PENDAHULUAN
Pelayanan Radiologi Rumah Sakit merupakan salah satu kegiatan di Rumah Sakit yang
menunjang pelayanan kesehatan. Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi umumnya dan Radio
Diagnostik khususnya telah dilaksanakan di berbagai sarana pelayanan kesehatan. Dengan
adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi dewasa ini telah
memungkinkan berbagai penyakit dapat dideteksi dengan menggunakan fasilitas Radio
Diagnostik yaitu pelayanan yang menggunakan radiasi pengion dan non pengion. Dengan
berkembangnya waktu, Radio Diagnostik juga telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, baik
dari peralatan maupun metodanya.
1.2. TUJUAN
1
1.3.2.4. Memastikan bahwa semua staf di bawah pengawasan mereka mengetahui
isi Pedoman ini dan mengikuti pelatihan untuk menjamin terlaksananya
Pedoman ini.
1.3.3. Ka. Instalasi/Ka. Unit dan termasuk Komite bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa audit internal dilaksanakan.
1.3.4. Koordinator yang terlibat dalam ruang lingkup ini bertanggung jawab untuk
implementasi Pedoman ini di bagian yang mereka kelola dan harus memastikan
bahwa:
1.3.4.1. Semua staf baru dan lama mempunyai akses dan tahu mengenai Pedoman,
kebijakan, SPO dan formulir lain yang terkait.
1.3.4.2. Adanya SPO tertulis yang mendukung dan sesuai dengan isi Pedoman ini
dan dipantau untuk kepatuhannya.
1.3.5. Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup Pedoman ini bertanggung jawab untuk
mengimplementasikan isi dari Pedoman ini dan harus memastikan bahwa:
1.3.5.1. Mereka mengerti dan mematuhi Pedoman ini.
1.3.5.2. Akan menggunakan Pedoman ini dalam hubungannya dengan semua
Pedoman pelaksanaan pelayanan dan SPO lainnya.
1.3.5.3. Ketidakpatuhan pada Pedoman ini dapat mengakibatkan tindakan
indisiplin.
2
6. Pemeriksaan Radiologi Sedang adalah pemeriksaan foto roentgen dengan Media Kontras.
7. Foto Rontgen adalah gambar yang dihasilkan dari pemeriksaan yang menggunakan
pesawat sinar-x.
8. Media kontras adalah bahan ionik dan non-ionik yang digunakan dalam pemeriksaan
radiologi tingkat sedang.
9. Barang Habis Pakai adalah barang kebutuhan rutin yang sekali habis pemakaiannnya
untuk pelayanan pasien.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
2.1. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA
Standar ketenagaan di tentukan berdasarkan pada beberapa hal yaitu :
1. Jenis sarana kesehatan
2. Kemampuan / kompetensi
3. Beban kerja
4. Jumlah pesawat
Jenis dan jumlah tenaga yang dibutuhkan dalam Instalasi Radiologi RS. Ananda berdasarkan
standar pelayanan Radiologi Diagnostik
JENIS TENAGA PERSYARATAN
4
1.13. Mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis.
1.14. Menjamin pelaksanaan seluruh aspek Proteksi Radiasi terhadap Pasien.
2. Radiografer
2.1. Mempersiapkan Pasien, obat-obatan dan peralatan untuk pemeriksaan dan pembuatan
foto Radiologi.
2.2. Memposisikan Pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan.
2.3. Mengoperasionalkan peralatan Radiologi sesuai SPO. Khusus untuk pemeriksaan
dengan kontras pemeriksaan dikerjakan bersama Dokter Spesialis Radiologi.
2.4. Melakukan penjaminan dan kendali mutu.
2.5. Memberikan proteksi terhadap Pasien, dirinya sendiri dan masyarakat di sekitar
ruang pesawat sinar-X.
2.6. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan paparan yang
diterima Pasien sesuai kebutuhan.
2.7. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan Radiologi secara rutin.
3. Tenaga PPR
3.1. Membuat program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
3.2. Memantau aspek operasional program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
3.3. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan Proteksi Radiasi, dan
memantau pemakaiannya.
3.4. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua tempat di
mana Pesawat Sinar-X digunakan.
