PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
1. Tersedianya pedoman bagi petugas di Unit Radiologi dalam memberikan
pelayanan Radiologi kepada pasien.
2. Sebagai pedoman Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum kelas C.
D. Batasan Operasional
Pemeriksaan radiodiagnostik yang diselenggarakan harus mampu
1
mendeteksi kelainan-kelainan pada pemeriksaan rontgen, USG.
1. Pemeriksaan dengan dan tanpa media kontras meliputi pemeriksaan :
a. Tractus gastrointestinal ( Appendicogram )
b. Tractus urinarius
c. Tractus respiratorius
d. System muscolosceletal (cranium, collumna vertebralis, ekstremitas,
articulations, pelvis)
2. Pemeriksaan USG yang mendeteksi kelainan-kelainan :
a. Hepar
b. Vesica fellea (Gall Bladder/ kandung empedu)
c. Ginjal
d. Pancreas
e. Lien
f. Vesica urinaria
g. Organ genitalia interna
h. Kelenjar tiroid
i. Mammae
j. Sendi ( Musculoskeletal )
k. Jaringan lunak
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/III/2008 tentang
Radiologi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
410/MENKES/SK/III/2010 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008 tentang
2
Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1041/MENKES/SK/XI/2008 tentang Standar Pelayanan Radiologi
Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
Agar pelayanan radiologi dapat terselenggarakan dengan mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka pemeriksaan Radiologi harus dilakukan oleh
tenaga yang profesional.
1. Kualifikasi tenaga yang harus tersedia :
a. Tenaga medis :
Dokter spesialis radiologi yang diakui oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kementerian Kesehatan.
b. Tenaga Paramedis
Tenaga paramedis non perawatan (Lulusan Akademi Penata Rontgen /
Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Diploma Teknik
Radiologi).
c. Tenaga Administrasi
Tenaga dengan dasar pendidikan SLTA atau yang sederajat yang
mempunyai pengetahuan keadministrasian.
IGD
INSTALASI
RAWAT INAP
Penanggung Jawab Radiologi
KASIR
B. Distribusi Ketenagaan
INSTALASI
1. Struktur Organisasi Unit Radiologi Rumah Sakit
RAWAT JALAN
5
dilaksanakan dibagian radiologi untuk menjamin serta
meningkatkan mutu pelayanan.
c) Merencanakan peningkatan mutu pelayanan, pengembangan staf
dan sarana bagian radiologi.
d) Menyusun standar pelayanan medis di bagian radiologi bersama-
sama dengan komite medik yang akan diberlakukan di bagian
radiologi.
e) Mengontrol kualitas pelayanan agar sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit dan standar pelayanan medis.
2) Wewenang
a) Membuat penilaian evaluasi kerja penanggung jawab Radiologi.
3) Persyaratan jabatan
a) Pendidikan & Pelatihan : Dokter Spesialis Radiologi
Workshop dan Seminar The 7Th Continuing
b. Penanggung Jawab
1) Tanggung Jawab Pekerjaan
a) Mengkoordinir tenaga-tenaga yang ada di Unit Radiologi.
b) Merencanakan peralatan yang dibutuhkan di Unit Radiologi.
c) Merencanakan kebutuhan bahan habis pakai misalnya film x-ray,
media kontras dan chemical serta alat – alat kelengkapan
radiologi (accessories).
d) Membimbing dan membina tenaga paramedis ATRO dan tenaga
lainnya dalam melakukan pekerjaan pelayanan Radiologi.
e) Membuat dan melaporkan kepada Direktur kegiatan serta jumlah
pemeriksaan radiologi secara berkala.
f) Merencanakan pemeriksaan kesehatan berkala (minimal setahun
sekali) bagi pekerja dalam bidang radiasi bila terdapat dosis sinar
x-ray yang lebih dari yang ditentukan (sesuai dengan hasil film
badge) maka petugas ini harus dikonsulkan kepada seorang ahli
penyakit dalam.
