan praktek keamanan dan langkah-langkah
pencegahan bagi pekerja radiasi apabila berada di medan radiasi.
Pelaksanaan program K3 radiologi berinduk ke panitia K3 Rumah Sakit
yang telah ditetapkan.
D. Landasan Hukum
1. PP No.29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi
Pengion dan Bahan Nuklir.
2. PP No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
3. Permenkes No. 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Regristrasi dan Ijin Kerja
Radiografer.
4. Permenkes No. 780/Menkes/Per/V/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saranan Pelayanan Kesehatan.
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 410/
MENKES/ SK/ III/ 2010Perubahan atas keputusan tentang Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1014/ MENKES/ SK/ XI/ 2008
tentang Standar Pelayanan Radiodiagnostik;
7. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir Nomor 01-P / Ka-
BAPETEN / I-03, tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik
BAB II
VISI, MISI DAN MOTTO INSTALASI RADIOLOGI

A. Visi
- Sebagai penegak radiodiagnostik yang baik, jelas dan akurat.

B. Misi
- Memberikan pelayanan terbaik sebagai penunjang diagnostik
- Meningkatkan sumber daya manusia guna memberikan pelayanan yang
bermutu dan professional

C. Motto
- Menjaga keselamatan dan kesehatan bekerja.

D. Tujuan

- Terciptanya mutu pelayanan yang terbaik sebagai penunjang diagnostik.


BAB III
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Instalasi Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru mempunyai bagan
struktur organisasi dan uraian tugas yang jelas bagi semua klasifikasi pegawai
yang ada dengan kriteria sebagai berikut:
Kegiatan Radiologi harus dilakukan oleh petugas yang memiliki kualifikasi
pendidikan dan pengalaman yang memadai serta memperoleh kewenangan
untuk melaksanakan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya.

Instalasi Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabarumenetapkan


petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan
pelayanan Radiologi berdasarkan standar mutu dan keamanan kerja.
1. Kepala Instalasi Radiologi adalah seorang Dokter Spesialis Radiologi
2. Koordinator / Kepala Ruang Radiologi adalah seorang Ahli Madya
Radiologi yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai oleh Direktur
sebagai wakil rumah sakit dalam pelaksanaan pelayanan radiologi.
3. Petugas Proteksi Radiasi adalah seorang Ahli Madya Radiologi yang telah
lulus ujian sebagai Petugas Proteksi Radiasi dengan memperoleh SIB
(Surat Ijin Bekerja) yang diselenggarakan oleh BAPTEN sehingga mampu
melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi.
4. Pekerja Radiasi / Pranata Radiologi adalah seorang Ahli Madya Radiologi
yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai Petugas proteksi
radiasi.

B. Distribusi Ketenagaan
Sumber daya manusia yang bekerja pada pelayanan radiologi RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru adalah sebagai berikut.
Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru mempunyai 1 orang dokter
spesialis radiologi dan 8 orang radiografer. Rincian jumlah SDM di unit
radiologi adalah sebagai berikut :
No Jabatan Jumlah Pendidikan
1 Kepala Instalasi 1 orang S2 Radiologi
2 Dokter Spesialis Radiologi 1 orang S2 Radiologi
3 Kepala Ruang 1 orang DIV Radiologi
4 Pelaksana Radiologi 8 orang DIII ATRO
5 Administrasi 1 orang SMA
Kegiatan rutin harian yang dilakukan dalam melakukan pelayanan radiologi
adalah :
1. Menyiapkan peralatan pelayanan
2. Menerima pendaftaran pasien
3. Menginput biling di data SIMRS
4. Melakukan tindakan pelayanan / pemeriksaan baik dengan CR ,DR maupun
CT Scan
5. Menulis logbook
6. Memproses hasil pemeriksaan
7.Membuat amplop dan menulis identitas pasien
8. Mengasisteni pemriksaan USG
9. Mengasisteni dokter radiologi dalam expertesis hasil
10.Menyerahkan hasil radiologi

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI


RSUD KOTABARU KABUPATEN KOTABARU

Plt. DIREKTUR
dr.Nazar Radfan,S.
M.Trop

KABID YAN.MED
Erwin Simanjuntak, MAP
SereSIErZUMAROCH
KEPALA INSTALASI
RADIOLOGI
dr. Ramlah, Sp.Rad
KASIE PENUNJANG MEDIS
&NON. MEDIS
Dr.Gt. Nur Afandi

