Anda di halaman 1dari 29

PEDOMAN

PELAYANAN INSTALASI RADIOLOGI

RUMAH SAKIT BINA HUSADA


Jl. Mayor Oking Jayaatmadja no 101 Cibinong Bogor
Telp./Fax : 021-87911000, 021-8752463
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan ..……………………………………………... ii


1. Umum ……………………..…………………………... 1
2. Maksud dan Tujuan …………………………………….. 1
3. Ruang Lingkup …………………………………………. 2
4. Landasan ……………………………………………….. 3
BAB II Pelayanan Instalasi Radiologi ……………………..….....….. 12
5. Jenis Pelayanan Instalasi Radiologi ..….……………….. 12
6. Waktu Pelayanan Radiologi ……………………………. 13
7. Kerangka Waktu Hasil Pelayanan Radiologi …………… 13
8. Pelayanan Radiologi Di Luar Rumah Sakit …………….. 15
BAB III Pengamanan, Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ………….. 16
9. Prosedur Orientasi Petugas Radiologi …………… ……. 16
10. Alat Pelindung Diri Petugas Radiologi ……………….…... 17
11. Keamanan Radiasi Di Lingkungan Radiologi …………….. 17
12. Pengendalian Sampah Medis dan Non Medis Radiologi ... 17
13. Pemadaman Kebakaran ………………………………….. 18
BAB V Pengelolaan Staff dan pengelolaan Peralatan ……………….. 18
14. Pengujian Dan Interpretasi Hasil ………………………... 18
15. Pengelolaan Peralatan Radiologi ………………………... 19
BAB VI Kontrol Mutu Di Instalasi Radiologi ………………………... 20
16. Pengelolaan Mutu di Instalasi Radiologi ……..…………. 20
17. Pengendaiian Mutu Sumber Luar Radiologi …………… 21
18. Hubungan Kerja profesi Radiologi ……………………… 21
BAB VII Penutup ……………………………………………………… 22
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pelayanan bidang Radiologi yang merupakan pelayanan penunjang
kesehatan juga perlu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Pelayanan Radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang
menggunakan radiasi peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga
penggunaan bahan tersebut mempunyai dua sisi yang saling
berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan
terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila
penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.
Untuk itu setiap pengguna ataupun pelaksana pelayanan Radiologi
harus senantiasa menjamin mutu pelayanannya yaitu harus tepat dan
aman baik bagi pasien, pekerja maupun lingkungan atau masyarakat
sekitarnya.
Kebijakan dan upaya peningkatan mutu pelayanan Radiologi pada
dasarnya juga sama seperti kebijakan pelayanan kesehatan umumnya.
Untuk dapat mencerminkan pelayanan kesehatan yang professional
dan komprehensif maka perlu dibuat pedoman kerja Intalasi Radiologi
sebagai proses untuk menilai kebutuhan pasien, khususnya pelayanan
Radiologi RS.Bina Husada

2. Tujuan pedoman Pelayanan Radiologi.


a. Maksud : Maksud dari pedoman pelayanan Radiologi RS.Bina
Husada untuk memberikan kejelasan dalam petunjuk pelaksanaan
pedoman radiologi berdasarkan standar akreditasi Rumah Sakit.
b. Tujuan : Tujuan pedoman pelayanan Radiologi di RS.Bina
Husada agar dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan pelayanan
radiologi sesuai dengan kebutuhan pasien.

3. Ruang lingkup dan Tata Urut.


a. Pelayanan Radiologi adalah pelayanan untuk menegakkan
diagnosis dengan menggunakan Radiasi pengion, antara lain
pelayanan X-ray konvensional, intevensional (mini Cath-lab),
ESWL dan Computed Tomography Scan ( CT Scan ) .
b. Pelayanan imejing diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan
diagnosis dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain
pemeriksaan dengan Ultrasonografi (USG).

4. Batasan Operasional
Pelayanan pemeriksaan Radiologi konvensional dan pemeriksaan CT
Scan tanpa kontras dilakukan oleh Radiografer, sedangkan pada
pemeriksaan Radiologi konvensional dengan kontras, pemeriksaan CT
Scan dengan kontras, Intervensional (mini Cath-lab), ESWL dan
ultrasonografi ( USG ) dilakukan oleh Radiografer dan perawat khusus
dengan pendampingan Radioloog dan dokter terpadu.

