INSTALASI RADIOLOGI
MEMUTUSKAN :
Nomor : 02/Klinik-CH/X/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatakan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkn kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasaan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan
standar pelayanan rofesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan radiologi merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan
pengobatan penyakit serta pemulihan kesehatan.
Sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan, hasil pemeriksaan
radiologi digunakan untuk penetapan diagnosis, pemberian pengobatan dan
pemantauan hasil pengobatan. Oleh Karena itu, hasil pemeriksaan radiologi harus
terjamin mutunya.
Untuk meningkatkan mutu hasil pemeriksaan radiologi, mutlak perlu
dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality assurance), yang mencakup berbagai
komponen kegiatan. Salah satu komponen kegiatan adalah “ Praktek Pelayanan
Radiologi Yang Benar “.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka di Instalasi Radiologi perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara
pelaksanakan pelayanan yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien
radiologi Klinik Utama Cahaya Husada.
1. Pelayanan Radiodiagnostik
sinar-X konvensional.
dengan menggunakan radiasi non pengion, di Klinik utama cahaya husada yaitu
Ultrasonografi (USG).
C. Batasan Operasional
D. Landasan Hukum
Pelayanan radiologi yang berkualitas sangat dipengaruhi oleh Sumber Daya Manusia
yang ada di dalamnya. Maka dari itu Instalasi Radiologi Klinik Utama Cahaya Husada
menentukan persyaratan kualifikasi tenaganya sebagai berikut:
Ikhtisar jabatan :
B. Kepala Radiografer
Ikhtisar Jabatan :
1. Bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan di instalasi radiologi
2. Melaporkan semua aktifitas yang ada di instalasi radiologi ( pasien hari ini dan
instalasi radiologi
6. Membina suasana kerja yang kondusif dengan rekan kerja di instalasi radiologi
9. Mengajukan permohonan alat dan bahan habis pakai kepada Kepala unit
radiologi
10. Bertanggung jawab sebagai Quality Control terhadap hasil radiograf dan
dengan radiografer)
12. Membuat, mengecek dan merevisi inventarisasi alat dan bahan di instalasi
Syarat jabatan :
1. Minimal D3 Radiologi
Ikhtisar jabatan :
1. Memberikan instruksi teknis dan administratif secara lisan dan tulisan kepada
Syarat jabatan :
pesawat sinar-x.
5. Melaporkan setiap kejadian yang menyangkut keselamatan radiasi kepada
Radiologi.
Syarat Jabatan :
a. DATA :
3) Rata-rata pasien
= 180/360
3. Analog dengan perhitungan di nomor satu (1), setiap dokter hanya bisa
melayani pasien 7 orang/hari. Maka untuk kebutuhan tenaga dokter spesialis
radiologi /dokter spesialis penyakit dalamadalah 1 orang/dokter penyakit dalam
a. lokasi
Lokasi gedung radiologi yang ideal terletak dekat dengan ruang rawat inap, IGD,
untuk mencapai lokasi. Instalasi radiologi Klinik Utama Cahaya Husada berada di
area poliklinik
Kebutuhan Ruang
125 kV memerlukan ruangan sebesar 6.5 meter (p) x 4 meter (l) x 2.8 meter
(t).
Ukuran 4 meter (p) x3 meter (l) x 2.7 meter (t) dengan perlengkapan meja dan
tempat tidur serta kursi pasien diruang penyakit dalam dan ruangan kebidanan
minimal 2 meter (l) x 2.7 meter (t) untuk menampung 1 buah meja kerja, 2
buah kursi serta 1 buah almari. Ruang baca harus dilengkapi dengan Light
Case.
minimal 1 meter (p) x 1.5 meter (l) x 2.7 meter (t) dan dilengkapi dengan
5. Kamar Mandi
Ada di ruang pemeriksaan konvensional dengan ukuran minimal 1.5 meter (p)
6. Kamar Gelap
Terdiri dari daerah kering dan basah. Lantai tidak licin dilengkapi dengan
exhaust fan yang kedap cahaya, safety light, dan ID Printer dan Automatic
Processor.
7. Ruang Lain
3. Ruang baca dan konsultasi dokter yang dilengkapi dengan light case
5. Kamar gelap yang dilengkapi dengan exhaust fan, safety light, dan
Automatic Processor.
A. Standar Ruang
Dinding terbuat dari beton dengan ukuran 15 cm dan dilapisi oleh timah hitam
setebal 2 mm.