KEPALA RUANG
RADIOLOGI
Rofik Sunarto, SST

ADMINISTRASI LOGISTIK PERALATAN KAMAR PPR


& K3 GELAP

Hasniati, AMR Tri Windarto, Hanta R.L, AMR M. Effendi Rofik Sunarto,
AMR SST

PEKERJA RADIASI
1. Rofik Sunarto, SST
2. Rahmat, AMR
3. Hanta Rodisma Limbong, AMR
4. M. Abdul Zani, AMR
5. Hasniati, AMR
6. Tri Windarto, AMR
7. M. Fahrian Helmi, AMR
8. M. Ansari, AMR
1. Uraian Tugas
a. Kepala Instalasi Radiologi
1. Membuat pedoman kerja dan memelihara standar-standar kualitas
pelayanan radiologi.
2. Mengevaluasi kinerja dan melayani pembinaan staf dibawahnya bila
melakukan kegiatan melanggar peraturan yang berlaku.
3. Membuat rencana bisnis radiologi, merekomendasikan perubahan
dan peningkatan terkait dengan pelayanan radiologi.
4. Menjaga catatan personal.
5. Melakukan pertemuan secara berkala dengan staf melalui rapat rutin
atau tidak rutin sebagai pelaksanaan koordinasi dengan seluruh staf
radiologi.
6. Mengimplementasikan program-program baik jangka panjang
maupun jangka pendek
7. Membuat rencana pengembangan SDM radiologi melalui pendidikan
dan pelatihan yang sesuai dengan perkembangan Ilmu pengetahuan
dan teknologi.
8. Melakukan tugas lain yang diberikan atasan yang lebih tinggi sesuai
peraturan yang berlaku.
b. Penanggung Jawab/ Dokter Spesialis Radiologi
1) Mengevaluasi secara berkala SOP tindakan medic radiodiagnostik
imejing diagnostic serta melakukan revisi bila perlu.
2) Melaksanakan dan mengevaluasi tindakan radiodiagnostik , imejing
diagnostic sesuai yang telah ditetapkan dalam SOP.
3) Melakukan pemeriksaan dengan kontras media bersama dengan
radiographer.
4) Melakukan pemeriksaan USG.
5) Malakukan pembacaan / expertesis terhadap hasil pemeriksaan
radiodiagnostik imejing.
6) Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang akan
dilaksanakan.
7) Menjamin pelaksanaan seluruh aspek proteksi radiasi terhadap
pasien.
8) Menjamin dan mengevaluasi mutu radiograf yang dihasilkan
radiographer.
9) Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandangan klinis.
10) Meningkatkan kemampuan didi sesuai perkembangan IPTEK
Radiologi.
c. Kepala Ruang
1) Membuat laporan kegiatan kegiatan Radiologi secara berkala dan
dikirim ke jenjang yang lebih tinggi melalui kepala instalasi.
2) Membuat pembagian tugas ke seluruh petugas radiologi sehingga
terjadi pemerataan pekerjaan.
3) Mengevaluasi pelayanan radiologi , angket laporan jaga petugas
radiologi dan surat kotak saran untuk peningkatan pelayanan
radiologi.
4) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai
peraturan yang berlaku.
5) Mengatur pengadaan kebutuhan bahan habis pakai dan logistik
Instalasi Radiologi.
6) Menyediakan dan mengatur distribusi logistik ke setiap kamar
pemeriksaan secara rutin.
7) Memonitor dan mengevaluasi peredaran barang longistik Instalasi
Radiologi.
8) Mengelola dan mengatur keuangan intern ruang radiologi.
9) Menyusun perencanaan kebutuhan logistik radiologi tiap tahun.
10) Mengecek dan mendata barang inventaris radiologi secara rutin.
11) Membuat laporan pemakaian barang logistik radiologi dan keuangan
secara berkala kepada Kepala Instalasi Radiologi
12) Membuat jadwal dinas jaga , menghadiri rapat external dan internal
dan bekerja sama dengan jajaran radiologi dan lingkungannya.
13) Mengevaluasi kinerja pelayanan radiologi.
14) Meningkatkan mutu pelayanan radiologi.
15) Menganalisa reject film dan mengevaluasinya.
16) Membuat laporan harian, bulanan dan tahunan.
17) Merencanakan kebutuhan peralatan di Instalasi Radiologi.
18) Mengajukan permintaan kebutuhan di Instalasi Radiologi kepada
Kabid Pelayanan melalui Kasie penunjang medis dan non medis.
19) Memberikan masukan kepada managemen rumah sakit mengenai
permasalahan dan pengembangang di Instalasi Radiologi.
d. Petugas PPR
1) Menentukan kelayakan pakai alat-alat dan pengajuan uji kesesuaian/
kalibarasi alat di Instalasi Radiologi
2) Mengurus perijinan pesawat radiologi ke BAPETEN melaluai pihak
rumah sakit untuk koordinasi surat dan biaya perijinan.
3) Mengurus pengadaan dan mengirim TLD (monitor radiasi) petugas
radiasi ke BPFK melalui rumah sakit untuk diproses sesuai prosedur.
4) Mangarsipkan dan mencatat hasil laporan dosis radiasi tiap petugas
radiasi.
5) Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan proteksi
radiasi.
6) Menyarankan pemeriksaan kesehatan rutin terhadap pekerja radiasi
dan melakukan pemonitoran radiasi serta tindakan proteksi radiasi.
7) Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi
radiasi yang memadai kepada keluarga pasien bila diperlukan.
8) Mengajukan penambahan alat proteksi radiasi kepada kepala
Instalasi melalui kepala ruang.
9) Membuat Program Proteksi Radiasi.
10) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
e. Administrasi
1) Menyiapkan ruang dan peralatan administrasi.
2) Menerima dan menyeleksi permintaan foto yang dating.
3) Memberi informasi kepada pasien tentang pemeriksaan radiologi.
4) Mencatat identitas pasien dan jenis pemeriksaan, dibuat nota
pembayaran dan membuat amplop untuk hasil radiografi serta kartu
pengambilan hasil radiografi.
5) Membuat laporan harian administrasi lengkap dengan jenis
pemeriksaan dan cara pembayarannya.
6) Menginformasikan kebutuhan ATK kepada kepala ruang.
7) Mengarsip hasil radiografi dan melayani pengambilan hasil
radiografi.
8) Menghadiri rapat internal dan bekerja sama dengan jajaran radiologi
dan lingkungannya.
9) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
f. Logistik
1) Membuat laporan pemakaian barang.
2) Mendata jumlah stok bahan habis pakai dan bahan medis habis
pakai.
3) Mendata kondisi barang.
4) Menginventarisasi barang
5) Bertanggungjawab terhadap pendistribusian barang.
6) Pengecekan film reject tiap bulan dan melaporkan kepada kepala
ruang.
7) Menghadiri rapat internal dan bekerja sama dengan jajaran radiologi
dan lingkungannya.
8) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
g. Peralatan dan K3
1) Bertanggungjawab kepada kepala ruang tentang pemeliharaan
peralatan radiologi.
2) Menyusun program keselamatan, keamanan kerja radiologi.
3) Menghadiri rapat internal dan bekerja sama dengan jajaran radiologi
dan lingkungannya.
4) Membuat laporan bila terjadi kecelakaan kerja di instalasi radiologi.
5) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
h. Kamar Gelap
1) Melakukan perawatan prosesing automatic.
2) Membuat dan mengganti chemical / cairan larutan pencuci film
secara rutin.
3) Memproses film radiografi yang manual.
4) Membuat laporan penggunaan chemical / cairan larutan pencuci film.
5) Mengajukan pengadaan chemical / cairan larutan pencuci film
kepada kepala ruang.
6) Menghadiri rapat internal dan bekerja sama dengan jajaran radiologi
dan lingkungannya.
7) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
i. Pekerja Radiasi
1) Menyiapkan ruangan pemeriksaan dan menyiapkan peralatan sesuai
jenis pemeriksaan.
2) Menerima dan menganalisa surat pengantar foto , memanggil pasien
sesuai giliran dan menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan
dilakukan.
3) Mengatur posisi pasien, factor exposi dan melakukan pemotretan
serta menganalisa hasil radiografi untuk dapat dilakukan expertesis
oleh dokter ahli radiologi.
4) Memberi informasi tentang pengambilan hasil radiografi serta
memulangkan pasien.
5) Membuat laporan habis pakai.
6) Membuat laporan bila terjadi sesuatu pada peralatan radiologi.
7) Melakukan tugas lain yang diberikan atasan sesuai peraturan yang
berlaku.
8) Menghadiri rapat internal dan bekerja sama dengan jajaran radiologi
dan lingkungannya.
Setiap petugas / personil baru yang bekerja di Radiologi wajib mendapat
orientasi mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan ditempati, kesehatan
kerja dan keselamatan kerja.
Untuk petugas yang lama dilakukan penyegaran setiap satu bulan sekali.
Materi orientasi bagi petugas yang baru melingkupi :
a. Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan bidangnya
b. Pengenalan bahan dan zat berbahaya yang ada di Radiologi
c. Pengenalan alat pelindung diri ( APD )
d. Pengenalan Keamanan Radiasi
e. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi
f. Cara penanggulangan dan penanganan kecelakaan Radiasi
g. Cara penanganan pasien kritis