5. Landasan.
a. Undang – undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu
(Quality control) Peralatan Radiodiagnostik.
e. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja
terhadap Radiasi.
f. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8
Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
g. Instrumen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 1
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi
Rumah Sakit ( KARS) September 2011.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Ketenagakerjaan adalah segala hal yg berhubungan dg tenaga kerja pd
waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja, setiap orang yg mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja memiliki
peranan dan kedudukan yg penting sebagai pelaku sekaligus tujuan
pembangunan, adanya peningkatan kualitas dan perlindungan tenaga kerja
dan keluarganya sesuai harkat dan martabat manusia.
Kualifikasi tenaga dalam penggunaan pesawat sinar-X Radiologi
konvensional , intervensional (Cath-lab), ESWL , USG dan CT Scan di
Radiologi RS Bina Husada, terdiri dari :
a. 2 orang dokter spesialis Radiologi
b. 1 orang dokter spesialis Jantung
c. 6 orang radiographer
d. 1 orang pelaksana USG
e. 2 orang petugas petugas administrasi
f. 1 orang perawat intervensional

Standar Ketenagaan ditentukan berdasarkan


a. Jenis sarana kesehatan
b. Kemampuan / kompetensi
c. Beban kerja
d. Jumlah peralatan (pesawat)

B. Distribusi Ketenagaan

1. Dokter spesialis Radiologi


1) Melaksanakan pelayanan penunjang diagnostik, pelayanan kesehatan
kuratif dan promotif bidang radiologi
2) Melaksanakan pembinaan personel di jajaran Instalasi Radiologi.
3) Melaksanakan pembinaan materiil kesehatan, sarana dan prasarana
Instalasi
4) Mengadakan koordinasi dengan Institusi terkait guna kelancaran
pelaksanaan tugas.
5) Menyusun dan mengevaluasi secara berkala SPO tindak medik
Radiodiagnostik, Imaging diagnostik
6) Melaksanakan dan mengevaluasi tindak radiodiagnostik, sesuai yang
telah ditetapkan dalam SPO.
7) Melaksanakan pemeriksaan dengan kontras bersama dengan
Radiographer.
8) Melakukan pemeriksaan dengan penyuntikan kontras intravena
bersama dengan Radiografer.
9) Melakukan pembacaan hasil pemeriksaan Radiodiagnostik
10) Memberikan layanan konsultasi terhadap pemeriksaan yang akan
dilaksanakan.
11) Memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau
intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan
sebelumnya.
12) Mengevaluasi kecelakaan Radiasi dari sudut pandang klinis
13) Meningkatkan kemampuan diri sesuai perkembangan IPTEK
Radiologi

2. Tenaga Petugas Proteksi Radiasi (PPR)


a. Membuat program proteksi dan keselamatan Radiasi
b. Memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi.
c. Memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi, dan
memantau pemakaiannya
d. Meninjau secara sistematik dan periodik, program pemantauan di semua
tempat di mana pesawat sinar-X digunakan
e. Memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan radiasi
f. Berpartisipasi dalam mendesain fasilitas radiologi
g. Mengidentifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan
h. Melaporkan kepada pemegang izin setiap kejadian kegagalan operasi yang
berpotensi kecelakaan Radiasi.
i. Menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan
keselamatan Radiasi, dan verifikasi keselamatan yang diketahui oleh
pemegang izin untuk dilaporkan kepada kepala BAPETEN.
j. Melakukan inventarisasi Peralatan Radiologi.

3. Radiografer (Penata Rontgen)


Radiografer adalah tenaga kesehatan lulusan APRO/ATRO/ JURTRO dan atau
yang sederajat yang bertugas sebagai berikut:
a. Melaksanakan pembuatan foto Radiologi sesuai dengan Standart
Prosedur Operasional.
b. Mengendalikan mutu gambar foto radiologi dengan melakukan
evaluasi secara berkala sebulan sekali.
c. Melaporkan kepada Koordinator radiologi mengenai hambatan yang
timbul dalam melaksanakan tugas.
d. Menyelenggarakan pertemuan berkala untuk meningkatkan
pengetahuan sebulan sekali.
e. Mempersiapkan pasien, obat-obatan dan peralatan pemeriksaan dan
pembuatan foto radiologi.
f. Memposisikan pasien sesuai dengan teknik pemeriksaan.
g. Mengoperasionalkan peralatan radiologi sesuai SPO Khusus untuk
pemeriksaan dengan kontras dikerjakan bersama dokter spesialis
radiologi.
h. Melakukan penjaminan dan kendali mutu
i. Memberikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan masyarakat
disekitar ruang pesawat sinar-X.
j. Menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan
paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan.
k. Merawat dan memelihara alat pemeriksaan radiologi secara rutin
l. Menjelaskan informed consent/izin tindakan medik kepada
pasien/keluarga pasien.
m. Mencatat dan mengetik kebutuhan alkes dan matkes radiologi
n. Mencatat dan mengetik laporan kerusakan alkes radiologi
o. Mencatat dan mengetik kalibrasi alkes radiologi
4. Fisika medik adalah tenaga kesehatan lulusan S1 Fisika Medik yang
bertugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengukuran maintenance alat alat radiologi
b. Melaksanakan quality assurance di radiologi
c. Melakukan perhitungan dosis radiasi
d. Membantu dokter dalam menentukan treatment planning
C. Pengaturan jadwal Dinas di Instalasi Radiologi
Pengaturan jadwal dinas di Radiologi RS.Bina Husada adalah pelayanan 24 jam ,
yaitu :
Dinas Pagi pukul 07.00 WIB s/d 14 .00 WIB