Dinding terbuat dari bahan halus, keras, dan tidak bereaksi secara kimiawi
baik terhadap zat pengotor dan terhadap zat pembersih.
B. Standar Fasilitas
Jenis Peralatan Standar Kemenkes 410 tahun Peralatan yang ada di Klinik
masing-masing 1 buah
Perlengkapan Film Badge atau TLD yang Film badge 6 unit dan 1 film
pocket
Perlengkapan Kamar gelap dan ID camera Automatic Processor Merk
kamar gelap Viewing Box double atau Kodak Type MXP 102
single tank
Quality beam alignment test tool, 1 termometer digital
kebutuhan.
standar anestesi
dibersihkan. Perbaikan alat oleh petugas elektromedis atau teknisi yang sudah
ditunjuk oleh rumah sakit. Uji Kesesuaian oleh Lembaga berkualifikasi swasta yang
A. Pendaftaran Pemeriksaan
i. Tanggal permintaan
ii. Nama pasien
iii. Tanggal lahir
iv. Jenis kelamin
v. Asal Poliklinik (Penyakit Dalam, Bedah, Ginekologi, dll)
vi. Nomor telepon atau handphone pasien
vii. Pemeriksaan rontgen/ USG yang diminta
viii. Nomor Rekam Medik
ix. Nomor Register radiologi
x. Dokter pengirim
xi. Diagnosa/keterangan klinis
i. Tanggal permintaan
ii. Nama pasien
iii. Tanggal lahir
iv. Jenis kelamin
v. Asal Pasien ( Ruang Rawat Inap)
vi. Pemeriksaan radiologi / USG yang diminta
vii. Nomor Rekam Medik
viii. Nomor Register radiologi
ix. Dokter pengirim
x. Diagnosis/keterangan klinis.
B. Jenis layanan
Pemerikasaan radiologi yang bisa dilakukan di Klinik Utama Cahaya Husada adalah
1. Pemeriksaan Radiologi Diagnostik
Rontgen – Manus
Rontgen – antebrachia
Rontgen – humerus
Rontgen – clavicula
Rontgen – pedis
Rontgen – calcaneus
Rontgen – digiti
Rontgen – Nassal
Rontgen – scapula
Rontgen – cruris
Rontgen – genu
Rontgen – femur
Rontgen – pelvis
Rontgen – mandibula
Rontgen – waters
Rontgen – schuller
Rontgen – townes
Rontgen – Caldwell
Rontgen – orbita/rheese
Rontgen – TMJ
Rontgen – BNO_IVP
Rontgen – OMD
Rontgen – Appendicogram
Rontgen – Urethrografi
Rontgen – Urethrocystrografi
Rontgen Cystografi
Rontgen – HSG
USG – Abdomen
USG - Appendix
USG – Thyroid
USG - USG Mammae
USG - Urologi
USG - Muskuloskeletal
USG - Testis
USG - Vascular
C. Persiapan Pemeriksaan
1. Untuk pemeriksaan tanpa menggunakan media kontras tidak memerlukan
persiapan khusus, hanya melepaskan barang yang dapat menimbulkan artefak atau
mengganggu gambaran radiologi seperti kalung, gelang, cincin, anting-anting atau
BH.
2. Untuk pemeriksaan menggunakan media kontras seperti BNO-IVP, colon in loop
perlu dilakukan persiapan khusus, meliputi :
a.2 hari sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk makan makanan rendah
serat , seperti bubur kecap dan minum air putih.
b.Malam hari sebelum pemeriksaan pasien diminta untuk urus-urus dengan
minum dulcolax tablet. Pagi hari pasien memasukkan dulcolax supp
melalui anus dan dilakukan lavement.
c.Selama persiapan, pasien dianjurkan untuk mengurangi bicara dan merokok
untuk mengurangi udara dalam usus.
d.Untuk pemeriksaan BNO IVP hasil ureum kreatinin harus dalam batas normal
e.Pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan pemeriksaan, dan sebelum
pemeriksaan dimulai pasien diminta buang air kecil untuk mengosongkan
blast (kandung kemih).
f.Penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan serta penandatanganan informed consent.