C. Pengaturan Jaga
Pelayanan di Instalasi Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra
Kotabaruterbagi menjadi 3 sift yaitu :
1. Sift Pagi : Jam 08 – 16.30 WITA
Sift pagi yang dinas jaga ada 4 orang dan pembagian tugasnya sebagai
berikut :
a. Kepala Ruang : 1 orang
Kepala ruang sebagai petugas radiasi sekaligus sebagai petugas
proteksi radiasi (PPR)
b. Administrasi : 1 orang
Tenaga administrasi juga sebagai petugas radiasi karena seorang
radiographer
c. Petugas Radiasi : 3 orang
d. Kamar gelap : 1 orang
e. Semua pekerja radiasi/ radiographer juga sebagai asisten pemeriksaan
USG.
2. Sift Siang : Jam 14.00 – 21.00 WITA
Sift Siang yang dinas jaga ada 1 orang dengan tugas :
a. Sebagai tenaga administrasi.
b. Melakukan teknik pemeriksaan.
c. Sebagai petugas kamar gelap.
3. Sift Malam : Jam 21.00 – 08.00 WITA
Sift Siang yang dinas jagi ada 1 orang dengan tugas :
a. Sebagai tenaga administrasi.
b. Melakukan teknik pemeriksaan.
c. Sebagai petugas kamar gelap
BAB IV DENAH RUANG RADIOLOGI T

A. Ruang Radiologi Konvensional



U

B
S

Kamar Gelap

Ruang
USG

Ruang
WC TANAH
Pemeriksaan KOSONG

Ruang
Tunggu Ruang Operator

Ruang Gudang
Administrasi

Ruang
Ruang CR ganti
B. Denah Ruang Radiologi CT SCAN & DR

550 cm 350 cm 650 cm

R.Operator

Ruang Pemeriksaan
Digital Radiography
600 cm
600 cm

Ruang CT Scan

WC

UPS

Koridor
500 cm
500 cm

WC
15500 cm
Gambar 1. Denah Instalasi radiologi

B. Standar Fasilitas
Untuk menunjang fasilitas pemeriksaan radiologi RSUD Kotabaru
Kab.Kotabaru mempunyai fasilitas ruang, peralatan dan penunjang yang
lainnya.
1. Fasilitas Ruang
a. Ruang Tunggu Pasien
1) Kursi panjang dari besi sebanyak 2 buah
2) Papan informasi
3) Kipas angin
b. Ruang Administrasi
1) Meja Administrasi
2) Peralatan ATK
3) Televisi
4) Kursi
c. Kamar Pemeriksaan (Untuk pemeriksaan X-Ray Konvensional)
1) Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi : 6,8 x 5,15 x 3,9 m
2) Tidak ada jendela dalam ruangan.
3) Tebal dinding : tembok setebal 30 cm
4) Pintu dilapisi penahan radiasi 2mm Pb dan dilengkapi lampu merah
tanda bahaya radiasi.
5) Ruang kendali pesawat Sinar-X dilengkapi dengan kaca Pb ukuran
47 x 57 cm.
6) Kamar Mandi/ WC
d. Kamar pemeriksaan untuk CT SCAN & DR:
1). Ukuran bangunan CT Scan & DR : 15,5 x 11 x 2,9 meter
2). Tebal Dinding untuk CT Scan Tembok 15 Cm dan dilapisi sedang
DR : Tembok 15 Cm dan dilapisi pb 2 ml
3). Sistem Keamanan : Tanda Radiasi, Lampu Merah
e. Kamar Pemeriksaan (USG)
1) Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 4,5x 4,3x 3,9 meter
2) Tidak ada jendela dalam ruangan.
3) Tebal dinding : tembok setebal 15 cm
f. Kamar gelap
1) Ukuran Ruang : panjang x lebar x tinggi = 3 x 3 x 3 meter.
2) Ada exhaust fan / udara mengalir.
3) Air yang mengalir dalam bak pencuci atau automatic processor.
g. Ruang Dokter Radiologi
1) Meja administrasi
2) Tempat tidur
3) Lampu Baca
4) Komputer
5) Print Bacaan rontgen

2. Didalam ruang pemeriksaan terdapat fasilitas.


a. Sumber listrik yang baik dengan voltage yang stabil.
b. Sumber air bersih.
c. Penerangan yang cukup untuk identifikasi.
d. Ventilasi yang baik dengan Air Conditioner (AC)
e. Automatic voltage regulator
h. Fasilitas Peralatan.
2. Alat untuk pemeriksaan radiologi :
1). Pesawat x – ray konvesional
Merk : Toshiba
Tipe : DR-1824
Nomor Seri : OK0429
Kondisi Maksimum : 150 kV/ 500 mA
No Ijin : 072500.010.11.090118
2). CT Scan
Merk : Siemens
Tipe : CT Scan Scaner
Nomor Seri : 78173
Kondisi Maksimum : 135 kVP
Nomor ijin : 085198.11.1804.19
3). Digital Radiografi (DR)
Merk : Philips
Tipe :SRO 33100
Nomor Seri :260845
Kondisi Maksimum :150 kVP
Nomor ijin : 085285.010.11.180419
4).Kaset
Kaset dengan ukuran 18 x 24 cm : 1 buah
Kaset dengan ukuran 24 x 30 cm : 1 buah
Kaset dengan ukuran 30 x 40 cm : 1 buah
Kaset dengan ukuran 35 x 35 cm : 1 buah
5).Grid/ Lisholm
Grid dengan ukuran 24 x 30 cm : 1 buah
Grid dengan ukuran 30 x 40 cm : 1 buah

4. Automatic Processor merek Fuji : 1 buah


5. Hanger film
Hanger dengan ukuran 18 x 24 cm : 1 buah
Hanger dengan ukuran 24 x 30 cm : 1 buah
Hanger dengan ukuran 30 x 40 cm : 1 buah
Hanger dengan ukuran 35 x 35 cm : 1 buah
6. Lampu baca rontgen
a. Pesawat USG
Alat USG merk GE logic P5,Toshiba, printer Sony dan UPS
b. Alat Proteksi
Alat untuk tindakan proteksi radiasi.
1) Apron sebanyak 6 buah
2) Kaca mata PB 2 bh
3) Pen dose 2 buah
4) Gonad 2 buah
5) Film Badge/ TLD sebanyak 11 buah
c. Fasilitas Penunjang Lainnya.
d. Meja penyimpan alat untuk pemeriksaan.
e. Troly untuk tindakan media kontras.
f. Almari Kayu penyimpan barang
g. Komputer dan printer
h. Tempat / Loker penyimpan berkas dan dokumen
i. Meja dan kursi kerja.
Perawatan seluruh peralatan sinar-X yang ada dilakukan secara teratur
dan terjadwal. Pemeliharaan dilakukan oleh petugas radiologi dan
petugas teknik RSUD Pangeran Jaya Sumitra KotabaruUSG dilakukan
oleh pihak luar yang ditunjuk oleh rumah sakit.