3.5. Memberikan konsultasi yang terkait dengan Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
3.6. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas Radiologi.
3.7. Memelihara Rekaman.
3.8. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan.
3.9. Melaksanakan latihan penanggulangan dan pencarian keterangan dalam hal
kedaruratan.
3.10. Melaporkan kepada Pemegang Izin setiap kejadian kegagalan operasi yang
berpotensi kecelakaan Radiasi.
3.11. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program Proteksi dan
Keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh Pemegang Izin
untuk dilaporkan kepada Kepala BAPETEN.
5
4. Fisikawan Medik
4.1. Pengukuran dan analisa data radiasi dan menyusun tabel data radiasi untuk
penggunaan klinik.
4.2. Pelaksanaan aspek teknis dan perencanaan Radiasi.
4.3. Pengadaan prosedur QA dalam Radio Diagnostik, meliputi pelaksanaan diagnosa dan
terapi, keamanan radiasi.
4.4. Melaksanakan Kendali Mutu di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Medirossa 2
cibarusah dan Mereview hasil kontrol mutu Radiologi Luar yang bekerja sama
dengan Rumah Sakit MM 2100.
4.4. Melakukan perhitungan dosis, terutama untuk menentukan dosis janin pada wanita
hamil.
4.5. Jaminan bahwa spesifikasi peralatan radiologi diagnostik sesuai dengan keselamatan
radiasi.
4.6. ”Acceptance test” dari Unit yang baru.
4.7. Supervisi perawatan berkala peralatan Radio Diagnostik.
4.8. Berpartisipasi dalam meninjau ulang secara terus menerus keberadaan sumber daya
manusia, peralatan, prosedur dan perlengkapan proteksi radiasi.
4.9. Berpartisipasi dalam investigasi dan evaluasi kecelakaan radiasi.
4.10. Meningkatkan kemampuan sesuai perkembangan IPTEK.
5. Tenaga administrasi
5.1. Melakukan registrasi Pasien di Radiologi
5.2. Melakukan pencatatan dan pelaporan semua kegiatan pemeriksaan yang dilakukan di
institusi pelayanan.
5.3. Membuat Laporan kunjungan pasien
5.4. Mengatur Pengarsipan seluruh dokumen
6. Pengelolaan Peralatan
6.1. Melakukan Pengawasan terhadap kebersihan peralatan dan ruangan radiologi
6.2. Melaporkan kepada koordinator radiologi bila ada kerusakan peralatan
6.3. Menjaga keutuhan peralatan Radiologi
6.4. Bertanggung Jawab setiap hari dalam melakukan pemeliharaan harian, mingguan,
dan bulanan
6
2.2. DISTRIBUSI KETENAGAAN
No NAMA PENDIDIKAN DISTRIBUSI
1 Dr. Partogi Napitupuluh Spesialis radiologi Ka. Instalasi
2 Sugianto .Amd Rad D-III Radiologi PJ Radiologi, Pelaksana
Pemeriksaan
3 Sandika arles. Amd Rad D-III Radiologi PJ Shift, Pelaksana
Pemeriksaan
4 Fahrul .Amd Rad D-III Radiologi Pelaksana Pemeriksaan,
PPR, Pelaksana
Pemeriksaan
5 Alviyan .Amd Rad D-III Radiologi PJ Administrasi,Pelaksana
Pemeriksaan
7
BAB III
STANDAR FASILITAS DAN PERALATAN
3.1 DENAH RUANG
Lampiran 1. Denah Ruang Radiologi ( Terlampir )
8
j. Washtafel
6. Ruang Pelengkap
Kamar mandi Pasien dan Washtafel
2. Perlengkapan Ruangan
a. Lemari Instrumen
b. Linen dan Pakaian Pasien
c. Kassa
d. Handscoon
e. Masker
f. Alkohol swabs
g. Aquadest/ Otsu water
h. Emergency kit
i. Media kontras ; iopamiro 370mg/50ml, Omnipaque 350mg/50ml, barium Sulfat
j. Alkes
9
d. Sign/ Rambu tanda bahaya radiasi, terutama untuk wanita Hamil
4. Alat Perlengkapan Proteksi radiasi
a. Lead Apron 3 Buah
b. Personal Monitoring TLD
c. Lead Gloves 1 buah
d. Gonad Shield 1 buah
e. Thyroid 1 buah
f. Tabir Pelindung 1 buah
5. Peralatan
Semua peralatan sudah mempunyai izin dari BAPETEN, dilengkapi pengatur
diafragma dan lampu kolimator, dan dilakukan kalibrasi serta pemeliharaan secara
berkala.