Dinas Sore pukul 14.00 s/d 21 00 WIB

Dinas Malam 21.00 s/d 07.00 WIB

Dinas hari libur

B A B III
STANDAR FASILITAS

i. Denah Ruangan
ii. Standar Fasilitas
Fasilitas ruangan yang ada di Instalasi Radiologi terdiri dari :

1. Ruang CT.Scan
Ukuran : 6 m x 5 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang Pemeriksaan
b) Ruang Operator

2. Ruang Radiologi MIS (Kamar I )


Ukuran : 6 m x 4.8 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan
b) Ruang operator
c) Kamar mandi
d) Ruang ganti baju pasien

3. Ruang Radiologi RF Medical System (Kmr II )


Ukuran : 4 m x 4.8 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang Pemeriksaan
b) Ruang operator
c) Ruang ganti baju pasien

4. Ruang USG
Ukuran : 2.8 m x 4.8 m x 3 m
Dinding terbuat dari batu bata , tanpa Pb
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan,
b) Ruang Dokter
5. Ruang Dental dan Panoramik
Ukuran : 4.8 m x 3.9 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan + Ruang operator

6. Ruang Administrasi
Terpisah dengan ruang pemeriksaan
Ukuran :
Terdiri dari beberapa ruangan :
a) Ruang baca dokter
b) Ruang pendaftaran
c) Ruang arsip
d) Ruang CR dan PACS

7. Ruang ESWL
Ukuran : 5.8 m x 4.4 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan
b) Ruang operator
c) Ruang ganti pasien

8. Ruang Mini Cath - lab


Ukuran : 7.5 m x 6 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan
b) Ruang operator
c) Ruang recovery
d) Kamar mandi

9. Ruang Lain
Ruang tunggu pasien dan ruang pantry
B A B IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
DI INSTALASI RADIOLOGI RS BINA HUSADA

1. Jenis Pelayanan Instalasi Radiologi .

Standar Pelayanan Radiologi memenuhi standar lokal dan


nasional. Pelayanan Radiologi mengacu kepada Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan. Pelayanan Radiologi di
Instalasi Radiologi RS Bina Husada mengacu pada Jenis pelayanan dan
pencitraan Radiologi, untuk Pelaksanaan pelayanan pemeriksaan terdiri dari
pelayanan :
a. Pemeriksaan Radiologi Konvensional kontras dan Non Kontras .
b. Pemeriksaan Radiologi intervensional (Cath-lab)
c. Pelayanan pencitraan menggunakan alat canggih yaitu CT.Scan .
d. Pemeriksaan USG
e. Pemeriksaan ESWL

2. Waktu Pelayanan Radiologi

Waktu pelayanan yang tersedia di Instalasi Radiologi RS Bina Husada adalah


pelayanan 24 jam yang terdiri dari sebagai berikut :

a. Waktu pelayanan dalam jam kerja, yaitu waktu pelayanan Radiologi


yang dilakukan di Instalasi Radiologi dengan kebijakan kepala rumah
sakit yang dimulai dari pukul 07.00 wib sampai dengan jam 14.00 wib
selama hari kerja.
b. Waktu pelayanan Radiologi di luar jam kerja, yaitu waktu pelayanan
Radiologi yang diawali setelah berakhirnya pelayanan dalam jam kerja
(pukul 14.00 wib) sampai dengan awal mulai jam kerja ( 07.00 wib)
dan juga hari libur .
c. Waktu pelayanan Radiologi cito, yaitu pelayanan Radiologi yang
bersifat segera dilakukan baik dalam waktu jam kerja maupun di luar
jam kerja.
d. Untuk pemeriksaan USG terbagi 2 :
1. USG Radiologi dilakukan oleh dokter radiologi dengan jadwal
sebagai
berikut :
Hari Senin pukul 15.00
Hari Rabu pukul 14.00
Hari Jumat pukul 12.00
2. USG Kebidanan dilakukan oleh dokter kebidanan hari Senin –
Sabtu disesuaikan dengan jadwal praktek dokter kebidanan