Kalibrasi alat-alat X-Ray dilakukan setiap satu tahun sekali. Kalibrasi


dilakukan untuk memastikan bahwa nilai output/ nilai keluaran alat X-Ray
sesuai antara faktor yang disetting dengan nilai yang keluar/ yang
diterima oleh pasien.
Peralatan X-Ray yang digunakan dalam pelayanan radiologi memiliki
ijin pengoperasian yang diterbitkan oleh BAPETEN. Ijin berlaku untuk
jangka waktu 2 ( dua ) tahun, dan harus diajukan untuk diperpanjang
pada masa berakhirnya ijin tersebut.
Selain tersedianya alat dalam jumlah yang cukup baik dari segi jenis
maupun jumlah dan kemampuannya, juga harus tersedia obat-obatan
dan peralatan basic life support untuk mengatasi keadaan gawat darurat
akibat reaksi terhadap bahan kontras.
Peralatan yang harus tersedia antara lain persediaan peralatan suntik
(needle dan wing needle) , infusion set, standar infus
Obat-obatan basic life support yang harus tersedia antara lain adrenalin,
anti histamin, cortisone dan dopamine. Juga harus tersedia tabung
oksigen yang selalu terkontrol isinya.
BAB VI
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Pendaftaran dan Pencatatan


1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Pasien mendaftar di loket pendaftaran Rawat Jalan untuk mendapatkan
nomer Rekam Medis.
b. Pasien mendaftar di loket radiologi dengan menunjukan surat pengantar
rontgen atau status pasien.
c. Petugas administrasi menerima pengantar rontgen atau status pasien
dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
d. Petugas administrasi memasukan data pasien ke SIMRS dan
mengklarifikasi status pembayaran pasien.
e. Petugas administrasi mencatat data pasien, jenis pemeriksaan pada
buku register dan membuat kuitansi/ nota tagihan pembayaran serta
membuat amplop hasil radiografi.
f. Petugas administrasi menyerahkan pengantar rontgen / status pasien
ke radiographer atau radiolog untuk dilakukan tindakan pemeriksaan.
g. Radiografer memanggil pasien sesuai urutan dan melakukan tindakan
sesuai dengan pengantar rontgen / permintaan dokter setelah selesai
pasien disuruh menunggu diluar ruang pemeriksaan untuk evaluasi.
h. Radiografer melakukan pengolahan film dengan menggunakan CR dan
memprint hasil radiograf bila sesuia dengan kreteria pemeriksaan yang
diminta dokter pengirim.
i. Petugas kamar gelap mencuci film dengan manual dan mengevaluasi
hasil rontgen untuk siap diexpertesis dokter radiologi.
j. Petugas administrasi menyerahkan bukti pembayaran dan blangko
pengambilan hasil rontgen dan memberitahu kapan hasil rontgen bisa
diambil.
k. Dokter Radiologi melakukan expertesis hasil radiografi.
l. Paseien datang untuk menggambil hasil rontgen dengan menunjukan
kwitasi pembayaran dan kartu pengambilan rontgen.
2. Pelayanan Rawat Inap
a. Perawat mendaftar di loket radiologi dengan membawa Rekam Medis
dan menunjukan surat pengantar rontgen.
b. Petugas administrasi menerima Rekam Medis dan pengantar rontgen
dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan biayanya.
c. Petugas administrasi memasukan data pasien ke SIMRS dan
mengklarifikasi status pembayaran pasien.
d. Petugas administrasi mencatat data pasien, jenis pemeriksaan pada
buku register dan membuat kuitansi pembayaran menempel di Rekam
Medis serta membuat amplop hasil radiografi.
e. Petugas administrasi menyerahkan pengantar rontgen ke radiografer
untuk dilakukan tindakan pemeriksaan.
f. Radiografer memanggil pasien sesuai urutan dan melakukan tindakan
sesuai dengan pengantar rontgen / permintaan dokter setelah selesai
pasien disuruh menunggu diluar rung pemeriksaan untuk evaluasi.
g. Radiografer melakukan pengolahan film dengan menggunakan CR atau
DR dan memprint hasil radiograf bila sesuia dengan kreteria
pemeriksaan yang diminta dokter pengirim.
h. Petugas kamar gelap mencuci film konvensional dan mengevaluasi
hasil rontgen untuk siap diexpertesis dokter radiologi.
i. Petugas administrasi menyerahkan Rekam Medis ke perawat dan
pengambilan hasil rontgen setelah hasil rontgen selesai di expertesis.
j. Hasil rontgen dapat dipinjam basah (tanpa expertesis) dikarenakan
kebutuhan mendesak.
k. Dokter radiologi melakukan expertesis hasil radiografi.
l. Hasil rontgen diserahkan ker ruang Rawat Inap dengan bukti expedisi
pengambilan hasil rontgen Rawat Inap.

C. Persiapan Pemeriksaan
Pemeriksaan radiologi untuk tujuan diagnostik hanya dilakukan sesuai dengan
permintaan yang tercantum pada formulir permintaan pemeriksaan radiologi.
Dalam surat permintaan tersebut dicantumkan keadaan klinis pasien.
Untuk pemeriksaan tanpa persiapan bisa langsung dikerjakan sedangkan
untuk pemeriksaan dengan persiapan akan dibuatkan penjadwalan di buku
penjadwalan dan akan diberitahukan tentang persiapan yang harus
dilaksanakan.
Sesuai kemampuan dan ketetapan yang telah disepakati untuk penjadwalan
pemeriksaan radiologi setiap harinya adalah sebagai berikut :
- Untuk pemeriksaan dengan kasus cito bisa langsung dikerjakan.
- Untuk penjadwalan pada jam kerja dilayani oleh petugas pendaftaran.
- Penjadwalan diluar jam kerja / hari libur dilayani oleh petugas jaga.