3. Untuk pemeriksaan cystografi pasien sudah terpasang selang kateter dari
ruang rawat inap ataupun dari poliklinik
4. Untuk pemeriksaan OMD pasien puasa minimal 6 jam sebelum pemeriksaan
5. Untuk pemeriksaan Appendycogram pasien minum barium 10 jam sebelum
pemeriksaan kemudian puasa dan tidak buang air besar
6. Untuk pemeriksaan HSG:
a. Penderita sejak hari pertama menstruasi yang terakhir sampai hari
kesepuluh tidak diperkenankan melakukan persetubuhan (koitus) terlebih
dahulu.
b. Sebelum pemeriksaan yang dilakukan penderita untuk buang air kecil
terlebih dahulu untuk menghindari agar penderita tidak buang air selama
jalannya pemeriksaan sehingga pemeriksaan tidak terganggu dan berjalan
lancar.
c. Berikan penjelasan pada pasien maksud dan tujuan pemeriksaan yang akan
dilakukan, serta jalannya pemeriksaan agar pasien merasa aman dan
tenang sehingga dapat diajak kerjasama demi kelancaran pemeriksaan
7. Untuk pemeriksaan USG Abdomen juga diperlukan persiapan khusus,
meliputi :
a.Pasien puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaan hanya boleh minum air putih dan
tahan kencing 2-4 jam sebelum pemeriksaan.
b.Jika pasien sudah terpasang kateter maka 1 jam sebelum pemeriksaan USG,
kateter di klem terlebih dahulu.
a.Peralatan Steril
1) Wings needle
2) spuit 20 cc (2 buah)
3) kapas alcohol
1) Pesawat rontgen
2) Plester
5) Baju pasien
6) Torniquet
2. Pemeriksaan Cystografi
b. Plester
c. Kontras Media
d. Klem
e. Spuit 100 ml
g. Aquadest
a. Peralatan steril
1) Kateter
2) Spuit 20 cc
3) Hand scoon
1) Barium sulfat
2) Pesawat rontgen
3) Air Mineral
4) Klem
5) Masker
6) Underpad
7) Spuit 200 cc
4. Pemeriksaan OMD
a. Barium sulfat
c. Air Mineral
d. Gelas
e. Sendok
f. Tisu
5. Pemeriksaan Oeshophagografi
a. Barium sulfat
c. Air Mineral
d. Gelas
e. Sendok
f. Tisu
a. Peralatan steril
1) HSG set
2) Duk steril
3) Handscoon
4) Media kontras
5) Spuit 20 cc
6) Kateter
7) Kom Kecil
8) Klem
9) Sonde Uteri
11) Kasa
1) Kaset
2) Pesawat rontgen
3) Betadin
4) Apron
5) Alkohol
6) Lampu sorot
E. Pelaksanaan Pemeriksaan
5. Pengeringan (drying)
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah
untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses
pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu,
endapan kristal, noda, dan artefak.
Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan
udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara,
kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi.
G. Pemberian Expertise
Expertise adalah hasil bacaan rontgen yang sudah dibaca oleh dokter spesialis
Radiologi.
Pemberian ekspertise dilakukan oleh dokter spesialis radiologi /dokter spesialis
penyakit dalam dengan standar sebagai berikut:
1. Di dalam jam kerja (07.00 – 14.00 WIB).
Pemberian ekspertise di dalam jam kerja diberikan di ruang ekspertise radiologi.
2. Di luar jam kerja (14.00 – 07.00 WIB).
Pemberian ekspertise diluar jam kerja hanya untuk pemeriksaan Cito. Fasilitas dan
biaya yang timbul menjadi tanggung jawab rumah sakit.
Prosedurnya adalah:
a. Ruangan pasien dirawat menghubungi radiologi.
b. Petugas radiologi menghubungi dokter spesialis radiologi /dokter spesialis penyakit
dalamtentang posisi berada dimana serta menanyakan bisa datang atau foto yang
diantar ke dokter atau melalui teknologi WA atau email dll.
c. Bila harus diantar/dijemput, Petugas menghubungi sopir rumah sakit.
H. Penyerahan Hasil
Rawat Jalan
Hasil rontgen untuk pasien rawat jalan diserahkan langsung ke pasien atau
keluarga pasien dengan menunjukan tanda bukti pembayaran dan menulis di buku
pengambilan rontgen
Rawat inap
Hasil rontgen untuk pasien rawat inap diambil oleh petugas rawat inap di bagian
radiologi. Dengan menulis di buku pengambilan rontgen rawat inap.