1. Jenis Peralatan Unit Utama :
Pesawat X-ray general Konvensional 500m = 1unit
2. Pesawat Ultrasonografi ( USG ) Thosiba rotanode = 1 unit
Peralatan Pendukung
Computed Radiography = 1 Unit
Printer Dry view = 1 Unit
APRON = 1 buah
Kaset DR = 1 Buah berbagai ukuran
Grid = 1 buah berbagai ukuran
Standar infuse = 1buah
10
BAB IV
TATA LAKSANA
11
B. Persiapan Pemeriksaan
1. Pasien diberitahukan tentang pemeriksaan yang membutuhkan persiapan khusus.
2. Persiapan untuk pemeriksaan khusus dilakukan sesuai prosedur tetap yang sudah
ditentukan.
3. Instruksi yang terkait dengan prosedur pemeriksaan harus diberitahukan dengan jelas
terutama untuk pemeriksaan yang menggunakan media kontras. Dan dijanjikan kapan
pasien akan melakukan pemeriksaan radiologi.
4. Benda aksessoris seperti gigi paslu, rambut palsu, anting – anting, Perhiasan, penjepit
rambut dan alat bantu pendengar harus dilepas terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemeriksaan karena akan menyebabkan artefak.
C. Jenis Pemeriksaan
Kegiatan Pelayanan Radiologi mencakup pelayanan spesialistik dan subspesialistik terbatas,
yaitu :
1. Pemeriksaan dengan dan tanpa media kontras meliputi pemeriksaan :
1. Tractus gastrointenstinal (oesophagus, gaster, duodenum, jejunum, ileum, colon,
sigmoid, rectum)
2. Tractus billiaris
3. Tractus urinarius
4. Tractus respiratorius
5. System muscolosceletal (cranium, collumna vertebralis, ekstremitas, articulations,
pelvis)
2. Pemeriksaan USG yang mendeteksi kelainan-kelainan :
1. Hepar
2. Vesica fellea (Gall Bladder/ kandung empedu)
3. Ginjal
4. Pancreas
5. Lien
6. Vesica urinaria
7. Organ genitalia interna
8. Kelenjar tiroid
9. Mammae
D. Pelaksanaan Pemeriksaan
1. Pelayanan dan tindakan radiodiagnostik dilakukan hanya berdasarkan permintaan dokter
secara tertulis dan mencantumkan diagnosa klinis dan hasil pemeriksaan medis lain yang
terkait.
2. Pemeriksaan Radiodiagnostik dan Imaging Diagnostik dilakukan sesuai dengan Standar
prosedur Opersional.
3. Pasien diberitahukan pemeriksaan apa yang akan dilakukan
4. Pasien diberitahukan mengenai posisi dan persiapan yang akan dilakukan sesuai prosedur
5. Untuk Tindakan yang ditetapkan memerlukan “informed conscent” atau “surat
persetujuan tindakan”, pemeriksaan akan dilakukan setelah Pasien menandatangani
formulir yang telah disediakan.
6. Pemberian informasi dan edukasi tentang pemahaman tindakan kontras, mengikuti
Panduan Pmeberian Informasi dan Edukasi SK. Dir. RS Medirossa 2 cibarusah.
12
7. Pemeriksaan yang menggunakan bahan kontras media dilakukan oleh Dokter Spesialis
Radiologi . Sedangkan pemeriksaan Radiologi tanpa kontras dikerjakan oleh Radiografer
dengan mengacu pada prosedur pemeriksaan serta bertanggung jawab atas kualitas dan
pembuatan foto Radiografi.