3. Kerangka Waktu Hasil Pelayanan Radiologi

a. Kerangka waktu pemeriksaan di Instalasi Radiologi dapat di golongkan


kedalam pemeriksaan. yaitu :
1. Pemeriksaan Radiologi yang bersifat Umum (konvensional ), yaitu
pelayanan Radiologi yang dilakukan dengan modalitas sinar x yang
tidak memerlukan faktor – faktor penunjang pemeriksaan seperti
persiapan khusus sebelum pemeriksaan, penggunaan alat – alat
canggih, pemakaian kontras dan perjanjian pemeriksaan.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan saja tanpa persiapan.
Contoh pemeriksaan Radiologi yang bersifat umum :
a) Rontgen Thorax
b) Rontgen Extremitas Atas dan Bawah
c) Rontgen Kepala dan Leher
d) Rontgen Abdomen Polos
e) Rontgen Pelvis
f) Rontgen Vertebrae (cervecalis, thoracalis,
lumbalis,sacralis)
g) Rontgen Abdomen 3 posisi

2. Pemeriksaan Radiologi yang besifat khusus yaitu pemeriksaan


Radiologi yang memerlukan persiapan dan memerlukan
pertimbangan hasil penunjang lain untuk mendukung proses
pelaksanaan pemeriksaan tersebut.
Pemerikasaan ini memerlukan perjanjian untuk dapat dilakukan .
Contoh pelayanan yang bersifat khusus :
a) Semua Pemeriksaan Radiologi yang dilakukan dengan
menggunakan kontras .
b) Semua Pemeriksaan CT Scan dengan kontras .

b. Waktu Hasil Pemeriksaan


Lamanya waktu hasil pelayanan di Radiologi ditentukan berdasarkan
jenis pemeriksaan diatas yaitu :
1) Secara umum : waktu proses pelayanan pasien dihitung mulai dari
pasien mendaftar atau menyerahkan formulir permintaan Radiologi
sampai dengan proses hasil expertise dari dokter, kerangka waktu
yang telah di tentukan di Instalasi Radiologi untuk pemeriksaan
umum kurang dari 12 jam.
2) Secara Khusus : waktu proses pelayanan pasien dihitung mulai dari
pasien dilakukan pemeriksaan atau sampai dengan proses hasil
expertise dari dokter, kerangka waktu yang telah di tentukan di
instlasi Radiologi untuk pemeriksaan khusus tergantung dari jenis
pemeriksaan khusus itu sendiri karena dalam setiap pemeriksaan
membutuhkan faktor penunjang yang berbeda – beda, maka
ketetapan waktu diambil dalam kurun waktu 1 x 24 jam.
3) Cito ( Segera ) : waktu proses pelayanan pasien cito dihitung mulai
dari pasien mendaftar atau menyerahkan formulir permintaan
Radiologi sampai dengan proses hasil foto basah ( belum ekspertise
dokter ) kerangka waktu yang telah di tentukan di Instlasi
Radiologi untuk pemeriksaan umum kurang dari 30 menit (
terdapat dalam table respon time )

4. Pelaksanaan monitoring Pelayanan Radiologi


Setiap pelayanan Radiologi yang dilakukan di Radiologi dicatat dalam buku
registrasi Konvensional dan buku registrasi CT Scan . Di dalam buku
tersebut tercantum nama pasien ,jenis kelamin , usia , tanggal lahir ,jenis
pemeriksaan , klinis , no foto rontgen , dokter pengirim , bagian pengirim ,
dokter pembaca , pemakaian film , biaya dan petugas radiologi.
Setiap akhir bulan di lakukan pelaporan jumlah pemeriksaan dan
pemasukan, pelaporan temuan masalah .