6
g) Menghadiri rapat rutin yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit.
h) Mengawasi segi-segi bahaya radiasi dan proteksi radiasi.
i) Mengawasi pemeliharaan semua peralatan dan merencanakan
pengecekan secara berkala serta pada keadaan darurat.
j) Melaksanakan program PPI, Patient safety dan kinerja
keselamatan kerja di Radiologi
k) Melakukan verifikasi data mutu unit dan evaluasinya bersama
dengan kepala Bidang Penunjang Medis.
2) Wewenang :
a) Mengajukan permintaan kebutuhan Unit Radiologi kepada Unit
Farmasi melalui Kepala Penunjang Medis.
b) Memberikan masukan kepada Pimpinan Rumah Sakit dalam
permasalahan pelayanan dan pengembangan Unit Radiolog
melalui Kepala Bidang Penunjang Medis.
c) Membuat penilaian evaluasi kinerja pegawai yang ada di Unit
Radiologi.
3) Persyaratan jabatan
a) Pendidikan & Pelatihan : D. III Radiofotografi
Sertifikat seminar ilmiah
berkesinambungan
c. Radiografer Pelaksana
1) Tanggung Jawab Pekerjaan
a) Melaksanakan kegiatan radiologi secara umum.
b) Bertanggung jawab terhadap proses pembuatan radiografi secara
keseluruhan dengan pencucian manual.
c) Bertanggungjawab terhadap pemakaian, pemeliharaan dan
kerusakan yang terjadi pada film rontgen dan chemical/ obat
pembangkit.
d) Bertanggung jawab mencarikan dokter spesialis radiologi pada
pemeriksaan yang memerlukan penanganan dokter ahli radiologi
7
maupun untuk pembacaan foto rontgen.
e) Bertanggung jawab terhadap pengadaan film rontgen, film USG,
obat pembangkit dan media kontras.
f) Mengusulkan alat-alat rontgen baru yang dibutuhkan di unit
radiologi.
g) Mengusulkan jadwal dinas di unit radiologi.
h) Membantu dokter ahli radiologi atau non radiologi dalam
pemeriksaan radiologi.
i) Membuat radiografi diruangan bila dibutuhkan.
j) Melapor kepada Kepala Bidang Pelayanan bila terjadi kerusakan
pesawat dan accesiorisnya.
k) Membantu pengumpulan data pemeriksaan secara berkala.
l) Melakukan perawatan semua peralatan radiologi dan
accesiorisnya sehingga selalu siap dipakai.
m) Membina petugas kamar gelap sehingga tercapai hasil akhir yang
optimal dari foto rontgen.
n) Melaksanakan program PPI, Patient safety dan kinerja
keselamatan kerja di Radiologi
2) Persyaratan jabatan
a) Pendidikan & Pelatihan : D. III Teknik Radiofotografi
Sertifikat seminar ilmiah
berkesinambungan
8
b) Mengambil tindakan untuk menjamin agar tingkat penyinaran
serendah mungkin dan tidak akan pernah mencapai batas
tertinggi.
c) Mencegah dilakukannya perubahan terhadap segala sesuatu
sehingga dapat menimbulkan kecelakaan radiasi.
d) Mencegah kehadiran orang yang tidak berkepentingan ke daerah
pengendalian.
e) Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan
Proteksi Radiasi.
f) Menyarankan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja radiasi
apabila diperlukan dan melaksanakan pemonitoran radiasi dan
tindakan proteksi radiasi.
g) Memberikan penjelasan serta penyediaan perlengkapan Proteksi
Radiasi yang memadai kepada pengunjung atau tamu apabila
diperlukan.
h) Melaksanakan kegiatan radiologi secara umum.
i) Bertanggung jawab terhadap proses pembuatan radiografi secara
keseluruhan dengan pencucian manual.
j) Bertanggung jawab terhadap pemakaian, pemeliharaan dan
kerusakan yang terjadi pada film rontgen dan chemical/ obat
pembangkit.
k) Bertanggung jawab mencarikan dokter spesialis radiologi pada
pemeriksaan yang memerlukan penanganan dokter ahli radiologi
maupun untuk pembacaan foto rontgen.