8. Sebelum tindakan pemberian kontras IV, Petugas Radiologi akan berkoordinasi dengan
Instalasi Gawat Darurat sebagai antisipasi apabila terjadi reaksi alergi sehingga
memudahkan tindakan penanganan reaksi alergi.
a. Tindakan penyelamatan dalam keadaan “gawat darurat” bagi Pasien yang
menderita syok anafilaktik atau alergi terhadap bahan kontras akan segara di
koordinasikan dengan Petugas IGD yang bertugas. Untuk membantu memberikan
pertolongan kepada pasien.
b. Observasi Pasien post tindakan “gawat darurat” dilakukan di Instalasi Gawat
Darurat.
9. Penyuntikan Media kontras dilakukan oleh dokter radiologi atau perawat IGD
10. Pemeriksaan Radiologi bagi wanita : Setiap Pasien wanita usia produktif (15-50 th) yang
akan dilakukan tindakan pemeriksaan Radiologi dipastikan tidak dalam keadaan hamil,
dengan menandatangani pernyataan tidak hamil.
11. Pemeriksaan Radiologi pada Pasien hamil :
Pada wanita hamil yang oleh Dokter pengirim dimintakan pemeriksaan Radiologi, Pasien
diminta untuk menandatangani pernyataan bahwa sedang hamil.
12. Pemeriksaan yang dilakukan pada wanita hamil sebelum dilakukan X-ray Harus
dipasang pelindung berupa double apron Pb dibagian perut.
13. Penundaan / Perubahan Jadwal tindakan radiologi untuk pasien rawat jalan maupun
pasien rawat inap mengikuti Panduan Penundaan Pelayanan dan Pengobatan Rumah
Sakit Umum Daerah Cilincing.
E. Hasil Pemeriksaan
1. Hasil pemeriksaan dan tindakan radiodiagnostik dalam tanggung jawab Dokter
Spesialis Radiologi.
2. Semua foto harus dibaca/diekspertise dengan jelas dan ditanda tangani oleh Dokter
Spesialis Radiologi.
3. Hasil pemeriksaan Radiodiagnostik di nyatakan secara tertulis, jelas dan bersifat
rahasia ditujukan kepada Dokter yang merujuk.
4. Waktu tunggu ekspertise radiologi di sesuaikan dengan jadwal praktek Dokter
Radiologi.
a. Didalam jam kerja Dokter Radiologi ( 08.00 – 14.00 )
Waktu tunggu hasil untuk pemeriksaaan Thorax, konvensional dan Tanpa
Kontras dapat diperoleh tidak lebih dari 1 jam.
Waktu Tunggu hasil untuk pemeriksaan konvensional dan dengan Kontras,
dapat diperoleh dengan 3 jam
b. Pencapaian waktu tunggu hasil pemeriksaan radiologi diluar jam kerja dokter
radiologi, tidak lebih dari 1 hari
5. Waktu tunggu hasil untuk pasien cito
a. Waktu tunggu hasil untuk untuk pemeriksaan konvensional rutin cito
didalam jam kerja dokter (08.00 – 14.00), dapat diambil dalam waktu
tidak lebih ≤ 30 menit
b. Waktu tunggu hasil untuk pemeriksaan rutin diluar jam kerja dokter
( 14.00 – 08.00 ) dapat diperoleh tidak lebih dari 4 jam.
13
6. Hasil kritis merupakan hasil pemeriksaan yang terdapat ketidaknormalan pada hasil
ekspertisenya dan dapat memberi indikasi resiko atau kondisi yang mengancam
kehidupan pasien.
7. Radiologi melaporkan kepada Instalasi terkait mengenai pelaporan hasil kritis.
8. Dokter/Perawat yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi verbal
TULIS (write back ) BACA ( Read Back ) KONFIRMASI ( Confirmation ). Proses
pelaporan ini ditulis didalam Rekam Medis
F. Penyerahan Hasil
1. Hasil Radiologi dapat diambil oleh pasien setelah hasil foto dibaca/diekspertise oleh
Dokter Spesialis Radiologi.
2. Hasil Radiologi untuk pasien rawat jalan
Petugas Radiologi memanggil nama pasien
Pasien atau keluarga pasien datang membawa Kwitansi pembayaran
Petugas Radiologi mencocokan identias pasien dan kwitansi dengan melakukan
identifikasi positif kepada pasien atau keluarga pasien.