D. Pelaksanaan Pemeriksaan

Radiografer memanggil pasien lalu mengindentifikasi pasien sesuai dengan


yang yang tercatat pada lembar permintaan pemeriksaan radiologi ( Nama,
Umur, No. RM, gelang pasien ). Jika sudah sesuai selanjutnya radiografer
melaksanaan pemeriksaan/ pemotretan sesuai dengan tahapan - tahapan
yang sudah ditetapkan seperti memasukan data pasien pada CR, menyiapkan
kaset, pengaturan pesawat, pengaturan/ persiapan pasien dan lain-lain.
Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dipersilahkan menunggu diluar untuk
dicek hasilnya, setelah hasilnya bagus pasien diberitahukan tempat dan waktu
pengambilan hasil.
Kaset yang sudah diekspos oleh radiografer dimasukan ke kotak ekspos untuk
selanjutnya dilakukan proses pencucian oleh petugas kamar gelap jika
mengunakan pencucian kamar gelap. Namun bias juga menggunakan CR.
Radiografer mencatat kegiatan pelaksanaan pemeriksaan pada buku
pemeriksaan untuk bahan laporan tiap-tiap ruangan ( laporan pemakaian film
dan pemakaian bahan kontras )

E. Computed Radiografi (CR)


Petugas radiasi atau radiographer dapat langsung memproses pemeriksaan
dengan teknologi Computed Radiologi.

F. Pencucian Film

Petugas kamar gelap mengambil film dari kotak ekspos dan dimasukan ke
mesin cuci otomatis, selama proses pencucian dan pengisian kaset ruangan
harus dalam keadaan gelap, pintu tertutup dan hanya deterangi oleh lampu
merah.

G. Pemberian Expertise
Ekspertise foto Rontgen baik di dalam maupun di luar jam kerja dilakukan oleh
Dokter Spesialis Radiologi.
a. Di dalam Jam kerja
Foto Rontgen akan diekspertise dan bisa ditunggu hasilnya dalam jangka
waktu ≤ dari 2 jam dengan ketentuan foto tersebut dilaksanakan ≤ jam
15.00 siang hari pemeriksaan.
b. Di luar jam kerja / kasus cito
Foto dapat dipinjam basah dengan ketentuan setelah dilihat oleh dokter
pengirim harus segera dikembalikan ke bagian Radiologi untuk di
ekspertise oleh Dokter Spesialis Radiologi. Dokter Spesialis Radiologi

H. Penyerahan Hasil
Pasien / petugas ruang perawatan yang akan mengambil hasil akan
dilayani oleh petugas penyerahan hasil di loket pengambilan hasil dengan
menunjukan kartu berobat.
Sebelum menyerahkan hasil petugas loket pengambilan hasil akan
mencocokan nomor rontgen, nama pasien, jenis foto dan mencatat di buku
pengambilan hasil.

I. Jenis Pemeriksaan Radiologi


Jenis pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah:
1. Pemeriksaan Non Kontras
a. Thorax AP/ PA/ Lat
b. Abdomen/ BNO Polos/ 2 posisi
c. Columna Vertebra
d. Extrimitas atas dan bawah.
e. Cranium dan kelaian pada kepala
f. Dan lain lain
2. Pemeriksaan Dengan Kontras.
a. Sistem Gastro Intestinal
1) Colon In loop
2) Oeshopagrafi
3) OMD
b. Sistem Traktus Urinarius
1) BNO IVP
2) Cystografy
3) Uretrocystografy
4) Bipoler Uretrocystografgy
3. Pemeriksaan Radiologi CT Scan baik kontras maupun non kontras
4. Pemeriksaan USG
a. USG Abdomen
b. USG Trans rectal
c. USG Traktus urinarius
d. USG Gynecology
e. USG Mammae/ Payudara
g. USG Tyroid.

J. Pengelolaan Limbah
Radiologi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair dan
padat yang berbahaya dikarenakan mengandung logam berat bila tidak
ditangani dengan benar dapat membahayakan lingkungan, oleh karena itu
pengelolaan limbah harus dilakukan dengan benar.
1. Limbah radiologi dapat berupa :
a. Limbah cair
Limbah cair berasal dari bekas larutan pencuci film rontgen yang sudah
tidak bisa digunakan lagi, misalnya :
1) Developer
2) Fixer
3) Air pencucian film
b. Limbah padat
Limbah padat biasanya berupa film reject / film gagal dan jerigen
kemasan/ wadah developer / fixer.
2. Limbah Medis
a. Limbah cair
Limbah cair berasal dari sisa media kontras
b. Limbah padat
Limbah padat berupa jarum suntik, spuit, sarung tangan, botol kontras
media, botol infuse.
3. Pengolahan dan penampungan
Untuk limbah radiologi pengolahan dengan cara.
a. Developer diencerkan lalu dibuang di saluran IPAL.
b. Fixer ditampung dalam jerigen kemudian diserahkan ke pihak ketiga
untuk dapat dinetralkan logam beratnya.
c. Film bekas disimpan selama 5 tahun setelah itu bisa dimusnahkan.
d. Limbah medis ditampung dan dipisah sesuai dengan kantong untuk
kemudian dibawa ke incenerator/ dibakar.

I. Laporan Hasil dan Arsip


1. Laporan hasil expertise dokter radiologi disimpan dan diarsipkan selama 5
tahun setelahnya dimusnahkan.
2. Arsip
Di radiologi dokumen-dokumen yang diarsipkan.
a. Surat permintaan pemeriksaan rontgen
b. Laporan hasil expertise dokter radiologi disimpan dan diarsipkan selama
5 tahun setelahnya dimusnahkan.
c. Blanko Inform Consent.
d. Hasil pematauan dosis radiasi/ film badge/TLD dari BPFK.
e. Hasil pemantauan lingkungan dan daerah kerja.
f. Surat Ijin Pesawat x-ray dari BAPETEN.
3. Pemusnahan Dokumen
Pelaksanaan pemusnahan dokumen yang telah disimpan selama 5 tahun
harus disertai berita acara yang berisi :
a. Tanggal, bulan dan tahun pemusnahan.
b. Penanggung jawab atau otorisasi pemusnahan dokumen.
J. Trouble Shooting
Dosis yang diterima oleh pekerja radiasi dapat dilihat dari TLD sebagai
monitoring radiasi yang setiap 3 bulan dikirim dan diproses oleh BATAN dan
hasilnya dapat diketahuai setiap 3 bulannya. Hasil pengukuran ini sebagai
acuan apakah pekerja radiasi menerima dosis radiasi yang diijinkan yaitu
sebesar 20 mSv pertahun dan apabila mendapat dosis yang melebihi dicurigai
adanya kebocoran radiasi. PPR akan segera melaporkan kepada kepala
ruangan untuk diteruskan ke Direktur melalui kabid pelayanan untuk segera
dilakukan perbaikan dan pencegahan. Dan kepada pekerja radiasi yang
bersangkutan dilakukan rolling tempat kerja atau member cuti sesuai
perhitungan dosis.
Petugas radiologi harus melakukan cek kesehatan menimal 1 tahun sekali dan
juga digunakan untuk persyaratan ijin.
BAB VII
GUDANG LOGISTIK