9
p) Melapor kepada Penanggung jawab Radiologi bila terjadi
kerusakan pesawat dan accesorisnya.
q) Melaksanakan program PPI, Patient safety dan kinerja
keselamatan kerja di Radiologi
2) Persyaratan jabatan
a) Pendidikan & Pelatihan : D. III Teknik Radiofotografi
Sertifikat seminar ilmiah
berkesinambungan
Lisensi PPR
e. Petugas Administrasi
1) Tanggung jawab Pekerjaan
a) Mengkordinir pelaksanaan kegiatan adaministrasi penerimaan
pasien.
b) Mengkordinir dan melaksanakan kegiatan transaksi baik rawat
jalan maupun rawat inap.
c) Bertanggung jawab dalam pengelolaan antrian pasien yang akan
dilakukan pemeriksaan Radiologi.
d) Mampu dalam memberikan informasi tentang pemeriksaan dan
juga biaya serta persyaratan sebelum pemeriksaan Radiologi.
e) Menyiapkan ATK termasuk formulir – formulir Radiologi dan
laporan penggunaannya.
f) Melaksaksanakan kegiatan pencatatan dan pengolaan arsip
Radiologi.
g) Bertanggung jawab dalam menginput isi hasil Radiologi.
h) Bertanggung jawab dalam penyerahan hasil Radiologi.
i) Melaksanakan program PPI, Patient safety dan kinerja
keselamatan kerja di Radiologi.
2) Persyaratan Jabatan
a) Pendidikan & Pelatihan : Sertifikat seminar ilmiah
10
berkesinambungan
3. Pengaturan Jaga
Unit radiologi melaksanakan pelayanan rutin dan gawat darurat
terbuka 24 jam dari senin sampai dengan minggu yang terbagi dalam 3 shift
yaitu :
1. Pagi : Pukul 07.00 – 14.00 WIB
2. Siang : Pukul 14.00 – 21.00 WIB
3. Malam : Pukul 21.00 – 07.00 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS
11
Radiologi yang aman, efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta
dimungkinkan petugas unit radiologi bekerja dengan nyaman dan tertib.
Letak Unit Radiologi harus sedemikian rupa sehingga mudah melayani
pasien rujukan rawat jalan, rawat inap maupun pasien dari luar Rumah sakit.
Unit radiologi mempunyai 2 (dua) alat x-ray yaitu, general stasioner untuk
semua jenis pemeriksaan rutin baik dengan atau tanpa media kontras, dan alat
mobile untuk pemeriksaan pasien yang memerlukan pelayanan segera (gawat
darurat).
Unit Radiologi terdiri dari bangunan sebagai berikut :
12
C. Standar Fasilitas
1. Kamar Pemeriksaan :
a. Satu unit pesawat x-ray stationer Meditronik 500 mA.
b. Satu buah bucky standar cassette.
c. Dua unit AC.
d. Dua buah meja tempat accessories pemeriksaan Radiologi.
e. Kamar ganti pasien.
2. Kamar Operator
a. Satu unit control panel pesawat Meditronik X-ray 500 mA.
b. Satu buah pesawat telpon.
3. Kamar Gelap.
a. Satu tangki developer manual.
b. Satu buah bak rinsing.
c. Satu tangki fixer manual
d. Satu buah bak washing
e. Satu buah light- case
f. Satu buah lemari penyimpan film x-ray.
g. Hanger Film
h. Satu buah mesin pengering (Drying)
4. Ruang Komputer Radiologi dan Arsip Radiologi.
a. Satu unit computer Workstation
b. Satu Unit Digitizer CR AGFA 10-X
c. Satu unit Printer Drystar 5302
d. Satu buah Lemari Arsip
e. Satu buah kursi
5. Ruang Pembacaan Dokter Spesialis Radiologi.
a. Satu buah light-case
b. Satu buah meja tulis
c. Dua buah kursi
d. Satu buah bufet tempat dokumen-dokumen Radiologi.
e. Satu unit komputer dan printer.
13
6. Ruang Loket Pendaftaran
a. Satu buah meja counter pendaftaran.
b. Dua buah kursi.
c. Satu buah pesawat telpon.