Sebelum diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien. Petugas Radiologi
melakukan verifikasi ulang didepan pasien atau keluarga pasien dengan
menunjukkan foto beserta hasil expertise, sebagai bukti bahwa foto dan
expertise lengkap dan tepat.
Pasien atau keluarga pasien mencatat dibuku expedisi hasil, dengan
mencantumkan paraf dan nama jelas.
Petugas radiologi membubuhkan Cap “SUDAH ADA HASIL” dibelakang
kwitansi pembayaran dan menyerahklan hasil pemeriksaan kepada pasien atau
keluarga pasien.
3. Hasil Radiologi untuk pasien rawat inap
Perawat Rawat Inap datang membawa buku expedisi pengambilan hasil
Radiologi
Petugas radiologi mencocokkan identitas pasien dibuku expedisi pengambilan
Ruangan dengan hasil pemeriksaan yang sudah dipilah berdasarkan ruangan
pasien dirawat.
Petugas radiologi menceklis hasil dengan identitas pasien, dan memparaf
dengan nama jelas di buku expedisi pengambilan hasil Radiologi milik
Ruangan
Sebelum diserahkan kepada perawat ruangan. Petugas Radiologi melakukan
verifikasi ulang perawat dengan menunjukkan foto beserta hasil expertise,
sebagai bukti bahwa foto dan expertise lengkap dan tepat.
Perawat Rawat Inap mencatat identitas pasien dibuku ekspedisi pengambilan
hasil pemeriksaan Rawat Inap dan memberikan paraf serta nama jelas.
4. Sebelum penyerahan hasil radiologi petugas harus melakukan identifikasi positif
terhadap pasien untuk menghindari kesalahan pemberian hasil radiologi.
G. Pengarsipan
1. Data Analog radiologi disimpan dalam lemari arsip radiologi
2. Lama penyimpanan arsip radiologi maksimal penyimpanan minimal 3 tahun
3. Semua data radiologi digital harus disimpan ke dalam Radiologi Viewer
4. Hasil ekspertise radiologi berbentuk softcopy
5. Pengarsipan di instalasi radiologi berupa surat permintaan pemeriksaan, laporan-
laporan radiologi.
14
6. Hasil foto yang tidak diambil setelah 1 (satu) Tahun pemeriksaan tidak menjadi
tanggung jawab Instalasi Radiologi, serta menjadi hak milik RS Medirossa 2
cibarusah.
H. Penanganan Limbah
Untuk penanganan limbah bahan berbahaya & beracun di Instalasi Radiologi mengikuti
Panduan Limbah bahan berbahaya dan beracun di RS Medirossa 2 cibarusah.
15
maka pasien tersebut harus dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai pelayanan atau
pengobatan sejenis.
BAB V
LOGISTIK
1. Pemeliharaan Peralatan
16
Pemeliharaan dan Perawatan peralatan Radiologi mengacu pada buku Pedoman
atau pedoman dari pabrikan yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
Perawatan dilakukan oleh Petugas Radiologi bersama Petugas IPSRS Medis.
Uji Kesesuaian peralatan di Instalasi Radiologi dilakukan sesuai jadwal uji
kesesuaian alat kesehatan di RS Medirossa 2 cibarusah yang dilakukan dua tahun
sekali.
2. Perizinan Peralatan
Setiap alat di Instalasi Radiologi yang menggunakan energi pengion dan energi non
pengion serta tenaga nuklir harus mendapatkan izin dari BAPETEN.
17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
18
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
19
10. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 0,25
mm Pb dengan ukuran yang cukup pada bagian badan dan gonad untuk pemakai
dari radiasi langsung.
11. Sarung tangan pelindung harus mempunyai ketebalan yang setara dengan 0,25 mm
Pb dengan ukuran yang cukup dari radiasi langsung yang mengenai tangan dan
pergelangan tangan.
12. Tersedia peralatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya konvensional
seperti kebakaran.
13. Arah berkas utama dari pesawat Sinar-X tidak diarahkan ke panel kontrol.
14. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau orang yang lemah pada
saat penyinaran dilakukan oleh orang dewasa / keluarga dengan menggunakan
apron, tidak dilakukan oleh petugas.
15. Usaha yang dilakukan dalam melaksanakan penyinaran Sinar-X sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada pasien atau
petugas.
16. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan Sinar-X dilakukan oleh
IPSRS Medis dan Petugas Teknisi Alat dari Prinsipal alat tersebut . Teknisi tersebut
mempunyai keahlian dan latar belakang proteksi radiasi untuk mengerjakan
pekerjaannya dengan aman.
17. Terdapat peralatan monitoring personil yaitu TLD untuk memantau paparan radiasi
yang diterima. TLD dipakai oleh petugas radiologi setiap memulai pekerjaannya
setiap hari dan di kenakan pada pakaian kerja pada daerah yang diperkirakan paling
banyak menerima radiasi atau daerah yang dianggap mewakili penerimaan dosis
seluruh tubuh seperti dada bagian depan atau panggul bagian depan.
18. Seluruh pekerja radiasi wajib mengetahui prosedure intervensi kedaruratan apabila
terjadi kecelakaan radiasi/ kebocoran radiasi.
20
7.2. PROSEDUR KERJA
7.2.1. Prosedur Kerja di ruang radiasi
1. Menghidupkan lampu merah yang berada diatas pintu ruangan.
2. Berkas sinar langsung tidak boleh mengena orang lain selain pasien yang sedang
diperiksa.
3. Pada waktu penyinaran berlangsung semua yang tidak berkepentingan berada di
luar ruangan pemeriksaan sedangkan petugas berada di ruangan operator.
4. Waktu pemeriksaan di buat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan.
5. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.
6. Apabila perlu pada pasien digunakan Gonad Shield.
7. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diagframa sehingga pasien tidak
menerima radiasi melebihi dari yang di perlukan.
8. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin
gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk
membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai
pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta menghindari berkas sinar
langsung dengan cara berdiri disamping berkas utama.
9. Pemeriksaan radiologi tidak boleh dilakukan tanpa permintaan dari Dokter.
7.2.2. Prosedur Kerja di Ruang ICU/ HCU dan Perinatologi dengan menggunakan Mobile
Unit X-Ray
1. Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain Pasien yang sedang
diperiksa.
2. Pada waktu penyinaran berlangsung, semua Petugas harus berada sejauh mungkin
dari pasien dan memakai pakaian proteksi radiasi.
3. Waktu pemeriksaan harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan.
4. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.
5. Apabila perlu pada pasien dipasang Gonad Shield.
6. Pada saat pemeriksaan, daerah sekitar harus dibatasi dengan tabir radiasi. Untuk
menghindari paparan radiasi pada pasien disebelahnya.
7. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sehingga pasien tidak
menerima radiasi melebihi dari yang diperlukan.
8. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin
gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk
membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai
pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta menghindari berkas sinar
langsung dengan cara berdiri di samping berkas utama.
21
NAMA FUNGSI BANYAKN
YA
1 TLD/monitoring Untuk mengetahui besarnya paparan radiasi yang diterima pekerja 6 buah
radiation radiasi dalam satu periode waktu.
2 APRON PB Untuk melindungi pekerja radiasi atau pasien dari paparan radiasi 1buah
5 Tanda Radiasi Seperti lampu merah di atas pintu masuk pasien dan tanda sinar-X 1 buah
( tanda bahaya radiasi warna kuning )
8 Masker Sebagai pelindung diri dari kontak langsung pasien Sesuai
kebutuhan
BAB VIII
22
PROTEKSI RADIASI
Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari masalah
kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan pada
seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan yang
merugikan kesehatan akibat adanya paparan radiasi.
BAB IX
23
PENGENDALIAN MUTU
Mutu pelayanan radiologi dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelayanan
radiologi, meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta sebagai bahan acuan dalam
perencanaan dan pengembangan pelayanan radiologi. Untuk meningkatkan mutu pelayanan
Radiologi perlu adanya evaluasi sistem dan prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan
pelayanan, penyelenggaraan pelayanan radiologi, hasil penyelenggaraan pelayanan dan
perbaikan sarana yang dilaksanakan secara intern dan rutin melalui rapat intern radiologi.