5. Penentuan dosis maximum Radiasi .


a. Pada setiap pemeriksaan radiologi yang dilakukan wajib dilakukan
edukasi tentang penggunaan radiasi , dimana didalamnya mencakup
penjelasan tentang manfaat pemeriksaan , besarnya kondisi penyinaran
yang diberikan , dampak dari radiasi , batas maximum radiasi pertahun
( sesuai aturan BAPETEN ) .
Kemudian pasien atau keluarga pasien memberikan persetujuan
dengan menandatangani lembar edukasi .
b. Disediakan brosur yang berisi penjelasan tentang ‘apa yang
dimaksud Radiasi dan manfaat Radiasi ‘
c. Daftar Perkiraan Risiko

6. Pelayanan Radiologi Di Luar Rumah Sakit

Pelayanan Radiologi dan pelayanan Imaging disediakan rumah sakit atau


tersedia di luar rumah sakit melalui pengaturan dengan pihak luar.
Pelayanan Radiologi di luar rumah sakit atau rujukan pelayanan dilakukan
karena faktor – faktor tertentu yaitu:
1) Kerusakan alat atau fasilitas peralatan pemeriksaan.
Kerusakan alat dapat terjadi sewaktu waktu tanpa ada perencanaan
maka dapat menghambat proses pelayanan yang di lakukan di
Radiologi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pasien dalam
pemeriksaan Radiologi untuk menegakan diagnosa, maka pasien perlu
dirujuk ke rumah sakit yang mampu memberikan kebutuhan
pemeriksaan pasien melalui rekomendasi pimpinan rumah sakit.
2) Ketidak tersediaan peralatan pemeriksaan
Peralatan pemeriksaan yang tidak tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pemeriksaan pasien untuk menegakkan diagnosa juga dapat
menghambat pelayanan karena rumah sakit tidak mampu memberikan
pelayanan yang memadai sehingga pasien harus di rujuk ke rumah sakit
yang memiliki peralatan yang memiliki peralatan dengan teknologi
yang lebih tinggi dari yang dimiliki Radiologi RS Bina Husada , untuk
dapat melakukan pemeriksaan yang di butuhkan.
3) Keterbatasan ketersediaan material penunjang pemeriksaan.
Ketidak tersediaannya bahan – bahan material penunjang pelayanan
juga dapat berakibat terhambatnya pelayanan pasien, karena dalam
proses pemeriksaan yang memerlukan peralatan atau bahan penunjang
tersebut tidak dapat dilaksanakan sehingga pasien tertunda bahkan tidak
dapat dilakukannya pemeriksaan, maka rumah sakit harus merujuk ke
rumah sakit lain untuk memenuhi kebutuhan pemeriksaan pasien.

7. Pengarsipan

Radiologi wajib untuk menyimpan arsip hasil expertise , arsip foto rontgen
yang dikembalikan dari ruang rawat . Arsip disusun dalam susunan yang
diatur berdasarkan bulan dan nomor foto. Arsip foto disimpan minimal 1
tahun sedangkan arsip hasil expertise disimpan minimal 1 tahun sebelum
kemudian dimusnahkan .

BAB V
PENGELOLAAN LOGISTIK RADIOLOGI RS BINA HUSADA

Pengelolaan Logistik di Instalasi Radiologi RS Bina Husada terbagi atas


:
a. Pengadaan logistik dari gudang Bogor.
Adalah material yang dibutuhkan di Radiologi rumah sakit Bina Husada
yang pengadaannya dilakukan setiap stok di radiologi mendekati habis ,
dengan membuat permintaan berupa buku amprahan , dimana didalamnya
tercantum nama jenis barang yang diminta sesuai sisa persediaan stok
yang berada di instalasi radiologi.
b. Pengadaan Logistik Rumah Sakit .
Adalah pengadaan logistik yang terjadi apabila terjadi barang habis atau
material habis sebelum sampai pada akhir persediaan stok . Permintaan
dilakukan dengan pengisian amprahan, untuk amprahan film USG dan
paper film rontgen dibuat laporan pemakaian dalam form yang sudah
disediakan.
c. Kondisi bila terjadi kekosongan .
Apabila sebelum waktunya terjadi barang habis pakai dan dimana terjadi
kekosongan material di bagian radiologi , maka bagian Radiologi segera
menghubungi gudang Bogor untuk dapat dicarikan pinjaman material yang
dibutuhkan , dan jumlah barang yang dipinjam akan dimasukan dalam
buku amprahan ( permintaan ).