7. Kamar Mandi Pasien
8. Ruang USG ( Ultrasonografi )
a. Satu unit pesawat USG GE
b. Satu buah tempat tidur dan bantal
c. Satu buah kursi
Peralatan :
a. 1 (satu) buah pesawat X-ray stationer dengan kapasitas 500 mA-120 kV,
tipe transformer,
b. 2 (dua) buah switch (minimal).
c. 1 (satu) buah USG Multipurpose dengan komponen : tranduser 3,5- 5 mH.
d. 1 (satu) buah pesawat mobile x-ray dengan kapasitas 100 mA.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Demi ketertiban serta lancarnya pelayanan bagi para pasien yang memerlukan
pemeriksaan Radiologi maka yang harus diperhatikan :
1. Unit Radiologi menerima konsultasi pemeriksaan radiologi dari dokter di dalam
14
Rumah Sakit sendiri maupun dari dokter luar Rumah Sakit.
2. Tempat pelayanan radiologi pada Rumah Sakit harus mempunyai loket
pendaftaran tersendiri. Hal ini dikarenakan yang dapat menentukan besarnya
tarif secara tepat hanyalah petugas di Unit Radiologi.
3. Pelayanan Radiologi yang diselenggarakan disesuaikan dengan kualifikasi
tenaga dan peralatan yang dimiliki yaitu :
a. Semua x-foto tanpa kontras/polos dan dengan kontras.
b. Selain pelayanan yang sifatnya rutin dan perjanjian juga melayani kasus
gawat darurat dan foto rontgen dari ruang perawatan/ruang rawat inap.
c. Bila diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik dapat transfer ke rumah
sakit yang mempunyai peralatan yang lebih canggih.
15
protective).
2. Menggunakan alat monitoring personil.
3. Berdiri sejauh mungkin dari sumber sinar (Source).
4. Berdiri dibelakang tabir pelindung (Shielding).
5. Bekerja sesingkat mungkin.
C. Sasaran Pelayanan
Pelayanan Radiologi di RS. diselenggarakan bagi :
1. Pelayanan rutin.
2. Pelayanan gawat darurat.
2. Pelayanan USG
Mendeteksi kelainan – kelainan :
a. Hepar
b. Vesica Fellea (Kandung Empedu / Gall Bladder)
c. Ginjal
16
d. Pancreas
e. Lien
f. Vesica Urinaria
g. Organ Genitalia Interna
h. Kelenjar Tiroid
i. Mammae.
3. Pelayanan pemeriksaan yang dilakukan di Rumah sakit Rujukan yaitu :
a. CT Scan dirujuk ke Rumah Medika
b. MRI dirujuk ke Rumah Sakit Mitra Keluarga
17
dokter yang meminta untuk diperlihatkan (belum ada hasil ekspertise
dokter).
5) Menghubungi dokter Spesialis Radiologi untuk membacakan hasil
foto rontgen.
18
3. Pengambilan hasil foto radiologi
Cara pelayanan pengambilan hasil rontgen yang berlaku di Unit Radiologi
adalah sebagai berikut :
a. Dokter Spesialis Radiologi
Memberikan hasil ekspertise foto rontgen yang diminta oleh dokter
pengirim.
b. Pasien
Datang ke unit radiologi untuk mengambil foto rontgen dan hasil
ekspertise foto rontgen.
c. Petugas Unit Radiologi
1) Mencatat tanggal foto rontgen, nama pasien, jenis foto rontgen,
nomor klinik pasien dan juga minta tanda terima atau tanda tangan
serta nama terang pengambil foto rontgen.
2) Pasien dimohon untuk kontrol dengan membawa foto rontgen dan
hasil ekspertise dokter.
BAB V
LOGISTIK
19
1. Pengadaan Bahan dan Alat Non Medis
Contoh bahan dan alat non medis adalah barang alat tulis kantor, cetakan,
barang keperluan rumah tangga, barang elektronik dan sebagainya.
2. Pengadaan Bahan dan Alat Medis, termasuk Obat dan Alat Kesehatan contoh
bahan dan alat medis adalah media kontras, spuit, film x-ray, cairan chemical x-
ray dan sebagainya.
3. Pengadaan Obat dan Alat Kesehatan
Pengadaan obat dan alat kesehatan yang diperlukan di Unit Radiologi :
a. Radiografer
1) Mendata obat dan alat kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan
radiologi dengan media kontras.
