1. Latar Belakang
Pelayanan bidang Radiologi yang merupakan pelayanan penunjang
kesehatan juga perlu menjaga dan meningkatkan mutu pelayanannya.
Pelayanan Radiologi merupakan pelayanan kesehatan yang
menggunakan radiasi peng-ion ataupun bahan radioaktif sehingga
penggunaan bahan tersebut mempunyai dua sisi yang saling
berlawanan, yaitu dapat sangat berguna bagi penegakan diagnosa dan
terapi penyakit dan di sisi lain akan sangat berbahaya bila
penggunaannya tidak tepat dan tidak terkontrol.
Untuk itu setiap pengguna ataupun pelaksana pelayanan Radiologi
harus senantiasa menjamin mutu pelayanannya yaitu harus tepat dan
aman baik bagi pasien, pekerja maupun lingkungan atau masyarakat
sekitarnya.
Kebijakan dan upaya peningkatan mutu pelayanan Radiologi pada
dasarnya juga sama seperti kebijakan pelayanan kesehatan umumnya.
Untuk dapat mencerminkan pelayanan kesehatan yang professional
dan komprehensif maka perlu dibuat pedoman kerja Intalasi Radiologi
sebagai proses untuk menilai kebutuhan pasien, khususnya pelayanan
Radiologi RS.Bina Husada
4. Batasan Operasional
Pelayanan pemeriksaan Radiologi konvensional dan pemeriksaan CT
Scan tanpa kontras dilakukan oleh Radiografer, sedangkan pada
pemeriksaan Radiologi konvensional dengan kontras, pemeriksaan CT
Scan dengan kontras, Intervensional (mini Cath-lab), ESWL dan
ultrasonografi ( USG ) dilakukan oleh Radiografer dan perawat khusus
dengan pendampingan Radioloog dan dokter terpadu.
5. Landasan.
a. Undang – undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran.
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
780/MENKES/PER/VIII/2008 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Radiologi.
c. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1250/MENKES/SK/XII/2009 tentang Pedoman Kendali Mutu
(Quality control) Peralatan Radiodiagnostik.
e. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja
terhadap Radiasi.
f. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8
Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan
Pesawat Sinar X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
g. Instrumen Penilaian Standar Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 1
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dengan Komisi Akreditasi
Rumah Sakit ( KARS) September 2011.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
B A B III
STANDAR FASILITAS
i. Denah Ruangan
ii. Standar Fasilitas
Fasilitas ruangan yang ada di Instalasi Radiologi terdiri dari :
1. Ruang CT.Scan
Ukuran : 6 m x 5 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang Pemeriksaan
b) Ruang Operator
4. Ruang USG
Ukuran : 2.8 m x 4.8 m x 3 m
Dinding terbuat dari batu bata , tanpa Pb
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan,
b) Ruang Dokter
5. Ruang Dental dan Panoramik
Ukuran : 4.8 m x 3.9 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan + Ruang operator
6. Ruang Administrasi
Terpisah dengan ruang pemeriksaan
Ukuran :
Terdiri dari beberapa ruangan :
a) Ruang baca dokter
b) Ruang pendaftaran
c) Ruang arsip
d) Ruang CR dan PACS
7. Ruang ESWL
Ukuran : 5.8 m x 4.4 m x 3 m
Dilengkapi dengan :
a) Ruang pemeriksaan
b) Ruang operator
c) Ruang ganti pasien
9. Ruang Lain
Ruang tunggu pasien dan ruang pantry
B A B IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
DI INSTALASI RADIOLOGI RS BINA HUSADA
7. Pengarsipan
Radiologi wajib untuk menyimpan arsip hasil expertise , arsip foto rontgen
yang dikembalikan dari ruang rawat . Arsip disusun dalam susunan yang
diatur berdasarkan bulan dan nomor foto. Arsip foto disimpan minimal 1
tahun sedangkan arsip hasil expertise disimpan minimal 1 tahun sebelum
kemudian dimusnahkan .
BAB V
PENGELOLAAN LOGISTIK RADIOLOGI RS BINA HUSADA
2) Logistik cetakan
Yang dimaksud dengan logistik cetakan , antara lain :
a. Amplop Rontgen putih besar
b. Amplop Rontgen putih kecil
c. Amplop CT Scan
d. Amplop Rontgen coklat kecil
e. Expertise
f. Buku resep
3) Logistik Alat rumah tangga
a. Sabun sunlight
b. Batere
c. Tissue
5) Logistik alkes
a. Bethadine
b. Leokoplast
c. Mikropor
d. Kapas
e. Kassa steril
f. Alkohol
B A B VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan dan keamanan pasien (patient safety) merupakan sebuah strategi
prioritas , Dalam menetapkan capaian-capaian peningkatan yang terukur untuk
medication safety sebagai target utamanya. Keselamatan pasien harus menjadi
ruh dalam setiap pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tuntutan akan
keselamatan pasien harus direspons secara proaktif oleh semua pihak dan harus
menjadi sebuah gerakan yang didasari pertimbangan moralitas dan etik. Patient
safety harus jadi suatu gerakan menyeluruh dari semua pihak yang terkait
dengan pelayanan kesehatan. Ini membutuhkan keterlibatan semua pihak, yaitu
manajemen dan tenaga kesehatan. Keduanya harus menyadari pentingnya
patient safety. Kalau hanya satu pihak akan sia-sia saja.
Radiasi yang digunakan di Radiologi di samping bermanfaat untuk membantu
menegakkan diagnosa, juga dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja radiasi
dan masyarakat umum atau pasien yang berada disekitar sumber radiasi
tersebut. Besarnya bahaya radiasi ini ditentukan oleh besarnya radiasi, jarak
dari sumber radiasi, dan ada tidaknya pelindung radiasi, dalam Radiologi dapat
membantu mencegah kesalahan medis dan membantu meningkatkan
keselamatan pasien. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan
manajemen di rumah sakit merupakan upaya dalam mewujudkan keamanan,
kenyamanan dan kebersihan lingkungan kerja, melindungi dan meningkatkan
kesehatan.
B. Tujuan
Memahami pentingnya patient safety di rumah sakit dan mengembangkan
budaya safety tersebut demi keamanan dan kenyamanan pasien dalam
pemeriksaan Radiologi.
B A B VIII
KONTROL MUTU DI INSTALASI RADIOLOGI RS BINA HUSADA
Dr.
KETERANGAN DISIAPKAN OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH :
NAMA
JABATAN
TANDA TANGAN