Program Peningkatan Mutu adalah cakupan keseluruhan Program manajemen yang di terapkan
untuk menjamin keprimaan mutu pelayanan kesehatan melalui suatu kegiatan secara sistematis
yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan radiologi yang prima sesuai standar,
seluruh komponen peralatan yang baik, dapat memberikan informasi diagnostik yang tepat,
dengan dosis radiasi yang serendah-rendahnya dan biaya yang sekecil-kecilnya.
1. Penanggung jawab dalam program mutu adalah Ka. Instalasi yaitu seorang Dokter
Radiologi. Dimana setiap harinya bertanggung jawab melakukan pengawasan harian
terhadap hasil pemeriksaan, sehingga pelayanan radiologi dapat terlaksana secara tepat,
informatif dan aman bagi pasien dan klinisi.
2. Pelaksana dari program peningkatan mutu adalah seluruh staf radiografer dimana setiap
hari melaksanaka suatu kegiatan yang tertata dengan baik oleh untuk memastikan citra
diagnostik yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga dapat memberikan informasi
diagnostik yang memadai secara konsisten, yang didapat dengan biaya dan paparan radiasi
pasien seminimal mungkin.
3. Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu mencakup :
a. Program peningkatan mutu berfokus pada standar input (SDM, peralatan,
ruangan, bahan habis pakai dan lain-lain).
b. Program peningkatan mutu berfokus pada proses, yaitu pemantauan terhadap
pelaksanaan kegiatan pelayanan.
c. Program peningkatan mutu berfokus pada output, yaitu evaluasi terhadap hasil-
hasil yang sudah dilaksanakan (hasil radiograf, hasil bacaan, reject analisis,
kepuasan pasien dan lain-lain).
4. Hasil Pemantapan Mutu dilaporkan pada Wadir pelayanan untuk selanjutnya
dimonitoring dan di evaluasi setiap bulan, untuk peningkatan mutu Pelayanan Instalasi
Radiologi
24
BAB X
KEPATUHAN DAN MONITORING
1. Semua Staf yang terkait didalam Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi harus menerima
orientasi tentang Pedoman pelayanan ini.
2. Pemahaman semua staf yang terkait pedoman ini, hendaknya dikaji ulang dan
dikonfirmasi setiap tahunnya
3. Manajement Rumah Sakit Ananda akan menyebarkan Pedoman Pelayan radiologi untuk
Kepala Instalasi Radiologi, Keperawatan dan Instalasi-Instalasi yang terkait dalam
Pelayanan Radiologi di RS Medirossa 2 cibarusah.
4. Seluruh Kepala Instalasi harus mendistribusikan Pedoman ini untuk semua staf di
Instalasi mereka.
5. Hasil audit akan dikirimkan ke wadir pelayanan.
REFERENSI
1. Peraturan menteri kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/2008 tentang Radiologi
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1041/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di
Sarana Pelayanan Kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
410/MENKES/SK/III/2010 Tentang Perubahan Standar Pelayan Radiologi
Diagnostik di sarana pelayanan Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit.
25
BAB XI
PENUTUP
Pelayanan Radiologi Diagnostik merupakan bagian integral dari Pelayanan Medik yang
perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam menegakkan diagnosa, juga
sangat berbahaya baik bagi Pasien , Petugas maupun lingkungan sekitarnya bila tidak di
selenggarakan secara benar. Dalam upaya mencapai Pelayanan Radiologi yang bermutu dan
aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang didukung oleh Sarana dan
Prasarana, Sumber Daya Manusia dan peralatan yang baik pula.
Karena semua itu sudah tertulis di dalam undang – undang. Bahkan jika tenaga kesehatan
tetap melakukan tindakan medis dimana telah bertolak belakang dengan keputusan yang telah
diambil oleh pasien maka tenaga kesehatan berhak mendapatkan tindakan pidana.
Dengan adanya panduan ini diharapkan segala unit terkait dapat melakukan prosedur
tersebut dengan benar. Sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan serta menghormati
keputusan pasein yang telah diambil.
26
Lampiran 2. Inventarisasi Radiologi
27
Daftar Inventaris Radiologi RS Medirossa 2 cibarusah
Unit : Radiologi
28
Lampiran 3. Daftar Pemeriksaan yang tidak ada di Radiologi RS Medirossa 2 cibarusah
( Sugiaato ,Amd.Rad )
29