2) Mendata obat-obat emergency (Basic Live Support).
b. Penanggung Jawab Radiologi
1) Membuat Permintaan ke Unit Farmasi sesuai kebutuhan radiologi.
2) Mencatat dalam form permintaan obat dan alat kesehatan unit radiologi.
4. Persediaan Obat dan Alkes di Unit Radiologi
20
Folley cat no.8 pc 5
Folley cat no.10 pc 5
2 Alkes
Spuit 50 cc pc 3
Spuit 10 cc pc 5
Spuit 5 cc pc 2
Spuit 3 cc pc 5
Spuit 1 cc pc 3
Ltr
Alkohol 1
Betadin Ltr 1
NaCl Vial 1
Kassa Glg 1
Micropore Roll 1
Gloves S Dus 1
Gloves M Dus 1
Btl
Jelly USG 5
Needle 19 pc 3
Wing Needle 21 pc 3
Buku Oktavo Bh 3
Buku Ekspedisi Bh 2
Odner Bh 3
21
Box File Bh 2
Spidol Permanen Bh 2
Pulpen Bh 1
Pinsil Bh 1
Spidol kecil Bh 1
Stabilo Bh 1
4 ATK / Cetakan
Amplop Film Kecil Lbr 500
22
Map USG Pc 200
Buku resep Pc 1
Buku PO Pc 1
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Keselamatan Radiasi
1. Asas Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi
Keselamatan dan kesehatan terhadap radiasi pengion yang selanjutnya
disebut keselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap
23
manusia (dalam hal ini adalah pekerja radiasi, pasien dan keluarganya) dan
lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran memuat konsepsi asas proteksi radiasi yang terdiri atas
asas Justifikasi, Limitasi dan Optimisasi.
a. Asas justifikasi, bahwa setiap kegiatan yang memanfaatkan radioaktif
atau sumber radiasi lainnya hanya boleh dilakukan apabila
menghasilkan keuntungan yang lebih besar kepada seseorang yang
terkena penyinaran radiasi atau bagi masyarakat, dibandingkan dengan
kerugian radiasi yang mungkin diakibatkannya, dengan memperhatikan
factor social factor ekonomi, dan factor lainnya yang sesuai. Dalam
melakukan pengkajian perlu diperhitungkan pula estimasi kerugian
yang berasal dari penyinaran potensial, yaitu terjadinya penyinaran yang
tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
b. Asas limitasi, bahwa penerimaan dosis oleh seseorang tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang ditetapkan oleh Badan
Pengawas. Yang dimaksud Nilai Batas Dosis disini adalah dosis radiasi
yang diterima dari penyinaran eksterna dan interna selama 1 (satu)
tahun dan tidak tergantung pada laju dosis. Penetapan Nilai Batas Dosis
ini tidak memperhitungkan penerimaan dosis untuk tujuan medik dan
yang berasal dari radiasi alam.
c. Asas optimisasi, bahwa proteksi dan keselamatan terhadap penyinaran
yang berasal dari sumber radiasi yang dimanfaatkan, harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga besarnya dosis yang diterima seseorang dan
jumlah orang yang tersinari sekecil mungkin dengan memperhatikan
faktor sosial dan ekonomi. Pada dosis perorangan yang berasal dari
sumber radiasi harus diberlakukan pembatasan dosis yang besarnya
dibawah Nilai Batas Dosis.
Jadi, asas proteksi radiasi berfokus pada keselamatan pasien yang
melakukan pemeriksaan di Unit Radiologi.
24
2. Prosedur Proteksi Radiasi dan Keselamatan Radiasi untuk Pasien
a. Menggunakan kolimasi pembatas sinar utama sesuai luas daerah yang di
periksa.
b. Memperhatikan jumlah panduan paparan medis.
c. Melakukan sesuai SPO (Standar Prosedur Operasional) di Unit
Radiologi.
d. Bilamana mungkin berikan pelindung pada organ yang peka terhadap
radiasi seperti gonad, payudara dan tiroid.