Jenis – jenis Logistik Instalasi Radiologi :


1) Logistik film dan material pemeriksaan
Yang dimaksud dengan logistic film dan material pemeriksaan adalah
material yang dibutuhkan untuk pelaksanaa pemeriksaan , antara lain :
a. Film AGFA ukuran 8 x 10 inchi (CR)
b. Film AGFA ukuran 10 x 12 inchi (CR)
c. Film AGFA ukuran 14 x 17 inchi (CR)
d. Paper USG
e. Paper Film Foto
f. Gel USG

2) Logistik cetakan
Yang dimaksud dengan logistik cetakan , antara lain :
a. Amplop Rontgen putih besar
b. Amplop Rontgen putih kecil
c. Amplop CT Scan
d. Amplop Rontgen coklat kecil
e. Expertise
f. Buku resep
3) Logistik Alat rumah tangga
a. Sabun sunlight
b. Batere
c. Tissue

4) Logistik Alat tulis


a. Pulpen merah
b. Spidol
c. Buku Tulis
d. Kertas HVS
e. Isi hekter
f. Isi carter
g. Lem
h. Gunting
i. Label nama / stiker, dll

5) Logistik alkes
a. Bethadine
b. Leokoplast
c. Mikropor
d. Kapas
e. Kassa steril
f. Alkohol

B A B VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan sebuah strategi
prioritas , Dalam menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk
medication safety sebagai target utamanya. Keselamatan pasien harus menjadi
ruh dalam setiap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan akan
keselamatan pasien harus direspons secara proaktif oleh semua pihak dan harus
menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan etik. Patient
safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait
dengan pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu
manajemen dan tenaga kesehatan. Keduanya harus menyadari pentingnya
patient safety. Kalau hanya satu pihak akan sia-sia saja.
Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping bermanfaat untuk membantu
menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi
dan masyarakat umum atau pasien yang berada disekitar sumber radiasi
tersebut. Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi, jarak
dari sumber radiasi, dan ada tidaknya pelindung radiasi, dalam Radiologi dapat
membantu mencegah kesalahan medis dan membantu meningkatkan
keselamatan pasien. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan
manajemen di rumah sakit merupakan upaya dalam mewujudkan keamanan,
kenyamanan dan kebersihan lingkungan kerja, melindungi dan meningkatkan
kesehatan.

B. Tujuan
Memahami pentingnya patient safety di rumah sakit dan mengembangkan
budaya safety tersebut demi keamanan dan kenyamanan pasien dalam
pemeriksaan Radiologi.

C. Tata Laksana Keselamatan


Setiap pemeriksaan dengan menggunakan Sinar-X hanya dilakukan
dengan memperhatikan kebutuhan dokter dalam menegakan diagnosa
penyakit pasien .
Semua upaya dilakukan untuk menjaga dosis radiasi yang diterima
pasien sekecil mungkin yaitu dengan membatasi kolimasi , dengan
waktu penyinaran yang sekecil mungkin .
Pemeriksaan Radiologi pada perut bagian bawah dan pelvis wanita
hamil harus diberikan hanya bila dianggap sangat diperlukan, dalam hal
ini harus diusahakan agar janin menerima dosis Radiasi sedikit
mungkin. Dalam hal pemberian penyinaran jenis lain pada wanita hamil
maka perut bagian bawah dan janin harus dilindungi dengan pelindung.
Dalam hal pemberian Radiasi pada wanita hamil harus mendapat
persetujuan dari dokter kebidanan dan suami atau keluarga terdekat
dengan terlebih dahulu dokter radilogi mengkonsulkan ke dokter
kebidanan .
B A B VII
KESELAMATAN KERJA

7.1 Program keselamatan Radiasi


a. Prosedur Orientasi Petugas Radiologi.

Setiap staf yang baru mulai bekerja di Radiologi wajib mendapat


orientasi mengenai keselamatan dan Keamanan kerja, serta mengetahui
ruang lingkup pekerjaannya. Penyegaran juga hendaknya dilakukan
secara berkala untuk staf yang sudah lama bekerja di Radiologi . Materi
yang diberikan adalah yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan
kerja seperti :
a) Pengenalan bahan dan zat berbahaya yang ada di Radiologi
b) Pengenalan alat pelindung diri
c) Pengenalan keamanan Radiasi
d) Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi
e) Cara penanggulangan dan penanganan kecelakaan radiasi

b. Alat Pelindung Diri


Alat proteksi radiasi ialah suatu alat yang digunakan untuk melindungi
organ tubuh dari radiasi, dengan tujuan Untuk menjamin keselamatan
pekerja radiasi atau yang berhubungan dengan radiasi dan untuk
memperkecil dosis radiasi yang diterima baik pasien maupun petugas
Radiasi.