I. Pengelolaan Limbah
Limbah Radiologi dibagi menjadi 2 yaitu limbah medis dan limbah tidak medis.
1. Limbah medis
- Limbah medis cair
Limbah medis cair dibuang ke medivest
- Limbah medis padat
Limbah medis padat dibuang pada tempat sampah medis yang sudah disiapkan
dan dibuang ke medivest
- Limbah medis spuit
Limbah medis spuit ditutup lagi dan kemudian dibuang pada Safety Box yang
terpisah dan dibuang ke medivest
2. Limbah non medis
Limbah non medis dibuang pada tempat sampah non medis yang sudah
disediakan.
BAB V
LOGISTIK
a. Kebutuhan logistik didasarkan pada jumlah kebutuhan stok yang harus tersedia
setiap bulan.
b. Petugas Logistik melakukan stock opname setiap akhir bulan.
c. Merencanakan kebutuhan logistik untuk jangka waktu 1 bulan dan membuat
pengajuan permintaan ke bagian logistik instalasi farmasi.
2. Tingkat persediaan
a. Tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah persediaan yaitu jumlah
persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
b. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau penyimpanan umum.
c. Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan-
bahan yang dibutuhkan atau sering terlambat diterima dari pemasok.
A. Pengertian
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini
diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan suatu tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD
C. Tatalaksana Keselamatan Pasien
Kegiatan keselamatan pasien di Klinik Utama Cahaya Husada dilakukan melalui
monitoring indikator mutu tiap unit kerja terutama yang berhubungan dengan
keselamatan pasien, tindakan preventif, pengendalian proses/produk tidak sesuai,
tindakan korektif dan audit mutu internal.
1. Monitoring Indikator Mutu Pelayanan
Merupakan kegiatan asesmen resiko. Secara rinci indikator mutu pelayanan
rumah sakit dan unit kerja dijelaskan pada pedoman mutu pelayanan rumah
sakit dan unit kerja. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian tidak
diinginkan kepala instalasi melaporkan pada pertemuan manejemen seperti
diatur pada tindakan preventif.
2. Tindakan Preventif
Merupakan sistem yang diharapkan bisa mencegah terjadinya kejadian-kejadian
tidak diharap akibat kesalahan melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan
melalui :
a. pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan yang memenuhi
standar K3
b. Pertemuan rutin di rapat struktural
c. Evaluasi prosedur secara berkala dan terus menerus.
d. Audit internal.
4. Tindakan korektif
Merupakan tindakan pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serat implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Tindakan korektif merupakan tindak lanjut dari rapat tertutup
setelah ada inspeksi dan verifikasi.
1. Mendesain ruangan radiasi sedemikian rupa sehingga paparan radiasi tidak melebihi
batas-batas yang dianggap aman.
2. Melengkapi setiap ruangan radiasi dengan perlengkapan proteksi radiasi yang tepat
dalam jumlah yang cukup.
3. Melengkapi setiap pekerja radiasi dan pekerja lainnya yang karena bidang
pekerjaannya harus berada di sekitar medan radiasi dengan alat monitor radiasi.
4. Memakai pesawat radiasi yang memenuhi persyaratan keamanan radiasi.
5. Membuat dan melaksanakan prosedur bekerja dengan radiasi yang baik dan aman.
PROTEKSI RADIASI
A. Pengertian
Merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah kesehatan manusia
maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang
atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan yang
merugikan kesehatan akibat paparan radiasi, sementara kegiatan yang diperlukan pada
pemakaian sumber radiasi masih tetap dapat dilakukan.
.
C. Proteksi Radiasi Bagi Pekerja Radiasi
Perlindungan bagi petugas non radiasi dari bahaya radiasi yang bekerja di
lingkungan radiologi
1. Berdiri di balik perisai timbal saat sedang dilakukan exspause/ perawat
berada di luar ruang pemeriksaan rontgen
2. Jika dibutuhkan untuk membantu memegangi pasien petugas non radiasi
harus mengenakan pelindung diri (apron)
e. Update kriteria
C. Langkah - Langkah Dalam Aplikasi Pengendalian Mutu :
4. Rasional
4. Kerusakan foto
BAB IX
PENUTUP
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku yang berlaku
dan standar profesi petugas radiologi sehingga dapat mewujudkan pelayanan radiologi
yang maksimal.
radiologi yang bermutu, tepat, aman, akurat, komprehensif, terpadu, merata, dan
terjangkau.