B. Keselamatan Pasien
1. Prosedur Identifikasi Pasien
a. Pada hari kerja formulir pengantar radiologi diterima melalui petugas
administrasi kemudian diteruskan ke unit radiologi. Pada hari libur
atau diluar jam kerja formulir pengantar radiologi langsung melalui unit
radiologi.
b. Untuk pasien yang berasal dari rawat jalan, petugas yang menerima
memastikan kolom identitas pasien pada surat pengantar sudah terisi
lengkap yaitu nomor rekam medis, tanggal, nama pasien, usia/tanggal
lahir, jenis kelamin, dokter pengirim, begitu juga keterangan klinis
pasien dan ceklist pemeriksaan. Apabila ada kolom yang belum terisi,
petugas yang menerima harus melakukan konfirmasi ke unit yang
merujuk.
c. Untuk pasien yang berasal dari rawat inap, semua kolom seperti pada
pasien rawat jalan harus terisi semua, ditambah dengan keterangan
ruangan tempat pasien dirawat.
25
d. Identifikasi pasien rawat jalan untuk pemeriksaan khusus atau terjadwal
harus disertai nomor telpon, untuk memudahkan konfirmasi jadwal.
e. Setelah formulir lengkap pasien akan dipanggil masuk ke ruang
radiologi, untuk dapat dilakukan pemeriksaan. Setelah pasien berada di
dalam ruang pemeriksaan, petugas radiologi mengkonfirmasi identitas
pasien kembali, dengan cara mencocokkan identitas yang tertera di surat
pengantar, dan mendapatkan konfirmasi sesuai dari pasien atau
keluarga.
26
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Latar Belakang
Pemanfaatan sumber radiasi harus berdasarkan azaz manfaat (justifikasi)
dimana resiko yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan dengan manfaat
yang diterima. Begitu juga dengan penyinaran diupayakan serendah mungkin
dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi, serta tidak melampaui
27
nilai batas dosis yang ditentukan. Oleh karena itu setiap penggunaan sumber
radiasi harus dipantau untuk mengurangi dampak negatif terhadap petugas
radiasi, pekerja lain dan masyarakat.
B. Tujuan
Menjamin keselamatan, keamanan, ketentraman dan kesehatan pasien,
para pekerja dan masyarakat.
C. Ruang Lingkup
1. Pengusaha Unit
2. PPR bidang kesehatan
3. Pekerja radiasi
4. Operator
5. Dokter Spesialis Radiologi
6. Dokter Spesialis lain yang terkait
7. Tenaga kesehatan/ keperawatan
D. Definisi
Keselamatan radiasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk
menciptakan kondisi yang sedemikian agar efek radiasi pengion terhadap
manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan.
Proteksi radiasi adalah semua tindakan untuk mengurangi pengaruh radiasi
terhadap manusia akibat pemanfaatan teknologi.
E. Struktur Organisasi
Pengusaha Unit
28
Pekerja Radiasi
29
mungkin dan tidak akan pernah mencapai batas tertinggi.
c. Mencegah dilakukannya perubahan terhadap segala sesuatu sehingga
dapat menimbulkan kecelakaan radiasi.
d. Mencegah kehadiran orang yang tidak berkepentingan ke daerah
pengendalian.
e. Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan Proteksi
Radiasi.
f. Menyarankan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja radiasi apabila
diperlukan dan melaksanakan pemonitoran radiasi dan tindakan proteksi
radiasi.
g. Memberikan penjelasan serta penyediaan perlengkapan Proteksi Radiasi
yang memadai kepada pengunjung atau tamu apabila diperlukan.
3. Pekerja Radiasi
Seorang pekerja radiasi ikut bertanggung jawab terhadap keselamatan
radiasi di daerah kerjanya, dengan demikian ia mempunyai kewajiban
sebagai berikut :
a. Mengetahui, memahami dan melaksanakan semua ketentuan
keselamatan kerja radiasi.
b. Memanfaatkan sebaik-baiknya semua peralatan keselamatan radiasi
yang tersedia, bertindak hati-hati serta bekerja dengan aman untuk
melindungi baik dirinya maupun pekerja lain.
c. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan bagaimanapun kecilnya kepada
PPR (Petugas Proteksi Radiasi).
d. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan, yang diduga
akibat penyinaran lebih.