Penanggung jawab pengelolaaan logistik di Unit Radiologi RSUD Pangeran Jaya


Sumitra Kabupaten Kotabaru dilaksanakan oleh kepala ruang dibantu oleh
penanggung jawab gudang/ logistic ruangan. Barang logistik BHP radiolgi di
simpan di gudang penyimpanan ruang radiologi sedangkan BHP Alkes medis
diambil di gudang farmasi sedangkan ATK disimpan di gudang rumah tangga.
A. Gudang Farmasi
Pengadaan BHP dan alkes yang diperlukan di bagian radiologi setiap bulan
diajukan ke bagian farmasi dengan melihat stok opnam bulanan dan sudah
disesuaikan dengan kebutuhan yang diajukan dalam RAB tahunan. BHP dan
alkes radiologi sebagian disimpan di gudang radiologi.
Barang yang tersimpan di gudang farmasi meliputi.
No Nama Reagen Jenis
1 Leukoplast Padat
2 Spuit 1 ml Padat
3 Spuit 10 ml Padat
4 Spuit 20 ml Padat
5 Neddle 23 Padat
6 Alkohol Cair
7 Bethadine Cair
8 Balon Kateter Padat
9 Masker Padat
10 Handscoon Padat
11 Jelly USG Gel
12 Jelly Tube Gel
13 Kertas USG Padat
14 Cairan Handscrub Cair
15 Kassa Padat
16 Obat-obatan Emergency Padat
17 Obat Kontras Cair
18 Barium Padat

B. Gudang Rumah Tangga


Pengadaan logistik rumah tangga disesuaikan dengan kebutuhan bulanan
yang meliputi.
No Nama Barang Jenis
1 Amplop rontgen besar Padat
2 Amplop rontgen sedang Padat
3 Amplop rontgen kecil Padat
4 Buku Kwarto Padat
5 Kerta HVS Padat
6 Buku Register Padat
7 Pita Printer Padat
8 Tinta Printer Padat
9 Spidol Permanen Besar Padat
10 Spidol Whiteborad Padat
11 Bolpoint Padat
12 Isi Staples Padat
13 Tissu Padat
14 Sabun cuci piring Cair
15 Sabun Cuci tangan Cair
16 Batu Baterai Padat
17 Spidol Silver Padat
18 Kertas Continous Padat

C. Gudang Radiologi
Bahan Medis Habis Pakai yang didisimpan di gudang ruang radiologi.

No Nama Bahan Jenis


1 Film 35 x 35 cm Padat
2 Film 30 x 40 cm Padat
3 Film 18 x 30 cm Padat
4 Film 26 X 36 cm Padat
5 Film 36 x 43 cm Padat
6 Larutan Developer Cair
7 Larutan Fixer Cair
BAB VIII
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit membuat pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kempuan
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko, sehingga di dalam melaksanakan tugasnya
seorang pekerja radiasi/ radiographer harus mengutamakan keselamatan
pasien selaian keselamatan dirinya sendiri akibat tindakan pemeriksaan
radiologi.
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
menyebabkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian dan lain-lain) yang
seharusnya tidak terjadi. Insiden keselamatan pasien dibagi menjadi :
1. Kejadian Sentinel
Adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan pasien cidera.
2. Kejadian Yang Tidak Diharapkan (KTD)
Adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan pasien cidera.
3. Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
Adalah insiden keselamatan pasien yang belum sampai terpapar (pasien
tidak cidera)
4. Kejadian Tidak Cidera (KTC)
Adalah insiden keselamatan pasien yang sudah terpapar ke pasien tetapi
tidak menimbulkan cidera.
5. Kondisi Potensial Cidera (KPC)
Adalah kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
untuk menimbulkan cidera, tetapi belum sampai insiden.
Upaya Khusus Keselamatan Pasien :
1. Ada 7 langkah menuju keselamat pasien rumah sakit, yaitu :
a. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien.
b. Pimpin dan dukung staf.
c. Integrasikan aktifitas resiko.
d. Kembangkan sistem pelaporan.
e. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
g. Cegah cidera melalui implikasi keselamatan pasien.
2. Ada 7 standar keselamatan pasien, yaitu :
a. Hak pasien.
b. Mendidik pasien dan keluarganya.
c. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan.
d. Penggunanan metode peningkatan kinerja, untuk melakukan evaluasi dan
meningkatkan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamat pasien.
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien.
g. Komunikasi, merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien.
3. Ada 6 sasaran keselamatan pasien di rumah sakit.
a. Ketepatan identifikasi pasien.
b. Peningkatan komunikasi yang efektif.
c. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high alert)
d. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
e. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
f. Pengurangan resiko pasien jatuh.

B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan pedoman ini yaitu :
1. Sebagai pedoman petugas radiologi agar dalam menjalankan tugasnya
harus sesuai standar sehingga keamanan dan keselamatan pasien terjamin.
2. Terciptanya budaya keselamatan pasien.
3. Meningkatkan akuntabilitas.
4. Menurunnya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
5. Terlaksananya program-program sehingga tidak terjadi pengulangan KTD.
6. Memberikan jaminan bahwa hasil radiologi yang dikeluarkan adalah hasil
sebenarnya sehingga benar-benar akurat dalam menunjang diagnosa
dokter.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Tata laksana keselamatan pasien didalam pelayanan radiologi adalah sebagai
berikut :
1. Petugas radiologi selalu menanyakan identitas pasien sebelum melakukan
tindakan pemeriksaan terhadap pasien.
2. Petugas radiologi melakukan penulisan identitas dan penomoran foto,
pemasangan marker secara benar sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
3. Petugas radiologi dalam melakukan teknik pemeriksaan secara benar
sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
4. Petugas radiologi melakukan pencucian film yang telah diexpose sesuai
prosedur yang telah ditetapkan.
5. Petugas radiologi dan dokter radiologi melakukan pengecekan hasil foto dan
melakukan tindakan koreksi bila ada kesalahan kemudian
mendokumentasikannya.
6. Petugas radiologi menyerahkan hasil radiologi secara benar sesuai identitas
pasien dan prosedur yang telah ditetapkan.
7. Radiologi harus mempunyai staf yang terdidik, trampil dan terlatih untuk
melaksanakan teknik pemeriksaan agar hasil yang didapatkan tepat dan
akurat.
8. Radiologi harus mempunyai staf yang terdidik, trampil dan terlatih untuk
melakukan tindakan proteksi radiasi terhadap diri sendiri, pasien dan
lingkungan sekitar.
9. Radiologi harus memiliki tenaga yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
10. Setiap alat harus dikelola dengan baik dan benar , baik waktu pengadaan,
proses inventarisasi alat, kalibrasi dan didokumentasikan dengan baik.
BAB IX
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja adalah suatu sistem keselamatan yang bertujuan melindungi


petugas radiasi, pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar dari resiko bahaya
radiasi.