Adapun daftar alat – alat pelindung diri yang di gunakan di Instalasi


Radiologi RS Bina Husada sebagai berikut :

No Nama APD Radiasi Jumlah


1 Baju Pb ( Apron ) 4
2 Thyroid collar -
3 Kaca mata Pb -
4 Pelindung gonad -
5 Tabir Pb 3
6 Lampu kolimator Setiap ruangan Radiologi
7 Sarung tangan Pb -

c. Keamanan Radiasi Di Lingkungan Radiologi


a. Penggunaan Stiker bahaya radiasi baik berupa gambar maupun
tulisan pada setiap pintu pemeriksaan yang menggunakan Radiasi.
b. Penggunaan lampu indikator bahaya Radiasi yang berwarna merah
di diatas setiap pintu pemeriksaan yang menggunakan radiasi.
c. Penggunaan Kolimator ( luas lapangan ) sesuai objek yang
diperlukan.
d. Meminimalisasi pengaturan kondisi expose ( factor expose )
e. Penggunaan alat proteksi Radiasi untuk organ sensitive yang tidak
diperiksa ( gonad shield ).
f. Penggunaan Apron untuk petugas radiasi dan keluarga pasien
apabila di perlukan bantuan.
g. Penggunaan perisai / tabir shielding untuk petugas Radiasi
h. Meminimalisasi proses pengulangan foto rontgen.

7.2. Pemadaman Kebakaran


Setiap staf Radiologi harus mengerti, memahami dan bisa
mempraktekkan prosedur pemadaman kebakaran. Setiap staf harus bisa
menggunakan alat pemadam api ringan (APAR), dan bila terjadi
kebakaran, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
a. APAR di Instalasi Radiologi digerakkan ke titik api oleh petugas
yang sudah ditetapkan (bila berhalangan bisa dlganti oleh petugas
yang lain)
b. Hubungi pihak operator untuk melaporkan adanya red code agar
mendapat bantuan dari petugas rumah sakit yang terkait
c. Lakukan evakuasi pasien terlebih dahulu kemudian barang
berharga.
7.3 Pengelolaan Peralatan di Instalasi Radiologi

Semua Peralatan Yang Digunakan Untuk Pemeriksaan Radiologi


Dan Imajing wajib Diperiksa, Dipelihara Dan Dikalibrasi Secara
Berkala.

a. Manajemen pemeliharaan peralatan Radiologi dan Imaging :


1) Pemilihan dan perolehan peralatan Radiologi dan Imaging
2) Inventarisasi peralatan Radiologi dan Imaging
3) Inspeksi dan pengujian peralatan Radiologi dan Imaging
4) Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan Radiologi dan
Imaging
b. Pemantauan dan tindak lanjut peralatan Radiologi dan Imaging
c. Pemilihan dan perolehan peralatan Radiologi dan Imaging:
1) Kebutuhan peralatan Radiologi dan Imaging sesuai tuntutan
pelayanan.
2) Inventarisasi peralatan Radiologi dan Imaging yang
rusak/tidak memenuhi standar pelayanan/teknologi.

d. Inventarisasi peralatan Radiologi dan Imaging :


1) Membuat daftar inventarisasi peralatan Radiologi dan
Imaging sesuai pengadaan peralatan/jenis pemeriksaan.
2) Melaporkan daftar inventarisasi peralatan Radiologi dan
Imaging persemester
e. Inspeksi dan pengujian peralatan Radiologi dan Imaging :
1) Melaksanakan uji fungsi peralatan Radiologi dan Imaging
setelah selesai pemasangan baru/perbaikan.
2) Inspeksi dan pengujian sesuai aturan pabrik (harian,
mingguan, bulanan)
f. Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan Radiologi dan Imaging :
1) Kalibrasi peralatan Radiologi dan Imaging setelah
pemasangan baru (jika diperlukan).
2) Kalibrasi peralatan Radiologi dan Imaging rutin (harian,
mingguan, bulanan) sesuai petunjuk pabrik.
3) Kalibrasi peralatan Radiologi dan Imaging setelah
penggantian baru komponen rusak.
4) Pemeliharaan peralatan Radiologi dan Imaging preventif
(pembersihan, pelumasan, pengencangan mekanik,
pengantian komponen rutin, pengukuran parameter standar).
g. Pemantauan dan tindak lanjut peralatan Radiologi dan Imaging :
a) Membuat daftar inventarisasi peralatan Radiologi dan
Imaging sesuai pengadaan peralatan/jenis pemeriksaan.
b) Membuat jadwal pemeliharaan peralatan Radiologi dan
Imaging.
c) Mendokumentasikan pelaksanaan pemeliharaan peralatan
Radiologi dan Imaging.
d) Membuat laporan evaluasi pelaksanaan pemeliharaan
peralatan Radiologi dan Imaging.
e) Melaporkan daftar inventarisasi peralatan Radiologi dan
Imaging yang rusak tidak/tidak layak pakai untuk dilakukan
pemusnahan/pencelaan.