G. Pelatihan
1. Pelatihan PPR (Petugas Proteksi Radiasi).
2. Pelatihan prosedur penggunaan alat yang benar.
3. Penjelasan tentang bahaya radiasi dan efeknya.
30
4. Penjelasan tentang arti tanda peringatan radiasi.
H. Deskripsi Fasilitas
Segala perlengkapan yang dimiliki oleh pesawat sinar X yang didesain,
dibangun dan digunakan dengan memenuhi persyaratan proteksi radiasi juga
memperhitungkan beban kerja maksimum, faktor guna penahan radiasi dan
faktor penempatan daerah sekitar. Fasilitas yang dimiliki :
1. Ruangan pesawat sinar X
2. Ruangan USG
3. Ruangan operator dengan kaca Pb (timah hitam)
4. Kamar gelap (tempat memproses film X-ray)
5. Ruang ganti pakaian pasien
6. Tanda radiasi berupa lampu merah
7. Peralatan basic life support, emergency kit
8. Ruang tunggu pasien.
31
7. Parameter seperti tegangan, arus, posisi titik fokus, dinyatakan secara jelas
dan akurat.
32
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran memuat konsepsi asas proteksi radiasi yang terdiri atas asas
justifikasi, limitasi dan optimisasi.
Asas justifikasi, bahwa setiap kegiatan yang memanfaatkan radioaktif
atau sumber radiasi lainnya hanya boleh dilakukan apabila menghasilkan
keuntungan yang lebih besar kepada seseorang yang terkena penyinaran
radiasi atau bagi masyarakat, dibandingkan dengan kerugian radiasi yang
mungkin diakibatkannya, dengan memperhatikan faktor sosial, faktor
ekonomi, dan faktor lainnya yang sesuai. Dalam melakukan pengkajian perlu
diperhitungkan pula estimasi kerugian yang berasal dari penyinaran potensial,
yaitu terjadinya penyinaran yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
Asas limitasi, bahwa penerimaan dosis oleh seseorang tidak boleh
melampaui Nilai Batas Dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas. Yang
dimaksud Nilai Batas Dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas. Yang
dimaksud Nilai Batas Dosis disini adalah dosis radiasi yang diterima dari
penyinaran eksterna dan interna selama 1 (satu) tahun dan tidak tergantung
pada laju dosis. Penetapan Nilai Batas Dosis ini tidak memperhitungkan
penerimaan dosis untuk tujuan medik dan yang berasal dari radiasi alam.
Asas optimisasi, bahwa proteksi dan keselamatan terhadap penyinaran
yang berasal dari sumber radiasi yang dimanfaatkan, harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga besarnya dosis yang diterima seseorang dan jumlah
orang yang tersinari sekecil mungkin dengan memperhatikan faktor sosial dan
ekonomi. Pada dosis perorangan yang berasal dari sumber radiasi harus
diberlakukan pembatasan dosis yang besarnya dibawah Nilai Batas Dosis.
Jadi asas proteksi radiasi berfokus pada keselamatan pasien yang
melakukan pemeriksaan di Unit Radiologi.
33
3. Uji kalibrasi pesawat sinar X, uji fungsi dan perawatan peralatan serta
program jaminan kualitas.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
34
Evaluasi mutu pelayanan dapat dilakukan secara intern dibagian radiologi
maupun secara ekstern bersama disiplin ilmu lainnya.
2. Evaluasi Cakupan Pelayanan
Evaluasi cakupan pelayanan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
rujukan yang diterima oleh bagian radiologi dan jumlah serta jenis
pemeriksaan yang dibutuhkan.
3. Evaluasi efektivitas dan efisiensi pelayanan
Evaluasi ini dilakukan dalam upaya mencapai pelayanan radiologi yang
makin maju.
Semua hasil dari evaluasi yang dilakukan dapat dijadikan dasar bagi
perencanaan dan pengembangan di bagian radiologi, baik rencana jangka
pendek maupun jangka panjang.
BAB IX
PENUTUP
35
kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh karenanya senantiasa
untuk dilengkapi sesuai kebutuhan tuntutan pelayanan.
Akhirnya semoga pedoman pelayanan unit radiologi ini dapat dipergunakan
oleh seluruh unit radiologi dan bermanfaat bagi peningkatan mutu pelayanan di
bidang radiologi.
36