1. Keselamatan Pekerja Radiasi


Petugas radiologi bekerja didalam ruangan yang memenuhi syarat standar
keselamatan radiasi sesuai yang diatur dalam peraturan kepala BAPETEN
tentang keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar – x
radiodiagnostik.
Ruang Radiologi RSUD Kotabaru Kabupaten Kotabaru dindingnya terbuat dari
tembok bata setebal 25 cm dengan pintu yang dilapisi Pb setebal 2 mm dan
lobang kaca Pb .Selain itu dalam melakukan pemeriksaan tabung pesawat x –
ray tidak menghadap ke petugas dan jarak yang sejauh mungkin dari sumber
radiasi dan dengan menggunakan waktu yang sesingkat mungkin. Dan apabila
terpaksa berada di lingkungan medan radiasi harus menggunakan apron untuk
meminimalkan terkena paparan radiasi hambur.
Selain itu petugas radiasi selalu menggunakan film badge untuk mengukur
dosis radiasi yang diterima selama satu bulan.

2. Keselamatan Pasien
Untuk pasien tidak ada batas minimal dosis radiasi yang diterima tetapi tetap
menggunakan prinsip ALARA (As Low As Responsible Achieveble) yaitu
meminimalisai dosis radiasi yang diterima pasien dengan cara pembatasan
lapangan penyinaran, mempersingkat waktu penyinaran dan untuk ibu hamil
disarankan memberitahukan kepada petugas radiasi agar organ-organ yang
sensitive dari sinar radiasi dapat ditutup menggunakan apron untuk melindungi
terkena paparan radiasi.

3. Keselamatan lingkungan
Dosis radiasi yang diijinkan untuk masyarakat/ lingkungan sekitar adalah 1
mSv/ tahun atau seper sepuluh dari dosis yang diterima petugas radiasi
sebagaimana diatur dalam peraturan kepala BAPTEN tentang keselamatan
radiasi dalam penggunaan pesawat sinar –x radiodiagnostik dan radiologi
konvensional. Untuk keluraga pasien yang terpaksa berada dalam ruang
pemeriksaan harus menggunakan apron dan ibu hamil dilarang memasuki
ruang pemeriksaan.
Di atas pintu pemeriksaan dipasang lampu merah yang akan menyala sebagai
tanda peringatan bahwa sedang ada penyinaran. Dan di dinding selalu
dipasang tanda peringatan tentang bahaya radiasi .Selengkapnya keselamatan
kerja ini tertuang dalam program proteksi radiasi yang dibuat oleh Petugas
Proteksi Radiasi (PPR).
BAB X
PROTEKSI RADIASI

Proteksi radiasi merupakan hal penting dan mutlak harus diperhatikan, untuk
menjaga keselamatan pasien, petugas dan masyarakat dari dampak radiasi.

Ruang pemeriksaan Radiologi semuanya harus dilengkapi / dilapisi dengan timbal,


semua pesawat kondisinya layak pakai dan secara rutin dikalibrasi satu tahun
sekali.

APD yang ada di Radiologi diantaranya :

 Kaca mata timbal

 Thyroid Collar,

 Apron, Gloves

 Pelindung Gonad

 Tabir Timbal.

Langkah-langkah pencegahan bahaya radiasi :

 Pemasang stiker bahaya radiasi di setiap pintu pemeriksaan


 Pemasangan lampu warna merah di atas pintu pemeriksaan
 Penggunaan kolimator sesuai objek yang di foto
 Pengaturan kondisi expose dengan cermat
 Penggunaan APD ( pelindung gonad ) untuk organ sensitive yang tidak
diperiksa
 Penggunaan apron untuk petugas / keluarga pasien bila diperlukan bantuan
 Penggunaan tabir pelindung untuk petugas Radiologi
 Meminimalisasi / menghindari proses foto ulang
 Secara berkala petugas PPR mengecek keadaan dan kelayakan semua alat
peralatan yang diperlukan

Dalam menjalankan tugasnya semua petugas Radiologi dilengkapi / memakai TLD


untuk memonitor paparan radiasi yang diterima yang setiap bulan sekali dikirim ke
BATAN untuk diproses.
BAB XI
PENGENDALIAN MUTU

Untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermu, di era dimana


pengetahuan masyarakat akan kesehatan semakin tinggi bukanlah perkara
mudah. Radiologi Rumah Sakit justru dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat yang semakin meningkat dan beragam.
Prosedur evaluasi akan menilai profesionalisme dalam pelayanan radiologi dan
pengalaman etika profesi setiap staf. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
suatu keharusan bagi instalasi Radiologi untuk selalu dapat meningkatkan
kualitas pelayanannya.Upaya peningkatan mutu pelayanan radiologi dituangkan
dalam bentuk program-program.
A. Tujuan dari program peningkatan kualitas pelayanan radiologi antara lain:
1. Meningkatnya mutu pelayanan radiologi RSUD Kotabaru Kabupaten
Kotabaru sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kebutuhan pasien di era globalisasi.
2. Meningkatkan kepercayaan pasien/ pelanggan terhadap pelayanan
instalasi radiologiRSUD Kotabaru Kabupaten Kotabaru.
3. Meminimalkan kemungkinan munculnya komplain dari pasien yang kurang
bermutu.
B. Sasaran dari program peningkatan kualitas radiologi antara lain:
1. Meningkatnya kecepatan pelayanan radiologi.
2. Menurunnya prosentase film gagal.
3. Meningkatnya mutu tampilan administrasi radiologi.
C. Evaluasi mutu pelayanan radiologi dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
1. Melalui angket mutu pelayanan instalasi radiologi yang diisi oleh pasien
instalasi radiologi.
2. Melalui angket evaluasi ekspertise instalasi radiologi yang diisi oleh
dokter-dokter yang merujuk pasien.
Angket mutu pelayanan instalasi radiologi yang diisi oleh pasien akan
direkap tiap bulan dan akan dilakukan analisa dan evaluasinya, kemudian
akan ditentukan tindak lanjutnya. Angket mutu ini berisi evaluasi terhadap
kecepatan pelayanan radiologi yang dihitung sejak pasien melakukan
pemeriksaan radiologi sampai pasien menerima hasil foto lengkap dan
ekspertisenya, evaluasi terhadap keramahan staf dalam melayani dan
evaluasi terhadap kemudahan dalam menemukan lokasi instalasi radiologi.
Penyebaran angket evaluasi ekspertise dilakukan tiap 6 (enam) bulan sekali.
Angket evaluasi ekspertise instalasi radiologi yang diisi oleh dokter-dokter
yang merujuk pasien akan direkap tiap 6 (enam) bulan dan akan dilakukan
analisa-analisa evaluasinya, kemudian akan ditentukan tindak lanjutnya.
Angket evaluasi untuk dokter pengirim berisi evaluasi terhadap evaluasi
terhadap ekspertise foto-foto rontgen yang dibuat oleh dokter spesialis
radiologi, evaluasi terhadap kualitas foto rontgen (ketepatan posisi, ketepatan
faktor eksposi) dan evaluasi terhadap kualitas pencucian film.
Mutu pelayanan radiologi selain ditentukan oleh mutu sumber daya manusia
juga sangat tergantung pada pelayanan peralatan radiologi yang harus selalu
dalam keadaan prima baik secara fisik maupun fungsinya.
Untuk mendapatkan kondisi peralatan yang selalu prima dan siap pakai perlu
dilakukan pemeriksaan yang dapat menjamin kualitas dan keselamatan
(safety) peralatan radiologi serta peralatan penunjangnya.
1. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan terhadap peralatan tersebut
antara lain:
Pemeriksaan fisik alat secara visual yang dilaksanakan sebelum arus
listrik dihubungkan ke suatu rangkaian pengendali, rangkaian pembangkit
dan rangkaian pengaman dari suatu jaringan listrik. Pemeriksaan tidak
hanya penglihatan tetapi juga dengan meraba, menyentuh, menggerakkan
pada bagian yang memang dapat digerakkan dengan memutar, menekan
atau menarik.Pemeriksaan yang dilakukan untuk meyakinkan bahwa
peralatan dalam keadaan aman pada kedudukan atau posisinya, sehingga
peralatan dapat digunakan secara benar.Pemeriksaan fisik dilakukan oleh
petugas secara kontinyu sebelum peralatan dipakai.
Pemeriksaan fisik alat secara manual meliputi:
a. Catu arus
b. Catu daya
c. Rangka dan konstruksi
d. Badan alat dan permukaan
e. Mekanikal
f. Meja pasien
g. Kolimator (conus/diafragma)
h. Lampu indikator dan tombol
i. Pencahayaan ruang
j. Kondisi udara
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh radiografer dan
atau bagian teknik RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru

2. Pemeriksaan secara kuantitatif dan kualitatif yang meliputi:


a. Pemeriksaan meja control (control table) untuk memastikan indikator
besaran listrik antara lain tegangan, arus, daya, dan frekuensi harus
dalam keadaan baik.
b. Pemeriksaan akurasi kilo volt (kV) untuk mengetahui kV yang
ditunjukkan oleh kV meter sesuai dengan kV yang dikeluarkan oleh
High Tension Transformator (HTT).
c. Pemeriksaan linierisasi mA (reciprocity mAs) adalah untuk mengetahui
perubahan penghitaman film dengan adanya perubahan mA dan s
pada tingkat mAs yang sama.
d. Pemeriksaan focal spot, dilakukan untuk mengetahui ukuran lapangan
focal spot.
e. Pemeriksaan kolimator untuk mengetahui ketepatan titik sentrasi
penyinaran dan luas lapangan.
f. Pemeriksaan out put pesawat untuk pemakaian radiografi, untuk
mengetahui dosis paparan radiasi yang diterima oleh pasien pada
pemeriksaan radiografi.
g. Pengukuran radiasi bocor, untuk mengetahui apakah ada kebocoran
radiasi pada tabung X-Ray.
h. Pengukuran paparan radiasi hambur, untuk mengetahui dosis paparan
radiasi yang ada di lingkungan sekitar ruang radiologi.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh badan
pelaksana yang ditunjuk oleh rumah sakit.
3. Pemeriksaan kamar gelap yang meliputi:
a. Pemeriksaan developer dan fixer termasuk didalamnya pembuatan
cairan/ larutan developer dan fixer.
b. Pemeriksaan safelight.
c. Pemeriksaan timer pada automatic processor yang berfungsi sebagai
tanda selang waktu processing film yang diset telah terpenuhi.
d. Pemeriksaan transfer box yang berfungsi untuk transfer kaset yang
sudah diekspose dan yang belum diekspose.
Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dilakukan oleh petugas
kamar gelap
BAB XII
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Radiologi RSUD Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru


merupakan standar yang baku dalam penyelenggaraan radiologi di RSUD
Pangeran Jaya Sumitra Kotabaru . Buku Pedoman ini berisi falsafah dan tujuan
Instalasi Radiologi, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan staf dan program pendidikan serta evaluasi dan pengendalian
mutu Instalasi Radiologi.
Penyusunan buku pedoman ini mengacu pada beberapa sumber yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia maupun badan-badan
lain seperti Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).
Pelayanan Radiodiagnostik merupakan bagian integral dari pelayanan penunjang
medic yang perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam
menegakan diagnosa tetapi juga mengandung resiko/ bahaya baik bagi petugas
radasi, pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar apabila terjadi kebocoran atau
terpapar bahaya radiasi sehingga harus dilakukan upaya penyelenggaraan yang
baik dan benar sesuai peruntukannya.
Dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang bermutu dan aman diperlukan
pengelolaan manajemen dan teknis yang prima dan dengan didukung oleh
sarana/ parasara serta sumber daya manusia yang terdidik, terampil dan terlatih.
Diharapkan penerapan pedoman pelayanan Radiologi ini dapat mewujudukan
pelayanan radiologi yang prima, bermutu dan aman. Selanjutnya perlu dilakukan
evaluasi yang berkelanjutan terhadap hasil dari penerapan pedoman pelayanan ini
untuk kemudian dapat dilakukan perbaikan-perbaikan sehinggan tercapai tujuan
pelayanan Radiologi yang telah ditetapkan.

Ditetapkan di : Kotabaru
Pada tanggal :
Pllt. Direktur Rumah Sakit
Pangeran Jaya Sumitra

dr. Nazar Radfan, M.Trop


NIP 19700929200312 1 003
REFERENSI

1. PP No.29 tahun 2008 tentang Perizinan Pemanfaatan Sumber Radiasi


Pengion dan Bahan Nuklir.
2. PP No. 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif.
3. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 4 Tahun 2013
tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi dalam Pemanfaatan Tenaga
Nuklir
4. Permenkes No. 357/Menkes/Per/V/2006 tentang Regristrasi dan Ijin Kerja
Radiografer.
5. Permenkes No. 780/Menkes/Per/V/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1014/Menkes/SK/XI/2008 tentang
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Saranan Pelayanan Kesehatan.
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 410/
MENKES/ SK/ III/ 2010Perubahan atas keputusan tentang Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1014/ MENKES/ SK/ XI/ 2008
tentang Standar Pelayanan Radiodiagnostik;
8. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Tenaga Nuklir Nomor 01-P / Ka-
BAPETEN / I-03, tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik

Anda mungkin juga menyukai