B A B VIII
KONTROL MUTU DI INSTALASI RADIOLOGI RS BINA HUSADA

Pengelolaan Mutu di Instalasi Radiologi

I. Kontrol Mutu Staff Radiologi


Kontrol mutu terhadap staff Radiologi terdiri atas :

Kontrol mutu Radiografer di Instalasi Radiologi RS Bina Husada


:
1) Team penilai dilakukan olah koordinator radiologi

2) Periode waktu penilaian dan evaluasi dalam kurun


waktu satu tahun untuk reguler, dan penilaian untuk
kasus terpadu (cito) dilaksanakannya pada saat
pemeriksaan.
3) Kriteria evaluasi penilaian :
a) Ketelitian dalam pencatatan identitas pasien
baik pada tulisan maupun pencetakan label film
b) Teknik radiografi yang dilakukan selama
pemeriksaan.
c) Kualitas hasil foto rontgen ( factor exposi,
marker, objek yang minta )
d) Proteksi radiasi yang sesuai prosedure ( apron,
gonad shield, jarak sumber radiasi, TLD)
e) Analisa film yang rusak atau gagal ( reject film
analisis )
f) Analisa kegagalan / pengulangan foto ( CR )
g) Hasil evaluasi penilaian digolongkan kedalam
kriteria yang ditentukan melalui kebijakan
kepala instalasi

II. Menilai Ulang Hasil Pengendalian Mutu Secara Berkala Untuk


Semua Sumber Luar Radiologi
1) Frekuensi tipe kontrol mutu data dari unit kerja
Radiologi diluar rumah sakit di tetapkan oleh rumah
sakit
2) Staf yang bertanggung jawab atau individu yang di
tunjuk dan berkualifikasi memadai, melakukan
tindakan berdasarkan hasil kontrol mutu.

III. Pengukuran angka kegagalan pemotretan pasien terhadap


pelayanan di Instalasi Radiologi.
Pengukuran dilakuan dengan menghitung jumlah gambar dalam
tempat
rekam medis elektronik yang mengalami pengulangan dibandingkan
dengan
total gambar yang dipakai dalam satu bulan .
Dari pengukuran yang dilakukan akan mendapatkan jumlah
persentase
kejadian pengulangan pemotretan di Instalasi Radiologi .

Pengukuran reject film


IV.
Pengukuran dilakukan dengan menghitung jumlah film yang rusak
atau tidak
dapat dinilai dibandingkan dengan total jumlah film yang digunakan
dalam
satu bulan .
Dari pengukuran yang dilakukan akan mendapatkan jumlah persentase
kejadian
kegagalan / reject film di Instalasi Radiologi .

V. Pengukuran hasil waktu tunggu hasil expertise Radiologi


Definisi operasional: waktu yang ditentukan mulai dari pendaftaran
sampai dengan pasien memperoleh hasil thorax foto maksimal 60
menit sebagai salah satu contoh jenis pemeriksaan.

Rumah Sakit Memillki Akses Ke Pakar Dibidang Diagnostik Khusus Bila


Diperlukan.

Untuk layanan Radiologi yang tidak dapat dilakukan di Instalasi


Radiologi RS Bina Husada dapat mengkonsultasikan ke ahli
spesialistik lainnya.
B A B IX
PENUTUP

Buku panduan pedoman pelayanan Radiologi dan diagnostik Imajing


adalah upaya perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan
pelayanan kesehatan di Radiologi RS Bina Husada terhadap pencapaian visi,
misi serta renstra rumah sakit yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga
dengan adanya Buku panduan pedoman pelayanan Radiologi dan diagnostik
Imajing ini diharapkan mampu memberikan gambaran terhadap arah kebijakan
perencanaan dan pelaksanaan pelayanan di Instalasi Radiologi RS Bina
Husada untuk periode tahun berikutnya, serta mengupayakan peningkatan
pencitraan dan bermutu dengan tetap mengutamakan keselamatan pasien
sebagai dasar pelaksanaan pelayanan.

Dikeluarkan di Cibinong, 3 April 2018


Direktur Rumah Sakit Bina Husada

Dr.
KETERANGAN DISIAPKAN OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH :
NAMA

JABATAN

TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai